You are on page 1of 7

BAB III

Spesifikasi Teknis
KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG PENANGANAN IKAN SEGAR
Pasal 1
PENJELASAN UMUM

1. Tata cara penyelenggaraan Bangunan-bangunan ini diatur dalam BAB sebelumnya sedangkan
bentuk bangunan yang dimaksud harus dilaksanakan sesuai dengan gambar yang telah ditetapkan
dengan Syarat – syarat Teknis sebagaimana tercantum dalam pasal – pasal dibawah ini:
2. Paket Pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemborong ialah :
a. Pembangunan Gedung Penanganan Ikan Segar
3. Pelaksanaan berdasarkan gambar kerja, syarat – syarat dan uraian dalam RKS ini, gambar
tambahan serta perubahan – perubahan dalam berita Acara Aanwijzing, Petunjuk serta perintah
Pengguna Anggaran pada waktu atau sebelum berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal ini adalah
pekerjaan – pekerjaan tambah/kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun demikian semuanya
harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pengguna Anggaran.
4. Perbedaan Ukuran
Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara :
 Gambar rencana dan detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skalanya lebih
Besar (Gambar detail).
 Gambar dengan bestek, yang berlaku adalah bestek atau petunjuk/ penjelasan dari Kuasa
Pengguna Anggaran.
 Bilamana dalam bestek (RAB) disebutkan, sedang dalam gambar tidak dilukiskan, maka yang
mengikat adalah bestek. Meskipun demikian, hal – hal tersebut diatas harus diberitahukan
kepada Kuasa Pengguna Anggaran untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada Pemborong dalam keadaan seperti pada waktu penjelasan di
lapangan.
2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh pelaksanaan
pembangunan ini menjadi tanggung jawab Pemborong, untuk itu diharapkan Pemborong minta ijin
kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi jalan menuju lokasi.
3. Kontraktor diwajibkan membuat Direksi Keet yang dilengkapi dengan :
 Satu buah meja tulis dengan ukuran sedang
 Satu buah meja kerja
 Satu buah buku direksi
 Satu buah buku tamu
 Satu buah buku harian
 Menyediakan Kotak PPPK lengkap
4. Pembersihan dan pemerataan/keprasan tanah pada daerah yang direncanakan pekekerjaan
keprasan/urugan, pembabatan semak, penutupan lubang, penimbunan humus dan tanah yang
mengandung bahan – bahan organik.
5. Papan nama Kegiatan.
Kontraktor diharuskan untuk membuat papan nama kegiatan dengan redaksi sesuai dengan
normalisasi dari Kegiatan.
6. Sebelum dimulai dan selama berlangsungnya pekerjaan pemborong wajib memasang tanda
perhatian/ pengaman lalu lintas :
a. Membuat tanda perhatian/ pengaman lalu lintas dan rambu – rambu.
b. Perletakan alat – alat dan bahan bangunan harus diusahakan sedapat mungkin tidak
mengganggu lalu lintas
c. Setiap terjadi kecelakaan yang ditimbulkan oleh kelalaian pemborong karena pengamanan
tersebut diatas menjadi tanggung jawab pemborong.
7. Selama berlangsungnya pekerjaan Pemborong harus dapat menjaga lingkungan tidak mengganggu
oleh jalannya pekerjaan.
8. Sebelum melaksanakan pekerjaan pemborong harus berkonsultasi dengan konsultan pengawas/
direksi dan Kuasa Pengguna Anggaran (PPKom).

Kegiatan : Penyediaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pengolahan,


Peningkatan Mutu, dan Pemasaran Hasil Perikanan 1
Pasal 3
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG PENANGANAN IKAN SEGAR
( Gambaran Umum )

1. Pekerjaan awal dari pembangunan ini adalah pengukuran dengan membuat bouwplank –
bouwplank sesuai dengan pengukuran bersama dilapangan, dilanjutkan pemborong melaksanakan
galian tanah untuk pondasi sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk dari Pengawas / Direksi.
2. Setelah pekerjaan pondasi selesai lokasi diurug kembali dengan tanah dilaksanakan secara lapis
demi lapis dan dipadatkan setiap ketebalan 20 cm.
3. Pekerjaan pondasi ruang pertemuan menggunakan footplat setempat dengan ukuran sesuai dengan
gambar kerja.
4. Semua beton menggunakan K 225, dan sebaiknya menggunakan beton ready mix.
Spesifikasi bangunan secara garis besar adalah :
a. Pondasi : Beton Footplat (dengan Trucuk Bambu) dan Pondasi Batu Belah
menerus.
b. Beton Bertulang : Footplat, Sloof Struktur, Kolom Struktur, Balok Struktur,
Ringbalk, Plat Lantai, dan Kolom Praktis.
c. Dinding : Pasangan Batu Bata ½ Batu
d. Kusen pintu dan Bouvenlist: Rangka Kayu
e. Daun Pintu : Panil Kayu
f. Daun Bouvenlist : Panil Kayu
g. Lantai : Keramik Anti Selip 30 x 30 cm
h. Rangka atap (Kuda-kuda) : Balok Beton 15/35
i. Pengikat Kuda-Kuda / Nok : Balok Beton 15/25
j. Gording : Kayu Punak 6/12
k. Konsol Beton : Balok 15/20
l. Penutup Atap : Asbes Gelombang Kecil dengan Bubungan Genteng
m. Listplank dan Reuter : Kayu Punak 2 x 20 cm
n. Dan lain sebagainya

Pasal 5
TITIK DUGA

1. Titik duga  0,00 m permukaan lantai bangunan akan ditentukan kemudian di lapangan.
2. Ukuran satuan yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm
3. Dibawah pengawasan Direksi dan Konsultan Pengawas, Pemborong diwajibkan membuat titik duga
diatas tanah bangunan dengan tiang kayu ukuran 10 x 10 cm setinggi peil lantai bangunan
didekatnya yang akan dipakai sebagai 0.00 pada lantai bangunan. Titik duga harus dijaga
kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar
sebelum mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
4. Memasang papan bangunan (bouwplank/papan piket) :
a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Konsultan Pengawas. Untuk papan-
papan piket menggunakan kayu kalimantan.
b. Semua papan piket (bouwplank) harus dipasang kuat dengan patok kayu 5/7 cm atau dolken
dan tidak mudah berubah kedudukannya.
c. Penetapan ukuran–ukuran dan sudut siku–siku harus diperhatikan ketelitiannya dan menjadi
tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

Pasal 6
AIR KERJA

Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan dan air bersih, baik
dengan sumur pompa atau cara-cara lain yang memenuhi syarat.

Pasal 7
PEKERJAAN TANAH

Kegiatan : Penyediaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pengolahan,


Peningkatan Mutu, dan Pemasaran Hasil Perikanan 2
1. Pekerjaan Galian
a. Pekerjaan galian untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah papan patok
(bouwplank) dengan penandaan sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan
Konsultan Pengawas.
b. Dalamnya galian harus sesuai dengan gambar kerja. Untuk hal tersebut diadakan pemeriksaan
setempat oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja dan dibersihkan
dari segala kotoran. Bila Pemborong melakukan penggalian melebihi apa yang ditetapkan,
maka harus menutupi kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disiram
dengan air tiap kelebihan 15 cm lapis demi lapis sampai mencapai lapis yang ditentukan.
d. Jika lubang – lubang terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air hujan, maka
sebelum pemasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa keluar sehingga dasar lubang
dalam keadaan kering.
e. Semua tanah dari pekerjaan galian harus disingkirkan dari tempat pekerjaan, dan dilaksanakan
sebelum pekerjaan pondasi dimulai, antara bouwplank dan galian harus bebas dari timbunan
tanah.
2. Pekerjaan Urugan
a. Pekerjaan untuk urugan mencapai titik peil yang dikehendaki digunakan tanah urug. Sedangkan
urugan bawah pondasi digunakan urugan pasir urug dan urugan bawah lantai menggunakan
tanah urug pada peil yang dikehendaki dan pasir urug setebal 10 cm.
b. Urugan kembali lubang pondasi dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan pondasi.
c. Setiap tanah urug harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan atau segala macam
kotoran.Tanah urug harus sejenis tanah butir (Tanah ladang) atau berpasir dan tidak terlalu
basah, tidak mengandung bahan organik dan brangkal.
d. Tanah urug harus dipadatkan dengan mesin pemadat (stamper) dan tidak dibenarkan hanya
menggunakan timbris kecuali pada bagian – bagian tertentu.
e. Sedangkan urugan pasir bawah pondasi tebalnya 10 cm .

Pasal 8
PEKERJAAN PONDASI

1. Galian tanah pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as pondasi maka
pada pekerjaan tersebut harus ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui Direksi dan
Konsultan Pengawas.
2. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan untuk mengetahui terhadap betulnya penempatan,
kedalaman, besarnya galian dan kondisi dasar galian
Sebelum pemasangan pondasi dilaksanakan, maka harus mendapatkan persetujuan/ijin secara
tertulis dari Direksi.
3. Sebelum pekerjaan pasir urug dan lantai kerja pada pondasi footplat, harus dipasang trucuk
bamboo sedalam 2m, dengan jumlah dan diameter bambu, seperti pada gambar kerja. Sedangkan
pada pondasi menerus dan pondasi umpak, sebelum pemasangan pondasi batu belah, hendaknya
di beri pasir urug setebal 10 cm dan di atasnya dipasang lapisan aanstamping setebal 20 cm.
4. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke sloof dan sparing
pipa plumbing yang menembus pondasi.

Pasal 9
PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN

1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :


a. Pasangan dinding bata ½ batu.
b. Plesteran dinding bata
c. Plesteran permukaan beton yang kelihatan
2. Bahan yang dipakai adalah :
a. Bata merah yang bermutu baik, pembakarannya sempurna, bebas dari cacat dan retak,
produksi lokal dan memenuhi persyaratan dan bahan-bahan PBI 1970.
b. Pasir pasang harus bersih (bebas dari lumpur), gradasi agak kasar dan tidak mengandung
kotoran bahan organik.
Pasir pasang menggunakan pasir lokal warna hitam dan agak kasar (diambil dari dalam sungai)

Kegiatan : Penyediaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pengolahan,


Peningkatan Mutu, dan Pemasaran Hasil Perikanan 3
c. Semen yang dipakai harus memenuhi standart N.1. 8 Type 1 menurut ASTM dan memenuhi
S400 Portland Cement atau setara dengan semen Tiga Roda.
3. Adukan/Campuran
Adukan trastram 1 PC : 4 Pasir dilaksanakan untuk :
a. Semua pasangan bata setinggi 30 cm dari sloof diatas lantai semua dinding yang berhubungan
dengan air, misal KM/WC, setinggi 150 cm atau sesuai petunjuk Direksi.
b. Plesteran dinding yang masuk didalam tanah, plesteran permukaan beton, plesteran pada
tempat-tempat yang basah misalnya KM/WC.
c. Ketebalan plesteran tidak boleh kurang dari 1,5 cm dan tidak boleh lebih dari 2 cm.
4. Pelaksanaan pekerjaan.
a. Pekerjaan dinding batu bata harus terkontrol waterpass baik arah vertical maupun horizontal.
Setiap pemasangan 8 baris bata sebaiknya dipasang angkur besi kolom. Pelaksanaan
pasangan dinding bata tidak boleh melebihi dari 1m setiap harinya.
b. Batu bata yang akan dipasang harus direndam air dulu apabila batu bata yang didatangkan
dalam keadaan kering, dan batu bata yang patah kurang dari ½ harap jangan dipasang.
c. Sebelum dinding diplester harus dikamprot terlebih dahulu dengan campuran 1 Pc : 4Ps agar
ikatannya baik. Kelembaban plesteran stabil dan kemudian harus diperhalus dengan acian.
d. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak-retak harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

Pasal 10
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG

1. Bahan dan material


a. Koral beton dan pasir beton (dari Muntilan) harus bersih bebas dari lumpur dan bebas dari
kotoran bahan organik yang bisa merusak beton. Koral beton yang digunakan mempunyai
gradasi 2/3 cm dan dapat memenuhi syarat PBI 71 NI-2.
b. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mengandung bahan kimia/asam alkali.
c. Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas minyak, kotoran cat, berkarat dan lain-lain
yang dapat merusak beton. Semua tulangan menggunakan tulangan baja U 24 PBI 1971
diameter sesuai dengan gambar.
2. Bekisting dan perancah
a. Bahan bekisting menggunakan kayu sengon yang cukup umur kering dan keras dengan
ketebalan 2 cm, untuk penggunaannya dengan persetujuan Direksi.
b. Pasang bekisting harus kuat, rapi dan kaku untuk menahan getaran dan kejutan gaya yang
diterima tanpa mengubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian pemasang bekisting harus
diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar memberikan bidang yang datar dan rata.
c. Celah-celah antar papanharus rapat agar pada waktu mengecor air tidak merembes keluar.
Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran dan dibasahi dengan air.
d. Perancah yang digunakan dalam pengecoran, menggunakan kayu dolken dengan diameter 10-
15 cm, dilengkapi dengan skur.
e. Perancah yang dipasang sebelum diadakan pengecoran harus dicek kekuatan dan kerapihan
dari Direksi.
3. Penulangan
Penyetelan dan pemasangan besi tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat sehingga tidak
dapat berubah dan bergeser pada waktu adukan digetarkan. Penyetelan besi tulangan harus
diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap ukuran yang ditentukan. Hubungan sloof
dengan foot plat, kolom dengan dinding supaya dipasang besi angkur (stek) setiap jarak 75 cm.
a. Untuk pembesian pada pondasi footplat, adalah Ø12-150 mm (atas bawah arah
melintang), dan Ø12-150 mm (atas bawah arah memanjang), dengan dimensi penampang beton
1.00 x 1.00 m tebal 30 cm, sesuai dengan gambar bestek.
b. Sloof dengan dimensi beton 15/25 cm dengan pembesian 2Ø12 (tulangan atas), 2Ø12
(tulangan tengah), 2Ø12 (tulangan bawah), dan tulangan geser (beugel) adalah Ø8-150 mm,
disesuaikan dengan gambar bestek.
c. Dimensi penampang kolom adalah 20/35 cm dengan pembesian 10Ø12 (tulangan
utama) yang terpasang pada setiap sisi penampang beton, dan tulangan geser (beugel) adalah
Ø8-150 mm, disesuaikan dengan gambar bestek.
d. Untuk kolom praktis, dimensi penampang beton 15/15 cm. Adapun besi yang dipasang
4Ø10 (tulangan utama), dan tulangan geser (beugel) adalah Ø6-150 mm, disesuaikan dengan
gambar bestek.
Kegiatan : Penyediaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pengolahan,
Peningkatan Mutu, dan Pemasaran Hasil Perikanan 4
e. Dimensi balok pada elevasi +2.80 adalah 15/25 cm. Pada posisi tumpuan,
pembesiannya 4Ø12 (tulangan atas), 2Ø12 (tulangan bawah), dan tulangan geser (beugel)
adalah Ø8-125 mm. Pada posisi lapangan, pembesiannya 2Ø12 (tulangan atas), 4Ø12 (tulangan
bawah), dan tulangan geser (beugel) adalah Ø8-175 mm. Semua pembesian dan
pemasangannya disesuaikan dengan gambar bestek.
f. Untuk pembesian pada plat beton tebal 10 cm, adalah Ø10-125 mm (arah melintang),
dan Ø10-150 mm (arah memanjang), disesuaikan dengan gambar bestek.
g. Dimensi ringbalk 15/25 cm dengan pembesian 2Ø12 (tulangan atas), 2Ø12 (tulangan
tengah), 2Ø12 (tulangan bawah), dan tulangan geser (beugel) adalah Ø8-150 mm, disesuaikan
dengan gambar bestek.
4. Adukan
a. Adukan beton bertulang menggunakan mutu beton K-225 atau setara campuran 1 pc : 2 ps : 3
split dilaksanakan pada Kolom Struktur, balok struktur, plat lantai, sloof struktur, kolom praktis,
dan ringbalk. Adapun untuk pengadukan agar beton mempunyai mutu yang sesuai, sebaiknya
dipakai beton Readymix.
b. Adukan beton tak bertulang/beton tumbuk menggunakan campuran 1 pc: 3ps: 5 split
dilaksanakan pada lantai kerja bawah keramik, rabat beton.
5. Pengecoran
a. Sebelum pengecoran dimulai, bekisting dan perancah harus dicek terhadap kerusakan,
kerapihan, kekuatan dan kebersihannya.
b. Pada dinding bekisting diberi beton tahu setebal 2 cm.
c. Alat penggetar menggunakan viberator yang ujungnya bulat dengan diselingi pengecoran
secara perlahan-lahan.
d. Beton sebaiknya menggunakan beton ready mix. Sisa adukan yang sudah mengeras tidak
boleh dipakai.
e. Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah beton mengalami periode pengerasan
sesuai dengan PBI 1971/seijin Direksi.
f. Curring beton harus dilakukan dengan cara menyiram atau menutup dengan karung–karung
basah untuk menjaga proses pengeringan secara mendadak.

Pasal 11
PEKERJAAN LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan
Lantai keramik 30 x 30 cm dipasang pada setiap ruang.
2. Bahan/Material.
Untuk lantai keramik ukuran 30 x 30 cm sekualitas merk Asia Tile, tidak retak, rata, siku dan
mempunyai daya lekat aduk standart.
3. Adukan
a. Adukan untuk pasang keramik menggunakan campuran 1 pc : : 5 Ps, dipasang diatas lantai
kerja yang sudah stabil dengan ketebalan adukan 3 cm.
b. Adukan untuk rabat beton menggunakan campuran 1 pc:3ps:5 split
4. Cara Pelaksanaan
a. Pemasangan keramik diatas urugan pasir setebal 10 cm dan lantai kerja setebal 5 cm.
b. Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam air.
c. Pemasangan keramik yang permukaannya tidak rata dan pengisian nat-natnya tidak rapi atau
retak harus segera diganti/dibongkar. Sedangkan pembongkaran dan penggantian keramik
lantai harus dipel dan dibersihkan.
d. Agar genangan air yang ada dapat cepat mengalir, maka pemasangan keramik harus
memperhatikan derajat kemiringan. Keramik lantai dipasang dengan sudut kemiringan 1°, dari
bagian tengah bangunan ke arah samping kanan dan kiri.

Pasal 12
PEKERJAAN KAYU
Pekerjaan Kayu terdapat pada : Pekerjaan kusen dan daun pintu dan bouvenlist.

Pasal 13
PEKERJAAN RANGKA ATAP

Kegiatan : Penyediaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pengolahan,


Peningkatan Mutu, dan Pemasaran Hasil Perikanan 5
1. Bahan :
a. Bahan yang digunakan untuk konstruksi kuda-kuda adalah Balok Beton 15/35 dengan mutu
beton setara K-225.
b. Gording menggunakan Kayu Punak 6/12.
c. Pengikat kuda-kuda / Nok menggunakan Balok Beton 15/25
2. Cara Pelaksanaannya
a. Kuda-kuda memakai konstruksi Balok Beton 15/35
b. Pemasangan kuda-kuda selain diberi angkur / tekukan besi yang masuk pada kolom, juga
diperkuat dengan Nok / balok beton 15/25 pada bagian atas kuda-kuda.
c. Gording yang dipakai adalah Kayu Punak 6/12, sambungan gording satu sama lain memakai
sambungan kayu dan penempatannya sebaiknya berada diatas kuda-kuda yang dikaitkan
dengan kuda-kuda agar tertanam kuat.
d. Sebelum pemasangan bahan penutup atap dimulai harus dilaporkan dulu kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan tertulis.

Pasal 15
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. Bahan
a. Penutup atap adalah Asbes gelombang kecil tebal 4 mm ukuran 240 x 105 cm, dengan
bubungan genteng, serta dipasang genteng hias pada bagian pojok jurai-jurai.
b. Asbes harus memenuhi persyaratan NI.19
c. Pemasangan asbes baru bisa dimulai setelah pemasangan rangka atap benar-benar sudah
selesai dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi
d. Pemasangan asbes harus benar-benar datar dan rapi
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pemasangan penutup atap harus lurus, rapi sehingga hasilnya baik, pula pemasangan seperti
petunjuk dari pabrik, serta pemasangan Gording terakhir harus dipasang miring.
b. Pemasangan bubungan harus lurus, rapi, sesuai ketentuan

Pasal 16
PEKERJAAN KACA

1. Semua kaca yang digunakan berkualitas baik tidak bergelombang, flat glass bening dan dapat
menahan angin 122 kg/m2
2. Kaca bening 5 mm dipasang pada daun bouvenlist.
3. Pemasangan kaca harus tepat masuk kedalam rangkanya, setiap pemasangan kaca harus diberi
list, dan difinis dengan rapi dan tidak menimbulkan bunyi bila tertiup angin.
4. Kaca dipasang sedemikian rupa sehingga kelihatan rapi, bersih dan kokoh Pemasangan kaca yang
retak atau ada goresan supaya dibongkar dan diganti baru atas biaya Pemborong.
5. Untuk pemasangan glassblock harus tepat masuk pada pasangan dinding bata, serta terpasang
dengan rapi. Adapun untuk jumlah dan penempatan posisi glassblock, disesuaikan dengan gambar
bestek.

Pasal 17
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Pekerjaan pengecatan kayu


a. Pekerjaan cat kayu yang harus dilaksanakan adalah pada Kusen dan daun pintu maupun
bouvenlist, konsol kayu dan listplank.
. Pengecatan tembok dan beton
a. Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang kelihatan, permukaan beton yang tidak
dilindungi oleh bahan lain, seperti kolom struktur, balok struktur dan ringbalk.
b. Cat yang digunakan adalah sekualitas DECOLITH. Bahan dan warna cat yang akan digunakan
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Semua dinding, dan beton yang akan dicat harus diplamir dari pabrik yang sama dengan cat
tembok, dihaluskan dengan amplas hingga licin dan rata. Pekerjaan cat-catan dilaksanakan
setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas (Direksi)
d. Pengecatan dilaksanakan minimal 3 (tiga) kali hingga rata

Kegiatan : Penyediaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pengolahan,


Peningkatan Mutu, dan Pemasaran Hasil Perikanan 6
Pasal 18
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih, halaman harus ditata rapi dan semua
yang tidak berguna harus ditata rapi dan semua yang tidak berguna harus disingkirkan dari lokasi
kegiatan.
2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan
bestek dan gambar menjadi tanggung jawab pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan
pekerjaan sebaik-baiknya.
3. Pemborong wajib menyerahkan bahan atap asbes kepada pemilik sebagai serep/cadangan. Asbes
tersebut harus diserahkan sebelum serah terima pekerjaan yang kedua kalinya.
4. Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan, memperbaiki segala cacat
yang ditimbulkan, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar yang
telah sempurna.
5. Semua yang belum tercantum dalam RKS akan ditentukan dalam rapat penjelasan (Aanwijzing)

Mengetahui Direncana
Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) CV. MITRA PRATAMA MULIA

Ir. YUSUF NURRIANTO ENDANG WIDYASTUTI, SE


NIP. 19621023 199703 1 001 Direktur

Kegiatan : Penyediaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pengolahan,


Peningkatan Mutu, dan Pemasaran Hasil Perikanan 7

You might also like