Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
setelah beberapa jam plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
Masa nifas merupakan masa yang dilalui oleh setiap wanita setelah
secara langsung maupun tidak langsung. Masa nifas ini berlangsung sejak
plasenta lahir sampai dengan 6 minggu setelah kelahiran atau 42 hari setelah
kelahiran. Kunjungan selama nifas sering dianggap tidak penting oleh tenaga
kesehatan karena sudah merasa baik dan selanjutnya berjalan dengan lancar.
Konsep early ambulation dalam masa post partum merupakan hal yang perlu
sementara target cakupan kunjungan ibu nifas pada tahun 2015 adalah 90%.
Berdasarkan data dari profil kesehatan tahun 2009 cakupan kunjungan masa
nifas di Jawa Tengah yaitu 2 73, 38%. Cakupan pelayanan nifas adalah
pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari
1
2
pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya tiga kali, pada enam jam pasca
persalinan sampai dengan hari ketiga, pada minggu kedua, dan pada minggu
keenam termasuk pemberian vitamin A dua kali serta persiapan dan atau
terkait bidang profesi, jelas bagi kita bahwa asuhan post partum, sebagaimana
aspek lain dalam layanan maternitas kurang dievaluasi dan diteliti, diberikan
dengan cara yang sering kali tidak tepat dan terbagi-bagi serta memiliki fokus
budaya terkait dengan periode post partum dan bukti untuk efek positif atau
negatif terhadap kesehatan mental ibu yang hasilnya berupa tema umum yang
Jawa Timur yang hasilnya berupa monitoring ibu nifas terbukti berhubungan
kejadian morbiditas ibu sehingga dengan monitoring ibu yang baik dapat
buang air kecil dan buang air besar dapat mencegah infeksi genitalia.
yang berjudul What do first time mother worry about? A study of usage
patterns and content of call made to a post partum support telephone hotline
untuk post partum tertinggi adalah pada empat minggu pertama dalam masa
B. Tujuan Umum
Post Partum Spontan: Ketuban Pecah Dini di Ruang Adas Manis RSUD
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat penelitian
1. Bagi pasien
masa nifas
5
spontan
4. Bagi penulis
BAB II
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian
2009)
yang artinya bayi dan porous yang artinya melahirkan atau berarti
(Marmi, 2012)
6
7
B. Etiologi
perdarahan karena tercampur dengan air ketuban dan serapan pakaian atau
kain alas tidur, sehingga penetuan untuk perdarahan dilakukan setelah bayi
lahir dan penentuan jumlah perdarahan dilihat dari perdarahan lebih dari
1. Atonomia
4. penyakit darah
C. Manifestasi klinis
90mmHg, nadi > 100x/menit, kadar Hb < 8g%) ini karena kehilangan
darah lebih dari normal dan dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah
1. Atonia Uteri Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan
darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstermitas dingin, gelisah,
segera setelah bayi lahir, kontraksi uterus baik, plasenta baik. gejala
3. Retensio plasenta
b. Inversio uterus
Gejala yang selalu ada: Uterus tidak teraba, lumen vagina terisi
Depresi akan terjadi pada ibu post partum yang baru pertama kali
depresi terjadi lebih dari atau dua hari pasien harus dirujuk ke bagian
prenatal, yakni :
10
ibu tercurah pada bayi. Fase ini berlangsung hanya dalam waktu 24 jam
Pada fase ini ibu akan memilih antara kebutuhan untuk asuhan yang
luas dari penerimaan orang lain. Dalam 6-8 minggu setelah melahirkan
Ibu mampu merawat bayinya sendiri dan perhatikan ibu pada bayinya
1. puerpurium dini.
2. puerperium intermedial
3. Remote puerperium.
1. Involusi uterin
2. Kontraksi uterin
4. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Pada awal pemulihan uterin post persalinan
5. Serviks
menjadi sedikit oedem, menipis dan flagi untuk beberapa hari setelah
lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat
dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
tetap dalam keadaan kendur tetapi setelah 3 minggu vulva dan vagina
7. Perineum
8. Ligamen-ligamen
ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang
10. Payudara
lemak bertambah.
( Marmi 2012)
c. pengeluaran lochea.
15
12. Penatalaksanaan
a. Pengkajian
tegalsari boyolali. pasien masuk pada hari 3 Februari 2019 jam 13:00
partum spontan.
2019 jam 08:00 WIB ,pasien mengatakan ketubanya sudah pecah tapi
HIV-AIDS.
17
darah (TD)103/666 mmHg, nadi (N) 78 kali per menit, suhu (S)
pasien saat sebelum sakit dan selama sakit pasien bernafas dengan
sehari dengan nasi, sayur dan lauk pauk habis 1 porsi. Selama sakit
pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk
TB: 153 cm, IMT: 25, 64 B (biokimia) hemoglobin 11,2 g/dl, leukosit
bebas tanpa bantuan orang lain, selama sakit pasien mengatakan tidak
sedang).
b. Analisa data
nyaman nyeri
c. Diagnosa Keperawatan
fisik
d. Rencana keperawatan
luka perineum dan pecah ketuban lama sebelum kelahiran tujuan dan
resiko infeksi teratasi dengan kriteria hasil tidak ada tanda- tanda
infeksi intervensi kaji tanda –tanda infeksi ganti pembalut 2 jam sekali
20
adanya infeksi atau tidak agar tidak terjadi infeksi mengetahui tanda-
tanda vital
sendi
e. Evaluasi
mengatakan sudah tidak banyak lagi darah yang keluar objektif: darah
3. Resiko infeksi
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh kuman yang
masuk ke dalam organ genital pada saat persalinan dan masa nifas. Infeksi
nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi setelah
Faktor resiko
1) Gangguan peristalsis
5) Malnutrisi
6) Obesitas
22
7) Merokok
Populasi beresiko
Kondisi terkait
1) Perubahan pH sekresi
2) Penyakit kronis
4) Penurunan hemoglobin
5) Imunosupresi
6) Prosedur invasif
7) Leukopenia
(Nanda , 2018 )
cairan yang keluar dari vagina pasien), pasang pengalas bagian bawah
bokong pasien, dekatkan kom berisi kapas lembab pada pasien, letakkan
23
mayora kiri dan kanan dengan menggunakan kapas lembab dari atas ke
bawah sampai bersih (satu kapas satu kali usapkan) buang kapas ke dalam
bengkok, dengan tangan kiri petugas (jari telunjuk dan ibu jari) buka labia
mayora pasien kemudian bersihkan labia minora kiri dan kanan dengan
dan pembalutnya, rapihkan pasien serta alat dan cuci tangan dan keringkan
‘
24
B. KERANGKA TEORI
FISIOLOGI
Post partum
perdarahan
Nyeri
Anemia akut
PSIKOLOGI
C. Kerangka Konsep
D. Resume Kasus
a. Pengkajian
alamat tegalsari boyolali. pasien masuk pada hari 3 Februari 2019 jam
2019 jam 08:00 WIB, pasien mengatakan ketubanya sudah pecah tapi
pasien mendapat terapi infus ringer laktat (RL) 20 tetes per menit
AIDS.
27
darah (TD)103/666 mmHg, nadi (N) 78 kali per menit, suhu (S)
pasien saat sebelum sakit dan selama sakit pasien bernafas dengan
sehari dengan nasi, sayur dan lauk pauk habis 1 porsi. Selama sakit
pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk
TB: 153 cm, IMT: 25,64 B (biokimia) hemoglobin 11,2 g/dl, leukosit
bebas tanpa bantuan orang lain, selama sakit pasien mengatakan tidak
(resiko sedang).
b. Diagnosa Keperawatan
fisik
c. Rencana keperawatan
berhubungan dengan agen injury fisik, tujuan dan kriteria hasil Setelah
resiko infeksi teratasi dengan kriteria hasil tidak ada tanda- tanda
infeksi intervensi kaji tanda –tanda infeksi ganti pembalut 2 jam sekali
adanya infeksi atau tidak agar tidak terjadi infeksi mengetahui tanda-
aktivitas pasien,
d. Evaluasi
mengatakan sudah tidak banyak lagi darah yang keluar objektif: darah
BAB III
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam menyusun studi kasus ini
yang akan diteliti Post Partum Spontan dengan asuhan keperawatan yang
dimulai dari pengmpulan data dasar hingga evaluasi dan diakhiri dengan data
Plan)
Subjek studi kasus ini adalah Ny.J umur 23 tahun di Rumah Sakit
Fokus studi dalam studi kasus ini adalah pemenuhan kebutuhan vulva
hygine pada pasien psot partum dengan indikasi ketuban pecah dini
32
33
d. Definisi operasional
40 hari atau masa setelah beberapa jam plasenta lahir dan berakhir ketika
2009)
Manis Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali pada tanggal
f. Pengumpulan data
ini adalah
1) Wawancara
hamil.
2) Observasi
Surakarta.
g. Penyajian data
Penyajian Data yang digunakan dalam penulisan studi kasus ini adalah:
1) Data Primer
2) Data Sekunder
Dijelaskan dalam etika studi kasus ini yang harus ditaati oleh
1) Informed Consent
personal hygine
2) Anomity
3) Confidentiality