Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang menetap yang penyebabnya
mungkin tidak di ketahui (hipertensiesensial, idiopatik, atau primer). Maupun
yang berhubungan dengan penyakit yang lain (hipertensi sekunder). Tekanan
darah tadalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri ketika darah
tersebut melewatinya.(Dorland, 2009)
Berdasarkan the seventh report of the joint national committee on the
prevention detection, evalution, and treatment of high blood pressure (JNC7)
(2003), Tekanan darah dapat di bagi menjadi beberapa derajat, yaitu normal (di
bawah 120/80 mmHg), prahipertensi (Dari 120/80 mmHg sampai 139/89
mmHg), hipertensi tingkat 1 (Dari 140/90 mmHg sampai 159/99 mmHg), dan
hipertensi tingkat II (Melebihi 160/100 mmHg).
Menurut yugiantoro (2006), hipertensi dapat menimbulkan kerusakan
arteri di dalam tubuh sampai organ organ yang mendapatkan suplai darah darinya
seperti jantung, otak dan ginjal. Penyakit yang sering timbul akibat hipertensi
adalahj stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Hipertensi juga bisa mengakibatkan penyakit jantung koroner yang merupakan
pembunuh nomer satu di dunia. Oleh kartena itu, hipertensi ini berdampak
negatif pada organ organ tubuh bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Hipertensi biasanya di mulai diam diam umumnya setelah usia 30 tahun
atau 40 tahun. Dalam kasus kasus pencegahan, penyakit ini bisa di mulai lebih
awal, pada tahap awal tekananya mungkin naik secara berkala, misalnya pada
situasi stress biasanya. Atau tekananya mungkin hanya naik saat bekerja, tidak
pada istirahat atau berlibur. Pada kasus kasus seperti ini kita membicarakan
”hipertensi labil”. Atau jika angkanya terletak diatasa kesasaran normal, kita
menyebutnya ”hipertensi perbatasan” namun jika angkanya di atas normal secara
konsisten, penyakitnya telah berkembang ke tahap ”stabil” hipertensi kronis bisa
memiliki berbagai bentuk. Contoh nya sangat banyak, bahkan setiap rumah sakit
mengetahui orang orang muda dengan tekanan darah yang sangat tinggi, dari
200/120 sampai 250-140.( hans p. Wolf.2006)
2
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dari studi kasus ini adalah bagaimana asuhan keperawatan
pada pasien hipertensi di poliklinik?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tatalaksanan asuhan keperawatan kepada pasien hipertensi
di poliklinik
2. Tujuan Khusus
Untuk memberikan pengetahuan kepada perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan kepada pasien hipertensi di poliklinik.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi
kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah).
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya
tekanan darah.
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
adalah penderita hipertensi
Ciri perseorangan :
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
7
t. SGB
u. Obat – obatan
v. Kontrasepsi oral
w. Kortikosteroid
2. Faktor Resiko
a. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi
b. Pria usia 35 – 55 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopause
c. Kebanyakan mengkonsumsi garam/natrium
d. Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh
beberapa hal seperti merokok, kadar lipid dan kolesterol serum
meningkat, caffeine, DM, dsb
e. Factor emosional dan tingkat stress
f. Gaya hidup yang monoton
g. Sensitive terhadap angiotensin
h. Kegemukan
i. Pemakaian kontrasepsi oral, seperti esterogen.
D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
9
Pathway
11
F. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat (non farmakologis) Terapi tanpa obat digunakan
sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif
pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
b. Penurunan berat badan
c. Pembatasan alcohol
d. Menghentikan merokok
e. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan
dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona
latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
f. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh
yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
13
Diit Hipertensi
a. Perbedaan Diit Dengan Makanan Biasa
Konsumsi lemak dibatasi
Konsumsi Cholesterol dibatasi
Konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obesitas
b. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi
Sumber kalori (Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-
tepungan, gula.)
Sumber protein hewani (Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang
lebih 50 gram perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu
butir sehari, susu tanpa lemak.)
Sumber protein nabati (Kacang-kacangan kering seperti
tahu,tempe,oncom.)
Sumber lemak (Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
Sayuran (Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti
bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam, oyong,
wortel.)
Buah-buahann (Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh
dalam jumlah terbatas.)
Bumbu (Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang
putih, garam tidak lebih 15 gram perhari.)
Minuman (Thea encer, coklat encer, juice buah.)
18
Tanda :
- Kenaikan TD
- Hipotensi postural
- Frekuensi / irama takikardi, berbagai disritmia
- Mumur stenosis valvular
3. Integritas ego
Gejala :
- Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah
kronik.
- Faktor-faktor multiple
Tanda :
- Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan
yang meledak
- Gerak badan empati, otot muka tegang, gerakan fisik cepat,
peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini / yang lalu.
5. Makanan / cairan
Gejala :
- Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol
- Mual muntah
- Perubahan berat badan
- Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :BB naik atau obesitas
5. Neurosensori
Gejala :
- Keluhan pening / pusing
- Berdenyut, sakit kepala suboksipital
- Kelemahan pada satu sisi tubuh
20
- Episode epistaksis
Tanda :
- Status mental : perubahan keterjagaan, orientasi, memori
- Respon motorik : penurunan kekuatan gangguan tangan
6. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : Angin
- Nyeri hilang timbul pada tungkai
- Sakit kepala oksipital berat
- Nyeri abdomen / massa
7. Pernafasan
Gejala :
- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas / kerja
- Takipnea, ortopnea, dispnea noktural paroksimal
- Riwayat merokok
Tanda :
- Distres respirasi
- Bunyi nafas tambahan
- Sianosis
8. Kelemahan
Gejala :
- Gangguan koordinasi / cara berjalan
- Espisode parestesia unilateral transient
- Hipotensi pastural
J. Pemeriksaan Diagnostik
1. Haemoglobine / hematokrit : bukan diagnostik tetapi mengkaji
hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat
mengindetifikasi faktor-faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia
2. Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
3. Glukosa : hiperglikemia dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar
katekolamin
4. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan difungsi ginjal atau
adanya diabetes
5. Pemeriksaan Tiroid : hipertiroidimse dapat menimbulkan vasokontriksi
dan hipertensi
6. CT Scan : mengkaji cerebral, CSU, ensevalopati / feokromositoma
21
K. Komplikasi
Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi adalah pada
mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan
pengelihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan
yang sering ditemukan pada hipertensi berat disamping kelainan koroner dan
miokardio. Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh
pecahnya mikroorganisme yang dapat mengakibatkan kematian. Kelainan lain
yang dapat terjadi adalah proses tromboembali dan serangan iskemia otak
sementara (transisent ischeemic attack). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai
komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses akut pada hipertensi
maligna.
N. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan
1 Risiko tinggi Cardiac 1. Pantau TD. Ukur
1. Perbandingan dari
terhadap Pump pada kedua tangan tekanan memberikan
penurunan curah effectiveness untuk evaluasi gambaran yang lebih
jantung Circulation awal lengkap tentang
berhubungan Status keterlibatan masalah
dengan Vital Sign vaskular. Hipertensi
26
hipertrofi atrium
(peningkatan
volume/tekanan
5. Catat edema atrium).
umum Perkembangan S3
menunjukkan
hipertrofi ventrikel
6. Berikan dan kerusakan fungsi.
lingkungan tenang, Adanya krakles,
nyaman, kurangi dapat
aktivitas/keributan mengindikasikan
lingkungan. kongesti paru
7. Lakukan tindakan sekunder terhadap
yang nyaman terjadinya atau gagal
seperti pemijatan jantung kronik.
punggung dan
4. Adanya pucat,
leher, meninggikan dingin, kulit lembam
kepala di tempat dan masa pengisian
tidur. kapiler lambat
8. Anjurkan teknik mungkin berkaitan
relaksasi, panduan dengan vasokontriksi
imajinasi, aktivitas atau mencerminkan
pengalihan. dekompensasi/penuru
nan curah jantung
9. Pantau respon
5. Dapat
terhadap obat mengindikasikan
untuk mengontrol gagal jantung,
tekanan darah kerusakan ginjal atau
vaskular.
6. Membantu untuk
menurunkan
28
rangsang simpatis,
meningkatkan
relaksasi
10. Berikan
pembatasan cairan
7. Mengurangi
dan diit natrium ketidaknyamanan dan
sesuai indikasi. dapat menurunkan
rangsang simpatis
8. Dapat menurunkan
rangsangan yang
menimbulkan stres,
membuat efek
tenang, sehingga
akan menurunkan
TD.
9. Respon terhadap
terapi obat
“stepped”( yang
terdiri atas diuretik,
inhibitor simpatis dan
vasodilator)
tergantung pada
individu dan efek
sinergis obat. Karena
efek samping
tersebut, maka
penting untuk
menggunakan obat
29
Bab II
Tinjauan Kasus
a. Pengkajian Asuhan keperawatan pada Tn s dengan diagnosa hipertensi
i. Identitas
a. Nama : Tn. S
b. Umur : 58 Th
c. No Rm : 007227
d. Tgl Lahir : 20-12-1958
e. Jenis kelamin : Laki-laki
f. Pendidikan : SLTP
g. Pekerjaan : Wiraswasta
h. Agama : Islam
i. Status : Menikah
j. Alamat : Indramayu
k. Diagnosa : Hipertensi
Pemeriksaan Umum
TD : 160 / 100 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 36,5 oC
Pernafasan : 20 x / menit
a. Kepala
Normocephalus, rambut tampak sedikit ubanan, dan kelihatan kotor,
tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan pada kepala dan tidak ada
benjolan.
b. Mata
Bentuk tampak simetris, konjungtiva tampak anemis, sclera tidak
ikterik, pupil isokor, penglihatan baik, tidak ada nyeri dan tidak ada
benjolan.
c. Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak
ada secret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup
baik.
d. Mulut dan Tenggorokan
Mulut tampak sedikit kotor, mukosa mulut tampak kering, tidak ada
peradangan, gigi tampak bersih, tampak careas gigi dan gigi masih
lengkap, tidak ada kesulitan saat menelan.
e. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada
peradangan, tidak nyeri tekan pada bagian belakng telinga
(mastoideus), tidak ada benjolan, pendengaran masih bagus
35
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada
bendungan vena jugularis, klien mengeluh leher bagian belakang,
terasa berat (kaku kuduk).
g. Dada
Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri
tekan.
h. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa.
i. Genetalia
Tidak terkaji
j. Ekstremitas
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4, kaki kanan dan kiri 4
k. Integument
Kebersihan cukup baik, warna kulit hitam, lembab, tidak ada gangguan
pada kulit.
L. Pemeriksaan penunjang
a. Ekg : Hasil , irama reguler,Q patologis
V1,V2,V3,Axis,LAD
b. Echo : Hasil echo menandakan bahwa ada penebalan otot
jantung tebal sehingga pasien tersebut menderita
hipertensi.
c. Lab : Terlampir
36
Ekg
Hasil , irama reguler,Q patologis V1,V2,V3,Axis,LAD
37
Echo
Hasil echo menandakan bahwa ada penebalan otot jantung tebal sehingga pasien
tersebut menderita hipertensi.
38
Hasil lab
Hematologi
Darah rutin
Kimia Darah
Faal Ginjal
Lemak
5. Terapi Obat
- Bisoprolol 1x2,5 mg
- Spironolactone 1x50 mg
- Fasorbid 2x5 mg
- Aspilet 1x80 mg
- Ramipril 1x5 mg
- Ranitidin 2x15 mg
- Furosemid 1x20 mg
- Clopidogrel 1x75 mg
- Simvastatin 1x20 mg
6. Analisa Data
DO :
- Klien tampak sering Nyeri kepala
memegangi
kepalanya
- TD : 160/100
- Nadi 80x/menit
- Suhu 36,5 C
- Pernafasan 20x/menit
-
-t
2 DS : Hipertensi Kurang
hipertensi
Kurang pengetahuan
- Klien tidak
mengetahui jenis
makanan penyebab
nya hipertensi
DO :
7. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman dan nyeri berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler selebral.
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi mengenai
penyakit hipertensi.
41
8. Intervensi Keperawatan
Suhu 36,5 C
Pernafasan 20x/menit
mengatasi hipertensi.
dengan informasi tentang hipertensi
2. Anjurkan klien untuk
kurang dengan kriteria hasil :
tidak mengkosumsi
informasi - Klien mengungkapkan
makanan dan
mengenai pengetahuan akan
42
hipertensi. meningkatkan
tekanan darah
9. Implementasi Keperawatan
dan Jam DX
perawat
klien dan ttv
- TD : 160/100
Nadi 80x/menit
Suhu 36,5 C
Pernafasan 20x/menit
perawat.
- Klien bisa
menyebutkan kembali
hipertensi.
10. Evaluasi
No
Hari/Tgl/jam Catatan Perkembangan
Dx
Sabtu S:
01/07/17 - Klien mengatakan nyeri nya sedikit
berkurang
O:
- Klien tampak rileks
-
A:
- Masalah keperawatan gangguan nyaman
1 nyeri teratasi sebagian.
P:
- Anjurkan klien untuk tetap
mempertahankan kesehatan nya.
- Anjurkan klien untuk diet rendah
garam.
- Memberikan brosur manajemen nyeri.
- Anjurkan klien teknik relaksasi.
Sabtu 01/07/17 S:
- klien mengatakan sudah tau apa itu
hipertensi, dan penyebab terjadinya
hipertensi
2
O:
- klien tampak mengerti, menyebutkan
penyebab yang memperberat
hipertensi.
44
A:
- masalah keperawatan kurang
pengetahuan teratasi
P:
- Kaji tingkat pengetahuan klien
- Berikan penyuluhan mengenai
penyakitnya.
Evaluasi tingkat pengetahuan setiap
selesai memberi penyuluhan.