You are on page 1of 13

BAB.

III KINEMATIKA PARTIKEL

Kinematika merupakan salah satu cabang ilmu mekanika, yaitu yang mempelajari gerak
benda dengan tidak memperhatikan penyebab geraknya.

Kinematika membahas tentang : Posisi ; kecepatan ; Percepatan; waktu

A. Vektor Posisi, perpindahan, Jarak yang ditempuh, lintasan.

Y Vektor Posisi :

1 𝑟⃗1 = vektor posisi 1 ( pada saat t1 )

𝑟⃗1 ∆𝑟⃗ ∆𝑠 r⃗2 = vektor posisi 2 ( pada saat t 2 )


2

𝑟⃗2
O x

Perpindahan :

⃗⃗ = 𝒓
∆𝒓 ⃗⃗𝟐 − 𝒓
⃗⃗𝟏 ∶ perpindahan dari posisi 1 ke posisi 2

Jarak yang ditempuh : ∆𝑺 = jarak yang ditempuh =


panjang lintasan yang ditempuh dari posisi 1 ke posisi 2

Waktu :

∆𝑡 = 𝑡2 − 𝑡1 ∶ selang waktu yang diperlukan untuk pindah dari posisi 1 ke 2

B. Kecepatan dan Laju

1. Kecepatan rata-rata (vektor) :

∆𝑟⃗ 𝑟⃗2 − 𝑟⃗1 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛


𝑣̅ =
⃗⃗⃗⃗ = ≡
∆𝑡 𝑡2 − 𝑡1 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Arah kecepatan rata-rata = arah perpindahan

2. Kecepatan sesaat (vektor) :

∆𝑟⃗ 𝑑 𝑟⃗(𝑡)
𝑣⃗(𝑡) = lim =
∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡
Arah kecepatan sesaat = arah garis singgung lintasan

Kinematika Partikel 10
3. Laju rata-rata ( 𝑣̅ )( 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎𝑟):

∆𝑆 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ


𝑣̅ = ≡
∆𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛

4. Laju sesaat v(t) ( skalar ) :

𝑑𝑆
𝑣(𝑡) = ≡ 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑑𝑡

⃗⃗ )
C. Percepatan ( 𝒂
1. Percepatan rata-rata ( ̅̅̅
⃗⃗⃗⃗ )
𝑎 𝑣⃗1

⃗⃗
∆𝑣
𝑎̅ =
⃗⃗⃗⃗ ∆𝑣⃗ = 𝑣⃗2 − 𝑣⃗1
∆𝑡

𝑣⃗2

⃗⃗⃗⃗⃗
Arahnya sama dengan arah ∆𝑣

2. Percepatan sesaat ( 𝑎⃗ ) (vektor)

∆𝑣⃗ 𝑑𝑣⃗
𝑎⃗(𝑡) = lim =
∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡
Arahnya sama dengan arah ∆𝑣⃗

D. Gerak sepanjang garis Lurus

Garis lurus yang ditinjau itu sebagai sumbu X

1. Posisi

0| | ∆𝑋⃗ | X

X1 X2

X1 = posisi benda pada saat t1

X2 = Posisi benda pada saat t2

2. Perpindahan

Perpindahan yang dialami benda : ∆𝑋⃗ = 𝑋⃗2 − 𝑋⃗1

Kinematika Partikel 11
⃗̅⃗)
3. Kecepatan rata-rata (𝒗

∆𝑥⃗ 𝑋⃗2 − 𝑋⃗1


𝑣⃗̅ = =
∆𝑡 𝑡2 − 𝑡1

⃗⃗(𝒕)
4. Kecepatan Sesaat, 𝒗

⃗⃗
∆𝑋 ⃗⃗(𝑡))
𝑑(𝑋
𝑣⃗(𝑡) = lim =
∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡

5. Percepatan rata-rata ( ̅̅̅


⃗⃗⃗⃗ )
𝒂 𝑣⃗𝑥1

⃗⃗⃗⃗⃗
∆𝑣
𝑎̅ =
⃗⃗⃗⃗ 𝑥
∆𝑣
⃗⃗⃗⃗⃗𝑥 = 𝑣⃗𝑥2 − 𝑣⃗𝑥1
∆𝑡

𝑣⃗𝑥2

⃗⃗⃗⃗⃗𝑥
Arahnya sama dengan arah ∆𝑣

6. Percepatan sesaat ( ⃗𝒂⃗ ) (vektor)

∆𝑣⃗⃗⃗⃗⃗𝑥 𝑑𝑣
⃗⃗⃗⃗⃗(𝑡)
𝑥
𝑎⃗(𝑡) = lim =
∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡
Arahnya sama dengan arah ∆𝑣⃗𝑥

D.1 Gerak Lurus Beraturan ( GLB )

Ciri : Kecepatannya konstan, Vx = konstan=V0 → percepatan ax= 0

Persamaan posisi : 𝑋(𝑡) = 𝑋𝑂 + 𝑉0𝑋 𝑡

Secara Grafis :

x Vx

Vox

xo

O t 0 t

Kinematika Partikel 12
D.2. Gerak Lurus Berubah Beraturan ( GLBB )

Ciri :

a. Percepatan : 𝑎⃗𝑥 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛


b. Persamaan Kecepatan : 𝐯𝐱 (𝐭) = 𝐯𝟎𝐱 ± 𝐚
⃗⃗𝐱 t ...... (1)
𝟐
Atau 𝐯⃗⃗𝐱 (𝐭)𝟐 = 𝐯𝟎𝐱 ⃗⃗𝐱 ∆𝐬 .........
± 𝟐. 𝐚 (2)

c. Persamaan Posisi X (t)


𝟏
Persamaan keadaan untuk posisi: 𝐗(𝐭) = 𝐗 𝐨 + 𝐯𝟎𝐱 𝐭 ± 𝟐 𝐚⃗⃗𝐭 𝟐

d. Secara Grafis :
(i) Grafik Percepatan (𝑎⃗𝑥 ) terhadap waktu (t)

𝑎𝑥

(ii) Grafik kecepatan v(t) terhadap waktu t

V(t)

V0

(iii) Grafik posisi X(t) terhadap waktu t

X(t)

X0

Kinematika Partikel 13
E. Gerak Harmonik Sederhana ( GHS )
1. Persamaan Posisi setiap saat dinyatakan dengan persamaan :

𝑋(𝑡) = 𝐴 cos(𝜔𝑡 + 𝜑0 )

Atau

𝑋(𝑡) = 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜑0 )

Dengan , A : Amplitudo ( simpangan maksimum)


2𝜋
𝜔 = 2𝜋𝑓 = ∶ Kecepatan sudut ( rad/s)
𝑇

𝑓 ∶ Frekuensi = 1/T ( Hertz = 1/s )

T : Perioda ( secon )

2. Persamaan kecepatan (V (t))


𝑑𝑋(𝑡)
𝑉(𝑡) =
𝑑𝑡

Jika, 𝑋(𝑡) = 𝐴 cos(𝜔𝑡 + 𝜑0 )


𝑑𝑋(𝑡)
Maka , 𝑉(𝑡) = = −𝐴𝜔 sin( 𝜔𝑡 + 𝜑0 )
𝑑𝑡

3. Persamaan percepatan, (𝑎(𝑡))

𝑑𝑉(𝑡)
𝑎(𝑡) = = −𝐴𝜔2 cos(𝜔𝑡 + 𝜑0 )
𝑑𝑡
Atau :
𝑑𝑉(𝑡)
𝑎(𝑡) = = −𝐴𝜔2 cos(𝜔𝑡 + 𝜑0 ) = −𝜔2 𝑋(𝑡)
𝑑𝑡
F. Gerak Dalam Bidang ( dengan sistem kordinat kartesius)
1. Gerak Lurus
a. Posisi

𝑟⃗ = 𝑥𝑖̂ + 𝑦𝑗̂

Dengan , x : komponen vektor pada sumbu x

𝑖̂ : vektor satuan pada arah sumbu x

y : Komponen vektor pada sumbu y

𝑗̂ ∶ vektor satuan pada arah sumbu y

Panjang vektor r : |𝑟⃗| = √𝑥 2 + 𝑦 2

Kinematika Partikel 14
𝑦
Arah vektor 𝑟⃗ : tan 𝜃 = 𝑥

⃗⃗
b. Perpindahan , ∆𝒓

𝑟⃗1 ∆𝑟⃗ = 𝑟⃗2 − 𝑟⃗1

𝑟⃗2

𝑟1 = 𝑥1 𝑖̂ + 𝑦1 𝑗̂
⃗⃗⃗⃗

𝑟2 = 𝑥2 𝑖̂ + 𝑦2 𝑗̂
⃗⃗⃗⃗

∆𝑟⃗ = ⃗⃗⃗⃗
𝑟2 − ⃗⃗⃗⃗
𝑟1 = (𝑥2 − 𝑥1 ) 𝑖̂ + (𝑦2 − 𝑦1 )𝑗̂

= ∆𝑥 𝑖̂ + ∆𝑦𝑗̂

c. Kecepatan (𝒗⃗⃗)
i) Kecepatan rata-rata (𝑣⃗̅)

∆𝑟⃗ ∆𝑥 ∆𝑦
𝑣̅
⃗ = = 𝑖̂ + 𝑗̂
∆𝑡 ∆𝑡 ∆𝑡
= 𝑣̅𝑥 𝑖̂ + 𝑣
̅̅̅
𝑦 𝑗̂

ii) Kecepatan sesaat (𝑣(𝑡))

∆𝑟(𝑡) 𝑑𝑟 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝑣(𝑡) = lim = = 𝑖̂ + 𝑗̂ = 𝑣𝑥 𝑖̂ + 𝑣𝑦 𝑗̂
∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

2
Besar kecepatan : |𝑣⃗| = √(𝑣𝑥 )2 + (𝑣𝑦 )

⃗⃗(𝒕))
d. Percepatan (𝒂
⃗⃗
∆𝑣 ∆𝑣𝑥 ∆𝑣𝑦
i) Percepatan rata-rata : 𝑎̅
⃗ = = 𝑖̂ + ̂
∆𝑡 ∆𝑡 ∆𝑡

= 𝑎̅𝑥 𝑖̂ + ̅̅̅
𝑎𝑦 𝑗̂

ii) Percepatan sesaat :


∆𝑣(𝑡) 𝑑𝑣 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦
𝑎(𝑡) = lim = = 𝑖̂ + 𝑗̂
∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
= 𝑎𝑥 𝑖̂ + 𝑎𝑦 𝑗̂
2
Besar percepatan : |𝑎⃗| = √(𝑎𝑥 )2 + (𝑎𝑦 )

Kinematika Partikel 15
2. Gerak Peluru / Gerak Parabola

Gerak parabola adalah gerak dengan lintasan berupa lengkung parabola. Dalam hal ini akan
dibahas gerak sebuah peluru atau bola yang dilontarkan atau ditembakan ke atas dengan sudut
tertentu terhadap bidang / sumbu horizontal.

Dalam gerak peluru ini terdiri dari dua komponen yaitu komponen horizontal ( sumbu X ) dan
komponen vertikal (sumbu Y).

Y
B C Vx
Ymax
V0y V0 Vy V

A α D Vx X
V0x = V0 cos α Xmax X
Vy V
a. Komponen X

Pada komponen X merupakan gerak pada sumbu X geraknya termasuk pada gerak lurus
beraturan, karena tidak ada pengaruh percepatan, sehingga dapat dinyatakan :
i) Persamaan percepatan , 𝑎𝑥 = 0
ii) Persamaan kecepatan , 𝑉𝑥 = 𝑉0 cos 𝛼 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
iii) Persamaan Posisi , 𝑋(𝑡) = 𝑋0 + 𝑉0𝑥 . 𝑡 = 𝑋0 + 𝑉0 cos 𝛼 . 𝑡

b. Komponen Y

Pada komponen Y merupakan gerak pada sumbu Y, geraknya termasuk pada jenis gerak
lurus berubah beraturan (GLBB) , karena pada sumbu vertikal (sumbu Y) dipengaruhi
percepatan, yaitu percepatan gravitasi yang arahnya menuju pusat bumi, sehingga dapat
dinyatakan :
i) Persamaan percepatan, 𝑎𝑦 = −𝑔 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
ii) Persamaan kecepatan, 𝑉𝑦 = 𝑉0𝑦 + 𝑎𝑦 𝑡 = 𝑉0 sin 𝛼 − 𝑔𝑡
1 1
iii) Persamaan Posisi, 𝑌 = 𝑌0 + 𝑉0𝑦 𝑡 + 2 𝑎𝑦 𝑡 2 = 𝑌0 + 𝑉0 sin 𝛼 . 𝑡 − 2 𝑔𝑡 2

Maka pada gerak peluru secara umum dapat dituliskan :


(i) Persamaan percepatan 𝑎⃗ = 𝑎𝑦 𝑗̂
(ii) Persamaan kecepatan , 𝑉 ⃗⃗ (𝑡) = 𝑉𝑥 𝑖̂ + 𝑉𝑦 𝑗̂ = (𝑉0 cos 𝛼)𝑖̂ + (𝑉0 sin 𝛼 − 𝑔. 𝑡)𝑗̂
Besar kecepata setiap saat , |𝑉⃗⃗ (𝑡)| = √𝑉𝑥2 + 𝑉𝑦2
1
(iii) Persamaan Posisi , 𝑟(𝑡) = (𝑋0 + 𝑉0 cos 𝛼 . 𝑡)𝑖̂ + (𝑌0 + 𝑉0 sin 𝛼 . 𝑡 − 2 𝑔𝑡 2 ) 𝑗̂

Kinematika Partikel 16
c. Keadaan Tertentu ( ekstrim)

(i) Titik tertinggi ( Ymax )


Titik tertinggi adalah titik tertnggi yang dicapai peluru secara vertikal. Pada keadaan
ini dicirikan bahwa , 𝑉𝑦 = 0, sehingga diperoleh :
 persamaan untuk waktu yang diperlukan mencapai keadaan tertinggi :

𝑉0 sin 𝛼
𝑡𝑦𝑚𝑎𝑥 =
𝑔
 Persamaan Posisi tertinggi :

𝑉0 2 sin2 𝛼
𝑌𝑚𝑎𝑥 =
2𝑔

(ii) Titik terjauh ( Xmax )


Titik terjauh adalah titik terjauh yang dapat ditempuh peluru secara horijontal. Pada
keadaan ini dicirikan dengan Y = 0, ( jika proyeksi titik jatuh sama dengan Y = 0 ).
Dari ciri tersebut Sehingga dapat diperoleh :
 persamaan waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan terjauh ini,
sebagai berikut :

2 𝑉0 sin 𝛼
𝑡𝑥 𝑚𝑎𝑥 = = 2𝑡𝑦𝑚𝑎𝑥
𝑔
 Persamaan posisi terjauh :
2 𝑉0 2 sin 𝛼 cos 𝛼
𝑋𝑚𝑎𝑥 =
𝑔
Atau

𝑉0 2 sin 2𝛼
𝑋𝑚𝑎𝑥 =
𝑔

Kinematika Partikel 17
3. Gerak Melingkar

Gerak melingkar adalah gerak yang lintasannya berupa lingkaran

Ө ∆S
∆Ө
Өө Ө0
Ө
r

(1) Posisi
- Posisi dinyatakan dengan besaran sudut : Ө
- Simpangan sudut : ∆Ө = Ө – Ө0
- Jarak yang ditempuh ( bujur atau Juring ): ∆S = ∆Ө. r

(2) Kecepatan :
- Kecepatan sudut rata-rata: 𝜔
̅ = ∆𝜃
∆𝑡
𝑑𝜃
- Kecepatan sudut sesaat : 𝜔 =
𝑑𝑡
𝑑𝑆 𝑑𝜃
- Laju : 𝑉 = = 𝑟 = 𝜔𝑟
𝑑𝑡 𝑑𝑡

(3) Percepatan :
𝑑𝜔 𝑑2 𝜃
a) Percepatan sudut : 𝛼= =
𝑑𝑡 𝑑𝑡 2

b) Percepatan linier
Percepatan linier pada gerak melingkar ada dua jenis :
i) Percepatan sentripetal :

𝑣2
𝑎⃗𝑠𝑝 = − 𝑟̂ = −𝜔2 𝑟𝑟̂
𝑟
(arah percepatan sentripetal selalu menuju pusat lingkaran)
𝑣2
Nilai besar percepatan sentripetal : |𝑎⃗𝑠𝑝 | = 𝜔 2 𝑟 =
𝑟

ii). Percepatan tangensial :


𝑎⃗𝑡𝑎𝑛 = 𝛼 𝑟 𝜃̂
(dengan arah searah garis singgung lintasan)

Kinematika Partikel 18
Besarr nilai percepatan tangensial :
|𝑎⃗𝑡𝑎𝑛 | = 𝛼 𝑟

Secara grafis dapat digambar sebagai berikut :

𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑎𝑡𝑜𝑡

𝑎𝑠𝑝
𝑎𝑠𝑝

iii). Percepatan total


Total percepatan yang dialami benda pada gerak melingkar adalah jumlah
secara vektor dari percepatan sentripetal dan percepatan tangensial :

𝑎⃗𝑡𝑜𝑡 = 𝑎⃗𝑠𝑝 + 𝑎⃗𝑡𝑎𝑛

Nilai besar percepatan total :

|𝑎⃗𝑡𝑜𝑡 | = √𝑎𝑠𝑝 2 + 𝑎𝑡𝑎𝑛 2

Seperti halnya dalam gerak lurus, Dalam gerak melingkar juga dikenal ( sesuai dengan
jenisnya) dengan nama : A. Gerak Melingkar Beraturan (GMB) dan B. Gerak melingkar
Berubah Beraturan (GMBB) .

A) Gerak Melingkar Beraturan (GMB)

Ciri dari GMB :


- Percepatan sudut : 𝛼 = 0, sehingga; atan = 0; asp = ω2 r
- kecepatan sudut : 𝜔 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 ≠ 0, dan
- persamaan Posisi sudut : 𝜃(𝑡) = 𝜃0 + 𝜔 𝑡

B) Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)

Kinematika Partikel 19
Gerak melingkar berubah beraturan adalah gerak melingkar yang dipecepat secara
beraturan
Ciri dari GMBB :
- Percepatan sudut , 𝛼 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 ≠ 0, sehingga, atan = α r ; asp = ω2 r
- Persamaan kecepatan sudut : 𝜔(𝑡) = 𝜔0 + 𝛼 𝑡, dan
1
- Persamaan posisi sudut : 𝜃(𝑡) = 𝜃0 + 𝜔0 𝑡 + 2 𝛼𝑡 2

Dalam gerak melingkar juga dikenal istilah :


- Perioda , T = waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu putaran
- Frekuensi, f = banyak putaran per satuan waktu
Hubungan kedua besaran tersebut adalah : f = 1/T, dan
2𝜋
kecepatan sudut , 𝜔 = 2𝜋𝑓 =
𝑇

G. GMB dan GHS


Persamaan Gerak Harmonik Sederhana (GHS) :
𝑋(𝑡) = 𝐴 cos(𝜔𝑡 + 𝜑0 )

Atau

𝑋(𝑡) = 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜑0 )

Maka GHS identik dengan gerak proyeksi terhadap salah satu sumbu dari gerak
melingkar beraturan , dengan jari-jari sebagai Amplitudo (A)
Y

0
X

Kinematika Partikel 20
H. Gerak Relatif
1. Posisi relatif
Y A 𝑟⃗𝐴 : 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝐴 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 terhadap 0
𝑟⃗𝐵 : 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝐵 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 terhadap 0
𝑟⃗𝐴 𝑟⃗𝐴𝐵 𝑟⃗𝐴𝐵 = 𝑟⃗𝐴 − 𝑟⃗𝐵 ∶ 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝐴 𝑡ℎ𝑑 𝐵

B
𝑟⃗𝐵
0 X
2. Kecepatan relatif

𝑣⃗𝐴𝐵 = 𝑣⃗𝐴 − 𝑣⃗𝐵 : kecepatan relatif A terhadap B

3. Percepatan relatif

𝑎⃗𝐴𝐵 = 𝑎⃗𝐴 − 𝑎⃗𝐵 : percepatan A relatif terhadap B

I. Kerangka Inertial

Kerangka yang bergerak relatif terhadap kerangka lain dengan kecepatan konstan
(tetap)

Y Y’

𝑣⃗0
𝑣⃗0 : 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 : kecepatan O’ terhadap O
A Dan 𝑎⃗𝑂′ = 0 :
Maka percepatan terhadap O sama
0’ X’ dengan percepatan terhadap O’

0 X Sehingga persamaan :
𝐹⃗ = 𝑚𝑎⃗
Berlaku untuk atau semua kerangka
inertial.

Kinematika Partikel 21
1.

Contoh Soal.

Kinematika Partikel 22

You might also like