You are on page 1of 8

ANALISIS DATA KUALITATIF

PELAKSANAAN PROGRAM RASTRADA (BERAS SEJAHTERA DAERAH) DI


KELURAHAN SUKOREJO, KOTA BLITAR

Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Analisis
Data Kualitatif

Dosen Pengampu Mata Kuliah Administrasi Pembangunan

Drs. Anwar, M.Si

Oleh

Heaven Uyun Luthfia Azarin

NIM 160910201010

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JEMBER

2019
Latar Belakang

Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 secara


eksplisit menyebutkan pangan sebagai salah satu hak asasi manusia. Untuk mengurangi
beban pengeluaran rumah tangga miskin akibat krisis ekonomi tahun 1997/1998, Pemerintah
Indonesia melaksanakan subsidi beras untuk pemenuhan sebagian kebutuhan bahan pangan
masyarakat miskin. Program subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan rendah yang
dikenal dengan nama Rastra (Beras Sejahtera) ini disalurkan setiap bulan dengan alokasi
sebesar 15 kg untuk setiap Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM).
Program bansos rastra/rastrada ini awal mulanya adalah bantuan raskin (Beras
Miskin). Menteri Sosial –saat itu- Khofifah Indar Parawansa, pada tahun 2015
mengungkapkan penggantian nama beras bantuan bagi masyarakat miskin atau raskin
menjadi beras sejahtera atau rastra. Menurut Khofifah, penggantian nama ini untuk
mengubah pemikiran yang sebelumnya beras bersubsidi pemerintah ini untuk membantu
masyarakat miskin, menjadi beras untuk mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih
sejahtera. Dasar-dasar hukum dari program rastrada ini antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial
7. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya
Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi
9. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015)
10. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara
11. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial
12. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Sosial
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keungan Nomor 36/PMK.02/2015 tentang Tata Cara
Penyediaan, Penghitungan, Pencairan dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi
Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah.
Dalam rangka pelaksanaan Program Bansos Pangan (Bansos Rastra dan BPNT) perlu
diciptakan harmonisasi dan sinergi antar Kementerian/Lembaga (K/L) di tingkat pusat
maupun antar institusi/OPD di tingkat daerah serta pihak terkait lainnya sehingga dapat
dicapai hasil yang efektif. Sebagai implementasinya, maka dibentuk Tim Koordinasi Bansos
Pangan di pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan Pelaksana Distribusi (terkait
pelaksanaan Bansos Rastra) di desa/kelurahan/pemerintahan setingkat.
Di Kelurahan Sukorejo, rastrada ini juga telah diimplementasikan. Dalam
pelaksanaannya, masih menemui beberapa kendala berupa keterlambatan pengiriman beras
yang hendak didistribusikan kepada penerima bantuan, adanya warga yang bukan orang tidak
mampu menerima bantuan rastrada, dan lain sebagainya. Hal tersebut terjadi karena adanya
masalah yang terjadi dalam pengiriman beras dari pusat ke daerah sehingga menyebabkan
keterlambatan, lalu warga yang bukan orang tidak mampu atau orang yang tidak berhak
menerima bantuan rastrada merasa iri kepada penerima bantuan sehingga memaksa untuk
mendapatkan bantuan tersebut. Padahal, dalam penentuan siapa saja warga Kelurahan
Sukorejo yang berhak mendapatkan bantuan rastrada ini, telah dilakukan musyawarah
kelurahan yang dihadiri Ketua RT/RW yang nantinya akan memberi usulan siapa saja
warganya yang dapat menjadi penerima manfaat bansos rastrada tersebut.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam
tentang Pelaksanaan Program Rastrada (Beras Sejahtera Daerah) di Kelurahan Sukorejo,
Kota Blitar.

Teknik Pengumpulan Data


Dalam proses pengumpulan data terkait Pelaksanaan Program Rastrada (Beras
Sejahtera Daerah) di Kelurahan Sukorejo, Kota Blitar menggunakan teknik wawancara
terstruktur. Responden merupakan salah satu staff di Kelurahan Sukorejo.

Transkrip
(Identitas informan dirahasiakan atas permintaan informan)
Pewawancara : Sejak kapan program Rastrada dilaksanakan di Kelurahan Sukorejo?
Informan : Dimulai sejak tahun 2017, awalnya rastrada ini bernama raskin (beras
miskin)

Pewawancara : Siapa saja penerima bantuan rastrada?


Informan : Orang yang tidak mampu, terutama janda dan duda

Pewawancara : Berapa kali pendistribusian rastrada dilakukan?


Informan : Satu tahun tiga kali pendistribusian. Maksudnya, setiap empat bulan sekali
dilakukan pendistribusian bantuan rastrada

Pewawancara : Dalam bentuk apa bantuan rastrada disalurkan?


Informan : Beras dengan berat 10 kg per bulannya. Jadi, jika disalurkan empat bulan
sekali, setiap penerima bantuan rastrada mendapatkan 40 kg.

Pewawancara : Apakah ada hambatan dalam pelaksanaan atau pendistribusian rastrada?


Informan : Tentu saja ada. Contohnya seperti para penerima bantuan yang tidak segera
mengambil beras dikarenakan pergi atau sakit sehingga beras bantuan menumpuk di gudang.
Lalu ada juga yang bukan penerima bantuan bersikeras untuk mendapatkan beras. Juga,
keterlambatan pengiriman beras bantuan dari pusat atau karena adanya kegiatan yang lebih
diprioritaskan, maka pendistribusian beras bantuan ditunda. Seperti pada bulan April kemarin
yang bertepatan dengan pemilu serentak.

Pewawancara : Berarti, ada warga yang sebenarnya tidak berhak mendapatkan rastrada tetapi
mendapatkan beras bantuan tersebut?
Informan : Iya, ada.

Pewawancara : Lalu, bagaimana cara mengatasi hal tersebut?


Informan : Diadakan Musyawarah Kelurahan yang dihadiri Ketua RT/RW untuk
menyusun kembali Daftar Penerima Manfaat atau DPM sesuai dengan data yang dimiliki
oleh masing-masing Ketua RT/RW.

Pewawancara : Bagaimana pelayanan pendistribusian rastrada oleh petugas Kelurahan


Sukorejo?
Informan : Sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Petugas kelurahan juga
mendahulukan orang yang sudah berumur atau lansia untuk mendapatkan beras bantuan
terlebih dulu.

Reduksi Data
No Informan Data Intisari
.
1. Identitas dirahasiakan Data yang didapat Rastrada
adalah kapan dilaksanakan mulai
tepatnya bantuan tahun 2017 yang
rastrada dilaksanakan awalnya bernama
di Kelurahan raskin (beras miskin).
Sukorejo, proses Penerima bantuan
pendistribusiannya, rastrada ialah orang
dan siapa saja yang tidak mampu
penerima bantuan (khususnya janda dan
rastrada. duda) namun ada
juga yang sebenarnya
tidak berhak
mendapatkannya,
memaksa untuk
mendapatkan beras
bantuan tersebut.
Pendistribusian
sudah dilaksanakan
cukup baik meskipun
tetap ada hambatan
dalam prosesnya.

Analisis (Display Data)


Rastrada (beras sejahtera daerah) di Kelurahan Sukorejo dilaksanakan mulai tahun
2017. Program serupa juga pernah dilaksanakan sebelumnya dengan nama raskin (beras
miskin). Bentuk dari program rastrada ini ialah beras sebesar 10 kg/bulan tanpa biaya tebus.
Penerima bantuan rastrada ini atau istilahnya KPM (Keluarga Penerima Manfaat) adalah
orang yang tidak mampu secara ekonomi, khususnya janda dan duda. Namun, masih
ditemukan orang yang sebenarnya berkecukupan menerima beras bantuan tersebut. Dalam
menyusun DPM (Daftar Penerima Manfaat), pihak kelurahan mengadakan musyawarah
kelurahan yang dihadiri oleh Ketua RT/RW. Proses musyawarah tersebut nantinya akan diisi
oleh usulan-usulan masing-masing Ketua RT/RW tentang warganya yang berhak
mendapatkan atau menerima program rastrada tersebut.
Pendistribusian rastrada dilakukan empat bulan sekali, yang berarti per satu tahun
dilakukan sebanyak tiga kali. Jadi, penerima bantuan mendapatkan beras sebesar 40 kg setiap
pendistribusiannya. Dalam pendistribusiannya, masih ditemukan beberapa hambatan.
Contohnya, adanya warga yang tidak segera mengambil jatah beras bantuan miliknya karena
sedang pergi atau sakit sehingga beras menumpuk di gudang. Adanya keterlambatan
pengiriman rastrada dari pusat yang membuat proses pendistribusian yang harusnya sudah
bisa dilaksanakan harus tertunda akibat stoknya yang belum ada. Selain itu, keterlambatan
pendistribusian terjadi karena adanya kegiatan lain yang lebih diprioritaskan. Seperti pada
bulan April kemarin yang bertepatan dengan pemilu serentak. Dikhawatirkan apabila tetap
didistribusikan, maka akan ada oknum-oknum yang mengataskanamakan beras sebagai
bentuk kampanye dari paslon presiden atau legislatif. Pelayanan yang dilakukan oleh petugas
Kelurahan Sukorejo telah sesuai dengan prosedur. Petugas biasanya mendahulukan antrian
lansia untuk mengambil beras bantuan agar tidak terlalu lama menunggu. Untuk tingkat
desa/kelurahan/pemerintah setingkat, langsung dibentuk pelaksana distribusi bansos rastra
sebagai berikut:
- Kedudukan
Pelaksana distribusi bansos rastra berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Desa/Lurah/Kepala Pemerintahan Setingkat.
- Tugas
Berkoordinasi dengan Perum BULOG, memeriksa kualitas dan kuantitas
Bansos Rastra yang diserahkan oleh Perum BULOG di Titik Distribusi (TD),
melaksanakan sosialisasi, menyalurkan Bansos Rastra kepada KPM serta
menyelesaikan administrasi pelaksanaan penyaluran Bansos Rastra.
- Fungsi
Pelaksana distribusi memiliki fungsi: (a) koordinasi dengan Perum BULOG
terkait pelaksanaan penyaluran Bansos Rastra; (b) pemeriksaan kualitas dan
kuantitas Bansos Rastra yang diterima dari Perum BULOG di Titik Distribusi
(TD); (c) Sosialisasi Bansos Rastra kepada masyarakat khususnya KPM; (d)
penyaluran Bansos Rastra kepada KPM tanpa melakukan pungutan biaya
apapun; (e) penyelesaian administrasi pelaksanaan/penyaluran Bansos Rastra,
antara lain: penyedian DPM-1 untuk penyaluran Bansos Rastra,
penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) di TD, dan membuat
daftar realisasi penyaluran beras Bansos rastra sesuai Model DPM-2, dan; (f)
melaporkan dokumen administrasi yang tersebut pada butir (e) dengan merujuk
pada Bab IV Mekanisme Pelaksanaan (Pedoman Umum Rastra).

(Catatan: DPM-1  adalah Model Daftar Penerima Manfaat Bansos Rastra di


desa/kelurahan/pemerintah setingkat untuk penyaluran Bansos Rastra. DPM-1 telah
mengakomodir hasil perubahan KPM melalui mekanisme musyawarah desa/musyawarah
kelurahan dan/atau musyawarah kecamatan.
DPM-2  adalah Model Daftar Penyaluran Bansos Rastra di TB/desa/kelurahan/pemerintah
setingkat sebagai bukti penyaluran Bansos Rastra kepada KPM).

Kesimpulan
Rastrada (Beras Sejahtera Daerah) adalah program subsidi beras bagi masyarakat
yang tidak mampu atau berpendapatan rendah. Di Kelurahan Sukorejo, program rastrada ini
telah dilaksanakan mulai tahun 2017. Beras yang disalurkan sejumlah 10 kg/bulan. Dalam
penyusunan DPM (Daftar Penerima Manfaat), pihak kelurahan mengadakan musyawarah
kelurahan yang dihadiri Ketua RT/RW setempat yang nantinya akan memberikan usulan
siapa saja warga yang berhak mendapatkan bantuan rastrada.
Dalam proses pendistribusian rastrada, masih ditemukan beberapa hambatan. Seperti
keterlambatan pengiriman beras dari pusat yang membuat tertundanya proses penyaluran
kepada masyarakat. Keterlambatan pendistribusian juga terjadi karena bertepatan dengan
kegiatan yang lebih diprioritaskan. Contohnya pada bulan April kemarin yang bertepatan
dengan pemilu serentak. Pelayanan dalam proses pendistribusian rastrada di Kelurahan
Sukorejo sudah sesuai dengan prosedur yang ada di Buku Pedoman Rastra. Petugas
kelurahan juga lebih memprioritaskan lansia untuk mendapatkan antrian terlebih dulu agar
tidak menunggu terlalu lama.

Daftar Pustaka

Pedoman Umum Rastra 2018 (PDF)

Cokroaminoto. 2012. Reduksi Data dalam Analisis Penelitian Kualitatif menurut Miles dan
Huberman. Diakses di  www.menulisproposalpenelitian.com (tanggal 5 Mei 2019, pukul
04.10 WIB)

You might also like