You are on page 1of 31

A.

JUDUL
PENGARUH KUALITAS KAYU, KUALITAS LAYANAN, DAN
PELAYANAN PENGIRIMAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
PADA UD JIWARTA JAYA

B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kualitas kayu adalah ukuran ketepatan penggunaan kayu atau
kesempurnaan setiap bahan kayu untuk keperluan yang diinginkan.
Indikator kualitas kayu yang dipengaruhi oleh perlakuan silvikultur di
lapangan antara lain kerapatan, keseragaman lingkaran tahun, panjang serat,
proporsi kayu teras, persentase pori, persentase kayu juvenile, kayu reaksi,
komposisi sellulosa, mata kayu, bentuk batang (selindris), orientasi serat
dan komposisi kimia (Goudie, 2002). Bagi seorang konsumen yang bidang
pekerjaannya berhubungan dengan bangunan, mebel, furniture akan
memperhitungkan kualitas kayu yang akan digunakannya. Kualitas kayu
sangat berperan penting dalam mempengaruhi minat beli konsumen dimana
apabila penyedia kayu tidak memberikan kualitas kayu yang bagus, maka
konsumen akan beranggapan bahwa produk kayu yang dijual tidak sesuai
dengan harapan konsumen, sehingga minat beli konsumen terhadap produk
kayu yang dijual dapat berkurang.
Disamping kualitas kayu, hal yang harus dipertimbangkan adalah
kualitas pelayanan terhadap konsumen. Tiap-tiap konsumen memiliki
karakter yang berbeda-beda dalam melakukan suatu transaksi pembelian
suatu produk, untuk itu dibutuhkan pelayanan yang baik dalam melayani
setiap konsumen yang datang. Terkadang konsumen akan
mempertimbangkan untuk membeli produk dikarenakan pelayanan yang
diterima baik atau tidak. Faktor yang mempengaruhi terhadap kualitas
pelayanan diantaranya pelayanan yang diharapkan konsumen, dan
pelayanan yang diterima atau dirasakan oleh konsumen atau hasil yang
dirasakan. Jika dari kedua faktor tersebut dari pihak konsumen tidak
merasakan, maka akan menimbulkan dampak ketidaknyamanan terhadap
minat beli konsumen.
Salah satu bagian dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh produsen
kepada konsumen adalah pengiriman barang yang dilakukan oleh produsen
ke tempat tujuan konsumen. Pengiriman barang merupakan mempersiapkan
pengiriman barang dari gudang ketempat tujuan yang disesuaikan dengan
dokumen pemesanan dan pengiriman serta dalam kondisi yang sesuai
dengan persyaratan penanganan barangnya. Pelayanan pengiriman barang
ke tempat konsumen dapat berdampak terhadap kepuasan konsumen yang
menimbulkan minat beli konsumen semakin besar. Pelayanan pengiriman
barang ke tempat konsumen sebagai bentuk kepedulian pihak produsen
terhadap konsumen sehingga dapat dijadikan suatu referensi oleh konsumen
kepada konsumen yang lain.
Komponen yang paling penting dalam suatu perusahaan terhadap
konsumen adalah minat beli konsumen dimana kecenderungan konsumen
untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan
dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen
melakukan pembelian. Konsumen yang mempunyai minat untuk membeli
suatu produk menunjukkan adanya perhatian dan rasa senang terhadap
produk untuk kemudian minat membeli tersebut akan diikuti dengan
realisasi yang berupa perilaku membeli. Sebagai produsen atau penyedia
kayu untuk kebutuhan konsumen, UD Jiwarta Jaya melakukan pelayanan
baik dari kualitas kayu, kualitas layanan dan pelayanan pengiriman agar
minat beli konsumen dapat tetap terjaga ataupun dapat ditingkatkan.
Berdasarkan permasalahan di atas bahwa kualitas kayu, kualitas layanan
dan pelayanan pengiriman sangat berperan penting terhadap minat beli
konsumen, untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“PENGARUH KUALITAS KAYU, KUALITAS LAYANAN DAN
PELAYANAN PENGIRIMAN TERHADAP MINAT BELI
KONSUMEN PADA UD. JIWARTA JAYA”
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian maka permasalahan sebagai berikut:
a. Apakah Kualitas Kayu berpengaruh secara parsial terhadap minat beli
konsumen pada UD Jiwarta Jaya ?
b. Apakah Kualitas Layanan berpengaruh secara parsial terhadap minat beli
konsumen pada UD Jiwarta Jaya ?
c. Apakah Pelayanan Pengiriman berpengaruh secara parsial terhadap minat
beli konsumen pada UD Jiwarta Jaya ?
d. Apakah Kualitas Kayu, Kualitas Layanan dan Pelayanan Pengiriman
berpengaruh secara simultan terhadap minat beli konsumen pada UD
Jiwarta Jaya ?
e. Variable manakah diantara Kualitas Kayu, Kualitas Layanan dan
Pelayanan Pengiriman yang berpengaruh paling dominan terhadap Minat
Beli Konsumen pada UD. Jiwarta Jaya ?

3. Batasan Masalah
Dalam penelitian menggunakan variable Kualitas Kayu, Kualitas Layanan,
Pelayanan Pengiriman dan Minat Beli Konsumen sebagai batasan dalam
penelitian ini, agar permasalahan yang akan dibahas tidak melebar.

4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui dan menganalisis Kualitas Kayu secara parsial
berpengaruh terhadap Minat Beli Konsumen di UD Jiwarta Jaya.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis Kualitas Layanan secara parsial
berpengaruh terhadap Minat Beli Konsumen di UD Jiwarta Jaya.
c. Untuk mengetahui dan menganalisis Pelayanan Pengiriman secara parsial
berpengaruh terhadap Minat Beli Konsumen di UD Jiwarta Jaya.
d. Untuk mengetahui dan menganalisis Kualitas Kayu, Kualitas Layanan dan
Pelayanan Pengiriman berpengaruh secara simultan terhadap Minat Beli
Konsumen di UD Jiwarta Jaya.
e. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel pengaruh antara Kualitas
Kayu, Kualitas Layanan dan Pelayanan Pengiriman yang berpengaruh
paling dominan terhadap Minat Beli Konsumen di UD Jiwarta Jaya.

5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Manajemen UD Jiwarta Jaya
Diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi
pimpinan perusahaan dalam mengevaluasi terhadap kualitas kayu, kualitas
layanan dan pelayanan pengiriman yang telah ditentukan oleh pihak
manajemen, selain itu untuk menentukan strategi yang akan dilakukan
dimasa mendatang.
b. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan masukan bagi para peneliti lain yang akan mengadakan
penelitian lebih mendalam dalam bidang ini.

C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dapat disajikan sebagai dasar
pertimbangan bagi peneliti. Begitu pula halnya dengan penelitian ini, terdapat
berbagai penelitian terdahulu dengan topik mengenai kualitas produk, kualitas
pelayanan terhadap minat beli konsumen. Beberapa penelitian yang sejenis
antara lain :
a. Hilman (2018) dengan judul penelitian “Pengaruh Kualitas Produk dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Sikap Konsumen dan Implikasinya Terhadap
Minat Beli Ulang”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap sikap konsumen dan
implikasinya terhadap minat pembelian ulang pada Salma Coffee Break
Bekasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder yang dikumpulkan dari 100 responden. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah teknik non-probability sampling
dengan metode purposive sampling, yang kemudian data di proses
menggunakan analisis path. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dalam struktur I secara parsial kualitas produk dan kualitas pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen. Secara simultan terbukti
bahwa pengaruh kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen. Pada struktur II variabel kualitas pelayanan
tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelian ulang. Variabel kualitas
produk dan Sikap Konsumen berpengaruh signifikan terhadap minat beli
ulang. Data tersebut dibuktikan dengan analisis koefisien determinan (R2)
pada struktur I dilihat dari R square sebesar 26,9%. Angka tersebut
mempunyai maksud bahwa pengaruh kualitas produk dan kualitas
pelayanan secara simultan adalah 26,9%, sedangkan sisanya sebesar
73,1% dipengaruhi oleh variabel lain. Analisis koefisien determinan (R2)
pada struktur II setelah dilakukan uji Trimming dilihat R square sebesar
44,9%. Angka tersebut mempunyai maksud bahwa kualitas produk dan
sikap secara simultan adalah 44,9%, sedangkan sisanya sebesar 55,1%
dipengaruhi oleh variabel lain.
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas kualitas
produk dan kualitas pelayanan terhadap minat beli. Sedangkan
perbedaannya terletak pada objek penelitian dan tambahan variabel
oelayanan pengiriman sebagai variabel independen.
b. Marlena (2018) dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Minat Beli Konsumen Menggunakan Jasa
Transportasi Kereta Api Dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Tujuan dalan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan
berpengaruh terhadap minat beli konsumen menggunakan jasa transportasi
kereta api dan untuk menjelaskan bagaimana pandangan ekonomi islam
terhadap kualitas pelayanan transportasi kereta api di stasiun tanjung
karang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan termasuk
dalam penelitian lapangan. Data yang digunakan adalah data primer dan
data skunder. Populasi dalam penelitian ini sebesar 300 konsumen dan
penentuan sampel dilakukan dengan non-probability sampling dengan
teknik incedintal sampling sehingga diperoleh sampel sebesar 75
konsumen. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier
sederhana. Dalam penelitian ini didapatkan hasil pengujian t hitung > t
tabel yaitu 4,709 > 1,993 dan nilai signifikan 0,00 < 0,05 maka dapat
disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel kualitas
pelayanan berpengaruh signifikan terhadap variabel minat beli konsumen
dalam menggunakan jasa transportasi kereta api di Stasiun Tanjung
Karang Bandar Lampung. Kemudian dari hasil uji determinasi atau uji R
Square adalah 0,185, hal tersebut berarti 18,5% variabel minat beli
dipengaruhi oleh variabel kualitas pelayanan.
Persamaan dalam penelitian ini sama-sama membahas kualitas pelayanan
terhadap minat beli konsumen. Sedangkan perbedaannya terletak dari
variabel independen yang terdapat kualitas produk, variabel layanan
pengiriman barang. Objek penelitian juga berbeda dengan penelitian yang
sekarang.
c. Ramadhan (2016). Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas
Produk, Harga, Lokasi dan Word Of Mouth Communication Terhadap
Minat Beli Konsumen Pada CV. Cahaya Jati Sukarame Bandar Lampung”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan mengetahui
pengaruh positif kualitas produk, harga, lokasi dan word of mouth
communication terhadap minat beli konsumen pada CV. Cahaya jati
Sukarame Bandar Lampung. Populasi penelitian ini adalah konsumen CV.
Cahaya Jati Sukarame Bandar Lampung. Teknik pengambilan sampel
yaitu accidental sampling dengan meggunakan rumus Slovin didapat
sebanyak 94 konsumen. Metode yang digunakan adalah deskriptif
verifikatif dengan menggunakan pendekatan expost facto dan survey. Hasil
penelitian menunjukan bahwa, ada pengaruh kualitas produk, harga, lokasi
dan word of mouth communication terhadap minat beli konsumen pada
CV. Cahaya jati Sukarame Bandar Lampung. Berdasarkan analisis data
diperoleh Fhitung 194,187 > Ftabel 2,47 yang ditunjukkan dengan regresi
linier multiple dengan koefisien determinasi (r2) 0,897 yang berarti
keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh variabel kualitas produk,
harga, lokasi dan word of mouth communication sebesar 89,7% sisanya
10,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
Persamaan dalam penelitian ini adalah membahas kualitas produk terhadap
minat beli konsumen. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel
harga, lokasi yang tidak ada dalam penelitian yang sekarang, sedangkan
variabel independen ditambah kualitas pelayanan dan layanan pengiriman.
Objek dalam penelitian yang sekarang juga tidak sama dengan penelitian
tersebut.

2. Landasan Teori
2.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan
kelangsungan hidup untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Pemasaran
juga merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk
itu kegiatan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan konsumen jika
perusahaan tersebut menginginkan usahanya tetap berjalan terus atau
menginginkan konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap
perusahaan.
Definisi pemasaran menurut William J. Stanton yang dikutip oleh
Swastha dan Handoko (2000:4):
“Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.”

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000:19): “adalah proses sosial dan


manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan
produk yang bernilai satu sama lain”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
mempunyai arti yang lebih luas daripada penjualan, pemasaran mencakup
usaha perusahaan yang ditandai dengan mengidentifikasi kebutuhan
konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan harga produk yang sesuai,
menentukan cara promosi dan penjualan produk tersebut. Jadi, pemasaran
juga merupakan kegiatan saling berhubungan sebagai suatu sistem untuk
menghasilkan laba
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
perusahaan. Terdapat falsafah dalam pemasaran yang disebut konsep
pemasaran. Swastha dan Handoko (2000:6) mendefinisikan konsep
pemasaran sebagai berikut : “Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis
yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial kelangsungan hidup perusahaan”. Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari konsep pemasaran adalah memberikan
kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsep pemasaran
tersebut dapat dicapai dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan
dan kebutuhan konsumen. Perusahaan dalam memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumep harus menyusun kebijaksanaan produk, harga, promosi
dan distribusi yang tepat sesuai dengan keadaan sasarannya.
2.1.1. Definisi Manajemen Pemasaran
Seluruh perusahaan menginginkan bahwa seluruh kegiatan yang
dijalankan berjalan dengan baik, berkembang dan mendapatkan laba yang
maksimal. Langkah untuk mencapai hal tersebut diperlukan pengelolaan
yang baik dalam melaksanakan kegiatan pemasaran, pengelolaan dalam
rangka melaksanakan kegiatan tersebut yang dikenal dengan istilah
manajemen pemasaran, Kotler dalam Swastha (2000:4) mendefinisikan
manajemen pemasaran sebagai berikut :
“Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan program-program yang ditunjukan untuk mengadakan
pertukaran dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini
sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan
dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan
pelayanan dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong serta
melayani pasar”.

Definisi ini menjelaskan bahwa manajemen pemasaran merupakan suatu


proses yang menyangkut analisis, perencanaan dan pelaksanaan serta
pengawasan program-program yang ditujukan untuk melayani pasar dengan
kebutuhan dan kenginan pasar.
2.1.2. Tujuan Pemasaran
Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan pemasaran,
artinya laba dapat membuat perusahaan tumbuh dan berkembang,
menggunakan kemampuan yang lebih besar kepada konsumen serta
memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan. Laba merupakan
tujuan umum dari perusahaan. Tujuan pemasaran merupakan wujud rencana
yang terencana yang terarah di bidang pemasaran untuk memperoleh suatu
hasil yang optimal.
2.1.3. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen
pasar yang dijadikan target oleh perusahaan. Definisi strategi pemasaran
adalah sebagai berikut :
Menurut Kotler (2001:76) “strategi pemasaran adalah logika pemasaran
yang digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat
mencapai tujuan perusahaan”.
Merancang strategi pemasaran yang kompetitif dimulai dengan melakukan
analisis terhadap pesaing. Perusahaan membandingkan nilai dan kepuasan
pelanggan dengan nilai yang diberikan oleh produk, harga, promosi dan
distribusi (marketing mix) terhadap pesaing dekatnya.
Menurut Radiosunu (2001:27), strategi pemasaran didasarkan atas lima
konsep strategi berikut :
a. Segmentasi pasar : Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli
yang mempunyai kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang
berbeda-beda. Perusahaan tak mungkin dapat memenuhi kebutuhan
semua pembeli. Karena itu perusahaan harus mengelompokan pasar yang
bersifat heterogen ke dalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogen.
b. Marketing positioning : Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar
keseluruhan. Maka prinsip strategi pemasaran kedua adalah memilih pola
spesifik pemusatan pasar yang akan memberikan kesempatan maksimum
kepada perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan
kata lain perusahaan harus memilh segmen pasar yang dapat
menghasilkan penjualan dan laba yang paling besar.
c. Targeting : adalah strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan
sasaran penjualan.
d. Marketing mix strategy : kumpulan variable-variabel yang dapat
digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.
Variable-variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah variable-
variabel yang berhubungan dengan product, place, promotion dan price.
e. Timing strategy : Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk
merupakan hal yang perlu diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat
adanya kesempatan baik, terlebih dulu harus melakukan persiapan
produksi yang baik.
2.2. Pengertian Kualitas
Kualitas merupakan salah satu kunci dalam memenangkan persaingan
dengan pasar. Ketika perusahaan telah mampu menyediakan produk
berkualitas maka telah membangun salah satu fondasi untuk menciptakan
kepuasan pelanggan.
Menurut Tjiptono (2012:152), kualitas dapat diartikan sebagai “kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. Berdasarkan
definisi ini, kualitas adalah hubungan antara produk dan pelayanan atau jasa
yang diberikan kepada konsumen dapat memenuhi harapan dan kepuasan
konsumen.
Sunyoto (2012) menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu ukuran
untuk menilai bahwa suatu barang atau jasa telah mempunyai nilai guna
seperti yang dikehendaki atau dengan kata lain suatu barang atau jasa
dianggap telah memiliki kualitas apabila berfingsi atau mempunyai nilai guna
seperti yang diinginkan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah
unsur yang saling berhubungan mengenai mutu yang dapat mempengaruhi
kinerja dalam memenuhi harapan konsumen. Kualitas tidak hanya
menekankan pada hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi menyangkut
kualitas manusia, kualitas proses, dan kualitas lingkungan. Dalam
menghasilkan suatu produk dan jasa yang berkualitas melalui manusia dan
proses yang berkualitas.
2.3. Pelayanan
2.3.1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan karena merupakan
proses, sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan organisasi dan masyarakat
(Moenir: 2002, 27), sedangkan menurut Gasper dalam Mauludin (2001:39)
pelayanan didefinisikan sebagai aktivitas pada keterkaitan antara pemasok
dan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan suatu
proses pemberian bantuan yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan
kepada seseorang atau organisasi yang berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan yang pada hakikatnya untuk memenuhi kebutuhan.
2.3.2. Unsur-unsur Pelayanan
Dalam memasarkan produknya produsen penjual selalu berusaha untuk
memuaskan para pelanggan lama dan baru. Menurut Sugiarto (2002, 42-45)
pelayanan yang baik menciptakan loyalitas pelanggan yang semakin melekat
erat dan pelanggan tidak berpaling pada perusahaan lain. Oleh karena itu
produsen perlu menguasai unsur-unsur berikut ini :
a. Kecepatan Kecepatan adalah waktu yang digunakan dalam melayani
konsumen atau pelanggan minimal sama dengan batas waktu standar
pelayanan yang ditentukan oleh perusahaan.
b. Ketepatan Kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin
kepuasan para pelanggan. Oleh karena itu ketepatan sangatlah penting
dalam pelayanan.
c. Keamanan Dalam melayani para konsumen diharapkan perusahaan dapat
memberikan perasaan aman untuk menggunakan produk atau jasanya.
d. Keramah tamahan Dalam melayani para pelanggan, karyawan perusahaan
dituntut untuk mempunyai sikap sopan dan ramah. Oleh karena itu
keramah-tamahan sangat penting, apalagi pada perusahaan yang bergerak
dibidang jasa.
e. Kenyamanan Rasa nyaman timbul jika seseorang merasa dirinya diterima
apa adanya. Dengan demikian, perusahaan harus dapat memberikan rasa
nyaman pada konsumen.
2.3.3. Konsep Kualitas Pelayanan
Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah
keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari suatu produk / jasa dalam hal
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan atau
bersifat laten (Lupiyoadi, 2001:144).
Menurut Pasuraman dalam Lupiyoadi (2001:148) mengemukakan bahwa
kualitas pelayanan merupakan ukuran penilaian menyeluruh atas tingkat
suatu pelayanan yang baik. Sasaran dan manfaat dari jasa yang unggul secara
garis besar terdapat empat unsur pokok yaitu : kecepatan, ketepatan,
keramahan, dan kenyamanan. Dengan kata lain ada dua faktor utama yang
mempengaruhi kualitas jasa yaitu pelayanan yang diharapkan dan pelayanan
yang diterima.
Apabila jasa yang diterima atau yang dirasakan sesuai dengan yang
diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa
yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa
dipersepsikan sebagai sebagai kualitas yang ideal dan jika kualitas jasa yang
diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa akan
dipersepsikan buruk atau tidak memuaskan. Dengan demikian baik tidaknya
kualitas jasa tergantung pada kemampuan pada penyedia jasa dalam
memenuhi harapan pemakainya secara konsisten. Keempat unsur pokok
tersebut merupakan suatu kesatuan pelayanan yang terintegrasi, artinya
pelayanan atau jasa menjadi tidak sempurna bila ada salah satu unsur
tersebut diabaikan. Untuk mencapai hasil yang unggul, setiap karyawan
harus memiliki keterampilan diantaranya berpenampilan baik serta ramah,
memperlihatkan gairah kerja dan selalu siap melayanai, tenang dalam
bekerja, tidak tinggi hati karena merasa dibutuhkan, menguasai pekerjaan
dengan baik maupun kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, bisa
memahami bahasa isyarat dan yang penting adalah mampu menangani
keluhan pelanggan dengan baik. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kualitas pelayanan merupakan kesesuaian antara harapan
konsumen dengan apa yang diterima oleh konsumen, keseuaian yang
dimaksud adalah sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen ketika
membeli atau menggunakan produk.
2.3.4. Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Pasuraman et.al dalam Sumadi (2001:60), ciri-ciri kualitas
pelayanan dapat dievaluasi ke dalam lima dimensi pokok, yaitu :
a. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai
dan sarana komunikasi.
b. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
c. Daya tanggap (responsivenes), yaitu keinginan para staf dan karyawan
untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
tanggap.
d. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko
atau keragu-raguan.
e. Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para
pelanggan.
Sedangkan menurut Kotler (2002:143) menyebutkan kelima determinasi
kualitas jasa tersebut yaitu :
a. Kehandalan, yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan
dengan tepat waktu.
b. Responsif, yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan
jasa dengan cepat.
c. Keyakinan, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan
mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
d. Empati, yaitu menunjuk syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi
pada pelanggan.
e. Berwujud, yaitu menunjuk pada fasilitas fisik, peralatan, personil, dan
media komunikasi.
2.4. Kualitas Kayu
Kualitas kayu adalah ukuran ketepatan penggunaan kayu atau
kesempurnaan setiap bahan kayu untuk keperluan yang diinginkan. Kualitas
kayu yang dipengaruhi oleh perlakuan silvikultur di lapangan antara lain
kerapatan, keseragaman lingkaran tahun, panjang serat, proporsi kayu teras,
persentase pori, persentase kayu juvenile, kayu reaksi, komposisi sellulosa,
mata kayu, bentuk batang (selindris), orientasi serat dan komposisi kimia
(Goudie, 2002). Kualitas kayu akan berbeda tergantung tujuan akhir dari
penanaman, sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu telaah
yang mendalam tentang kualitas kayu yang bagaimana yang akan dihasilkan.
Dengan kata lain, tidak ada ukuran yang absolute untuk pengukuran kualitas
kayu karena hal tersebut sangat tergantung pada penggunaan akhir yang
diinginkan. Beberapa ahli kehutanan menyatakan bahwa semua jenis pohon
penghasil kayu cepat tumbuh akan menghasilkan kualitas kayu (kelas awet
dan kelas kuat) yang lebih rendah dibandingkan dengan pohon dengan umur
maksimal. Di sisi lain, beberapa pengusaha kayu menuturkan bahwa masalah
kualitas kayu sudah dapat dipecahkan dengan teknologi industri. Sifat mudah
diolah dan dibentuk dari pohon cepat tumbuh dapat didifusikan sesuai
keinginan pasar. Tingkat kekerasannya pun dapat direkayasa dengan teknik
pengovenan. (Indriyanto, 2006).
2.5. Pelayanan Pengiriman
Pelayanan pengiriman barang merupakan pelayanan dimana produsen
mempersiapkan pengiriman fisik barang dari gudang ketempat tujuan yang
disesuaikan dengan kokumen pemesanan dan pengiriman serta dalam kondisi
yang sesuai dengan persyaratan penanganan barangnya.
Pengiriman barang merupakan kegiatan atau proses menyampaikan produk
dari tangan produsen kepada konsumen. Konsumen memegang peranan
penting dalam kegiatan pengiriman barang karena merekalah yang menjadi
tujuan utama dalam bisnis.
Kegiatan pengiriman barang berlangsung pada saat pemesanan dari
konsumen yang jika barang yang akan dikirim sudah siap dikirimkan beserta
dengan kelengkapan dari dokumen-dokumennya. Pengertian tersebut
memberikan penjelasan bahwa kegiatan pengiriman barang bukan hanya
sekedar mengantarkan barang kepada konsumen saya tetapi juga perlu
diperhatikan kelengkapan dokumen dan kondisi barang yang akan dikirim
sesuai dengan persyaratan penanganan barang tersebut.
2.5.1. Kualitas Layanan Pengiriman
Dalam memberikan kepuasan bagi pelanggan, peran pelayanan sangatlah
penting. Layanan yang diberikan oleh perusahaan akan menjadi tolak ukur
bagi konsumennya. Jika layanan yang diberikan baik maka konsumen akan
merasa puas, tapi jika tidak maka konsumen tidak akan puas. Maka dari itu
kualitas dari pelayanan perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan guna
memberikan jasa kepada konsumennya. Layanan yang dapat memberikan
kepuasan bagi konsumen akan mendatangkan keuntungan pula bagi
perusahaan. Keuntungan yang didapat oleh perusahaan bukan hanya sekedar
keuntungan penjualan saja, tapi juga nama baik perusahaan akan terangkat.
Konsumen yang merasa puas dengan layanan yang diberikan akan
memberikan dampak yang positif bagi perusahaan tersebut.
2.6. Pengertian Minat Beli Konsumen
Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap
mengkonsumsi. Minat beli konsumen adalah tahap dimana konsumen
membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam
perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada
suatu alternative yang paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen
untuuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam
pertimbangan (Pramono, 2012:136).
Menurut Kotler dan Keller (2009:15), “Minat beli merupakan perilaku
yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan
konsumen untuk melakukan pembelian”. Sedangkan menurut Durianto dan
Liana (2004:44), “Minat beli merupakan sesuatu yang berhubugnan dengan
rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit
produk yang dibutuhkan pada periode tertentu”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat beli merupakan
pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian
sejumlah produk dengan merek tertentu.
Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk
tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Karakteristik pribadi
konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan sangat komplek,
dan salah satunya adalah asasnya dorongan atau motivasi konsumen untuk
membeli. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
minat beli adalah kesungguhan hati untuk memiliki sesuatu pengorbanan
dimana minat beli itu timbul karena konsumen merasa puas terhadap kualitas
produk yang diberikan oleh perusahaan.
Perilaku seseorang sangat tergantung pada minatnya, sedangkan minat
berperilaku sangat tergantung pada sikap dan norma subyektif atas perilaku.
Keyakinan atas akibat perilaku sangat mempengaruhi sikap dan norma
subyektifnya. Sikap individu terbentuk dari kombinasi antara keyakinan dan
evaluasi tentang keyakinan penting seseorang konsumen, sedangkan norma
subyektif ditentukan oleh keyakinan dan motivasi.
2.6.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Konsumen dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan dengan sebuah
keputusan pembelian untuk melakukan transaksi pembelian. Dimana konsumen
akan membandingkan atau mempertimbangkan satu barang dengan barang
yang lainnya untuuk mereka konsumsi. Beberapa faktor yang membentuk
minat beli konsumen (Kotler dan Keller, 2009) yaitu :
a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternative
yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu < intensitas
sifat negatif orang lain terhadap alternative yang disukai konsumen dan
motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
b. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat
mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut
tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri
dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.

Menurut Durianto dan Lina (2004:32), dalam melaksanakan niat


pembelian, konsumen tersebut dapat membuat lima sub keputusan pembelian
sebagai berikut:
a. Keputusan merk
b. Keputusan pemasok
c. Keputusan kuantitas
d. Keputusan waktu
e. Keputusan metode pembayaran

Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan atribut-atribut


sesuai dengan dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu produk,
berdasarkan hal tersebut maka analisa mengenai bagaimana proses minat dari
dalam diri konsumen sangat penting dilakukan, maka cara terbaik untuk
mempengaruhi adalah mempelajari apa yang difikirkannya, dengan demikian
akan didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentu lebih bagaimana proses
informasi itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya. Hal ini yang
dinamakan proses pembelian.
2.7. Pengaruh Kualitas Kayu Terhadap Minat Beli Konsumen
Perilaku membeli timbul karena didahului oleh adanya minat untuk
membeli, minat untuk membeli muncul salah satunya disebabkan oleh
persepsi yang didapatkan bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang baik.
Begitu juga mengenai kualitas kayu yang dimiliki UD. Jiwarta Jaya yang
diapresiasikan oleh konsumen memiliki kualitas kayu yang bagus.
Kemampuan produk untuk memberikan layanan yang terbaik pada
pemakainya akan menguatkan kedudukan atau posisi produk dalam benak
konsumen sehingga memungkinkan konsumen menjadikan pilihan pertama
akan terjadi pembelian diwaktu yang akan datang.
Konsumen dalam melakukan keputusan pembelian selalu
mempertimbangkan hal yang berhubungan dengan kualitas dari kayu yang
akan dibeli. Persepsi konsumen terhadap kualitas kayu akan membentuk
preferensi dan sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi minat dan
memutuskan konsumen untuk membeli atau tidak.
Teori yang didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hilman
menyatakan bahwa variabel kualitas produk memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap minat beli konsumen.
2.8. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Minat Beli Konsumen
Minat beli dipengaruhi oleh nilai dari produk atau jasa pelayanan yang
dievaluasi. Nilai merupakan perbandingan antara kualitas terhadap
pengorbanan dalam memperoleh suatu produk atau layanan. Dengan adanya
kualitas yang tinggi maka pelanggan akan memiliki minat untuk
menggunakan kembali jasa dari tempat yang sama.
Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam
mengimbangi harapan konsumen. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan
cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-
nyata mereka terima atau peroleh dengan layanan yang sesungguhnya mereka
harapkan atau inginkan terhadap pelayanan suatu perusahaan.
Jika jasa layanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas layanan dipresepsikan baik dan memuaskan, jika
jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas layanan
dipresepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima
lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan buruk. Sehingga ketika kualitas layanan diberikan secara baik
maka akan meningkatkan minat beli konsumen. Dan sebaliknya, ketika
layanan dipersepsikan buruk oleh konsumen maka minat beli konsumen juga
akan menurun.
Teori diatas mendukung penelitian yang dilakukan oleh Marlena mengenai
minat beli konsumen pada jasa kereta api yang menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan adalah variabel yang mempengaruhi minat beli secara signifikan.
2.9. Pengaruh Pelayanan Pengiriman Terhadap Minat Beli Konsumen
Pelayanan pengiriman merupakan salah satu bagian daripada kualitas
pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Pemenuhan pelayanan
pengiriman kepada konsumen dalam suatu transaksi penjualan produk dapat
memberikan suatu signal baik jika dilakukan secara baik, namum dapat
memberikan signal yang buruk jika pelayanan pengiriman dilakukan secara
buruk. Produsen yang menyediakan layanan pengiriman barang kepada
konsumen menunjukkan bahwa produsen menganggap konsumen adalah
segalanya dalam hal pemenuhan kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen.
Utnuk itu pemenuhan kebutuhan kepada konsumen harus benar-benar
diperhatikan, dan berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Teori tersebut diatas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hilman
yang membahas tentang kualitas pelayanan yang berimplikasi terhadap minat
beli konsumen. Dalam penelitian tersebut layanan pengiriman dengan
mengantar barang pesanan yang dipesan oleh konsumen menjadi salah satu
layanan yang memiliki pengaruh terhadap sikap dan minat beli konsumen.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dengan
layanan pengiriman barang mempengaruhi minat beli secara signifikan.
3. Kerangka Pemikiran

UD JIWARTA JAYA

Bauran Pemasaran

Kualitas Kayu Kualitas Layanan Pelayanan Pengiriman

Minat Beli Konsumen

Asumsi Instrumen Analisis Data Asumsi Klasik


- Uji Validitas - Regresi Linear Berganda - Uji Heteroskedastisitas
- Uji Reliabilitas - Uji Hipotesis - Uji Multikolinearitas
- Uji t
- Uji f
- Koefisien Determinasi (R2)

Hasil dan Pembahasan

Simpulan & Saran

Gambar C1 : Kerangka Pemikiran

4. Hipotesis
Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui cara yang terkumpul
(Suharsimi, 2002:67). Jadi, hipotesis adalah kebenaran yang sifatnya
sementara dan masih harus dibuktikan kebenarannya berdasarkan pemaparan
perumusan data yang ada. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat
ditarik rumusan atau dugaan sementara yang diambil sebagai hipotesis sebagai
berikut :
a. Diduga Kualitas Kayu berpengaruh secara parsial terhadap Minat Beli
Konsumen pada UD Jiwarta Jaya.
b. Diduga Kualitas Layanan berpengaruh secara parsial terhadap Minat Beli
Konsumen pada UD Jiwarta Jaya.
c. Diduga Pelayanan Pengiriman berpengaruh secara parsial terhadap Minat
Beli Konsumen pada UD Jiwarta Jaya.
d. Diduga Kualitas Kayu, Kualitas Layanan dan Pelayanan Pengiriman
berpengaruh secara simultan terhadap Minat Beli Konsumen pada UD
Jiwarta Jaya.
e. Diduga variabel Kualitas Kayu yang paling dominan berpengaruh terhadap
minat beli konsumen.

D. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UD Jiwarta Jaya yang beralamat di Jl.
Sultan Agung Gede, Temuguruh, Sempu, Banyuwangi. Alasan peneliti
mengambil obyek penelitian di UD Jiwarta Jaya karena penulis sedang bekerja
disana.

2. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya
juga disebut studi populasi atau studi sensus (Suharsimi, 2002: 108).
Dalam penelitian ini penulis populasi yang dijadikan acuan dalam
pengambilan sampel sebanyak 100 konsumen yang sering belanja di UD
Jiwarta Jaya.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan
sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel (Suharsimi, 2002: 109). Teknik yang digunakan adalah
Stratified Proporsional Random Sampling. Yang dimaksud dengan
menggeneralisasikan adalah menganggap kesimpulan penelitian sebagai
suatu yang berlaku bagi populasi. Penelitian ini mengambil sampel
sebanyak 50 orang yang dihitung menggunakan rumus Slovin dengan
taraf 100% dengan asumsi populasi yang diambil dalam penelitian ini
sebanyak 100 orang dengan perhitungan sebagai berikut :
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

100
𝑛=
1 + 100(0,12 )
100
𝑛=
1 + 100(0,01)
100
𝑛=
1 + (100𝑥0,01)
100
𝑛=
1+1
100
𝑛=
2
𝑛 = 50
Jadi sampel yang diambil sebanyak 50 responden

Keterangan :
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih ditolelir atau diloginkan, yakni 10%.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti
menggunakan teknik sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek
penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam, dan
penggunaan responden kecil.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini
digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih
mendalam serta jumlah responden sedikit.
c. Metode Kuesioner atau Angket
Metode kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Suharsimi, 2002: 140).
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup
atau close form quesioner. Angket disusun dengan menyediakan pilihan
jawaban tertutup, artinya alternatif jawaban sudah disediakan dan
responden tinggal memilih salah satu butir dari yang telah disediakan.
d. Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, film documenter, data penelitian yang relevan.
(Ridwan, 2010:25-31)
4. Kerangka konseptual

X1 H1

H2 Y
X2
H3

X3
H4 ei

Gambar D1 : Kerangka Konseptual


Keterangan :
X1 : Kualitas Kayu, berkaitan dengan kualitas kayu yang dimiliki oleh UD
Jiwarta Jaya
X2 : Kualitas Layanan, berkaitan dengan kemampuan pegawai/karyawan
dalam melayani konsumen yang melakukan pembelian atau yang
sedang bertanya tentang mekanisme pembelian kayu.
X3 : Pelayanan Pengiriman, yang berkaitan dengan mekanisme pengiriman
barang yang sudah terbeli dan yang akan dikirim ke tempat konsumen.
Y : Minat Beli Konsuumen merupakan tingkat keinginan konsumen dalam
membeli produk kayu yang dijual oleh UD Jiwarta Jaya.

5. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel


Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenis
maupun tingkatannya. Dalam penelitian ini yang menjadi variable penelitian
adalah:
a. Variabel Bebas
X1 : Kualitas Kayu, berkaitan dengan kualitas kayu yang dimiliki oleh UD
Jiwarta Jaya
X2 : Kualitas Layanan, berkaitan dengan kemampuan pegawai/karyawan
dalam melayani konsumen yang melakukan pembelian atau yang
sedang bertanya tentang mekanisme pembelian kayu.
X3 : Pelayanan Pengiriman, berkaitan dengan mekanisme pengiriman
barang yang sudah terbeli dan yang akan dikirim ke tempat
konsumen.
b. Variabel Terikat (Y)
Minat Beli Konsumen merupakan tingkat keinginan konsumen dalam
membeli produk kayu yang dijual oleh UD Jiwarta Jaya.

6. Teknik Analisa Data


a. Uji Instrumen
1) Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji tingkat kesahihan instrumen
masing-masing variabel. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pada penelitian ini untuk
mengukur tingkat kevalidan suatu instrumen dengan menggunakan
bantuan program SPSS Statistik 20 for Windows. Apabila rhitung lebih
besar atau sama dengan rtabel pada taraf signifikan 0,05 maka butir
pernyataan tersebut valid. Namun jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka
butir pernyataan tersebut tidak valid.
2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks (koefisien) yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas menunjukkan
sejauh mana pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur
yang sama. Maksudnya adalah dengan menggunakan alat ukur yang
sama dilakukan pengukuran berulang-ulang maka hasilnya sama. Uji
reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh
butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji
reliabilitas sebaiknya dilakukan pada masing-masing variabel pada
lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui konstruk variabel
mana yang tidak reliabel. Kriteria uji reliabilitas variabel dikatakan
baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
b. Uji Regresi Linear Berganda
Cara untuk mengetahui pengaruh kualitas kayu, kualitas pelayanan dan
pelayanan pengiriman terhadap minat beli konsumen digunakan analisis
regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda adalah regresi
linier berganda dimana variabel terikatnya (variabel Y) dihubungkan
dengan dua atau lebih variabel bebas (variabel X). Penambahan variabel
bebas ini diharapkan dapat lebih menjelaskan karakteristik hubungan
yang ada, walaupun masih ada variabel yang terabaikan.
Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variable
terikat, maka diperoleh rumus :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y : Variabel Minat Beli Konsumen
a : Konstanta
b1 : Koefisien Regresi Kualitas Kayu
b2 : Koefisien Regresi Kualitas Layanan
b3 : Koefisien Regresi Pelayanan Pengiriman
X1 : Variabel Kualitas Kayu
X2 : Variabel Kualitas Layanan
X3 : Variabel Pelayanan Pengiriman
e : Variabel gangguan
Untuk menentukan persamaan garis regresi linear berganda
digunakan aplikasi computer SPSS.
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu
keputusan, yaitu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.
Dalam pengujian ini, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian,
artinya keputusan bisa benar atau salah.
1) Uji t (Uji Parsial)
Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independent
secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel
lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan t
hitung dengan t tabel (Sulaiman, 2004: 87) Untuk mengetahui pengaruh
kualitas kayu, kualitas layanan dan pelayanan pengiriman terhadap minat
beli konsumen pada UD Jiwarta Jaya secara parsial digunakan uji t
dengan bantuan program SPSS.
Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel
coefficients. Nilai dari uji t-test dapat dilihat dari p-value (pada kolom
sig.) pada masing-masing variabel independent, jika p-value lebih kecil
dari level of significant yang ditentukan, atau thitung (pada kolom t) lebih
besar dari t-tabel artinya signifikan .
2) Uji F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel
independent secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel
(Sulaiman, 2004: 86). Untuk mengetahui pengaruh kualitas kayu, kualitas
layanan dan pelayanan pengiriman tehadap minat beli konsumen pada UD
Jiwarta Jaya secara bersama-sama digunakan uji F dengan bantuan
program SPSS.
Hasil F-test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA.
Hasil F-test menunjukkan variabel independent secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value (pada kolom
signifikan) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau
Fhitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel.
d. Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien Determinasi (R2) merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
besar proporsi (presentase) sumbangan variabel penjelas X terhadap
variabel respon Y. Koefisien Determinasi (R2) digunakan sebagai ukuran
ketepatan atau kecocokan garis regresi yang dibentuk dari hasil
perhitungan terhadap sekelompok data hasil observasi. Semakin besar
nilai R2 mendekati angka 1 semakin bagus garis regresi tersebut dalam
mewakili data hasil observasi. Koefisien determinasi biasanya juga
dinyatakan dalam persen, sehingga nilainya berkisar antara 0 – 100%.
e. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Heterokedastisitas
Uji heterodastisitas dimaksudkan untuk mendeteksi gangguan yang
diakibatkan oleh faktor-faktor dalam model tidak memiliki varian
yang sama, jika varian berbeda disebut homokedastisitas. Model
regresi yang baik jika tidak terjadi heterodastisitas. Untuk mengetahui
terjadi atau tidaknya heterodastisitas digunakan uji statistik
menggunakan program SPSS dengan analisis regresi absolute
residual.
2) Uji Multikolinearitas
Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya varibel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independent
lain dalam satu model. Deteksi multikolineritas pada suatu model
dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF) dan nilai
tolerance. Jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10
dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka dapat dikatakan
terbebas dari multikolineritas.
E. JADWAL PENELITIAN
Kegiatan Maret April Mei
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Persiapan Penelitian
Observasi dan Wawancara
Analisa Data
Pembuatan Laporan
F. DAFTAR PUSTAKA
Durianto dan Liana S, 2004, Strategi Menaklukkan Pasar; Melalui Riset Ekuitas
dan Perilaku Merek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Goudie, J., 2002. Effects of Silviculture on Wood Quality of Western Hemlock.


BC Ministry of Forest Research Branch. Http:// www.For.Prodres.gov.bc.ca
[8 Oktober 2008].

Mauludin, Hanif. 2001. Analisis Kualitas Pelayanan, Pengaruhnya Terhadap


Image (Studi Pada Penderita Rawat Inap RSUD. DR. R. Koesma Tuban).
Jurnal Penelitian Akuntansi, Bisnis dan Manajemen, Vol. 7, No. 1 (April):
37-51

Hilman (2018) jurnal penelitian terdahulu

Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. “Manajemen Pemasaran”, edisi ketiga belas
jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2009.

Philip Kotler, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jilid 2, PT


Prenhallindo, Jakarta

Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran Edisi Milenium. Ahli Bahasa


Hendra Teguh dan Ronny A Rusly. Jakarta: Prehallindo.

Swastha, Basu. 2000. Pengantar Bisnis Modern, Pengantar Ekonomi Perusahaan


Modern. Jakarta: Liberty

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan,


Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat

Moenir. 2002. Maanajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi


Aksara.

Marlena (2018) jurnal penelitian terdahulu

Sumadi. 2001. Konsep dan Teknik Mengukur Kualitas Produk Jasa; Jurnal Kajian
Bisnis dan Manajemen Strategi. Sinergi. Vol.4.No.1

Pramono. 2012. Pertimbangan Dalam Membeli Produk Barang Maupun Jasa.


Intidayu Press. Jakarta.
Radiosunu. 2001. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis.
Yogyakarta: BPFE.

Ramadhan (2016) jurnal penelitian terdahulu

Ridwan. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika Cetakan kedua.
Alfabeta

Wahid Sulaiman, 2004, Analisis Regresi Menggunakan SPSS, Yogyakarta : Andi


Offset
Basu Swastha Dharmmesta, T. Hani Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran “
Analisa perilaku konsumen “. Edisi pertama cetakan ketiga. BPFE-
Yogyakarta, Yogyakarta

Danang Sunyoto. 2012. Dasar-dasar manajemen pemasaran. Cetakan Pertama.


Yogyakarta : CAPS

Sugiarto, 2002, Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa, PT Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta.


Jakarta

Fandy Tjiptono. (2012). Service Management Mewujudkan Layanan Prima.


Yogyakarta: Andi Offset.

You might also like