You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PASIEN


TB MDR DALAM PENCEGAHAN PENULARAN TB MDR DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG

Asnia Uliya Devi, Kusyogo Cahyo, Zahroh Shaluhiyah


Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Email: asniauliya14@gmail.com

Abstract: Every year, the population of Semarang City increases. This causes
population density so that the disease is very easy to breed, especially TB disease.
Treatment of incomplete TB causes resistance to antituberculosis drugs. This is what
makes the emergence of MDR TB disease. The way to transmit MDR TB disease
causes the behavior of MDR TB patients to greatly influence the transmission of
MDR TB disease. This study aims to analyze the factors related to the behavior of
MDR TB patients in the prevention of transmission of MDR TB in the Semarang City
Health Center Working Area. The method used is quantitative with cross sectional
approach. The population in this study were MDR TB patients in 2017 until May 2018
in the Semarang City Health Center Working Area. This study uses univariate and
bivariate analysis using the Chi-Square test. The results showed that there was a
relationship between knowledge about MDR TB (p = 0.020), respondents' attitudes
toward prevention of transmission of MDR TB (p = 0.004), accessibility of information
on MDR TB (p = 0.001), and family support (p = 0.019) with behavior MDR TB
patients in the prevention of transmission of MDR TB. It is necessary to improve
prevention of transmission of MDR TB and compliance with medication so that
people around MDR TB patients will not be easily infected and patients can recover
from MDR TB.

Keywords: TB Patients, Behavior, Prevention of Transmission, Tuberculosis


Multidrug Resistance

PENDAHULUAN populasi, dengan 480.000 kasus


Salah satu penyebab utama multidrug-resistant. Indonesia
kematian saat ini yaitu penyakit merupakan negara dengan jumlah
tuberkulosis (TB) di Indonesia dan di kasus baru terbanyak kedua di dunia
dunia. World Health Organization setelah India. Sebesar 60% kasus
(WHO) memperkirakan terdapat 8 juta baru terjadi di 6 negara yaitu India,
kasus baru dan 3 juta kematian Indonesia, China, Nigeria, Pakistan
karena TB setiap tahunnya. Setiap dan Afrika Selatan. Kematian akibat
detik ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis diperkirakan sebanyak
TB di dunia ini dan dalam dekade 1,4 juta kematian ditambah 0,4 juta
mendatang tidak kurang dari 300 juta kematian akibat tuberkulosis pada
orang akan terinfeksi oleh TB.1 orang dengan HIV. Meskipun jumlah
Pada tahun 2015 diperkirakan kematian akibat tuberkulosis menurun
terdapat 10,4 juta kasus baru 22% antara tahun 2000 dan 2015,
tuberkulosis atau 142 kasus/100.000 tuberkulosis tetap menjadi 10

442
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

penyebab kematian tertinggi di dunia bagi negara berkembang menjadi


pada tahun 2015.2 beban yang sangat berat dalam
Indonesia pada tahun 2016 penanggulangannya.4
terdapat tiga provinsi dengan jumlah Penemuan kasus TB MDR di Kota
kasus tuberkulosis tertinggi yaitu Semarang Provinsi Jawa Tengah
provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan berdasarkan data Dinas Kesehatan
Jawa Tengah. Jawa Tengah adalah Kota (DKK) sejak tahun 2014 dan
salah satu provinsi dengan kasus TB tahun 2015 terdapat 21 kasus (13
tertinggi di Indonesia. Jumlah seluruh pria, 8 wanita), tahun 2016 terdapat
kasus tuberkulosis di Jawa Tengah 16 kasus dan data terakhir di bulan
pada tahun 2016 sebanyak 35.743 Mei 2018 terdapat 45 kasus. Sejak
kasus merupakan 13,7% terhadap tiga tahun terakhir terdapat data
kasus TB Nasional. pasien yang sudah sembuh dari TB
Melihat lamanya pengobatan MDR yaitu sekitar 12 orang.5
TB, diperlukan kepatuhan pasien TB Perilaku pasien TB MDR
untuk teratur mengikuti pengobatan sangat berpengaruh terhadap
hingga tuntas. Pengobatan yang tidak penularan penyakit TB MDR, karena
teratur dikarenakan kebiasaan pasien jika pasien batuk dan bersin dapat
merasa badannya sudah sehat menularkan terhadap orang
sehingga tidak menghabiskan obat, disekitarnya melalui udara yang
merasa tidak kunjung sembuh mengandung kuman dari percikan
sehingga berpindah-pindah tempat dahak yang mengandung kuman.6
berobat, dan juga efek samping dari Proses penularan dari penderita TB
obat tersebut yang membuat pasien MDR tidak hanya sakit TB biasa
tidak tahan dan menghentikan minum namun akan langsung terkena
obat.3 penyakit TB MDR juga. Perilaku
Beberapa hal tersebut yang minum obat teratur juga sangat
menyebabkan timbulnya resistensi penting untuk pasien TB MDR. Namun
kuman TB terhadap OAT secara banyak sekali pasien yang merasa
meluas atau MDR (Multidrug bosan dengan pengobatan TB MDR
Resistant). TB-MDR adalah salah satu dikarenakan efek samping dari obat
jenis resistensi basil TB terhadap TB MDR tersebut sehingga Ia
setidaknya dua obat anti tuberkulosis memutuskan untuk berhenti berobat.
(OAT) lini pertama yaitu isoniazid dan Hal itu menyebabkan pasien dapat
rifampisin, dua obat OAT yang paling resisten terhadap obat
efektif. TB-MDR menjadi tantangan antituberkulosis sehingga penyakit
baru dalam program pengendalian TB bertambah parah menjadi TB MDR.
karena penegakan diagnosis yang Tidak hanya itu, pasien TB yang tidak
sulit, tingginya angka kegagalan terapi tuntas pengobatan juga dapat
dan kematian. Pengobatan bagi dikarenakan Ia merasa sudah sembuh
penderita TB-MDR lebih sulit, dengan di tengah proses pengobatan dan
angka keberhasilan hanya sekitar memutuskan berhenti berobat yang
50% dan biaya pengobatan yang semestinya Ia harus menuntaskan
mahal bahkan sampai 100 kali lebih pengobatan. Hal tersebut juga dapat
mahal dibandingkan dengan mengakibatkan resistensi obat dan
pengobatan TB tanpa MDR, sehingga menjadi TB MDR.

443
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Penelitian ini bertujuan untuk Jumlah


Usia Responden
mengetahui faktor- faktor yang f %
berhubungan dengan perilaku pasien <45,6 tahun 23 54,8
TB MDR dalam pencegahan ≥ 45,6 tahun 19 45,2
penularan TB MDR di wilayah kerja Total 42 100,0
Puskesmas Kota Semarang. Hasil penelitian diketahui
bahwa lebih dari setengah responden
METODE PENELITIAN termasuk dalam kategori usia <45,6
Penelitian ini menggunakan tahun yaitu sebesar 54,8%.
penelitian kuantitatif dengan desain Sedangkan sisanya, responden
deskriptif analitik yang menerapkan masuk dalam kategori usia ≥ 45,6
pendekatan studi cross sectional. tahun yaitu sebesar 45,2%.
Populasi target dalam penelitian ini Berdasarkan hasil uji chi
adalah pasien TB MDR tahun 2017 square diperoleh nilai p-value sebesar
hingga bulan Mei tahun 2018 0,695 (≥ 0,05). Hal ini menunjukkan
diseluruh wilayah kerja Puskesmas bahwa H0 diterima Ha ditolak sehingga
Kota Semarang berjumlah 45 orang. dapat disimpulkan bahwa tidak ada
Teknik pengambilan sampel dalam hubungan antara usia responden
penelitian ini adalah dengan dengan perilaku pasien TB MDR
menggunakan total sampling, dimana dalam pencegahan penularan TB
sampel yang diambil meliputi MDR di wilayah kerja puskesmas Kota
keseluruhan populasi yaitu sebesar 45 Semarang.
orang. Penelitian ini sejalan dengan
Pengumpulan data dilakukan penelitian yang dilakukan oleh Elisa
dengan cara wawancara dengan dkk yang menunjukkan bahwa tidak
instrument berupa kuesioner. Peneliti ada hubungan antara usia dengan
telah melakukan uji coba kuesioner kejadian TB paru pada pasien rawat
kepada 10 penderita TB MDR di jalan di rumah sakit umum daerah
Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Noongan. Usia merupakan salah satu
Semarang. analisis data dilakukan variabel yang tidak berhubungan
secara univariat dan bivariat dikarenakan seluruh pasien TB
menggunakan uji Chi-square. maupun TB MDR disemua umur dapat
memiliki perilaku yang sama untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN mencapai kesembuhannya dengan
Gambaran Umum Lokasi Penelitian selalu makan makanan bergizi dan
Kota Semarang terbagi dalam juga selalu meminum obat dengan
16 kecamatan dan 177 kelurahan. teratur. Begitu juga dengan
Dinas Kesehatan Kota Semarang pencegahan penularan.
membawahi 37 (tiga puluh tujuh) buah
puskesmas induk yang tersebar di Jenis Kelamin Responden
Kota Semarang guna melayani Jenis Kelamin Jumlah
1.634.482 jiwa penduduk.7 Responden f %
Usia Responden Laki-laki 24 57,1
Perempuan 18 42,9
Total 42 100,0

444
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan antara


bahwa responden dalam penelitian ini pendidikan terakhir responden dengan
didominasi oleh responden yang perilaku pasien TB MDR dalam
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar pencegahan penularan TB MDR di
57,1%. Berdasarkan hasil uji chi wilayah kerja puskesmas Kota
square diperoleh nilai p-value sebesar Semarang.
0,430 (≥ 0,05). Hal ini menunjukkan Penelitian ini sejalan dengan
bahwa H0 diterima Ha ditolak sehingga penelitian Dwi dkk di Balai
dapat disimpulkan bahwa tidak ada Pengobatan Penyakit Paru-paru
hubungan antara jenis kelamin Purwokerto yang menunjukkan bahwa
responden dengan Perilaku pasien TB tidak ada hubungan antara pendidikan
MDR dalam pencegahan penularan terakhir dengan faktor resiko kejadian
TB MDR di wilayah kerja puskesmas TB MDR.9
Kota Semarang.
Penelitian ini sejalan dengan Pekerjaan Responden
penelitian Mulyono di Kalimantan Pekerjaan Jumlah
Selatan yang menunjukkan bahwa Responden f %
tidak ada hubungan yang jelas antara Tidak Bekerja 14 33,3
kejadian TB MDR dengan jenis Bekerja 28 66,7
kelamin. Beberapa studi menunjukkan Total 42 100,0
laki-laki faktor resiko TB MDR lebih Hasil penelitian diketahui
besar dengan alasan wanita lebih bahwa responden pada penelitian ini
disiplin dalam minum obat. adalah bekerja sebesar 66,7%.
Sedangkan studi lain mengatakan Berdasarkan hasil uji chi square
wanita lebih rentan terjadi TB MDR diperoleh nilai p-value sebesar 0,169
karena sering datang terlambat dan (≥ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
memiliki perasaan malu dan takut H0 diterima Ha ditolak sehingga dapat
dikucilkan oleh keluarga dan disimpulkan bahwa tidak ada
lingkungan sekitar.8 hubungan antara pekerjaan
responden dengan perilaku pasien TB
Pendidikan Terakhir Responden MDR dalam pencegahan penularan
Pendidikan Jumlah TB MDR di wilayah kerja puskesmas
Terakhir Kota Semarang.
f %
Responden Penelitian ini sejalan dengan
Pendidikan 16 38,0 penelitian Susilo di Kota Cirebon
Rendah dimana tidak ada hubungan antara
Pendidikan Tinggi 26 62,0 pekerjaan terhadap perilaku
Total 42 100,0 pencegahan penularan TB MDR.10
Hasil penelitian diketahui
bahwa responden pada peneltian ini Pendapatan Keluarga Responden
memiliki latar belakang pendidikan Pendapatan Jumlah
tinggi sebesar 62,0%. Berdasarkan Keluarga
hasil uji chi square diperoleh nilai p- f %
Responden
value sebesar 0,740 (≥ 0,05). Hal ini <Rp 2.310.000,- 21 50,0
menunjukkan bahwa H0 diterima Ha ≥Rp 2.310.000,- 21 50,0
ditolak sehingga dapat disimpulkan Total 42 100,0

445
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil penelitian diketahui Penelitian ini sejalan dengan


bahwa pendapatan keluarga penelitian Sumiyati Astuti di Jakarta
responden pada penelitian ini Utara diketahui bahwa ada hubungan
prosentasenya sama yaitu <Rp antara pengetahuan dengan upaya
2.310.000,- dengan ≥Rp 2.310.000,-. pencegahan penyakit tuberkulosis
Berdasarkan hasil uji chi square dengan p-value = 0,000.11 Penelitian
diperoleh nilai p-value sebesar 0,495 ini sejalan juga dengan penelitian
(≥ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Apriani RM, dkk menunjukkan bahwa
H0 diterima Ha ditolak sehingga dapat faktor pengetahuan pasien tentang
disimpulkan bahwa tidak ada penyakit berpengaruh terhadap
hubungan antara pendepatan kepatuhan penggunaan obat TB pada
keluarga responden dengan perilaku pasien rawat jalan di Poli Paru RSUD
pasien TB MDR dalam pencegahan Kabupaten Nganjuk.12
penularan TB MDR di wilayah kerja
puskesmas Kota Semarang. Sikap Responden
Penelitian ini juga sejalan Sikap Terhadap Jumlah
dengan penelitian Dwi dkk di Balai Pencegahan
f %
Pengobatan Penyakit Paru-paru Penularan TB MDR
Purwokerto yang menunjukkan bahwa Sikap Negatif 17 40,5
tidak ada hubungan antara Sikap Positif 25 59,5
pendapatan dengan faktor resiko Total 42 100,0
kejadian TB MDR.9 Hasil analisis diketahui bahwa
sebesar 59,5% responden memiliki
Pengetahuan Responden sikap positif terhadap pencegahan
Pengetahuan Jumlah penularan TB MDR. Berdasarkan hasil
Mengenai TB MDR f % uji chi square diperoleh nilai p-value
Kurang Baik 10 23,8 sebesar 0,006 (< 0,05). Hal ini
Baik 32 76,2 menunjukkan bahwa H0 ditolak Ha
Total 42 100,0 diterima sehingga dapat disimpulkan
Hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara sikap
bahwa responden yang memiliki responden dengan perilaku pasien TB
pengetahuan baik mengenai TB MDR MDR dalam pencegahan penularan
sebesar 76,2%. Sedangkan sisanya TB MDR di wilayah kerja puskesmas
23,8% memiliki pengetahuan kurang Kota Semarang.
baik mengenai TB MDR. Berdasarkan Penelitian ini sejalan dengan
hasil uji chi square diperoleh nilai p- penelitian Sumiyati Astuti di Jakarta
value sebesar 0,020 (< 0,05). Hal ini Utara, diketahui bahwa terdapat
menunjukkan bahwa H0 ditolak Ha hubungan yang bermakna antara
diterima sehingga dapat disimpulkan sikap dengan upaya pencegahan
bahwa ada hubungan antara penyakit tuberkulosis dengan p-value
pengetahuan responden dengan = 0,003. Penelitian ini juga sejalan
perilaku pasien TB MDR dalam dengan penelitian Dhewi GI, dkk di
pencegahan penularan TB MDR di BKPM Pati bahwa ada hubungan
wilayah kerja puskesmas Kota yang bermakna antara sikap dengan
Semarang. kepatuhan minum obat TB MDR
dengan p-value = 0,001.11

446
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ditolak sehingga dapat disimpulkan


Aksesbilitas Informasi TB MDR bahwa tidak ada hubungan antara
Aksesbilitas Jumlah aksesbilitas mendapatkan obat
Informasi TB MDR f % dengan perilaku pasien TB MDR
Kurang Baik 12 28,6 dalam pencegahan penularan TB
Baik 30 71,4 MDR di wilayah kerja puskesmas Kota
Total 42 100,0 Semarang.
Hasil analisis univariat Hasil penelitian ini sesuai
diketahui bahwa sebesar 71,4% dengan penelitian yang dilakukan oleh
aksesbilitas informasi TB MDR baik. Nandang Tisna di Puskesmas
Berdasarkan hasil uji chi square Pamulang, Tangerang Selatan yang
diperoleh nilai p-value sebesar 0,001 menyatakan bahwa tidak ada
(< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang bermakna antara
H0 ditolak Ha diterima sehingga dapat aksesbilitas mendapatkan obat
disimpulkan bahwa ada hubungan dengan perilaku pencegahan
antara aksesbilitas informasi TB MDR penularan TB MDR.13
dengan perilaku pasien TB MDR
dalam pencegahan penularan TB Sarana Prasarana Penunjang
MDR di wilayah kerja puskesmas Kota Pencegahan Penularan TB MDR
Semarang. Sarana Prasarana Jumlah
Penelitian ini sejalan dengan Penunjang
penelitian Ni Putu Sumartini di RSUP Pencegahan f %
NTB diketahui bahwa terdapat Penularan TB MDR
hubungan antara akses mendapatkan Kurang Menunjang 7 16,7
informasi dengan pencegahan Menunjang 35 83,3
penularan TB MDR (p-value = 0,001). Total 42 100,0
Pada penelitian Suhartono di Hasil analisis univariat
Puskesmas Kota Sorong juga diketahui bahwa sebesar 83,3%
menyatakan bahwa ada hubungan sarana prasarana pencegahan
antara ketersediaan informasi dengan penularan TB MDR sudah menunjang
pencegahan penularan TB MDR.13 bagi pasien TB MDR. Berdasarkan
hasil uji chi square diperoleh nilai p-
Aksesbilitas Mendapatkan Obat value sebesar 1,000 (≥ 0,05). Hal ini
Aksesbilitas Jumlah menunjukkan bahwa H0 diterima Ha
Mendapatkan Obat f % ditolak sehingga dapat disimpulkan
Sulit diakses 9 21,4 bahwa tidak ada hubungan antara
Mudah diakses 33 78,6 sarana prasarana penunjang
Total 42 100,0 pencegahan penularan TB MDR
Hasil analisis univariat dengan perilaku pasien TB MDR
diketahui bahwa aksesbilitas dalam pencegahan penularan TB
mendapatkan obat sulit diakses MDR di wilayah kerja puskesmas Kota
sebesar 21,4% dan mudah diakses Semarang.
sebesar 78,6%. Berdasarkan hasil uji Hal ini sejalan dengan
chi square diperoleh nilai p-value penelitian Bambang Ruswanto di
sebesar 0,406 (≥ 0,05). Hal ini Kabupaten Pekalongan menyatakan
menunjukkan bahwa H0 diterima Ha bahwa tidak ada hubungan antara

447
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sarana prasarana pencegahan pencegahan penularan TB MDR


penularan TB MDR yaitu salah sebesar 92,9%. Berdasarkan hasil uji
satunya keberadaan ventilasi kamar chi square diperoleh nilai p-value
penderita dengan kejadain TB MDR. sebesar 0,545 (≥ 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa H0 diterima Ha
Dukungan Keluarga ditolak sehingga dapat disimpulkan
Dukungan Jumlah bahwa tidak ada hubungan antara
Keluarga f % dukungan sosial dengan perilaku
Kurang 3 7,1 pasien TB MDR dalam pencegahan
Mendukung penularan TB MDR di wilayah kerja
Mendukung 39 92,9 puskesmas Kota Semarang.
Total 42 100,0 Hal ini sejalan dengan
Hasil analisis univariat penelitian Maharso di Puskesmas
diketahui bahwa keluarga mendukung Purwodadi I tahun 2010 menyatakan
responden dalam pencegahan bahwa secara statistic terbukti tidak
penularan TB MDR sebesar 92,9% ada hubungan antara dukungan sosial
dan 7,1% keluarga kurang PMO dengan perilaku pencegahan
mendukung dalam pencegahan penularan TB MDR (p-value =
penularan TB MDR. Berdasarkan hasil 0,773).14
uji chi square diperoleh nilai p-value
sebesar 0,019 (< 0,05). Hal ini Dukungan Petugas Kesehatan
menunjukkan bahwa H0 ditolak Ha (Petugas Puskesmas)
diterima sehingga dapat disimpulkan Dukungan Petugas Jumlah
bahwa ada hubungan antara Kesehatan
dukungan keluarga dengan perilaku (Petugas f %
pasien TB MDR dalam pencegahan Puskesmas)
penularan TB MDR di wilayah kerja Kurang 6 14,3
puskesmas Kota Semarang. Mendukung
Penelitian ini sejalan dengan Mendukung 36 85,7
penelitian Maulani di Puskesmas Total 42 100,0
Umbulharjo I Yogyakarta bahwa Berdasarkan hasil penelitian
sebagian besar responden diketahui bahwa dukungan petugas
mendapatkan dukungan keluarga baik kesehatan yang diberikan kepada
dan patuh minum obat TB MDR yaitu responden mendukung responden
sebanyak (77,3%).14 dalam pencegahan penularan TB
MDR (85,7%). Berdasarkan hasil uji
Dukungan Sosial chi square diperoleh nilai p-value
Jumlah sebesar 0,329 (≥ 0,05). Hal ini
Dukungan Sosial menunjukkan bahwa H0 diterima Ha
f %
Kurang 3 7,1 ditolak sehingga dapat disimpulkan
Mendukung bahwa tidak ada hubungan antara
Mendukung 39 92,9 dukungan petugas kesehatan
Total 42 100,0 (petugas puskesmas) dengan perilaku
Hasil analisis univariat pasien TB MDR dalam pencegahan
diketahui bahwa mayoritas responden penularan TB MDR di wilayah kerja
memiliki dukungan sosial dalam puskesmas Kota Semarang.

448
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Sama hal nya dengan Dukungan Teman


penelitian Gita Yuni di Puskesmas Jumlah
Dukungan Teman
Putri Ayu, Palembang diketahui f %
bahwa tidak terdapat hubungan antara Kurang 5 11,9
variabel dukungan petugas kesehatan Mendukung
dengan variabel perilaku pencegahan Mendukung 37 88,1
penularan TB paru di Puskesmas Putri Total 42 100,0
Ayu (p-value=0,515).13 Hasil analisis univariat
diketahui bahwa mayoritas responden
Dukungan Tokoh Masyarakat mendapat dukungan dari teman dalam
Dukungan Tokoh Jumlah pencegahan penularan TB MDR
Masyarakat f % sebesar 88,1%. Berdasarkan hasil uji
Kurang 12 28,6 chi square diperoleh nilai p-value
Mendukung sebesar 0,131 (≥ 0,05). Hal ini
Mendukung 30 71,4 menunjukkan bahwa H0 diterima Ha
Total 42 100,0 ditolak sehingga dapat disimpulkan
Hasil analisis univariat bahwa tidak ada hubungan antara
diketahui bahwa lebih dari setengah dukungan teman dengan perilaku
responden memiliki dukungan dari pasien TB MDR dalam pencegahan
tokoh masyarakat (kader TB) dalam penularan TB MDR di wilayah kerja
pencegahan penularan TB MDR puskesmas Kota Semarang.
sebesar 71,4%. Berdasarkan hasil uji Hal ini sejalan dengan
chi square diperoleh nilai p-value penelitian Muh suyuti syam di
sebesar 0,274 (≥ 0,05). Hal ini puskesmas Ajangale Kabupaten Bone
menunjukkan bahwa H0 diterima Ha menyatakan bahwa tidak ada
ditolak sehingga dapat disimpulkan hubungan antara dukungan teman
bahwa tidak ada hubungan antara dengan kejadian TB MDR.
dukungan tokoh masyarakat dengan
perilaku pasien TB MDR dalam KESIMPULAN
pencegahan penularan TB MDR di 1. Responden memiliki perilaku
wilayah kerja puskesmas Kota pencegahan penularan TB MDR
Semarang. yang baik (71,4%), dan (28,6%)
Hal ini sejalan dengan perilaku pencegahan penularan
penelitan Erawatyningsih dkk bahwa TB MDR yang kurang baik.
dukungan kader TB tidak 2. Lebih dari setengah usia
berhubungan dengan perilaku responden yaitu <45,6 tahun
pencegahan pada pasien TB MDR. sebesar 54,8%. Lebih dari
Sama hal nya dengan penelitian setengahnya berjenis kelamin laki-
Zuliana juga ditemukan bahwa laki sebesar 57,1%. Latar
dukungan kader TB tidak belakang pendidikan nya
berhubungan dengan kejadian TB SMA/SMK (59,5%). Pekerjaan
MDR.15 resopnden sebagai buruh (35,7%).
Pendapatan keluarga nya (50,0%)
berpendapatan <Rp 2.310.000,-
dan (50,0%) berpendapatan ≥Rp
2.310.000,-.

449
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

3. Lebih dari setengah responden ber responden mengenai TB MDR (p-


pengetahuan baik (76,2%). value = 0,020), sikap responden
Sedangkan sisanya (23,8%) terhadap pencegahan penularan
memiliki pengetahuan kurang baik TB MDR (p-value = 0,006),
mengenai TB MDR. Sebagian aksesbilitas informasi TB MDR (p-
responden memiliki sikap value = 0,001), dukungan keluarga
mendukung terhadap pencegahan (p-value = 0,019).
penularan TB MDR (59,5%). 6. Variabel bebas yang tidak
(40,5%) sisanya memiliki sikap berhubungan dengan perilaku
kurang mendukung terhadap pasien TB MDR dalam
pencegahan penularan TB MDR. pencegahan penularan TB MDR
Lebih dari setengah responden adalah usia responden (p-value =
memiliki aksesbilitas informasi TB 0,695), jenis kelamin responden
MDR baik (71,4%). Sedangkan (p-value = 0,430), pendidikan
sisanya (28,6%) aksesbilitas terakhir responden (p-value =
informasi TB MDR kurang baik. 0,740), pekerjaan responden (p-
Keluarga mendukung responden value = 0,169), pendapatan
dalam pencegahan penularan TB keluarga responden (p-value =
MDR (92,9%). (7,1%) lainnya, 0,495), aksesbilitas mendapatkan
keluarga kurang mendukung obat (p-value = 0,406), sarana
dalam pencegahan penularan TB prasarana penunjang pencegahan
MDR. penularan TB MDR (p-value =
4. Sebagian besar responden 1,000), dukungan sosial (p-value =
aksesbilitas mendapatkan obatnya 0,545), dukungan petugas
mudah diakses (78,6%). Lebih dari kesehatan (petugas puskesmas)
setengah responden (83,3%) (p-value = 0,329), dukungan tokoh
sarana prasarana penunjang masyarakat (p-value = 0,274),
pencegahan penularan TB MDR dukungan teman (p-value =
yang didapatkan sudah 0,131).
menunjang. Mayoritas responden
memiliki dukungan sosial sebesar SARAN
92,9%. Dukungan petugas 1. Bagi Puskesmas di Kota
kesehatan yang diberikan kepada Semarang
responden mendukung dalam a. Memaksimalkan peran kader
pencegahan penularan TB MDR TB dalam hal pemberian
(85,7%). Lebih dari setengah informasi dan motivasi
responden memiliki dukungan dari mengenai TB MDR pada
tokoh masyarakat (kader TB) pasien TB maupun TB MDR.
sebesar 71,4%. Dukungan teman b. Meningkatkan penyuluhan dan
yang diberikan kepada responden konseling pada pasien TB
mendukung dalam pencegahan MDR dan PMO mengenai
penularan TB MDR (88,1%). tanda, gejala, cara penularan
5. Variabel bebas yang berhubungan serta cara pencegahan TB
dengan perilaku pasien TB MDR MDR.
dalam pencegahan penularan TB c. Meningkatkan konseling pada
MDR adalah pengetahuan pasien TB MDR mengenai

450
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pengetahuan dan sikap pasien MDR agar pasien TB MDR


TB MDR terhadap pencegahan dapat memperbaiki
penularan TB MDR. perilakunya dan tidak
d. Memberikan konseling kepada menularkan kepada orang lain.
pasien TB MDR mengenai 5. Bagi Peneliti Lain
pengobatan TB MDR, cara a. Menambahkan variabel yang
menanggulangi efek samping belum digunakan oleh peneliti
obat, serta motivasi kepada yaitu mengenai hal yang harus
pasien TB MDR. didapatkan oleh penderita TB
2. Bagi Penderita TB MDR MDR, seperti informasi
a. Meningkatkan perilaku mengenai pencegahan
pencegahan penularan TB penularan TB MDR, dan juga
MDR agar mengurangi risiko cara mengatasi efek samping
penularan pada orang lain. agar hal tersebut dapat
b. Meningkatkan konsumsi membantu pasien TB MDR
makanan bergizi serta minum meningkatkan perilaku
obat teratur hingga tuntas agar pencegahannya dan sadar
dapat sembuh dari penyakit TB akan pentingnya melakukan
MDR. perilaku pencegahan
c. Menggunakan masker setiap penularan TB MDR.
beraktivitas dan saat
berkomunikasi dengan orang DAFTAR PUSTAKA
lain. 1. Reichman LB. How to ensure the
3. Bagi Keluarga Penderita TB MDR continued resurgence of
a. Memberikan informasi tuberculosis. Lancet
mengenai pencegahan 1996;347:175-7.
penularan TB MDR agar 2. Sekretariat Jenderal Kemenkes RI.
pasien memperhatikan Profil Kesehatan Indonesia Tahun
perilaku pencegahan nya 2016. Jakarta : Kemenkes RI;
sehingga tidak menularkan 2017.
pada anggota keluarga yang 3. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol 9
lain. No 4, Desember 2010 : 1340-1346
b. Memberikan motivasi kepada 4. Departemen Kesehatan Republik
pasien TB MDR agar pasien Indonesia. Pedoman Nasional
lebih semangat Penanggulangan Tuberkulosis.
menanggulangi efek samping Jakarta; 2002.
dan dapat menuntaskan 5. Dinas Kesehatan Kota
pengobatan Semarang.Pengendalian Penyakit
4. Bagi Kader TB dan Penyehatan Lingkungan.
a. Memberikan motivasi secara Semarang; 2017.
langsung pada penderita TB 6. Bloss E, Kukša L, Holtz TH,
MDR agar pasien patuh minum Riekstina V, Skripcˇonoka V,
obat. Kammerer S, dkk. Adverse events
b. Memberikan informasi related to multidrug-resistant
mengenai perilaku tuberculosis treatment, Latvia,
pencegahan penularan TB

451
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

2000–2004. Int J Tuberc Lung Dis. Sikap dengan Kepatuhan Berobat


2010;14(3):275–81 pada Pasien TB MDR yang Rawat
7. Dinas Kesehatan Kota Jalan di Jakarta Tahun 2014.
Semarang.Profil Kesehatan Kota Media Litbang Kesehatan; 2016.
Semarang. Semarang; 2016. 13. Sumartini NP. Hubungan Tingkat
8. Mulyono. Faktor-faktor Determinan Pengetahuan Tentang TB Paru
Kejadian Multidrag Resistance dengan Kecemasan pada
Tuberculosis di Indonesia. Penderita TB Paru di Instalasi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Rawat Inap RSUP NTB. Politeknik
Universitas Dian Nuswantoro Kesehatan Kemenkes Mataram;
Semarang. Semarang; 2014. 2013.
9. Sarwani, D. Faktor Risiko 14. Sara MS. Hubungan Dukungan
Multidrug Resistant Tuberculosis Keluarga terhadap Kepatuhan
(Mdr-Tb). Jurnal Kesehatan Minum Obat pada Pasien TB Paru
Masyarakat. KEMAS 8 (1) (2012) di Puskesmas Umbulharjo 1
60-66; 2012. Yogyakarta. Fakultas Ilmu
10. Susilo R, dkk. Kepatuhan Pasien Kesehatan Universitas Aisyiyah
TB MDR terhadap Pencegahan Yogyakarta. Yogyakarta; 2017.
Penularan di RSUD Gunung Jati 15. Pare AL, Amiruddin R, Leida I.
Kota Cirebon. 2018;2(2):83-8. Hubungan antara Pekerjaan,
11. Astuti Sumiyati. Hubungan Tingkat PMO, Pelayanan Kesehatan,
Pengetahuan dan Sikap Dukungan Keluarga dan
Masyarakat terhadap Upaya Diskriminasi dengan Perilaku
Pencegahan Penyakit Berobat Pasien TB Paru. Jurnal
Tuberculosis di RW 4 Kelurahan Kesehatan Masyarakat. Makassar;
Lagoa Jakarta Utara. Jurnal 2012.
Kesehatan Masyarakat. 2013.
12. Sari ID, Mubasyiroh R, Supardi S.
Hubungan Pengetahuan dan

452

You might also like