Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menyusun formula dengan
menentukan bahan tambahan serta kadar yang sesuai menggunakan software
exc-sol.
II. PRINSIP
1. Preformulasi
Preformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan
farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat
mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan
farmasi (Lieberman, 1990).
III. REAKSI
-
IV. TEORI DASAR
Preformulasi adalah untuk menetapkan fisikokimia yang diperlukan
parameter zat obat baru. Selain itu,untuk menentukan profil laju kinetiknya. dan
membangun karakteristik fisiknya dan,untuk menetapkannya komputabilitas
dengan eksipien umum. Juga, ntuk pilih bentuk obat yang benar.Hasilkan
pemahaman menyeluruh tentang stabilitas material di bawah kondisi itu akan
menyebabkan berkembangnya obat yang optimal sistem pengantaran.(Howard,
2005).
Studi preformulasi didefinisikan sebagai penyelidikan sifat fisik & kimia dari
substansi obat saja dan ketika dikombinasikan dengan eksipien. Preformulasi
melibatkan penerapan prinsip-prinsip biofarmasi dengan parameter fisikokimiawi
zat obat yang dicirikan dengan tujuan merancang sistem pengiriman obat yang
optimal. Dalam penelitian sebelumnya ini diambil sebelum formulasi berbagai
bentuk sediaan. Preformulasi produk baru dapat menyingkirkan bencana kerana
dapat dicegah terlebih dahulu. Farmasi dan apoteker formulasi bertanggung jawab
untuk mewujudkan pengembangan produk akhir yang diserahkan kepada FDA
untuk persetujuan pemasaran menjanjikan satu (tahan dalam kimia & fisik properti)
(Jens,2000).
Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam
membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu obat
atau sediaan farmasi biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan memerlukan
waktu yang lama untuk sampai ke tangan pasien yang membutuhkan. Penyebab
ketidakstabilan sediaan obat ada dua watak, pertama kali adalah labilitas dari bahan
obat dan bahan pembantu sendiri. Yang terakhir dihasilkan dari bahan kimia dan
kimia fisika, untuk lainnya adalah faktor luar seperti suhu,kelembapan,udara,dan
cahaya, menginduksi atau mempercepat reaksi yang berkurang nilainya ( Ansel,
2006).
Beberapa kriterial umum yang esensial untuk eksipien yaitu: netral secara
fisiologis, stabil secara fisika dan kimia, memenuhi peraturan perundangan, tidak
mempengaruhi bioavailabilitas obat, bebas dari mikroba patogen dan tersedia
dalam jumlah yang cukup dan murah (Dave, 2015).
Satu hal penting dari fenomena distribusi adalah sifat senyawa obat itu agar
dapat melalui membran sel yang terdiri dari lipoprotein atau suatu lapisan hidrofil
dan hidrofob. Koefisien partisi merupakan bagian yang sangat penting dalam
pembuatan obat. Khusunya untuk membuat obat dalam. Obat yang kita ciptakan
harus tepat sasaran dan dengan mengetahui koefisien partisi dapat ditetapkan cara
obat masuk ke dalam liposom. Obat supaya mudah larut dalam lipid harus bersifat
non polar atau lipofilik. Koefisien partisi tidak hanya perlu diperhatikan dalam
pembuatan obat dalam. Dalam pembuatan obat luar atau topikal, koefisien partisi
juga merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan (Czyrski, 2013).
V. ALAT DAN BAHAN
5.1 ALAT
− Komputer
5.2 BAHAN
− Aquadest
− Carboxymethulcellulosum Sodium
− Citric Acid Monohydrate
− Glycerin
− Methylparaben
− Monoethanolamine
− Propylparaben
− Sorbitol solution 70%
− Sucrose
− Tetracycline Hydrocloridum
VI. PROSEDUR
A. Analisis Inkompatibilitas
Setelah memilih kategori bahan, list bahan tambahan sesuai kategori yang
dipilih sebelumnya akan muncul pada combobox “Pilih Bahan”. Pilihlah
bahan tambahan yang ingin digunakan.
Untuk memilih kategori bahan yang lain, silahkan ubah kembali kategori
bahan pada combobox “Kategori Bahan”, daftar bahannya akan muncul di
combobox “Pilih Bahan”.
Bahan tambahan yang telah dipilih akan muncul pada tabel utama dan secara
otomatis dianalisis inkompatibilitasnya. Bahan tambahan yang saling
inkompatibel akan ditandai dengan berubahnya warna latar menjadi merah
pada baris bahan tambahan di tabel.
B. Perhitungan kadar surfaktan
Pertama kita pilih “Lihat HLB” untuk memunculkan nilai bahan tambahan
(surfaktan) pada tabel.
Selanjutnya jika HLB telah muncul, lakukan kembali klik menu “Analisis”.
Masukkan jumlah emulgator yang ingin digunakan dalam sediaan dalam satuan
gram.
VII. DATA PENGAMATAN
PROSEDUR HASIL
A. Analisis Inkompatibilitas
8.
9. Masukkan HLB butuh.
10.