You are on page 1of 26

JAMU, OBAT HERBAL TERSTANDAR, FITOFARMAKA,

DAN ALAT KESEHATAN


Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulih Praktikum Compounding
dan Dispensing
Dosen Pengampu : Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt

Disusun oleh :
1. Brian Resti Damai Wati 1061822007
2. Dewi Sekar Ayu 1061822010

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI”
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan,bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahantersebut, yang
secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkanpengalaman. Obat
tradisional dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan,bahan hewan, sediaan
sarian (galenik), atau campuran bahan-bahan tersebut. Obat tradisional secara turun-
temurun telah digunakan untuk kesehatan berdasarkanpengalaman. Obat tradisional
telah digunakan oleh berbagai aspek masyarakatmulai dari tingkat ekonomi atas sampai
tingkat bawah, karena obat tradisionalmudah didapat, harganya yang cukup terjangkau
dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan dan pencegahan penyakit (Dirjen POM,
1994).
Untuk meningkatkan mutu suatu obat tradisional, maka pembuatan obattradisional
haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya mengikutkan pengawasanmenyeluruh yang
bertujuan untuk menyediakan obat tradisional yang senantiasamemenuhi persyaratan
yang berlaku. Keamanan dan mutu obat tradisionaltergantung dari bahan baku,
bangunan, prosedur, dan pelaksanaan pembuatan,peralatan yang digunakan,
pengemasan termasuk bahan serta personalia yangterlibat dalam pembuatan obat
tradisional (Dirjen POM, 1994).

Bahan-bahan ramuan obat tradisional seperti bahan tumbuh-tumbuhan,bahan hewan,


sediaan sarian atau galenik yang memiliki fungsi, pengaruh serta khasiat sebagai obat,
dalam pengertian umum kefarmasianbahan yang digunakan sebagai simplisia. Simplisia
adalah bahan alamiah yangdipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dankecuali dinyatakan lain berupa bahan yang dikeringkan
(Dirjen POM, 1999).
Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk tiap
komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan
untuk digunakan dalam pemeliharaan dan perawatan, diagnosis, pemulihan, perbaikan,
penyembuhan dan lain-lain (Hartono, 1985).
BAB II

ISI

A. Obat Herbal Terstandar (OHT)


1. Definisi
Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau
penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral.
Produk ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-
klinik (uji pada hewan) dengan mengikutistandar kandungan bahan berkhasiat, standar
pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis,
dan uji toksisitas akut maupun kronis.

Logo OHT

2. Ketentuan Obat Herbal Terstandar


a) Obat Herbal Terstandar sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 butir b harus
mencantumkan logo dan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR”
b) Logo sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) berupa “JARI – JARI DAUN (3
PASANG) TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan ditempatkan pada
bagian atas sebelah kiri dari wadah /pembungkus /brosur
c) Logo (jari – jari daun dalam lingkaran) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dicetak dengan warna hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang
menyolok kontras dengan warna logo
d) Tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” yang dimaksud pada Ayat (1)
harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam diatas dasar warna
putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan “OBAT HERBAL
TERSTANDAR”
3. Kriteria Obat Herbal Terstandar
a) Aman
b) Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik
c) Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
d) Telah dilakukan standardisasi terhadap bahanbakuyang digunakan dalam
produk jadi.

4. Keunggulam Produk Oht


a) Telah melalui standardisasi bahan baku
b) Telah melalui uji toksisitas akut dan toksisitas subkronis sehingga aman untuk
dikonsumsi dalam jangka panjang
c) Telah melalui uji manfaat / khasiat sehingga dapat dibuktikan kebenaran
khasiatnya.
d) Mendapatkan pengakuan dan sertiikat dari BPOM

5. Keuntungan Dan Kerugian Obat Herbal Terstandar


a) Harganya terjangkau
b) Efek samping relative kecil bahkan ada yang sama sekali tidak menimbulkan
efek samping jika digunakan secara tepat
c) Reaksinya lambat
d) Memperbaiki keseluruh system tubuh
e) Efektif untuk penyakin kronis yang sesuai diatas dengan obat kimia

6. Mekanisme Obat Herbal Terstandar


a) Obat kimia bekerja secara simptomatis
b) Obat kimia hanya mampu memperbaiki beberapa system tubuh
c) Obat herbal bekerja langsung pada sumbernya dengan memperbaiki
keseluruhan system tubuh yakni dengan memperbaiki sel-sel jaringan, dan
organ-organ tubuh yang rusak serta dengan meningkatkan system kekebalan
tubuh untuk berperang melawan penyakit

7. Contoh Produk Obat Herbal Terstandar

LELAP (SOHO)
a. KOMPOSISI
Valerianae Radix 250 mg, Myristicae semen 115 mg, Eleuthroginseng Radix 100
mg, polygalae Radix 135 mg.
b. INDIKASI
Membantu meringankan gangguan tidur dan meningkatkan kualitas tidur.
c. DOSIS & ATURAN PAKAI
Penggunaan obat 1-2 kaplet perhari, dikonsumsi setelah makan.
d. EFEK SAMPING
Sakit kepala, kegelisahan, penglihatan kabur, dosis besar menyebabkan bradikardi,
aritmia, dan penurunan motilitas usus.
e. KONTRAINDIKASI
Hipersensitivitas, dan penderita gangguan hati.
f. PERHATIAN
Selama menggunakan obat ini jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin.
Hindari penggunaan bersama dengan alkohol atau bahan sedatif lain. Hindari
penggunaan pada anak-anak dibawah 12 tahun, wanita hamil dan menyusui.
g. PENYIMPANAN
Simpan dibawah suhu 30˚C dan terlindung dari cahaya.
h. KEMASAN
Dus, 25 Strip @4 kaplet salut selaput
i. KANDUNGAN
a. Valerianae Radix
Valerianae Radix adalah akar tanaman Valeriana officinalis L. (Valerian).
Valerian merupakan tumbuhan terkenal, sudah lama digunakan secara tradisional
untuk menghilangkan gejala ringan stres mental dan untuk membantu tidur.
Valerian adalah herbal medisinal untuk menghilangkan ketegangan saraf ringan
dan gangguan tidur. Akar valerian pada dosis sekitar 20 gram (20.000 mg)
menyebabkan gejala benigna yaitu fatigue, kram perut, penebalan dada, yang
tampak pada 24 jam. Valerian tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak di bawah
usia 12 tahun, atau yang alergi terhadap Valerian. Selama memakai Valerian,
tidak disarankan mengkonsumsi obat sedatif lain.
Komponen-komponen biokimia aktif yang terdapat dalam ekstrak valerian
adalah:
Alkaloid : Actidine, catinine, isovaleramide, valerianine, dan valtrate
Amino Acid : Gamma-aminobutyric acid (GABA), tyrosine, arginine dan
glutamine Valepotriates, esters non-glicoside, acevaltrate,
isovaltrate dan valtrate
Volatile oil : Seskuiterpen dan monoterpen (asam acetoxivalerenic dan
asam valerenic)
Flavanone : Hesperidin, 6-methylapigenin dan linarin.
Khasiat : Sedatif, Hipnotik, Spasmolitik, Karminatif, Hipotensif
Komponen-komponen biokimia aktif lain yang terdapat dalam ekstrak valerian
adalah Bornyl isovalerate sebagai komponen utama. Minyak atsiri (berkisar 0,2-
2,8%) mengandung Bornyl asetat dan Bornyl isovalerate
b. Myristicae Semen
Myristicae Semenadalah biji pala. Pala (Myristica fragan Haitt) merupakan
rempah asli Indonesia, tepatnya berasal dari Banda dan Maluku. Biji pala
memiliki efek rasa ngantuk, kulit dan selaput lindir kering, gemetaran, hilang
ingatan dan rasa berat di kepala. Jika takaran biji pala terlampau tinggi maka akan
menimbulkan efek merangsang (hampir mendekati keracunan), karena biji pala
menimbulkan efek membius dan menimbulkan rangsangan yang kuat pada urat-
saraf disusul oleh depresi dan tanda-tanda keracunan seperti sakit kepala, kejang,
halusinasi, pusing kepala, runtuh, dan sebagainya.
Asam miristat merupakan komponen utama dalam biji pala, yaitu sekitar 76,6
% kandungan asam miristat dalam biji pala. Komponen lain dalam biji pala dan
fuli terdiri dari minyak atsiri, minyak lemak, protein, selulosa, pentosan, pati,
resin dan mineral-mineral. Minyak atsiri dengan komponen utama monoterpen
hidrokarbon (61 - 88% seperti alpha pinene, beta pinene, sabinene), asam
monoterpenes (5 - 15%), aromatik eter (2-18% seperti, elemicin, safrole). Biji
pala juga mengandung minyak menguap (miristin, pinen, kamfen, dipenten,
safrol, eugenol, iso eugenol dan alcohol), gliserida (asam oleat, borneol dan
giraniol), protein, lemak, pati dan gula, vitamin A, B1 dan C.
c. Eleuthroginseng Radix
Akar ginseng (Eleuthroginseng Radix) berasal dari akar Eleutherococcus
senticosus. Beberapa di antara khasiat ginseng adalah meningkatkan stamina,
memperlambat proses penuaan, dan untuk kecantikan. Tak hanya itu ginseng juga
mampu membasmi keluhan-keluhan badan seperti kekurangan tenaga, cepat
lelah, dan rasa ngantuk.
Kandungan kimia Eleutherococcus senticosus teridiri dari susunan utama
senyawa kimia jenis saponin triterpenoid yang terdiri dari eleutheroside A-M,
eleutheroside B (syringin), ciwujianoside A-E serta isofraxidine. Kandungan
kimia ginseng yang lainnya telah diketahui adalah saponin dan glikosida.
Glikosida pada akar ginseng dikenal sebagai ginsenosida. Selain itu, akar ginseng
juga mengandungi 16 jenis ginsenosida seperti minyak asiri, panasena, resih,
musilago, asam panax, fitosterol, hormon, vitamin B, kabohirat, dan selulosa.
d. Polygalae Radix
Akar Senega (Polygalae Radix) berasal dari akar tanaman Polygala senega L.
Akar senega memiliki aktivitas farmakologi untuk mengobati asma, emfisema,
bronkhitis, inflamasi pada tenggorokan, hidung, dan dada. Akar senega aman
apabila dikonsumsi dalam jangka pendek.
Komponen kimia utama penyusun senyawa akar senega adalah saponin
triterpenoid, senegin, polygalic asam, sapogenin, sengins, asam fenolik, metil
salisilat dan polygalitol.

B. Fitofarmaka

1. Defenisi
Fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan
bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang
berlaku yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji
praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.

Logo fitofarmaka:

2. Prioritas pemilihan fitofarmaka


 Bahan bakunya relatif mudah diperoleh.
 Didasarkan pada pola penyakit di Indonesia.
 Perkiraan manfaatnya terhadap penyakit tertentu cukup besar.
 Memiliki rasio resiko dan kegunaan yang menguntungkan penderita.
 Merupakan satu-satunya alternatif pengobatan.
3. Ramuan fitofarmaka
Ramuan (komposisi) hendaknya terdiri dari 1 (satu) simplisia/ sediaan galenik. Bila hal
tersebut tidak mungkin, ramuan dapat terdiri dari beberapa simplisia,/sediaan galenik
dengan syarat tidak melebihi 5 (lima) simplisia/sediaan galenik. Simplisia tersebut
masing-masing sekurang-kurangnya telah diketahui khasiat dan keamanannya berdasar
pengalaman.
4. Standar bahan baku fitofarmaka
Bahan baku harus memenuhi persyaratan yang tertera dalam Farmakope Indonesia,
Ekstra Farmakope Indonesia atau Materia Medika Indonesia Bila pada ketiga buku
persyaratan tersebut tidak tertera paparannya, boleh menggunakan ketentuan dalam buku
persyaratan mutu negara lain atau pedoman lain.
Penggunaan ketentuan atau persyaratan lain diluar Farmakope Indonesia, Ekstra
Farmakope Indonesia dan Material Indonesia harus mendapat persetuiuan pada waktu
pendaftaran fitofarmaka. untuk menjamin keseragaman khasiat dan keamanan
fitofarmaka harus diusahakan pengadaan bahan baku yang terjamin keseragaman
komponen aktifnya. Untuk keperluan tersebut, bahan baku sebelum digunakan harus
dilakukan pengujian melalui analisis kualitatif dan kuantitatif. Secara bertahap industri
harus meningkatkan persyaratan tentang rentang kadar alkaloid total, kadar minyak atsiri
dan lain sebagainya.
5. Zat kimia berkasiat fitofarmaka
Penggunaan zat kimia berkhasiat (tunggal murni) dalam fitofarmaka dilarang
6. Bentuk sediaan
untuk mendapatkan formulasi yang tepat, diperlukan suatu percobaan. Dari beberapa
percobaan tersebut dipilih formula yang memberikan keamanan, khasiat, mutu dan
stabilitas yang paling tinggi.

7. Standar Fitofarmaka
Setiap fitofarmaka.harus dapat dijamin kebenaran komposisi, keseragaman komponen
aktif dan keamanannya baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Pada analisis
terhadap ramuan, sebagai baku pembanding digunakan zat utama atau zat identitas
lainnya. Secara bertahap industri harus mempertajam perhatian terhadap galur fitokimia
simplisia yang digunakan.
8. Khasiat
Pernyataan khasiat harus menggunakan istilah medik, seperti diuretik, spasmolitik,
analgetik, antipiretik.
9. Dukungan penelitian
Fitofarmaka harus didukung oleh. Hasil pengujian, dengan protocol pengujian yang jelas
dan dapat dipertanggung jawabkan. Pengujian meliputi toksisitas, uji efek, farmakologik,
uji klinik, uji kualitas dan pengujian lain yang dipersyararkan.
10. Contoh fitofarmaka Indonesia
Tensigard (Phapros)

a. Deskripsi
Tensigard merupakan salah satu fitofarmaka yang cukup terkenal mengatasi
atau menurunkan tekanan darah (hipertensi). Komposisinya terdiri dari kumis
kucing (Orthosiphon stamineusBenth.) dan seledri (Apium graveolens L.). Adapun
deskripsi dari kedua tanaman ini adalah:

Seledri (Apium graveolens L.)

Famili : Umbelliferae
Genus : Apium
Species : Apium graveolens L.
Nama Daerah
Di Sunda terkenal dengan nama saladri dan dijawa terkenal dengan seledri.
Morfologi Tanaman
Batang:
tidak berkayu, beralus, beruas , bercabang, tegak, hijau pucat
Daun :
tipis majemuk, daun muda melebar atau meluas dari dasar, hijau mengkilap,
segmen dengan hijau pucat, tangkai disemua atau kebanyakan daun merupakan
sarung.
Bunga :
putih kehijauan atau putih kekuningan ½ -3/4 mm panjangnya. Dan bunga
putih kehijauan atau merah jambu pucat dengan ujung yang bengkok. Bunga
betina majemuk yang jelas, tidak bertangkai atau bertangkai pendek, sering
mempunyai daun berhadapan atau berbatasan dengan tirai bunga .
Tirai bunga:
tidak bertangkai atau dengan tangkai bunga lebih 2 cm panjangnya.
Buah:
panjangnya sekirae 3 mm, batang angular, berlekuk, sangat aromatic
Akar: tebal
Habitat Dan Penyebarannya
Berasal dari eropa selatan, sekarang ada dimana –mana banyak ditanam orang
untuk diambil daun, akar, dan buahnya
Kandungan Kimia
Seluruh herba seledri mengandung glikosida apiin (glikosida flavon),
isoquersetin, dan umbelliferon. Juga mengandung mannite, inosite, aspargine,
glutamine, choline, linamarose, pro vitamin A , vitamin C dan B. kandungan
asam –asam dalam minyak atisiri pada biji antara lain : asam –asam resin, asam
–asam lemak terutama palmitat, oleat, linoleat, dan petroselinat. Senyawa
kumarin lain ditemukan dalam biji yaitu bergapten, seselin, isomperatorin,
ostheno, dan isopimpineline. Seledri diketahui mengandung senyawa aktif
yang dapat menurunkan tekanan darah yaitu ''apigenin'' (yang berfungsi
sebagai calcium antagonist) dan manitol yang berfungsi seperti diuretik.
Gambar 2. Struktur Apigenin
Kegunaan Dan Khasiat
Secara tradisional tanaman seledri digunakan sebagai pemacu enzim
pencernaan atau sebagai penambah nafsu makan, peluruh seni dan penurun
tekanan darah. Disamping itu digunkan pula untuk memperlancar keluarnya
air seni untuk mengurangi rasa sakit pada rematik dan gout, juga digunakan
sebagai sayur dan lalap untuk penyedap masakan.

Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

r
Nama Daerah
Kumis kucing dikenal juga dengan nama Kumis Kucing, ,Remujung, Misai
Kucing (Malaysia), Yaa Nuat Maeo (Thailand).
Familia : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon stamineus Benth.
Morfologi Tanaman
Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian
buku- bukunya dan tingginya mencapai 2 meter. Batang bersegi empat agak
beralur.
Habitat Dan Penyebaran
Cina - Fujian, Guangxi, Hainan, Yunnan, Asia Timur : Taiwan, Indo-cina,
Kamboja, Laos, myanmar, Filipina, Australia.
Kandungan Kimia
Daunnya mengandung kadar kalium (boorsma) yang cukup tinggi dan
glikosida orthosiphonin yang berkhasiat untuk melarutkan asam urat, fosfat
dan oksalat dari tubuh. Terutama dari kandung kemih, empedu dan ginjal.,
rematik, tekanan darah tinggi, kencing manis, kencing batu serta infeksi
kandung kencing. 7,39,49-tri-O- methylluteolin, eupatorin, sinensetin, 5-
hydroxyl 6,7,39,49-tetramethoxyflavone, salvigenin, ladenein, vomifoliol,
aurantiamide acetate, rosmarinic acid, cafeeic acid, oleanolic acid.
Kegunaan Dan Khasiat
Kumis kucing bermanfaat untuk menanggulangi berbagai penyakit , misalnya
penyakit batu ginjal, melancarkan pengeluaran urin, mengobati kantung
kemih, reumatik, dan menurunkan kadar glukosa darah. Selain bersifat diuretik
kumis kucing digunakan sebagai antibakteri. Daun kumis kucing baik basah
maupun kering digunakan sebagai bahan obat –obatan. Diindonesia yang
kering dipakai sebagai obat untuk obat rematik, diuretik, batuk encok,
menurunkan kadar gula darah dan untuk penyakit syphilis.
b. Komposisi

Komposisi tiap kapsul berisi:

Ekstrak Apii herba…………………..92mg

Ekstrak Orthosiphon folium……..28mg

c. Indikasi
Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic, obat ini gabungan dari komposisi
daun kumis kucing dan daun seledri, disini yang berperan sebagai agen penurun
tekanan darah tinggi adalah extrak daun seledri, sedangkan untuk daun kumis kucing
(Orthosiphon Folium) lebih ke infeksi ginjal, saluran kemih, dll.
d. Dosis
Dosis terapi : 3 x sehari 1 kapsul
Dosis pemeliharaan : 2 x sehari 1 kapsul
e. Kontraindikasi
Hipersensitif
f. Standarisasi dan Persaratan Mutu Simplisia
Dalam rangka pengembangan obat tradisional Indonesia menjadi obat herbal
terstandar dan fitofarmaka, standarisasi dan persyaratan mutu simplisia obat
tradisional merupakan hal yang perlu diperhatikan. Simplisia merupakan bahan baku
yang berasal dari tanaman yang belum mengalami pengolahan, kecuali pengeringan.
Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat
bervariasi tergantung banyak faktor seperti telah dikemukakan sebelumnya.
Standarisasi simplisia diperlukan untuk mendapatkan efek yang dapat diulang
(reproducible). Kandungan kimia yang dapat digunakan sebagai standar adalah
kandungan kimia yang berkhasiat, atau kandungan kimia yang hanya sebagai petanda
(marker), atau yang memiliki sidik jari (fingerprint) pada kromatogram. Untuk
mendapatkan simplisia dengan mutu standar diperlukan pembudidayaan dalam
kondisi standar. Dewasa ini industri obat tradisional disarankan dan didorong untuk
melakukan budidaya dan mengembangkan sendiri tanaman sumber simplisianya
sehingga diharapkan diperoleh simplisia dengan mutu standar yang relative homogen.
Standarisasi tidak saja diperlukan pada simplisia, tetapi juga pada metode pembuatan
sediaan termasuk pelarut yang digunakan dan standardisasi sediaan jadinya Untuk
pengembangan obat tradisional menjadi obat herbal terstandardisasi dan fitofarmaka,
simplisia harus memenuhi persaratan mutu agar dapat menimbulkan efek dan aman.
Persaratan mutu simplisia sejumlah tanaman tertera dalam buku Farmakope Indonesia,
Ekstra Farmakope Indonesia, atau Materia Medika Indonesia. Materia Medika
Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Pengawasan Obat Tradisional memuat
persaratan baku mutu simplisia yang banyak dipakai oleh perusahaan obat tradisional.
Pemeliharaan mutu harus diupayakan dari hulu ke hilir mulai dari budidaya,
pemanenan dan pengolahan pasca panen, pembuatan bahan baku, sampai ke
pembuatan sediaan dan sediaannya. Parameter standar mutu simplisia antara lain
mencakup kadar abu, kadar zat terekstraksi air, kadar zat terekstraksi etanol, bahan
organik asing, cemaran mikroba termasuk bakteri patogen, cemaran jamur/kapang,
cemaran aflatoksin, cemaran residu pestisida, cemaran logam berat, kadar air, kadar
zat aktif/zat identitas. Parameter standar mutu ekstrak selain hal di atas juga mencakup
konsistensi ekstrak, sedangkan parameter untuk sediaan termasuk diantaranya waktu
hancur, kadar bahan tambahan (pengawet, pewarna, pemanis, bahan kimia obat),
kadar etanol, dan stabilitas.

C. JAMU
1. Definisi
Jamu merupakan obat tradisional karena berasal dari bahan-bahan alami yang

berkhasiat khusus untuk penyakit tertentu tergantung dari bahan alami atau tumbuhan

yang digunakan. Kebutuhan masyarakat akan jamu sangat tinggi, sehingga

kebanyakan industri jamu ingin memberikan kualitas produk yang terbaik.

2. Manfaat dan Bahaya Jamu

Jamu memiliki berbagai macam manfaat yang sangat menguntungkan kesehatan

tubuh. Adapun manfaat dari jamu antara lain :

a. Menjaga kebugaran tubuh

b. Menjaga kecantikan

c. Mencegah penyakit

d. Mengobati penyakit

Jamu dapat dikatakan berbahaya bagi kesehatan yang besifat akumulatif. Hal ini

dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Mengonsumsi jamu secara terus menerus tanpa mengetahui batas konsumsinya


b. Digunakan dalam jumlah yang berlebihan/dosis terlebih

c. Salah mengonsumsi jamu atau mengonsumsi jamu palsu (bercampur dengan obat

sintetik)

Kebanyakan jamu yang memiliki khasiat yang spontan dapat menimbulkan dampak

berbahaya bagi kesehatan diri. Hal ini terjadi karena sebagian besar jamu yang

beredar dimasyarakat belum teruji khasiat dan keamanannya. Dalam suatu jenis

bahan makanan termasuk bahan obat tradisional sebagian besar mengandung dua

macam zat. Di satu sisi bahan tersebut mengandung racun dan tidak semua bahan

yang terdapat di alam dapat langsung kita konsumsi, sehingga bahaya yang

ditimbulkan oleh jamu sangat memungkinkan dan jamu-jamu yang dicampur

dengan obat-obatan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Jamu

Jamu memiliki kelebihan dibandingkan obat-obatan kimia. Adapun beberapa

kelebihan jamu diantaranya adalah :

a. Harga relatif murah;

b. Terjangkau dari seluruh masyarakat;

c. Tanaman-tanaman yang dapat diolah untuk jamu tersebut tersedia di alam kita;

d. Kandungan kimia di dalam jamu formulasinya lebih ringan dibandingkan obat

sintetis;

e. Dapat dikonsumsi sehari-hari karena kandungannya mengandung bahan kimia

alami (Winata, 2013).

Jamu juga memiliki kekurangan selain kelebihan di atas diantaranya, yaitu :

a. Efek yang dirasakan tidak dapat secara spontan;

b. Belum ada standarisasi yang baku terhadap jamu dalam segi keamanan terhadap

produk jamu;
c. Penelitian tentang jamu yang belum banyak dilakukan maka dosis tepat suatu

sediaan jamu belum dapat dipastikan dengan jelas (Winata, 2013).

4. Contoh Jamu Di Indonesia

GARSIA

a. Deskripsi

Kulit manggis dikenal sebagai ratu dari segala buah karena mengandung

senyawa xanthone yang dapat mencegah dari berbagai macam penyakit.

Xanthone mampu menjadi pelindung sel pada proses oksidasi, penuaan, atau

perusakan oleh radikal bebas. Sifat antioksidannya melebihi vitamin E dan

vitamin C. Oleh karena itu manggis dijuluki Queen of fruits alias Ratu segala

buah.

b. Indikasi

Menurunkan penyakit gula darah, tekanan darah, penyakit jantung, kanker,


pereda nyeri pada otot, menstabilkan baik untuk penuaan dini dan lain-lain.

c. Komposisi

Ekstrak kulit manggis 420 mg


Gula Sukrosa 450 mg
d. Kandungan

Dalam 400 mg ekstrak

Serat 0,01716 mg
Vitamin B1 0,0002 mg
Vitamin A 0, 01592 mcg
Vitamin C 0,0034 mg
Vitamin E 0,00224 mg
Vitamin B6 0,00012 mg
e. Aturan Pakai
Minumlah 2 kapsul untuk 3xsehari, selanjutnya minumlah 1 kapsul untuk
3xsehari.
f. `Isi
60 kapsul @400 mg
g. Manfaat
 Menjadi obat pencegah kanker
 Menyembuhkan asam urat
 Menurunkan kadar gula darah ke tingkatan normal
 Menurunkan tensi darah yang tinggi
 Menjaga vitalitas kulit serta menuntaskan jerawat
 Menuntaskan tubuh gampang letih
 Menghindarkan terjadinya serangan jantung dan stroke
 Pensuplai antioksidan bagi tubuh.

D. ALAT-ALAT KESEHATAN
Alat kesehatan dan fungsinya sebagaimana termaktub dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 118/MENKES/SK/IV/2014 menyebutkan ada
banyak sekali alat medis yang diharuskan ada di rumah sakit.
Alat kesehatan adalah Instrumet, apparatus, mesin, implant yang tidak mengandung
obat yang berfungsi untuk mencegah dan mendiagnosa penyakit, menyembuhkan dan
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan untuk membentuk struktur
dan memperbaiki fungsi jaringan tubuh.
Contoh Alat Kesehatan:
a. Arm Sling

Untuk anda yang pernah mengalami patah tulang bagian lengan


atau terkilir atau juga sakit tertentu biasanya dalam proses penyembuhan
ditopang dengan menggunakan arm sling. Alat ini umumnya terbuat dari
bahan kain yang halus dengan desain dan ukuran yang bisa ditentukan.
Fungsi utama arm sling yaitu untuk menyanggah lengan agar tidak terporsir
dan mengurangi beban.

b. Celana Khitan

Yang dimaksud dengan celana khitan yaitu sebuah celana yang


didesain khusus untuk digunakan pasca khitan. Manfaat dan fungsi celana
ini adalah untuk melindungi luka khitan agar tidak terkena kain celana saat
beraktifitas. Celana ini didesain sedemikian rupa dengan dilengkapi
pelindung pada bagian depan untuk pengamanan.

c. Hernia Aid (Celana Hernia)

Hampir sama dengan celana khitan, namun desain dan model celana
hernia tidak sama. Celana ini didesain untuk penderita hernia untuk terapi
dan mempertahankan posisinya agar tidak kembali turun. Celana ini terbuat
dari bahan kain dan ada juga yang dilengkapi dengan beberpa jenis bahan
lain untuk penyembuhan.

d. Alat Kompres Air Hangat

Alat kesehatan dan fungsinya memang ada banyak sekali, terutama


untuk non elektromedik. Seperti yang satu ini, kompress air hangat dengan
bahan karet yang warna warni tentu pernah anda lihat, bahkan sebagian dari
anda mungkin memilikinya. Alat ini berfungsi untuk memberikan terapi
kehangatan di bagian tubuh yang sakit.

e. Ice Bag (Kompres Dingin)

Selain ada kompres panas ternyata ada juga kompres dengan es. Alat
ini seringkali digunakan di dunia olah raga terutama sepak bola. Ketika ada
kontak fisik yang menyebabkan memar pada bagian tertentu maka
digunakan alat ini untuk mengompressnya.

f. Lampu Operasi
Ada yang ketinggalan pada saat kita membahas alat kesehatan
elektromedik, yaitu satu alat yang sangat penting di ruang operasi. Lampu
Operasi, merupakan alat kesehatan elektromedik yang menggunakan
energi listrik cukup besar. Apalagi untuk lampu dengan kapasitas yang
besar serta pencahayaan yang tinggi.

g. Kertas Lakmus / Litmus Paper

Memang alat ini tidak bisa langsung kita kategorikan ke dalam alat
medis, namun alat ini sangat berkaitan ndengan kesehatan yaitu ketika
menganalisa PH cairan ketuban misalnya. Oleh sebab itu kertas lakmus
juga dapat kiga masukkan ke dalam kategori alat kesehatan untuk uji
diagnostic.

h. Automated Blood Grouping Analyzer


Mungkin hampir tidak ada orang yang mengenal alat ini selain petugas
medis.Alat ini cukup langka dan anda tidak bisa menemukan alat ini
disetiap rumah sakit.Fungsi alat ini yaitu untuk melakukan pengujian
pengolahan darah seperti ABO dan Rh, serta fenotip sel darah.
BAB III
KESIMPULAN

A. LELAP SOHO

 Diketahui standarisasi dari simplisia pada produkobat herbal terstandar (OHT)

Lelap SOHO ini sudah terstandarisasi yang telah melewati uji aktivitas

praklinis, uji toksisitas akut, kadar senyawa aktif, uji pemurnian dengan

parameter mutu simplisia, serta bahan yang telah terstandarisasi.

 Senyawa marker dan senyawa identitas dari masing-masing komposisi yang

berada di dalam produk obat herbal terstandar (OHT) Lelap SOHOpada

Valeriana officinalis L adalah Bornyl isovaleratedan padaMyristica fragan

Haitt adalahmyristicin serta safrole.

 Kegunaan dari produk obat herbal terstandar (OHT) Lelap SOHO

adalah Meningkatkan kualitas tidur, Membuat tidur lebih pulas.

B. TENSIGARD (PHAPROS)

 Tensigard merupakan salah satu fitofarmaka yang cukup terkenal mengatasi atau
menurunkan tekanan darah (hipertensi). Komposisinya terdiri dari kumis kucing
(Orthosiphon stamineusBenth.) dan seledri (Apium graveolens L.).
 Daunnya mengandung kadar kalium (boorsma) yang cukup tinggi dan glikosida
orthosiphonin yang berkhasiat untuk melarutkan asam urat, fosfat dan oksalat
dari tubuh. Terutama dari kandung kemih, empedu dan ginjal., rematik, tekanan
darah tinggi, kencing manis, kencing batu serta infeksi kandung kencing.
C. GARCIA

 Garcia merupakan salah satu jamu yang mengandung ekstrak kulit manggis.

 Menurunkan penyakit gula darah, tekanan darah, penyakit jantung, kanker,

pereda nyeri pada otot, menstabilkan baik untuk penuaan dini dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM, 1994, Petunjuk Pelaksanaan Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik

(CPOTB), Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dirjen POM, 1999, Pengujian Bahan Kimia Sintetik Dalam Obat Tradisional, Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Hartono, 1985, Mengenal Alat-Alat Kesehatan & Kedokteran, Jakarta.

You might also like