You are on page 1of 15

ANALISA UNSUR

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I

I. NOMOR PERCOBAAN : IV
II. NAMA PERCOBAN : ANALISA UNSUR
III. TUJUAN PERCOBAAN :
Dapat mengidentifikasi kandungan unsur-undur dalam suatu senyawa
IV. DASAR TEORI :
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat,
komposisi, dan reaksi dari sintesis senyawa organic. Senyawa organik dibangun terutama oleh
karbon dan hidrogen dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti hidrogen mengandung
unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen, dan belerang. Definisi asli dari kimia
organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organik pasti berasal dari
organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada perkecualian. Bahkan sebenarnya,
kehidupan manusia juga sangat bergantung pada kimia anorganik, sebagai contoh, banyak enzim
yang berdasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga juga gigi dan tulang
yang komposisinya merupakan campuran dari senyawa organik maupun senyawa anorganik.
Perbedaan antara kimia organik dan kimia anorganik terletak kepada ada atau tidaknya ikatan
karbon hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk senyawa anorganik sedangkan asam format
termasuk dalam senyawa organik.
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan
atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Umumnya suatu reaksi kimia merupakan
suau perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senywa lain atau menjadi molekul lain.
Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom atom molekulnya. Oleh
karena itu, reaksi kimia pada senyawa organik ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalen
dan pembentukan ikatan kovalen yang baru. Proses ini membutuhkan waktu yang sangat
bergantung pada kondisi saat berlangsungnya reaksi. (Tim Kimia Organik. Penuntun Praktikum
Kimia Organik I. 2011)
Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti
fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi.
Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari
berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika
terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.
Kimia berhubungan dengan interaksi zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan
entalpi, seperti ketika materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi,
terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional
melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat
menjadi satu atau lebih dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi
membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu
katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak
dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena
immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga
menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam
spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk
atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk
materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani
sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan
interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur
kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi
secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.
Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau komposisi kimianya. Materi dapat
digolongkan dalam 4 fase, urutan dari yang memiliki energi paling rendah adalah padat, cair,
gas, dan plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa
yang berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat memiliki
struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah lain yang
mencoba mengubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur, dan akan
mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai partikel bebas.
Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas; pasokan energi yang
berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan
ketiga fase pertama adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume
dan bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap, sedangkan
gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia)
Fisikawan Jerman Friedlich Wilhelm Georg Kohlrausch (1840- 1910) membanting tulang untuk
mendapatkan data fisik yang akurat. Ia menyadari bahwa ia harus sangat hati-hati dalam
menentukan hantaran listrik untuk mendapatkan data yang sangat akurat.
Ia membuat alat dari kuarsa (bukan gelas!) untuk mencegah kontaminasi dari alat gelas. Dengan
mengalirkan nitrogen yang dimurnikan, ia berulang-ulang mendestilasi air. Hantaran air yang
didapatkan sangat kecil, dari 1/100 sampai 1/1000 hantran air terdestilasi biasa. Dari nilai
hantaran yang ia dapatkan, ia menghitung nilai hasil kali ion air yang nilainya sama dengan nilai
hasil teori.
Menjebak karbon dioksida dan air juga merupakan prosedur yang sukar. Kontaminasi oleh
karbon dioksida dan air dari udara merupakan sumber kesalahan juga.Kriteria kemurnian empiris
yang lain adalah uji titik-leleh-campuran. Metoda ini didasarkan atas fakta berikut. Bila titik
leleh campuran dua padatan dengan titik leleh yang sama ditentukan, titik lelehnya akan
menurun bila dua senyawa itu tidak identik.Masalahnya waktu itu adalah bagaimana kimiawan
dapat memperoleh sampel ya ng dapat dianalisis dengan benar dan tidak menunjukkan
penurunan titik leleh. (http://k011tiumb.blogspot.com/2009/11/analisis-unsur.html)
Unsur adalah suatu zat yang sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Senyawa itu ialah suatu gabungan yang terdiri dari dua unsur atau lebih yang bergabung secara
kimia dengan perbandingan tertentu dalam setiap molekulnya. Senyawa itu dapat dituliskan
dalam rumus kimia. Rumus kimia dari suatu senyawa dapat berupa rumus molekul dan rumus
empiris.
Rumus molekul itu adalah suatu molekul yang ada dalam rumus kimia yang menyatakan suatu
jenis serta jumlah atom yang dapat menyusun zat. Sedangkan Rumus empiris adalah rumus
kimia yang menyatakan suatu perbandingan terkecil atau jumlah dari atom-atom pembentuk
senyawa. Contohnya seperti n-heksana memiliki rumus yang molekulnya terdiri dari
CH3CH2CH2CH2CH2CH3, yang menyatakan bahwa senyawa ini pasti punya struktur rantai
lurus yang terdri dari masing-masing 6 atom karbon, dan 14 atom hidrogen. Dengan rumus
molekul tersebut maka dapat disimpulkan bahwa formula kimia heksana adalah C6H14,
sedangkan rumus empirisnya adalah C3H7 yang menunjukkan rasio C:H sebesar 3 :
7.(http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/pengertian-unsur-senyawa-dan-
campuran-dalam-kimia/)

ALAT DAN BAHAN


• Beker gelas
• Erlenmeyer
• Krus porselin
• Kawat tembaga
• Pecahan porselen
• Corong
• Tabung reaksi
• Kertas saring
• Karbon tetra klorida
• Asam nitrat
• Asam klorida
• Perak nitrat 5-10%
• Natrium karbonat
• Bubuk seng
• Natrium hidroksida
• Glukosa (gula pasir)

SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN


1. Asam nitrat
- Cair tidak berwarna, TF = -420
- pKa = 1,4 dalam air 93 % , Terionisasi menjadi nitrat
2. Nitrogen
- Gas tanpa warna - Bukan gas yang stabil
- Tidak berbau - Sulit bereaksi dengan senyawa lain
- Tidak terasa gasa diatomik - Zat nonlogam dengan elektronegatifitas
3. Sulfur
- Tidak berasa dan tidak berbau
- Berwarna kuning
- Bukan logam yang multivalen yang berlimpah
4. Iodium
- Mudah larut dalam kloroform
- Sedikit larut dalam air
- Padatan berkilaun berwarna hitam kebiru-biruan
5. Natrium Karbonat
- Berwarna putih
- Hidroskipis konduktor yang baik
- Bersifat basa
- Larut dalam alkohol dan etanol
VIII. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1. Jelaskan sifat fisik dan kimia Nitrogen, Sulfur dan Iodium ?
Jawab :
Nitrogen :
• Gas tanpa warna
• Tidak berbau
• Tidak berasa gas diatomik
• Bukan gas yang stabil
• Sulit bereaksi dengan senyawa lain
Sulfur :
• Tidak berasa dan tidak bau
• Warna kuning
• Bukan logam multivalen yang berlimpah
Iodium :
• Mudah larut dalam kloroform
• Sedikit larut dalam air
• Padatan berkilau berwarna hitam kebiru-biruan

2. Jelaskan ikatan kovalen dan contohnya ?


Jawab :
Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terjadi antara unsur nonlogam
dan usur nonlogam dengan cara penggunaan elektron secara bersama-sama.
Contohnya : HCl, HBr, HI, dan lain-lain

3. Apa yang di maksud dengan unsur ?


Jawab :
Unsur adalah zat murni yang dapat di uraikan lagi melalui reaksi kimia.

4. Sebutkan contoh-contoh senyawa hidrokarbon ?


Jawab :
Flour (F), Klor (Cl), Brom (Br), Iodium (I), Astatin (At).

DATA HASIL PENGAMATAN


a. Uji Karbon
No Sample Pengamatan
1 Glukosa (+) berubah jadi hitam

b. Uji Iodium
No Sample Pengamatan
1 KI + CuSO4 .5H2O (+) Berwarna biru pada kertas saring

c. Uj i Nitrogen
No Sample Pengamatan
1 Filtrat+ NaOH+ FeSO4 + HCL +FeCl3 (+) terdapat nitrogen karena terbentuk endapan biru
d. Uji Sulfur
No Sample Pengamatan
1 Endapan + HCl (+) terdapat bintik – bintik hitam pada kertas saring

X. PERTANYAAN PASCAPRAKTEK
1. Jelaskan alasan kenapa pada gula ketika ditetesi asam sulfat pekat berubah menjadi warna
hitam?
jawab:
*warna hitam yang terbentuk ini disebabkan oleh putusnya salah satu rantai karbon pada gula
oleh H2S04 yang bersifat membakar
2. Warna biru pada analisa iodium dikarenakan?
jawab:
*Warna biru ini didapat dari salah satu penguji iodium yang mengandung logam transisi Cu
dimana logam Cu ini memiliki warna yang sangat khas
3. Fungsi alat dan bahan!
jawab:
*beker gelas : tempat meletakkan larutan bahan-bahan
*erlenmeyer : tempat pengujian iodion dan sulfur
*krus porselen : tempat unik menghaluskan bahan
*kertas saring : untuk memisaghkan titrat dan endapan dan juga untuk
penutup erlenmeyer
*spatula : pengaduk bahan yang dicampurkan
*gula pasir : sampel
*bubuk seng : sebagai zat terlarut
*Na2C03 : sebagai zat terlarut
*NaOH : sebagai pelarut
*Aquades : sebagai pelarut
*KI : sampel

PEMBAHASAN
Pada percobaan IV dilakukan analisa unsur. Dalam kimia, pembahasan mengenai striuktur dan
sifat bahan, baik berupa unsur-unsur maupun senyawanya terdapat pada kimia deskriptif. Kimia
deskriptif merupakan jembatan yang penting antara kimia teori dan terapan.
Dalam kimia organik, unsur-unsur yang utama berupa karbon dan hidrogen. Selain itu,unsure
penyusun senyawa organik dapat berupa oksigen, hidrogen, sulfur, fosfor maupun halogen. Di
percobaan ini, analisa unsur yang dilakukan merupakan identifikasi secara kualitatif terhadap
keberadaan unsure C (karbon),I (iodium), N (nitrogen), dan S (sulfur).
Analisa tersebut memanfaatkan cara-cara dan hasil dari perubahan kimia yang khas atau unik
dari unsur senyawa yang bersangkutan. Misalnya, adanya unsur karbon ditandai dengan
perubahan senyawa yang mengandung atom unsure karbon berubah menjadi hitam setelah
ditetesi asam sulfat (H2SO4). Dalam percobaan ini,setelah gula dicairkan dengan pemanasan,
terlihat warna berubah menjadi hitam. Disini pemutusan ikatan C-C dilakukan dengan melalui
pemanasan.
Analisa iodium dilakukan dengan mereaksikan iodida dengan tembaga sulfat terhidrasi.
Pencampuran kemudian dilakukan didalam tabung Erlenmeyer. Dibagian mulut Erlenmeyer
ditutupi kertas saring yang sudah dibahasi dengan larutan amilum. Hasil percobaan menunjukan
terbentuknya warna kebiru-biruan pada kertas saring tersebut. Analisa iodium ini memanfaatkan
reaksi yang terjadi bila amilum ditetesi dengan iodium. Dalam analisa amilum, iodium
digunakan sebagai pereaksi. Yang apabila positif mengandung amilum akan terbentuk warna
biru. Dengan demikian, warna biru dihasilkan dari reaksi antara iodium dan amilum.
Dalam analisa nitrogen dan sulfur, terlebih dahulu dilakukan filtrasi terhadap sampel yang
digunakan. Sampel yang digunakan dalam percobaan ini berupa minyak goring.
Untuk analisa nitrogen,yang yang digunakan merupakan supernatantnya. Sedangkan bagian
endapannya digunakan untuk analisa sulfur. Pada analisa nitrogen, supernatan dibagi dua.
Dengan melakukan serangkaian prosedur yang telah ditentukan didapatkan hasil bahwa bagian
yang pertama terdeteksi mengandung nitrogen. Sedangkan bagian kedua tidak teridentifikasi
mengandung nitrogen. Hal ini mungkin disebabkan antara lain pembagian supernatant yang tidak
sama rata. Sehingga membuat salah satu bagian lebih pekat oleh pereaksi. Sedang bagian lain
tidak. Bagian yang tidak pekat tersebut menghasilkan analisa negative akan unsure nitrogen.
Pada analisa sulfur, endapan terlebih dahulu dicampur dengan asam klorida encer. Kemudian,
mulut Erlenmeyer ditutup dengan kertas saring yang dibahasi dengan larutan PB-asetat,
kemudian dikeringkan. Hasil yang didapat menunjukan sampel tidak mengandung sulfur.
Dari serangkaian prosedur tersebut, jelaslah bahwa analisa unsure merupakan suatu analisa
kualitatif dimana,adanya suatu unsure didentifikasi melalui penginderaan. Jelas pula bahwa
analisa ini mengandalkan perubahan-perubahan yang khas dari unsur ketika bereaksi dengan
pereaksi tertentu. Dengan demikian,penting sekali untuk memilih reaksi yang dapat melakukan
reaksi dengansampil dan menghasilkan perubahan khas yang mudah teramati. Selain,itu harus
diperhatikan kondisi-kondisi reaksi. Jangan sampai salah dalam mengkondisikan reaksi dan
menjalankan prosedurnya.
Bisa jadi identifikasi menunjukan negative akan keberadaan suatu unsur tertentu karena
praktikan keliru dalam menggunakan preaksi keliru dalam mengkondisikan reaksi ataupun salah
menerapkan prosedur percobaan.
Pereaksi yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari larutan amilium, tembaga sulfat
terhidrasi, natrium karbonat, bubuk seng,natrium hidroksida, besi(II)sulfat, besi klorida, larutan
timbal asetat dan atom klorida encer. Sampel yang digunakan berupa glukosa (dalam bentuk gula
pasir), kalium iodide dan minyak goreng.
Percampuran zat dalam percobaan ini dilakukan di tabung reaksi dan ada juga yang dilakukan
didalam labu Erlenmeyer. Pencampuran didalam labu Erlenmeyer sangat cocok terutama untuk
mencampurkannya kita cukup menggoyang-goyangkan labu tanpa harus menggunakan
pengaduk,sehingga dapat meminimalisir system yang sedang diamati dari kontaminasi zat-zat
lain.
Dalam proses pemanasan,percobaan ini menggunakan bahan porselen yang dapat tahan dalam
suhu yang tinggi. Pemanas yang digunakan dalam percobaan ini seharusnya pembakar Bunsen
dan kaki tiga sebagai tempatnya. Namun,karena sesuatu hal,pemanasan dilakukan dengan
menggunakan lilin. Hal ini sangat tidak efisien karena kalor dari pembakaran lilin lebih kecil dari
pada yang berasal dari Bunsen yang berbahan spritus. Proses pemanasan ini memerlukan waktu
yang sangat lama.
Kondisi percobaan yang sebenarnya dilakukan atau diterapkan oleh praktikan agak berbeda
dengan yang semestinya. Hal ini lantaran keterbatasan peralatan yang ada.
Bila analisa unsure dapat dilakukan dengan benar, hal ini akan sangat bermanfaat. Karena,hasil
analisa unsur ini dapat memberikan informasi mengenai sifat fisik dan kimia unsure &
keberadaan unsur tersebut. Prosedur percobaannya juga sederhana,tidak menggunakan peralatan
tau instrument canggih yang membutuhkan ahli khusus untuk menjalankannya. Analisa unsur ini
juga sangat mungkin menuntun kita untuk menemukan unsure-unsur baru, mengingat masih
banyaknya potensi-potensi sumber daya alam yang belum bermanfaatkan.
Analisa unsur juga dapat membuat kita mampu untuk memaksimalkan pemanfaatan unsur-unsur
yang sudah atauvpun yang belum dikenal. Sehingga diharapakan dapat semakin meningkatkan
taraf hidup manusia.

KESIMPULAN
1. Keberadaan suatu unsur dapat dildentifikasi dengan memanfaatkan perubahan atau reaksi
kimia.
2. Analisa unsur memanfaatkan perubahan kimia dimungkinkan karena unsur-unsur mengalami
perubahan yang khas.
3. Analisa unsur tergolong analisa kualitatif.
4. Pengamatan harus dilakukan dengan teliti dan cermat agar perubahan yang khas tersebut dapat
teramati.
5. Percobaan menganalisa unsur harus dapat dilakukan dengan baik dan benar agar didapat data
percobaan yang benar.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2008. Analisa Unsur.
Website : (http://k011tiumb.blogspot.com/2009/11/analisis-unsur.html)

Anonym. 2008. Kimia


Website : ( http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia)
Anonym. 2009. Pengertian Unsur Senyawa dan Campuran Dalam Kimia.
Website:(http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/pengertian-unsur-senyawa-
dan-campuran-dalam-kimia/)
ANALISIS KUALITATIF UNSUR-UNSUR SENYAWA ORGANIK

I. TUJUAN
1. Mengidentifikasi keberadaan unsur C, H dan O dalam gula dan atau amilum
2. Mengidentifikasi keberadaan unsur nitrogen dalam asam amino glisin

II. TEORI DASAR

Senyawa adalah zat yang terbentuk dari penggabungan unsur-unsur dengan pembentuknya. Senyawa
dihasilkan dari reaksi kimia antara dua unsur atau lebih melalui reaksi pembentukan. Senyawa organik atau
senyawa karbon adalah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunya terdiri dari atom karbon dan atom-atom
hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor (Riswiyanto, 2009).
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung
karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Banyak diantara senyawa organik seperti
protein, lemak, dan karbohidrat merupakan komponen penting dalam biokimia. Diantara
beberapa golongan senyawa organik adalah senyawa alifatik (rantai karbon yang dapat di ubah
gugus fungsinya), hidrokarbon aromatik (senyawa yang mengandung paling tidak satu cincin
benzena), senyawa heterosiklik (yang mencakup atom-atom nonkarbon dan struktur cincinnya),
dan polimer (molekul rantai panjang gugus berulang) (wawan, 2009).
Sifat fisika senyawa organik seperti titik leleh, titik didih, kelarutan tergantung pada
struktur, gugus fungsi, dan berat molekul. Gugus fungsi suatu molekul organik sangat
menentukan sifat reaksinya. Seperti halide (alkil halida), hidroksil (alkohol dan karboksilat),
karbonil (aldehida dan keton), amino, dan sulfonil.
Ada dua jenis model analisis, yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif
membahas mengenai identifikasi zat – zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang
terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah
memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur (Vogel, 1985).

Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak di ketahui. Analisis kualitatif merupakan suatu cara yang paling
efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.Dalam metode
analisis kualitatif,kita menggunakan beberapa pereaksi,di antaranya pereaksi golongan dan
pereaksi spesifik ( Miessler,1991 ).
Terdapat tiga pendekatan analisis kualitatif yang biasa dilakukan yaitu : perbandingan antara
data retensi solut yang tidak diketahui dengan data retensi baku yang sesuai pada kondisi yang
sama. Dengan cara spiking, yaitu dilakukan dengan menambah sampel yang mengandung
senyawa tertentu yang akan diselidiki pada senyawa baku pada kondisi yang sama. Dan dengan
cara menggabungkan alat kromatografi dengan spectrometer massa (Gandjar, 2007).
Mengidentifikasi reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung C, H, O dapat di lakukan dengan metode
analisis secara kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis untuk melakukan identifikasi elemen,spesies, dan atau
senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk
mengetahui ada atau tidaknya suatu sampel (Gandjar, I.G. dan Rohman, A.,2007).

III. PROSES PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi , statip, selang penghubung dan karet
penutup.
Bahan yang digunakan yaitu gula dan atau amilum, CuO, air kapur, pemanas, HCl pekat, glisin dan larutan
NaOH.

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Analisis kualitatif kandungan unsur C, H dan O dalam sample senyawa organik
1. Alat dirancang seperti gambar di bawah
2. 50 mg gula dan atau amilum yang telah di campur dengan 150 mg CuO dalam tabung reaksi tertutup
dipanaskan secara perlahan
3. Gas yang terbentuk di alirkan kedalam tabung reaksi kedua yang telah berisi air kapur

3.2.2 Analisis kualitatif unsur nitrogen dalam asam amino glisin


1. Bagian pertama
a. 2 tetes HCl pekat ditambahkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi 0,1 gr glisin
b. Tabung reaksi dipanaskan selama 5 menit
c. Campuran reaksi dalam tabung reaksi diencerkan dengan 1 mL air suling
d. Basa (larutan NaOH) ditambahkan sampai dengan larutan campuran reaksi menjadi alkalis atau basa
e. Larutan didinginkan sampai temperatur kamar
2. Bagian kedua
a. Satu tetes larutan diatas di tempatkan ke dalam tabung reaksi
b. Satu tetes pereaksi nessler di tambahkan ke dalam tabung
3. Bagian ketiga
a. Tabung pereaksi yang mengandung alkalis (hasil percobaan bagian pertama) di panaskan
b. kertas lakmus merah ditempatkan pada mulut tabung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
4.1.1 Analisis kualitatif kandungan unsur C, H dan O dalam sample senyawa organik
No. Perlakuan Pengamatan
1 Tabung 1 diisi gula + CuO
2 Tabung 2 diisi air kapur
3 Alat dirancang
4 Tabung 1 di panaskan - Gula + CuO meleleh berwarna hitam
- Tercium bau karamel
- Terjadi endapan kuning di tabung 2

4.1.2 Analisis kualitatif unsur N dalam senyawa organik


No. Perlakuan Pengamatan
Bagian pertama
1 Tabung berisi 0,1 gr glisin
2 Di tmbahkan HCl pekat Larutan berwarna kuning
3 Di panaskan ± 5 menit
4 Ditambahkan aquades hingga encer Larutan berwarna bening
5 Ditambahkan basa (larutan NaOH Larutan terdapat buih
10 %)
6 Di cek dengan kertas lakmus Kertas lakmus berubah biru
7 didinginkan
Bagian ke-2
8 Tabung di tambahkan 1 tetes larutan Terdapat endapan
di atas
9 Di tambah 1 tetes nessler Larutan berwarna jingga
Bagian ke-3
10 Larutan hasil bagian 1 di panaskan
11 Tempelkan kertas lakmus di mulut Kertas lakmus berwarna biru
tabung

4.2 Pembahasan
Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung ikatan karbon
dengan hidrogen (kecuali karbida, karbonat dan oksida karbon). Contoh senyawa organik :
protein, karbohidrat, lemak, asam lemak, asam amino, asam format dan sebagainya ( Rudi,2010
).
Analisis bahan dalam ilmu kimia melibatkan 2 macam analisis, yaitu analisiskualitatif, dan kuantitatif,.
Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan atau senyawa-senyawa
yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau
tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif adalah analisis yang selain
mengidentifikasi unsur juga mengidentifikasi kadar absolut atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada di
dalam sampel (Sudjadi, 2007).
Mengidentifikasi unsur C, H dan O dalam gula, gula dan CuO diletakan pada tabung pertama (gula lebih
banyak dari CuO), dan air kapur di letakan pada tabung ke dua. Kemudian tutup dengan karet penutup,
hubungkan tabung pertama dan kedua dengan selang penghubung. Panaskan tabung pertama hingga berwarna
hitam ke unguan, uap yang di hasilkan akan mengalir pada tabung kedua . pada tabung kedua yang semula
berwarna jernih lama kelamaan akan menjadi berwarna kuning keruh. Jika CO2 di alirkan secara terus menerus
maka endaan CaCO3 akan larut kembali karena terbentuk Ca(HCO)3 yang merupakan larutan tidak berwarna.
Unsur C dalam senyawa organik, melalui proses pemanasan akan bereaksi dengan CuO. Produk reaksi berupa
gas CO2. Gas CO2 akan bereaksi dengan air kapur (Ca(OH)2) membentuk endapan senyawa CaCO3.
Sedangkan unsur H dan O yang terkandung dalam senyawa organika akan berubah menjadi H2O yang
terkondensasi pada suhu ruang. Reaksi selengkapnya adalah
C12H22O11 + 24CuO 12 CO2 (g) + 11H2O (l) + 24CU (s)
CO2 + Ca(OH)2 CaCO3 (s) + H2O (air kapur berwarna keruh)
(Purwati, dkk, 2012)
Jika gas CO2 di alirkan terus menerus kedalam air kapur, akan mengakibatkan endapan CaCO3 larut kembali
akibat terbentuknya senyawa Ca (HCO3)2, sesuai reaksi berikut
CaCO3 + H2O (l) + CO2 (g) Ca(HCO3)2 (aq) (larutan tidak berwarna)
(Vogel, 1967)
Analisis kualitatif untuk mengidentifikasi adanya unsur N dalam glisin. Tahap pertam 0.1 gram glisin
ditambah HCl pekat larutan berwarna kuning. Lalu di panaskan 5 menit dan di tambahkan aquades menjadikan
larutan berwarna bening. Setelah itu di tambah NaOH 10% pada larutan terdapat buih, dan ketika dicek dengan
kertas lakmus, kertas lakmus berubah menjadi biru. Hal ini menunjukan bahwa larutan tersebut bersifat basa.
Setelah itu dinginkan.
Pada tahap ke dua, 1 tetes larutan di atas di tambah 1tetes Nessler, dalam larutan terdapat endapan dan larutan
berwarna jingga. Pereaksi Nessler berguna untuk mengidentifikasi warna dan untuk mengetahui adanya amonia
(Oshin, 2011). Tahap ke tiga, kertas lakmus di tempelkan pada bibir tabung yang berisi larutan hasil tahap pertama
lalu dipanaskan, kertas lakmus berubah menjadi biru, menunjukan bahwa larutan tersebut bersifat basa.

V. KESIMPULAN
1. Unsur C, H dan O ada dan terdapat pada gula dan atau amilum
 Kandungan C dalam campuran gula dan CuO yang dipanaskan ditandai dengan timbulnya warna hitam dalam
endapan.
 Warna keruh air kapur menandakan adanya unsur O dalam senyawa CO2 pada asap yang ditimbulkan pada proses
pembakaran (pemanasan)
 Uap air yang terlihat pada dinding tabung menandakan adanya unsur H dalam senyawa H2O yang diperoleh dari
pemanasan gula dan CuO
2. Unsur nitrogen ada dan terdapat pada asam amino glisin
 Unsur N dapat di deteksi dengan bukti berubahnya warna lakmus merah menjadi biru, karena sifat basa dari
unsur nitrogen.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J. and Fessenden, J.S., 1983, Techniques and Experiments for. Organic Chemistry, a.b.
Pudjaatmaka, Willard Grant Press, Boston.

Gandjar, I.G. dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Missler,G.L dan Tarr,D.A 1991. Inorganic Chemistry,Prentik.Hal inc . London

Sentot. B. R. 2008. Kimia Berbasis eksperimen 3. PT. Tiga Serangkai. Solo.

Sudjadi, Prof.Dr, Ms.,Apt. 2007. Kimia Farmasi Analisis. PustakaPelajar, Yogyakarta.

Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Edisi Kelima. Kalman Media
Pustaka, Jakarta. Vreeburg, J.H.G., Boxal, J.B. 2007

Vogel. A.L. 1967. A Text book of Practical Organic Chemistry. 2nd ed longman. London.

Praktikum Uji Nyala Logam


Praktikum Uji Nyala Logam adalah salah satu teknik uji pendahuluan dalam analisa kualitatif suatu
analit/zat asing yang biasanya merupakan logam. Uji Nyala ini memberikan hasil pengamatan yang
spesifik untuk logam-logam ataupun senyawa tertentu.

Uji Nyala
Uji warna nyala pada logam ini prinsimnya sangat sederhana, yaitu mengamati warna nyala yang
dihasilkan ketika suatu senyawa logam dibakar. Pembakaran ini biasanya menggunakan api berwarna
biru yang biasanya diperoleh dari pembakaran spirtus.
C. Dasar Teori
Setiap unsur mempunyai ciri serta karakteristik yang berberbeda, seperti logam-logam
kelompok alkali dan alkali tanah yang memberi beberapa warna yang khas jika dibakar. Salah
satu alasan warna yang khas ini muncul ialah karena konfigurasi atom-atom itu karena tiap-tiap
atom mempunyai konfigurasi yang berlainan dan karakteristik atau sifat-sifat khas dari
kelompok itu. Warna nyala dihasilkan dari reaksi kimia pergerakan elektron dalam ion-ion logam
yang ada dalam senyawa. Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan beberapa
energi dilepaskan sebagai energi sinar dengan panjang gelombang yang khas. Panjang
gelombang yang spesifik inilah yang menyebabkan perbedaan warna sinar yang dihasilkan.
Besarnya energi yang dihasilkan dari lompatan/perpindahan elektron ini beragam antara satu
ion logam dengan ion logam lainnya. Ini berarti bahwa tiap-tiap logam akan mempunyai pola
garis-garis spektrum yang berbeda dan menghasilkan warna nyala yang tidak sama pula

Teknik Analisa Uji Nyala Logam ini merupakan cara klasik


dalam menganalisa senyawa, namun masih sangat efektif digunakan hingga saat ini.

Selain efektif, uji nyala ini juga mamilki kelebihan yaitu murah biayanya.

Alat yang digunakan dalam praktikum uji nyala logam ialah kawat nikrom(yaitu alloy nikel-kromium)
ataupu kawat platina seperti pada gambar;

Kawat ini digunakan karena kedua kawat tersebut tidak akan memberi warna ketika dibakar.

Dasar Teori Uji Warna Nyala

Setiap unsur mempunyai ciri serta karakteristik yang berberbeda, seperti logam-logam kelompok alkali
dan alkali tanah yang memberi beberapa warna yang khas jika dibakar.

Salah satu alasan warna yang khas ini muncul ialah karena konfigurasi atom-atom itu karena tiap-tiap
atom mempunyai konfigurasi yang berlainan dan karakteristik atau sifat-sifat khas dari kelompok itu.

Warna nyala dihasilkan dari reaksi kimia pergerakan elektron dalam ion-ion logam yang ada dalam
senyawa. Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan beberapa energi dilepaskan sebagai
energi sinar dengan panjang gelombang yang khas. Panjang gelombang yang spesifik inilah yang
menyebabkan perbedaan warna sinar yang dihasilkan.

Besarnya energi yang dihasilkan dari lompatan/perpindahan elektron ini beragam antara satu ion logam
dengan ion logam lainnya. Ini berarti bahwa tiap-tiap logam akan mempunyai pola garis-garis spektrum
yang berbeda dan menghasilkan warna nyala yang tidak sama pula

Prosedur Praktikum Uji Warna Nyala

Prosedur uji kualitatif Nyala Logam ini sangatlah sederhana dan dapat dilakukan oleh siapapun, yaitu
sebagai berikut:

1. Bersihkan sebuah kawat dengan mencelupkannya ke dalam asam hidroklorat pekat


2. Panaskan pada Bunsen. Ulangi prosedur ini sampai kawat tidak menimbulkan warna pada nyala
api Bunsen.
3. Basahi kawat dengan asam dan kemudian celupkan ke dalam sedikit bubuk padatan yang akan
diuji sehingga ada beberapa bubuk padatan yang menempel pada kawat tersebut.
4. Bakar kawat pada nyala Bunsen.
5. Ulangi prosedur dari awal jika warna nyala memudar

You might also like