You are on page 1of 25

LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM

PRODUKSI TERNAK UNGGAS DAN NUTRISI TERNAK UNGGAS

OLEH:
ALDI IRAWAN TARIGAN
E10017121
A.3

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Tujuan..................................................................................... 1
1.3. Manfaat ................................................................................... 2
BAB II. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 3
2.1. Tempat dan Waktu ................................................................. 3
2.2. Materi dan Peralatan ............................................................... 3
2.3. Metode .................................................................................... 3
2.3.1. Persiapan Kandang ....................................................... 3
2.3.2. Pengadukan Ransum .................................................... 3
2.3.3. Penimbangan Bobot Badan .......................................... 3
2.3.4. Penimbangan Sisa Pakan .............................................. 3
2.3.5. Pengamatan Sistem Pencernaan ................................... 3
2.4. Paubah yang Diamati ............................................................. 3
2.4.1. Konsumsi Ransum........................................................ 3
2.4.2. Pertambahan Bobot Badan Mingguan.......................... 3
2.4.3. Konversi Ransum ......................................................... 3
2.4.4. Efisiensi Ransum .......................................................... 3
2.4.5. Bobot Karkas Relatif dan Mutlak................................. 3
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 4
3.1. Ransum Perlakuan .................................................................. 4
3.2. Konsumsi ................................................................................ 6
3.3. Pertambahan Bobot Badan ..................................................... 8
3.4. Konversi Ransum ................................................................... 4
3.5. Efisiensi Ransum .................................................................... 6
3.6. Bobot Karkas Relatif dan Mutlak........................................... 8
3.7. Sistem Pencernaan .................................................................. 4
BAB 1V. PENUTUP ................................................................................. 22
4.1. Kesimpulan............................................................................. 22
4.2. Saran ....................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA. .............................................................................. 23
LAMPIRAN

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Unggas adalah salah satu ternak yang diharapkan mampu mencukupi


kebutuhan protein di Indonesia karena harganya yang relatif murah dan juga
mengandung zat gizi yang lengkap dalam pemenuhan gizi masyarakat. Saat ini
industri peternakan ayam modern telah banyak berdiri khususnya untuk
menghasilkan ayam pedaging meliputi budi daya ayam broiler (forming
operation) dan industi pengolahan daging ayam yang semuanya ditujukan demi
pmbangunandalam bidangpertanian maupun peternakan
Ayam pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat
sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu).
Bibit ayam yang baik memiliki ciri yaitu sehat dan lincah, tubuh gemuk (bentuk
tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan
bersih serta lubang kotoran (anus) bersih.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan ayam pedaging untuk
menghasilkan daging seperti dari pakan, bibit, dan sistem pemeliharaan yang baik.
Pemeliharaan ayam broiler membutuhkan penanganan yang intensif karena sistim
pemeliharaan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai pertumbuhan
yang optimal. Sistem pemeliharaan ini meliputi pemberian pakan dan minum,
pencegahan dan pengendalian penyakit serta perkandangan. Lokasi kandang
Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah
dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur.
Formula pakan yang disusun sudah melalui perhitungan yang cermat,
sehingga pakan yang diberikan kaandungan zat pakan atau makanan (nutrisi )
yang mencakupi kebutuhan ayam sesuai dengan tipe dan strain, dengan ini
produksi suatu usaha peternakan dapat dicapai dengan sangat efisien

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu pemeliharaan ayam broiler ini adalah agar
praktikan mengatahui bagaimana cara dalam pemeliharaan ayam broiler dan
faktor apa saja yang berpengaruh selama pemeliharaan dan bagaimaimana cara
menghitung konsumsi dn konversi pakan ayam broiler

1.3. Manfaat

Manfaat yang didapat dari praktikum ini yaitu mengetahui bagaimana cara
pemeliharaan ayam broiler, faktor apa saja yang berpengaruh selama

10
pemeliharaan dan mengetahui bagaimana cara menghitung jumlah konsumsi dan
konversi pakan ayam broiler

11
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Tempat dan Waktu

Praktikum produksi ternak unggas dan nutrisi ternak unggas dilakukan di


Kandang Percobaan Fakultas Peternakan, Universitas Jambi. Praktikum ini
dimulai dari tanggal 20 Maret - 28 April 2019. Untuk persiapan kandang mulai
dilakukan pada tanggal 20 Maret 2019 pada pukul 08.00 WIB sampai selesai.
Pengadukan ransum dan penimbangan pakan dilakukan pada 31 Maret 2019 mulai
pukul 08.00 WIB sampai selesai. Kedatangan ayam DOC pada tanggal 03 April
2019. Pemeliharaan ayam dilakukan setiap hari baik pemberian pakan dan minum.
Pemberian therapy dilakukan pada tanggal 04 April 2019. Pemberian vaksin ND
dan pemberian tanda dengan warna dilakukan pada 06 April 2019. Ayam
dipuasakan pada 06 April 2019 dari pukul 22.00 WIB sampai sebelum ditimbang.
Setiap sebelum penimbangan ayam dipuasakan terlebih dahulu.
Penimbangan ayam dan sisa pakan minggu ke-1 serta pengadukan ransum
dilakukan pada 07 April 2019 mulai pukul 06.00 WIB sampai selesai. Pada 10
April 2019, koran-koran pada alas kandang DOC diambil dan dibuang.
Penimbangan ayam dan sisa pakan minggu ke-2 serta pengadukan ransum
dilakukan pada 14 April 2019 mulai pukul 06.00 WIB sampai selesai.
Penimbangan ayam dan sisa pakan minggu ke-3 serta pengadukan ransum
dilakukan pada 21 April 2019 mulai pukul 06.00 WIB sampai selesai.
Penimbangan ayam saat dipanen dan sisa pakan minggu ke-4, pengadukan ransum
campuran BR 1 dan pakan biasa serta pemotongan ayam dan pengelolaan karkas
dilakukan pada 28 April 2019 mulai pukul 06.00 WIB sampai selesai.
Pemeliharaan ayam yang masih kecil dan tidak dipotong masih tetap dilakukan
setiap hari mulai 29 April 2019 sampai 04 Mei 2019. Pemotongan seluruh ayam
dilakukan pada 05 Mei 2019.

2.1.Materi Peralatan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum produksi ternak
unggas mengenai pemeliharaan ayam broiler adalah DOC 200 ekor, kandang
pemeliharaan, cangkul, sapu lidi, koran, tempat pakan dan tempat minum (ampul),

12
pakan ayam, timbangan, plastik, spidol, listrik, lampu, dan lakban,pasir;
Desinfektan, Gula merah, Kertas koran, Obat-obatan dan vitamin, Ransum starter

2.3.Metode
2.3.1.Persiapan Kandang
Langkah-langkah yang dilakukan dari praktikum yang berjudul Persiapan
kedatangan DOC ini yaitu pertama bersihkan dahulu kandang dari bekas kotoran
atau litter dengan mengunakan sekop, sapu, sapu lidi dan lainnya tidak lupa juga
lingkungan luarnya ikut dibersihkan. Setelah dibersih kandang dicuci dengan air
sabun sampai bersih, lalukeringkan satu sampai dengan dua hari. Kandang yang
telah kering lalu dikapur sampai merata. Peralatan kandang seperti tempat ransum
dan tempat minum sebaiknya dicuci dengan larutan desinfektan yang telah
disediakan. Lalu alasi kandang dengan menggunakan kertas koran, pemasangan
lampu, peletakan tempat makan dan minum.

2.3.2.Pengadukan Ransum
Pengadupengadukan ransum bahan yang digunakan yaitu,jagung,tepumg
ikan,bungkil kedelai,pertama bentang terpal,lalu timbang pakan setelah ditimbang
buat segi empat bagian agar mudah untuk dicampur.Pertama campur bahan
berukuran kecil lalu adul sampai rata setelah homogen campurkan bahan pakan
yang berukuran besar lalu aduk setelah rata tambahkan mineral seperti minyak
sayur,molasses,mineral mix.Aduk sampai rata,setelah rata masukkan ke dalam
karung untuk di simpan.

2.3.3.Penimbangan Bobot Badan


Adapun metoda yang dilakukan pada pratikum yang berjudul
pertambahan bobot badan yaitu hitung pertambahan bobot badan mutlak(PBBM)
untuk periode minggu 1 (umur 1-7 hari),2(8-14 hari),3(15-21 hari),4(22-28 hari)
,dan 5(29-35 hari).caranya berat badan akhir dikurangin bobot awal.

2.3.4.Penimbangan Sisa Pakan


Adapun metoda yang digunakan pada pratikum berjudul penimbangan sisa
pakan yaitu Hitung sisa pakan selama satu minggu lalu di timbang dan timbang
pakan baru untuk di tambahkan selama seminggu kemuadian PBB di bagi jumlah
konsumsi ternak

2.3.5.Pengamatan Sistem Pencernaan

13
Adapun metoda yang digunakan yaitu siapkan lubang untuk menampung
darah ayam yang disembelih,kemudian siapkan pisau tajam untuk menyemblih
ayam,lalu siapkan air panas untuk rendam ayam yang sudah di sembelih.

2.4.Peubah Yang Diamati

2.4.1 Konsumsi Ransum

Adapun metoda yang digunakan yaitu pada pemberian konsumsi ransum


pada perlakuan POU1A1,P1U1A1,P2U1A1,P3U1A1,selama empat minggu
didapat bahwa perubahan konsumsi ransum sisa yang terjadi paling banyak pada
perlakuan P3U1A1.

2.4.2 Pertambahan bobot Badan Mingguan

Adapun metoda yang digunakan yaitu pada pemberian konsumsi ransum


pada perlakuan POU1A1,P1U1A1,P2U1A1,P3U1A1,selama empat minggu
didapat bahwa perubahan konsumsi ransum sisa yang terjadi paling banyak pada
perlakuan P3U1A1.

2.4.3. Konversi Ransum

Adapun metoda yang digunakan yaitu pada pemberian konsumsi ransum


pada perlakuan POU1A1,P1U1A1,P2U1A1,P3U1A1,selama empat minggu
didapat bahwa perubahan konsumsi ransum sisa yang terjadi paling banyak pada
perlakuan P3U1A1.

2.4.4 Efesiensi Ransum

Adapun metoda yang digunakan yaitu pada pemberian konsumsi


ransum pada perlakuan POU1A1,P1U1A1,P2U1A1,P3U1A1,selama empat
minggu didapat bahwa perubahan konsumsi ransum sisa yang terjadi paling
banyak pada perlakuan POU1A1

2.4.5. Bobot Karkas Relatif Dan Mutlak

Adapun metoda yang digunakan yaitu pada bobot karkas relatif dan
mutlak mingguan pada perlakuan POU1A1,P1U1A1,P2U1A1,P3U1A1,selama

14
empat minggu didapat bahwa bobot badan mutlak P1U1A1 yang terjadi paling
tinggi relatif yaitu pada perlakuan P3U1A1

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Ransum Perlakuan

Tabel 1. Susunan pakan setiap perlakuan ayam


Susunan ransum
Perlakuan
Energi (kkal/kg) PK (%)
P0U1 Ransum komersil BR1
3500* 21*
Ransum komersil BR2
3500* 19*
P1U1 3200 22
P2U1 3100 21
P3U1 3000 20
Keterangan : *) komposisi energy dan protein BR1 dan BR2 dari PT. Japfa
Compeed Tahun 2013
Sumber : Buku Panduan Praktikum Produksi Ternak Unggas Tahun 2017,
Fakultas Peternakan, Universitas Jambi
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa energi dan protein sangat diperlukan
dalam pembuatan ransum.Hal ini sesuai dengan Adi dan Ali (2010) yang
menyatakan bahwa umumnya peternak ayam yang menggunakan pakan komersil
untuk memenuhi kebutuhan pakan ternaknya,karena ransum komersil telah
disusun sedemikian rupa sehinggan memenuhi standard kebutuhan zat makanan
yang telah ditetapkan dan ransum tersebut banyak tersedia dalam pasaran.

3.2. Konsumsi
Tabel 2. Konsumsi pakan (gram/ekor/hari)
Minggu
Perlakuan Total Rataan
1 2 3 4
P0U1 16.73 35.44 57.86 79.97 190 47.5
P1U1 15.92 15.81 22.1 34.77 88.6 22.15
P2U1 14.72 16.89 31.84 40.01 103.46 25.87

15
P3U1 14.13 17.06 22.53 30.57 84.29 21.07
Total 61.5 85.2 134.33 185.32 466.35 116.59
Rataan 15.38 21.3 33.58 46.33 116.59 29.15
Sumber : Data Kelas A Angkatan 2017 Fakultas Peternakan, Universitas
Jambi
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat konsumsi berbeda tiap
minggunya. Konsumsi tiap minggu meningkat. Sesuai dengan pendapat
Anggorodi (2000) yang menyatakan bahwa ayam yang masih berumur
rendah/muda, tingkat konsumsinya juga masih rendah. Sedangkan pada ayam
yang berumur tinggi, maka tingkat konsumsinya juga akan tinggi, pertambahan
bobot badan tergantug dari banyak pakan yang dikonsumsi dan factor lingkungan.
Konsumsi pakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam. Namun tidak
semua ayam akan memiliki bobot yang relatif sama. Faktor yang mempengaruhi
tingkat konsumsi salah satunya yaitu tingkat persaingan. Jika ayam mampu
bersaing diantara temannya, maka ayam tersebut dapat mengkonsumsi pakan
lebih banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (2002) yang menyatakan
bahwa ayam yang ukuran badannya relatif kecil dari yang lain, maka ayam
tersebut akan kalah bersaing dalam mengkonsumsi pakan

3.3. Pertambahan Bobot Badan


Tabel 3. Pertambahan bobot badan
PBB tiap minggu
Perlakuan Total Rataan
1 2 3 4
P0U1 429 1780 3675 5190 11074 2768.5
P1U1 205 538 540 772 2055 513.75
P2U1 204 538 918 1077 2737 684.25
P3U1 180 521 854 632 2187 546.75
Total 1018 3377 5987 7671 18053 4513.25
Rataan 254.5 844.25 1496.75 1917.75 4513.25 1128.31
Sumber : Data Kelas A Angkatan 2017 Fakultas Peternakan, Universitas
Jambi
bobot badan merupkan selisih antara bobot badan akhir penimbangan
yang dikurangkan dengan bobot sebelumnya. Dari tabel diatas diketahui bahwa
selama pemeliharaan terjadi penambahan berat badan dari bobot awal sampai
bobot minggu 4. Banyak hal yang memepengaruhi pertambahan bobot selama
pemeliharaan seperti jumlah pakan, suhu lingungan, penanganan dalam
pemeliharaan, bangsa ayam, persaingan, dan jenis pakan yang diberikan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Wahju (2003), yang menyatakan bahwa kisaran bobot
badan dan waktu potong tergantung dari berbagai faktor, dimana bobot akhir
dipengaruhi oleh jenis kelamin, bangsa ayam, suhu lingkungan, energi metabolis
ransum dan kadar protein dalam ransum.

16
Pertambahan bobot badan yang dipengaruhi oleh jumlah pakan akan
mempengaruhi tingakat konversi pada ayam. Konversi ransum adalah
kemampuan ayam dalam memanfaatkan makanan yang dikonsumsi untuk
meningkatkan bobot badan.Konversi ransum merupakan banyaknya ransum yang
dihabiskan untuk menghasilkan setiap kilogram pertambahan bobot badan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Wahju, (2003)yang menyatakan konversi ransum adalah
jumlah ransum yang dikonsumsi untuk setiap pertambahan berat badan.

3.4. Konversi Ransum


Tabel 4. Konversi ransum
Konversi Ransum
Perlakuan Total Rataan
M1 M2 M3 M4
P0U1 1.56 1.39 1.1 1.08 5.13 1.28
P1U1 3.11 2.06 2.87 2.84 10.88 2.72
P2U1 2.89 2.2 2.43 2.6 10.12 2.53
P3U1 3.14 2.29 2.85 3.39 11.67 2.92
Total 10.7 7.94 9.25 9.91 37.8 9.45
Rataan 2.68 1.99 2.31 2.48 9.45 2.36
Sumber : Data Kelas A Angkatan 2017 Fakultas Peternakan, Universitas
Jambi
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai konversi ransum berbeda.
Tinggi rendahnya nilai konversi ransum sangat dipengaruhi oleh konsumsi
ransum dan pertambahan bobot badan. Pertambahan bobot badan yang semakin
rendah pada tingkat konsumsi ransum yang sama akan menghasilkan nlai konversi
ransum yang semakin besar (Scott, 2000). Pada minggu kedua tingakat rata rata
tingkat konversi pakan mencapai 2,368 hal tersebut menimbulkan kerugian karena
konversi berpengaruh terhadap pertambahan bobot tubuh dari pakan yang
dikonsumsi, sehingga apabila konversi rendah meunjukan tanda yan baik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Behrman,G.C., (2009), yang menyatakan bahwa semakin
rendah konversi ransum adalah semakin baik karena ternak lebih efisien dalam
penggunaan ransum. Fadillan (2004), menyatakan bahwa beberapa penyebab
konversi pakan tinggi adalah ayam sakit terutama terjangkit penyakit saluran
pernapasan ,pakan banyak terbuang atau terjadi kebocoran kandungan gas amonia
didalam kandang

3.5. Efisiensi Ransum


Tabel 5. Efisiensi ransum
Perlakuan Efisiensi Ransum Total Rataan

17
M1 M2 M3 M4
P0U1 64.13 71.75 90.74 92.71 319.33 79.83
P1U1 32.18 48.59 34.82 35.24 150.83 37.71
P2U1 34.63 45.52 41.18 38.45 159.78 39.95
P3U1 31.86 43.63 54.15 29.53 159.17 39.79
Total 162.8 209.49 220.89 195.93 789.11 197.28
Rataan 40.7 52.37 55.22 48.98 197.28 49.32
Sumber : Data Kelas A Angkatan 2017 Fakultas Peternakan, Universitas
Jambi
Efisiensi pakan yang tertera pada tabel 5 dinilai kurang efisen karena
mendapatkan hasil sebesar 34%. Angka afisiensi P1U1 lebih rendah dibandingkan
penelitian Adi dan Susan (2018) mengenai suplementasi betain dengan level 0,1-
03% ke dalam pakan mengandung metionin yang mendapat nilai efisiensi pakan
42,92% (P1), 42,01% (P2) dan 40,49% (P3). Berbedanya angka efisiensi pakan
pada praktikum dengan hasil penelitian Adi dan Susan dikarenakan beberapa
faktor diantaranya yaitu zat makanan yang terkandung dalam ransum,menegement
pakan yang kurang baik, serta palatabilitas broiler. Efisiensi pakan perlakuan
P1U1 yang didapatkan 34% tersebut bisa saja terjadi karena banyaknya pakan
yang terbuang saat pemberian pakan dan banyak pakan yang tumpah saat ayam
mengambil makanan. Selain itu, pakan yang digunakan pada P1U1(protein 22%
dan energy metabolis 3200) seharusnya pada minggu ke- 3 susunan ransumnya
diubah dengan cara menurunkan protein dan menambah energy. Hal tersebut
dilakukan karena terjadi perubahan fase pada broiler, jika ayam broiler semakin
dewasa maka protein yang dibutuhkan akan semakin rendah dan energy semakin
tinggi.

3.6. Bobot Karkas Relatif dan Mutlak


Tabel 6. Bobot karkas relative dan mutlak
Perlakuan Bobot karkas mutlak(gr) Bobot relatif (gr)
P0U1 830 68.48
P1U1 955 69.71
P2U1 844 71.46
P3U1 844 71.53

18
Total 3473 281.18
Rataan 868.25 70.29
Sumber : Data Kelas A Angkatan 2017 Fakultas Peternakan, Universitas
Jambi

Haroen(2003) menyatakan bahwa produksi karkas erat hubungannya


dengan bobot potong karena semakin bertambahnya bobot potong maka bobot
karkas akan meningkat,begitu pula sebaliknya.
Nahasoen et al(2005) bahwa bobot karkas sangat pengaruhi oleh bobot
hidup yang dihasilkan semakin tinggi bobot hidup bobot karkas akan semakin
tinggi,begitu pula sebaliknya.Faktor lain yang menyebabkan bobot karkas
berpengaruh tidak nyata,diduga karena faktor faktor yang mempengaruhi bobot
karkas seperti umur,bobot badan,strain,dan pemuaasaan sebelum dipotong relative
sama antara perlakuan.Hal ini sesuai dengan Young et al(2001) menyatakan
beberapa faktor yang mempengaruhi produksi karkas ayam broiler antara
lain,strain,jenis kelamin,usia,kesehatan,nutrisi,bobot badan,dan pemuasaan
sebelum potong.
Tabel 7. Bobot organ aksesoris

Berat organ aksesoris


Perlakuan Total Rataan
Jantung (gr) Hati (gr) Gizzard (gr)
P0U1 6 27 19 52 13
P1U1 8 31 18 57 14.25
P2U1 5 26 16 47 11.75
P3U1 5 28 16 49 12.25
Total 24 112 69 205 51.25
Rataan 6 28 17.25 51.25 12.81
Sumber : Data Kelas A Angkatan 2017 Fakultas Peternakan, Universitas
Jambi

3.7. Sistem Pencernaan

19
Saluran perncernaan terdiri atas
paruh,esophagus,crop,proventikulus,gizaard,doudenum,usus
halus,ceca,rektum,kloaka dan vens.hal ini sesuai dengan suprijatna et al (2005)
bahwa sistem pencernaan ayam terdiri dari paruh,
,esophagus,crop,proventikulus,gizaard,doudenum,usus halus,ceca,rektum,kloaka
dan vens.
Proses pencernaan di mulai dari paruh terdapat lidah yang runcing yang
digunakan untuk mendorong pakan menuju esopagus.makanan yang telah masuk
oleh pergerakan lidah yang didorong masuk kedalam faring yang kudun di
telan.makanan yang terapung di air di telan dengan bantuan alat penyaring yang
berupa lamela pararel.esopahgus merupakan saluran lunak yang elastis yang
mudah dialami pemekaran apabila ada bolus yang masuk.melalui saluran ini dari
baguian belakang mulut ke proventikulus suprijatna et al(2005).pada tembolok
merupakan organ yang berbentuk kantung dan merupakan daerah pelebaran dari
esophagus.proses pencernaaan dalam tembolok sangat kecil terjadi,fungsi utama
dari tembolok ini adalah sebagai organ penyimpan pakan.tembolok menuju ke
proventikulus,pada proventikulus tidak terjadi perncernaan material pakan,namun
proventikulus merupakan pelebaran dari kerongkongan yang memproduksi pepsin
untuk pencernaan protein dan memproduksi hcl.yang dilanjutkan ke
gizzard,fungsi untuk memecah dan melumatkan pakan yang sudah dipecah dan
dilumatkan kemudian bercampur dengan air menjadi passa yang dinamakan
chyme.dari gizzard menuju doudenum,enzim yang masuk ke dalam doudenum

20
berfungsi mempercepat dan mengensiensi proses pemecahan
karbohidrat,protein,dan lemak untuk mempermudah proses absorbi tempat sekresi
enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati,dilanjutkan ke jejenum dan
ileum,di kloaka merupakan akhir saluran pencernaan dan saluran reproduksi
bermuara Yuwanta (2014).

21
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Hal yang perlu diperhatikan sebaik-baiknya dalam pemeliharaan


ayam broiler yaitu perkandangan dan peralatan serta persiapannya, pemeliharaan
masa awal dan akhir, pemberian pakan, pencegahan dan pemberantasan penyakit
dan pengelolaan. Persiapan harus dilakukan dengan benar sebab akan berpengaruh
pada kelangsungan hidup ayam. Pertambahan bobot badan semakin hari semakin
bertambah.Pada pertumbuhan bobot badan zat makanan harus sangat diperhatikan
karena kandungan zzat makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan bobot badan

4.2. Saran
Pemeliharaan harus dilakukan dengan teliti dan tepat waktu jika pakan
habis hendaknya segera diberikan makan jangan menunggu waktu yang lama lagi,
Jangan hanya memenuhi piket tapi harus memperhatikan hal-hal lain yang bisa
mempengaruhi ayam, Jangan mengandalkan seseorang dalam praktikum dan
harus menjaga kekompakkan dalam kelompok

22
DAFTAR PUSTAKA

Adi dan Susan.2018.Pertumbuhan dan efesiensi pakan ayam broiler betina yang
diberi pakan mengandung metionin cukup dan disuplementasi betina.
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 28 (3): 233-240

Fadilah. 2005. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial.


Agromedia. Pustaka. Jakarta.

Jaelani, A. 2011. Performans Ayam Pedaging yang diberi Enzim Beta Mannanase
dalam Ransum yang Berbasis Bungkil Inti Sawit. Skripsi Peternakan.
Jurusan Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Islam Kalimantan.
Kalimantan.

Mulyatini NG.A. 2010. Ilmu manajemen ternak unggas. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

Razak. A.D,dkk.2016. Pertambahan Bobot Badan, Konsumsi Ransum dan


Konversi Ransum Ayam Ras Pedaging Yang Diberikan Tepung Daun
Sirih
(Piper Betle Linn) Sebagai Imbuhan Pakan. JIP Jurnal Ilmu dan Industri
Peternakan. Volume 2. No 3

Sari, M. I., Sandi, S., Mega, O.2004.Konsumsi dan konversi pakan ayam
pedaging bibit periode pertumbuhan dengan perlakuan pembatasan pakan
pada lantai kawat dan litter.J.Indon.Trop.Agric.29(2): 86-90

Sjofjan, Osfar I. S. 2016. Pengaruh beberapa jenis pakan komersial terhadap


kinerja produksi kuantitatif dan kualitatif ayam pedaging. Buletin
Peternakan, 40(3), 187-196.

Suprijatna E., Atmomarsono U. dam Kartasudjana R. 2005. Ilmu Dasar Ternak


Unggas. Penerbar Swadaya. Jakarta

Wahju, J. 2006. Ilmu Nutrisi Unggas. Edisi Kelima. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

23
24
LAMPIRAN

A. Gambar

1. Perhitungan
1. Susunan pakan perlakuan selama pemeliharaan ayam
Tabel 1. Ransum tiap perlakuan selama pemeliharaan
Perlakuan Ransum
P0U1 Ransum komersil
P1U1 Ransum dengan Energi 3200 protein 22
P2U1 Ransum dengan Energi 3100 protein 21
P3U1 Ransum dengan Energi 3000 protein 20

Tabel 2. Susunan pakan tiap perlakuan


Persentase Pemakaian
Bahan Kebutuhan (kg)
P1 P2 P3
Poles 0 5 6 16.5
Jagung 57 55 58 225
Tepung ikan 15 15 12 63
Bungkil kedelai 23 20 20 94.5
Top mix 0.5 0.5 0.5 2.25
Mineral mix 0.5 0.5 0.5 2.25
Minyak sayur 4 4 3 16.5
PK (%) 22.26 21.39 20.26
EM (kkal/kg) 3241 3107 3030

2. Konsumsi pakan
Tabel 3. Konsumsi pakan selama pemeliharaan
pemberian sisa konsumsi konsumsi/ konsumsi/ekor/
Perlakuan
pakan pakan total ekor hari
P0U1
331
M1 1000 gr 669 gr 66.9 gr 16.73 gr
gr
350
M2 3331 gr 2481 gr 248.1 gr 35.44 gr
gr
2800
M3 6850 gr 4050 gr 405 gr 57.86 gr
gr
202
M4 5800 gr 5598 gr 559.8 gr 79.97 gr
gr
P1U1
M1 1000 gr 363 637 gr 63.7 gr 15.92 gr
gr
256
M2 1363 gr 1107 gr 110.7 gr 15.81 gr
gr
705
M3 2256 gr 1551 gr 155.1 gr 22.1 gr
gr
2514
M4 4705 gr 2191 gr 243.4 gr 34.77 gr
gr
P2U1
411
M1 1000 gr 589 gr 58.9 gr 14.72 gr
gr
229
M2 1411 gr 1182 gr 118.2 gr 16.89 gr
gr
M3 2229 gr 0 gr 2229 gr 222.9 gr 31.84 gr
1199
M4 4000 gr 2801 gr 280.1 gr 40.01 gr
gr
P3U1
435
M1 1000 gr 565 gr 56.5 gr 14.13 gr
gr
241
M2 2435 gr 1194 gr 119.4 gr 17.06 gr
gr
423
M3 2000 gr 1577 gr 157.7 gr 22.53 gr
gr
2260
M4 4400 gr 2140 gr 214 gr 30.57r
gr

3. Bobot badan ayam tiap minggu


Tabel 4. Bobot badan ayam P0U1 selama pemeliharaan
Berat badan tiap minggu
Perlakuan
0 1 2 3 4
P0U1
130 41 84 272 707 1370
109 38 85 279 667 1180
123 39 80 253 596 1051
146 43 90 269 633 1181
147 41 80 256 591 1153
132 40 89 323 766 1212
114 37 75 226 567 1132
126 36 74 190 513 966
151 36 79 276 652 1137
117 39 83 255 582 1052
Total 390 819 2599 6274 11434
Rataan 39 81.9 259.9 627.4 1143.4

Tabel 5. Bobot badan ayam P1U1 selama pemeliharaan


Perlakuan Berat badan tiap minggu
0 1 2 3 4
P1U1
120 41 60 108
128 40 61 111 160 176
140 38 51 88 160 253
107 40 63 112 167 231
124 36 60 100 128 180
134 40 55 105 157 239
136 36 54 115 237 430
116 37 64 153 308 461
104 41 62 109 150 210
205 36 57 127 243 302
Total 385 587 1128 1710 2482
Rataan 38.5 58.7 112.8 171 275.78

Tabel 6. Bobot badan ayam P2U1 selama pemeliharaan


Berat badan tiap minggu
Perlakuan
0 1 2 3 4
P2U1
199 36 56 121 205 276
161 37 60 113 200 287
181 39 64 118 177 361
191 39 61 99 218 309
148 39 55 113 173 258
122 37 49 102 204 240
164 39 60 112 219 401
121 39 58 131 157 330
138 41 65 114 259 360
153 37 59 102 231 358
Total 383 587 1125 2043 3180
Rataan 38.3 58.7 112.5 204.3 318

Tabel 7. Bobot badan ayam P3U1 selama pemeliharaan


Berat badan tiap minggu
Perlakuan
0 1 2 3 4
P3U1
194 39 60 127 205 288
105 41 59 109 235 322
112 39 59 93 223 306
115 39 62 128 203 161
150 38 63 124 178 277
144 37 51 90 205 229
131 42 55 123 203 221
198 36 59 127 130 170
203 36 47 81 194 240
129 41 53 90 170 280
Total 388 568 1092 1946 2494
Rataan 38.8 56.8 109.2 194.6 249.4

4. Pertambahan bobot badan


Tabel 8. Pertambahan bobot badan P0U1
PBB tiap minggu
Perlakuan
1 2 3 4
P0U1
130 43 188 435 663
109 47 194 388 513
123 41 173 343 455
146 47 179 364 548
147 39 176 335 562
132 49 234 443 446
114 38 151 341 565
126 38 116 323 483
151 43 197 376 485
117 44 172 327 470
Total 429 1780 3675 5190
Rataan 42.9 178 367.5 519

Tabel 9. Pertambahan bobot badan P1U1


PBB tiap minggu
Perlakuan
1 2 3 4
P1U1
120 19 48
128 23 48 49 16
140 14 36 72 93
107 23 49 55 64
124 24 40 28 52
134 15 50 52 82
136 18 61 22 193
116 27 89 155 153
104 21 47 41 60
205 21 70 66 59
Total 205 538 540 772
Rataan 20.5 53.8 54 77.2
Tabel 10. Pertambahan bobot badan P2U1
PBB tiap minggu
Perlakuan
1 2 3 4
P2U1
199 20 65 84 71
161 23 53 87 87
181 25 57 100 91
191 22 44 74 85
148 16 49 64 184
122 12 53 102 36
164 21 52 107 182
121 22 73 128 101
138 19 49 117 127
153 24 43 55 113
Total 204 538 918 1077
Rataan 20.4 53.8 91.8 107.7

Tabel 11. Pertambahan bobot badan P3U1


PBB tiap minggu
Perlakuan
1 2 3 4
P3U1
194 21 67 108 87
105 18 47 61 110
112 20 34 37 40
115 23 66 75 18
150 25 61 81 83
144 14 39 88 99
131 13 68 100 83
198 23 68 67 46
203 11 34 122 42
129 12 37 115 24
Total 180 521 854 632
Rataan 18 52.1 85.4 63.2

5. Konversi ransum
Tabel 12. Konversi ransum ayam selama pemeliharaan
Ʃ Konsumsi pakan Konversi
Perlakuan Ʃ PBB total (gr)
(gr) ransum
P0U1
M1 669 gr 429 gr 1.56
M2 2481 gr 1780 gr 1.39
M3 4050 gr 3675 gr 1.1
M4 5598 gr 5190 gr 1.08
P1U1
M1 637 gr 205 gr 3.11
M2 1107 gr 538 gr 2.06
M3 1551 gr 540 gr 2.87
M4 2191 gr 772 gr 2.84
P2U1
M1 589 gr 204 gr 2.89
M2 1182 gr 538 gr 2.2
M3 2229 gr 918 gr 2.43
M4 2801 gr 1077 gr 2.6
P3U1
M1 565 gr 180 gr 3.14
M2 1194 gr 521 gr 2.29
M3 1577 gr 854 gr 1.85
M4 2140 gr 632 gr 3.39

6. Efisiensi ransum
Tabel 13. Efisiensi ransum ayam selama pemeliharaan
Perlakuan Ʃ Konsumsi pakan (gr) Ʃ PBB total (gr) Efisiensi pakan (%)

P0U1
M1 669 gr 429 gr 64.13
M2 2481 gr 1780 gr 71.75
M3 4050 gr 3675 gr 90.74
M4 5598 gr 5190 gr 92.71
P1U1
M1 637 gr 205 gr 32.18
M2 1107 gr 538 gr 48.59
M3 1551 gr 540 gr 34.82
M4 2191 gr 772 gr 35.24
P2U1
M1 589 gr 204 gr 34.63
M2 1182 gr 538 gr 45.52
M3 2229 gr 918 gr 41.18
M4 2801 gr 1077 gr 38.45
P3U1
M1 565 gr 180 gr 31.86
M2 1194 gr 521 gr 43.63
M3 1577 gr 854 gr 54.15
M4 2140 gr 632 gr 29.53
7. Bobot karkas relatif dan mutlak
Tabel 14. Bobot karkas ralatif dan mutlak
Perlakuan Bobot potong (gr) Bobot karkas (gr) Bobot relatif (gr)
P0U1 1212 830 68.48
P1U1 1370 955 69.71
P2U1 1181 844 71.46
P3U1 1180 844 71.53

8. Berat organ aksesoris


Tabel 15. Berat organ aksesoris ayam tiap perlakuan
Perlakuan Jantung (gr) Hati (gr) Gizzard (gr)
P0U1 6 27 19
P1U1 8 31 18
P2U1 5 26 16
P3U1 5 28 16

You might also like