You are on page 1of 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN


GEDS (GASTROENTERITIS DIARE SEDANG)

Disusun oleh:
Nama : Erika Aditya Ningrum
NIM : P1337420617018

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG
TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
GEDS (GASTROENTERITIS DIARE SEDANG)

I. KONSEP DASAR
1. Definisi
Gastroenteritis didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi, volume, dan kandungan
fluida dari tinja. Propulsi yang cepat dari isi usus melalui hasil usus kecil diare dan dapat
menyebabkan defisit volume cairan serius. (Black J, Hawks Jane, 2010)
Gastroenteritis akut merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai
dengan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali-kali
(dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan
darah atau lendir. (Suratun, 2010)
2. Etiologi
Penyebab dari gastroenteritis sangat beragam, antara lain sebagai berikut :
a. Faktor infeksi :
1)Bakteri : Enteropathogenic, Escherichia Coli, Salmonella, Shigella, V. Cholera
2)Virus : Enterovirus, Echoviruses, Adenovirus, dan Rotavirus.
3)Jamur : Candida Enteritis
4)Parasit : Giardia Clamblia, Amebiasis, Crytosporidium dan Cyclospora
b. Faktor non infeksi
1) Alergi makanan: susu, protein, keracunan makanan
2) Gangguan metabolik atau malabsorbsi: penyakit celiac
3) Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
4) Obat-obatan: antibiotik
5) Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
6) Stress atau emosional
c. Penyakit infeksi: Otitis Media, Infeksi Saluran Atas, ISK
3. Klasifikasi
1. Klasifikasi Diare Berdasarkan Derajat Dehidrasi
a. Dehidrasi Berat (kehilangan cairan > 10% berat badan) dengan dua atau lebih
tanda berikut:
 Kondisi umum lemah, letargis/tidak sadar
1. Hidung :
Inspeksi : kesimetrisan, rongga, hidung (lesi, sekret, sumbatan,
perdarahan)
Palpasi dan Perkusi : bengkak, nyeri
2. Telinga:
Inspeksi : kesimetrisan, warna, liang telinga (cerumen/tanda-tanda
infeksi) dan alat bantu dengar.
Palpasi : nyeri tekan aurikuler, mastoid dan tragus.
3. Mulut :
Inspeksi dan Palpasi struktur luar: warna mukosa mulut dan bibir, tekstur, lesi
dan stomatitis.
4. Leher :
Inspeksi leher : warna, integritas, bentuk dan kesimetrisan.
Inspeksi dan Palpasi kelenjar tiroid : nodus/difus (pembesaran, batas,
konssistensi, nyeri), kelenjar limfe (letak, konsistensi, nyeri, perbesaran),
kelenjar parotis (letak, terlihat/teraba).
5. Paru :
a. Inspeksi:
kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas (frekuensi, irama, kedalaman
dan upaya pernapasan/penggunaan otot bantu pernapasan), warna kulit, lesi,
edema, pembengkakan.
b. Palpasi:
kesimetrisan, pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri
c. Perkusi: paru, eksrusi diafragma (normalnya berbunyi resonan “dug dug
dug”).
d. Auskultasi: suara nafas, trachea, bronchus, paru.
6. Jantung :
a. Inspeksi : ada tidaknya ictus cordis
b. Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan
c. Perkusi : untuk mengetahui batas jantung
d. Auskultasi : Terdengar tidaknya bunyi I dan II, tidak ada suara jantung tambahan
7. Abdomen :
a. Inspeksi: kuadran dan kesimetrisan, warna kulit, lesi, tonjolan
b. Auskultasi: suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran
c. Perkusi: hepar (batas), limfa (ukuran dan batas) dan ginjal (nyeri).
d. Palpasi: massa, nyeri tekan
8. Ekstremitas
Superior:
a. Inspeksi: kesimetrisan dan pergerakan, integritas kulit, ROM, kekuatan dan tonus
otot.
b. Palpasi: denyutan arteri brachialis dan arteri radialis
Inferior:
a. Inspeksi: kesimetrisan dan pergerakan, integritas kulit, kekuatan dan tonus otot.
b. Palpasi: denyutan arteri femoralis
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan feses
a) Makroskopis
Pemeriksaan makroskopik feses meliputi pemeriksaan jumlah, warna,
bau, darah, lendir dan parasit. Feses untuk pemeriksaan sebaiknya yang
berasal dari defekasi spontan.
b) Mikroskopis
c) PH dan kadar gula dalam feses
2) Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
4) Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat

2. Rumusan Diagnosa Keperawatan (Daftar Masalah)


a) Kekurangan volume cairan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang
berlebihan
b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
inadekuat, mual dan muntah,
c) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan reflek spasme otot
dinding perut

3. Intervensi/Perencanaan Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output
yang berlebihan
Tujuan: kekurangan cairan dan elektrolit teratasi
. Kriteria hasil:
a) Intake dan output cairan seimbang
b) Berat badan stabil
Intervensi:
a) Monitor balance cairan (input dan output cairan)
Rasional: menghitung keseimbangan cairan tubuh
b) Monitor TTV setiap hari
Rasional: mengetahui keadaan umum pasien
c) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan dan pemeriksaan
lab elektrolit.
Rasional: untuk memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
d) Menjelaskan pada pasien dan keluarga rasional dari peningkatan pemasukan
cairan
Rasional: meningkatkan pengetahuan pasien tentang manfaat peningkatan
cairan bagi kesembuhan

2. Keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


intake inadekuat, mual, dan muntah
Tujuan : Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil :
a. Meningkatkan berat badan
b. Keseimbangan nutrisi pasien terpenuhi
Intervensi :
1. Kaji status nutrisi
1) Perubahan berat badan
2) Nilai laboratorium (elektrolit serum, bun, kreatinin, protein, transferin
dan kadar besi).
Rasional : untuk memantau status keseimbangan cairan
2. Kaji pola diet dan nutrsi pasien
1) Riwayat diet
2) Hitung kalori.
Rasional: untuk mengetahui perkembangan pola diet pasien
3. Kaji faktor-faktor yang dapat merubah masukan nutrisi:
1) Anoreksia, mual dan muntah
2) Diet yang tidak menyenangkan bagi pasien
3) Depresi
4) Kurang memahami diet
Rasional: mendorong peningkatan intake nutrisi
4. Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet.
Rasional : Mendorong peningkatan masukan diet.
5. Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi: telur,
produk susu, dan daging.
Rasional : Protein lengkap diberikan untuk mencapai keseimbangan nitrogen
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan penyembuhan. .
6. Jelaskan rasional pembatasan diet dan hubungannya dengan penyakit
abdomen serta peningkatan urea dan kadar kreatinin.
Rasional : meningkatkan pemahaman pasien tentang hubungan antara diet,
urea, kadar kreatinin dengan penyakit renal.
7. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan.
Rasional : faktor yang tidak menyenangkan yang berperan dalam
menimbulkan anoreksia
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan reflek spasme
otot dinding perut
Tujuan: Rasa nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil : Gangguan nyeri pada pasien dapat terkontrol
Intervensi:
a) Monitor TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien
b) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
Rasional: Untuk mengetahui lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus nyeri
c) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketridaknyamanan (misalnyua suhu ruangan, pencahayaan, dan suara bising)
Rasional: memberikan kenyamnan pada pasien
d) Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian obat anti nyeri
Rasional: menghilangkan rasa nyeri pasien
e) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (seperti, biofeed, relaksasi, terapi
aktivitas, imajinasi terbimbing dll)
Rasional: pasien dapat melakukan manajemen nyeri mandiri
Daftar Pustaka

Herdman T. Heather, dan Shigemi Kamitsuru. 2015. NANDA International Inc. Nursing
Diagnose: Definitions and Classification 2015-2017 Edition 10. Terjemahan oleh
Anna Budi, dkk. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Bulechek Gloria M. dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Terjemahan oleh
Intansari Nurjannah, dan Roxsana Devi Tumanggor. Yogyakarta: Mocomedia

Moorhead Sue, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Terjemahan oleh
Intansari Nurjannah, dan Roxsana Devi Tumanggor. Yogyakarta: Mocomedia

Bickley, L. S. 2014. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta: EGC

Sudarta, I. W. 2012. Pengkajian Fisik Keperawatan . Yogyakarta: Gosyen Publishing

Herleeyana Meriyani Dan Ni Nyoman Wahyu Udayani. 2018. Efektivitas Penggunaan


Sinbiotik Pada Pasien Gastroenteritis Di RSUD Mangusada. Denpasar: Akademi
Farmasi Saraswati Denpasar

Dewi Purnamawati, dkk. 2013. Penurunan Suhu Tubuh Gastroenteritis Menggunakan


Tepid Sponging dan Kompres Hangat Aksila. Mataram: Poltekkes Kemenkes
Mataram

You might also like