You are on page 1of 5

1.

Tata Letak dengan Posisi Tetap

Pada tata letak ini, proyek tetap berada di satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang
ke tempat tersebut. Contoh jenis proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan laying,
jembatan, rumah dan meja operasi di ruang operasi rumah sakit.

Jika tidak dikembangkan dengan baik, tata letak ini akan bertambah kerumitannya dikarenakan tiga
factor. Pertama, terbatasnya tempat pada semua lokasi produksi. Kedua, setiap tahapan yang berbeda
pada proses konstruksi membutuhkan bahan yang berbeda, oleh karena itu banyak hal menjadi
penting sejalan dengan perkembangan proyek. Ketiga, volume bahan yang dibutuhkan bersifat
dinamis sesuai perkembangan proyek.

Karena permasalahan tata letak dengan posisi tetap sulit dipecahkan di lokasi, strategi alternative
yang ada adalah melengkapi proyeknya sedapat mungkin di luar lokasi atau berubah menjadi strategi
yang lebih berorientasi pada produk.

Contoh penerapan tata letak dengan posisi tetap :

 Pelayanan jasa dengan tata letak posisi tetap adalah ruang operasi, pasien tetap diam di
mejas, serta personel medis dan peralatan dibawa ke lokasi.
 Dalam pembuatan kapal, terdapat ruang terbatas di sebelah tata letak dengan posisi tetap
yang disebut loading area platen. Ruang ini digunakan selama berbagai periode waktu bagi
setiap kontraktor.
 Sebuah rumah yang dibangun dengan tata letak posisi tetap akan dikerjakan di tempat
dengan peralatan, bahan dan pekerja yang dibawa ke lokasi untuk “rapat para
pedagang” untuk menentukan ruang untuk berbagai periode waktu. Namun, foto rumah ini
dibangun dalam dua modul yang bergerak dalam sebuah pabrik. Rangka tempat berpijak
(scaffolding) dan alat pengangkat barang berat (hoist) membuat pekerjaan menjadi lebih
mudah, cepat, mudah, dan lingkungan kerja yang berada dalam ruangan juga menambah
produktivitas.
2. Tata Letak Berorientasi Proses

Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani beragam barang
atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi
diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat produk yang memiliki persyaratan berbeda,
atau di saat penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak
yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi.

Dengan penataan lokasi departemen yang baik, diharapkan perusahaan mendapat keuntungan,
antara lain :

- Biaya penanganan bahan baku menjadi minimal.


- Penggunaan ruangan yang efisien.
- Mencegah terjadinya kemacetan aliran bahan.
- Penggunaan tenaga kerja yang efisien.
- Mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pabrikasi atau untuk melayani konsumen.

Dalam perancangan tata-letak berorientasi proses, taktik yang paling umum adalah mendekatkan
departemen-departemen yang mempunyai interaksi tinggi sehingga meminimumkan biaya
penanganan material. Untuk menghitung biaya aliran material dari satu departemen ke departemen
lainnya, dapat digunakan rumus matematika berikut ini :
Dengan

n= jumlah total pusat kerja atau departemen

Z = biaya total aliran material

Cij = biaya memindah satu material dari departemen i ke departemen j , dengan i ≠ j .

Fij = aliran material dari departemen i ke departemen j , dengan I ≠ j .

Dij = jarak departemen i ke departemen j ,dengan i ≠ j .

i, j = departemen-departemen individual atau nomor departemen.

Perhitungan biaya aliran material dengan menggunakan rumus di atas dapat dilakukan dengan
perhitungan manual, tetapi jika jumlah departemen yang harus ditangani banyak maka perhitungan
tersebut akan terasa menjemukan dan membuangbuang waktu dan tenaga. Pada masa sekarang
banyak aplikasi komputer yang dibuat khusus untuk menangani masalah tata-letak departemen
seperti CRAFT (Computerized Relative Alocation of Facilities Technique), PREP (Plant Relayout And
Evaluation Package), ALDEP (Automated layout Design Program), CORELAP (Computerized
Relationship Layout Planning), dan masih banyak lagi. Aplikasi komputer yang akan digunakan sebagai
referensi dalam pembuatan tugas akhir ini adalah aplikasi CRAFT.

Kelebihan dan Kelemahan Tata Letak Berorientasi Pada Proses

Kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja.
Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada satu mesin, proses produksi secara keseluruhan tidak
perlu berhenti; pekerjaan dapat dialihkan pada mesin lain dalam departemen yang sama. Tata letak
ini juga sangat baik untuk menangani produksi komponen dalam batch yang kecil, atau disebut job lot,
dan untuk memproduksi beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.

Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan
akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit,
penyetelan mesin yang berubah, dan penanganan bahan yang unik. Sebagai tambahan, peralatan yang
memiliki kegunaan umum, membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan persediaan barang
setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan, dan
jumlah barang setengah jadi yang tinggi membutuhkan modal yang lebih banyak.

3. Tata letak Sel Kerja

Pengaturan sel kerja digunakan di saat volume memerlukan pengaturan khusus mesin dan peralatan.
Dalam lingkungan manufaktur, teknologi kelompok mengidentifikasi produk yang memiliki
karakteristik sama dan kemungkinkan tidak hanya batch tertentu (sebagai contoh, beberapa unit dari
produk yang sama) tetapi juga sekumpulan batch, untuk diproses dalam sel kerja tertentu. SeI kerja
dapat dilihat sebagai sebuah kasus khusus dan tata letak yang berorientasi pada proses. Walaupun ide
sel kerja pertama kali diperkenalkan oleh R. E. Flanders pada tahun 1925, hanya dengan meningkatnya
penggunaan teknologi kelompok maka teknik tersebut semakin teruji.

Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang biasanya tersebar pada
departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu mengatur mereka dalam sebuah kelompok
kecil, sehingga mereka dapat memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan
produk yang saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja dibangun di sekitar produk. Sel kerja ini
dikonfigurasi ulang sewaktu desain atau volume produk berubah. Keunggulan Sel kerja adalah:
- Mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena Sel kerja di-set untuk menghasilkan
keseimbangan aliran dari mesin ke mesin.
- Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit karena berkurangnya persediaan bahan setengah jadi
yang diperlukan di antara mesin.
- Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi karena adanya bahan setengah jadi yang
lebih sedikit, menyebabkan adanya pergerakan bahan yang lebih cepat melalui sel kerja.
- Mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan komunikasi antar
karyawan, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang lebih baik.
- Meningkatkan partisipasi karyawan dalam organisasi dan produk karena karyawan dapat
menerima tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk yang dikaitkan secara Iangsung
kepada mereka dan sel kerja mereka.
- Meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan yang lebih baik
dan aliran bahan yang lebih cepat.
- Mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan fasilitas yang baik
mengurangi jumlah mesin dan jumlah peralatan dan perangkat.

Syarat Sel Kerja

Persyaratan produksi selular meliputi:

- Identifikasi produk, sering kali dengan menggunakan kode teknologi kelompok atau yang
sejenisnya.
- Tingkat pelatihan dan fleksibilitas karyawan yang tinggi.
- Sel kerja dibangun pertama kali oleh dukungan staf, atau karyawan yang fleksibel dan
imajinatif.
- Pengujian (poka-yoke) terdapat pada setiap stasiun dalam sel.

Sel kerja setidaknya memiliki lima keuntungan dibandingkan dengan fasilitas lini perakitan dan
proses :

1. Pertama, karena tugas- tugas dapat dikelompokan maka pengujian dapat dilakukan segera.
2. Kedua, pekerja yang diperlukan lebih sedikit.
3. Ketiga, para pekerja dapat menjangkau wilayah kerja secara lebih luas.
4. Keempat, wilayah kerja dapat diseimbangkan secara Iebih efisien.
5. Kelima, komunikasi ditingkatkan.

Sekitar 40% dari pabrik di Amerika Serikat yang memiliki karyawan kurang dari 100 orang
menggunakan jenis sistem selular, di mana 74% dan pabrik-pabrik besar yang disurvei telah
mengadopsi metode produksi selular. Sebagai contoh, Bayside Controls di Queens, New York. Selama
sepuluh tahun terakhir telah meningkatkan penjualannya dari $300.000 menjadi $11 juta per tahun.
Sebagian besar keuntungan ini dikaitkan dengan peralihan perusahaan ini menjadi manufaktur selular.
Sebagaimana yang terlihat dalam kotak Penerapan MO, Rowe Furnitur tadi memperoleh kesuksesan
yang serupa dengan sel kerja.

Mengisi dan Menyeimbangkan Sel Kerja

Jika sel kerja telah memiliki peralatan yang diperlukan dalam urutan yang benar, tugas kita selanjutnya
adalah mengisinya dengan staf dan menyeimbangkannya. Produksi yang efisien dalam sel kerja
membutuhkan pengisian staf yang tepat. Hal ini melibatkan dua langkah :

1. Menentukan waktu takt yaitu laju produksi barang yang dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan pelanggan.
2. Menentukan jumlah operator yang dibutuhkan. Artinya kita bagi waktu operasi total dalam
sel kerja dengan waktu takt.

Tabel sel kerja, pusat kerja dan pabrik yang terfokus

Sel Kerja Pusat Kerja yang Terfokus Pabrik yang Terfokus


Sel kerja adalah pengaturan Pusat kerja yang terfokus adalah Pabrik yang terfokus adalah
mesin dan pekerja pada fasilitas
pengaturan mesin dan pekerja sebuah fasilitas permanen yang
yang pada awalnya berorientasi pada fasilitas yang pada awalnya memproduksi produk atau
pada proses secara sementara. berorientasi pada proses secara komponen pada fasilitas yang
permanen. berorientasi pada produk.
Contoh : Sebuah job shop Contoh : Manufaktur penyokong Contoh : Pabrik yang
dengan mesin dan pekerja yang pipa di galangan kapal. memproduksi mekanisme
diatur untuk memproduksi panel jendela mobil.
kendali yang unik sejumlah 300
unit.

4. Tata Letak Berorientasi Produk

Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama
yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinu,
menggunakan tata letak produk. Asumsi yang digunakan adalah:

1. Volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.


2. Permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman modal yang
besar untuk peralatan khusus.
3. Produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang memberikan
penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
4. Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang seragam
(cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan dengan peralatan
khusus tersebut.

Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan perakitan. Lini
pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban mobil dan komponen logam sebuah
kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan (assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi
secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan
dalam kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu
pekerjaan harus sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan
pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja
oleh seoarang pekerja di lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun
kerja berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.

Keuntungan utama dari tata letak yang berorientasi pada produk adalah:

1. Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang
terstandarisasi dan bervolume tinggi.
2. Biaya penanganan bahan yang rendah.
3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
5. Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.

Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah:

1. Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk menjalankan proses
cukup besar.
2. Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh operasi pada
lini yang sama juga terganggu.
3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi yang
berbeda.

Karena permasalahan lini pabrikasi dan lini perakitan serupa, pembahasan kali ini ditujukan pada lini
perakitan. Pada sebuah lini perakitan, biasanya sebuah produk berjalan melalui wahana yang
otomatis, seperti sebuah ban berjalan, melalui serangkaian stasiun kerja hingga selesai. Ini merupakan
cara mobil dirakit, televisi dan pemanggang kue dibuat, dan roti lapis pada restoran cepat saji dibuat.
Tata letak yang berorientasi pada produk menggunakan peralatan yang lebih otomatis dan didesain
secara khusus dari pada tata letak yang berorientasi pada proses.

You might also like