Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
MAHASISWA A14 GELOMBANG I
Kedua, tahap remaja merupakan masa transisi antara masa anak dan
dewasa. Masa remaja sering disebut sebagai masa storm dan stress karena
banyaknya goncangan dan perubahan yang cukup radikal dari masa sebelumnya.
Karakteristik remaja yang selalu ingin tahu, suka tantangan dan ingin coba-coba
sesuatu hal yang baru, ingin mencari identitas diri, inilah yang sering
membuat remaja gagal menemukan identitas yang sebenarnya.
Ketiga, faktor usia menjadi salah satu faktor risiko, dikatakan remaja
menurut WHO bila anak telah mencapai umur 10-19 tahun. Usia muda
kadang menjadi faktor pemicu terjadinya masalah kesehatan, jika ditinjau dari
sudut fisik terjadinya perubahan secara biologis ditandai dengan kematangan
organ seks primer maupun organ seks sekunder, adanya perubahan fisik seperti
kegemukan, munculnya acne dan lainnya, kadang membuat remaja menjadi tidak
percaya diri.
Papalia & Olds (dalam Jahja, 2012) menjelaskan bahwa perkembangan fisik
adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan
keterampilan motorik. Piaget (dalam Papalia & Olds 2001, dalam Jahja, 2012)
menambahkan bahwa perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi
dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan
fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak menjadi
tubuh orang dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan fisik otak
strukturnya semakin sempurna untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Pada
masa remaja itu, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai banyak
perubahan, termasuk di dalamnyapertumbuhan organ-organ reproduksi (organ
seksual) sehingga tercapai kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan
melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan
tersebut diikuti munculnya tanda-tanda sebagai berikut:
1) Tanda-tanda seks primer
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat
kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak
usia11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya
43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah
datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah,
lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan
terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang
masa menopause. Menopause bisa terjadi pada usia sekitar lima puluhan
(Widyastuti dkk, 2009).
2) Tanda-tanda seks sekunder
Menurut Widyastuti dkk (2009) tanda-tanda seks sekunder pada wanita antara
lain:
1. Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-
laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan
payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah
tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula
lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar,
lebih gelap dan agak keriting.
2. Pinggul
Pinggul menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai
akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah
kulit.
3. Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting
susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan
berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara
menjadi lebih besar dan lebih bulat.
4. Kulit
Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih tebal, pori-
pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada wanita
tetap lebih lembut.
5. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan
kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan
baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
6. Otot
Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
7. Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita.
Empat pertumbuhan tubuh yang paling menonjol pada perempuan ialah
pertambahan tinggi badan yang cepat, menarche, pertumbuhan buah
dada, dan pertumbuhan rambut kemaluan (Santrock, 20II).
b. Framework atau Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas
1) Pengkajian
(5) Komunikasi
(6) Pendidikan
Status pendidikan formal dan non formal yang diikuti oleh remaja.
(7) Rekreasi
(1) Kolaborator
(2) Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai
kebutuhan remaja, menetapkan penyedia pelayanan untuk remaja.
(3) Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi
pada agregat remaja menggunakan proses diagnostik untuk
mengidentifikasi potensial kasus penyakit dan risiko pada remaja.
(4) Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan remaja, merancang rencana
perawatan untuk memenuhi kebutuhan remaja, mengawasi pelaksanaan
pelayanan dan mengevaluasi dampak pelayanan.
(5) Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan
anak remaja di masyarakat dan remaja di institusi formal,
memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi
dampak pendidikan kesehatan.
(6) Konselor
Membantu remaja mengidentifikasi masalah dan alternatif
solusi, membantu remaja mengevaluasi efek solusi dan pemecahan
masalah.
(7) Peneliti
Merancang riset terkait remaja, mengaplikasikan hasil riset
pada remaja, mendesiminasikan hasil riset.
(8) Caregiver
Mengkaji status kesehatan komunitas remaja, menetapkan
diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan,
melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil intervensi.
(9) Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi
remaja, menentukan kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus remaja
terhadap pengambil keputusan, mempersiapkan remaja untuk mandiri.
BAB 3
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DI RW VI,
RT 01, 02, 03 KELURAHAN KLAMPIS NGASEM, KECAMATAN
SUKOLILO
ASPEK KONDISI
SEJARAH Berdasarkan hasil pengkajian dan FGD didapatkan bahwa
remaja di RW VI khususnya RT 01, 02, 03 tidak aktif
mengikuti karang taruna di masing – masing RT,
melainkan lebih aktif mengikuti organisasi di sekolahnya.
Untuk karang taruna yang aktif ada di RT 04. Selain ada
karang taruna di masing – masing RT terdapat juga forum
remaja. Forum remaja ini merupakan perwakilan –
perwakilan dari karang taruna di masing – masing RT.
Dalam forum remaja juga terdapat struktur organisasi dan
memiliki beberapa kegiatan untuk remaja seperti latihan
gamelan, banjari dan LBB yang berlangsung pada hari –
hari tertentu.
Berapa lama Sebagian besar remaja yang berada di RW VI telah
masyarakat tinggal tinggal sekitar sejak kecil terdapat banyak warga musiman
DEMOGRAFI
Data rerata usia Berdasarkan rerata usia didapatkan data penduduk RW VI
bahwa jumlah remaja 59 orang dengan hasil sebagai
berikut :
Minimal : usia 13 tahun
Maksimal : usia 18 tahun
Average : usia 16 tahun
Modus : usia 16 tahun
Jenis Kelamin Dari seluruh anggota KK yang ada 50,7 % atau 393
penduduk RW VI khususnya di RT 1,2, dan 3 adalah laki-
laki
Kelompok Etnis Mayoritas 97, 4% suku masyarakat RW VI adalah Jawa
SUBSISTEM
Lingkungan 1. Bangunan
Mayoritas bangunan di RT 1,2, dan 3 RW VI terbuat
dari tembok (permanen), namun masih ada berapa
bangunan yang semi permanen, paling banyak
ditemukan di RT 3
2. Arsitektur
Bentuk rumah di wilayah RW VI hampir sama antara
satu rumah dengan yang lain. Hampir semua
lantainya terbuat dari keramik, rata-rata di setiap
rumah terdapat jendela, namun ada juga yang
tidak ada jendelannya, sebagian besar pencahayaan
remang dan jarak antar rumah saling berdempetan.
Dari data door to door(179 KK) didapatkan
(81, 3%) rumah sudah berlantai keramik.
3. Halaman
Hampir seluruh rumah di RW VI tidak
mempunyai halaman, namun beberapa rumah
memiliki teras yang tidak terlalu luas. Di RT 01,02,
dan 03 terdapat got terbukan yang alirannya menyatu
di kali sepanjang jalan mleto
4. Lingkungan terbuka
Adanya tahan kosong di RT 03
5. Fasilitas
Di wilayah RW VI terdapat PAUD Terpadu yang
didirikan oleh beberapa pihak dan tim pengajar
PAUD adalah relawan berasal dari warga RW VI
sendiri. Selain itu terdapat mushala yang terletak
di RT 1 merupakan mushala di wilayah RW VI.
Balai RW VI terletak di RT 04 gabung sama
PAUD Terpadu, dalam lingkup RW.
Batas Wilayah Batas daerah wilayah RT 1,2, dan 3 RW VI adalah
Barat : Gang pesanten
Utara : Jalan Manyar Kertoarjo III
Timur : Jalan Klampis Ngasem
Selatan : Jalan Mleto RW 07
Pelayanan Kesehatan Rata-rata 46,8 (%) masyarakat RW VI memilih pergi ke
danSosial Puskesmas untuk pelayanan kesehatan. Sebagian
memilih Rumah Sakit Haji, dan Rumah Sakit
Gotong Royong
Home care Tidak ada home care di wilayah RW VI
Health and 1. Penyakit terbanyak yang terjadi di
Morbidity masyarakat selama 6 bulan terakhir adalah batuk
pilek (ISPA).
2. Sebagian besar warga RW VI bila sakit mempunyai
kebiasaan untuk berobat di puskesmas atau Klinik.
3. Ada kegiatan di karang taruna seperti latihan
gamelan setiap hari kamis, sabtu, minggu.
Kemudian latihan banjari setiap hari kamis dan
jumat. Serta LBB setiap hari rabu, kamis dan jumat
di Balai RW VI
EKONOMI
Status ekonomi Status ekonomi masyarakat RW VI rerata adalah
masyarakat menengah kebawah dengan pekerjaan terbanyak adalah
pegawai swasta.
REMAJA
Kenakalan Remaja
Kenakalan Remaja
90%
Rokok 6
Tidak merokok 53
Keikutsertaan Organisasi
Ikut Organisasi
aktif organisasi
36%
Aktif 38
Tidak Aktif 21
Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah,
E. Interest untuk
komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan
program pemerintah
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
J. Tersedianya Dana
K. Tersedianya fasilitas
L. Tersedianya SDM
Keterangan Pembobotan:
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
Kurangnyapeng 3 4 4 3 3 3 3 5 3 3 4 3 41 Keterangankriteria:
etahuan remaja A. Sesuaidenganperanp
tentangpergaula erawatkomunitas
n seks bebas di B. Jumlah yang
wilayah RW VI beresiko
Kelurahan C. Besarnyaresiko
Klampis D. Potensipendidikanke
Ngasem sehatan
E. Interest
untukkomunitas
F. Kemungkinandiatasi
G. Relevandengan
program pemerintah
H. Tersedianyatempat
I. Tersedianyawaktu
J. Tersedianya dana
K. Tersedianyafasilitas
L. Tersedianya SDM
KeteranganPembobotan:
1. Sangatrendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
KeteranganPembobotan:
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
4.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan skoring diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan komunitas RW 02 Kelurahan Medokan semampir adalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan remaja tentang pergaulan seks bebas di wilayah RW VI Kelurahan Klampis Ngasem.
Setelah dilakukan analisa data maka didapatkan diagnosa keperawatan komunitas menurut prioritas kemudian dilanjutkan dengan
menyusun perencanaan keperawatan bersama dengan pihak kelurahan, tokoh masyarakat dan petugas kesehatan di RW VI Kelurahan
Klampis Ngasemyang dilaksanakan pada 21 Maret 2019. Adapun perencanaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
I. Latar Belakang
Di era globalisasi yang semakin maju banyak sekali kemajuan gaya anak muda, semua itu
mereka lalukan untuk mengkikuti perkembangan zaman dari tradisional ke zaman modernisasi,
jika mereka tidak dapat mengikuti maka akan dianggap ketinggalan jaman. Setiap manusia
pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri selama kelangsungan
hidup merka membtuhkan bantuan dari manusia lain. Seperti kehidupan dimasyrakat kita selalu
membutuhkan bantuan tetangga untuk mempermudah pekerjaan, sepertihalnya kehidupan
dikampus kita juga selalu menutuhkan teman untuk saling membantu pekerjaan atau menambah
relasi, dalam kehidupan dikampus teman akan selalu membantu apa yang kita butuhkan
sehingga kita harus selalu menjaga hubungan dengan teman agar tidak terjadi cek cok atau
permusuhan didalam pertemanan tersebut. Kadang saat hari sepesial seperti ulang tahun ,
wisuda,atau moment spesial maka kita berusaha memberikan sesuatu kepada teman kita,
terkadang kita inggin memberi yang berbeda dari yang lain agar anti meanstream.
Ketika sahabat atau orang terdekat wisuda,ulang tahun, atau sedang mengalami moment
sepesial pasti kita akan bingung memebrikan kado sepesial untuk mereka. Ada satu alternatif
kado baru yang bisa kamu berikan untuk mereka. Yaitu snack bouqet adalah snack yang kini
sedang marak atu ngehits dijual secara online. Jika baisanya buket diisi dengan bunga, maka
kini dikresaiskan dengan snack atau jajanan. Buket snack ini tergolong murah dan bagus untuk
diberikan kepada teman dengan cara pembuatan yang mudah dan barang yang dibutuhkan tidak
sulit untuk didapatkan peluang bisnis ini sangat bagus untuk mahasiswa seperti saya.
Modal yang digunakan untuk bisnis ini juga tidak terlalu mahal, namun jika kita bisa
membuat buket iki menjadi lebih indah maka laba yang kita hasilkan akan lebih banyak juga
dengan modal yang terbilang cukup kecil. Dalam usaha ini membutuhkan kekretifan dari
pembuatnya untuk menghasilakan karya/produk yang menarik konsumen. Maka sangat besar
peluang usaha isi untuk berkembang dengan setiap tahun pasti ada yang lulus dan wisuda maka
terbayang jika kita memiliki karya yang kretif,menarik maka bisnis ini akan berkembang pesat.
Selama kita mau mengembangkan bisnis ini dan selalu berusaha memberikan inovasi-
inovasi yang selalu menarik dan mengikuti zaman maka bisnis buket snack ini akan dicari
banyak orang dan akan selau dikembangkan dengan kemajuan teknologi, karena bisnis ini
termasuk mudah untuk mengembangkanya dari kesederhanaan barang yang digunakan namu
menghasilkan produk yang menarik konsumen.
Buket jajanan/bouqet snack adalah buket yang berisi makanan ringan yang dibentuk
seperti buket bunga pada umumnya, bisnis ini saat ini sedang ngehits dikalangan remaja generasi
saat ini yang lebih kekinian dan lebih mdern. Saat teman kita ataupun teman sepesial kita sedang
wisuda,ulang tahun maupun merayakan hari sepesial kita sering bingung ingin memberi apa
untuk teman kita tersbut, dengan bisnis ini kita memberi untuk memberi sebuah buket snack
yang memilki harga yang murah namun indah dan bagus untuk diberikan kepada teman saat
dihari sepesial mereka. Dalam proses pemasaranya bisa dilakukan secara online kemudian cod,
kenpa harus cod tidak dikirim saja? Karena bisnis ini masih diskala kecil untuk lingkungan
kampus dan area sekitar jogja,karena jika dikirim yang ditakutkan adalah buket snack tersebut
rusak dan tidak dapat diberikan kepada teman.
Cara saya mengiklankan produk ini adalah melalui jejaring soaial instagram ,menurut
saya instagram adalah soaial media yang sangat menguntungkan untuk promosi produk kita,
tidak hanya instagram melainkan difacebook juga karena difacebook informasi cepat menyebar
dan pengguna facebook juga banyak. Buket jajanan ini sangat menuntungkan dengan proses
pembuatan yang relatif cepat, modal yang dibutuhkan kecil,tidak membutuhkan banyak alat, dna
mengndalkan kekreatifan pembuatnya, dalam bisnis ini kita hanya membutuhkan modal kecil
untuk mebeli snack, alat-alat,dan ornamen penambah atau hiasan, namun jika produk kita sudah
jadi dan bagus maka kita bisa mendapat untung yang besar.
II. Tujuan
1) Tujuan jangka panjang
Setelah dilakukan kegiatan Pelatihan Pembuatan Buket Jajan para remaja mampu
melakukan di wilayah RW VI Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo.
2) Tujuan jangka pendek
1) Remaja mampu membuat kreatifitas sesuai dengan kekampuan masing-masing di
wilayah RW VI Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo .
2) Remaja mampu mempraktikkan kembali cara membuat buket jajan di wilayah RW
VI Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo.
III. Plan of Action
1. Rencana strategi
1) Validasi data dan lokasi tempat remaja berkumpul di wilayah RW VI Kelurahan
Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo
2) Menyusun program kerja untuk kegiatan pembuatan buket jajan dan simulasi
3) Berkoordinasi dengan Ketua RW VI dan Ketua karang taruna RW VI Kelurahan
Klampis Ngasem untuk memohon ijin melaksanakan kegiatan pembuatan buket jajan
pada kalangan remaja
2. Tindakan
1) Memberikan contoh kreatifitas pembuatan buket jajan dikalangan remaja
2) Melakukan simulasi tentang pembuatan buket jajan
3. Pengorganisasian kelompok
Dosen pembimbing : Setho Hadisuyatmana, S.Kep.,Ns., MNS
Penanggung Jawab : Prasetiya Wahyuni, S.Kep
Siti Sholihah, S.Kep
Acara : Titin Paramida, S.Kep
Moderator : Miladina Nahar, S.Kep
Observer : Pratama Sholdy, S.Kep
Fasilitator : Pratiwi Putri M, S.Kep
Dokumentasi : Voni Nurul K, S.Kep
Perlengkapan : Lutvia Puspitasari, S.Kep
Shindy Ariatna, S.Kep
Konsumsi : Niken Ariska P, S.Kep
4. Sasaran
Remaja RT 01, 02 dan 03 dan Karang Taruna RW VI Kelurahan Klampis Ngasem
5. Media
Alat peraga pembuatan buket jajan, isolasi, gunting, dan doubletip
6. Metode
simulasi, tanya jawab
7. Susunan Acara
a. Setting waktu
NO WAKTU KEGIATAN PJ PELAKSANA
1. 18.30-18.35 WIB Pembukaan Moderator
Memberikan Simulasi
pertolongan pertama
2. 18.35-19.15 WIB Penyaji, Fasilitator
pelatihan penanganan
cedera olahraga
4. 19.55-20.15 WIB Sesi tanya jawab Penyaji, Moderator
5. 20.15-20.30 WIB Penutupan Moderator
b. Setting tempat
Keterangan:
: Moderator
: Pemateri
: Fasilitator
: Observer
: Peserta
IV. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
1. Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah undangan
2. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelumnya
2) Evaluasi Proses
1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2. Peserta antusias mengikuti pelatihan
3. Suasana kegiatan tertib
4. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
3) Evaluasi Hasil
1. Peserta mengerti manfaat dari kegiatan yang diadakan.
2. Peserta bisa menyebarluaskan dari kegiatan yang diperoleh.
Mengetahui,
Pembimbing Profesi keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga
Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) Fakultas Keperawatan Unair
Pembimbing Akademik
Setho Hadisuyatmana,S.Kep.,Ns.,MNS
198505252016113101
PRE PLANNING
I. Latar Belakang
Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta,
persahabatan, agama dan kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Maka dari itu dapat
dinamakan masa pembentukan dan penentuan nilai dan cita-cita, Munculnya perilaku seks
bebas dikalangan remaja yang marak belakangan ini tidak terlepas dari pengaruh era
globalisasi yang dianggap sebagai bentuk modernitas bagi sebagian remaja. Era
tentang seksologi sehingga berimplikasi pada terjadinya perilaku seks bebas di kalangan
remaja (Nurhidayati dkk, 2013). Informasi yang salah tentang kesehatan reproduksi yang
diperoleh dapat memicu persepsi yang salah dan dapat menyebabkan perilaku seks bebas
yang berakibat pada terjadinya transmisi infeksi menular seksual termasuk HIV dan
AIDS, kanker servik, kehamilan tidak diinginkan, aborsi dan pernikahan dini dikalangan
remaja. Memperhatikan dampak yang dapat terjadi pada remaja karena perilaku seks
bebas, maka diperlukan analisis lebih lanjut antara keterkaitan akses media informasi dan
tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku seks bebas pada remaja di
sekitar 40-60 juta orang melakukan seks bebas, didunia diperkirakan 1,2 miliar atau
sekitar 1/5 dari jumlah penduduk dunia yang hamil diluar nikah.
remaja belum menikah (berusia 13-19 tahun) di Jawa Barat dan 922 remaja di Bali,
melakukan seks bebas. Berdasarkan beberapa data, diantaranya dari Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) menyatakan sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun
seks.
Oleh karena itu, Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners stase Keperawatan komunitas
informasi kesehatan pada usia remaja. Keperawatan komunitas juga berguna untuk
sendiri, menggali potensi dan menggunakan sumber daya manusia yang ada di
untuk mengenali dan mengerti akan dampak buruk dari SEKS BEBAS sehingga remaja
1. Rencana strategi
SEKS BEBAS.
SEKS BEBAS.
2. Tindakan
SEKS BEBAS.
3. Pengorganisasian kelompok
Dosen pembimbing : Setho Hadisuyatmana, S.Kep.,Ns., MNS
Penanggung Jawab : Prasetiya Wahyuni, S.Kep
Siti Sholihah, S.Kep
Acara : Titin Paramida, S.Kep
Moderator : Miladina Nahar, S.Kep
Observer : Pratama Sholdy, S.Kep
Fasilitator : Pratiwi Putri M, S.Kep
Dokumentasi : Voni Nurul K, S.Kep
Perlengkapan : Lutvia Puspitasari, S.Kep
Shindy Ariatna, S.Kep
Konsumsi : Niken Ariska P, S.Kep
4. Sasaran
5. Media
6. Metode
7. Susunan Acara
a. Setting waktu
b. Setting tempat
Keterangan:
: Moderator
: Pemateri
: Fasilitator
: Observer
: Peserta
IV. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
2) Evaluasi Proses
3) Evaluasi Hasil
2. Peserta bisa menyebarluaskan dari kegiatan yang diperoleh, kepada remaja lainnya
Pj Pokja Remaja
Ketua Kelompok RW VI
Mengetahui,
Pembimbing Profesi keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga
Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) Fakultas Keperawatan Unair
Pembimbing Akademik
Setho Hadisuyatmana,S.Kep.,Ns.,MNS
198505252016113101