You are on page 1of 46

MAKALAH KESEHATAN REMAJA

PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS


DI RW VI KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
KECAMATAN SUKOLILO, SURABAYA
04MARET – 20APRIL 2019

Oleh :
MAHASISWA A14 GELOMBANG I

STASE KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah bagian dari masyarakat dan merupakan sumber daya
manusia yang dapat diandalkan dalam pembangunan nasional. Oleh
karena itu,peran serta remaja sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya keikutsertaan remaja yaitu
dengan mengikuti organisasi Karang Taruna. Karang Taruna adalah suatu
organisasi sosial dan merupakan wadah pengembangan generasi muda yang
tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari,
oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa atau
kelurahan dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial.
Karang Taruna juga sebagai ajang bagi generasi muda untuk bisa
memanfaatkan potensi- potensi yang ada secara optimal. Tenaga kesehatan dapat
melakukan pendekatan untuk menjangkau remaja dalam memberikan pelayanan
kesehatan demi tercapainya kesehatan remaja yang optimal melalui Karang
Taruna.
Karang Taruna di RW VI Kelurahan Klampis Ngasem sudah berjalan
dengan baik, akan tetapi masih ada sebagian dari remaja yang tidak
mengikuti kegiatan tersebut. Kondisi tersebut dapat mempersulit implementasi
yang akan diberikan oleh tenaga kesehatan. Jumlah remaja di RW 06 khususnya
RT 01, RT 02, dan RT 03 Kelurahan Klampis Ngasem sebanyak 59 orang dengan
rentang usia (13-18) tahun. Berdasarkan hasil pengkajian door to door didapatkan
bahwa remaja tidak aktif mengikuti kegiatan organisasi Karang Taruna
melainkan aktif dalam mengikuti organisasi di sekolah. Kemudian kebiasaan
buruk remaja antara lain (10%) remaja merupakan perokok aktif. Kegiatan
Karang taruna RW VI Kelurahan Klampis Ngasem mayoritas terlaksana saat
akan ada kegiatan seperti kegiatan Agustusan, selain itu juga ada kegiatan
LBB, Gamelan, banjari dan bank sampah. Akan tetapi sebagian dari remaja
tidak mengikuti kegiatan ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
adalah karena kesibukan masing-masing remaja seperti sekolah, kuliah dan
kerja, serta kurangnya pengetahuan remaja dan orang tua mengenai
pentingnya Karang Taruna. Beberapa masalah kesehatan seperti kebiasaan
merokok dianggap sebagai masalah yang lumrah atau sudah sewajarnya.
Melihat kondisi tersebut diatas, maka perlu diberikan motivasi bagi remaja
untuk mengikuti kegiatan yang positif seperti Karang Taruna serta memberikan
kesadaran tentang bahaya merokok, narkoba bagi kesehatan remaja itu
sendiri. Selain itu untuk meningkatkan keaktifan remaja pada RW VI ini perlu
dilakukan sosialisasi atau penyuluhan serta mengajarkan untuk berwirausaha, itu
nanti jika dikembangkan akan memberikan hasil.
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan kesehatan komunitas
yang berhubungan dengan kelompok kerja kesehatan remaja serta
memotivasi remaja dalam meningkatkan kualitas hidup yang optimal.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa Program Profesi Keperawatan Komunitas, mampu:
1. Menggiatkan kembali kegiatan Karang Taruna di RW 06 khususnya di RT
01, 02 dan 03Kelurahan Klampis Ngasem
2. Mengidentifikasi masalah kenakalan remaja yang merokok, mengkonsumsi
narkoba, dan hamil diluar nikah yang terjadi pada kelompok remaja RW VI
RT 01, 02 dan 03 Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota
Surabaya.

1.3 Manfaat Kesehatan


1.3.1 Manfaat bagi mahasiswa:
1. Dapat mengaplikasikan konsep keperawatan kesehatan komunitas
pada remaja.
2. Mampu mangaplikasikan model profesional dalam menerapkan
asuhan keperawatan komunitas pada remaja.
3. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis dan bijaksana
dalam memberikan asuhan keperawatan pada remaja.
4. Meningkatkan ketrampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
1.3.2 Manfaat bagi remaja:
1. Mengaktifkan kembali dan mengetahui manfaat yang diperoleh dari kegiatan
Karang Taruna.
2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
pengetahuan tentang kesehatan pada remaja.
3. Mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya
peningkatan status kesehatan tersebut.
1.3.3 Manfaat bagi Pendidikan:
1. Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi Pendidikan
Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya Program
Profesi khususnya di bidang keperawatan kesehatan Komunitas.
2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktik
keperawatan kesehatan komunitas di masa yang akan datang.
1.3.4 Manfaat bagi Profesi:
1. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
2. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya.
3. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.

1.4 Ruang Lingkup


Dalam penulisan proposal ini kami memberikan asuhan keperawatan
kesehatan komunitas di RW 06 khususnya RT 01, 02, dan 03 Kelurahan
Klampis Ngasem Surabaya dalam masalah kesehatan dan aktivitas remaja

1.5 Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang dilakukan adalah metode pendekatan


pada remaja Karang Taruna yang masih aktif melalui asuhan keperawatan
profesional yang meliputi biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural
secara mandiri maupun kolaborasi lintas sektor.
1.6 Sistematika Penulisan
Sitematika penulisan dimulai dengan pengkajian data
keperawatan, analisis data, penapisan masalah, penentuan prioritas diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi keperawatan dan
simpulan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keperawatan Komunitas

2.1.1 Definisi Komunitas

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan


system sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok atau
agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah remaja
yang tergolong kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah
kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Berdasarkan umur kronologis dan
berbagai kepentingan,

Keperawatan kesehatan komunitas adalah tindakan untuk


meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan
mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan
keperawatan dan kesehatan masyarakat. (ANA, 2004).

2.2 Remaja Sebagai Kelompok Risiko

Menurut WHO, dikatakan remaja bila mencapai umur 10-19 tahun.


Menurut UU Perkawinan No 1 tahun 1974, dianggap remaja bila cukup
matang untuk menikah yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19
tahun untuk laki- laki.Menurut UU perburuhan, dikatakan remaja bila telah
mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat untuk
tinggal. Menurut UU No4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja
adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Remaja
didefinisikan sebagai seseorang yang berusia antara 11-24 tahun dan belum
menikah (Lestari, 2008). Masa remajadisebut juga sebagai masa pubertas yaitu
masa peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja dan mulai tertarik kepada
lawan jenisnya (Kusmiran, 2011).

Remaja merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkan


dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit (AIHW 2000 dalam
Mc Murray 2003 hal 142). Hal ini tidak berarti bahwa jika faktor risiko tersebut
ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat potensial terjadinya
sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari
populasi. Remaja merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:

Pertama, remaja sebagai calon penerus yang menjadi aset bangsa


sangat perlu untuk diperhatikan, karena pada tahap perkembangan remaja cukup
rawan sehingga perlu antisipasi dengan cara mencegah timbulnya berbagai
masalah baik individu, keluarga maupun kelompok.

Kedua, tahap remaja merupakan masa transisi antara masa anak dan
dewasa. Masa remaja sering disebut sebagai masa storm dan stress karena
banyaknya goncangan dan perubahan yang cukup radikal dari masa sebelumnya.
Karakteristik remaja yang selalu ingin tahu, suka tantangan dan ingin coba-coba
sesuatu hal yang baru, ingin mencari identitas diri, inilah yang sering
membuat remaja gagal menemukan identitas yang sebenarnya.

Ketiga, faktor usia menjadi salah satu faktor risiko, dikatakan remaja
menurut WHO bila anak telah mencapai umur 10-19 tahun. Usia muda
kadang menjadi faktor pemicu terjadinya masalah kesehatan, jika ditinjau dari
sudut fisik terjadinya perubahan secara biologis ditandai dengan kematangan
organ seks primer maupun organ seks sekunder, adanya perubahan fisik seperti
kegemukan, munculnya acne dan lainnya, kadang membuat remaja menjadi tidak
percaya diri.

Perubahan dari psikologik, remaja masih labil dan terkadang


ambivalen dalam memutuskan sesuatu. Perubahan dari sudut kognitif, remaja
berada pada tahap operasi formal yang ditandai dengan berpikir abstrak,
idealistik dan logika, sebenarnya ini dapat dijadikan sebagai faktor yang
menguntungkan karena remaja mulai belajar dan berpikir sistematis. Perubahan
moral, remaja berada pada tahap morality of autonomy moral principles yang
ditandai dengan adanya konflik antara terstandar nilai moralitas dengan
pertimbangan prinsip kebenaran, kejujuran dan keadilan. Sebenarnya remaja
telah mampu menentukan penilaian secara moral, hanya saja faktor
lingkungan seringkali membuat remaja menjadi ambivalent.
Keempat, besarnya pengaruh lingkungan fisik, sosial dan ekonomi
terhadap perkembangan remaja. Dampak negatif globalisasi menyebabkan
perubahan yang berpengaruh pada politik, sosial, ekonomi dan budaya.
Sebagai contoh banyaknya jumlah keluarga miskin di Indonesia yang
jumlahnya diperkirakan 15,5 juta keluarga (Sumber : BPS, 2003), berdampak luas
terhadap kehidupan termasuk remaja. Banyak remaja putus sekolah, menjadi
pekerja dibawah umur, dan bahkan sampai menjadi pekerja seks tersembunyi.
Semua ini terjadi karena kurangnya kontrol lingkungan pada remaja, karena
alasan ekonomi banyak remaja yang ikut menjerumuskan dirinya kedalam
perilaku maladaptif. Selain faktor ekonomi dan sosial, buruknya lingkungan fisik
sangat berpengaruh pada perkembangan remaja, seperti contoh angka
pemerkosaan dan pelecehan seksual justru sering terjadi di perumahan kumuh
dan padat. Serta ditemukannya jumlah perokok aktif yang sebagian besar
dilakukan oleh para remaja. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang perilaku seks yangaman dan kurangnya privasi bagi remaja
itu sendiri. Perubahan gaya hidup remaja yang serba instan dan glamour
cenderung membuat remaja mengabaikan norma yang berlaku, kondisi ini
diperberat oleh tayangan media cetak maupun elektronik yang memudahkan
remaja mendapatkan informasi negatif. Kelima, sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia belum menyediakan pelayanan khusus untuk remaja.
Selama ini remaja sering dikategorikan dalam pelayanan orang dewasa,
padahal dari kebutuhannya sendiri jelas berbeda. Adanya pelayanan khusus
remaja, akan sangat membantu remaja mendeteksi dini permasalahan yang
ada serta penyelesainnya (Depkes, 2011).

a. Perkembangan Fisik Masa Remaja

Papalia & Olds (dalam Jahja, 2012) menjelaskan bahwa perkembangan fisik
adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan
keterampilan motorik. Piaget (dalam Papalia & Olds 2001, dalam Jahja, 2012)
menambahkan bahwa perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi
dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan
fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak menjadi
tubuh orang dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan fisik otak
strukturnya semakin sempurna untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Pada
masa remaja itu, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai banyak
perubahan, termasuk di dalamnyapertumbuhan organ-organ reproduksi (organ
seksual) sehingga tercapai kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan
melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan
tersebut diikuti munculnya tanda-tanda sebagai berikut:
1) Tanda-tanda seks primer
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat
kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak
usia11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya
43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah
datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah,
lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan
terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang
masa menopause. Menopause bisa terjadi pada usia sekitar lima puluhan
(Widyastuti dkk, 2009).
2) Tanda-tanda seks sekunder
Menurut Widyastuti dkk (2009) tanda-tanda seks sekunder pada wanita antara
lain:
1. Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-
laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan
payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah
tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula
lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar,
lebih gelap dan agak keriting.
2. Pinggul
Pinggul menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai
akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah
kulit.
3. Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting
susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan
berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara
menjadi lebih besar dan lebih bulat.
4. Kulit
Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih tebal, pori-
pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada wanita
tetap lebih lembut.
5. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan
kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan
baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
6. Otot
Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
7. Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita.
Empat pertumbuhan tubuh yang paling menonjol pada perempuan ialah
pertambahan tinggi badan yang cepat, menarche, pertumbuhan buah
dada, dan pertumbuhan rambut kemaluan (Santrock, 20II).
b. Framework atau Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat


remaja menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien
(remaja) digambarkan sebagai inti (core) mencakup demografi, suku bangsa,
nilai dan keyakinan dengan subsistem yang saling mempengaruhi meliputi
lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, transportasi, politik dan
pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane,
2000 dalam Ervin2002). Subsistem yang dikaji seperti berikut:

1) Pengkajian

Data inti komunitas, terdiri dari:


(1) Demografi, merupakan jumlah remaja keseluruhan, jumlah remaja
menurut jenis kelamin dan golongan umur.
(2) Etnis, meliputi suku bangsa, budaya, status perkawinan, tipe keluarga.
(3) Nilai, kepercayaan, dan agama, merupakan nilai dan kepercayaan
yang dianut oleh remaja berkaitan dengan pergaulan, agama yang
dianut,fasilitas ibadah yang ada, adanya organisasi keagamaan, kegiatan-
kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh remaja.
2) Data subsistem

Subsistem yang dikaji sebagai berikut :

(1) Lingkungan Fisik

Inspeksi : Lingkungan rumah tempat remaja tinggal, kebersihan


lingkungan, data dikumpulkan dengan winshield survey
dan observasi.

Auskultasi: Mendengarkan aktifitas yang dilakukan remaja dari tokoh


masyarakat, perwakilan forum remaja melalui
wawancara.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan remaja yang


kurang baik bagi perkembangan remaja, aktifitas remaja
di lingkungannya.

(2) Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus remaja, bentuk


pelayanan kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling
bagi remaja melalui wawancara.

(3) Keamanan dan transportasi.


a. Keamanan, seperti kebiasaan merokok, minum–minuman keras,
narkoba, perilaku kekerasan, perilaku berisiko seks bebas, sikap
orang tua terhadap kebiasaan yang dilakukan remaja.
b. Transportasi, merupakan jenis transportasi yang dapat
digunakan remaja
(4) Politik dan pemerintahan

Keikutsertaan remaja dalam organisasi sosial dan politik


di masyarakat, kebutuhan remaja terhadap terbentuknya organisasi remaja
untukmencegah terjadinya masalah pada remaja, kebijakan pemerintah
tentang remaja.

(5) Komunikasi

Media komunikasi yang digunakan oleh remaja untuk


memperoleh informasi pengetahuan tentang seksualitas, narkoba,
perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja baik secara fisik dan
psikologis dan masalah- masalah lain yang lazim terjadi pada remaja
yaitu secara online (seperti whatsapp). Keikutsertaan remaja pada
pertemuan resmi/seminar yang membahas masalah remaja dan keinginan
lagi untuk mengikuti kegiatan serupa.

(6) Pendidikan

Status pendidikan formal dan non formal yang diikuti oleh remaja.

(7) Rekreasi

Tempat rekreasi yang digunakan remaja, tempat sarana


penyaluran bakat remaja seperti olahraga dan seni,
pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan(Anderson, Mc Farlane, 2000
dalam Ervin2002).

2.4 Peran Perawat Komunitas Terkait Remaja

2.4.1 Kesehatan Reproduksi


Peran perawat kesehatan komunitas dalam kesehatan reproduksi bagi remaja
adalah memberikan pengetahuan dasar mengenai :
1) Pengenalan mengenai sistem, proses, dan fungsi alat reproduksi (aspek
tumbuh kembang remaja)
2) Perlunya remaja mendewasakan usia menikah serta bagaimana merencanakan
kehamilan agar sesuai dengan keinginan dirinya dan pasangan.
3) Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi
kesehatan reproduksi
4) Bahaya narkotika dan obat terlarang (narkoba) juga minuman keras
(miras)pada kesehatan reproduksi
5) Pengaruh social dan media terhadap perilaku seksual
6) Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
7) Kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar
mampu menangkal hal – hal yang bersifat negative
8) Hak-hak reproduksi (Efendi dan Makhfudi. 2009)

2.4.2 Pendidikan Seks


Strategi pendidikan seks di masa lalu berfokus pada anatomi fisiologi
reproduksi dan penyuluhan perilaku yang khas kehidupan keluarga Amerika kelas
menengah. Baru – baru ini pendidikan seks mulai membahas masalah seksualitas
manusia yang dihadapi remaja. Misalnya, program – program yang sekarang
berfokus pada upaya remaja untuk “mengatakan tidak”. Pihak oponen program
pendidikan seks di sekolah percaya bahwa diskusi eksplisit tentang seksualitas
meningkatkan aktivitas seksual diantara remaja dan mengecilkan peran orang tua.
Pihak pendukung mengatakan, tidak adanya diskusi semacam itu dari orang tua
dan kegagalan mereka untuk member anak – anak mereka informasi yang
diperlukan secara nyata untuk menghambat upaya mencegah kehamilan pada
remaja. Peran keluarga, masjid, gereja, sekolah kompleks dan kontraversial
tentang pendidikan seks. Orang tua mungkin tidak terlibat dalam pendidikan seks
anak – anaknya karena beberapa alasan, seperti :
1) Orang tua tidak memiliki informasi yang tidak adekuat.
2) Orang tua tidak merasa nyaman dengan topik seks.
3) Para remaja tidak merasa nyaman bila orang tua mereka membahas seks.
Beberapa orang tua mendapat kesulitan untuk mengakui “anaknya” adalah
individu seksual yang memiliki perasaan dan perilaku seksual. Penolakan orang
tua untuk membahas perilaku seksual dengan putri mereka bisa menyebabkan
putrinya merahasiakan aktivitas seksnya dan dapat menghambat upaya untuk
mendapat bantuan.
2.4.3 Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Remaja

Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat


remaja antara lain :

(1) Kolaborator

Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral


dalam membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk
menyelesaikan masalah remaja. Seperti halnya perawat melakukan
kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru,
kepolisian, psikolog, dokter, LSM, NGO, BKKBN, PKBI dan
sebagainya.

(2) Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai
kebutuhan remaja, menetapkan penyedia pelayanan untuk remaja.
(3) Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi
pada agregat remaja menggunakan proses diagnostik untuk
mengidentifikasi potensial kasus penyakit dan risiko pada remaja.
(4) Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan remaja, merancang rencana
perawatan untuk memenuhi kebutuhan remaja, mengawasi pelaksanaan
pelayanan dan mengevaluasi dampak pelayanan.
(5) Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan
anak remaja di masyarakat dan remaja di institusi formal,
memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi
dampak pendidikan kesehatan.
(6) Konselor
Membantu remaja mengidentifikasi masalah dan alternatif
solusi, membantu remaja mengevaluasi efek solusi dan pemecahan
masalah.
(7) Peneliti
Merancang riset terkait remaja, mengaplikasikan hasil riset
pada remaja, mendesiminasikan hasil riset.
(8) Caregiver
Mengkaji status kesehatan komunitas remaja, menetapkan
diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan,
melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil intervensi.
(9) Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi
remaja, menentukan kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus remaja
terhadap pengambil keputusan, mempersiapkan remaja untuk mandiri.
BAB 3
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DI RW VI,
RT 01, 02, 03 KELURAHAN KLAMPIS NGASEM, KECAMATAN
SUKOLILO

3.1 Pengkajian Winshield Survey

Dari pengkajian terhadap ketua RW VI dan RT 01, 02 dan 03. Kelurahan


Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 09 – 13 Maret
2019 didapatkan data pengamatan melalui komponen Winshield.Survey sebagai
berikut:

ASPEK KONDISI
SEJARAH Berdasarkan hasil pengkajian dan FGD didapatkan bahwa
remaja di RW VI khususnya RT 01, 02, 03 tidak aktif
mengikuti karang taruna di masing – masing RT,
melainkan lebih aktif mengikuti organisasi di sekolahnya.
Untuk karang taruna yang aktif ada di RT 04. Selain ada
karang taruna di masing – masing RT terdapat juga forum
remaja. Forum remaja ini merupakan perwakilan –
perwakilan dari karang taruna di masing – masing RT.
Dalam forum remaja juga terdapat struktur organisasi dan
memiliki beberapa kegiatan untuk remaja seperti latihan
gamelan, banjari dan LBB yang berlangsung pada hari –
hari tertentu.
Berapa lama Sebagian besar remaja yang berada di RW VI telah
masyarakat tinggal tinggal sekitar sejak kecil terdapat banyak warga musiman
DEMOGRAFI
Data rerata usia Berdasarkan rerata usia didapatkan data penduduk RW VI
bahwa jumlah remaja 59 orang dengan hasil sebagai
berikut :
Minimal : usia 13 tahun
Maksimal : usia 18 tahun
Average : usia 16 tahun
Modus : usia 16 tahun
Jenis Kelamin Dari seluruh anggota KK yang ada 50,7 % atau 393
penduduk RW VI khususnya di RT 1,2, dan 3 adalah laki-
laki
Kelompok Etnis Mayoritas 97, 4% suku masyarakat RW VI adalah Jawa
SUBSISTEM
Lingkungan 1. Bangunan
Mayoritas bangunan di RT 1,2, dan 3 RW VI terbuat
dari tembok (permanen), namun masih ada berapa
bangunan yang semi permanen, paling banyak
ditemukan di RT 3
2. Arsitektur
Bentuk rumah di wilayah RW VI hampir sama antara
satu rumah dengan yang lain. Hampir semua
lantainya terbuat dari keramik, rata-rata di setiap
rumah terdapat jendela, namun ada juga yang
tidak ada jendelannya, sebagian besar pencahayaan
remang dan jarak antar rumah saling berdempetan.
Dari data door to door(179 KK) didapatkan
(81, 3%) rumah sudah berlantai keramik.
3. Halaman
Hampir seluruh rumah di RW VI tidak
mempunyai halaman, namun beberapa rumah
memiliki teras yang tidak terlalu luas. Di RT 01,02,
dan 03 terdapat got terbukan yang alirannya menyatu
di kali sepanjang jalan mleto
4. Lingkungan terbuka
Adanya tahan kosong di RT 03
5. Fasilitas
Di wilayah RW VI terdapat PAUD Terpadu yang
didirikan oleh beberapa pihak dan tim pengajar
PAUD adalah relawan berasal dari warga RW VI
sendiri. Selain itu terdapat mushala yang terletak
di RT 1 merupakan mushala di wilayah RW VI.
Balai RW VI terletak di RT 04 gabung sama
PAUD Terpadu, dalam lingkup RW.
Batas Wilayah Batas daerah wilayah RT 1,2, dan 3 RW VI adalah
Barat : Gang pesanten
Utara : Jalan Manyar Kertoarjo III
Timur : Jalan Klampis Ngasem
Selatan : Jalan Mleto RW 07
Pelayanan Kesehatan Rata-rata 46,8 (%) masyarakat RW VI memilih pergi ke
danSosial Puskesmas untuk pelayanan kesehatan. Sebagian
memilih Rumah Sakit Haji, dan Rumah Sakit
Gotong Royong
Home care Tidak ada home care di wilayah RW VI
Health and 1. Penyakit terbanyak yang terjadi di
Morbidity masyarakat selama 6 bulan terakhir adalah batuk
pilek (ISPA).
2. Sebagian besar warga RW VI bila sakit mempunyai
kebiasaan untuk berobat di puskesmas atau Klinik.
3. Ada kegiatan di karang taruna seperti latihan
gamelan setiap hari kamis, sabtu, minggu.
Kemudian latihan banjari setiap hari kamis dan
jumat. Serta LBB setiap hari rabu, kamis dan jumat
di Balai RW VI
EKONOMI
Status ekonomi Status ekonomi masyarakat RW VI rerata adalah
masyarakat menengah kebawah dengan pekerjaan terbanyak adalah
pegawai swasta.

Industri yang ada Tidak terdapat industri skala besar di wilayah RW


VI.Khususnya di RT 01, 02, dan 03
Kegiatan yang Secara mandiri, beberapa warga di RW VI memiliki
menunjang ekonomi toko kebutuhan sehari-hari, berjualan dipasar dan keliling
untuk memenuhi kebutuhan.

Keamanan Sebagian besar masyarakat menggunakan sepeda motor


Transportasi untuk bepergian, beberapa yang lain menggunakan
Masyarakat mobil, gojek, dan memanfaatkan angkutan umum .
bepergian dengan
Pos keamanan Dari 5 RT yang ada, terdapat 1 RT yang memiliki pos
keamanan, sementara yang lain tidak ada pos keamanan
dan tidak ada hansip, tetapi dari warga sendiri
berinisiatif untuk berjaga secara bergantian.
Kasus kejahatan yang Kasus kejahatan yang pernah terjadi pada remaja yaitu di
pernah terjadi malam hari terutama saat sabtu malam minggu banyak
perkumpulan remaja, biasanya mereka merokok dan
minum – minuman keras. Selain itu ada beberapa remaja
wanita yang berpakaian minim sampai ada kasus remaja
wanita berpacaran dengan tukang bangunan yang ada di
RT 03 kemudian remaja tersebut hilang selama 2 minggu
kabarnya di bawa oleh pacarnya sendiri beserta 9 tukang
bangunan lainnya. Tidak hanya itu ada juga remaja wanita
yang berpakaian minim memberikan kode – kode saat ada
acara dangdutan kepada para lelaki. Ada juga remaja yang
menjadi pengedar narkoba namun itu ada di RT 04.
PERSEPSI
Penduduk Dari data door to door, mayoritas warga
menyebutkan bahwa orang yang berpengaruh di
wilayah RW VI adalah pengurus seperti ketua RT,
ketua RW, dan beberapa tetua sebagai tokoh
masyarakat, serta para kader yaitu kader jumantik,
lansia, dan posyandu
3.2 Data Primer dari Kuisioner

REMAJA

Remaja yang terhitung adalah usia 13 - <45 dan belum menikah

Jumlah 59 orang ( 13 - <18 tahun : 59 orang )

Kenakalan Remaja

Kenakalan Remaja

10% tidak merokok


rokok

90%

Rokok 6
Tidak merokok 53

Keikutsertaan Organisasi

Ikut Organisasi

aktif organisasi
36%

64% tidak aktif


organisasi

Aktif 38
Tidak Aktif 21

3.3 Data Sekunder dari FGD

Tanggal 15 Maret 2019 telah dilaksanakan pengkajian melalui proses


Focus Group Discussion (FGD) antara mahasiswa dengan remaja. Berikut resume
kegiatan wawancara Pokjakes remaja.

Tabel 3.1 Hasil FGD dengan Pengurus Karang Taruna RW 03

No Pertanyaan Jawaban Harapan

1. Bagaimana Bentuk kegiatan remaja di RW 06 hanya


bentuk kegiatan aktif saat ada event tertentu seperti hari 17
remaja dalam Agustus, untuk kegiatan rutinnya remaja
menyalurkan ada LBB dibalai RW,adanya latihan Perlunya

minat dan bakat gamelan, adanya banjari dilakukan di diadakan

yang dimiliki di Mushala RT 01, belum ada informasi dan pendidikan

lingkungan pengetahuan yang didapatkan remaja kesehatan

masyarakat ? terkait kesehatan. mengenai bahaya


merokok/seks
Narasumber : Mas Firman (Ketua Forum
bebas
Remaja)

2. Bagaimana Pelaksanaan kegiatan remaja berjalan


pelaksaan dengan lancar yang dikoordinir oleh
kegiatan remaja karang taruna RW 06. Kegiatan LBB pada
tersebut ? hari rabu, kamis jam 19.30-20.30, dan
jumat, Gamelan pada hari kamis, sabtu
dan minggu sertiap jam 19.30, banjari
pada hari kamis dan jumat malam oleh
remaja yang ingin ikut

Narasumber : Mas Firman (Ketua Forum


Remaja)

3. Bagaimanakah Rata-rata remaja di RW 6 sibuk


bentuk kebiasaan berkegiatan di sekolahnya masing-masing,
remaja dalam jika tidak sibuk di sekolah remaja ada
mengisi waktu yang cangkrukan ada juga yang memilih
luang ? berdiam diri di rumah.

Narasumber : Mas Fajar (Kartar RT 03)

4. Bagaimanakah Kebiasaan negatif remaja yang sering


bentuk kebiasaan diketahui yaitu merokok namun seringkali
negatif orang tua tidak mengetahui karena
kelompok remaja perilaku merokok dilakuan di luar rumah,
? namun ada juga yang orang tuanya
mengetahui anaknya merokok, tetapi anak
susah untuk dinasehati. Kemudian di
malam hari terutama saat sabtu malam
minggu banyak perkumpulan remaja,
biasanya mereka merokok dan minum –
minuman keras. Selain itu ada beberapa
remaja wanita yang berpakaian minim
sampai ada kasus remaja wanita
berpacaran dengan tukang bangunan yang
ada di RT 03 kemudian remaja tersebut
hilang selama 2 minggu kabarnya di bawa
oleh pacarnya sendiri beserta 9 tukang
bangunan lainnya. Tidak hanya itu ada
juga remaja wanita yang berpakaian
minim memberikan kode – kode saat ada
acara dangdutan kepada para lelaki. Ada
juga remaja yang menjadi pengedar
narkoba namun itu ada di RT 04.

Narasumber : Mas Firman (Ketua Forum


Remaja)
5. Berapakah usia Yang pernah diketahui usia termuda yaitu
termuda dari usia 13 tahun
remaja yang
Narasumber : Mas Firman (Ketua Forum
melakukan
Remaja)
kebiasaan negatif
tersebut ?

6. Apa yang Untuk masalah merokok kita sudah


sudahdilakukan
berusaha untuk memberitahukan anak
untuk mengatasi
masalah tersebut. Dan pihak pak R serta pak RW
merokok dan
sering melakukan pembubaran saat malam
siapa saja yang
perlu dan sudah hari ketika para remaja berkumpul
dilibatkan dalam
hal ini ?
Narasumber : Mas Firman (Ketua Forum
Remaja)
7. Mengapa ada Awalnya latihan gamelan bukan untuk
program latihan remaja melainkan semua warga, namun
gamelan setiap sekarang di fokuskan untuk remaja agara
hari kamis, sabtu remaja – remaja disini ada kegiatan rutin.
dan minggu
Narasumber : Mas Firman (Ketua Forum
Remaja)

8. Bagaimana Animo remaja yang kadang lumayan


animo remaja
banyak kaena ada pelatih dari gamelannya
untuk terlibat
dalam kegiatan sendiri
gamelan

Narasumber : Mas Firman (Ketua Forum


Remaja)
9. Mengapa ada Program tersebut ada untuk membantu
program LBB para remaja dalam mengerjakan tugas
setiap hari rabu, sekolah dan menjadikan kegiatan rutin
kamis, jumat bagi para remaja.
Narasumber : Mas Firman (Ketua Forum
Remaja)
10. Bisakah forum Bisa mbak, nanti kalau ada kegiatan saya
remaja akan memngumpulkan beberapa remaja.
dimanfaatkan
Narasumber : Mas Firman (Ketua Forum
juga sebagai
Remaja)
momen sharing
informasi
kesehatan
kepada remaja?
BAB 4

ANALISIS DATA KESEHATAN KOMUNITAS


DI WILAYAH RW 06 KELURAHAN KLAMPIS NGASEM KOTA
SURABAYA

Data yang diperoleh dari hasil pengkajian yang dilakukan mulai 9 -


13 Maret 2019 kepada warga RW VI khususnya RT 01, RT 02, RT 03 dan FGD
dengan remaja pada 15 Maret 2019, dianalisis dan diperoleh diagnosa kesehatan
komunitas, kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan
prioritasdiagnosa keperawatan.

4.1 Analisa Data


Tabel 4.1 Analisa Data Pokja Remaja

Data Subjektif Data objektif Diagnosa


Keperawatan
1. Remaja mengatakan tidak 1. Hasil pengkajian Ketidakpatuhan
mengapa kalau mereka didapatkan 10% remaja pemeliharaan
merokok di RT 01 - 03 merupakan perokok. kesehatan
2. Ketua forum remaja
mengatakan ada remaja
yang sudah mengkonsumsi
narkoba di RT 04
3. Ketua forum remaja 1. Beberapa remaja wanita Kurangnya
mengatakan bahwa ada memakai pakaian minim pengetahuanrema
remaja yang sudah hamil ja tentang
diluar nikah masih usia pergaulan seks
dini bebas (00126)
4. Ketua forum remaja
mengatakan bahwa ada
remaja perempuan yang
sempat hilang dari rumah
kurang lebih 2 minggu,
kabarnya remaja
perempuan tersebut kabur
dengan pacarnya yang
berprofesi sebagai tukang
bangunan.
5. Ketua forum remaja juga
mengatakan sempat
menegur 2 orang remaja
perempuan yang meng
kode – kode lelaki tukang
bangunan saat ada
dangdutan di RW 06
2. Ketua forum remaja 1. Terdapat 32% remaja Kesiagaan
mengatakan bahwa yang ikutorganisasidan meningkatkan
sebagian remaja tidak 68% remaja yang pemberdayaan
aktif organisasi Karang tidakikut. potensial remaja
Taruna di RT nya masing 2. Remaja RT 2 dan 3 lebih
- masing banyak terlihat
3. Ketua Karang Taruna berkumpul dengan teman
mengatakan bahwa dalam sebaya di warung –
mengisi waktu luang warung yang ada di
biasanya para remaja sepanjang jalan RT 2 dan
akan kumpul- kumpul RT 3
di warung dan ngobrol-
ngobrol mengenai
berbagai hal, ada
jugayang sibuk sendiri
seperti membantu orang
tua, menonton televisi,
atau mengikuti kegiatan
ekstra di sekolah.
4. Ketua karang taruna
mengatakan bahwa
sebagian remaja tidak
mengikuti kegiatan
Karang taruna
adalah karena kesibukan
masing- masing
sepertibekerja, membantu
orang tua,
kurang motivasi,serta
mengerjakan tugas
sekolah
4.2 Penapisan Masalah

Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah,

adapun penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2 Penapisan Masalah Pokja Remaja

Diagnosakeper Keterangan Jumlah Keterangan


awatan A B C D E F G H I J K L
Perilaku 3 2 2 3 4 3 3 5 3 3 4 3 38 Keterangan kriteria:
kesehatan
A. Sesuai dengan peran
cenderung
perawat komunitas
berisikodi
wilayah RW VI B. Jumlah yang beresiko
Kelurahan
C. Besarnya resiko
Klampis
D. Potensi pendidikan
Ngasem
kesehatan

E. Interest untuk

komunitas

F. Kemungkinan diatasi

G. Relevan dengan
program pemerintah

H. Tersedianya tempat

I. Tersedianya waktu

J. Tersedianya Dana

K. Tersedianya fasilitas

L. Tersedianya SDM

Keterangan Pembobotan:

1. Sangat rendah

2. Rendah

3. Cukup

4. Tinggi

5. Sangat tinggi

Kurangnyapeng 3 4 4 3 3 3 3 5 3 3 4 3 41 Keterangankriteria:
etahuan remaja A. Sesuaidenganperanp
tentangpergaula erawatkomunitas
n seks bebas di B. Jumlah yang
wilayah RW VI beresiko
Kelurahan C. Besarnyaresiko
Klampis D. Potensipendidikanke
Ngasem sehatan
E. Interest
untukkomunitas
F. Kemungkinandiatasi
G. Relevandengan
program pemerintah
H. Tersedianyatempat
I. Tersedianyawaktu
J. Tersedianya dana
K. Tersedianyafasilitas
L. Tersedianya SDM

KeteranganPembobotan:
1. Sangatrendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi

Kesiagaan 3 3 3 4 4 3 3 5 2 3 4 3 40 Keterangan Kriteria :


meningkatkan A. Sesuai dengan peran
pemberdayaan perawat komunitas
potensial B. Jumlah yang beresiko
remajadi C. Besarnya risiko
wilayah RW VI D. Potensi pendidikan
Kelurahan kesehatan
Klampis E. Interest untuk
Ngasem komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan
program pemerintah
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
J. Tersedianya dana
K. Tersedianya fasilitas
L. Tersedianya SDM

KeteranganPembobotan:
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
4.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan skoring diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan komunitas RW 02 Kelurahan Medokan semampir adalah

sebagai berikut :

1. Kurangnya pengetahuan remaja tentang pergaulan seks bebas di wilayah RW VI Kelurahan Klampis Ngasem.

2. Kesiagaan meningkatkan pemberdayaan potensial remajadi wilayah RW VI Kelurahan Klampis Ngasem

3. Perilaku kesehatan cenderung berisiko di wilayah RW VI Kelurahan Klampis Ngasem


BAB 5
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DIWILAYAH RW VI KELURAHAN KLAMPIS NGASEM KOTA SURABAYA

Setelah dilakukan analisa data maka didapatkan diagnosa keperawatan komunitas menurut prioritas kemudian dilanjutkan dengan
menyusun perencanaan keperawatan bersama dengan pihak kelurahan, tokoh masyarakat dan petugas kesehatan di RW VI Kelurahan
Klampis Ngasemyang dilaksanakan pada 21 Maret 2019. Adapun perencanaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1 Rencana Asuhan Keperawatan Pokja Remaja

No DiagnosaKeperawatan NOC NIC PJ Waktu Tempat Metode Media


1 Kurangnya pengetahuan Perilaku Kesehatan, Prevensi Siti 28 Maret 2018 Balai RW VI Ceramah PPT,
remaja tentang pergaulan Promosi Kesehatan primer Sholihah jam 19.00- dan LCD,
seks bebas di wilayah Health selesai diskusi Laptop
RW VI Kelurahan Kriteria Hasil: education
Klampis Ngasem(00126) Setelah dilakukan (5510) :
tindakan keperawatan 5 “Penyuluhan
minggu, diharapkan Bahaya Seks
para remaja di RW VI Bebas”
KelurahanKlampis
Ngasemmampu: Pendidikan
1. Peserta antusias Remaja:
mengikuti kegiatan
2. Menyebutkan 1. Diskusi
bahaya pergaulan tentang
seks bebas bahaya
3. Mampu menjaga seks bebas
pergaulan dengan
semestinya
2 Kesiagaan meningkatkan Perilaku Kesehatan, Prevensi Prasetia 6 April 2018 Balai RW VI Diskusi Kain, stick
pemberdayaan potensial Promosi Kesehatan Primer dan Wahyuni jam 19.00- balon, lem
remajadi wilayah RW VI Sekunder selesai dan jajan.
KelurahanKlampis ‘’Pembuatan
Ngasem Kriteria Hasil: Bucket Jajan
(0112) Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 5 Pelatihan
minggu, diharapkan Remaja:
para remaja di RW VI
KelurahanKlampis Demontasi :
Ngasem mampu: 1. Pembuatan
bucket jajan
1. Memiliki 2. Cara
keterampilan memasarkan
dan bakat produk
dalam berkreasi
2. Mampu
berwirausaha
3 Kesiagaan meningkatkan Perilaku Kesehatan, Prevensi Prasetia 10 April 2018 Balai RW VI Diskusi
pemberdayaan potensial Promosi Kesehatan Primer dan Wahyuni jam 19.00-
remajadi wilayah RW VI Sekunder selesai
KelurahanKlampis ‘’sharing
Ngasem Kriteria Hasil: pengetahuan
(0112) Setelah dilakukan berorganisasi”
tindakan keperawatan 5
minggu, diharapkan Pengetahuan
para remaja di RW VI Remaja:
Kelurahan Klampis
Ngasem mampu: sharing:
1. Diskusi
1. Mengetahui tentang
pentingnya pentingnya
berorganisasi berorganis
2. Remaja menjadi asi
termotivasi
dengan adanya
karang taruna
PRE PLANNING

PELATIHAN PEMBUATAN BUKET JAJAN

Hari/tanggal : Jumat, 4 Mei 2018


Tempat : Balai RW VI Kelurahan Klampis Ngasem
Waktu : 18.30-20.30 WIB
Remaja RT 01, 02, 03 dan Karang Taruna RW VI Kelurahan Klampis
Sasaran :
Ngasem
Pelatihan Pembuatan Buket Jajan untuk mengajarkan berwirausaha
Nama Kegiatan :
bagi remaja

I. Latar Belakang
Di era globalisasi yang semakin maju banyak sekali kemajuan gaya anak muda, semua itu
mereka lalukan untuk mengkikuti perkembangan zaman dari tradisional ke zaman modernisasi,
jika mereka tidak dapat mengikuti maka akan dianggap ketinggalan jaman. Setiap manusia
pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri selama kelangsungan
hidup merka membtuhkan bantuan dari manusia lain. Seperti kehidupan dimasyrakat kita selalu
membutuhkan bantuan tetangga untuk mempermudah pekerjaan, sepertihalnya kehidupan
dikampus kita juga selalu menutuhkan teman untuk saling membantu pekerjaan atau menambah
relasi, dalam kehidupan dikampus teman akan selalu membantu apa yang kita butuhkan
sehingga kita harus selalu menjaga hubungan dengan teman agar tidak terjadi cek cok atau
permusuhan didalam pertemanan tersebut. Kadang saat hari sepesial seperti ulang tahun ,
wisuda,atau moment spesial maka kita berusaha memberikan sesuatu kepada teman kita,
terkadang kita inggin memberi yang berbeda dari yang lain agar anti meanstream.
Ketika sahabat atau orang terdekat wisuda,ulang tahun, atau sedang mengalami moment
sepesial pasti kita akan bingung memebrikan kado sepesial untuk mereka. Ada satu alternatif
kado baru yang bisa kamu berikan untuk mereka. Yaitu snack bouqet adalah snack yang kini
sedang marak atu ngehits dijual secara online. Jika baisanya buket diisi dengan bunga, maka
kini dikresaiskan dengan snack atau jajanan. Buket snack ini tergolong murah dan bagus untuk
diberikan kepada teman dengan cara pembuatan yang mudah dan barang yang dibutuhkan tidak
sulit untuk didapatkan peluang bisnis ini sangat bagus untuk mahasiswa seperti saya.
Modal yang digunakan untuk bisnis ini juga tidak terlalu mahal, namun jika kita bisa
membuat buket iki menjadi lebih indah maka laba yang kita hasilkan akan lebih banyak juga
dengan modal yang terbilang cukup kecil. Dalam usaha ini membutuhkan kekretifan dari
pembuatnya untuk menghasilakan karya/produk yang menarik konsumen. Maka sangat besar
peluang usaha isi untuk berkembang dengan setiap tahun pasti ada yang lulus dan wisuda maka
terbayang jika kita memiliki karya yang kretif,menarik maka bisnis ini akan berkembang pesat.
Selama kita mau mengembangkan bisnis ini dan selalu berusaha memberikan inovasi-
inovasi yang selalu menarik dan mengikuti zaman maka bisnis buket snack ini akan dicari
banyak orang dan akan selau dikembangkan dengan kemajuan teknologi, karena bisnis ini
termasuk mudah untuk mengembangkanya dari kesederhanaan barang yang digunakan namu
menghasilkan produk yang menarik konsumen.
Buket jajanan/bouqet snack adalah buket yang berisi makanan ringan yang dibentuk
seperti buket bunga pada umumnya, bisnis ini saat ini sedang ngehits dikalangan remaja generasi
saat ini yang lebih kekinian dan lebih mdern. Saat teman kita ataupun teman sepesial kita sedang
wisuda,ulang tahun maupun merayakan hari sepesial kita sering bingung ingin memberi apa
untuk teman kita tersbut, dengan bisnis ini kita memberi untuk memberi sebuah buket snack
yang memilki harga yang murah namun indah dan bagus untuk diberikan kepada teman saat
dihari sepesial mereka. Dalam proses pemasaranya bisa dilakukan secara online kemudian cod,
kenpa harus cod tidak dikirim saja? Karena bisnis ini masih diskala kecil untuk lingkungan
kampus dan area sekitar jogja,karena jika dikirim yang ditakutkan adalah buket snack tersebut
rusak dan tidak dapat diberikan kepada teman.
Cara saya mengiklankan produk ini adalah melalui jejaring soaial instagram ,menurut
saya instagram adalah soaial media yang sangat menguntungkan untuk promosi produk kita,
tidak hanya instagram melainkan difacebook juga karena difacebook informasi cepat menyebar
dan pengguna facebook juga banyak. Buket jajanan ini sangat menuntungkan dengan proses
pembuatan yang relatif cepat, modal yang dibutuhkan kecil,tidak membutuhkan banyak alat, dna
mengndalkan kekreatifan pembuatnya, dalam bisnis ini kita hanya membutuhkan modal kecil
untuk mebeli snack, alat-alat,dan ornamen penambah atau hiasan, namun jika produk kita sudah
jadi dan bagus maka kita bisa mendapat untung yang besar.
II. Tujuan
1) Tujuan jangka panjang
Setelah dilakukan kegiatan Pelatihan Pembuatan Buket Jajan para remaja mampu
melakukan di wilayah RW VI Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo.
2) Tujuan jangka pendek
1) Remaja mampu membuat kreatifitas sesuai dengan kekampuan masing-masing di
wilayah RW VI Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo .
2) Remaja mampu mempraktikkan kembali cara membuat buket jajan di wilayah RW
VI Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo.
III. Plan of Action
1. Rencana strategi
1) Validasi data dan lokasi tempat remaja berkumpul di wilayah RW VI Kelurahan
Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo
2) Menyusun program kerja untuk kegiatan pembuatan buket jajan dan simulasi
3) Berkoordinasi dengan Ketua RW VI dan Ketua karang taruna RW VI Kelurahan
Klampis Ngasem untuk memohon ijin melaksanakan kegiatan pembuatan buket jajan
pada kalangan remaja
2. Tindakan
1) Memberikan contoh kreatifitas pembuatan buket jajan dikalangan remaja
2) Melakukan simulasi tentang pembuatan buket jajan
3. Pengorganisasian kelompok
Dosen pembimbing : Setho Hadisuyatmana, S.Kep.,Ns., MNS
Penanggung Jawab : Prasetiya Wahyuni, S.Kep
Siti Sholihah, S.Kep
Acara : Titin Paramida, S.Kep
Moderator : Miladina Nahar, S.Kep
Observer : Pratama Sholdy, S.Kep
Fasilitator : Pratiwi Putri M, S.Kep
Dokumentasi : Voni Nurul K, S.Kep
Perlengkapan : Lutvia Puspitasari, S.Kep
Shindy Ariatna, S.Kep
Konsumsi : Niken Ariska P, S.Kep
4. Sasaran
Remaja RT 01, 02 dan 03 dan Karang Taruna RW VI Kelurahan Klampis Ngasem

5. Media
Alat peraga pembuatan buket jajan, isolasi, gunting, dan doubletip
6. Metode
simulasi, tanya jawab
7. Susunan Acara
a. Setting waktu
NO WAKTU KEGIATAN PJ PELAKSANA
1. 18.30-18.35 WIB Pembukaan Moderator
Memberikan Simulasi
pertolongan pertama
2. 18.35-19.15 WIB Penyaji, Fasilitator
pelatihan penanganan
cedera olahraga
4. 19.55-20.15 WIB Sesi tanya jawab Penyaji, Moderator
5. 20.15-20.30 WIB Penutupan Moderator

b. Setting tempat

Keterangan:
: Moderator
: Pemateri
: Fasilitator
: Observer
: Peserta
IV. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
1. Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah undangan
2. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelumnya
2) Evaluasi Proses
1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2. Peserta antusias mengikuti pelatihan
3. Suasana kegiatan tertib
4. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
3) Evaluasi Hasil
1. Peserta mengerti manfaat dari kegiatan yang diadakan.
2. Peserta bisa menyebarluaskan dari kegiatan yang diperoleh.

Surabaya, 18 Maret 2018

Ketua Kelompok RW VI PJ Pokja Remaja

Siti Sholihah, S.Kep Prasetiya Wahyuni, S. Kep.


NIM. 131813143007 NIM. 131413183099

Mengetahui,
Pembimbing Profesi keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga
Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) Fakultas Keperawatan Unair

Pembimbing Akademik

Setho Hadisuyatmana,S.Kep.,Ns.,MNS
198505252016113101
PRE PLANNING

PENYULUHAN BAHAYA SEKS BEBAS

Hari/tanggal : Jumat, 29 Juni 2018

Tempat : Balai RW VI Kelurahan Klampis Ngasem

Waktu : 19.30 - 21.00

Sasaran : Remaja RT 01–03 RW 06 Kelurahan Klampis Ngasem

Nama Kegiatan : PENYULUHAN BAHAYA SEKS BEBAS

I. Latar Belakang

Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta,

persahabatan, agama dan kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Maka dari itu dapat

dinamakan masa pembentukan dan penentuan nilai dan cita-cita, Munculnya perilaku seks

bebas dikalangan remaja yang marak belakangan ini tidak terlepas dari pengaruh era

globalisasi yang dianggap sebagai bentuk modernitas bagi sebagian remaja. Era

globalisasi membuat orang semakin mudah mengakses berbagai informasi termasuk

tentang seksologi sehingga berimplikasi pada terjadinya perilaku seks bebas di kalangan

remaja (Nurhidayati dkk, 2013). Informasi yang salah tentang kesehatan reproduksi yang

diperoleh dapat memicu persepsi yang salah dan dapat menyebabkan perilaku seks bebas

yang berakibat pada terjadinya transmisi infeksi menular seksual termasuk HIV dan

AIDS, kanker servik, kehamilan tidak diinginkan, aborsi dan pernikahan dini dikalangan
remaja. Memperhatikan dampak yang dapat terjadi pada remaja karena perilaku seks

bebas, maka diperlukan analisis lebih lanjut antara keterkaitan akses media informasi dan

tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku seks bebas pada remaja di

Indonesia (Wijaya, 2012).Menurut WHO diseluruh dunia setiap tahunnya diperkirakan

sekitar 40-60 juta orang melakukan seks bebas, didunia diperkirakan 1,2 miliar atau

sekitar 1/5 dari jumlah penduduk dunia yang hamil diluar nikah.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa dari 1189

remaja belum menikah (berusia 13-19 tahun) di Jawa Barat dan 922 remaja di Bali,

ditemukan 7% remaja perempuan di Jawa Barat dan 5% di Bali mengakui pernah

mengalami kehamilan akibat tidak bisa mengendalikan dorongan biologisnya sehingga

melakukan seks bebas. Berdasarkan beberapa data, diantaranya dari Komisi Perlindungan

Anak Indonesia (KPAI) menyatakan sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun

dikota-kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, dan Bandung) pernah berhubungan

seks.

Oleh karena itu, Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners stase Keperawatan komunitas

memprioritaskan pada upaya untuk meningkatkan kesehatan (promotif dan preventif)

dengan tidak mengabaikan usaha-usaha kuratif dan rehabilitative dalam memberikan

informasi kesehatan pada usia remaja. Keperawatan komunitas juga berguna untuk

meningkatkan dan membawa masyarakat untuk mengantisipasi masalah kesehatannya

sendiri, menggali potensi dan menggunakan sumber daya manusia yang ada di

masyarakat. Memberikan penyuluhan mengenai bahaya SEKS BEBAS membantu remaja

untuk mengenali dan mengerti akan dampak buruk dari SEKS BEBAS sehingga remaja

tersebut tidak terjerumus dan dapat mengantisipasi dirinya.


II. Tujuan

1) Tujuan jangka panjang

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan bahaya SEKS BEBAS, remaja mampu

mengantisipasi diri agar terhindar dari pergaulan bebas.

2) Tujuan jangka pendek

1) Remaja mampu mengantisipasi diri agar terhindar dari pergaulan bebas.

III. Plan of Action

1. Rencana strategi

1) Berkoordinasi dengan Ketua RW 06 dan Ketua Karang Taruna RW 06 Kelurahan

Klampis Ngasem untuk memohon ijin melaksanakan kegiatan Penyuluhan Bahaya

SEKS BEBAS.

2) Membuat undangan dan membagikan pada remaja yang ada di RW 06

3) Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan Penyuluhan Bahaya

SEKS BEBAS.

2. Tindakan

a. Memohon ijin kepada Ketua RW 06 dan Ketua Karang Taruna melaksanakan

kegiatan Penyuluhan Bahaya SEKS BEBAS

b. Menyebarkan undangan pada remaja yang ada di RW 06.

4) Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan Penyuluhan Bahaya

SEKS BEBAS.

3. Pengorganisasian kelompok
Dosen pembimbing : Setho Hadisuyatmana, S.Kep.,Ns., MNS
Penanggung Jawab : Prasetiya Wahyuni, S.Kep
Siti Sholihah, S.Kep
Acara : Titin Paramida, S.Kep
Moderator : Miladina Nahar, S.Kep
Observer : Pratama Sholdy, S.Kep
Fasilitator : Pratiwi Putri M, S.Kep
Dokumentasi : Voni Nurul K, S.Kep
Perlengkapan : Lutvia Puspitasari, S.Kep
Shindy Ariatna, S.Kep
Konsumsi : Niken Ariska P, S.Kep
4. Sasaran

Remaja RT 01–03 RW 06 Kelurahan Klampis Ngasem

5. Media

PPT, laptop, proyektor, LCD

6. Metode

Diskusi, tanya jawab

7. Susunan Acara

a. Setting waktu

NO WAKTU KEGIATAN PJ PELAKSANA

1. 19.00-19.15 WIB Pembukaan Moderator


Materi Bahaya SEKS
2. 19.15-19.30 WIB Penyaji
BEBAS
Diskusi Bahaya SEKS Penyaji, fasilitator
3. 19.30-19.45 WIB
BEBAS

4. 19.45-20.10 WIB Sesi tanya jawab Penyaji, Moderator


5. 20.10–20.30WIB Penutupan Moderator

b. Setting tempat

Keterangan:

: Moderator

: Pemateri

: Fasilitator

: Observer

: Peserta

IV. Evaluasi

1) Evaluasi Struktur

1. Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah undangan


2. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelumnya

2) Evaluasi Proses

1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya

2. Peserta antusias mengikuti pelatihan

3. Suasana kegiatan tertib

4. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung

3) Evaluasi Hasil

1. Peserta mengerti manfaat dari kegiatan yang diadakan.

2. Peserta bisa menyebarluaskan dari kegiatan yang diperoleh, kepada remaja lainnya

Surabaya, 18 Maret 2019

Pj Pokja Remaja
Ketua Kelompok RW VI

Prasetiya Wahyuni, S.Kep


Siti Sholihah, S.Kep
131813143099
131813143007

Mengetahui,
Pembimbing Profesi keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga
Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) Fakultas Keperawatan Unair
Pembimbing Akademik

Setho Hadisuyatmana,S.Kep.,Ns.,MNS
198505252016113101

You might also like