You are on page 1of 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/Materi : hipertensi primer


Sasaran : Pasien dan Keluarga di Ruang Anturium RSD dr. Soebandi Jember
Jam /waktu : 10.00 WIB-selesai
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Mei 2019
Tempat : Ruang Anturium RSD dr. Soebandi Jember

A. Standar Kompetensi
Setelah mengikuti pendidikan Hipertensi primer diharapkan peserta dapat menambah
pengetahuan tentang hipertensi primer dan tau cara menghindari dan mengendalikannya.

B. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, peserta dapat menjelaskan kembali tentang:
1. Definisi hipertensi primer
2. Tanda dan gejala hipertensi
3. Penyebab hipertensi
4. Pencegahan hipertensi
5. Pengendalian hipertensi

C. Materi
Terlampir

D. Metode
Ceramah dan Tanya jawab

D. Media dan Alat Peraga


Leaflat
G. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan(5 Pendahuluan
menit) 1. Menyampaikan salam a. Membalas salam
2. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
3. Kontrak waktu c. Memberi respon

2 Inti Inti
(15 menit) Peserta menjelaskan : 1. Menanyakan yang
1. 1. Definisi hipertensi primer belum jelas
2. Tanda dan gejala hipertensi 2. Aktif bersama
3. Penyebab hipertensi 3. Menyimpulkan
4. Pencegahan hipertensi 4. Membalas salam
5. Pengendalian hipertensi

3 Penutup Penutup
(10 menit) 1. Tanya jawab 1. Menanyakan
2. Tes akhir yang belum jelas
3. Menyimpulkan hasil 2. Aktif bersama
penyuluhan 3. Menyimpulkan
4. Memberi salam penutup 4. Membalas salam
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi:
Darah tinggi atau Tekanan Darah Tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.Darah tinggi sering
disebut “the silent killer” karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau
dirinya mengidap darah tinggi, tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit
penyulit atau komplikasi dari darah tinggi (T2PTM Kemenkes RI, 2018).
Hasil Riskesdas 2013 dan studi di Puskesmasmenyebutkan bahwa hanya sepertiga
penderita darah tinggi (36,8%) yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan hanya 0,7% yang
minum obat.
Hipertensi essensial atau primer yang tidak diketahui penyebabnya (90%). Hipertensi
sekunder yang penyebabnya dapat ditentukan (10%), antara lain kelainan pembuluh darah
ginjal, gangguan kelenjar Tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme) dan lain-lain. Untuk menegakkan diagnosis hipertensi dilakukan
pengukuran darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu.

Klasifikasi hipertensi menurut JNC-VII 2003

Kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal < 120 < 80

Pra-hipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi tingkat 1 140-159 atau 90-99

HIpertensi tingkat 2 > 160 atau > 100


Hipertensi Sistolik Terisolasi > 140 dan < 90

B. Tanda dan gela:


Menurut Pudiastuti (2012), tanda dan gejala dari penderita hipertensi seperti
penglihatan menjadi kabur , nyeri kepala, mual dan muntah, pembengkakan akibat adanya
peningkatan tekanan kapiler, lemas dan kelelahan, sesak napas, gelisah dan penurunan
kesadaran.

Keluhan-keluhan pada penderita hipertensi antara lain (T2PTM Kemenkes RI, 2018):
1. Sakit kepala
2. Gelisah
3. Jantung berdebar-debar
4. Pusing
5. Penglihatan kabur
6. Rasa sakit di dada
7. mudah lelah, dll

C. Penyebab:
Penyebab darah tinggi primer belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor
risiko terjadinya darah tinggi. P2PTM Kemenkes RI (2019) menyebutkan bahwa penyebab
darah tinggi ada 2 faktor yaitu:

Faktor risiko yang tidak dapat diubah:


1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga (genetik)
Faktor risiko yang dapat diubah:
1. Merokok
2. Kurang makan buah dan sayur
3. Konsumsi garam berlebih
4. Berat badan berlebih/kegemukan
5. Kurang aktivitas fisik
6. Konsumsi alkohol berlebih
7. Dislipidemia (kadar lemak yang terlalu tinggi atau rendah)
8. Stres.

D. Pencegahan:
Menurut P2PTM Kemenkes RI (2018) risiko darah tinggi dapat dikurangi dengan :
1. Mengurangi konsumsi garam (jangan melebihi 1 sendok teh per hari)
2. Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3 km/ olahraga 30 menit per hari
minimal 5x/minggu)
3. Tidak merokok dan menghindari asap rokok
4. Diet dengan Gizi Seimbang
5. Mempertahankan berat badan ideal
6. Menghindari minum alkohol
E. Pengendalian
1. Pengendalian Faktor Risiko Darah tinggi
Modifikasi diet terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada pasien Darah tinggi.
Prinsip diet yang dianjurkan adalah gizi seimbang : Membatasi gula, garam, cukup buah,
sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, makanan rendah lemak jenuh, menggantinya dengan
unggas dan ikan yang berminyak.
Dianjurkan untuk makan buah dan sayur 5 porsi per-hari, karena cukup mengandung
kalium yang dapat menurunkan tekanan darah. Kalium klorida 60-100 mmol/hari akan
menurunkan tekanan darah sistolik (TDS) 4,4 mmHg dan tekanan darah diastolik (tdd) 2,5
mmHg.
Tabel 1. Modifikasi pendekatan pola makan untuk menghentikan darah tinggi (Dietary
Approaches To Stop Hypertension/ DASH)
Bahan
Makanan Porsi Harian Ukuran Rumah Tangga

Biji-Bijian/  1 iris/lembar roti


serealia utuh  1/2 gelas sereal kering
(whole grains) 7-8 penukar  1/2 gelas nasi, pasta, atau sereal & serat

 1 gelas sayuran berdaun (mentah)


 1/2 gelas sayuran matang
Sayuran 4-5 penukar  3/4 gelas jus sayuran

 1 ptg sdg buah segar


 1/4 gelas buah kering
 1/2 mangkuk buah segar/ buah frozen/buah kaleng
Buah dan jus 4-5 penukar  3/4 gelas jus buah

Diet pada darah tinggi berdasarkan P2PTM Kemenkes RI (2018):


Bahan Makanan yang diperbolehkan:
Bahan makanan segar seperti: beras, ubi, mie, maizena, hunkwee, terigu, gula
pasir.Kacang-kacangan dan hasil olahnya, seperti kacang hijau, kacang merah, kacang kolo,
tempe, tahu tawar, oncom.Minyak goreng, margarine tanpa garam, sayuran dan buah-buahan
segarBumbu seperti : bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos, salam,
sereh, dll

Cara Memasak yang dianjurkan:


Dalam menumis atau memasak sebaiknya menggunakan mentega atau margarine yang tidak
mengandung natrium (garam). untuk memperbaiki rasa masakan yang tawar, dapat digunakan
bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, gula, cuka, kunyit, daun salam, dan
asam.Dengan menggoreng, menumis, pepes, kukus atau memanggang juga dapat
meninggikan / menambah rasa masakan sehingga tidak terasa tawar.

Tabel 2. Modifikasi pendekatan pola makan untuk menghentikan darah tinggi (Dietary
Approaches To Stop Hypertension/ DASH)
Bahan Makanan Porsi Harian Ukuran Rumah Tangga

Susu 2-3 penukar  1 gelas susu, 1 gelas yogurt, atau 1 potong keju (± 45 g)
tanpa/rendah
lemak dan
produk
olahannya

Daging tanpa
lemak, unggas  2 potong daging matang, unggas, atau ikan
dan ikan ≤ 2 penukar  1 butir putih telur*

Kacang-  1/ gelas kacang-kacangan,


kacangan, seeds  1/2 gelas atau 2 sdm seeds,
(biji-bijian) dan  2 sendok makan selai kacang,
polong-polongan 1/2 -1 penukar  1/2 gelas kedelai atau kacang potong matang

Tabel 3. Modifikasi pendekatan pola makan untuk menghentikan darah tinggi (Dietary
Approaches To Stop Hypertension/ DASH)
Bahan
Makanan Porsi Harian Ukuran Rumah Tangga

 1 sendok teh margarin


Lemak dan  1 sendok teh minyak sayur
minyak 2-3 penukar  1 sendok makan mayonnaise rendah lemak/ salad dressing

 1 sendok makan gula pasir


 1 sendok makan jelly atau selai
Sweets dan  1/2 gelas sorbet, gelatin
gula 5 penukar/ minggu  1 gelas lemonade

Garam 1 penukar 1 sendok teh kecil

2. Pengendalian hipertensi
Gaya hidup sehat dan minum obat secara teratur.
Pengobatan secara teratur adalah: Meminum obat secara teratur sesuai rekomendasi dokter
dan melakukan kontrol teratur.

F. Daftar Pustaka
P2PTM Kemenkes RI. 2017. Faktor Risiko dan Penyebab Hipertensi. Kemenkes RI.
P2PTM Kemenkes RI. 2018. Diet pada darah tinggi. Kemenkes RI.
P2PTM Kemenkes RI. 2018. Pencegahan dan pengendalian pada darah tinggi. Kemenkes RI.
T2PTM Kemenkes RI. 2018. Gejala Hipertensi. Kemenkes RI.

You might also like