You are on page 1of 16

LAPORAN

INSIDEN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)


TRIWULAN I JANUARI s.d MARET 2019

EDISI 1
TAHUN 2019

RSUD KABUPATEN NUNUKAN


KALIMANTAN UTARA
BAB I
PENDAHULUAN

Keselamatan pasien merupakan sebuah system yang membuat asuhan pasien


lebih aman. Sistem tersebut terdiri dari asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
risiko pasien, pelaporan dan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melakukan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Insiden keselamatan pasien
merupakan setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan
cedera yang dapat dicegah pada pasien.
Sistem pelaporan insiden di desain untuk memperoleh informasi tentang
keselamatan pasien yang dapat digunakan bagi pembelajaran organisasi dan individu.
Pelaporan insiden keselamatan pasien yang baik mampu mendukung upaya dalam
melakukan identifikasi risiko pada insiden yang berpotensi menyebabkan ancaman
keselamatan pasien.
Pelaporan insiden keselamatan pasien, menurut Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit dilakukan secara internal dan eksternal. Pelaporan internal yaitu
adanya laporan tentang insiden yang terjadi di lingkungan Rumah Sakit. Pelaporan
eksternal dilakukan dengan pelaporan Rumah Sakit ke Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKP-RS) Nasional. Hasil dari pelaporan insiden keselamatan digunakan
untuk pengambilan keputusan dan dijadikan sebagai pembelajaran. Pengambilan
keputusan tersebut agar dapat tepat sasaran, maka diperlukan evaluasi pelaoran
insiden keselamatan pasien.
BAB II
WAKTU EVALUASI

Dalam pelaksanaan kegiatan pelaporan insiden di Rumah Sakit Umum Daerah


Kabupaten Nunukan dilakukan perlaporan setiap kejadian. Waktu yang digunakan
adalah laporan setiap kejadian dikumpulkan dari setiap unit/instalasi kerja.
BAB III
KEGIATAN

1. Mengumpulkan Data
a. Kejadian Tidak Diharapkan, analisis trend atau variasi yang tidak diinginkan
b. Pengelolaan Risiko Insiden Keselamatan Pasien
c. RCA KTD
d. RCA Kesalahan Dalam Penyerahan Obat
2. Melakukan validasi data pemantauan indikator mutu
3. Melakukan penyampaian pelaporan hasil pemantauan indikator mutu oleh
masing-masing bagian/unit dilakukan setiap bulan menyusun program perbaikan
mutu dengan teknik PDSA oleh penanggungjawab pengumpul data indikator mutu
RS dilaporkan pada saat rapat tri wulan.
4. Melakukan pembandingan data dengan rumah sakit lainnya
5. Menyusun laporan hasil pemantauan dan supervise indikator mutu dan
keselamatan pasien RS setiap 3 (tiga) bulan
6. Pencatatan dilakukan oleh petugas pengumpul data, kemudian direkapitulasi dan
analisa oleh penanggungjawab pengumpul data.
7. Hasil pengolahan dan analisa data dituangkan dalam laporan tertulis kemudian
akan dilaporkan kepada direktur setiap 3 bulan sekali dalam rapat evaluasi
triwulan
Profil Indikator Kejadian Tidak Diharapkan
1. Reaksi transfusi (KTD 1)
PMKP 9.2 EP 2 : Kejadian reaksi transfusi yang sudah
Standar
dikonfirmasi, jika terjadi dirumah sakit, dianalisis

Judul Indikator Kejadian Reaksi Transfusi

Dimensi Mutu Manejemen Risiko

Tipe Indikator Outcome

Tujuan Tergambarnya Manajemen Risiko pada BDRS

Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang


terjadi akibat transfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi,
Definisi
infeksi akibat transfusi, hemolisis akibat golongan darah tidak
Operasional
sesuai, atau gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian
transfusi.
Transfusi darah adalah memasukkan darah atau produk darah
dari orang lain kedalam tubuh pasien. Darah transfusi dapat
Alasan/ Implikasi
menimbulkan reaksi imunologis dari tubuh. Reaksi yang paling
Rasional
berat dapat menimbulkan lisis terhadap seluruh darah di dalam
tubuh.
Frekuensi Analisa
1 bulan
Data

Periode Analisa 3 bulan

1. Termasuk transfusi PRC, whole blood dan komponen darah


Inklusi
2. Transfusi semua umur dan jenis kelamin

Eksklusi Tidak ada

Standar ≤ 0,01%

Formula N ÷ D X 100%

Jumlah pasien yang mengalami kejadian reaksi transfusi


Numerator
dalam 1 bulan
Jumlah seluruh pasien yang mendapat transfusi darah dalam 1
Denominator
bulan
Dilaksanakan oleh kepala ruangan rawat inap dengan
Pencatatan melaksanakan supervisi pemberian transfusi darah atau
produk darah setiap hari.
Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh ketua Tim Rawat
Analisa & Laporan Inap, dilakukan secara total sampling, dengan mencatat reaksi
transfusi darah pada pasien rawat inap.

Area Unit Rawat Inap

Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Inap, BDRS, Komite PMKP


KEJADIAN REAKSI TRANSFUSI
3
2.6
2.5

2
1.4
1.5

0.5
0 0 0
0
Januari Februari Maret
Capaian (%) 0 2.6 1.4
Standar (%) 0 0 0

Analisa
Pada grafik diatas dapat dijelaskan bahwa insiden kejadian reaksi transfusi
yang sudah dikonfirmasi, jika terjadi dirumah sakit, dianalisis pada bulan
januari,februari dan maret 2019.
Tindak lanjut
1. Tetap melaksanakan analisis kepatuhan terhadap kejadian reaksi transfusi
yang sudah dikonfirmasi, jika terjadi dirumah sakit.
2. Melakukan supervisi pelaksanaan pelayanan medis terkait kejadian reaksi
transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika terjadi dirumah sakit, dianalisis
3. Mengupayakan untuk mempertahankan standar yang sudah tercapai
Analisa menggunakan PDSA
plan Do Study Action
Mengurangi 1. Sosialisasi ke Input : prosentase 1. Sosialisasi ke
Kejadian reaksi petugas perawatan Kejadian reaksi petugas
transfusi yang mengenai transfusi yang perawatan
sudah pentingnya sudah dikonfirmasi, mengenai
dikonfirmasi, jika kepatuhan SPO jika terjadi dirumah pentingnya
terjadi dirumah cara memberikan sakit, dianalisis kepatuhan SPO
sakit, dianalisis transfusi darah masih tinggi cara memberikan
2. Monitoring dan Proses : kepatuhan transfusi darah
evaluasi terhadap 2. Monitoring dan
pelaksanaan pelaksanaan evaluasi
pemberi pelayanan transfusi sesuai pelaksanaan
medis mengenai SPO harus pemberi pelayanan
kejadian reaksi ditingkatkan medis mengenai
transfusi yang Output : kejadian reaksi
sudah dikonfirmasi, berkurangnya transfusi yang
jika terjadi dirumah angka kejadian sudah
sakit, dianalisis reaksi transfusi dikonfirmasi, jika
3. Sosialisasi cara yang sudah terjadi dirumah
pengisian formulir dikonfirmasi, jika sakit, dianalisis
laporan kejadian terjadi dirumah 3. Sosialisasi cara
reaksi transfusi sakit, dianalisis pengisian formulir
yang sudah laporan kejadian
dikonfirmasi, jika reaksi transfusi
terjadi dirumah yang sudah
sakit, dianalisis dikonfirmasi, jika
terjadi dirumah
sakit, dianalisis
2. Kejadian serius akibat efek samping obat, jika terjadi sesuai definisi yang
ditetapkan rumah sakit (KTD 2)
PMKP 9.2 EP 3 : semua reaksi obat yang tidak diharapkan yang
Standar serius, jika sesuai definisi yang ditetapkan rumah sakit,
dianalisis

Judul Indikator Insiden serius akibat efek samping obat

Dimensi Mutu Safety

Tipe Indikator Proses dan Outcome

1. Terwujudnya keselamatan penggunaan obat (medication


safety)
2. Terdatanya efek samping obat (ESO) sedini mungkin
terutama yang berat, tidak dikenal, frequensinya jarang,
Tujuan serta terinformasikan segera kepada dokter
3. Tersedianya data kejadian efek samping obat (ESO)
4. Teridentifikasinya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
timbulnya efek samping obat atau mempengaruhi angka
kejadian dan tingkat keparahan efek samping yang terjadi
Merupakan kegiatan pemantauan dan pelaporan respon atau
reaksi obat yang merugikan / membahayakan dan tidak
Definisi
dikehendaki, terjadi pada dosis lazim / normal untuk
Operasional
profilaksis, diagnosis, terapi, atau untuk modifikasi fungsi
fisiologi
Pemantauan efek samping obat yang terjadi hendaknya dicatat
dan dilaporkan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan
sebelum memberikan obat ke pasien. Pada saat teridentifikasi
adanya kejadian efek samping obat (ESO), maka dokter atau
Alasan/ Implikasi
apoteker atau perawat yang mencatat di formulir monitoring
Rasional
obat nasional berwarna kuning yang tersedia di nurse station di
masing-masing ruang perawatan. Pencatatan dilakukan
selengkap mungkin sesuai dengan kolom yang ada di formulir
MESO tersebut.
Frekuensi Analisa
1 bulan
Data

Periode Analisa 3 bulan

Inklusi Seluruh insiden efek samping obat

Eksklusi -

Jumlah insiden yang diakibatkan oleh respon atau reaksi obat


yang merugikan / membahayakan dan tidak dikehendaki,
Jumlah Insiden
terjadi pada dosis lazim / normal untuk profilaksis, diagnosis,
terapi, atau untuk memodifikasi fungsi fisiologi
Setiap hari dengan total sampling setiap insiden yang dicatat
oleh staf instalasi rawat inap dengan mencatat ESO di formulir
Pencatatan
monitoring obat nasional berwarna kuning yang tersedia di
nurse station di masing-masing ruang perawatan
Setiap bulan oleh kepala instalasi rawat inap, kemudian
rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh kepala
instalasi farmasi sebagai informasi awal untuk unitnya. Data
akan dilaporkan ke komite keselamatan pasien. Data rumah
sakit akan direkapitulasi dan dianalisa oleh komite
Analisa & Laporan
keselamatan pasien setiap bulan dan setiap bulan dilaporkan
ke komite peningkatan mutu dan direksi. Secara umum data
akan dievaluasi serta didesiminasikan kepada seluruh
komponen rumah sakit setiap 3 bulan yang akan
dikoordinasikan oleh komite PMKP.

Area Unit Rawat Inap

Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Inap, Komite PMKP, Instalasi Farmasi

Analisa
Pada data diatas dapat dijelaskan bahwa tidak ada insiden serius akibat efek
samping obat, dianalisis pada bulan januari,februari dan maret 2019.
Tindak lanjut
1. Tetap melaksanakan analisis kepatuhan terhadap SPO pemberian obat,
insiden serius akibat efek samping obat
2. Melakukan supervisi pelaksanaan pelayanan medis terkait kejadian Insiden
serius akibat efek samping obat
3. Mengupayakan untuk mempertahankan standar yang sudah tercapai
Analisa menggunakan PDSA
plan Do Study Action
Mengurangi 1. Sosialisasi ke Input : prosentase 1. Sosialisasi ke
Kejadian insiden petugas perawatan Insiden serius petugas
serius akibat efek mengenai akibat efek samping perawatan
samping obat pentingnya obat masih tinggi mengenai
kepatuhan SPO Proses : kepatuhan pentingnya
cara memberikan terhadap kepatuhan SPO
obat dengan benar pelaksanaan cara memberikan
2. Monitoring dan pemberian obat obat dengan benar
evaluasi sesuai SPO harus 2. Monitoring dan
pelaksanaan ditingkatkan evaluasi
pemberi pelayanan Output : pelaksanaan
medis mengenai berkurangnya pemberi pelayanan
kejadian insiden angka kejadian medis mengenai
serius akibat efek Insiden serius kejadian insiden
samping obat akibat efek samping serius akibat efek
3. Sosialisasi cara obat samping obat
pengisian formulir 3. Sosialisasi cara
laporan kejadian pengisian formulir
insiden serius laporan kejadian
akibat efek samping insiden serius
obat akibat efek
samping obat
3. Kesalahan pengobatan yang signifikan / Medication Error (KTD 3)
PMKP 9.2 EP 4 : Semua kesalahan obat yang signifikan, jika
Standar sesuai dan sebagaimana didefinisikan pleh rumah sakit,
dianalisis

Judul Indikator Kesalahan dispensing obat oleh Farmasi

Dimensi Mutu Safety

Tipe Indikator Proses dan Outcome

Tergambarnya insiden KPRS Nyaris Cedera Kesalahan


Dispensing obat oleh Farmasi, sehingga tidak menimbulkan
Tujuan
cedera kepada pasien yang harus teridentifikasi sebelum obat
diberikan kepada pasien.
Kesalahan dispensing obat meliputi : salah dalam memberikan
jenis obat, salah dalam memberikan dosis, salah orang dan
Definisi
salah jumlah. Apabila terjadi, insiden ini harus teridentifikasi
Operasional
sebelum obat diberikan kepada pasien (saat distribusi ke
ruangan pasien) untuk menghindari cedera kepada pasien.
Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien dengan
kebijakan Instalasi Farmasi RS tentang keselamatan pasien
Alasan/ Implikasi yang meliputi Kejadian yang tidak Diharapkan (KTD), kejadian
Rasional Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Sentinel, dan langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh Apoteker dan tenaga farmasi, pasien
dan keluarga bila terjadi insiden.
Frekuensi Analisa
1 bulan
Data

Periode Analisa 3 bulan

Inklusi Seluruh obat yang disorder dalam KIO setiap pasien

Eksklusi Resep obat yang ditunda

Jumlah pasien dengan tindakan oprasi yang diagnose pre op


Jumlah Insiden
tidak sesuai diagnose post operasi dalam satu bulan.

Standar 0%

Formula N ÷ D X 100%

Jumlah pasien yang didiagnosa sebelum operasi tidak sesuai


Numerator dengan diagnosa setelah dilakukan operasi pada pasien yang
sama.

Denominator Jumlah pasien yang dilakukan operasi.

Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu


dengan melihat rekam medis seluruh pasien yang dilakukan
Sampling
operasi. Data diukur dengan melihat data dokumentasi rekam
medis.
Setiap hari dengan purposive sampling untuk setiap insiden
Pencatatan
yang dicatat oleh staf Instalasi Rawat Inap.
Setiap bulan oleh Kepala Instalasi Rawat Inap, kemudian
rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
Instalasi Farmasi sebagai informasi awal untuk unitnya. Data
akan dilaporkan ke Komite PMKP. Data Rumah Sakit akan
Analisa & Laporan direkapitulasi dan dianalisis oleh Komite PMKP setiap bulan
dan setiap bulan dilaporkan kepada Direktur. Secara Umum
data akan dievaluasi serta didesiminasikan kepada seluruh
komponen rumah sakit setiap 3 bulan yang akan
dikoordinasikan oleh Komite PMKP.

Area Unit Rawat Inap

Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Inap, Instalasi Farmasi, Komite PMKP

Pada bulan Januari s.d Maret 2019 ada laporan 1 (satu) kejadian kesalahan
obat (medication error).
Analisa
Pada keterangan diatas dapat dijelaskan bahwa insiden semua kesalahan
pengobatan (medication error), dianalisis pada bulan januari,februari dan maret
2019, tidak ada laporan insiden.
Tindak lanjut
1. Tetap melaksanakan analisis kepatuhan terhadap SPO pemberian obat
2. Melaksanakan 7 benar dalam pemberian obat
3. Melakukan supervisi pelaksanaan pelayanan medis terkait kejadian
Insiden kesalahan pemberian obat
4. mengupayakan untuk mempertahankan standar yang sudah tercapai

Analisa menggunakan PDSA


plan Do Study Action
Mengurangi 1. Sosialisasi ke Input : prosentase 1. Sosialisasi ke
Kejadian insiden petugas perawatan Insiden serius petugas
kesalahan mengenai akibat kesalahan perawatan
pemberian obat pentingnya pemberian obat mengenai
kepatuhan SPO Proses : kepatuhan pentingnya
cara memberikan terhadap kepatuhan SPO
obat dengan benar pelaksanaan cara memberikan
2. Monitoring dan pemberian obat obat dengan benar
evaluasi sesuai SPO harus 2. Monitoring dan
pelaksanaan ditingkatkan evaluasi
pemberi pelayanan Output : pelaksanaan
medis mengenai berkurangnya pemberi pelayanan
kejadian insiden angka kejadian medis mengenai
kesalahan Insiden kesalahan kejadian insiden
pemberian obat pemberian obat kesalahan
3. Sosialisasi cara pemberian obat
pengisian formulir 3. Sosialisasi cara
laporan kejadian pengisian formulir
insiden kesalahan laporan kejadian
pemberian obat insiden kesalahan
pemberian obat
4. Semua Ketidakcocokan (Discrepancy) Antara Diagnosa Pra dan Pasca Operasi,
Dianalisis (KTD 4)
PMKP 9.2 EP 5 : Semua perbedaan besar (discrepancy) antara
Standar
diagnosis pra-operasi dan pasca operasi dianalisis

Judul Indikator Ketidaksesuaian diagnosis medik pre dan post operasi

Dimensi Mutu Safety

Tipe Indikator Proses dan Outcome

Mengetahui ketepatan penegakan diagnose pre operasi oleh


Tujuan dokter ahli bedah dengan harapan menghindari kesalahan
diagnosis.
Ketidaksesuaian diagnosis medik pre dan post operasi adalah
ketidakselarasan antara diagnosa yang ditegakkan sebelum dan
setelah tindakan operasi yang diukur dengan jumlah pasien.
Definisi
Ketidaksesuaian ini tidak termasuk diagnosa banding dengan
Operasional
memfokuskan pada pasien operasi dan tidak menggunakan
pasien dengan tindakan operasi yang bertujuan untuk
diagnostik.
Ketepatan diagnosa antara sebelum tindakan dengan setelah
tindakan mencerminkan kemampuan dari dokter bedah dan
Alasan/ Implikasi sarana medis yang tersedia untuk menentukan diagnosa.
Rasional Sehingga antara diagnosa dan tindakan akan tepat.
Ketidaktepatan antara diagnosa sebelum dan sesudah operasi
berarti tingkat keselamatan pasien kurang
Frekuensi Analisa
1 bulan
Data

Periode Analisa 3 bulan

1. Diagnosa yang ditegakkan untuk dilakukan operasi


2. Semua pasien operasi baik bedah maupun kebidanan dan
Inklusi
kandungan
3. Semua umur dan jenis kelamin

Eksklusi Diagnosa yang ditegakkan setelah operasi.

Jumlah pasien dengan tindakan operasi yang diagnosa pre op


Jumlah Insiden
tidak sesuai diagnosa post operasi dalam satu bulan.
Pencatatan dilakukan setiap hari, dilakukan Kepala IBS
Pencatatan (Instalasi Bedah Sentral) setiap pasien operasi. Data diukur
dengan melihat data dokumentasi rekam medis.
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
IBS sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian data akan
dilaporkan kepada kepala IBS akan direkapitulasi dan
Analisa & Laporan dianalisis kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan
kepada komite PMKP dan Direktur. Secara umum data akan
dievaluasi serta didesiminasikan setiap 3 bulan yang
dikoordinasikan oleh komite PMKP.

Area Instalasi Bedah Sentral (IBS)


Penanggung Jawab Kepala Instalasi Bedah Sentral (IBS), Komite PMKP

Analisa
Pada data diatas dapat dijelaskan bahwa insiden semua perbedaan besar
(discrepancy) antara diagnosis pra-operasi dan pasca operasi, dianalisis pada
bulan januari, februari dan maret 2019, terdapat 1 kejadian pada bulan
Januari 2019
Tindak lanjut
1. Tetap melaksanakan analisis kepatuhan terhadap SPO pelaksanaan di
IBS
2. Melakukan supervisi pelaksanaan pelayanan medis terkait kejadian
Semua perbedaan besar (discrepancy) antara diagnosis pra-operasi dan
pasca operasi
3. mengupayakan untuk mempertahankan standar yang sudah tercapai

Analisa menggunakan PDSA


Plan Do Study Action
Mengurangi 1. Sosialisasi ke Input : prosentase 1. Sosialisasi ke
Kejadian Semua petugas perawatan Insiden serius petugas
perbedaan besar mengenai akibat Semua perawatan
(discrepancy) pentingnya perbedaan besar mengenai
antara diagnosis kepatuhan SPO (discrepancy) pentingnya
pra-operasi dan dikamar OP antara diagnosis kepatuhan SPO
pasca operasi 2. Monitoring dan pra-operasi dan dikamar OP
evaluasi pasca operasi 2. Monitoring dan
pelaksanaan Proses : kepatuhan evaluasi
pemberi pelayanan terhadap pelaksanaan
medis mengenai pelaksanaan pemberi pelayanan
kejadian insiden pemberian obat medis mengenai
Semua perbedaan sesuai SPO harus kejadian insiden
besar (discrepancy) ditingkatkan Semua perbedaan
antara diagnosis Output : besar (discrepancy)
pra-operasi dan berkurangnya antara diagnosis
pasca operasi angka kejadian pra-operasi dan
3. Sosialisasi cara Insiden Semua pasca operasi
pengisian formulir perbedaan besar 3. Sosialisasi cara
laporan kejadian (discrepancy) pengisian formulir
insiden Semua antara diagnosis laporan kejadian
perbedaan besar pra-operasi dan insiden Semua
(discrepancy) pasca operasi perbedaan besar
antara diagnosis (discrepancy)
pra-operasi dan antara diagnosis
pasca operasi pra-operasi dan
pasca operasi
5. Pola Efek samping selama sedasi moderat atau mendalam dan pemakaian
anesthesia (KTD 5)
PMKP 9.2 EP 6 : Efek samping atau pola efek samping selama
Standar sedasi moderat atau mendalam dan penggunaan anesthesi,
dianalisis
Kejadian de-saturasi O2 pada saat durante anesthesia pasien
Judul Indikator
dengan general anesthesi

Dimensi Mutu Safety

Tipe Indikator Proses dan Outcome

Mengetahui kemampuan dokter anesthesia dalam


melaksanakan prosedur pemantauan pasien dengan general
Tujuan
anestesi pada fase durante anesthesia, untuk menghindari
insiden keselamatan pasien dalam hal anesthesia.
Kejadian de-saturasi O2 pada fase durante anesthesia dengan
general anestesi adalah kejadian penurunan saturasi O2
Definisi
sampai dibawah nilai normal (< 90%) selama waktu antara
Operasional
induksi dan pengakhiran anesthesi pada pasien general
anesthesia.
Mencegah terjadinya hipoksia jaringan saat perioperatif.
Alasan/ Implikasi Kemampuan dokter anesthesia untuk memantau saturasi
Rasional oksigen sangat diperlukan untuk memastikan jalannya operasi
aman bagi pasien.
Frekuensi Analisa
1 bulan
Data

Periode Analisa 3 bulan

Inklusi Seluruh pasien dengan general anesthesia

Eksklusi Pasien yang mengalami de-saturasi O2 sejak pra operasi

Jumlah kejadian de-saturasi O2 pada saat durante Anesthesi


Jumlah Insiden
pasien dengan general anesthesia dalam 1 bulan.

Pencatatan Pencatatan dilakukan setiap hari kerja oleh staf IBS.

Setiap bulan oleh Kepala Instalasi Bedah Sentral, kemudian


rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
Instalasi Bedah Sentral sebagai informasi awal untuk unitnya.
Data akan dilaporkan ke Komite PMKP. Data Rumah Sakit akan
Analisa & Laporan direkapitulasi dan dianalisis oleh Komite PMKP setiap bulan
dan setiap bulan dilaporkan kepada Direktur. Secara Umum
data akan dievaluasi serta didesiminasikan kepada seluruh
komponen rumah sakit setiap 3 bulan yang akan
dikoordinasikan oleh Komite PMKP.

Area Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Penanggung Jawab Kepala Instalasi Bedah Sentral (IBS), Komite PMKP


Dari hasil laporan monitoring PAB bulan Januari- Maret didapatkan data
bahwa tidak pernah terjadi insiden serius akibat pola efek samping selama
sedasi moderat atau mendalam dan pemakaian anestesia
Analisa
Pada keterangan diatas dapat dijelaskan bahwa insiden serius akibat Pola Efek
samping selama sedasi moderat atau mendalam dan pemakaian anesthesia
dianalisis pada bulan januari,februari dan maret 2019, tidak ada laporan
insiden
Tindak lanjut
1. Tetap melaksanakan analisis kepatuhan terhadap SPO dalam pemberian
sedasi
2. Melakukan supervisi pelaksanaan pelayanan medis terkait kejadian
Insiden Pola Efek samping selama sedasi moderat atau mendalam dan
pemakaian anesthesia
3. mengupayakan untuk mempertahankan standar yang sudah tercapai

Analisa menggunakan PDSA


Plan Do Study Action
Mengurangi 1. Sosialisasi ke Input : prosentase 1. Sosialisasi ke
Kejadian insiden petugas perawatan Insiden serius petugas
Pola Efek samping mengenai akibat Pola Efek perawatan
selama sedasi pentingnya samping selama mengenai
moderat atau kepatuhan SPO sedasi moderat pentingnya
mendalam dan cara memberikan atau mendalam dan kepatuhan SPO
pemakaian obat sedasi dengan pemakaian cara memberikan
anesthesia benar anesthesia sesuai obat sedasi
2. Monitoring dan standar dengan benar
evaluasi Proses : kepatuhan 2. Monitoring dan
pelaksanaan terhadap evaluasi
pemberi pelayanan pelaksanaan pelaksanaan
medis mengenai pemberian obat pemberi pelayanan
kejadian insiden sesuai SPO harus medis mengenai
Pola Efek samping ditingkatkan kejadian insiden
selama sedasi Output : Pola Efek samping
moderat atau berkurangnya selama sedasi
mendalam dan angka kejadian moderat atau
pemakaian Insiden serius mendalam dan
anesthesia akibat Pola Efek pemakaian
3. Sosialisasi cara samping selama anesthesia
pengisian formulir sedasi moderat 3. Sosialisasi cara
laporan kejadian atau mendalam dan pengisian formulir
insiden Pola Efek pemakaian laporan kejadian
samping selama anesthesia insiden Pola Efek
sedasi moderat samping selama
atau mendalam dan sedasi moderat
pemakaian atau mendalam
anesthesia dan pemakaian
anesthesia
6. Kejadian-kejadian lain (KTD 6)
PMKP 9.2 EP 7 : Kejadian- kejadian lain, seperti wabah
Standar
penyakit menular
Identifikasi Pasien Potensial Wabah Demam Berdarah Dengue
Judul Indikator
(DBD) Berdasarkan Alamat Tempat Tinggal.

Dimensi Mutu Safety

Tipe Indikator Proses dan Outcome

Tergambarnya distribusi penyakit potensial wabah Demam


Berdarah Dengue (DBD) berdasarkan alamat tempat tinggal
Tujuan
untuk dapat dilaksanakan pelaporan dengan cepat dan tindak
lanjut.
Diagnosa penyakit potensial wabah adalah penyakit yang
Definisi
mempunyai resiko menjadi pandemic dan atau endemic terkait
Operasional
dengan demografi pasien atau tempat terjadinya kasus.
Pencatatan regular sangat diperlukan untuk member informasi
Alasan/ Implikasi kepada unit kesehatan masyarakat dalam rangka kegiatan
Rasional preventif untuk mengurangi penyebaran wabah yang dapat
terjadi.
Frekuensi Analisa
1 bulan
Data

Periode Analisa 3 bulan

Penyakit yang mempunyai resiko menjadi pandemi dan atau


Inklusi
endemi

Eksklusi -

Jumlah Insiden None (distribusi numeric)

Pencatatan Pencatatan dilakukan setiap hari, total sampling, oleh staf RM

Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala


Instalasi Rekam Medik sebagai informasi awal untuk unitnya,
kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Komite
Analisa & Laporan
PMKP dan Direktur. Secara Umum data akan dievaluasi serta
didesiminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap
3 bulan yang akan dikoordinasikan oleh Komite PMKP.

Area Instalasi Rekam Medik

Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rekam Medik, Komite PMKP , Komite PPI

Analisa
Pada data diatas dapat dijelaskan bahwa tidak ada insiden Kejadian-kejadian
lain, dianalisis pada bulan januari,februari dan maret 2019.
Tindak lanjut
1. Tetap melaksanakan analisis kepatuhan terhadap SPO Kejadian-kejadian
lain
2. Melakukan supervisi pelaksanaan pelayanan medis terkait kejadian
Insiden Kejadian-kejadian lain
3. mengupayakan untuk mempertahankan standar yang sudah tercapai
Analisa menggunakan PDSA
plan Do Study Action
Mengurangi 1. Sosialisasi ke Input : prosentase 1. Sosialisasi ke
Kejadian insiden petugas perawatan Insiden serius petugas
serius akibat mengenai akibat Kejadian- perawatan
Kejadian-kejadian pentingnya kejadian lain masih mengenai
lain kepatuhan SPO tinggi pentingnya
Kejadian-kejadian Proses : kepatuhan kepatuhan SPO
lain terhadap Kejadian-kejadian
2. Monitoring dan pelaksanaan lain
evaluasi pemberian obat 2. Monitoring dan
pelaksanaan sesuai SPO harus evaluasi
pemberi pelayanan ditingkatkan pelaksanaan
medis mengenai Output : pemberi pelayanan
insiden Kejadian- berkurangnya medis mengenai
kejadian lain angka kejadian kejadian insiden
3. Sosialisasi cara Insiden serius Kejadian-kejadian
pengisian formulir akibat Kejadian- lain
laporan kejadian kejadian lain 3. Sosialisasi cara
insiden Kejadian- pengisian formulir
kejadian lain laporan kejadian
insiden

NUNUKAN, 1 APRIL 2019


MENGETAHUI
DIREKTUR RSUD KABUPATEN NUNUKAN KETUA KOMITE PMKP

DULMAN. L ANDI BAU SUMANGE RUKKA

You might also like