You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
“PEGAS”

OLEH
KELOMPOK : IV (EMPAT)
STIFA B 017
ASISTEN : DEVYANTI NATHALIA

LABOLATORIUM BIOLOGI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2017
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari pegas memiliki peranan penting.


Sebagai contoh, pegas dapat kita jumpai pada sepeda motor. Dimana
pegas pada sepeda motor sering disebut atau dikenal dengan nama
shuck breaker. Dengan adanya shuck breaker ini maka kita merasa
nyaman ketika mengendarai sepeda motor. Hal ini terjadi karena shuck
breaker tersebut memiliki sifat elastisitas (kembali ke bentuk semula)
seperti sifat pegas pada umumnya. Pegas tidak hanya dimanfaatkan pada
sepeda motor, tetapi pada semua kendaraan yang selalu kita
gunakan. Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Contoh
benda elastis lainnya adalah karet mainan. Ketika kita menarik karet
mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah panjang. Jika
tarikan tersebut dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang semula.

Demikian juga, ketika kita merentangkan pegas, pegas tersebut


akan bertambah panjang. tetapi ketika dilepaskan, panjang pegas akan
kembali seperti semula. Apabila pegas tersebut diregangkan kemudian
dilepaskan maka panjang pegas akan kembali seperti semula. Mengapa
demikian? hal ini disebabkan karena benda-benda tersebut memiliki sifat
elastis. Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk
kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda
tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda
yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan
karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan
panjang.
I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud Percobaan

Agar dapat memahami dinamika system yang bersifat bolak


balik khususnya sistem yang bergetar secara selaras.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui pengaruh gaya (F) terhadap


perpanjangan pegas dan konstanta pegas (k) terhadap dinamika
system yang bersifat bolak balik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Gaya merupakan besaran yang membangun kesataraan antara


semua besaran dasar. Memalui dimensi gaya inilah dibangun iteraksi
yang lebih luas, tidak hanya antar sifat dasar sejenis, akan tetapi juga
antar semua jenis sifat dasar yang berlainan (Suparnosatira).

Pada tahun 1687, Sir Isaac Newton, ilmuwan fisika berkebangsaan


inggris, berhasil menemukan hubungan antara gaya dan gerak . dari hasil
pengamatan dan eksperimennya newton merumuskan tiga hukum
mengenai gaya dan gerak yang dikenal dengan hukum I newton, hukum II
newton, hukum III newton yang berbunyi :

1. Hukum I newton menyatakan bahwa sebuah benda tetap dalam


keadaan diam atau terus bergerak dengan kelajuan tetap, kecuali jika
ada gaya luar yang bekerja pada benda tersebut.∑F = 0
2. Hukum II newton menyatakan bahwa percepatan yang dihasilkan gaya
pada suatu benda sebanding dengan resultan gaya berbanding

terbalik dengan massa benda. a= 𝒎

3. Hukum III newton menyatakan bahwadari suatu gaya yang bekerja


pada benda terjadi gaya reaksi yang sama besar dan arahnya
berlawanan.Faksi= -Freaksi

Ada banyak macam gaya salah satunya ialah gaya pegas. Gaya
pegas akan muncul pada benda yang dikaitkan pada sebuah pegas. Arah
gaya pegas dari benda menuju titik pusat kesetimbangan pegas. Perilaku
ini membuat gaya pegas sering disebut sebagai gaya yang
mengembalikan benda ketitik setimbang. Besar gaya pegas sebanding
dengan besarnya simpangan dari titik setimbang (Suparnosatira).
Gaya pegas (spring force) adalah gaya yang diberikan pegas saat
ditekan atau ditarik oleh benda yang dikaitkan pada pegas tersebut. Gaya
ini bekerja untuk memulihkan benda yang ditekan atau ditarik agar menuju
ketitikkeseimbangannya. Besarnya gaya pegas berbanding lurus dengan
panjang penarikan atau penekanan (Dr. Efrizonumar).

Gaya pegas mempunyai sifat elastis yang cenderung


mengembalikan keadaan kebentuk semula, mengalami perubahan bentuk
karena pengaruh gaya. Pada daerah elastis benda besarnya pertambahan
panjang sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda. Salah satu
contoh gaya pegas pada tembakan sebuah pistol ledakan yang umum
terjadi peluru melesat kedepan dan pistol terdorong kebelakang, agar
lebih sederhana peluru ditembak oleh alat semacam pegas, ketika peluru
ditarik pegas memberikan gaya kepada peluru. Sebagaimana hukum
newton ketiga perlu juga melepaskan gaya yang sama besar tetapi
berlawanan arah terhadap pegas atau system pistol. Gaya ini mengubah
momentum peluru dan pistol kearah yang berlawanan. Karena massa
pistol lebih besar dari pada peluru. Pistol terdorong ke belakang dengan
kecepatan lebih rendah daripada kecepatan peluru (Larry Gonick).
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan di atas
adalah sebagai berikut: Menurut hukum Hooke bila sebuah pegas ditarik
oleh pasangan gaya F maka pegas tersebut akan bertambah panjang
sebanding dengan besarnya gaya yang mempengaruhi pegas tersebut.
Pertambahan panjang pegas tergantung pada beban yang diberikan,
semakin besar beban yang diberikan semakin besar pula pertambahan
panjang pegas.
Data-data pada percobaan gerak harmonis sedehana terdapat hasil
yang berbeda akibatnya beban beban yang di berikan tidak sama
(berbeda). Semakin kecil beban yang diberikan, semakin cepat pula waktu
yang dibutuhkan pegas.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk laboratorium
Sebaiknya alat dan bahan dilengkapi agar praktikan lebih teliti
saat praktikum.
V.2.2 Saran untuk dosen
Sebaiknya dosen ikut serta selama praktikum sedang
berlangsung
V.2.3 Saran untuk asisten
Sebaiknya asisten menggunakan jas lab dan masker demi
keselamatan bersama

You might also like