You are on page 1of 28

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan menyajikan kasus, yaitu Asuhan Keperawatan Pada klien
Ny K dengan Tuberculosis (TB paru) Rumah Sakit. Asuhan keperawatan ini meliputi
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan yang
dilakukan selama 3 hari, yang dimulai yang dilakukan dari tanggal 27-29 Juni 2017.

A. Pengkajian
Pada tanggal 27 Juni 2017 penulis telah melakukan pengkajian pada Ny K dan
didapatkan data sebagai berikut :
1. Identitas Klien
Klien bernama Ny.K umur 53 tahun, jenis kelamin perempuan, beragama
Islam, suku bangsa klien yaitu Indonesia, pendidikan tamat sekolah menengah
atas (SMA), bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia, pekerjaan klien
Ibu Rumah Tangga, klien bertempat tinggal di Kp. Ciparay Nomor 27 Rt
04/Rw 01, Cirarab, Degok, Tangerang. Sumber pembiayaan berasal TM-
LDKI. Klien masuk pada tanggal 20 Juni 2071, nomor register 01074986
dengan Tuberculosis (TB paru). Dari pengkajian ini kelompok mendapatkan
informasi dari klien, keluarga, perawat ruangan dan status klien di rekam
medik.

2. Resume klien
Klien datang melalui IGD Rumah Sakit pada tanggal 20 Juni 2017 pukul
10.55 WIB, dengan keluhan sesak nafas, batuk berdahak berwarna putih
kadang ada bercak darah di dahaknya, klien mengeluh nyeri dada sebelah
kiri, keringat pada malam hari, nafsu makan menurun, berat badan turun ± 2
kg dalam waktu 3 minggu, setelah pengobatan TB Paru di Puskesmas klien
mengeluh pusing, mual dan muntah isi makanan dan kadang-kadang demam.
Klien mempunyai riwayat TB paru dan dinyatakan sembuh oleh dokter 7
tahun yang lalu pada April 2004 dan sedang dalam pengobatan kusta. Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi
84x/menit, RR; 30x/menit. Dilakukan radiologi thorax, patologi anatomi dan
pemeriksaan darah lengkap pada tanggal 20 Juni 2017 dengan terdapat
corakan homogen opak di lapang kiri. Diagnosa TB Paru, hasil BTA negatif,
Tindakan yang telah dilakukan di IGD adalah memberikan oksigen 3 ltr/menit
melalui nasal canule, memasang infus dengan RL 500 cc/12 jam,
memberikan vitamin C 1 ampul secara intra vena bolus, vitamin K 1 ampul
dan transamin 1 ampul secara intra vena bolus, melakukan nebulizer dengan
Combiven dan NaCl 0,9% 1 cc, memberikan ceftriaxon 2gr secara intra vena
bolus dan pemeriksaan laboratorium dengan hasil Hb: 8,8 gr/dl (11,2-15,5
g/dl), Ht: 27% (34-45%), lekosit: 7,7 ribu/µl (5-10 ribu/ µl), ureum: 20 mg/dl
(20-40 mg/dl), kreatinin: 0,6 mg/dl (0,6-1,5 mg/dl), eritrosit: 2,72 ribu/µl
(3,8-5,2 juta/ul), GDS: 87 gr/ul, SGOT: 28 µ/l (0-34 u/l), SGPT: 15µ/l (0-40
u/l). natrium = 148 mmol/L (135-147 mmol/l), kalium = 4,11 mmol/L (3,1-
5,1 mmol/l), klorida = 113 mmol/l (95-108 mmol/l), pH = 7,305, PCO2 =
52,6 mmHg, PO2 = 48,0 mmHg, BP = 754,0 mmHg, HCO3 = 25,6 mmol/L,
O2 saturasi = 99,1%, BE = -1,6 mmol/L, total CO2 = 27,2 mmol/L.

Pada tanggal 22 Juni 2017 , klien dipindahkan ke lantai IV Selatan IRNA B


kamar 429 dengan hasil pengkajian lemas, pusing dan batuk namun tidak
dapat mengeluarkannya, sedikit sesak. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital:
TD: 100/80 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 37,1 oC. Masalah yang
diangkat yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas, gangguan kebutuhan
nutrisi, kekurangan volume cairan, intoleransi aktifitas.

Tindakan yang telah dilakukan di ruangan pada Ny K meliputi mengkaji pola


nafas, mengganti balutan infus, memberikan oksigen melalui nasal canule 3
liter/menit, mengajarkan dan menganjurkan untuk nafas dalam dan batuk
efektif, membantu kegiatan sehari-hari, klien mengukur tanda-tanda vital,
melakukan perawatan infus dan memberikan obat ranitidin 2x1 ampul secara
intra vena bolus, streptomisin 1x750 mg secara IM, ceftriaxon 1x2 gr secara
intra vena bolus, netropyl sirup 2x1 sendok makan, cepadroxyl sirup 2x1
sendok makan, pirazinamid 2x500 mg, rifampisin 1x450 mg, isoniazid 1x300
mg, etambutol 2x500 mg, dan memberikan nebulizer (Combivent + NaCl
0,9% 1 cc).
Evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah dari masalah
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi,
ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi belum teratasi, kekurangan volume
cairan teratasi, intoleransi aktivitas belum teratasi, sehingga diperlukan
intervensi lebih lanjut.

3. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh batuk-batuk dengan sputum berwarna putih namun sulit
untuk dikeluarkan, sedikit sesak, merasa lemas, pusing dan kadang merasa
mual. Pusing jika melakukan aktifitas yaitu turun dari tempat tidur. Faktor
pencetus klien mengatakan tertular kembali dari anaknya yang
mempunyai TB Paru.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan 7 tahun yang lalu pernah memiliki riwayat penyakit
TB Paru namun dinyatakan sembuh oleh dokter. Klien mengatakan tidak
pernah memiliki riwayat alergi dan pernah mengkonsumsi obat TB Paru
selama 6 bulan dari bulan November hingga April 2017.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram

Klien
53 thn

Keterangan :
= Laki-laki = Klien

= Perempuan = Tinggal Serumah


= Hubungan anak = Hubungan suami istri

= laki-laki yang telah meninggal

= perempuan yang telah meninggal


Penjelasan :
Klien tinggal serumah dengan suaminya, klien berumur 53 tahun, suami
klien berumur 60 tahun, klien memiliki 3 orang anak yaitu perempuan
semua anak pertama dan anak ke tiga sudah menikah dan anak kedua
tinggal bersamanya dan memiliki penyakit yang sama yaitu TB Paru.
d. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan mempunyai anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama yaitu TB Paru.
e. Riwayat psikososial dan spiritual
Klien mengatakan paling dekat dengan suaminya. Klien mengatakan
komunikasi dalam keluarganya baik dan terbuka, setiap keputusan
diputuskan dengan musyawarah. Klien mengatakan sebelum sakit aktif
dalam kegiatan kemasyarakatan seperti pengajian dan arisan. Keluarga
mengatakan cemas dan khawatir dengan penyakit klien. Klien juga
mengatakan khawatir dengan keadaannya saat ini. Klien berharap setelah
menjalani perawatan di rumah sakit, klien dapat sembuh dan dapat
beraktivitas seperti semula lagi. Klien mengatakan dalam keluarganya
tidak ada nilai–nilai yang bertentangan dengan kesehatan, klien
mengatakan sebelum sakit klien rajin menjalankan ibadah sholat.
Keluarga klien mengatakan kondisi lingkungan sekitar padat, memiliki
ventilasi udara yang cukup, cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruang
tamu dan kamar klien, klien mengatakan sebulan yang lalu tetangganya
meninggal karena muntah darah dan batuk-batuk.
f. Pola kebiasaan
a) Pola nutrisi
Dirumah: klien makan 3x/hari, nafsu makan baik, makanan selalu
dihabiskan, klien menyukai seluruh makanan, tidak ada makanan yang
membuat alergi, makanan pantangan dan diet, tidak menggunakan obat
sebelum makan dan penggunaan alat bantu makan tidak ada.
Di rumah sakit: klien makan 3x/hari, klien nafsu makan kurang,
makanan selalu dihabiskan 3/4 porsi makanan sayur dan buah-buahan,
seluruh makanan disukai, tidak ada makanan yang membuat alergi,
makanan pantangan dan diet klien TB paru yaitu TKTP, penggunaan
obat sebelum makan yaitu obat ranitidin 1 ampul (10.00, 22.00), dan
penggunaan alat bantu makan tidak ada.
b) Pola Eliminasi
(1) BAK:
Di rumah: frekuensi 6x/hari, warna kuning jernih, keluhan tidak
ada, penggunaan alat bantu BAK tidak ada.
Di rumah sakit: 8x/hari, warna urin kuning pekat, klien
mengatakan tidak ada keluhan saat BAK dan klien dibantu
sebagian oleh keluarga dan perawat dalam melakukan BAK.
(2) BAB:
Di rumah: frekuensi 1x/hari, waktu tidak menentu, warna kuning
kecoklatan, konsistensi lunak, tidak menggunakan laxative dan
klien tidak ada keluhan selama BAB.
Di rumah sakit: frekuensi 1x/hari, dengan waktu pagi dan sore,
warna feses kuning kecoklatan, klien tidak ada keluhan saat BAB.
c) Pola personal hygiene.
Sebelum sakit/ sebelum di rumah sakit: klien mengatakan mandi 2x
sehari pada pagi dan sore hari , menggosok gigi 2x sehari pagi dan
sore hari, mencuci rambut 3x seminggu.
Di rumah sakit: klien mengatakan mandi 2x tiap pagi dan sore, tiap
pagi dan sore klien menggosok gigi klien dan rambut klien terlihat
bersih.

d) Pola istirahat dan tidur


Di rumah dan di rumah sakit: lama tidur siang ±2 jam/hari, lama tidur
malam ± 6 jam/hari dan kebiasaan sebelum tidur tidak ada.
e) Pola aktivitas dan latihan
Di rumah: waktu klien tidak bekerja, tidak pernah olahraga, jenis
olahraga tidak ada, klien merasakan keluhan dalam beraktivitas yaitu
sesak nafas dan pusing ketika mencuci dan berwudlu.
Di rumah sakit: klien tampak lemas. Klien mengatakan pusing jika
bangun dari tempat tidur, tidak mampu turun dari tempat tidur.
Aktivitas sehari-hari seperti mandi, BAK dan BAB dibantu sebagian
oleh perawat dan keluarga.
f) Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Sebelum sakit/ sebelum di rumah sakit: klien mengatakan tidak
mempunyai kebiasaan merokok dan minum minuman keras/obat –
obatan terlarang.
Di rumah sakit: klien tidak tampak merokok ataupun mengkonsumsi
alkohol/narkoba.

4. Pengkajian fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
Berat badan klien tanggal 20 Juni 39 kg, berat badan sebelum sakit 41 kg,
TB: 153 cm, berat badan klien tanggal 27 Juni: 39 kg, berat badan ideal
49,7 kg, lila : 19 cm, tanda-tanda vital tekanan darah: 100/70 mmHg, nadi:
88 kali permenit, pernafasan: 20 kali permenit, suhu: 37,4C, setelah
melakukan aktivitas nadi: 94x/mnt dan pernafasan: 22x/mnt. Keadaan
umum sakit sedang dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
b. Sistem penglihatan
Sisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal,
konjungtiva merah muda, kornea tidak keruh atau berkabut, sklera
anikterik, pupil isokor, tidak ada kelainan pada otot-otot mata, fungsi
penglihatan baik, tidak ada tanda-tanda radang, klien tidak menggunakan
kaca mata, tidak menggunakan lensa mata dan reaksi terhadap cahaya ada
yaitu miosis, klien mengatakan dapat melihat lingkungan sekitar, tidak ada
tanda-tanda injury fisik pada klien seperti memar, luka.
c. Sistem pendengaran
Daun telinga normal, serumen berwarna kekuningan dengan bau khas,
kondisi telinga tengah normal, tidak ada cairan dari telinga dan perasaan
penuh pada telinga, tidak terjadi tinnitus, fungsi pendengaran normal,
tidak terjadi gangguan keseimbangan dan tidak memakai alat bantu.
d. Sistem wicara
Sistem wicara klien normal, tidak ada gangguan dalam komunikasi.
e. Sistem pernafasan
Pernafasan sedikit sesak, tidak menggunakan otot bantu pernafasan,
frekuensi napas: 20 kali permenit, irama napas teratur, jenis pernapasan
spontan, pernapasan dalam, ada batuk, sputum ada berwarna putih dengan
konsistensi kental, tidak terdapat darah, palpasi dada tidak ada benjolan
abnormal pada klien dan tanda-tanda adanya massa dalam tubuh, suara
nafas ronkhi, tidak ada nyeri saat bernafas dan penggunaan alat bantu
napas.
g. Sistem Kardiovaskuler
1) Sirkulasi Peripher
Nadi klien 88 x/menit, irama teratur, denyut nadi kuat, tekanan darah:
100/70 mmHg, tidak terdapat distensi vena jugularis, temperatur kulit
hangat, warna kulit kemerahan, pengisian capilary refill <3 detik, tidak
ada edema.
2) Sirkulasi Jantung
Kecepatan denyut apical: 88 x/menit, irama teratur, tidak ada kelainan
bunyi jantung dan sakit dada.
h. Sistem Hematologi
Tidak pucat, tidak ada perdarahan.
i. Sistem Syaraf Pusat
Klien mengeluh sedikit pusing dan lemas, tingkat kesadaran compos
mentis, GCS E4M6V5= 15, tidak ada peningkatan TIK dan gangguan
sistem persyarafan, reflek fisiologis normal, terdapat sensasi sensorik dan
motorik pada kedua kaki, tidak ada reflek patologis.
j. Sistem Pencernaan
Ada caries, tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis, lidah
bersih, salifa normal, tidak muntah dan nyeri daerah perut, bising usus:
7x/menit, tidak diare, warna feses kuning kecoklatan, konsistensi feses
setengah padat, hepar tidak teraba, abdomen datar.
k. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak
terdapat luka gangren, klien mengalami poliuri.
l. Sistem Urogenital
Balance cairan intake oral ± 1600 ml/hari, intake parenteral 500 cc/12 jam
output urin 2000 ml/hari, IWL: 585 ml/hari, balance cairan + 15cc/24 jam.
Tidak ada perubahan pola berkemih dan distensi kandung kemih, tidak
mengalami keluhan sakit pinggang dan mengalami nyeri saat berkemih.
m. Sistem Integumen
Turgor kulit baik, temperatur kulit hangat dengan suhu 37,4°C, warna
kulit kemerahan, keadaan kulit baik , tidak ada tanda-tanda infeksi (tumor,
dolor, kalor, rubor, fungsiolesa), klien terpasang infusan dengan cairan RL
500 cc/12 jam sejak 20 Juni 2017, klien tidak mengalami kelainan kulit,
keadaan rambut tekstur baik dan bersih.
n. Sistem Muskuloskeletal
Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan. Klien
mengatakan tidak mengalami sakit pada tulang, sendi dan kulit. Klien
tidak mengalami fraktur. tidak ada kelainan bentuk sendi dan kontraktur.
Keadaan tonus otot klien baik.
Kekuatan otot klien 5555 5555
5555 5555

Data tambahan (pemahaman tentang penyakit)


Klien dan keluarga belum dapat menjelaskan dan mengatakan lupa mengenai
pengertian TB paru, penyebab, tanda dan gejala dan cara perawatan di rumah.

5. Pemeriksaan penunjang
a. Hasil pemeriksaan Laboratorium tanggal (27 Juni 2017): Hb = 10,5 g/dl
(normal 11,2-15,5 g/dl), hematokrit = 34% (normal 34-45%), leukosit =
8,7 ribu/ul (normal 5000-10000/ul), trombosit = 295 ribu/ul, eritrosit =
3,32 juta/ul (normal 3,8-5,2 juta/ul), LED= 3,28 juta/ul, SGOT = 26 U/L
(normal 0-34 U/L), SGPT = 12 U/L (normal 0-40 U/L), ureum darah = 9
mg/dl (normal 20-40 mg/dl), creatinin darah = 0,9 mg/dl (normal 0,6- 1,5
mg/dl), albumin= 3,40 gr/dl.
b. Hasil Rontgen (20 Juni 2017):
Pulmo : tampak corakan homogen opak di lapang kiri. Hasil BTA pada
tanggal 27 Juni 2017 hasil sputum yaitu nanah lendir adalah positif.
6. Penatalaksanaan
Diit TKTP, ranitidin 2x1 ampul secara intra vena bolus (10.00, 22.00 WIB),
streptomisin 1x750 mg secara intra muskular (22.00 WIB), cefriaxon 1x2 gr
secara intra vena bolus (10.00 WIB), ambroxol sirup 2x1 sendok makan,
netropyl sirup 2x1 sendok makan, cepadroxyl sirup 2x1 sendok makan,
nebulizer (combivent + NaCl 0,9% 1 cc), INH tab 1x300 mg, pirazinamid
2x500 mg, etambutol 2x500 mg dan rifampisin 1x450 mg.

7. Data Fokus
Data subjektif:
Klien mengatakan: batuk-batuk dengan sputum berwarna putih kental namun
sulit untuk mengeluarkannya, lemas, dan pusing, aktivitas sehari-hari dibantu
sebagian oleh perawat dan keluarga, menghabiskan 3/4 porsi makan,
berkeringat pada malam hari, klien mengatakan kadang merasa mual dan
tidak muntah, berat badan sebelumnya 41 kg, klien mengatakan tertular
kembali karena anaknya mempunyai penyakit yang sama yaitu TB Paru.
Data objektif:
Terlihat kesadaran compos mentis, tidak menggunakan otot bantu pernafasan,
batuk-batuk berdahak berwarna putih kental, terdengar suara nafas ronkhi,
kedalaman nafas dalam, pengembangan kedua dada simetris, perkusi dada
terdengar sonor, klien terlihat menghabiskan makanan habis ¾ porsi, hasil
pengukuran lila pada tanggal 27 Juni 2017 yaitu 19 cm. Konjungtiva merah
muda, tinggi badan: 153 cm, berat badan sebelum sakit 41 kg, berat badan
pada tanggal 27 Juni 2017: 39 kg, berat badan ideal 49,7 kg, tanda-tanda vital:
tekanan darah: 100/70 mmHg, nadi: 88x/menit, pernafasan: 20x/menit, suhu:
37,4°C, setelah melakukan aktivitas nadi: 94x/menit dan pernafasan: 22x/mnt.
Klien mendapatkan diet TKTP, hasil rontgen (20 juni 2011) : Pulmo : tampak
corakan homogen opak di lapang kiri.kesan : TB paru. Hasil BTA (27 Juni
2011) yaitu positif, hasil pemeriksaan Laboratorium tanggal (27 Juni 2011):
Hb = 10,5 g/dl (normal 11,2-15,5 g/dl), hematokrit = 34% (normal 34-45%),
leukosit = 8,7 ribu/ul (normal 5000-10000/ul), trombosit = 295 ribu/ul
(normal 150-440 ribu/ul), eritrosit = 3,32 juta/ul (normal 3,8-5,2 juta/ul),
LED= 3,28 juta/ul, SGOT = 26 U/L (normal 0-34 U/L), SGPT = 12 u/l
(normal 0-40 U/L), ureum darah = 9 mg/dl (normal 20-40 mg/dl), creatinin
darah = 0,9 mg/dl (normal 0,6- 1,5 mg/dl), albumin= 3,40 gr/dl (3,4-4,8 gr/dl).

Analisa data
Nama/ umur : Ny. K /53 tahun No Rekam Medik : 01074986
Ruang /kamar : 429/ Lantai IV selatan IRNA B
No Data Masalah Etiologi
1. Data subjektif: Ketidakefektifan Penumpukan
Klien mengatakan: batuk-batuk dengan bersihan jalan nafas sputum
dahak putih kental namun tidak dapat
mengeluarkannya, lemas dan sedikit sesak.
Data objektif:
Kesadaran compos mentis, lemas, tidak
menggunakan otot bantu pernafasan,
terdengar ronkhi, tanda-tanda vital: nadi:
88x/mnt, pernafasan: 20x/mnt. Hasil
rontgen (20 juni 2017): paru terdapat
corakan homogen opak di lapang kiri.
Hasil BTA positif (27 Juni 2017).
2. Data subjektif: Gangguan nutrisi: Peningkatan
Klien mengatakan makan habis ¾ porsi, kurang dari kebutuhan kebutuhan
kadang merasa mual namun tidak muntah, tubuh metabolisme
batuk-batuk berdahak putih kental namun
sulit untuk mengeluarkannya.
Data objektif:
Konjungtiva merah muda, membran
mukosa lembab, hanya menghabiskan ¾
porsi makan, tinggi badan 153 cm, berat
badan sebelum: 41 kg, berat badan saat ini:
39 kg, berat badan ideal 49,7 kg, lila: 19
cm, batuk-batuk, tanda-tanda vital: tekanan
darah: 100/70 mmHg, nadi: 88x/mnt. Hasil
laboratorium (27 Juni 2017): Hb: 10,5
gr/dl dan albumin 3,4 gr/dl
3. Data subjektif: Resiko penyebaran Pertahanan
Klien mengatakan: tidak nyeri dada, batuk- infeksi primer tidak
batuk berdahak putih kental. adekuat
Data objektif:
Terpasang infus sejak 20 Juni 2017, tidak
terlihat tanda-tanda infeksi (tidak terjadi
kalor, rubor, dolor, tumor, fungsiolesa),
batuk dengan sputum putih kental, Hasil
rontgen (20 Juni 2017): paru terdapat
corakan homogen opak di lapang kiri .
Kesan: TB Paru, hasil sputum (27 Juni
2017) adalah positif dan hasil
laboratorium: leukosit 8,7 ribu/ul dan suhu
37,4oC, nadi 88x/menit.
4. Data subjektif: Intoleransi aktifitas Kelemahan
Klien mengatakan: lemas dan pusing jika fisik
bangun dari posisi tidur, aktifitasnya
sebagian dibantu oleh keluarga dan
perawat.
Data objektif:
Aktifitasnya dibantu sebagian seperti
mandi, BAK dan BAB oleh keluarga dan
perawat, lemas, hasil lab (08 Juni 2017):
Hb: 10,5 gr/dl, tanda-tanda vital sebelum
beraktivitas: nadi: 88x/mnt, pernafasan:
20x/mnt. Setelah beraktivitas: nadi:
94x/mnt, pernafasan: 22x/mnt.
5. Data Subjektif: klien dan keluarga Kurang pengetahuan Kurang
mengatakan lupa dan belum dapat informasi
menjelaskan mengenai pengertian TB
Paru, penyebab, tanda dan gejala dan cara
perawatannya
Data Objektif:
klien dan keluarga terlihat binggung dan
dapat menjawab pertanyaan namun tidak
tepat mengenai pengertian TB Paru,
penyebab, tanda dan gejala dan
perawatannya. klien terlihat membuang
sekret di kantong plastik.

B. Diagnosa Keperawatan
Setelah penulis menganalisa data, maka penulis merumuskan diagnosa
keperawatan yang disusun berdasarkan prioritas. Diagnosa keperawatan pada
Ny. K yang ditemukan pada tanggal 27 Juni 2017 adalah sebagai berikut:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
penumpukan sputum. Ditemukan pada tanggal 27 Juni 2017 tujuan tercapai,
masalah teratasi pada tanggal 29 Juni 2017.
b. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolisme. Ditemukan pada tanggal 27 juni
2017 tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi pada tanggal 29 Juni
2017.
c. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan pertahanan primer in
adekuat. Ditemukan pada tanggal 27 Juni 2017 tujuan tercapai, resiko tidak
terjadi pada tanggal 29 Juni 2017.
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik Ditemukan
pada tanggal 27 Juni 2017 tujuan tercapai, masalah teratasi pada tanggal 29
Juni 2017.
e. Kurang pengetahuan mengenai pengertian TB Paru, penyebab, tanda
dan gejala dan perawatannya berhubungan dengan kurang informasi.
Ditemukan pada tanggal 27 Juni 2017 tujuan tercapai, pengetahuan klien dan
keluarga bertambah pada tanggal 28 Juni 2017.

C. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
penumpukan sputum.
Ditandai dengan
Data subjektif:
Klien mengatakan: lemas, sedikit sesak dan batuk-batuk berdahak berwarna
putih kental namun sulit untuk mengeluarkannya.
Data objektif:
Kesadaran compos mentis, tidak menggunakan otot bantu pernafasan,
terdengar ronkhi, lemas, tanda-tanda vital sebelum beraktivitas: nadi:
88x/menit, pernafasan: 20x/menit, setelah beraktivitas: nadi: 94x/mnt,
pernafasan: 22x/mnt, Hasil rontgen (20 juni 2017): paru terdapat corakan
homogen opak di lapang kiri. Hasil BTA positif (27 Juni 2017).
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat
mempertahankan jalan nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil:
Suara nafas vesikuler, ronkhi tidak ada, tidak mengguanakan otot bantu
pernafasan, dapat mengeluarkan sputum, tidak sesak dan tidak batuk. tanda-
tanda vital dalam batas normal: nadi: 60-100x/menit, pernafasan: 16-
20x/menit.

Perencanaan:
a. Monitor fungsi pernapasan: suara nafas, irama, kedalaman dan
penggunaan otot bantu pernafasan dan hitung jumlah pernafasan.
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan sekret atau batuk efektif,
catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis.
c. Pertahankan posisi fowler/semi fowler.
d. Ajarkan dan anjurkan klien untuk latihan napas dalam dan batuk
efektif.
e. Pertahankan intake cairan sesuai berat badan/hari dalam keadaan
hangat.
f. Kolaborasi : dalam pemberian obat : ambroxol sirup 3x1 sendok
makan, metropyl sirup 2x1 sendok makan dan cepadroxyl 2x1 sendok
makan sesuai indikasi.

Pelaksanaan:
Tanggal 27 Juni 2017
Pukul 14.00 mengajarkan dan menganjurkan klien untuk latihan nafas dalam
dan batuk efektif, respon klien terlihat sudah melakukan nafas dalam dan
batuk efektif dengan benar tetapi sputum belum keluar. Pukul 14.30
memberikan ambroxol sirup 1 sendok makan, respon setelah diberikan 15
menit kemudian dahak klien menjadi encer. Pukul 14.40 menganjurkan klien
untuk minum air hangat, klien mengatakan akan mengikuti saran perawat.
Pukul 15.00 menghitung jumlah pernafasan dan nadi klien, respon
pernafasan 20x/menit, nadi 88x/menit. Pukul 18.00 berkolaborasi dengan
perawat ruangan yaitu menghitung jumlah pernafasan klien, respon
pernafasan 18x/menit. (tindakan yang dilanjutkan oleh perawat ruangan):
Pukul 05.30 mengevaluasi keadaan klien, respon: klien mengatakan masih
batuk-batuk dengan sputum berwarna putih kental dan mengeluh pusing.
Pukul 06.00 berkolaborasi dengan perawat ruangan yaitu menghitung jumlah
pernafasan klien, pernafasan 20x/menit. Pukul 07.00 mengevaluasi keadaan
klien respon: klien mengatakan masih batuk-batuk berdahak putih kental.
Pukul 08.00 Memberikan nebulizer kepada klien, respon setelah 15 menit
klien mampu mengeluarkan dahaknya dan merasa nyaman. Pukul 08.15
metropyl sirup 1 sendok makan dan cepadroxyl 1 sendok makan, respon
setelah 15 menit klien merasa lega dan dahaknya dapat dikeluarkan berwarna
putih agak kental namun masih batuk-batuk. Pukul 08.30 mengukur nadi dan
pernafasan serta mendengarkan suara nafas klien, respon: nadi: 84x/menit
dan pernafasan: 20x/menit serta suara nafas terdengar ronkhi, terlihat tidak
sesak.
Evaluasi:
Tanggal 28 Juni 2010 Pukul 08.00 WIB
Subyektif : Setelah di atur posisinya lebih nyaman dan sesak berkurang,
akan mengikuti saran perawat untuk minum air hangat, masih
batuk-batuk dengan sputum berwarna putih agak kental.
Obyektif : Suara nafas ronkhi, batuk-batuk dengan sputum putih agak
kental dan dapat mengeluarkannya, pernafasan 20x/menit dan
nadi 84x/mnt, sudah melakukan nafas dalam dan batuk
efektif dengan benar.
Analisa : Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi
Perencanaan : Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk melakukan
intervensi diagnosa keperawatan 1, yaitu catat kemampuan
untuk mengeluarkan sekret atau batuk efektif, catat karakter,
jumlah sputum, dengarkan suara nafas, ukur nadi dan
pernafasan, adanya hemoptisis; anjurkan klien untuk latihan
napas dalam dan batuk efektif, beri obat ambroxol sirup 2x1
sendok makan, netropyl sirup 2x1 sendok makan, cepadroxyl
sirup 2x1 sendok makan, nebulizer (Combivent + NaCL
0,9% 1 cc).

Pelaksanaan:
Tanggal 28 Juni 2017
Pukul 07.00 mengevaluasi klien dalam latihan napas dan batuk efektif dalam,
respon klien mengatakan dengan batuk efektif, dahak sudah keluar dengan
konsistensi agak kental berwarna putih; terdengar suara nafas ronkhi, dalam,
spontan dan terlihat tidak menggunakan otot bantu pernafasan. Pukul 08.00
Memberikan nebulizer kepada klien, respon setelah 15 menit klien mampu
mengeluarkan dahaknya berwarna putih agak kental dan merasa nyaman.
Pukul 08.15 metropyl sirup 1 sendok makan dan cepadroxyl 1 sendok
makan, respon setelah 15 menit klien merasa lega dan dahaknya dapat
dikeluarkan berwarna putih agak kental. Pukul 09.00 memberikan pasien
posisi semi atau fowler dan mengevaluasi latihan napas dalam. Respon : klien
mengatakan nyaman. Pukul 11.30 mengukur tanda-tanda vital hasil: tekanan
darah: 110/70 mmHg, pernapasan: 20x/menit, nadi: 80x/menit, suhu: 37C.
Pukul 14.30 memberikan ambroxol sirup 1 sendok makan, respon setelah
diberikan 15 menit kemudian dahak klien menjadi encer. (tindakan yang
dilanjutkan oleh perawat ruangan) Pukul 18.30 mengukur tanda-tand vital
(perawat ruangan) hasil: tekanan darah: 110/70 mmHg, pernapasan:
20x/menit, nadi: 78x/menit, suhu: 36,5C. Pukul 05.30 mengevaluasi batuk-
batuk klien, respon: batuk-batuk berkurang dengan sputum berwarna putih
encer. Pukul 07.00 (mandiri) mengukur tanda-tanda vital nadi dan
pernafasan, hasil: tanda-tanda vital: tekanan darah: nadi: 84x/menit,
pernafasan: 20x/menit. Pukul 07.15 mengevaluasi keadaan klien dan
mendengarkan suara nafas klien, respon: klien mampu melakukan tekhnik
nafas dalam, terlihat rileks dan terdengar suara nafas sedikit ronkhi dan klien
mengatakan masih batuk-batuk dengan dahaknya berwarna putih encer dan
mampu mengeluarkan dahaknya tersebut.

Evaluasi:
Tanggal 29 Juni 2011 Pukul 08.00 WIB
Subyektif : Klien mengatakan: batuk-batuk dengan dahaknya berwarna
putih encer dan mampu mengeluarkan dahaknya.
Obyektif : Wajah klien terlihat rileks dan klien mampu melakukan tarik
nafas dalam, suara nafas sedikit ronkhi, nadi: 84x/menit,
pernafasan: 20x/menit.
Analisa : Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi.
Perencanaan : Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk melakukan
intervensi diagnosa keperawatan 1, yaitu catat kemampuan
untuk mengeluarkan sekret atau batuk efektif, catat karakter,
dengarkan suara nafas, ukur nadi dan pernafasan, adanya
hemoptisis; anjurkan klien untuk latihan napas dalam dan
batuk efektif, beri obat ambroxol sirup 2x1 sendok makan,
netropyl sirup 2x1 sendok makan, cepadroxyl sirup 2x1
sendok makan, nebulizer (combivent + NaCl 0,9% 1 cc)

Pelaksanaan:
Tanggal 29 Juni 2017
Pukul 08.00 Memberikan nebulizer kepada klien, respon setelah 15 menit
klien mampu mengeluarkan dahaknya berwarna putih encer dan merasa
nyaman. Pukul 08.15 memberikan metropyl sirup 1 sendok makan dan
cepadroxyl 1 sendok makan, respon setelah 15 menit klien merasa lega.
Pukul 10.00 mengevaluasi keadaan umum klien Respon : klien mengatakan
tidak sesak dan terdengar suara nafas vesikuler, dalam, spontan dan terlihat
tidak menggunakan otot bantu pernafasan, masih sedikit batuk . Pukul 10.10
memberikan pasien posisi semi atau fowler dan mengevaluasi latihan napas
dalam. Respon : klien mengatakan nyaman. Pukul 11.30 mengukur nadi dan
pernafasan, hasil: pernapasan: 18x/menit, nadi: 82x/menit. Pukul 14.00
memberikan ambroxol sirup 1 sendok makan, respon setelah diberikan 15
menit kemudian dahak klien menjadi encer. Pukul 14.30 mengevaluasi
keadaan klien, respon: klien mengatakan tidak sesak, terlihat rileks, masih
batuk-batuk namun tidak sering dengan dahaknya berwarna putih encer dan
mampu mengeluarkan dahaknya, terdengar suara nafas vesikuler.

Evaluasi:
Tanggal 29 Juni 2017 Pukul 14.00 WIB
Subyektif : Klien mengatakan: tidak sesak, masih batuk-batuk dengan
dahaknya berwarna putih encer.
Obyektif : Wajah klien terlihat rileks, suara nafas terdengar vesikuler,
pernapasan: 18x/menit, nadi: 82x/menit.
Analisa : Tujuan tercapai, masalah teratasi.
Perencanaan : Stop intervensi.

2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


peningkatan kebutuhan metabolisme.
Ditandai dengan :
Data subjektif :
Klien mengatakan: menghabiskan 3/4 porsi makan, kadang merasa mual tapi
tidak muntah, batuk-batuk dengan produksi sputum putih kental.
Data objektif:
Konjungtiva ananemis, membran mukosa lembab, menghabiskan 3/4 porsi
makan, TB: 153 cm, BB dahulu: 41 kg, BB sekarang: 39 kg, BB ideal 49,7
kg, batuk-batuk, lila: 19 cm, tekanan darah: 100/70 mmHg, nadi: 88x/menit.
hasil laboratorium (27 Juni 2017): Hb: 10,5 g/dl, albumin: 3,4 gr/dl.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam, kebutuhan nutrisi
klien terpenuhi.
Kriteria Hasil:
Nafsu makan baik, makan menghabiskan 1 porsi makan, membran mukosa
lembab, turgor kulit elastis, lila normal : ♀ : 24-26cm, hemoglobin dalam
batas normal 11,2-15,5 g/dl albumin dalam batas normal 3,4-4,8 gr/dl, berat
badan ideal : TB-100 ± 10% (TB-100), tanda-tanda vital dalam batas normal :
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60-100x/menit.
Perencanaan:
a. Catat status nutrisi klien : turgor kulit, membran mukosa, mual.
b. Hitung tekanan darah dan jumlah nadi.
c. Anjurkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan.
d. Timbang berat badan klien setiap minggu.
e. Anjurkan makan diet TKTP sedikit tapi sering dalam keadaan hangat.
f. Motivasi klien untuk menghabiskan 1 porsi makan.
g. Kolaborasi : Berikan ranitidin 2x1 ampul (10.00, 22.00) secara intra
vena bolus.
h. Lanjutkan pemberian infus 500cc/12 jam yaitu 14 tetes/jam.

Pelaksanaan:
Tanggal 27 juni 2017
Pukul 10.00 memberikan ranitidin 1 ampul secara intra vena bolus, respon :
setelah 15 menit tidak terjadi tanda-tanda alergi. Pukul 17.00 memotivasi
klien dalam menghabiskan makan dan membantu klien dalam menyiapkan
makan respon: klien terlihat hanya menghabiskan 3/4 porsi makan dan klien
termotivasi untuk menghabiskan makan namun klien kurang nafsu makan.
Pukul 18.10 melibatkan keluarga dalam membantu klien dalam menyiapkan
makan respon: klien mengatakan mampu makan sendiri walau masih dibantu
sebagian oleh keluarga dan hanya menghabiskan 3/4 porsi makan. (Tindakan
yang dilanjutkan oleh perawat ruangan) Pukul 18.30 mengukur tanda-tanda
vital, hasil: tekanan darah: 110/70 mmHg, pernapasan: 20x/menit, nadi:
86x/menit, suhu: 36,5C. Pukul 22.00 memberikan ranitidin 1 ampul, melalui
iv bolus, respon, tidak terjadi tanda-tanda alergi. Pukul 06.30: mengukur
tanda-tanda vital hasil: tanda-tanda vital: tekanan darah: 110/70 mmHg, nadi:
84x/menit, pernafasan: 20x/menit, suhu : 36,4°C. Pukul 07.00 melibatkan
keluarga dalam membantu klien dalam menyiapkan makan respon: klien
mengatakan hanya menghabiskan 3/4 porsi makan, nafsu makan kurang.
Pukul 07.30 mengevaluasi keluhan mual klien, respon: klien mengatakan
tidak mual. Pukul 08.00 mengukur tekanan darah dan nadi, respon: tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit.
Evaluasi:
Tanggal 28 Juni 2017 Pukul 10.00 WIB
Subyektif : Klien mengatakan: akan mengikuti saran perawat untuk
makan sedikit dan sering dalam keadaan hangat, hanya
menghabiskan 3/4 porsi makan, nafsu makan kurang.
Obyektif : Konjungtiva ananemis, klien terlihat hanya menghabiskan 3/4
porsi makan, TB: 153 cm BB dahulu: 41kg, BB sekarang: 39
kg, LILA: 19 cm, hasil laboratorium (27 Juni 2011): Hb: 10,5
g/dl, albumin 3,4 gr/dl. tanda-tanda vital: tekanan darah:
110/70 mmHg, nadi: 84x/menit.
Analisa : Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi.
Perencanaan : Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk melakukan
intervensi diagnosa keperawatan 2, yaitu catat status nutrisi
klien, ukur tekanan darah dan jumlah nadi klien tiap 8 jam.

Pelaksanaan:
Tanggal 28 Juni 2017
Pukul 08.30 memonitor ulang status nutrisi klien, klien mengatakan
menghabiskan 1/2 porsi, membran mukosa klien lembab, turgor kulit elastis;
Pukul 11.30 mengukur tanda-tanda vital hasil: tekanan darah: 110/70 mmHg,
nadi: 80x/menit. (Tindakan yang dilanjutkan oleh perawat ruangan) Pukul
18.30 mengukur tanda-tanda vital, hasil: tekanan darah: 110/70 mmHg,
pernapasan: 20x/menit, nadi: 78x/menit, suhu: 36,5C. Pukul 18.35
melibatkan keluarga dalam membantu klien dalam menyiapkan makan
respon: klien mengatakan dibantu sebagian oleh keluarga dalam menyiapkan
makan dan menghabiskan 1 porsi makan. Pukul 06.00 mengukur tanda-tanda
vital, hasil: tanda-tanda vital: tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 84x/menit,
pernafasan: 20x/menit, suhu : 36,4°C.Pukul 06.30 melibatkan keluarga
dalam membantu klien dalam menyiapkan makan respon: klien mengatakan
menghabiskan 1 porsi makan, tidak mual maupun muntah, nafsu makan
terlihat baik. Pukul 08.00 mengukur tekanan darah dan nadi, hasil: tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 84x/menit.

Evaluasi:
Tanggal 29 Juni 2017 Pukul 14.00 WIB
Subyektif : Klien mengatakan: hanya menghabiskan 1 porsi makan, tidak
mual maupun muntah.
Obyektif : Konjungtiva ananemis, klien terlihat hanya menghabiskan 1
porsi makan, nafsu makan baik. Tekanan darah: 120/80
mmHg, nadi: 84x/menit.
Analisa : Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi.
Perencanaan : Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk melakukan
intervensi diagnosa keperawatan 2, yaitu ukur tekanan darah
dan nadi serta kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium:
Hb dan albumin.

3. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan pertahanan primer


tidak adekuat.
Ditandai dengan :
Data subjektif:
Klien mengatakan : tidak nyeri dada, batuk-batuk dengan berdahak berwarna
putih kental.
Data objektif:
Terpasang infus sejak tanggal 20 Juni 2017, tidak ada tanda-tanda infeksi di
area infus (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsiolesa), batuk dengan sputum
berwarna putih kental. Hasil laboratorium (27 Juni 2017) leukosit : 8,7 ribu/ul
(5-10 ribu/ul), hasil rongten hasil rongten (20 juni 2017) : paru terdapat
corakan homogen opak di lapang kiri. Hasil lab BTA negatif.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, penyebaran infeksi
tidak terjadi.
Kriteria Hasil:
Sesak nafas dan batuk tidak ada, suhu 36,1-37,5ºC dan nadi 60-100x/menit.
Hasil laboratorium : leukosit 5.000-10.000 /ul, laju endap darah 0,1-20
mm/jam.

Perencanaan:
a. Anjurkan pasien menutup mulut dan membuang dahak di tempat
penampungan yang tertutup jika batuk.
b. Monitor temperatur dan nadi.
c. Tekankan untuk tidak menghentikan terapi yang dijalani
d. Tekankan untuk mengkonsumsi diet TKTP.
e. Lakukan perawatan di daerah yang terpasang alat invasif.
f. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium : leukosit, laju endap darah
sesuai instruksi dan sputum BTA.
g. Kolaborasi :
1) Pemberian terapi isoniazid, etambutol, rifampisin dan pirazinamid.
Pemberian terapi pirazinamid, streptomisin 1x750 mg pukul
22.00WIB.
2) Pemberian cefriaxon 1x2 gr pukul 10.00 WIB.

Pelaksanaan:
Tanggal 27 Juni 2017
Pukul 10.00 memberikan cefriaxon 2 gr melalui iv bolus, respon tidak
terjadi tanda-tanda alergi. Pukul 14.30 menganjurkan klien untuk batuk dan
bersin ditutup menggunakan tisu serta membuang dahaknya di tempat yang
berisi lysol, respon : klien mengatakan akan mengikuti saran dari perawat.
Pukul 14.40 menekankan pada klien mengenai pentingnya tidak
menghentikan terapi obat, respon : setelah diberikan penjelasan, klien
mengerti dan akan selalu minum obat. (Tindakan yang dilanjutkan oleh
perawat ruangan) Pukul 18.00 mengukur nadi dan suhu hasil: nadi:
86x/menit, suhu: 36,5C. Pukul 18.15 memberikan obat oral etambutol dan
pirazinamid masing-masing 1 tablet, respon klien segera meminumnya
setelah 15 menit klien mengatakan merasa lemas. Pukul 06.30: mengukur
nadi dan suhu hasil: nadi: 84x/menit. Pukul 08.00 mengevaluasi keluhan
klien, respon klien mengatakan masih batuk-batuk dengan dahak putih kental.

Evaluasi:
Tanggal 28 Juni 2017 Pukul 08.30 WIB
Subyektif : Klien mengatakan : akan mengikuti saran perawat untuk
selalu menutup mulut saat batuk dan membuang dahak di
kaleng yang berisi lysol, setelah minum obat merasa lemas
Obyektif : Tidak terjadi tanda-tanda infeksi di area pemasangan infus,
batuk dengan sputum berwarna putih kental. Hasil
laboratorium (27 juni 2011) leukosit : 8,7 ribu/ul (5-10
ribu/ul), hasil rontgen (20 juni 2011) : paru terdapat corakan
homogen opak di lapang kiri. Hasil BTA positif (27 Juni
2011).
Analisa : Tujuan tercapai, Masalah tidak terjadi.
Perencanaan : Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk melakukan
intervensi diagnosa keperawatan 3, yaitu ukur suhu tiap 8
jam, Pemberian terapi isoniazid tab 1x300 mg, etambutol
2x500 mg, rifampisin 1x450 mg dan pirazinamid 2x500 mg,
streptomisin 1x750 mg pukul 22.00 WIB, Monitor sputum
BTA.

Pelaksanaan:
Tanggal 28 Juni 2017
Pukul 09.00 meng-up infus klien, respon tidak terjadi tanda-tanda infeksi.
Pukul 14.30 menganjurkan kilen untuk batuk dan bersin dan mengeluarkan
pada tisu dan menghindari meludah, respon: klien mengatakan akan
mengikuti saran dari perawat. Pukul 14.40 menekankan pada klien mengenai
pentingnya tidak menghentikan terapi obat, respon: setelah diberikan
penjelasan, klien mengerti dan akan selalu minum obat. (Tindakan yang
dilanjutkan oleh perawat ruangan) Pukul 18.30 mengukur suhu dan nadi
hasil: nadi: 86x/menit, suhu: 36,5C. Pukul 19.00 memberikan obat oral
etambutol dan pirazinamid masing-masing 1 tablet, respon : klien meminum
obatnya dan merasa lemas. Pukul 22.00 memberikan streptomicin 750mg
secara IM, respon : saat disuntikan klien terlihat meringis dan setelah 15
menit tidak terjadi tanda-tanda infeksi. Pukul 08.00: mengukur nadi dan
pernafasan, hasil: nadi: 84x/menit, suhu : 36,4°C. Pukul 08.15 mengevaluasi
keluhan klien, respon klien mengatakan batuk dengan sputum putih encer.
Evaluasi:
Tanggal 29 Juni 2017 Pukul 08.30 WIB
Subyektif : Klien merasa lemas.
Obyektif : Tidak terjadi tanda-tanda infeksi di area pelepasan infus,
batuk dengan sputum berwarna putih encer. Hasil
laboratorium (27 juni 2017) leukosit : 8,7 ribu/ul (5-10
ribu/ul), hasil rontgen (28 juni 2017) : paru terdapat corakan
homogen opak di lapang kiri. Hasil BTA positif.
Analisa : tujuan tercapai, masalah tidak terjadi.
Perencanaan: Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk melakukan
intervensi diagnosa keperawatan 3, yaitu ukur suhu tiap 8
jam, Pemberian terapi isoniazid tab 1x300 mg, etambutol
2x500 mg, rifampisin 1x450 mg dan pirazinamid 2x500 mg,
streptomisin 1x750 mg pukul 22.00 WIB, Monitor sputum
BTA.

Pelaksanaan:
Tanggal 29 Juni 2017
Pukul 11.30 mengukur tanda-tanda vital hasil: tekanan darah: 110/70 mmHg,
pernapasan: 20x/menit, nadi: 86x/menit, suhu: 36,5C. Pukul 12.00 (perawat
ruangan) memberikan obat oral etambutol dan pirazinamid masing-masing 1
tablet, respon : klien meminum obatnya badannya terasa lemas.

Evaluasi:
Tanggal 29 Juni 2017 Pukul 12.00 WIB
Subyektif :-
Obyektif : Batuk dengan sputum berwarna putih encer. Hasil
laboratorium (27 juni 2017) leukosit : 8,7 ribu/ul (5-10
ribu/ul), hasil rontgen (28 juni 2011) : paru terdapat corakan
homogen opak di lapang kiri. Hasil BTA positif.
Analisa : Tujuan tercapai, Masalah tidak terjadi.
Perencanaan: Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk melakukan
intervensi diagnosa keperawatan 3, yaitu ukur suhu tiap 8
jam, Pemberian terapi isoniazid tab 1x300 mg, etambutol
2x500 mg, rifampisin 1x450 mg dan pirazinamid 2x500 mg,
streptomisin 1x750 mg pukul 22.00 WIB, Monitor sputum
BTA.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.


Ditandai dengan :
Data subjektif:
Klien mengatakan: lemas dan pusing, aktifitasnya sebagian dibantu oleh
keluarga dan perawat.

Data objektif:
Aktifitasnya sebagian dibantu seperti mandi, BAK, BAB oleh keluarga dan
perawat, tanda-tanda vital: nadi: 88x/menit, pernafasan: 22x/menit.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien mampu
melakukan aktifitasnya secara mandiri.

Kriteria Hasil:
Lemas dan pusing tidak ada, kegiatan sehari-hari dilakukan secara mandiri,
nadi normal 60-100x/menit, pernafasan normal 16-20x/menit, lemas tidak
ada.

Perencanaan
a. Observasi aktivitas klien seperti ada pusing saat beraktivitas.
b. Bantu activity daily (ADL) seperti (mandi, BAB, BAK).
c. Hitung jumlah nadi dan pernafasan klien tiap 8 jam.
d. Anjurkan klien untuk beraktivitas secara perlahan dengan periode
istirahat yang cukup.
e. Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL klien.

Pelaksanaan
Tanggal 27 Juni 2011
Pukul 14.30 membantu klien BAK, respon : urin klien berwarna kuning
pekat, jumlah 300cc/4jam, bau urin dan klien mengatakan lemas dan pusing
kemudian mengukur nadi dan pernafasan, respon nadi 94x/menit dan
pernafasan 22x/menit. (Tindakan yang dilanjutkan oleh perawat ruangan)
Pukul 18.30 mengukur nadi dan pernafasan hasil: pernapasan: 20x/menit,
nadi: 86x/menit. Pukul 06.30 : membantu klien BAK, respon : urin klien
berwarna kuning pekat, jumlah 300cc/4jam, bau urin dan klien mengatakan
lemas dan pusing mengukur nadi dan pernafasan, hasil nadi: 84x/menit,
pernafasan: 20x/menit. Pukul 08.30 mengevalusi keadaan klien, respon :
klien mengatakan lemas dan pusing, akral teraba hangat.

Evaluasi
Tanggal 28 Juni 2017 pukul 10.45 WIB
Subjektif : Klien mengatakan masih lemas dan pusing.
Objektif : Klien tampak lemah, aktivitasnya dibantu sebagian oleh
perawat, akral hangat, nadi: 84x/menit, pernafasan:
20x/menit.
Analisa data : Tujuan belum tercapai Masalah belum teratasi.
Perencanaan : Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk melakukan
intervensi diagnosa keperawatan 4, yaitu bantu activity daily
kegiatan sehari-hari seperti (mandi, makan, BAB, BAK),
hitung jumlah nadi dan pernafasan klien, anjurkan klien
untuk beraktivitas secara perlahan dengan periode istirahat
yang cukup, libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL klien.

Pelaksanaan
Tanggal 28 Juni 20117
Pukul 10.45 membantu klien BAK, respon : urin klien berwarna kuning
pekat, jumlah 300cc bau urin dan klien terlihat lemas. Pukul 11.30 mengukur
nadi dan pernafasan, hasil: pernapasan: 20x/menit, nadi: 80x/menit.
Pukul 13.30 memantau aktifitas BAK klien, respon : terlihat klien mampu
beraktifitas secara mandiri namun klien mengatakan sedikit pusing dan tidak
terlalu lemas, kemudian mengukur nadi dan pernafasan, respon nadi
82x/menit, pernafasan 20x/menit. (Tindakan yang dilanjutkan oleh perawat
ruangan) Pukul 18.30 mengukur nadi dan pernafasan, hasil: pernapasan:
20x/menit, nadi: 78x/menit. Pukul 06.00 mengukur nadi dan pernafasan,
hasil: nadi: 84x/menit, pernafasan: 20x/menit. Pukul 08.30 mengevaluasi
keadaan klien, respon : klien terlihat mampu melakukan aktifitasnya mandiri,
klien mengatakan lemas sedikit dan tidak pusing, akral teraba hangat .

Evaluasi
Tanggal 29 Juni 2017 pukul 10.45 WIB
Subjektif : Klien mengatakan sedikit lemas dan tidak pusing.
Objektif : Klien tidak terlihat lemas, aktifitasnya dilakukan secara
mandiri, akral hangat, nadi: 84x/menit, pernafasan:
20x/menit.
Analisa data : Tujuan tercapai, masalah teratasi
Perencanaan : Stop intervensi.

5. Kurang pengetahuan mengenai penyakit dan perawatannya


berhubungan dengan kurang informasi.
Data subjektif :
Klien mengatakan : Klien dan keluarga mengetahui penyakit klien, namun
klien dan keluarga lupa dan belum dapat menjelaskan mengenai pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut, perawatan dan pencegahannya.
Klien mengatakan tingkat pendidikan klien tamat SMA.
Data objektif :
Klien dan keluarga terlihat bingung saat ditanya tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut, perawatan dan pencegahannya,
klien terlihat membuang sekret di kantong plastik.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pengetahuan klien
bertambah.
Kriteria hasil :
Klien dan keluarga dapat menjelaskan apa tuberkulosis paru itu, meyebutkan
penyebab tuberkulosis paru dengan benar, menyebutkan sifat dari kuman
tuberkulosis paru dengan benar, menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala
tuberkulosis paru, menyebutkan cara penularan tuberkulosis paru dengan
benar, menyebutkan 3 dari 6 cara pencegahan tuberkulosis paru,
menyebutkan cara penyembuhan tuberkulosis paru dengan benar.

Perencanaan :
a. Berikan penjelasan mengenai pengertian, tanda dan gejala,
penyebab, perawatannya dan pencegahan.
b. Beri kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya.
c. Lakukan evaluasi hasil belajar yang telah diberikan.
d. Beri reinforcement positif.

Pelaksanaan :
Tanggal 28 Juni 2017
Pukul 11.30 WIB memberikan penjelasan mengenai pengertian, tanda dan
gejala, penyebab, perawatannya dan pencegahan; memberikan kesempatan
klien dan keluarga untuk bertanya; lakukan evaluasi hasil belajar yang telah
diberikan; memberikan reinforcement positif; klien dan keluarga terlihat
sangat kooperatif dan Klien dan keluarga mengatakan : tuberkulosis paru
yaitu penyakit yang menular, penyebabnya karena bakteri yang bernama
mycobacterium tuberculosis yang tahan asam dan dapat hidup ditempat yang
lembab maupun kering, tanda dan gejalanya yaitu batuk sudah 3 minggu,
sesak nafas dan demam pada malam hari, keringat malam hari. pencegahan
dari tuberkulosis paru yaitu imunisasi BCG, menutup mulut saat batuk,
membuang dahak pada tempat tertutup dengan menggunakan lysol.

Evaluasi tanggal 28 Juni 2017 Pukul 12.00 WIB


Subjektif : Klien dan keluarga mengatakan : tuberkulosis paru yaitu
penyakit yang menular, penyebabnya karena bakteri yang
bernama mycobacterium tuberculosis yang tahan asam dan
dapat hidup ditempat yang lembab maupun kering, tanda dan
gejalanya yaitu batuk sudah 3 minggu, sesak nafas dan
demam pada malam hari, keringat malam hari. Pencegahan
dari tuberkulosis paru yaitu imunisasi BCG, menutup mulut
saat batuk, membuang dahak pada tempat tertutup dengan
menggunakan lysol.
Objektif : Klien dan keluarga terlihat: kooperatif dan dapat
menjelaskan apa tuberkulosis paru itu, meyebutkan penyebab
tuberkulosis dan sifat dari kuman dengan benar,
menyebutkan 4 dari 5 tanda dan gejala tuberkulosis paru,
menyebutkan cara penularan tuberkulosis paru dengan benar,
menyebutkan 3 dari 6 cara pencegahan tuberkulosis paru,
menyebutkan cara penyembuhan tuberkulosis paru dengan
benar.
Analisa : Tujuan tercapai, Masalah teratasi.
Perencanaan : Stop intervensi diagnosa 5.

You might also like

  • Penilaian
    Penilaian
    Document2 pages
    Penilaian
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Sindrom Dispepsia
    Sindrom Dispepsia
    Document1 page
    Sindrom Dispepsia
    Ivana Itasia
    No ratings yet
  • LP Ca Prostat
    LP Ca Prostat
    Document5 pages
    LP Ca Prostat
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Sindrom Dispepsia
    Sindrom Dispepsia
    Document1 page
    Sindrom Dispepsia
    Ivana Itasia
    No ratings yet
  • Cekis
    Cekis
    Document3 pages
    Cekis
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Bakteri Tapai Etan
    Bakteri Tapai Etan
    Document3 pages
    Bakteri Tapai Etan
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Askepibu Iren
    Askepibu Iren
    Document9 pages
    Askepibu Iren
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Teori Rosemase
    Teori Rosemase
    Document3 pages
    Teori Rosemase
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Pengolahan Sampah Basah
    Pengolahan Sampah Basah
    Document2 pages
    Pengolahan Sampah Basah
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Darah
    Darah
    Document7 pages
    Darah
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Teori Rosemase
    Teori Rosemase
    Document3 pages
    Teori Rosemase
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Pathway
    Pathway
    Document1 page
    Pathway
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Apotik BPK Dedi
    Apotik BPK Dedi
    Document10 pages
    Apotik BPK Dedi
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Farm A Kodi Namik
    Farm A Kodi Namik
    Document8 pages
    Farm A Kodi Namik
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Matei Sel
    Matei Sel
    Document4 pages
    Matei Sel
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Bakteri
    Bakteri
    Document3 pages
    Bakteri
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Tugas Eka
    Tugas Eka
    Document3 pages
    Tugas Eka
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • K3 Kelompok 8
    K3 Kelompok 8
    Document5 pages
    K3 Kelompok 8
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Askep Kel 4 Ny
    Askep Kel 4 Ny
    Document2 pages
    Askep Kel 4 Ny
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • KLLLLL
    KLLLLL
    Document2 pages
    KLLLLL
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Askep Kel 4 Ny
    Askep Kel 4 Ny
    Document2 pages
    Askep Kel 4 Ny
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Analisis Jurnal Bu Onoqe
    Analisis Jurnal Bu Onoqe
    Document2 pages
    Analisis Jurnal Bu Onoqe
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • KLLLLL
    KLLLLL
    Document2 pages
    KLLLLL
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Proses Kehamilan
    Proses Kehamilan
    Document15 pages
    Proses Kehamilan
    cekas
    100% (3)
  • BBBVB
    BBBVB
    Document8 pages
    BBBVB
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Jiwa Napza
    Jiwa Napza
    Document9 pages
    Jiwa Napza
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Bu Dewi
    Bu Dewi
    Document1 page
    Bu Dewi
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Perempuan
    Perempuan
    Document4 pages
    Perempuan
    sri suryaningsih
    No ratings yet
  • Sambungan Kel 6
    Sambungan Kel 6
    Document3 pages
    Sambungan Kel 6
    atia
    No ratings yet
  • Undangan Kamps
    Undangan Kamps
    Document1 page
    Undangan Kamps
    sri suryaningsih
    No ratings yet