You are on page 1of 25

MAKALAH

ANTIBIOTIK GOLONGAN PENICILIN


ILMU DASAR KEPERAWATAN II

Disusun Oleh : Kelompok 1


1. Agung Wicaksono 17IK506
2. Azna Yuliana 17IK511
3. Eka Puspita 17IK516
4. Hamidah 17IK521
5. Mitha Ariani 17IK528
6. Ni Komang Tri Mega Yanti 17IK532
7. Siti Janatul Ulfa 17IK544
8. Sri Surya Ningsih 17IK545

Dosen Pengajar : M.Riduansyah, Ns.,M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA


BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami
kelompok 1 memanjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang antibiotic
golongan penicillin.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karenanya kami dengan lapang
dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang antibiotic golongan penicillin ini bisa
memberikan manfaat bagi kami sendiri dan orang lain khususnya mahasiswa/i STIKES SARI
MULIA BANJARMASIN.

Banjarmasin, Juli 2018

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 1
BAB II ........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 3
2.1. DEFINISI ......................................................................................................................... 3
2.2. MEKANISME................................................................................................................... 5
2.3. FARMAKODINAMIK ........................................................................................................ 8
Mekanisme Kerja Golongan Penisilin ............................................................................13
Bakteri Sasaran ...............................................................................................................13
Potensi Resistensi Penisilin ...........................................................................................13
Potensi Efek samping Golongan Penisilin ....................................................................14
2.4. FARMAKOKINETIK........................................................................................................18
BAB III ......................................................................................................................................21
PENUTUP.................................................................................................................................21
3.1. KESIMPULAN ................................................................................................................21
3.2. SARAN...........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Antibiotik pertama ( penisilin) ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming,
seorang ahli mikrobiologi dari Inggris. Tahun 1930-an, penisilin mulai diresepkan untuk
mengobati penyakit-penyakit infeksi.Sebelum antibiotik ditemukan, banyak infeksi yang tidak
bisa disembuhkan dan menyebabkan kematian.Namun sejak penisilin ditemukan, jutaan
penderita infeksi di seluruh dunia, bisa diselamatkan nyawanya.Begitu hebatnya antibiotik,
sehingga sejak tahun 1944 – 1972, rata-rata harapan hidup manusia meningkat delapan tahun.
Alexander Fleming lahir pada tanggal 6 Agustus 1881 di Lechfield, Scotlandia.Fleming
merupakan anak ketiga dari empat putra Hugh Fleming dari istri keduanya, Grace Stirling
Morton.Fleming menuntut ilmu di St. Mary’s Hospital Medical School seperti kakak laki-lakinya.
Setelah Perang Dunia I, Fleming melakukan penelitian mengenai antibakteri karena prihatin
menyaksikan begitu banyak kematian tentara akibat infeksi pada luka-luka yang diderita.
Antiseptik ternyata justru lebih kuat melawan sistem kekebalan tubuh mereka daripada
melawan bakteri penyebab infeksi. Dalam artikelnya yang dimuat di jurnal kedokteran “The
Lancet”, Fleming menjelaskan bahwa antiseptik efektif bekerja di permukaan, tapi luka yang
dalam justru menjadi tempat berlindung bagi bakteri anaerob dari agen antiseptik sehingga
antiseptik tidak dapat membunuh bakteri yang tidak terjangkau ini.
Suatu hari, Fleming melakukan penelitian menggunakan bakteri Staphylococcus. Dia
sempat meninggalkan laboratoriumnya dan ketika kembali, Fleming mendapati ada kultur
bakteri yang terkontaminasi oleh jamur. Anehnya, hanya di bagian tepi koloni saja yang
bakterinya tidak tumbuh, sedangkan di tempat yang lain, bakteri tetap tumbuh.Kemudian
Fleming menumbuhkan jamur tadi pada media murni.Ternyata, jamur tersebut memproduksi
suatu senyawa yang dapat membunuh bakteri.Selanjutnya Fleming berhasil mengidentifikasi
jamur tersebut berasal dari genus Penicillium. Pada tanggal 7 Maret 1929 senyawa tersebut
diberi nama Penicillin.
Fleming terus melakukan penelitian mengenai penicillin, namun dia kesulitan untuk
membudidayakan penicillin dan mengisolasi senyawa tersebut dari jamurnya.Setelah Fleming
menyerah, Howard Florey dan Ernst Boris Chain melanjutkan penelitian Fleming dengan biaya

1
2

dari pemerintah Amerika dan Inggris.Mereka berhasil memurnikan penicillin sehingga


mampu digunakan untuk mengobati berbagai penyakit.Penicillin dapat membunuh bakteri
penyebab pneumonia, meningitis, difteri, gonorrhea, sifilis, bronchitis, dan gangren.Fleming juga
menemukan bahwa penggunaan antibiotik dengan dosis yang terlalu rendah atau durasi
penggunaan yang terlalu singkat dapat menyebabkan resistensi bakteri.Atas penemuannya ini,
Fleming mendapatkan penghargaan Nobel Prize in Medicine tahun 1945 bersama Florey dan
Chain.Fleming meninggal di London pada tahun 1955 karena serangan jantung.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Penisilin merupakan salah satu antibiotik yang paling efektif selama empat dekade ini.
Peningkatan kebutuhan medis akan penisilin telah membuka peluang bagi pengembangan
industri pembuatan penisilin secara komersial yang menuntut peningkatan kualitas dan
kuantitas dari penisilin yang dihasilkan. Perbaikan kualitas dan kuantitas penisilin dapat
tercapai apabila parameter-parameter metabolik dari proses fermentasi adalah optimum
(Sarah, M. 2002).
Penisilin/penicillin adalah obat antibiotik yang biasa digunakan untuk menangani infeksi
yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik ini akan bekerja mencegah bakteri untuk tumbuh dan
berkembang biak sekaligus membunuh bakteri yang sudah matang.Penisilin terdiri dari banyak
jenis yang berfungsi untuk menangani jenis infeksi yang berbeda-beda dan pada berbagai
bagian tubuh.Masing-masing jenis penisilin ini tidak bisa digunakan untuk menggantikan jenis
penisilin lainnya.Antibiotik lain yang diperoleh dari penisilin antara lain : amoksisilin, ampisilin,
dan flukloksasilin. Ini digolongkan sebagai penisilin semisintetik.
Beberapa jenis penisilin :
a. Penisilin Alam
- Benzil penisilin (Penisilin G)
- Fenoksimetil Penisilin (Penisilin V)
b.Penisilin Antistafilokokus
- Metisilin
- Nafsilin
c. Penisilin Isoksazolil
- Oksasilin
- Kloksasilin
- Dikloksasilin
- Flukloksasilin
d. Aminopenisilin
- Ampisilin

3
4

- Amoksisilin
e. Penisilin Antipseudomonas
- Karbenisilin
- Tikarsilin
- Azlosilin
f. Penisilin dengan Spektrum Diperluas
- Mezlosilin
- Piperasilin
Penisilin (PCN atau pen) adalah kelompok antibiotik yang meliputi
 Benzilpenicillin (penisilin G, penisilin asli ditemukan pada tahun 1928),
 Prokain benzilpenicillin (procaine penisilin),
 Benzatin benzilpenicillin (penisilin benzatin), (penggunaan intramuskular).
 Fenoksimetilpenicillin (penisilin V) (penggunaan oral)
Prokain penisilin dan Benzathine penisilin memiliki aktivitas antibakteri yang sama
seperti benzil tapi tindakan untuk jangka waktu yang lama. Fenoksimetilpenisilin kurang aktif
terhadap bakteri gram negatif daripada benzilpenisilin.Benzilpenisilin, penisilin prokain dan
Benzathine penisilin diberikan melalui suntikan (parenteral), namun fenoksimetilpenisilin
diberikan secara oral.

Sifat Fisika Kimia


Penisilin merupakan suatu asam organik, berbentuk kristal, berwarna putih yang sedikit
larut dalam air tetapi larut baik dalam pelarut organic. Sebaliknya garam – garam penisilin
sangat baik larut dalam air dan stabil antara pH 6 dan 6,5 (Wattimena, 1991).
Penisilin terdiri dari dua cincin berupa satu inti siklik pada gugus amida dapat diikat
berbagai jenis radikal dan diperoleh berbagai jenis penisilin.Dalam suasana basa atau oleh
pengaruh enzim β-laktamase seperti penisilinase yang disekresi oleh mikroba tertentu, maka
inti laktam terbuka dan terbentuk asam penisilinoat.Oleh pengaruh amidase dirantai samping
terbentuk asam 6-aminopenisilinat.Selanjutnya oleh pengaruh asam terjadi hidrolisa dan
diperoleh penisilamin dan aldehid, sehingga aktivitas antimikrobanya berkurang (Wattimena,
1991).
Spectrum dan Cara Kerja
Spectrum antimikroba dari penisilin relatif sempit. Mikroba – mikroba yang peka terhadap kerja
penisilin meliputi :
5

Kokus Gram Positif : Streptokokus terutama Streptokokus β-hemolitik, enterokokus,


pneumokokus, stafilokokus yang bukan pembentuk penisilinase.
Kokus Gram Negatif : Gonokokus dan Meningokokus.
Basil Gram Positif : Aerob (Bacillus antrachis, B. subtilis, B. diptheriae, Listeria
monocytogen); Anaerob (Clostridia) (Wattimena, 1991).

2.2 MEKANISME
Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotic β-laktam I termasuk antimikroba yang
menghambat sintesis dinding sel mikroba.Efek bakterisid diberikan pada mikroba yang sedang
aktif membelah.Pada waktu berlangsungnya pembelahan, sebagian dari dinding sel induk dilisis
oleh suatu asetilmuramidase.Dinding sel bakteri terdiri dari mukopeptida.Transpeptidase terlibat
dalam pembentukan dinding sel baru.Enzim ini diblokir oleh penisilin sehingga pembentukan
dinding sel tidak sempurnayang mengakibatkan matinya bakteri.Oleh karena dinding sel kokus
gram positif terdiri dari 60 % sedangkan kokus gram negative hanya mengandung 10 %
mukopeptida, maka spectrum antimikroba dari penisilin tidak luas (Wattimena, 1991).
Interaksi obat
Obat Interaksi
Allopurional Peningkatan resiko rash bila amoksisilin atau ampisilim dibeikan
bersamaallopurinol
Antibakteri Absorsi fenoksimetilpenesilin dikurangi oleh neomisin; efek penisilin
mungkin diantagonis oleh tetrasiklin
Antikoagulan Pengalaman yang sering ditemui di klinik adalah bahwa INR bisa diubah
oleh pemberian rejimenpenisilin spectrum luas seperti ampisilin, walaupun
studi tidak berhasil menunjukan interaksi dengan kumarin atau fenindion
Sitotoksik Penisilin mnegurangi ekskresi metotreksat (peningkatan risikp toksisitas)
Relaksan otot Piperasilin meningkatan efek relaksan oto non-depolarisasi dan
suksametonium

Probenesid Ekskresi penisilin dikurangi oleh probenesid (peningkatan kadar plasma)


Sulfinpirrazon Ekskresi penisislin dikurangi oleh sulfinpirazon
Vaksin Antibakteri menginaktivasi vaksin tifoid oral

Turunan Antibiotik (Golongan penisilin)


1). Penisilin G
6

Penisilin G diekstraksi dari biakan Penisillinum chrysogenum dan merupakan penisilin


alami.
Penisilin G diperdagangkan dalam bentuk hablur murni yang bersifat asam.Penisilin G
dalam larutan tidak stabil pada PH 5 atau kurang dan pada PH 8 atau lebih. Larutan
penisilin bila dibiarkan bebrapa hari lamanya akan terurai meskipun disimpan dalam
tempat dingin. Penisiln G dapat membentuk garam dengan logam alkali dan alkali tanah
yang larut dalam air, sedangkan garam dengan logam berat tidak mudah larut
(Wattimena, 1991).

2). Fenoksimetilpenisilin (Penicilin V)


Penisilin V merupakan turunan fenoksimetil dari penisilin G. PENISILIN v sedikit larut
dalam air, mudah larut dalam alcohol dan aseton (Wattimena, 1991).

3). Amoksisilin
Amoksisilin diperoleh dengan cara mengasilasi asam 6 – aminopenisilinat dengan D-(-)-
2-(p-hidroksifenil) glisin. Amoksisilin berupa bubuk, hablur putih, berasa pahit, tidak
stabil pada kelembaban tinggi dan suhu diatas 37oC. Kelarutannya dalam air 1g/370 ml,
dalam alcohol 1g/2000 ml (Wattimena, 1991).

4). Ampisilin
Asam 6 – aminopenisilinat dialisasi dengan D-(-)- glisin menghasilkan ampisilin.
Ampisilin berupa bubuk, hablur putih, tak berbau.Garam trihidratnya stabil pada suhu
kamar.Dalam air kelarutannya 1 g/ml, dalam etanol absolute 1g/250ml dan praktis tak
larut dalam eter dan kloroform (Wattimena, 1991).

5). Bekampisilin
Bekampisilin turunan dari ampisilin dimana gugusan 3-karboksil tersubstitusi oleh gugus
etil membentuk ester.Garam HCL nya berbentuk hablur putih yang larut dalam air.

6). Siklasilin
Bekampisilin turunan dari ampisilin dimana gugusan 3-karboksil tersubstitusi oleh gugus
etil membentuk ester.Garam HCL nya berbentuk hablur putih yang larut dalam
air.Siklasilin berupa bubuk, hablur putih, kelarutannya dalam air 1 g dalam 25 ml pada
suhu 38o C.
7

7). Hetasilin
Asam 6-aminopenesilinat diasilasi dengan D-(-)fenilglisilklorida lalu dikondensasikan
dengan aseton menghasilkan (hetasilin). Hetasilin berupa bubuk hablur putih, praktis
tidak larut (dalam air).

8). Dikloksasilin
Dikloksasilin adalah hasil asilasi asam 6-aminopenisilinat dengan 3-(2,6-diklorofenil)-5-
metil-4 isoksazolkarbonat, hasilnya dihablurkan kembali dan dibuatkan garam
natriumnya. Dikloksasilin berbentuk hablur bubuk putih, berbau agak khas, melebur
antara 222o dan 225o dengan penguraian: pKa = 2,67; larut baik dalam air, larut dalam
etanol; tahan terhadap asam.
9). Metisilin
Metisilin diperoleh sebagai hasil kondensasi asam 6 – aminopenisilinat dengan 2,6-
dimetoksibenzoilklorida dan kemudian diendapkan dengan natriumasetat untuk
memperoleh garam Na. Metisilin berupa bubuk hablur halus berwarna putih tak berbau,
yang larut baik dalam air, sedikit larut dalam kloroform dan tak larut dalam eter.
10). Naflisin
Asam 6 – aminopenisilinat yang diasilasi dengan 2 – etoksi-1-naf-toilklorida dalam
pelarut organik bebas air, mengandung trietilamin menghasilkan nafsilin. Nafsilin berupa
bubuk berwarna putih kekuning-kuningan, berbau agak khas, larut dalam air, kloroform
dan etanol.Oleh asam sebagian diuraikan.Nafsilin tahan penisilinase.
11). Kloksasilisin
Asam 6 – aminopenisilinat diasilasi dengan 3 (O-klorofenil)-5-metil-4
isoksazolkarboksilat. Hasinya dimurnikan dengan cara penghabluran kembali, kemudian
kloksasilin dibuatkan garam natriumnya. Kloksasilin berupa bubuk hablur putih; stabil
terhadap cahaya; sedikit higroskopis; terurai antara 170o dan 173o ; PH larutan 1%
terletak antara 4,5 dan 7,5. Kloksasilin larut baik dalam air, etanol dan sedikit larut dalam
kloroform.
12). Oksasilin
8

Diperoleh dengan cara mengkondensasikan Asam 6 – aminopenisilinat dengan 5 metil-


3-fenil-4-isoksazolklorida dalam pelarut organic yang sesuai, kemudian oksasilin
diendapkan dengan natrium asetat sebagai garam natrium. Oksasilin berupa bubuk
hablur halus, berwarna putih dan tak berbau. Garamnya larut dalam air, sedikit larut
dalam etanol absolute, kloroform dan tak larut dalam eter. Oksasilin tahan penisilinase
13). Karbenisilin
Berupa bubuk Kristal putih berasa pahit, higroskopik, tak berbau; pH larutan 1% b/v
antara 6,5 dan 8,0; pKa1 = 2,76, pKa2=3,5. Kelarutannya dalam air 1 g/1,2 ml, dalam
etanol 1g/2,5 ml, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, tidak stabil dengan asam,
garam indanil lebih stabil terhadap asam.
14). Tikarsilin
Diperoleh dari Ampisilin dimana inti benzene diganti dwngan inti tiofen.Tikarsilin berupa
bubuk putih sampai kuning, higroskopik, larut sangat baik dalam air.Tikarsilin diuraikan
oleh mikroba yang memproduksi β-laktamase.
15). Azlosilin
Adalah turunan Ampisilin dimana gugus amina tersubstitusi dan merupakan
asilureidopenisilin. Garam natriumnya berupa bubuk hablur berwarna kuning pucat yang
larut dalam air, methanol dan dimetilformamida serta larut sedikit dalam etanol dan isi
propanol.Azlosilinpeka terhadap β-laktamase yang diproduksi
oleh Enterobacteriaceae atuapun terhadap penisilinase yang diproduksi
oleh Staphylococcus aureus.
16). Mezlosilin
Diperoleh secara semi sintetik seperti Azlosilin kecuali pada inti imidazolidin N-
heterossiklik tersustitusu gugus metil sulfonil.Garam natrium monohidrat Mezlosilin
berbentuk hablur kuning pucat yang larut dalam air, methanol dan dimetilformamida,
tidak larut dalam aseton dan etanol.
17). Piperasilin
Merupakan turunan dari penisilin.Piperasilin mempunyai spectrum antimikroba yang
identik dengan Mezlosilin.Piperasilin juga peka terhadap β-laktamse yang diproduksi
oleh gonokokus (Wattimena, 1991).

2.3 FARMAKODINAMIK

2.3.1. Absorbsi
9

Penisilin G Mudah Rusak Dalam Suasana Asam (Ph 2). Cairan Lambung
Dengan Dengan Ph 4 Tidak Terlalu Merusak Penisilin.Adanya Makanan Akan
Menghambat Absorbsi Yang Mungkin Disebabkan Absorbsi Penisilin Pada
Makanan.Kadar Maksimal Dalam Darah Tercapai Dalam 30-60 Menit.Sisa 2/3 Dari
Dosis Oral Diteruskan Ke Kolon.Di Sini Terjadi Pemecahan Oleh Bakteri Dan Hanya
Sebagian Kecil Obat Yang Keluar Bersama Tinja. Bila Dibandingkan Dosis Oral
Terhadap Im, Maka Untuk Mendapatkan Kadar Efektif Dalam Darah, Dosis Penisilin G
Oral Haruslah 4 Sampai 5 Kali Lebih Besar Daripada Dosis Im. Oleh Karena Itu Penisilin
G Tidak Dianjurkan Untuk Diberikan Oral. Untuk Memperlambat Absorbsinya, Penisilin
G Dapat Diberikan Dalam Bentuk Repositori Umpamanya Penisilin G Benzatin, Penisilin
G Prokain Sebagai Suspensi Dalam Air Atau Minyak. Jumlah Ampisilin Dan Senyawa
Sejenisnya Yang Diabsorbsi Pada Pemberian Oral Dipengaruhi Besarnya Dosis Dan
Ada Tidaknya Makanan Dalam Saluran Cerna. Dengan Dosis Lebih Kecil Persentase
Yang Diabsorbsi Relatif Lebih Besar. Absorbsi Amoksisilin Di Saluran Cerna Jauh Lebih
Baik Daripada Ampisilin. Dengan Dosis Oral Yang Sama, Amoksisilin Mencapai Kadar
Dalam Darah Yang Tingginya Kira-Kira 2 Kali Labih Tinggi Daripada Yang Dicapai
Ampisilin, Sedang Masa Paruh Eliminasi Kedua Obat Ini Hampir Sama. Penyerapan
Ampisilin Terhambat Oleh Adanya Makanan Di Lambung, Sedang Amoksisilin Tidak.

2.3.2. Distribusi
Penisilin G Terdistribusi Luas Dalam Tubuh. Ikatan Proteinnya 65%. Kadar Obat
Yang Memadai Dapat Tercapai Dalam Hati, Empedu, Ginjal, Usus, Limfe Dan Semen,
Tetapi Dalam Css Sukar Dicapai. Pemeberian Intratekal Jarang Dikerjakan Karena
Resiko Yang Lebih Tinggi Dan Efektifitasnya Tidak Lebih Memuaskan.Ampisilin Juga
Didistribusi Luas Di Dalam Tubuh Dan Pengikatannya Oleh Protein Plasma Hanya 20%.
Penetrasi Ke Css Dapat Mencapai Kadar Efektif Pada Keadaan Peradangan Meningen.
Pada Bronkitis Atau Pneumonia Ampisilin Disekresi Ke Dalam Sputum Sekitar 10%
Kadar Serum.Distribusi Amoksisilin Secara Garis Besar Sama Dengan Ampisilin.

2.3.3. Biotransformasi Dan Ekskresi


Biotransformasi Penisilin Umumnya Dilakukan Oleh Mikroba. Proses
Biotransformasi Oleh Hospes Tidak Bermakna Berdasarkan Pengaruh Enzim
Penisilinase Dan Amidase. Amidase Memecah Rantai Samping (Radikal Ekor), Dengan
Akibat Penurunan Potensi Antimikroba Yang Sangat Mencolok.
10

Penisilin Umumnya Diekskresi Melalui Proses Sekresi Di Tubuli Ginjal Yang


Dihambat Oleh Probenesid, Masa Paruh Eliminasi Penisilin Dalam Darah Diperpanjang
Oleh Probenesid Menjadi 2-3 Kali Lebih Lama.
Selain Probenesid, Beberapa Obat Lain Juga Menngkatkan Masa Paruh Waktu
Eliminasi Penisislin Dalam Darah, Antara Lain Fenilbutazon, Sulfinpirazon, Asetosal Dan
Indometasin. Kegagalan Fungsi Ginjal Akan Memperlambat Ekskresi Penisilin.
2.3.4. Efek Samping
Pada Umumnya Pemeberian Oral Jarang Menimbulkan Efek Samping Daripada
Pemberian Parenteral.

2.3.5. Rekasi Alergi


Merupakan Bentuk Efek Samping Tersering Dijumpai Pada Golongan Penisilin
Bahkan Penisilin G Khususnya Merupakan Salah Satu Obat Yang Tersering
Menimbulkan Alergi. Terjadinya Reaksi Alergi Didahului Oleh Adanya Sensitisasi,
Namun Mereka Yang Belum Pernah Diobati Dengan Penisilin Dapat Juga Mengalami
Reaksi Alergi, Dalam Hal Ini Diakibatkan Oleh Pencemaran Lingkungan Oleh Penisilin.
Manifestasi Klinik Terberat Adalah Reaksi Reaksi Anafilaksis. Reaksi Ini Banyak Terjadi
Pada Pemberian Parenteral, Tetapi Pemebrian Oral Dan Pemberian Uji Kulit Intradermal
Dapat Juga Menimbulkan Reaksi Anafilaksis. Ampisilin Menyebabkan Nefropati.
Gangguan Fungsi Hati Oleh Penisilin Berkembang Menjadi Hepatitis Anikterik
Dengan Nekrosis Sel Hati. Reaksi Alergi Yang Sifatnya Ringan Sampai Sedang Berupa
Berbagai Bentuk Kemerahan Kulit, Dermatitis Kontak, Gaangguan Lain Pada Mulut,
Demam, Tetapi Yang Tersering Adalah Kemerahan Kulit. Tindakan Yang Diambil
Terhadap Reaksi Alergi Adalah Menghentikan Pemberian Obat Dan Memberikan Terapi
Simtomatik Dengan Adrenalin. Bila Perlu Tambahkan Antihistamin Dan Kortikosteroid.
Pemberian Antihistamin Sebelum Atau Bersama-Sama Dengan Pemberian Penisilin
Tiidak Bermanfaat Untuk Mencegah Reaksi Anafilaksis Sebab Reaksi Ini Diperantarai
Oleh Berbagai Zat Termasuk Histamin, Serotonin Dan Bradikinin.

2.3.6. Reaksi Toksik Dan Iritasi Lokal


Adanya Kemerahan Pada Kulit, Kemerahan Ini Bersifat Difus, Tidak Gatal.
Kemerahan Timbul 7-10 Hari Setelah Dimulainya Terapi Dan Menghilang Sendiri. Efek
Toksik Penisilin Terhadap Susunan Syaraf Menimbulkan Gejala Epilepsi, Dan Ini Dapat
Ditimbulkan Dengan Pemberian Penisilin Iv Dosis Besar Sekali. Dasar Kejadiannya
11

Diperkirakan Akibat Depolarisasi Parsial Dan Peningkatan Eksitabilitas Membran


Neuron.

2.3.7. Perubahan Biologik


Perubahan Biologik Oleh Penisilin Terjadi Akibat Gangguan Flora Normal Bakteri
Di Berbagai Bagian Tubuh.Abses Dapat Terjadi Pada Tempat Suntikan Dengan
Penyebab Stafilkokus Atau Bakteri Gram Negatif.Hambatan Pembentukan Imunitas
Terhadap Mikroba Penyebeb Infeksi Dapat Terjadi Terutama Bila Penisilin Diberikan
Terlalu Dini Dalam Proses Infeksi Dan Diberikan Dalam Dosis Besar.

Sediaan
Fenoksimetil Penisilin
Ampisilin
Amoksisilin

Indikasi
Mastitis Oleh Streptokokus Dan Staphilokokus (Efektif), E.Coli, Pseudomonas,
Mycoplasma (Tidak Efektif)

Dosis
Infeksi Anthrax: 10.000 Unit/Kg Bb Interval 12 Jam
Infeksi Mastitis: 300.000 Unit/Kwartil Interval 24-48 Jam
Infeksi Clostridium, Actinobacillosis Dan Leptospirosis 10.000 Unit/Kg Bb

Infeksi Kokus Gram Positif


Infeksi Pneumokokus. Penisilin G Sampai Sekarang Masih Efektif Terhadap Semua
Jenis Infeksi Pneumokokus, Antara Lain Pneumonia, Meningitis, Endokarditis.
Infeksi Streptokokus
Infeksi Stafilokokus

Infeksi Kokus Gram Negatif


Infeksi Meningokokus
Infeksi Gonokokus
12

Aktinomikosis
Infeksi Batang Gram Negatif
Salmonella Dan Shigella
Pada Gastroenteritis Yang Tidak Berat Yang Tidak Berat, Basil Sensitif Dengan
Pemberian Ampisilin, Untuk Penyakit Yang Lebih Berat (Bakteremia, Demam Enterik
Oleh Salmonella) Diperlukan Terapi Parenteral. Walaupun Ampisilin Efektif Terhadap
Salmonella, Tetapi Kloramfenikol Merupakan Obat Pilihan Utama Pada Demam Tifoid
Dan Paratifoid, Sebab Selain Kloramfenikol Lebih Unggul, Ampicillin Perlu Dicadangkan
Sebagai Alternatif Yang Efektif.

Haemophilus Influenza
Faringitis, Otitis Media, Osteomyelitis Oleh Kuman Ini Cukup Responsif Dengan
Ampisilin, Dan Bila Infeksinya Ringan Cukup Diberikan Per Oral, Infeksi Oleh
H.Influenzae Penghasil Betalaktam Harus Diobati Dengan Kloramfenikol.

Pasteurella
Satu-Satunya Spesies Yang Sangat Sensitif Terhadap Penisilin Adalah
P.Multocida Yang Sering Menyebabkan Infeksi Jaringan Lunak, Meningitis Dan
Bakteremia.
Terapinya Adalah Penisilin G Parenteral.

Infeksi Batang Gram Positif


Diphteria
Antitoksin Sangat Diperlukan Untuk Mengurangi Insiden Komplikasi Dan
Mempercepat Penyembuhan Penyakit. Penisilin G Digunakan Hanya Untuk Mengatasi
Keadaan Kronik Maupun Akut.
Clostridia
Penisilin G Merupakan Obat Terpilih Untuk Terapi Tetanus.
Antraks
Penisilin G Dapat Digunakan.
Listeria
Penisilin G Parenteral.
13

Farmakodinamik adalah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan


fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari farmakodinamik adalah untuk
meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan
peristiwa serta spektrum efek dan respons yang terjadi (Gunawan, 2009).
Mekanisme kerja: penghambatan sintesis dinding sel pada tahap terakhir melalui
inaktivitas D-alanin-transpeptidase.
Tipe efek: bakterisid sekunder
Spectrum aktivitas:
1) Proteus, pseudomonas, klebsiella dan enterobakter sensitive;
2) serratia, salmonella dan E.coli kurang sensitive;
3) tidak efektif terhadap Stafilokokus yang menghasilkan penisilinase;
4) terhadap Pseudomonas, Piperasilin bekerja lebih kuat daripada Mezlosillin.
Penisilin spectrum luas terhadap kuman gram negative yang sulit dibasmi, penggunaan terapi:
infeksi, juga infeksi campuran dengan penyebab gram negative dan gram positif, aerob, dan
anaerob, terutama Pseudomonas, Klebsiella, Proteus, Serratia, E.coli, Neisseria, berbagai
bentuk kelangsungannya (juga yang berat). Untuk profilaksis perioperatif.Kombinasi dengan
Tazobaktam (Tazobac®) memungkinkan pelebaran nyata dari spectrum efeknya (mirip
Zienam®) dan suatu usaha pilihan untuk bidang pengobatan intensif.

Mekanisme Kerja Golongan PenisilinAntibiotik golongan penisilin memiliki mekanisme


kerja melalui perintangan atau hambatan pembentukan sintesa dinding sel bakteri yang
mengakibatkan pertumbuhan bakteri terganggu.Akibat gangguan tersebut, plasma yang
terserap membuat dinding sel menjadi pecah sehingga terjadi lisis atau kematian bakteri.

Bakteri SasaranPenilisin dihasilkan dari fungi Penicillinum chrysognum.Yang bekerja


aktif terutama pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-).Obat golongan ini digunakan untuk
mengobati infeksi pada saluran napas bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit
tenggorokan, untuk infeksi telinga, bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih
dan ginjal).

Potensi Resistensi PenisilinResiko penggunaan antibiotik yang irasional


menyebabkan efek resistensi terhadap berbagai kuman penyebab bakteri.Golongan penisilin
berpotensi resisten terhadap bakteri jenis stafilococcus dan bakteri coli.Kemampuan resistensi
tersebut terjadi melalui mekanisme pembentukan enzim beta laktamase yang menyebabkan
14

pemecahan cincin β lactam. Model lain terjadi karena bakteri melakukan perubahan bentuk
hingga tidak memiliki dinding sel.

Potensi Efek samping Golongan Penisilin

Penggunaan obat golongan penilisin mempunyai efek samping yang beragam.Efek


samping pada setiap orang dapat bervariasi berdasarkan tingkat imunitas.

 Reaksi hipersensitif, mulai ruam dan gatal sampai serum sickness dan reaksi alergi
sistemik yang serius
 Nyeri tenggorokan atau lidah, lidah terasa berbulu lembut, muntah, diare, gangguan
lambung dan usus
 Mudah marah, halusinasi, kejang
 Pada dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik

Turunan Antibiotik (Golongan penisilin)

1. Penisilin G
Penisilin G diekstraksi dari biakan Penisillinum chrysogenum dan merupakan
penisilin alami.Penisilin G diperdagangkan dalam bentuk hablur murni yang bersifat
asam.Penisilin G dalam larutan tidak stabil pada PH 5 atau kurang dan pada PH 8 atau
lebih. Larutan penisilin bila dibiarkan bebrapa hari lamanya akan terurai meskipun
disimpan dalam tempat dingin. Penisiln G dapat membentuk garam dengan logam alkali
dan alkali tanah yang larut dalam air, sedangkan garam dengan logam berat tidak
mudah larut (Wattimena, 1991).
Mekanisme kerja: seperti Penisilin G.
2) Tipe efek: bakterisid sekunder
3) Spectrum aktivitas: 1) Bakterisit terhadap sejumlah besar kuman gram positif dan
beberapa kuman gram negative; 2) Selain kuman yang sensitive terhadap Penisilin G,
batang gram positif dan gram negative juga peka. Aktivitas yang sangat baik terhadap
Stafilokokus (golongan Sefalosporin yang mempunyai efektivitas terhadap stafilokokus
yang paling tinggi adalah Sefazolin); 3) Proteus, Pseudomonas, Morganella morganii,
Klebsiella, Shigella dan Enterokokus adalah resisten
Kontra Indikasi:Sefalosporin generasi ke-1, kontraindikasi terhadap: hipersensitig
terhadap antibiotic β-laktam.
15

Efek samping:
Pada sefalosporin generasi ke-1, efek samping: reaksi hipersenitivitas (syok anafilatik
±1%), leucopenia (alergis), gangguan fungsional pada trombosit (jarang kecenderungan
perdarahan; antagonismus vitamin K), kenaikan konsentrasi transaminase yang
reversible, gangguan gastrointestinal.

2. Fenoksimetilpenisilin (Penicilin V)
Penisilin V merupakan turunan fenoksimetil dari penisilin G. PENISILIN v sedikit
larut dalam air, mudah larut dalam alcohol dan aseton (Wattimena, 1991).
indikasi : Tonsilitas,otitis media,demam rematik,profilaksis infeksi
Kontra indikasi dan efek samping sama dengan Benzil Penisilin.
Sediaan : Phenoxymethyl penicillin (generic),tab

3. Amoksisilin
Amoksisilin diperoleh dengan cara mengasilasi asam 6 – aminopenisilinat
dengan D-(-)-2-(p-hidroksifenil) glisin. Amoksisilin berupa bubuk, hablur putih, berasa
pahit, tidak stabil pada kelembaban tinggi dan suhu diatas 37o C. Kelarutannya dalam air
1g/370 ml, dalam alcohol 1g/2000 ml (Wattimena, 1991).
Indikasi : (Lihat Ampisilin),juga untuk profiaksis endokarditis dan Terapi tambahan.
Kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin.
Sediaan : Amoksisilin (generic),kapsul 250mg,kaptab 500mg,serbuk injeksi,syr.kering.
Cara penyimpanan : Dalam botol tertutup rapat.

4. Ampisilin
Asam 6 – aminopenisilinat dialisasi dengan D-(-)- glisin menghasilkan ampisilin.
Ampisilin berupa bubuk, hablur putih, tak berbau.Garam trihidratnya stabil pada suhu
kamar.Dalam air kelarutannya 1 g/ml, dalam etanol absolute 1g/250ml dan praktis tak
larut dalam eter dan kloroform (Wattimena, 1991).
Indikasi : Injeksi saluran kemih,otitis media,sinusitis,bronchitis kronis
Salmonelosis,gonorrhoe.
Kontra indikasi : Hipersensitiv terhadap penisilin.
Sediaan : Ampisilin (generic) kapsul 250mg,kaptab 500mg,serbuk Injeksi,sirup kering.
Cara penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,pada suhu tidak lebih dari 25 Derajat C
16

5. Bekampisilin
Bekampisilin turunan dari ampisilin dimana gugusan 3-karboksil tersubstitusi oleh
gugus etil membentuk ester.Garam HCL nya berbentuk hablur putih yang larut dalam
air.

6. Siklasilin
Siklasilin berupa bubuk, hablur putih, kelarutannya dalam air 1 g dalam 25 ml
pada suhu 38o C.

7. Hetasilin
Asam 6-aminopenesilinat diasilasi dengan D-(-)fenilglisilklorida lalu
dikondensasikan dengan aseton menghasilkan (hetasilin). Hetasilin berupa bubuk hablur
putih, praktis tidak larut (dalam air).

8. Dikloksasilin
Dikloksasilin adalah hasil asilasi asam 6-aminopenisilinat dengan 3-(2,6-
diklorofenil)-5-metil-4 isoksazolkarbonat, hasilnya dihablurkan kembali dan dibuatkan
garam natriumnya. Dikloksasilin berbentuk hablur bubuk putih, berbau agak khas,
melebur antara 222o dan 225o dengan penguraian: pKa = 2,67; larut baik dalam air, larut
dalam etanol; tahan terhadap asam.

9. Metisilin
Metisilin diperoleh sebagai hasil kondensasi asam 6 – aminopenisilinat dengan
2,6-dimetoksibenzoilklorida dan kemudian diendapkan dengan natriumasetat untuk
memperoleh garam Na. Metisilin berupa bubuk hablur halus berwarna putih tak berbau,
yang larut baik dalam air, sedikit larut dalam kloroform dan tak larut dalam eter.

10. Nafsilin
Asam 6 – aminopenisilinat yang diasilasi dengan 2 – etoksi-1-naf-toilklorida
dalam pelarut organik bebas air, mengandung trietilamin menghasilkan nafsilin. Nafsilin
berupa bubuk berwarna putih kekuning-kuningan, berbau agak khas, larut dalam air,
kloroform dan etanol.Oleh asam sebagian diuraikan.Nafsilin tahan penisilinase.

11. Kloksasilin
17

Asam 6 – aminopenisilinat diasilasi dengan 3 (O-klorofenil)-5-metil-4


isoksazolkarboksilat. Hasinya dimurnikan dengan cara penghabluran kembali, kemudian
kloksasilin dibuatkan garam natriumnya. Kloksasilin berupa bubuk hablur putih; stabil
terhadap cahaya; sedikit higroskopis; terurai antara 170o dan 173o ; PH larutan 1%
terletak antara 4,5 dan 7,5. Kloksasilin larut baik dalam air, etanol dan sedikit larut dalam
kloroform.

12. Oksasilin
Oksasilin diperoleh dengan cara mengkondensasikan Asam 6 – aminopenisilinat
dengan 5 metil-3-fenil-4-isoksazolklorida dalam pelarut organic yang sesuai, kemudian
oksasilin diendapkan dengan natrium asetat sebagai garam natrium. Oksasilin berupa
bubuk hablur halus, berwarna putih dan tak berbau. Garamnya larut dalam air, sedikit
larut dalam etanol absolute, kloroform dan tak larut dalam eter. Oksasilin tahan
penisilinase

13. Karbenisilin
Karbenisilin berupa bubuk Kristal putih berasa pahit, higroskopik, tak berbau; pH
larutan 1% b/v antara 6,5 dan 8,0; pKa1 = 2,76, pKa2=3,5. Kelarutannya dalam air 1
g/1,2 ml, dalam etanol 1g/2,5 ml, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, tidak stabil
dengan asam, garam indanil lebih stabil terhadap asam.

14. Tikarsilin
Tikarsilin diperoleh dari Ampisilin dimana inti benzene diganti dwngan inti
tiofen.Tikarsilin berupa bubuk putih sampai kuning, higroskopik, larut sangat baik dalam
air.Tikarsilin diuraikan oleh mikroba yang memproduksi β-laktamase.

15. Azlosilin
Azlosilin adalah turunan Ampisilin dimana gugus amina tersubstitusi dan
merupakan asilureidopenisilin.Garam natriumnya berupa bubuk hablur berwarna kuning
pucat yang larut dalam air, methanol dan dimetilformamida serta larut sedikit dalam
etanol dan isipropanol.Azlosilin peka terhadap β-laktamase yang diproduksi oleh
Enterobacteriaceae atupu terhadap penisilinase yang diproduksi oleh Staphylococcus
aureus.
18

16. Mezlosilin
Mezlosilin diperoleh secara semi sintetik seperti Azlosilin kecuali pada inti
imidazolidin N-heterossiklik tersustitusu gugus metil sulfonil.Garam natrium monohidrat
Mezlosilin berbentuk hablur kuning pucat yang larut dalam air, methanol dan
dimetilformamida, tidak larut dalam aseton dan etanol.

17. Piperasilin
Piperasilin merupakan turunan dari penisilin.Piperasilin mempunyai spectrum
antimikroba yang identik dengan Mezlosilin.Piperasilin juga peka terhadap β-laktamse
yang diproduksi oleh gonokokus (Wattimena, 1991).

2.4 FARMAKOKINETIK

1. Penisilin

Pada Tahun 1928 Di London, Fleming Menemukan Antibiotik Pertama Yaitu


Penisilin Yang Satu Dekade Kemudian Diekembangkan Oleh Florey Dari Biakan
Penicillium Notatum, Kemudian Digunakan P.Chrysogenum Yang Menghasilkan
Penisilin Lebih Banyak. Penisilin Semisintetik Diperoleh Dengan Cara Mengubah
Struktur Kimia Penisilin Alam Atau Dengan Cara Sintesis Dari Inti Penisilin Yaitu Asam
6-Aminopenisilat (6-Apa)

2. Kimia
Penisilin Merupakan Asam Organik, Terdiri Dari 1 Inti Siklik Dengan 1
Rantai Samping. Inti Siklik Terdiri Dari Cincin Tiazolidin Dan Cincin Betalaktam.Rantai
Samping Merupakan Gugus Amino Bebas Yang Dapat Mengikat Berbagai Jenis
Radikal. Dengan Mengikat Berbagai Radikal Pada Gugus Amino Bebas Tersebut Akan
19

Diperoleh Berbagai Jenis Penisilin, Misalnya Pada Penisilin G, Radikalnya Adalah


Gugus Benzil.Beberapa Penisilin Akan Berkurang Aktivitas Antimikrobanya Dalam
Suasana Asam Sehingga Penisilin Kelompok Ini Harus Diberikan Secara Parenteral.
Penisilin Lain Hilang Aktivitasnya Bila Dipengaruhi Enzim Betalaktamase (Dalam Hal Ini
Penisilinase) Yang Memecah Cincin Betalaktam.

3. Aktivitas Dan Mekanisme Kerja


Penisilin Menghambat Pembentukan Mukopeptida Yang Diperlukan Untuk
Sintesis Dinding Sel Mikroba. Terhadap Mikroba Yang Sensitif, Akan Berefek Bakterisid
Pada Mikroba Yang Sedang Aktif Membelah. Mikroba Dalam Keadaan Metabolik Tidak
Aktif (Tidak Membelah) Praktis Tidak Dipengaruhi Oleh Penisilin, Kalaupun Ada Cuma
Bakterostatik.
Mekanisme Kerja Antibiotik Betalaktam Dapat Diringkas Dengan Urutan Sebagai
Berikut:
1. Obat Bergabung Dengan Penisilin Binding Protein (Pbp) Pada Kuman
2. Terjadi Hambatan Sintesis Dinding Sel Kuman Karena Proses Transpeptidasi Antar
Rantai Peptidoglikan Terganggu.
3. Kemudian Terjadi Aktivasi Enzim Proteolitik Pada Dinding Sel.
Di Antara Semua Penisilin, Penisilin G Mempunyai Aktivitas Terbaik Terhadap
Kuman Gram Positif Yang Sensitif. Kelompok Ampisilin, Walaupun Spektrumnya Lebar,
Aktivitasnya Terhadap Mikroba Gram Positif Tidak Sekuat Penisilin G, Tetapi Efektif
Terhadap Beberapa Mikroba Gram Negatif Dan Tahan Asam, Sehingga Dapat Diberikan
Per Oral.

4. Resistensi
Sejak Penisilin Mulai Digunakan , Jenis Mikroba Yang Tadinya Sensitif Makin
Banyak Yang Menjadi Resisten.
Mekanisme Resistensi Terhadap Penisilin Ialah:
Pembentukan Enzim Betalaktamase Misalnya Pada Kuman S.Aureus,
H.Influenza, Gonokokus Dan Berbagai Kuman Batang Gram Negatif. Dewasa Ini
Dikenal 50 Jenis Betalaktamase.Pada ,Umumnya Kuman Gram Positif Mensekresi
Betalaktamase Ekstraselulerdalam Jumlah Relatif Besar. Kuman Gram Negatif Hanya
Sedikit Menghasilkan Betalaktamase Tetapi Tempatnya Strategis Yaitu Di Rongga
20

Periplasmik Di Antara Membran Sitoplasma Dan Dinding Sel Kuman. Kebanyakan


Betalaktamase Dihasilkan Oleh Kuman Melalui Kendali Genetik Oleh Plasmid.
Enzim Autolisin Kuman Tidak Bekerja Sehingga Timbul Sifat Toleran Kuman Terhadap
Obat.
Kuman Tidak Mempunyai Dinding Sel (Misalnya Mikoplasma)
Perubahan Pbp Atau Obat Tidak Dapat Mencapai Pbp.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan dari makalah di atas maka saya dapat mengambil kesimpulan yaitu :
1. Mikroorganisme yang digunakan dalam pengolahan penisilin adalah jamurPenicillium
chrysogenum.
2. penisilin merupakan salah satu antibiotika yang menggunakan mikroorganisme berupa
jamur penicillium chrysogenum yang ditemukan oleh Alexander Fleming, yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada
tubuh manusia.
3. Penisilin memiliki beberapa funsi dan juga efek samping di antara lain, salah satu fungsi
penisilin adalah untuk mengatasi infeksi yang terjadi pada mulut, kulit, dll. Sedangkan
efek samping yang bias di timbulkan adalah salah satunya yaitu, dapat menyebabkan
mutah, diare, dll.

3.2. SARAN
Pada pengolahan penislin sebaiknya harus diperhatikan tingkat kesterilan alat alat yang
di gunakan, dan juga harus benar benar memperhatikan bagaimana fermentasinya, dan juga
kualitas kontrolnya juga sangat penting, intinya, pada proses pengolahan penisilin, kita harus
benar benar teliti dalam proses pengerjaanyya sehingga penisilin yang di hasilkan dapat benar
baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sarah, M. 2002. Parameter Metabolik Dalam Pembuatan Penisilin. Medan: USU digital library.
Hal 1-2.
Wattimena, J.R. dkk. 1991. Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik.Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press. Halaman 66-100.
ISFI (2008). Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia, Volume 43. Penerbit Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia.

22

You might also like