Professional Documents
Culture Documents
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami
kelompok 1 memanjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang antibiotic
golongan penicillin.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karenanya kami dengan lapang
dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang antibiotic golongan penicillin ini bisa
memberikan manfaat bagi kami sendiri dan orang lain khususnya mahasiswa/i STIKES SARI
MULIA BANJARMASIN.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Penisilin merupakan salah satu antibiotik yang paling efektif selama empat dekade ini.
Peningkatan kebutuhan medis akan penisilin telah membuka peluang bagi pengembangan
industri pembuatan penisilin secara komersial yang menuntut peningkatan kualitas dan
kuantitas dari penisilin yang dihasilkan. Perbaikan kualitas dan kuantitas penisilin dapat
tercapai apabila parameter-parameter metabolik dari proses fermentasi adalah optimum
(Sarah, M. 2002).
Penisilin/penicillin adalah obat antibiotik yang biasa digunakan untuk menangani infeksi
yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik ini akan bekerja mencegah bakteri untuk tumbuh dan
berkembang biak sekaligus membunuh bakteri yang sudah matang.Penisilin terdiri dari banyak
jenis yang berfungsi untuk menangani jenis infeksi yang berbeda-beda dan pada berbagai
bagian tubuh.Masing-masing jenis penisilin ini tidak bisa digunakan untuk menggantikan jenis
penisilin lainnya.Antibiotik lain yang diperoleh dari penisilin antara lain : amoksisilin, ampisilin,
dan flukloksasilin. Ini digolongkan sebagai penisilin semisintetik.
Beberapa jenis penisilin :
a. Penisilin Alam
- Benzil penisilin (Penisilin G)
- Fenoksimetil Penisilin (Penisilin V)
b.Penisilin Antistafilokokus
- Metisilin
- Nafsilin
c. Penisilin Isoksazolil
- Oksasilin
- Kloksasilin
- Dikloksasilin
- Flukloksasilin
d. Aminopenisilin
- Ampisilin
3
4
- Amoksisilin
e. Penisilin Antipseudomonas
- Karbenisilin
- Tikarsilin
- Azlosilin
f. Penisilin dengan Spektrum Diperluas
- Mezlosilin
- Piperasilin
Penisilin (PCN atau pen) adalah kelompok antibiotik yang meliputi
Benzilpenicillin (penisilin G, penisilin asli ditemukan pada tahun 1928),
Prokain benzilpenicillin (procaine penisilin),
Benzatin benzilpenicillin (penisilin benzatin), (penggunaan intramuskular).
Fenoksimetilpenicillin (penisilin V) (penggunaan oral)
Prokain penisilin dan Benzathine penisilin memiliki aktivitas antibakteri yang sama
seperti benzil tapi tindakan untuk jangka waktu yang lama. Fenoksimetilpenisilin kurang aktif
terhadap bakteri gram negatif daripada benzilpenisilin.Benzilpenisilin, penisilin prokain dan
Benzathine penisilin diberikan melalui suntikan (parenteral), namun fenoksimetilpenisilin
diberikan secara oral.
2.2 MEKANISME
Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotic β-laktam I termasuk antimikroba yang
menghambat sintesis dinding sel mikroba.Efek bakterisid diberikan pada mikroba yang sedang
aktif membelah.Pada waktu berlangsungnya pembelahan, sebagian dari dinding sel induk dilisis
oleh suatu asetilmuramidase.Dinding sel bakteri terdiri dari mukopeptida.Transpeptidase terlibat
dalam pembentukan dinding sel baru.Enzim ini diblokir oleh penisilin sehingga pembentukan
dinding sel tidak sempurnayang mengakibatkan matinya bakteri.Oleh karena dinding sel kokus
gram positif terdiri dari 60 % sedangkan kokus gram negative hanya mengandung 10 %
mukopeptida, maka spectrum antimikroba dari penisilin tidak luas (Wattimena, 1991).
Interaksi obat
Obat Interaksi
Allopurional Peningkatan resiko rash bila amoksisilin atau ampisilim dibeikan
bersamaallopurinol
Antibakteri Absorsi fenoksimetilpenesilin dikurangi oleh neomisin; efek penisilin
mungkin diantagonis oleh tetrasiklin
Antikoagulan Pengalaman yang sering ditemui di klinik adalah bahwa INR bisa diubah
oleh pemberian rejimenpenisilin spectrum luas seperti ampisilin, walaupun
studi tidak berhasil menunjukan interaksi dengan kumarin atau fenindion
Sitotoksik Penisilin mnegurangi ekskresi metotreksat (peningkatan risikp toksisitas)
Relaksan otot Piperasilin meningkatan efek relaksan oto non-depolarisasi dan
suksametonium
3). Amoksisilin
Amoksisilin diperoleh dengan cara mengasilasi asam 6 – aminopenisilinat dengan D-(-)-
2-(p-hidroksifenil) glisin. Amoksisilin berupa bubuk, hablur putih, berasa pahit, tidak
stabil pada kelembaban tinggi dan suhu diatas 37oC. Kelarutannya dalam air 1g/370 ml,
dalam alcohol 1g/2000 ml (Wattimena, 1991).
4). Ampisilin
Asam 6 – aminopenisilinat dialisasi dengan D-(-)- glisin menghasilkan ampisilin.
Ampisilin berupa bubuk, hablur putih, tak berbau.Garam trihidratnya stabil pada suhu
kamar.Dalam air kelarutannya 1 g/ml, dalam etanol absolute 1g/250ml dan praktis tak
larut dalam eter dan kloroform (Wattimena, 1991).
5). Bekampisilin
Bekampisilin turunan dari ampisilin dimana gugusan 3-karboksil tersubstitusi oleh gugus
etil membentuk ester.Garam HCL nya berbentuk hablur putih yang larut dalam air.
6). Siklasilin
Bekampisilin turunan dari ampisilin dimana gugusan 3-karboksil tersubstitusi oleh gugus
etil membentuk ester.Garam HCL nya berbentuk hablur putih yang larut dalam
air.Siklasilin berupa bubuk, hablur putih, kelarutannya dalam air 1 g dalam 25 ml pada
suhu 38o C.
7
7). Hetasilin
Asam 6-aminopenesilinat diasilasi dengan D-(-)fenilglisilklorida lalu dikondensasikan
dengan aseton menghasilkan (hetasilin). Hetasilin berupa bubuk hablur putih, praktis
tidak larut (dalam air).
8). Dikloksasilin
Dikloksasilin adalah hasil asilasi asam 6-aminopenisilinat dengan 3-(2,6-diklorofenil)-5-
metil-4 isoksazolkarbonat, hasilnya dihablurkan kembali dan dibuatkan garam
natriumnya. Dikloksasilin berbentuk hablur bubuk putih, berbau agak khas, melebur
antara 222o dan 225o dengan penguraian: pKa = 2,67; larut baik dalam air, larut dalam
etanol; tahan terhadap asam.
9). Metisilin
Metisilin diperoleh sebagai hasil kondensasi asam 6 – aminopenisilinat dengan 2,6-
dimetoksibenzoilklorida dan kemudian diendapkan dengan natriumasetat untuk
memperoleh garam Na. Metisilin berupa bubuk hablur halus berwarna putih tak berbau,
yang larut baik dalam air, sedikit larut dalam kloroform dan tak larut dalam eter.
10). Naflisin
Asam 6 – aminopenisilinat yang diasilasi dengan 2 – etoksi-1-naf-toilklorida dalam
pelarut organik bebas air, mengandung trietilamin menghasilkan nafsilin. Nafsilin berupa
bubuk berwarna putih kekuning-kuningan, berbau agak khas, larut dalam air, kloroform
dan etanol.Oleh asam sebagian diuraikan.Nafsilin tahan penisilinase.
11). Kloksasilisin
Asam 6 – aminopenisilinat diasilasi dengan 3 (O-klorofenil)-5-metil-4
isoksazolkarboksilat. Hasinya dimurnikan dengan cara penghabluran kembali, kemudian
kloksasilin dibuatkan garam natriumnya. Kloksasilin berupa bubuk hablur putih; stabil
terhadap cahaya; sedikit higroskopis; terurai antara 170o dan 173o ; PH larutan 1%
terletak antara 4,5 dan 7,5. Kloksasilin larut baik dalam air, etanol dan sedikit larut dalam
kloroform.
12). Oksasilin
8
2.3 FARMAKODINAMIK
2.3.1. Absorbsi
9
Penisilin G Mudah Rusak Dalam Suasana Asam (Ph 2). Cairan Lambung
Dengan Dengan Ph 4 Tidak Terlalu Merusak Penisilin.Adanya Makanan Akan
Menghambat Absorbsi Yang Mungkin Disebabkan Absorbsi Penisilin Pada
Makanan.Kadar Maksimal Dalam Darah Tercapai Dalam 30-60 Menit.Sisa 2/3 Dari
Dosis Oral Diteruskan Ke Kolon.Di Sini Terjadi Pemecahan Oleh Bakteri Dan Hanya
Sebagian Kecil Obat Yang Keluar Bersama Tinja. Bila Dibandingkan Dosis Oral
Terhadap Im, Maka Untuk Mendapatkan Kadar Efektif Dalam Darah, Dosis Penisilin G
Oral Haruslah 4 Sampai 5 Kali Lebih Besar Daripada Dosis Im. Oleh Karena Itu Penisilin
G Tidak Dianjurkan Untuk Diberikan Oral. Untuk Memperlambat Absorbsinya, Penisilin
G Dapat Diberikan Dalam Bentuk Repositori Umpamanya Penisilin G Benzatin, Penisilin
G Prokain Sebagai Suspensi Dalam Air Atau Minyak. Jumlah Ampisilin Dan Senyawa
Sejenisnya Yang Diabsorbsi Pada Pemberian Oral Dipengaruhi Besarnya Dosis Dan
Ada Tidaknya Makanan Dalam Saluran Cerna. Dengan Dosis Lebih Kecil Persentase
Yang Diabsorbsi Relatif Lebih Besar. Absorbsi Amoksisilin Di Saluran Cerna Jauh Lebih
Baik Daripada Ampisilin. Dengan Dosis Oral Yang Sama, Amoksisilin Mencapai Kadar
Dalam Darah Yang Tingginya Kira-Kira 2 Kali Labih Tinggi Daripada Yang Dicapai
Ampisilin, Sedang Masa Paruh Eliminasi Kedua Obat Ini Hampir Sama. Penyerapan
Ampisilin Terhambat Oleh Adanya Makanan Di Lambung, Sedang Amoksisilin Tidak.
2.3.2. Distribusi
Penisilin G Terdistribusi Luas Dalam Tubuh. Ikatan Proteinnya 65%. Kadar Obat
Yang Memadai Dapat Tercapai Dalam Hati, Empedu, Ginjal, Usus, Limfe Dan Semen,
Tetapi Dalam Css Sukar Dicapai. Pemeberian Intratekal Jarang Dikerjakan Karena
Resiko Yang Lebih Tinggi Dan Efektifitasnya Tidak Lebih Memuaskan.Ampisilin Juga
Didistribusi Luas Di Dalam Tubuh Dan Pengikatannya Oleh Protein Plasma Hanya 20%.
Penetrasi Ke Css Dapat Mencapai Kadar Efektif Pada Keadaan Peradangan Meningen.
Pada Bronkitis Atau Pneumonia Ampisilin Disekresi Ke Dalam Sputum Sekitar 10%
Kadar Serum.Distribusi Amoksisilin Secara Garis Besar Sama Dengan Ampisilin.
Sediaan
Fenoksimetil Penisilin
Ampisilin
Amoksisilin
Indikasi
Mastitis Oleh Streptokokus Dan Staphilokokus (Efektif), E.Coli, Pseudomonas,
Mycoplasma (Tidak Efektif)
Dosis
Infeksi Anthrax: 10.000 Unit/Kg Bb Interval 12 Jam
Infeksi Mastitis: 300.000 Unit/Kwartil Interval 24-48 Jam
Infeksi Clostridium, Actinobacillosis Dan Leptospirosis 10.000 Unit/Kg Bb
Aktinomikosis
Infeksi Batang Gram Negatif
Salmonella Dan Shigella
Pada Gastroenteritis Yang Tidak Berat Yang Tidak Berat, Basil Sensitif Dengan
Pemberian Ampisilin, Untuk Penyakit Yang Lebih Berat (Bakteremia, Demam Enterik
Oleh Salmonella) Diperlukan Terapi Parenteral. Walaupun Ampisilin Efektif Terhadap
Salmonella, Tetapi Kloramfenikol Merupakan Obat Pilihan Utama Pada Demam Tifoid
Dan Paratifoid, Sebab Selain Kloramfenikol Lebih Unggul, Ampicillin Perlu Dicadangkan
Sebagai Alternatif Yang Efektif.
Haemophilus Influenza
Faringitis, Otitis Media, Osteomyelitis Oleh Kuman Ini Cukup Responsif Dengan
Ampisilin, Dan Bila Infeksinya Ringan Cukup Diberikan Per Oral, Infeksi Oleh
H.Influenzae Penghasil Betalaktam Harus Diobati Dengan Kloramfenikol.
Pasteurella
Satu-Satunya Spesies Yang Sangat Sensitif Terhadap Penisilin Adalah
P.Multocida Yang Sering Menyebabkan Infeksi Jaringan Lunak, Meningitis Dan
Bakteremia.
Terapinya Adalah Penisilin G Parenteral.
pemecahan cincin β lactam. Model lain terjadi karena bakteri melakukan perubahan bentuk
hingga tidak memiliki dinding sel.
Reaksi hipersensitif, mulai ruam dan gatal sampai serum sickness dan reaksi alergi
sistemik yang serius
Nyeri tenggorokan atau lidah, lidah terasa berbulu lembut, muntah, diare, gangguan
lambung dan usus
Mudah marah, halusinasi, kejang
Pada dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik
1. Penisilin G
Penisilin G diekstraksi dari biakan Penisillinum chrysogenum dan merupakan
penisilin alami.Penisilin G diperdagangkan dalam bentuk hablur murni yang bersifat
asam.Penisilin G dalam larutan tidak stabil pada PH 5 atau kurang dan pada PH 8 atau
lebih. Larutan penisilin bila dibiarkan bebrapa hari lamanya akan terurai meskipun
disimpan dalam tempat dingin. Penisiln G dapat membentuk garam dengan logam alkali
dan alkali tanah yang larut dalam air, sedangkan garam dengan logam berat tidak
mudah larut (Wattimena, 1991).
Mekanisme kerja: seperti Penisilin G.
2) Tipe efek: bakterisid sekunder
3) Spectrum aktivitas: 1) Bakterisit terhadap sejumlah besar kuman gram positif dan
beberapa kuman gram negative; 2) Selain kuman yang sensitive terhadap Penisilin G,
batang gram positif dan gram negative juga peka. Aktivitas yang sangat baik terhadap
Stafilokokus (golongan Sefalosporin yang mempunyai efektivitas terhadap stafilokokus
yang paling tinggi adalah Sefazolin); 3) Proteus, Pseudomonas, Morganella morganii,
Klebsiella, Shigella dan Enterokokus adalah resisten
Kontra Indikasi:Sefalosporin generasi ke-1, kontraindikasi terhadap: hipersensitig
terhadap antibiotic β-laktam.
15
Efek samping:
Pada sefalosporin generasi ke-1, efek samping: reaksi hipersenitivitas (syok anafilatik
±1%), leucopenia (alergis), gangguan fungsional pada trombosit (jarang kecenderungan
perdarahan; antagonismus vitamin K), kenaikan konsentrasi transaminase yang
reversible, gangguan gastrointestinal.
2. Fenoksimetilpenisilin (Penicilin V)
Penisilin V merupakan turunan fenoksimetil dari penisilin G. PENISILIN v sedikit
larut dalam air, mudah larut dalam alcohol dan aseton (Wattimena, 1991).
indikasi : Tonsilitas,otitis media,demam rematik,profilaksis infeksi
Kontra indikasi dan efek samping sama dengan Benzil Penisilin.
Sediaan : Phenoxymethyl penicillin (generic),tab
3. Amoksisilin
Amoksisilin diperoleh dengan cara mengasilasi asam 6 – aminopenisilinat
dengan D-(-)-2-(p-hidroksifenil) glisin. Amoksisilin berupa bubuk, hablur putih, berasa
pahit, tidak stabil pada kelembaban tinggi dan suhu diatas 37o C. Kelarutannya dalam air
1g/370 ml, dalam alcohol 1g/2000 ml (Wattimena, 1991).
Indikasi : (Lihat Ampisilin),juga untuk profiaksis endokarditis dan Terapi tambahan.
Kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin.
Sediaan : Amoksisilin (generic),kapsul 250mg,kaptab 500mg,serbuk injeksi,syr.kering.
Cara penyimpanan : Dalam botol tertutup rapat.
4. Ampisilin
Asam 6 – aminopenisilinat dialisasi dengan D-(-)- glisin menghasilkan ampisilin.
Ampisilin berupa bubuk, hablur putih, tak berbau.Garam trihidratnya stabil pada suhu
kamar.Dalam air kelarutannya 1 g/ml, dalam etanol absolute 1g/250ml dan praktis tak
larut dalam eter dan kloroform (Wattimena, 1991).
Indikasi : Injeksi saluran kemih,otitis media,sinusitis,bronchitis kronis
Salmonelosis,gonorrhoe.
Kontra indikasi : Hipersensitiv terhadap penisilin.
Sediaan : Ampisilin (generic) kapsul 250mg,kaptab 500mg,serbuk Injeksi,sirup kering.
Cara penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,pada suhu tidak lebih dari 25 Derajat C
16
5. Bekampisilin
Bekampisilin turunan dari ampisilin dimana gugusan 3-karboksil tersubstitusi oleh
gugus etil membentuk ester.Garam HCL nya berbentuk hablur putih yang larut dalam
air.
6. Siklasilin
Siklasilin berupa bubuk, hablur putih, kelarutannya dalam air 1 g dalam 25 ml
pada suhu 38o C.
7. Hetasilin
Asam 6-aminopenesilinat diasilasi dengan D-(-)fenilglisilklorida lalu
dikondensasikan dengan aseton menghasilkan (hetasilin). Hetasilin berupa bubuk hablur
putih, praktis tidak larut (dalam air).
8. Dikloksasilin
Dikloksasilin adalah hasil asilasi asam 6-aminopenisilinat dengan 3-(2,6-
diklorofenil)-5-metil-4 isoksazolkarbonat, hasilnya dihablurkan kembali dan dibuatkan
garam natriumnya. Dikloksasilin berbentuk hablur bubuk putih, berbau agak khas,
melebur antara 222o dan 225o dengan penguraian: pKa = 2,67; larut baik dalam air, larut
dalam etanol; tahan terhadap asam.
9. Metisilin
Metisilin diperoleh sebagai hasil kondensasi asam 6 – aminopenisilinat dengan
2,6-dimetoksibenzoilklorida dan kemudian diendapkan dengan natriumasetat untuk
memperoleh garam Na. Metisilin berupa bubuk hablur halus berwarna putih tak berbau,
yang larut baik dalam air, sedikit larut dalam kloroform dan tak larut dalam eter.
10. Nafsilin
Asam 6 – aminopenisilinat yang diasilasi dengan 2 – etoksi-1-naf-toilklorida
dalam pelarut organik bebas air, mengandung trietilamin menghasilkan nafsilin. Nafsilin
berupa bubuk berwarna putih kekuning-kuningan, berbau agak khas, larut dalam air,
kloroform dan etanol.Oleh asam sebagian diuraikan.Nafsilin tahan penisilinase.
11. Kloksasilin
17
12. Oksasilin
Oksasilin diperoleh dengan cara mengkondensasikan Asam 6 – aminopenisilinat
dengan 5 metil-3-fenil-4-isoksazolklorida dalam pelarut organic yang sesuai, kemudian
oksasilin diendapkan dengan natrium asetat sebagai garam natrium. Oksasilin berupa
bubuk hablur halus, berwarna putih dan tak berbau. Garamnya larut dalam air, sedikit
larut dalam etanol absolute, kloroform dan tak larut dalam eter. Oksasilin tahan
penisilinase
13. Karbenisilin
Karbenisilin berupa bubuk Kristal putih berasa pahit, higroskopik, tak berbau; pH
larutan 1% b/v antara 6,5 dan 8,0; pKa1 = 2,76, pKa2=3,5. Kelarutannya dalam air 1
g/1,2 ml, dalam etanol 1g/2,5 ml, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, tidak stabil
dengan asam, garam indanil lebih stabil terhadap asam.
14. Tikarsilin
Tikarsilin diperoleh dari Ampisilin dimana inti benzene diganti dwngan inti
tiofen.Tikarsilin berupa bubuk putih sampai kuning, higroskopik, larut sangat baik dalam
air.Tikarsilin diuraikan oleh mikroba yang memproduksi β-laktamase.
15. Azlosilin
Azlosilin adalah turunan Ampisilin dimana gugus amina tersubstitusi dan
merupakan asilureidopenisilin.Garam natriumnya berupa bubuk hablur berwarna kuning
pucat yang larut dalam air, methanol dan dimetilformamida serta larut sedikit dalam
etanol dan isipropanol.Azlosilin peka terhadap β-laktamase yang diproduksi oleh
Enterobacteriaceae atupu terhadap penisilinase yang diproduksi oleh Staphylococcus
aureus.
18
16. Mezlosilin
Mezlosilin diperoleh secara semi sintetik seperti Azlosilin kecuali pada inti
imidazolidin N-heterossiklik tersustitusu gugus metil sulfonil.Garam natrium monohidrat
Mezlosilin berbentuk hablur kuning pucat yang larut dalam air, methanol dan
dimetilformamida, tidak larut dalam aseton dan etanol.
17. Piperasilin
Piperasilin merupakan turunan dari penisilin.Piperasilin mempunyai spectrum
antimikroba yang identik dengan Mezlosilin.Piperasilin juga peka terhadap β-laktamse
yang diproduksi oleh gonokokus (Wattimena, 1991).
2.4 FARMAKOKINETIK
1. Penisilin
2. Kimia
Penisilin Merupakan Asam Organik, Terdiri Dari 1 Inti Siklik Dengan 1
Rantai Samping. Inti Siklik Terdiri Dari Cincin Tiazolidin Dan Cincin Betalaktam.Rantai
Samping Merupakan Gugus Amino Bebas Yang Dapat Mengikat Berbagai Jenis
Radikal. Dengan Mengikat Berbagai Radikal Pada Gugus Amino Bebas Tersebut Akan
19
4. Resistensi
Sejak Penisilin Mulai Digunakan , Jenis Mikroba Yang Tadinya Sensitif Makin
Banyak Yang Menjadi Resisten.
Mekanisme Resistensi Terhadap Penisilin Ialah:
Pembentukan Enzim Betalaktamase Misalnya Pada Kuman S.Aureus,
H.Influenza, Gonokokus Dan Berbagai Kuman Batang Gram Negatif. Dewasa Ini
Dikenal 50 Jenis Betalaktamase.Pada ,Umumnya Kuman Gram Positif Mensekresi
Betalaktamase Ekstraselulerdalam Jumlah Relatif Besar. Kuman Gram Negatif Hanya
Sedikit Menghasilkan Betalaktamase Tetapi Tempatnya Strategis Yaitu Di Rongga
20
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan dari makalah di atas maka saya dapat mengambil kesimpulan yaitu :
1. Mikroorganisme yang digunakan dalam pengolahan penisilin adalah jamurPenicillium
chrysogenum.
2. penisilin merupakan salah satu antibiotika yang menggunakan mikroorganisme berupa
jamur penicillium chrysogenum yang ditemukan oleh Alexander Fleming, yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada
tubuh manusia.
3. Penisilin memiliki beberapa funsi dan juga efek samping di antara lain, salah satu fungsi
penisilin adalah untuk mengatasi infeksi yang terjadi pada mulut, kulit, dll. Sedangkan
efek samping yang bias di timbulkan adalah salah satunya yaitu, dapat menyebabkan
mutah, diare, dll.
3.2. SARAN
Pada pengolahan penislin sebaiknya harus diperhatikan tingkat kesterilan alat alat yang
di gunakan, dan juga harus benar benar memperhatikan bagaimana fermentasinya, dan juga
kualitas kontrolnya juga sangat penting, intinya, pada proses pengolahan penisilin, kita harus
benar benar teliti dalam proses pengerjaanyya sehingga penisilin yang di hasilkan dapat benar
baik.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sarah, M. 2002. Parameter Metabolik Dalam Pembuatan Penisilin. Medan: USU digital library.
Hal 1-2.
Wattimena, J.R. dkk. 1991. Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik.Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press. Halaman 66-100.
ISFI (2008). Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia, Volume 43. Penerbit Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia.
22