You are on page 1of 16

MAKALAH

Asuhan Keperawatan Kesehatan Sekolah

Oleh Kelompok IV:

1. Nur Khalifah
2. Desi Hardianti
3. Siti Nur Khaliza
4. Rusni
5. Icha Fatimah
6. Wayan Purnawan
7. Ramdani Kulas
8. Moh Budi Santoso
9. Sandy
10.Tirsa

Program Studi Ilmu Keperawatan

Stikes Widya Nusantara Palu

Tahun 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Askep Kesehatan Sekolah ”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam rangka mata kuliah
“Komunitas STIKes Widya Nusantara Palu. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan kami yang dimiliki. Maka dari itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
diharapkan kami demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini
kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada

1. Bapak SUKRANG S.Kep,NS,M,Kep yang sudah memberikan tugas dan petunjuk


kepada penulis sehingga kami dapat meyelesaikan tugas ini.
2. Rekan-rekan semua di kelas Tingkat III b
3. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini. Akhirnya kami berharap Allah SWT memberikan
imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan semoga
keberadaban makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik penulis maupun
yang membaca, Amiin Yaa Robbal’ Alamiin.
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang (Alasan)

Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan bangsa-
bangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan
kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik, mental, intelektual,
emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang.

Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan
bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber
daya manusia yang berkualitas.

Menurut Sumantri, M. (2007) peserta didik itu harus sehat dan orang tua
memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan makanan yang bergizi, sehingga akan
tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat (SIS). Dalam proses belajar dan pembelajaran
materi pembelajaran berorientasi pada head, heart dan hand, yaitu berkaitan dengan
pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan. Namun masih diperlukan faktor kesehatan
(health) sehingga peserta didik memiliki 4 H (head, heart, hand dan health).

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan


derajat kesehatan siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat. Sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal

b. Tujuan Khusus

1. Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan


derajat kesehatan siswa yang mencakup
2. Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip
hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif didalam usaha peningkatan
kesehatan disekolah perguruan agama, dirumah tangga maupun dilingkungan
masyarakat.
3. Sehat fisik, mental maupun sosial
4. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk
penyalahgunaan NAPZA
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah,


yaitu: anak didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. Yang dimaksud dengan
sekolah adalah SD – SLTA. Prioritas pelaksanaan UKS diberikan pada SD mengingat
SD merupakan dasar dari sekolah – sekolah lanjutan.( Endang, 1993) ·

Upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah
(Sumijatun, 2006).

Kemudian menurut Depkes, (2001) UKS adalah wahana untuk meningkatkan


kemampuan hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah. Usaha Kesehatan
Sekolah UKS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka
pembinaan kesehatan anak usia sekolah. Selanjutnya Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak sekolah. Anak usia sekolah
adalah anak yang berusia 6-21 tahun. Yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya
dibagi menjadi 2 sub kelompok yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19
tahun).

B. Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan utama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) disebut dengan Trias UKS,
yang terdiri dari :

a. Pendidikan Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan
c. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah yang Sehat

Dengan demikian Trias UKS merupakan perpaduan antara upaya pendidikan


dengan upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya
pendidikan kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah.

C. Sasaran UKS

Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan
sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan Madrasah mulai tingkat SD
hingga SLTA. Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat
pendidikan

a. Sekolah Taman Kanak-Kanak


b. Pendidikan Dasar
c. Pendidikan Menengah
d. Pendidikan Agama
e. Pendidikan Kejuruan
f. Pendidikan Khusus (SLB)

Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III dan kelas
VI alasannya adalah :

1) Kelas I, merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru lepas dari
pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit
lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesehatan
2) Kelas III dilaksanakan dikelas 3 untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS dikelas I
dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam program
pembinaan UKS
3) Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan kesekolah peserta didik kejenjang pendidikan
selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang
cukup.

D. Sasaran Pembinaan

a. Peserta didik
b. Pembina UKS (Teknis dan Non Teknis)
c. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
d. Lingkungan sekolah

E. Kegiatan UKS

Nemir mengelompokkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) menjadi 3 kegiatan


pokok : yaitu Pendidikan kesehatan di sekolah (Health Education in School)

1) Kegiatan intrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan merupakan


bagian dari kurikulum sekolah
2) Kegiatan ekstrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan dimasukkan
dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan perilaku sehat
peserta didik
3) Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health Service)

Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat mencakup

1) Lingkungan fisik
2) Lingkungan psikis
3) Lingkungan sosial
F. Pengelolaan UKS

Pelaksanaan UKS ayau orang vang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan usaha
kesehatan sekolah adalah :

1) Guru UKS
2) Peserta didik
3) Petugas kesehatan dari puskesmas
4) Masyarakat sekolah (BP3)

G. Prinsip-Prinsip Pengelolaan

a. Mengikutsertakan peran serta aktif masyarakat sekolah


b. Kegiatan yang terintegrasi
c. Melaksanakan rujukan
d. Kolaborasi tim

H. Kerjasama Lintas Sektor

Dalam kegiatan usaha kesehatan sekolah melibatkan berbagai departemen terkait


sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) di atas sebagai berikut :

a. Departemen Kesehatan
b. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
c. Departemen Dalam Negeri
d. Departemen Agama

I. Petunjuk Pelaksanaan UKS di Puskesmas

a. Fungsi puskesmas

Puskesmas sebagai unit organisasi kesehatan mempunyai fungsi:

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan melalui keterpaduan berbagai kegiatan


pokok.
2) Melaksanakan pembinaan baik pembinaan teknis medis, alih kelola teknologi
maupun peran serta masyarakat.
3) Melaksanakan koordinasi pelayanan kesehatan.

b. Pelayanan kesehatan standar minimal untuk Sekolah Dasar

1) Sifat dan bentuk kegiatan

a. Peningkatan (promotif) yaitu : (1) membina sarana keteladanan di sekolah, (2)


membina kebersihan perorangan peserta didik, dan (3) mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk berperan serta aktif dalam pelayanan kesehatan
melalui kegiatan latihan kader kesehatan sekolah (dokter kecil);
b. Pencegahan (preventif) yaitu : (1) penjaringan kesehatan peserta didik baru kelas
I, (2) pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun, (3) Imunisasi peserta didik
kelas I dan VI, (4) pengawasan terhadap keadaan air, (5)
c. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif), (6) pengobatan ringan
dan pertolongan, (7) rujukan medik untuk mengurangi derita sakit, dan(8)
penanganan kasus anemi gizi.
d. Manajemen yaitu: (1) forum komunikasi terpadu antar kegiatan pokok
Puskesmas, (2) pembinaan teknis dan pengawasan ke sekolah, dan (3) Pencatatan
dan pelaporan.

2) Uraian kegiatan terpadu guru – tenaga Puskesmas :

a) Membina sarana keteladanan gizi;


b) Membina sarana keteladanan kebersihan lingkungan;
c) Membina kebersihan perorangan peserta didik;
d) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan serta aktif dalam
pelayanan kesehatan melalui kegiatan latihan kader kesehatan sekolah (dokter
kecil);
e) Penjaringan kesehatan peserta didik baru kelas I;
f) Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun;
g) Imunisasi, dll

J. Program Dokter Kecil

a. Pengertian

Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih
untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.

b. Tujuan

1). Tujuan umum meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS

2) Tujuan Khusus

a) Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah,di


rumah dan lingkungannya.
b) Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang
lain untuk hidup sehat.

c. Kriteria peserta :

1) Siswa kelas 4 atau 5 SD atau MI dan belum pernah mendapatkan pelatihan


dokter kecil.
2) Berprestasi sekolah.
3) Berbadan sehat.
4) Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
5) Berpenampilan bersih dan berperilaku.
6) Berbudi pekerti baik dan suka menolong.
7) Izin orang tua.

d. Tugas dan kewajiban dokter kecil

a) Selalu bersikap dan berperilaku sehat.


b) Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk bersama-sama
menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing.
c) Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah maupun
di rumahMembantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan
pelayanan kesehatan di sekolah.
d) Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan ,antara lain : Pekan
Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata, dan lain-lain.

e. Kegiatan dokter kecil

1) Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan.


a. Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi.
b. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.
c. Penyuhan Kesehatan.
2) Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanaan kesehatan di sekolah ,
antara lain :
a. Distribusi obat cacing, vitamin dan lain-lain.
b. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c. Pertolongan Pertama Pada Penyakit.
3) Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.
4) Pengamatan kebersihan Ruang UKS, warung sekolah dan lingkungan sekolah
5) Pengamatan kebersihan di sekolah separti halaman sekolah, ruang
kelas,perlengkapan, persediaan air bersih, tempat cuci, WC,kamar mandi,
tempat sampah dan saluran pembuangan termasuk PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk).
6) Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian Dokter Kecil.
7) Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS/ Kepala
Sekolah/Guru yang ditunjuk.

K. Program Perawat Kecil

a. Pengertian perawat kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih
untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.
b. Tujuan
1. Tujuan umum meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS.

2. TujuanKhusus
a. Agar siswa dapat menjadi penggerak Perilaku Hdup Bersih dan Sehat di
sekolah, di rumah dan lingkunganya
b. Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain
untuk hidup sehat termasuk di rumah

c. Kriteria

1) Siswa kelas 4 atau 5 SD dan belum pernah mendapatkan pelatihan perawat


kecil.
2) Berprestasi sekolah.
3) Berbadan sehat
4) Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab
5) Berpenampilan bersih dan berperilaku.
6) Berbudi pekerti baik dan suka menolong.
7) Izin orang tua.
d. Tugas Dan Kewajiban Perawat Kecil
1) Selalu bersikap dan berperilaku sehat.
2) Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk bersama-sama
menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing
3) Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah
maupun di rumah.
4) Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan
kesehatan di sekolah
5) Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan, antara lain : Pekan
Kebersihan, Pekan Gizi, Pekan Penimbangan BB dan TB di sekolah, Pekan
Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata,danlain-lain.

e. Kegiatan Perawat Kecil


1) Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan;
a) Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribad

a) Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.


b) Penyuluhan Kesehatan.
2) Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan
di sekolah, antara lain :
a) Obat cacing, vitamin dan lain-lain.
b) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c) Pertolongan Pertama Pada Penyakit.
3) Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.
4) Pengamatan kebersihan Ruang UKS, warung sekolah dan
lingkungan sekolah.
5) Pengamatan kebersihan di sekolah seperti halaman sekolah, ruang
kelas, perlengkapan, persediaan air bersih, tempat cuci, WC, kamar
mandi, tempat sampah dan saluran pembuangan termasuk PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk).
6) Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian Perawat
Kecil.
7) Melaporkan hal-
hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS/ Kepala Sekolah
/ Guru yang ditunjuk

L. Peran Perawat pada Program UKS

1. Peranan perawat komunitas dalam upaya kesehatan sekolah adalah:


a. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah
1) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melaksanakan pengumpulan data, analisas data dan perumusan masalah
serta prioritas masalah kesehatan anak sekolah
2) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana
kegiatan yang disusun.
3) Penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS.
4) Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang diterapkan.
b. Sebagai Pengelola Kegiatan UKS
Perawat kesehatan yang bertugas di Puskesmas dapat menjadi salah
satu anggota dalam TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai seorang
koordinator, maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung
jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
c. Sebagai Penyuluh dalam Bidang Kesehatan
Peran perawat kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan
dapat dilakukan secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang
bersifat umum dan klasikal atau secara tidak langsung sewakktu
melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perorang

M. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah di Indonesia Masalah kesehatan anak yang biasa
ditemukan pada anak sekolah adalah

a. Malnutrisi
b. Alkoholoisme.
c. Narkoba.
d. Seks bebas.
e. Perokok.
f. Penyakit fisik dan mental.

1.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Anak Sekolah

1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi
yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat,
sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam
menyongsong Milenium Development Goals (MDGs). "Health is not
everything, but without health everything is nothing". Kesehatan memang
bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti.
Setiap individu mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya
dapat dicapai dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat serta
merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat.

Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang


dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk
meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan
dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di
rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah
maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang
akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang.

Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang


berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar
utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.

Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU
Kesehatan RI No. 23 tahun 1992). Kesehatan merupakan hak asasi manusia
dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki
kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism)


terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et
al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang
dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan
melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan
atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo,
2005). Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh : 1) nilai, 2) sikap dan
3) pendidikan/pengetahuan. Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo.,2003)
2 Tujuan PHBS

Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan


dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat
termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.

3. Tatanan sekolah indikator PHBS di sekolah antara lain:

a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.


Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat
makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan
penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung dll.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan
makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan
bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.
c. Menggunakan sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi
sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi
media perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan
kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.
d. Olah raga yang teratur dan terukur . Manfaat olah raga yang teratur antara lain
berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih
ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan
menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan
hipertensi.
Memberantas jentik nyamuk.
e. Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak
berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty
yang menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari
dimana siswa sedang belajar.Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-
tempat penampungan air seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi dll ,
menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan mengubur barang
bekas yang dapat menampung air hujan.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain
terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis,
kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta
ketergantungan terhadap rokok. Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan
kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok
terdiri dari nikotin, tar dan CO.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar
pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya tidak
mencemari sumber air dilingkungan sekitar.
Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi
vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.
BAB III

Asuhan Keperawatan Anak Sekolah

Asuhan keperawatan anak sekolah adalah salah satu specialisasi dari


keperawatan komunitas atau Comunity Health Nursing (CHN) tujuannya
meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah dengan keperawatan sebagai salurannya.
Asuhan keperawatan sekolah pada umumnya sama dengan asuhan keperawatan pada
sasaran lainnya, yaitu :

1. Pengkajian ditujukan kepada :

a. Lingkungan sekolah mulai dari :

1) Lingkungan Fisik (Halaman, kebun sekolah, bangunan sekolah :


meja, papan tulis, kursi, lantai, kebersihan, ventilasi, penerangan,
kebisingan, papan tuilis, kepadatan), Sumber air minum,
Pembuangan Air Limbah (PAL), Jamban Keluarga, Tempat cucu
tangan, kebersihan kamar mandi dan penampungan air, pembuangan
sampah, pagar sekolah, dan lain-lain.
2) Lingkungan Psikologis : hubungan guru dengan murid baik baik
formal maupun non formal terutama kenyamanan dalam beljar.
3) Lingkungan Sosial : hubungan dosen dengan orang tua murid,
Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) dan masyarakat
sekitar.

b. Keadaan/pelaksanaan UKS, dokter/perawat kecil.

c. Pengetahuan anak sekolah tentang kesehatan (PHBS) dan pelaksanaan


PHBS

d. Kondisi kesehatan/fisik anak sekolah terutama screening test (BB, TB,


tenggorokan, telinga/pendengaran, mata/penglihatan),

2. Diagnosa Keperawatan yang Dapat Dirumuskan pada Anak Sekolah :

a. Defisiensi aktivitas pengalihan anak sekolah yitu penurunan stimulasi dan


atau minat/keinginan untuk rekreasi atau melakukan aktivitas bermain
faktor yang berhubungan lingkungan sekolah yang sempit/fasilitas yang
tidak mendukung/kurang sumber daya.
b. Gaya hdup monoton anak sekolahyaitu menyatakan suatu kebiasaan hidup
yang dicirikan dengan tingkat aktivitas yang rendah berhungan dengan
kurang pengetahuan tentang keuntungan latihan fisik.
c. Perilaku kesehatan anak sekolah cenderung beresiko faktor yang
berhubungan merolok/mimun alkohol, stress menghadapi tugas atau
ujian/kurang dukungan dan lain-lain.
d. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan anak sekolah faktor yang
berhubungan kurang ketrampilan motorik kasar/motorik/halus atau
ketidak cukupan sumber daya.
e. Kesiapan meningkatkan status imunisasi anak sekolah batasan
karakteristik menunjukkan keinginan untuk meningkatkan status
imunisasi/mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan status
imunisasi
f. Ketidak efektifan perlindungan pada anak sekolah faktor yang
berhubungan penyalahgunaa zat/obat-obatan
g. Ketidak efektifan manajemen kesehatan masyrakat sekolah faktor yang
berhubungan kurang pengetahuan/kurang dukungan
sosial/ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak

3. Rencana Asuhan Keperawatan Anak Sekolah

Rencana asuhan keperawatan anak sekolah dibuat berdasarkan masalah


kesehatan/diagnosa keperawatan yang ditemukan, tetapi pada umumnya dilakukan
tindakan berikut ini :

a. Promosi Kesehatan tentang PHBS


b. Pelaksanaan Screening Test
c. Imunisasi DT/TT
d. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
e. Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Pelatihan dokter/perawat kecil
g. Pelaksanaan UKS di sekolah setiap hari oleh guru UKS dan dokter/perawat
kecil.
h. Dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2008, . Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah, Jakarta :
Departemen Kesehatan.

Herdman, T. Heather, 2012, Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klassifikasi 2012-2012,


Jakarta : EGC

Sumantri, M., 2007, Pendidikan Wanita, dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata, N.S., dan
Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Handbook.. Bandung :
Pedagogiana Press

Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan

You might also like