You are on page 1of 62

SISTEM PEMBAYARAN FASILITAS KESEHATAN (KLAIM)

PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)


KESEHATAN PUSAT

MIFTAHUL RIDHO RAMADHONI

PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir sistem pembayaran fasilitas


kesehatan (klaim) pada Badan Penyelenggara Kesehatan (BPJS) Pusat adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, ...... 2018

MIFTAHUL RIDHO RAMADHONI


NIM J3N115190
ABSTRACT

MIFTAHUL RIDHO RAMADHONI. Health Facilities Payment System (Claim)


at BPJS Kesehata Pusat. Guided by FARIDA RATNA DEWI, SE, MM.
Accounting System is an information system in the form of organization of forms,
records and reports required by the company in handling day-to-day operational
activities to obtain accounting information about the activities of the company
required by management and other relevant parties in connection with decision
making and other policies The application of a good claims accounting system can
improve the protection of organizational wealth and to improve internal checks so
that information generated by the system is reliable. One agency that implements
claims accounting system is BPJS Health Center. These claims are managed by the
finance department of BPJS Health ie the financial part of DJS (Social Security
Fund) and Claim is the highest activity on BPJS Health. The usefulness of this claim
is to assist the public in the payment of its health facilities, so that with the claim of
health in Indonesia is good. Funds for such claims come from contributions of BPJS
Health participants every month. On payment of claims there are also problems
such as late payment of claims to recipients of health facilities such as hospitals,
clinics, health centers and others. But on the issue of payment of this claim a lot of
complaints that occur from the hospital. The purpose of this thesis is to describe
health facility policy (claims); Describe related functions; Describe the document
used; Describe the network of procedures that make up the health facility payment
system (claims); and Describe BPJS Health Center internal control system. Field
Work Practices at BPJS Kesehatan Pusat were held on February 5, 2017 until March
31, 2018. The final report was collected by observation, interview, literature, and
documentation related to health facility payment system (claims). BPJS Kesehatan
Pusat involves several related functions on healthcare payment system (claims)
such as Regional Office Function, Social Security Fund Management Staff (DJS),
Cash Management Analysis DJS, Assistant Deputy of Cash Management of DJS,
Bank, Cashier, Deputy of Treasury and Investment Board, Director of Finance and
Investment, and President Director. Documents used by BPJS Health Centers
include CFC Data from Branch Offices, Limit Notice, Acceptance Projection, Cash
Budget Proposal, Fund Transfer Letter, Checks, and Transaction Evidence. The
network of procedures that make up the health facility payment system (claims) to
BPJS Kesehatan Pusat include the Procedures for the Establishment of Cash
Making, Budget Cash Arrangement Procedures, and Fund Transfer Procedures.

Keywords: BPJS Health, Health Facility Payment System (Claim).


RINGKASAN

MIFTAHUL RIDHO RAMADHONI. Sistem Pembayaran Fasilitas Kesehatan


(Klaim) pada BPJS Kesehata Pusat. Dibimbing oleh FARIDA RATNA DEWI,
SE, MM.
Sistem Akuntansi merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk organisasi
formulir, catatan dan laporan yang diperlukan oleh perusahaan dalam menangani
kegiatan opersional sehari – hari untuk memperoleh informasi-informasi akuntansi
mengenai kegiatan pada perusahaan tersebut yang diperlukan oleh manajemen dan
pihak – pihak terkait lainnya sehubungan dengan pengambalian keputusan dan
kebijakan lainnya Penerapan sistem akuntansi klaim yang baik dapat memperbaiki
perlindungan terhadap kekayaan organisasi dan untuk memperbaiki pengecekan
intern agar informasi yang dihasilkan oleh sistem dapat dipercaya.
Salah satu badan yang menerapkan sistem akuntansi klaim adalah BPJS
Kesehatan Pusat. Klaim ini dikelola oleh bagian keuangan pada BPJS Kesehatan
yaitu bagian keuangan DJS (Dana Jaminan Sosial) dan Klaim merupakan aktivitas
tertinggi pada BPJS Kesehatan. Kegunaan dari klaim ini adalah untuk membantu
masyarakat dalam pembayaran fasilitas kesehatannya, sehingga dengan adanya
klaim kesehatan di indonesia mejadi baik. Dana untuk klaim tersebut didapat dari
iuran – iuran peserta BPJS Kesehatan setiap bulannya. Pada pembayaran klaim juga
terdapat masalah seperti telatnya pembayaran klaim kepada penerima fasilitas
kesehatan seperti rumah sakit, klinik, puskesmas dan lain-lain. Tetapi pada masalah
pembayaran klaim ini banyak sekali keluhan yang terjadi dari pihak rumah sakit.
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah Menguraikan kebijakan fasilitas
kesehatan (klaim); Menguraikan fungsi-fungsi yang terkait; Menguraikan dokumen
yang digunakan; Menguraikan jaringan prosedur yang membentuk sistem
pembayaran fasilitas kesehatan (klaim); dan Menguraikan sistem pengendalian
internal BPJS Kesehatan Pusat. Praktik Kerja Lapangan di BPJS Kesehatan Pusat
dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2017 sampai 31 Maret 2018. Laporan tugas
akhir dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, kepustakaan, dan
dokumentasi terkait dengan sistem pembayaran fasilitas kesehatan (klaim).
BPJS Kesehatan Pusat melibatkan beberapa fungsi terkait pada sistem
pembayaran fasilitas kesehatan (klaim) seperti Fungsi Kantor Wilayah, Staf
Manajemen Dana Jaminan Sosial (DJS), Analisis Manajemen Kas DJS, Asisten
Deputi Manajemen Kas DJS, Bank, Kasir, Deputi Direksi Treasury dan Investasi,
Direktur Keuangan dan Investasi, dan Direktur Utama. Dokumen yang digunakan
oleh BPJS Kesehatan Pusat meliputi Data CFC dari Kantor Cabang, Surat
Pemberitahuan Limit, Proyeksi Penerimaan, Usulan Cash Budget, Surat
Pemindahan Dana, Cek, dan Bukti Transaksi. Jaringan prosedur yang membentuk
sistem pembayaran fasilitas kesehatan (klaim) pada BPJS Kesehatan Pusat meliputi
Prosedur Penetapan Penyusunan Kas, Prosedur Penyusunan Kas Budget, dan
Prosedur Pemindahan Dana.

Kata kunci: BPJS Kesehatan, Sistem Pembayaran Fasilitas Kesehatan (Klaim).


SISTEM PEMBAYARAN FASILITAS KLAIM (KLAIM) PADA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)
KESEHATAN PUSAT

MIFTAHUL RIDHO RAMADHONI

Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Keahlian Akuntansi

PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Judul Laporan Akhir : Sistem Pembayaran Fasilitas Kesehatan (Klaim) pada
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Pusat
Nama : Miftahul Ridho Ramadhoni
NIM : J3N115190

Disetujui oleh

Farida Ratna Dewi, SE, MM


Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Bagus P. Purwanto, MAgr Drs Iman Firmansyah, MSi


Direktur Koordinator Program Keahlian

Tanggal Lulus :
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam kegiatan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan sejak bulan
Februari 2018 sampai April 2018 ini ialah Sistem Pembayaran Klaim, dengan judul
Sistem Pembayaran Fasilitas Kesehatan (Klaim) pada Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Pusat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku
dosen pembimbing, Ibu Dedet Chandra dari Kantor BPJS Kesehatan Pusat sebagai
pembimbing lapangan. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
Bapak Rizki Herdian selaku Staf Bagian DJS yang telah membantu selama
pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,
serta keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Tak lupa juga ungkapan terima kasih
penulis ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu dan memberikan
semangat kepada penulis dalam pembuatan laporan tugas akhir ini.
Penulis sangat menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak
kekurangan. Terlepas dari hal tersebut, penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat
bagi pembaca, dunia pendidikan maupun penulis sendiri.

Bogor, April 2018

Miftahul Ridho Ramadhoni


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xvii


DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
2 METODE KAJIAN 3
2.1 Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapangan 3
2.2 Metode Pengumpulan Data 3
2.3 Tinjauan pustaka 4
2.3.1 Pengertian Sistem dan Prosedur 4
2.3.2 Pengertian Sistem Akuntansi 4
2.3.3 Tujuan Sistem Akuntansi 5
2.3.4 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 5
2.3.5 Dana Jaminan Sosial (DJS) 5
2.3.6 Penggunaan Dana Jaminan Sosial 5
2.3.7 Fasilitas Kesehatan (FASKES) 6
2.3.8 Alur Simbol Flowchart 7
2.3.9 Sistem Pengendalian Internal 9
3 KERAGAAN BPJS KESEHATAN PUSAT 10
3.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pusat 10
3.2 Visi & Misi BPJS Kesehatan Pusat 11
3.2.1 Visi 11
3.2.2 Misi 12
3.3 Struktur Organisasi 13
4 SISTEM PEMBAYARAN KLAIM PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
(BPJS) KESEHATAN PUSAT. 13
4.1 Kebikan Pembayaran Fasilitas Kesehatan (Klaim) 13
4.2 Fungsi yang terkait pada Pembayaran Fasilitas Kesehatan (Klaim) pada BPJS
Kesehatan Pusat 15
4.3 Dokumen yang terkait pada Pembayaran Fasilitas Kesehatan (Klaim) pada BPJS
Kesehatan Pusat 17
4.4 Prosedur Pembayaran Fasilitas Kesehatan (Klaim) pada BPJS Kesehatan Pusat
18
4.5 Sistem Pengendalian Internal Pembayaran Fasilitas Kesehatan (Klaim) 25
5 SIMPULAN 26
5.1 Simpulan 26
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 29
Lampiran 1 Struktur Organisasi Utama Pada BPJS Kesehatan Pusat 30
Lampiran 2 Skema Pengelolaan Dana Jaminan Kesehatan 30
Lampiran 3 Tugas dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi 31
Lampiran 4 Tugas dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi (Lanjutan) 32
Lampiran 5 Data CFC (Case Forecasting) Kantor Cabang 33
Lampiran 6 Usulan Cash Budget 34
Lampiran 7 Surat Pemberitahuan Limit 35
Lampiran 8 Limit Dana Aset DJS 36
Lampiran 9 Limit Dana Aset DJS (lanjutan) 37
Lampiran 10 Surat Pemindahan Dana 38
Lampiran 11 Cek 39
Lampiran 12 Bukti Transaksi 40

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Simbol bagan alir .................................................................................................... 7


Tabel 2 Simbol bagan alir (lanjutan) ................................................................................... 7
Tabel 3 Simbol bagan alir (lanjutan) ................................................................................... 8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Lokasi BPJS Kesehatan Pusat 3


Gambar 2 Struktur organisasi Kedeputian Direksi Treasury dan Investasi 13
Gambar 4 Prosedur Penetapan Cash Budget 23
Gambar 5 Prosedur Pemindahan Dana 24
Gambar 6 Prosedur Pemindahan Dana (Lanjutan) 25
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Utama Pada BPJS Kesehatan Pusat 30


Lampiran 2 Skema Pengelolaan Dana Jaminan Kesehatan 30
Lampiran 3 Tugas dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi 31
Lampiran 4 Tugas dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi (Lanjutan) 32
Lampiran 5 Data CFC (Case Forecasting) Kantor Cabang 33
Lampiran 6 Usulan Cash Budget 34
Lampiran 7 Surat Pemberitahuan Limit 35
Lampiran 8 Limit Dana Aset DJS 36
Lampiran 9 Limit Dana Aset DJS (lanjutan) 37
Lampiran 10 Surat Pemindahan Dana 38
Lampiran 11 Cek 39
Lampiran 12 Bukti Transaksi 40
1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam hidup seseorang
untuk menunjang kesejahteraan hidupnya. Kesehatan adalah Keadaan
sejahtera dan kondisi optimal dari dari fisik, jiwa maupun pikiran seseorang
yang memungkinkan orang tersebut dapat menjalani hidup secara produktif
baik secara sosial maupun ekonomi. Kesehatan dalam segi fisik dapat
dikatakan sehat apabila seseorang tidak mengeluh terhadap kondisi
badannya dan tubuh berfungsi secara optimal. Kesehatan jiwa dikatakan
sehat atau normal apabila pikiran, emosional, dan spritualnya berjalan
dengan normal. Pikiran sehat dapat dilihat dari cara berpikir sesorang,
emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang mengekspresikan
emosinya seperti takut, gembira, sedih dan lain-lain. Dan apabila seseorang
telah melakukakn praktik spiritual seseorang seperti menjalankan ibadah
dan semua aturan aturan agama yang dianutnya, itu sudah mencerminkan
spiritual yang sehat.
Kondisi kesehatan secara umum dapat dilihat dari status kesehatan
dan gizi masyarakat, yaitu angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan,
prevalensi gizi kurang dan umur angka harapan hidup. Di Indonesia
kesehatan masyarakat belum memadai, karena kurangnya ekonomi dan
bersihnya lingkungan. Tingginya presentase kematian yang ada di
Indonesia disebabkan karena kurangnya biaya untuk rumah sakit.
Berdasarkan penjelasan tersebut pemerintah secara bertahap
menyelenggarakan bentuk jaminan sosial dibidang kesehatan, yaitu
melalui BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan terbentuk dari pengalihan
perusahaan perseroan asuransi yang sudah ada sebelumnya. BPJS
Kesehatan melayani beberapa elemen masyarakat antara lain pekerja
penerima upah, pekerja bukan penerima upah, dan bukan pekerja. Pekerja
penerima upah yang dimaksud adalah PNS, TNI, Polri, Pejabat Negara,
Pegawai swasta dan sebagainya. Sedangkan pekerja bukan menerima upah
terdiri dari pekerja diluar hubungan kerja dan pekerja mandiri. Dan yang
termasuk kedalam kategori bukan pekerja adalah investor, pemberi kerja,
penerima pensiun, veteran dan sebagainya.
BPJS Kesehatan merupakan sebuah badan yang dibangun sebuah
Negara untuk mengelola sistem jaminan kesehatan nasional atau disebut
juga dengan JKN. JKN merupakan program BPJS kesehatan yang
bertujuan untuk memberikan kepastian jaminan kesehatan yang
2

menyeluruh bagi masyarakat indonesia untuk dapat hidup secara produktif,


sehat dan sejahtera. JKN adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan
agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah (PP RI No.87 tahun 2013).
Sistem Akuntansi merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk
organisasi formulir, catatan dan laporan yang diperlukan oleh perusahaan
dalam menangani kegiatan opersional sehari – hari untuk memperoleh
informasi-informasi akuntansi mengenai kegiatan pada perusahaan
tersebut yang diperlukan oleh manajemen dan pihak – pihak terkait lainnya
sehubungan dengan pengambalian keputusan dan kebijakan lainnya.
Penerapan sistem akuntansi klaim yang baik dapat memperbaiki
perlindungan terhadap kekayaan organisasi dan untuk memperbaiki
pengecekan intern agar informasi yang dihasilkan oleh sistem dapat
dipercaya.
Salah satu badan yang menerapkan sistem akuntansi klaim adalah
BPJS Kesehatan Pusat. Klaim ini dikelola oleh bagian keuangan pada BPJS
Kesehatan yaitu bagian keuangan DJS (Dana Jaminan Sosial) dan Klaim
merupakan aktivitas tertinggi pada BPJS Kesehatan. Kegunaan dari klaim
ini adalah untuk membantu masyarakat dalam pembayaran fasilitas
kesehatannya, sehingga dengan adanya klaim kesehatan di indonesia
mejadi baik. Dana untuk klaim tersebut didapat dari iuran – iuran peserta
BPJS Kesehatan setiap bulannya. Pada pembayaran klaim juga terdapat
masalah seperti telatnya pembayaran klaim kepada penerima fasilitas
kesehatan seperti rumah sakit, klinik, puskesmas dan lain-lain. Tetapi pada
masalah pembayaran klaim ini banyak sekali keluhan yang terjadi dari
pihak rumah sakit. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk
membuat Laporan Tugas Akhir dengan judul “SISTEM PEMBAYARAN
FASILITAS KESEHATAN (KLAIM) PADA BPJS KESEHATAN
PUSAT”.

1.2 Tujuan
Laporan tugas akhir ini memiliki tujuan:
1. Menguraikan kebijakan fasilitas kesehatan (klaim) pada BPJS Kesehatan
Pusat.
2. Menguraikan fungsi – fungsi yang terkait dengan Sistem Pembayaran
Fasilitas Kesehatan (Klaim) pada BPJS Kesehatan Pusat.
3. Menguraikan dokumen yang terkait dengan Sistem Pembayaran Fasilitas
Kesehatan (Klaim) pada BPJS Kesehatan Pusat.
4. Menguraikan prosedur dalam Sistem Pembayaran Fasilitas Kesehatan
(Klaim) pada BPJS Kesehatan Pusat.
3

5. Menguraikan unsur sistem pengendalian BPJS.

2 METODE KAJIAN

2.1 Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapangan


Praktik kerja lapangan ini berdasarkan kurikulum program keahlian akuntansi
program diploma institut pertanian bogor. Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL)
ini dilaksanakan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Pusat
di Jl. Letjen Suprapto Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Praktek kerja lapangan ini
dilaksanakan selama 8 minggu, mulai tanggal 5 Februari 2018 sampai dengan 31
Maret 2018. Kegiatan ini berlangsung pada hari Senin sampai dengan Jumat pada
pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB.

Gambar 1 Peta Lokasi BPJS Kesehatan Pusat

Sumber : Google Maps, 2018

2.2 Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data dan informasi pada
tempat pkl sehingga tugas akhir ini bisa terlaksana yaitu:

1. Observasi
Dalam mencari dan mengumpulkan data penulis mengamati secara langsung
sistem akuntansi klaim pada bagian penerimaan dana klaim BPJS Kesehatan
Pusat, dengan cara melihat pada bagian fungsi yang terkait dan mengamati
langsung mulai dari proses penerimaan dana klaim, pembuatan data
penerima klaim oleh BPJS Kesehatan Pusat, dan Pengiriman dana asuransi
faskes dari kantor pusat BPJS ke kantor cabang.
2. Wawancara
4

Metode wawancara yang dilakukan penulis adalah dengan mengambil


keterangan langsung secara lisan dari bagian DJS (Dana Jaminan Sosial)
tentang proses penerimaan dana klaim, bagian BPJS Kesehatan Pusat,
pengiriman dana asuransi faskes dari kantor pusat ke cabang untuk menggali
informasi tentang sistem akuntansi klaim pada BPJS Kesehatan Pusat.
3. Kepustakaan
Studi pustaka ini mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh berasal
dari sumber yang berkaitan dengan kajian seperti buku Mulyadi tentang
sistem akuntansi 2016, V.Wiratna Sujarweni 2015, Faiz Zamzami 2016,
karya ilmiah dan lain lain yang dapat dijadikan referensi dalam menyusun
tugas akhir.
4. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan mengamati dokumen-dokumen yang
berhubungan dan dibutuhkan dalam menyusun tugas akhir ini seperti bisnis
proses (bispro), Buku Pedoman BPJS dan lain-lain.

2.3 Tinjauan pustaka

2.3.1 Pengertian Sistem dan Prosedur

Menurut Mulyadi (2016:4): Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang


dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang
dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulah-ulang.

2.3.2 Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut V.Wiratna Sujarweni (2015:3) Akuntansi adalah proses dari


transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku
besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan
keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu. Sistem Akuntansi adalah kumpulan
elemen yaitu formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan laporan keuangan
yang akan digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Mulyadi (2016:3): Sistem Akuntansi adalah Organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang di koordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
5

informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan


pengelolaan perusahaan.

2.3.3 Tujuan Sistem Akuntansi

Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut:


1. Menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
2. Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik
mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.
3. Memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk
memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk
menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan
perlindungan kekayaan perusahaan.
4. Mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

2.3.4 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) adalah badan


hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan
(Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013). BPJS terdiri atas BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan memulai
operasionalnya pada tanggal 1 januari 2014 (Kementrian Kesehatan 2013).
Kepesertaan BPJS Kesehatan bersifat wajib dan dilakukan secara bertahap
sehingga mencakup seluruh penduduk (Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2013). Meskipun peserta yang bersangkutan sudah memiliki jaminan
kesehatan lain, BPJS memiliki target untuk merangkul seluruh penduduk
Indonesia menjadi peserta BPJS Kesehatan, paling lambat tahun 2019
(Kementrian Kesehatan 2013).

2.3.5 Dana Jaminan Sosial (DJS)

Dana Jaminan Sosial (DJS) adalah dana amanat milik seluruh peserta
yang merupakan himpunan iuran beserta hasil pengembangannya yang
dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial untuk pembayaran
manfaat kepada peserta dan pembiayaan operasional penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial. Dana jaminan sosial diperoleh dari iuran yang
dibayarkan secara teratur oleh Peserta BPJS Kesehatan, Pemberi Kerja, dan
Pemerintah.

2.3.6 Penggunaan Dana Jaminan Sosial

Penggunaan Dana Jaminan Sosial terbagi 3 yaitu sebagai berikut :


6

2.3.6.1 Pembayaran manfaat atau Jaminan Pelayanan Kesehatan


Dana Jaminan Sosial Kesehatan yang digunakan untuk
pembayaran manfaat atau Jaminan Pelayanan Kesehatan berupa pembayaran
untuk pelayanan kesehatan perseorangan yang bersifat promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang
diperlukan.
2.3.6.2 Dana Operasional penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Dana Jaminan Sosial Kesehatan yang digunakan untuk Operasional
penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan berupa dana yang dialokasikan
untuk operasional penyelenggaraan Jaminan Kesehatan oleh BPJS
Kesehatan. Dana operasional yang dapat diambil dari Dana Jaminan Sosial
Kesehatan oleh BPJS Kesehatan paling tinggi 10% (sepuluh persen) dari total
iuran yang telah diterima oleh BPJS Kesehatan.
Besaran persentase dana operasional ditetapkan setiap tahun oleh
Menteri Keuangan setelah berkordinasi dengan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan dan DJSN.
Dalam penentuan persentase dana operasional tersebut, BPJS Kesehatan
mengajukan usulan Besaran persentase dana operasional kepada Menteri
Keuangan paling lambat 3 (tiga) sebelum tahun anggaran yang bersangkutan
dengan melampiran rencana kerja anggaran tahunan (RKAT) BPJS
Kesehatan. Menteri Keuangan menetapkan besaran persentase dana
operasional tersebut paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran
yang bersangkutan berjalan.
2.3.6.3 Investasi dalam instrument investasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Dana Jaminan Sosial Kesehatan yang digunakan untuk investasi
dalam instrumen investasi dilakukan melalui investasi pada instrumen sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2013 yaitu
deposito berjangka pada Bank, termasuk deposit on call dan deposito yang
berjangka waktu kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) bulan, surat berharga
yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia, dan/atau surat berharga
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

2.3.7 Fasilitas Kesehatan (FASKES)

Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan


untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau Masyarakat. Pembayaran Fasilitas Kesehatan atau Klaim terbagi
2 yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Lanjutan (FKTL). Peserta yang mendapatkan fasilitas kesehatan dapat
7

berobat sesuai dengan tingkatan iuran yang dibayarkannya. Apabila Peserta


tersebut menginginkan kelas perawatan yang lebih tinggi dari pada haknya, peserta
tersebut dapat meningkatkan haknya dengan cara mengikuti asuransi kesehatan
tambahan, atau membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin oleh BPJS
Kesehatan dengan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelas perawatan.

2.3.8 Alur Simbol Flowchart

Menurut Romney V. Wiratna Sujarweni (2015) “Bagan alir (flowchart)


adalah teknik analitis bergambar yang digunakan untuk menjelaskan beberapa
aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis”.

Tabel 1 Simbol bagan alir


Simbol Nama Penjelasan

Flow Direction
Symbols
Simbol Arus / Flow Menyatakan jalannya arus suatu
proses.

Simbol Transmisi data dari satu lokasi ke


Communication lokasi lain
Link

Simbol Connector Sambungan dari proses ke proses


lainnya dalam halaman yang
sama.

Sambungan dari proses ke proses


lainnya dalam halaman yang
Simbol Offline berbeda.
connector

Tabel 2 Simbol bagan alir (lanjutan)


Simbol Nama Penjelasan

Processing Symbols
8

Simbol Process Suatu tindakan (proses) yang


dilakukan oleh komputer.

Simbol manual Suatu tindakan (proses) yang tidak


dilakukan oleh komputer.

Simbol decision Suatu kondisi tertentu yang akan


menentukan dua kemungkinan
jawaban : ya / tidak.

Simbol predefined Penyediaan tempat penyimpanan


process suatu pengolahan untuk memberi
harga awal.

Simbol terminal Menyatakan permulaan atau akhir


suatu program

Simbol keying Segala jenis operasi yang diproses


operation dengan menggunakan suatu mesin
yang mempunyai keyboard.

Simbol offline - Bahwa data dalam simbol ini akan


storage disimpan ke suatu media tertentu.

Simbol manual Memasukkan data secara manual


input dengan menggunakan line
keyboard.

Tabel 3 Simbol bagan alir (lanjutan)


Simbol Nama Penjelasan

Input / Output Symbols


9

Simbol manual Memasukkan data secara manual


input dengan menggunakan line
keyboard.

Simbol manual Memasukkan data secara manual


input dengan menggunakan line
keyboard.

Simbol manual Memasukkan data secara manual


input dengan menggunakan line
keyboard.

Simbol manual Memasukkan data secara manual


input dengan menggunakan line
keyboard.

Simbol manual Memasukkan data secara manual


input dengan menggunakan line
keyboard.

Simbol manual Memasukkan data secara manual


input dengan menggunakan line
keyboard.

Sumber : Sistem Informasi Akuntansi (V. Wiratna Sujarweni 2015)

2.3.9 Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring


Organizations of the Treadway Commision (COSO) Enterprise Risk Management
(ERM) oleh Faiz Zamzami dkk (2016) adalah manajemen risiko sebagai proses
yang dipengaruhi oleh Board of Directors, manajemen, dan personel lain dalam
entitas, diaplikasikan pada pembentukan strategi dan pada seluruh bagian
perusahaan, dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat
mempengaruhi entitas, dan mengelola risiko selaras dengan risk appetite entitas,
untuk menyediakan jaminan yang wajar terhadap pencapaian sasaran dari entitas.
Komponen pengendalian internal menurut COSO ERM yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian merupakan komponen awal untuk
pengembangan sistem Internal Controls dengan menyediakan disiplin dan
struktur yang bersifat fundamental. Ini sangat menentukan bagi seluruh
10

organisasi dan memberi dasar bagi cara pandang terhadap risiko dari setiap
orang dalam organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian menciptakan
suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran
personel organisasi tentang pengendalian
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Aktivitas Pengendalian merupakan identifikasi dan analisis yang digunakan
oleh manajemen terhadap risiko terkait dengan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Pemahaman dan manajemen dari pengendalian risiko
adalah elemen dasar dari fondasi pengendalian internal, dan sebuah
perusahaan harus memiliki proses di dalamnya untuk mengevaluasi risiko
potensial yang mungkin berdampak pada tujuan tersebut.
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas Pengendalian berupa kegiatan, kebijakan, prosedur, dan praktik
yang menjamin pencapaian tujuan institusi. Kegiatan ini memungkinkan
pengambilan berbagai tindakan yang diperlukan untuk mengelola risiko
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan pengendalian berlangsung
di seluruh organisasi, semua tingkatan dan pada semua fungsi yang ada.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi dan komunikasi merupakan komponen yang mendukung semua
komponen pengendalian lainnya dengan mengomunikasikan tanggung
jawab pengendalian kepada seluruh pegawai dan menyediakan informasi
dalam sebuah bentuk dan kerangka waktu yang mengizinkan orang
menyeleasikan tugasnya.
5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian
intern pada suatu waktu. Monitoring menjadi peran auditor internal, yang
melakukan tinjauan untuk menilai kepatuhan dengan prosedur yang telah
diteteapkan.

3 KERAGAAN BPJS KESEHATAN PUSAT

3.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pusat


BPJS Kesehatan merupakan badan yang dibentuk pemerintah untuk melayani
masyarakat indonesia tanpa mendapatkan keuntungan apapun, sebab bersifat
nirlaba. BPJS Kesehatan sebenarnya bukan lembaga baru tetapi BPJS ini sudah
dibentuk sejak tahun 1968 dengan nama BPDPK (Badan Penyelenggaraan Dana
Pemeliharaan Kesehatan). BPDPK dibentuk berdasarkan kebijakan pemerintah
yaitu untuk melakukan pemeliharaan kesehatan terhadap Pegawai Negeri Sipil, dan
Penerima Pensiun seperti PNS dan ABRI.
11

Pada tahun 1984 atau selepas 16 tahun berdiri sebagai badan dibentuklah
Perusahaan Umum Husada Bhakti, yang awalnya bernama BPDPK. Perusahaan
Umum Husada Bhakti dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 dan
23 tahun 1984 yang tugasnya itu untuk meningkatkan program jaminan dan
pemeliharaan kesehatan bagi para peserta yang terdiri dari PNS, TNI/POLRI,
Pensiunan dan keluarga dari peserta mulai dari istri dan suami serta anak.
Setelah berjalan kurang lebih 8 tahun, muncul Peraturan Pemerintah Nomor
6 tahun 1992 tentang perubahan BPDPK diubah menjadi perusahaan perseroan atau
PT Persero. Pengambilan keputusan ini didasarkan pada pertimbangan fleksibilitas
pengelolaan keuangan, guna menjadi perusahaan yang mandiri sehingga dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik. Setelah menjadi persero, nama BPDPK pun
diubah menjadi askes atau asuransi kesehatan.
PT. Askes Persero menjalankan aktivitasnya dengan cara mandiri seperti
mengurusi penyelenggaraan jaminan kesehatan khusus bagi warga – warga yang
bekerja kepada pemerintah sampai dengan tahun 2005. Pemerintah akhirnya
menerbitkan sebuah keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
124/MENKES/SK/XI/2001 dan Nomor 56/MENKES/SK/I/2005 untuk mengubah
sistem kerja PT Askes agar keluarga yang miskin yang tidak masuk ke dalam
golongan Abdi Negara juga dimasukin kedalam jaminan kesehatan. Berdasarkan
hal tersebut PT. Askes akhirnya membuat program yaitu Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat Miskin didasarkan pada UUD 1945, UU Nomor 23/1992
tentang kesehatan, UU Nomor 40 tahun 2004 tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial
Nasional) dan susuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 124 tahun 2014
dan Nomor 56 tahun 2005.
Akhirnya pada tahun 2014 terjadi perubahan yang sangat pesat yaitu dengan
dibentuknya sebuah BUMN bernama BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan dibentuk
oleh pemerintah yang semula bernama PT Askes. BPJS Kesehatan bekerja secara
menyeluruh untuk menjamin semua fasilitas kesehatan masyarakat yang ada di
Indonesia tanpa ada yang dikecualikan. Sehingga sampai sekarang terkait dana
fasilitas kesehatan, BPJS Kesehatan menerapkan prinsip gotong royong yang
berarti saling membantu dalam proses fasilitas kesehatan.

3.2 Visi & Misi BPJS Kesehatan Pusat

3.2.1 Visi

Terwujudnya jaminan kesehatan (JKN-KIS) yang berkualitas dan


berkesinambungan bagi seluruh penduduk indonesia pada tahun 2019 berlandaskan
gotong royong yang berkeadilan melalui BPJS kesehatan yang handal, unggul, dan
terpercaya.
12

3.2.2 Misi

1. Meningkatkan kualitas layanan yang berkeadilan kepada peserta, pemberi


layanan kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya melalui sistem yang
efektif dan efisien.
2. Memperluas kepesertaan JKN-KIS mencakup seluruh penduduk Indoneia
paling lambat 1 Januari 2019 melalui peningkatan kemitraan dengan seluruh
pemangku kepentingan dan mendorong partisipasi masyarakat, serta
meningkatkan kepatuhan kepesertaan.
3. Menjaga kesinambungan program JKN-KIS dengan mengoptimalkan
kolektibilitas iuran, sistem pembayaran fasilitas kesehatan dan pengelolaan
keuangan secara transparan dan akuntabel.
4. Memperkuat kebijakan dan implementasi program JKN-KIS melalui
peningkatan kerjasama antar lembaga, kemitraan koordinasi, dan komunikasi
dengan seluruh pemangku kepentingan.
5. Memperkuat kapasitas dan tata kelola organisasi dengan didukung SDM yang
profsional, penelitian, perencanaan, dan evaluasi, pengelolaan proses bisnis dan
manajemen risiko yang efektif, serta infrastruktur dan teknologi informasi yang
handal.
13

3.3 Struktur Organisasi

DEPUTI DIREKSI TREASURY DAN


INVESTASI

Asisten Deputi Asisten Deputi Asisten Deputi Bidang


Bidang Bidang Manajemen Manajemen Kas Dana
Investasi Kas BPJS Jaminan Sosial

Ahli Investasi Analisis Analisis


Manajemen Kas Manajemen Kas
BPJS Kesehatan Dana Jaminan
Pengelolaan
Dana BPJS Sosial Kesehatan
Kesehatan Analisis
Manajemen Pajak Staff Manajemen
Kas Dana
Pengelolaan Jaminan Sosial
Dana Jaminan Staff manajemen Kesehatan
SosialKesehatan Kas BPJS
Kesehatan dan Kasir
Staff Investasi Pajak

Kepala Bagian
Pembayaran

Kasir

Gambar 2 Struktur organisasi Kedeputian Direksi Treasury dan Investasi


Sumber: File Struktur organisasi BPJS Kesehatan Pusat (2018)

4 SISTEM PEMBAYARAN KLAIM PADA BADAN


PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)
KESEHATAN PUSAT.

4.1 Kebikan Pembayaran Fasilitas Kesehatan (Klaim)


Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif,
14

preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah


Daerah, dan/atau Masyarakat. Penyediaan fasilitas kesehatan berguna untuk
meringankan beban peserta dalam pembayaran rumah sakit, klinik sehat maupun
yang lainnya.
Peserta dalam pelayanan kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.
Sebelum penetapan membayar iuran sesuai tingkatannya setiao orang tersebut
terlebih dahulu mendaftar sebagai peserta yang diatur dalam Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 yang menjelaskan bahwa :
1. Untuk pertama kali setiap Peserta didaftarkan oleh BPJS Kesehatan pada
satu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan oleh BPJS
Kesehatan setelah mendapat rekomendasi dinas kesehatan kabupaten/kota
setempat.
2. Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya Peserta berhak
memilih Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang diinginkan atau
kemampuannya.
3. Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama tempat Peserta terdaftar.
4. Pelayanan kesehatan ini tidak berlaku bagi peserta yang berada di luar
wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar; atau
dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
5. Dalam hal Peserta memerlukan pelayanan kesehatan
6. Tingkat lanjutan, Fasilitas Kesehatan tingkat pertama harus merujuk ke
Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdekat sesuai dengan sistem
rujukan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang undangan.
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan diatur dengan Peraturan
Menteri
Fasilitas kesehatan tersebut bukan disediakan untuk peserta yang derajat
ekonomi nya lemah saja, tetapi fasilitas kesehatan ini diberikan secara adil kepada
para peserta sesuai tingkatan nya masing masing. Dalam melakukan proses
pelayanan kesehatan, peserta harus melakukan pelayanan fasilitas kesehatan sesuai
dengan tingkatannya, dan apabila terjadi permintaan dari peserta dengan
menginginkan rawat inap ataupun pelayanan kesehatan yang melebihi dari
tingkatannya, peserta harus membayar biaya berobat nya sesuai sisa yang
ditanggung oleh pelayanan kesehatan itu sendiri.
Tingkatan penerima Fasilitas Kesehatan beserta fasilitasnya yaitu sebagai
berikut :
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama meliputi pelayanan
kesehatan non spesialistik yang mecakup :
a. Administrasi Pelayanan
15

b. Pelayanan Promotif dan Preventif


c. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
d. Tindakan non medis spesialistik, baik operatif maupun non operatif
e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
f. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis
g. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama
h. Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan, meliputi pelayanan
kesehatan yang mencakup:
a. Administrasi Pelayanan
b. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter
spesialis dan subspesialis
c. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
d. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
e. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi
medis
f. Rehabilitasi medis
g. Pelayanan darah
h. Pelayanan kedokteran forensik
i. Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan
j. Rawat inap non intensif maupun di ruang intensif

Adapun fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak dijamin yaitu sebagai


berikut :
a. Pelayanan kesehatan dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat
darurat.
b. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan
kerja atau hubungan kerja.
c. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri.
d. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik
e. Pelayanan kesehatan untuk mengatasi infertilitas
f. Pelayanan meratakan gigi
g. Alat kontrapersi, kosmetik, makanan bayi, dan susu

4.2 Fungsi yang terkait pada Pembayaran Fasilitas Kesehatan


(Klaim) pada BPJS Kesehatan Pusat
Berikut adalah bagian-bagian fungsi yang terkait pada pembayaran klaim BPJS
Pusat:
16

A. Kantor Wilayah
Kantor wilayah berperan dalam mencatat kebutuhan dana fasilitas
kesehatan yang dibutuhkan oleh semua penyedia layanan kesehatan seperti
rumah sakit, klinik kesehatan, puskesmas dan lain-lain. Kantor wilayah juga
berfungsi untuk mengirimkan kebutuhan dana dari setiap unit penyedia
kesehatan tersebut ke bagian Analisis Manajemen Kas Dana Jaminan Sosial di
Kantor BPJS Kesehatan Pusat serta bertanggung jawab atas Dana Fasilitas
Kesehatan (Klaim) yang dikirimkan oleh BPJS Kesehatan Pusat.
B. Staf Manajemen Kas DJS
Staf Manajemen Kas Dana Jaminan Sosial berperan dalam merekap
semua dana yang dikirimkan oleh Kantor Wilayah dan membuat sekaligus
mengirimkan Surat Pemberitahuan Limit ke bank.
C. Analisis Manajemen Kas DJS
Analisis Manajemen Kas Dana Jaminan Sosial befungsi dalam
melakukan analisis data dan rekapitulasi kebutuhan dana kantor cabang yang
dikirimkan oleh Staf Manajemen Kas Dana Jaminan Sosial serta mengirimkan
dokumen tersebut ke bagian Asisten Deputi Manajemen Kas Dana Jaminan
Sosial untuk diperiksa dan disetujui. Sebelum mengeluarkan dana Fasilitas
Kesehatan Analisis Manajemen juga bertugas untuk menyusun dan
menghitung saldo proyeksi penerimaan dan pengeluaran mingguan.
D. Asisten Deputi Manajemen Kas DJS
Dalam pembayaran fasilitas kesehatan (klaim) Asisten Deputi
Manajemen Kas DJS sangat berperan penting dalam pengelolaan dana klaim
tersebut karena Asisten Deputi Manajemen Kas DJS bertugas dalam
memberikan Surat Usulan yang dibuat oleh Staf Manajemen Kas DJS kepada
Deputi Direksi. Surat usulan tersebut diperiksa dan ditanda tangani oleh Deputi
Direksi sebelum dana dicairkan.
E. Bank
Bagian ini berfungsi menerbitkan cek pemindahan dana yang
dikirimkan oleh kasir. Pemindahan dana tersebut dilakukan oleh bank dari
Rekening BPJS Kes – Asset DJS – Pemb Klaim ke masing – masing rekening
klaim yang ada di kantor cabang. Cek ini berguna dalam pengisian kas kepada
masing – masing kantor cabang tersebut.
F. Kasir
Kasir ini berfungsi untuk membuat cek surat pemindahan dana sebelum
dilakukannya pengisian kas ke masing masing rekening yang ada dikantor
cabang. Kasir juga merupakan perantara antara Grup keuangan bagian
pembayaran klaim ke grup akuntansi.

G. Deputi Direksi Treasury dan Investasi


Deputi Direksi Treasury dan Investasi ini sangat berpengaruh terhadap
pencairan dana fasilitas kesehatan (klaim) karena Deputi ini bertanggung
17

jawab dalam proses pengeluaran dana klaim tersebut. Dengan tidak adanya
tanda tangan Deputi ini, dana tersebut tidak dapat dicairkan karena harus ada
persetujuan dari bagian ini. Deputi ini bertanggung jawab terhadap saldo
klaim bernilai 20 Miliar.
H. Direktur Keuangan dan Investasi
Dalam pembayaran klaim antara 20 Miliar sampai 250 Miliar akan
diperiksa dan disetujui oleh Direktur Keuangan dan Investasi. Jadi apabila
dana klaim sebesar nominal diatas, maka Asisten Deputi Manajemen Kas DJS
dan Deputi Direksi Treasury dan Investasi harus mengetahui saldo klaim
tersebut. Setelah dapat persetujuan dari kedua bagian tersebut maka baru
diberikan kepada Direktur Keuangan dan Investasi.
I. Direktur Utama
Dalam pembayaran klaim diatas 250 Miliar akan diperiksa dan
disetujui oleh Direktur Utama. Jadi apabila dana klaim sebesar nominal diatas,
maka Asisten Deputi Manajemen Kas DJS dan Deputi Direksi Treasury dan
Investasi serta Direktur Keuangan dan Investasi harus mengetahui saldo klaim
tersebut. Setelah dapat persetujuan dari kedua bagian tersebut maka baru
diberikan kepada Direktur Utama.
4.3 Dokumen yang terkait pada Pembayaran Fasilitas
Kesehatan (Klaim) pada BPJS Kesehatan Pusat
Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dan berhubungan dengan
penerimaan kas bengkel adalah:
1. Data CFC dari Kantor Cabang
Data CFC (Cash Forecasting) merupakan data prediksi pengeluaran Dana
Jaminan Sosial Kesehatan di Kantor Cabang, yang menggambarkan kebutuhan
dana untuk pembayaran Jaminan Pelayanan Kesehatan (Klaim) dalam rangka
menjaga likuiditas dan solvabilitas DJS Kesehatan. Cash forecasting disusun
oleh Kantor Cabang untuk kebutuhan mingguan, yang digunakan oleh Kantor
Pusat sebagai dasar penyusunan Cash Budget dan penetapan batasan nominal
transaksi (limit) Kantor Cabang.

2. Surat Pemberitahuan Limit


Surat pemberitahuan limit ini dibuat oleh Staf Manajemen Kas DJS sebagai
pemberitahuan limit dana klaim yang akan dibayarkan oleh BPJS Kesehatan
kepada Kantor Cabang. Dokumen ini juga menjadi acuan sebagai pembuatan
cash budget ataupun dana yang akan dikeluarkan.
3. Proyeksi Penerimaan
18

Dokumen ini merupakan proyeksi penerimaan dana yang dijadikan sebagai


pembanding biaya pengeluaran klaim. Proyeksi penerimaan bersumber dari
iuran seluruh peserta bpjs di seluruh Indonesia. Dokumen ini di proses oleh
bagian Analisis Manajemen Kas DJS sebagai acuan untuk membuat cash
budget.
4. Usulan Cash Budget
Cash Budget merupakan Prediksi atas penerimaan dan pengeluaran Dana
Jaminan Sosial Kesehatan di Kantor Pusat, yang menggambarkan ketersediaan
dana untuk memenuhi kebutuhan dana pembayaran Jaminan Pelayanan
Kesehatan (Klaim) dalam rangka menjaga likuiditas dan solvabilitas DJS
Kesehatan.
Cash Budgeting disusun oleh Kedeputian Treasury dan Investasi Kantor Pusat
untuk kebutuhan mingguan & bulanan, berdasarkan proyeksi penerimaan dan
Cash Forecasting (pengeluaran) yang telah disampaikan oleh Kantor Cabang.
5. Surat Pemindahan Dana
Surat pemindahan dana merupakan dokumen yang dibuat oleh Staf Manajemen
Kas DJS yang digunakan sebagai surat pengantar yang diberikan kasir ke bank
untuk melakukan transaksi pemindahan dana Rekening Pembayaran Klaim
Kantor Pusat ke Rekening Pooling Kantor Cabang.
6. Cek / Bilyet Giro
Cek merupakan dokumen yang menyatakan surat perintah yang diberikan oleh
kasir dari Kantor Pusat BPJS Kesehatan ke bank yang digunakan untuk
transaksi pemindahan dana dari Rekening Pembayaran Klaim Kantor Pusat ke
Rekening Pooling Kantor Cabang.
7. Bukti Transaksi
Dokumen ini dibuat dan dikeluarkan oleh bank sebagai bukti transaksi
pemindahan dana yang dikirimkan oleh bank ke bagian kasir kantor pusat. Bukti
transaksi juga dikirimkan oleh kasir ke bagian Akuntansi untuk dijadikan
sebagai dokumen rekonsiliasi atau pengecekan ulang terhadap pengeluaran
dana klaim.

4.4 Prosedur Pembayaran Fasilitas Kesehatan (Klaim) pada


BPJS Kesehatan Pusat
BPJS Kesehatan Pusat merupakan suatu badan yang dibentuk untuk
menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan yaitu salah satunya memberikan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan kepada Peserta dengan ketentuannya masing
masing. Dalam pembayaran Fasilitas Kesehatan ada 6 prosedur yang harus diikuti
agar pembayaran tersebut berjalan dengan baik.

Prosedur yang berlaku pada pembayaran fasilitas kesehatan (klaim) BPJS


Kesehatan Pusat adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Penetapan Penyusunan Kas
19

a. Prosedur ini dimulai dari mengirimkan data kebutuhan dana kantor cabang
(cash forecasting) ke kantor pusat oleh kantor cabang, data tersebut
dikirimkan ke bagian Staf Manajemen Kas DJS. Data tersebut diolah oleh
Staf Manajemen Kas DJS pada aplikasi IN MONICA yang digunakan untuk
menyusun Cash Forecasting Kantor Cabang.
b. Staf Manajemen Kas DJS merekap kebutuhan dana kantor cabang. Setelah
direkap Staf Manajemen Kas DJS mengirimkan berkas tersebut ke bagian
Analisis Manajemen Kas DJS.
c. Setelah berkas tersebut diterima oleh Analisis Manajemen Kas DJS, bagian
ini akan melakukan Analisis data rekapitulasi kebutuhan dana kantor
cabang.
d. Setelah bagian Analisis Manajemen Kas DJS malakukan analisis, data
tersebut akan diberikan ke Asisten Deputi Manajemen Kas DJS untuk
diperiksa dan diberi persetujuan. Apabila Asisten Deputi Manajemen Kas
DJS tidak setuju dengan berkas tersebut maka akan dikembalikan ke bagian
Analisis Manajemen Kas DJS untuk diperiksa ulang.
e. Apabila Asisten Deputi Manajemen Kas DJS setuju dengan berkas tersebut,
maka bagian ini memberikan berkas tersebut ke Deputi Direksi Treasury
dan Investasi untuk diperiksa dan disetujui.
f. Dan apabila berkas tersebut telah disetujui oleh Deputi Direksi Treasury dan
Investasi makan berkas tersebut akan diberikan ke Staf Manajemen Kas
DJS. Bagian Staf Manajemen Kas DJS akan membuat Surat Pemberitahuan
Limit dan dikirimkan ke bank.
g. Setelah bank menerima Surat Pemberitahuan Limit, Bank akan kembali
mengirimkan ke Kantor Pusat bagian Analisis Manajemen Kas DJS.
2. Prosedur Penyusunan Kas Budget
a. Pada awal prosedur ini Analisis Manajemen Kas DJS menghitung saldo,
proyeksi penerimaan, dan pengeluaran mingguan. Apabila Analisis
Manajemen Kas DJS menemukan kesalahan seperti realisasi tidak sesuai
dengan proyeksi penerimaan, maka Analisis Manajemen Kas DJS
melakukan koordinasi dengan Grup Manajemen Iuran serta kesalahan dalam
saldo CMS tidak update, maka perlakuan yang dilakukan adalah meminta
data saldo dari bank.
b. Analisis Manajemen Kas DJS memberikan Proyeksi Penerimaan dan
Kebutuhan Dana yang telah diolah kepada Asisten Deputi Manajemen Kas
DJS untuk di periksa dan diberi persetujuan. Apabila Asisten Deputi
Manajemen Kas DJS menyetujui ataupun tidak menyetujui dokumen
tersebut maka diberikan kebagian Analisis Manajemen Kas DJS untuk di
proses kembali.
c. Setelah Analisis Manajemen Kas DJS menerima proyeksi yang diberikan
Asisten Deputi Manajemen Kas DJS, Analisis Manajemen Kas DJS
20

melakukan penyusunan usulan Cash Budget dan dikirimkan kembali ke


Asisten Deputi Manajemen Kas DJS untuk diperiksa kembali.
d. Asisten Deputi Manajemen Kas DJS memeriksa dan memberi persetujuan
atas data usulan cash budget yang diberikan oleh Analisis Manajemen Kas
DJS.
e. Asisten Deputi Manajemen Kas DJS mengirimkan data usulan cash budget
yang telah disetujuinya ke Deputi Direksi Treasury dan Investasi untuk di
periksa dan disetujui.
f. Apabila Deputi Direksi Treasury dan Investasi menyetujui usulan cash
budget tersebut, maka data tersebut akan diberikan ke bagian Analisis
Manajemen Kas DJS. Setelah Analisis Manajemen Kas DJS menerima data,
maka bagian tersebut akan mengirimkan data tersebut ke bagian Staf
Manajemen Kas DJS.

3. Prosedur Pemindahan Dana


a. Pada prosedur ini Staf Manajemen Kas DJS menerima data usulan cash
budget yang dikirimkan oleh Analisis Manajemen Kas DJS untuk pembuatan
surat usulan pemindahan dana sesuai cash budget. Surat usulan cash budget
yang dibuat tersebut diberikan ke Asisten Deputi Manajemen Kas DJS.
b. Setelah Asisten Deputi Manajemen Kas DJS menerima Surat usulan cash
budget, bagian ini akan melakukan pemeriksaan, dan setelah sesuai maka dia
akan menyetujui. Setelah disetujui Asisten Deputi Manajemen Kas DJS akan
memberikan Surat usulan cash budget tersebut ke Kasir.
c. Kasir menerima berkas yang diberikan oleh Asisten Deputi Manajemen Kas
DJS dan bagian ini membuat cek / Bilyet Giro (BG) yang digunakan untuk
transaksi.
d. Cek dan bilyet giro yang sudah dibuat atau diterbitkan akan ditanda tangani
oleh pejabat berwenang sesuai dengan ketentuan saldonya. Jika saldo klaim
itu mencapai I Milyar maka ditanda tangani oleh Deputi Direksi Bidang
Treasury dan Investasi, apabila saldo nya mencapai 150 Milyar maka ditanda
tangani oleh Ddirektur Keuangan dan Investasi, dan apabila saldonya diatas
150 Milyar maka ditanda tangani oleh Direktur Utama.
e. Setelah di setujui oleh Pejabat berwenang, Kasir melakukan transaksi dan
mencatat pada Buku Catatan. Setelah itu kasir mengirimkan Cek/Bilyet Giro
ke bank.
f. Bank melakukan pemindahan dana klaim yang telah bisa dipakai oleh kantor
cabang, dan memberikan bukti transaksi yang dikirimkan kembali ke Kasir.
g. Setelah berkas diterima oleh Kasir, Kasir mengirimkan berkas tersebut ke
Bagian Kedeputian Akuntansi.
h. Staf Akuntansi Internal Kantor Pusat menerima berkas dan melakukan
rekonsiliasi.
21

Berikut adalah gambar bagan alir (flowchart) terkait dengan sistem


pembayaran fasilitas kesehatan (klaim) di BPJS Kesehatan Pusat:

1) Prosedur Penetapan Penyusunan Kas (Setting Limit)


22

Penetapan Penyusunan Kas (Setting Limit)

Asisten Deputi Manajemen Deputi Direksi Treasury dan


Kantor Wilayah Staf Manajemen Kas DJS Analisis Manajemen Kas DJS
Kas DJS Investasi

Mulai 1 2 3 4

Data Cash Forecasting Data Cash Forecasting


Mengirimkan Data
Kantor Cabang Kantor Cabang Data Cash Forecasting
Kebutuhan Dana Data Cash Forecasting
Kantor Cabang
Kantor Cabang (Cash Kantor Cabang
Fore Casting)

Data Cash Forecasting Melakukan Analisis


Kantor Cabang Memeriksa Data CFC
Merekap Kebutuhan Data dan Rekapitulasi Memeriksa CFC dan
dan Memberi
Dana Kantor Cabang Kebutuhan Dana Memberi Persetujuan
Persetujuan
Kantor Cabang

1
Data Cash Forecasting Data Cash Forecasting Data Cash Forecasting Data Cash Forecasting
Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang

5 2 6 3
4 5

Data Cash Forecasting Data Cash Forecasting


Kantor Cabang Kantor Cabang

Membuat dan Menerima Rekap


Mengirimkan Surat Data Cash
Pemberitahuan Limit Forecasting Kantor
Ke Bank Cabang

Surat Pemberitahuan Data Cash Forecasting


Limit Kantor Cabang

Data Cash Forecasting


Kantor Cabang

Dokumen ini
dilakukan
oleh Bagian
BANK

Analisis
Manajemen
6 Kas DJS
untuk
menyusun
Flowchart
Penyusunan
Kas Budget

Selesai
BPJS Kesehatan Pusat

Gambar 3 Prosedur Penetapan Penyusunan Kas (Setting Limit)

2) Prosedur Penyusunan Cash Budget


23

Penyusunan Kas Budget

Deputi Direksi Treasury dan


Staf Manajemen Kas DJS Analisis Manajemen Kas DJS Asisten Deputi Manajemen Kas DJS
Investasi

6 Mulai 1 4

Dokumen ini
lanjutan dari
Prosedur
Penetapan
Penyusunan Kas

Usulan Cash Budget Data Cash Forecasting Proyeksi Penerimaan Usulan Cash Budget
Kantor Cabang

Menghitung Saldo
Memeriksa Proyeksi Memeriksa Usulan
Menerima Usulan Proyeksi Penerimaan,
dan Pengeluaran
Penerimaan dan Cash Budget dan
Cash Budget
dana mingguan Memberi Persetujuan Memberi Persetujuan

Data Cash Forecasting


Usulan Cash Budget Proyeksi Penerimaan Usulan Cash Budget
Kantor Cabang

Proyeksi Penerimaan

Dokumen ini 3 2 5
dilanjutkan 2 1
untuk
pembuatan
Prosedur
Pemindahan
Dana Proyeksi Penerimaan Usulan Cash Budget

Selesai
Memeriksa Usulan
Menyusun Usulan Cash Budget dan
Cash Budget Memberi Persetujuan

Proyeksi Penerimaan Usulan Cash Budget

Usulan Cash Budget

5 3 4

Usulan Cash Budget

Mengirimkan Usulan
Cash Budget

Usulan Cash Budget


BPJS KESEHATAN PUSAT

Gambar 4 Prosedur Penetapan Cash Budget

3) Prosedur Pemindahan Dana


24

Prosedur Pemindahan Dana

Asisten Deputi Manajemen Kas


Staf Manajemen Kas DJS Kasir
DJS

Mulai 2 1

Usulan Cash Budget Usulan Cash Budget Usulan Cash Budget

Surat Pemindahan Surat Pemindahan


Dana Dana
Dokumen ini
lanjutan dari
Prosedur
Pemindahan
Dana

Menerima berkas Memeriksa dan


Membuat surat usulan dan membuat memberi
pemindahan dana Cek/ Bilyet Giro persetujuan
sesuai Cash Budget

Usulan Cash Budget Usulan Cash Budget Usulan Cash Budget

Surat Pemindahan Surat Pemindahan Surat Pemindahan


Dana Dana Dana

Cek / Bilyet Giro

1 2

2 1

Surat Pemindahan
Dana

Cek / Bilyet Giro

Melakukan
transaksi dan
mencatat pada
Buku Catatan

Surat Pemindahan
Dana

Cek / Bilyet Giro

4 3

Bukti Transaksi

Menerima Bukti
Transaksi dan
Memberikan Bukti
Transaksi Ke
Grup Akuntansi

Bukti Transaksi
BPJS KESEHATAN PUSAT

STAF KEU

Selesai

Gambar 5 Prosedur Pemindahan Dana

4) Prosedur Pemindahan Dana ( Lanjutan )


25

Prosedur Pemindahan Dana

Deputi Direksi Treasury dan


Direktur Keuangan dan
Investasi Direktur Utama Bank
Investasi

1 3 4 3

Surat Pemindahan Surat Pemindahan Surat Pemindahan


Dana Cek / Bilyet Giro
Dana Dana

Cek / Bilyet Giro Cek / Bilyet Giro Cek / Bilyet Giro

Bagian ini Melakukan


Bagian ini pemindahan dana
Bagian ini menandatan
menandatan Dan memberikan
menandatan gani apabila
gani apabila
gani apabila saldo Bukti Transaksi
saldo
saldo mencapai
mencapai 20
mencapai 20 diatas 250
Miliar – 250
Milyar Miliar
Miliar

Memberikan Memberikan Memberikan Cek / Bilyet Giro


persetujuan dan persetujuan dan persetujuan dan
menandatangani menandatangani menandatangani
cek / bilyet giro Bukti Transaksi
cek / bilyet giro cek / bilyet giro

Surat Pemindahan 4
Surat Pemindahan Surat Pemindahan
Dana Dana Dana

Cek / Bilyet Giro Cek / Bilyet Giro Cek / Bilyet Giro

3 4 2
BPJS KESEHATAN PUSAT

Gambar 6 Prosedur Pemindahan Dana (Lanjutan)

4.5 Sistem Pengendalian Internal Pembayaran Fasilitas


Kesehatan (Klaim)
Pengendalian internal merupakan hal yang paling penting dalam
keberlangsungan hidup perusahaan, pengendalian internal yang meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi
26

dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen telah diterapkan dengan baik


oleh kantor pusat BPJS Kesehatan, secara umum hal ini terlihat dari beberapa
aspek, yaitu:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab dan


fungsional secara tegas telah diterapkan oleh kantor pusat BPJS
Kesehatan, sebagai contoh BPJS Kesehatan telah membagi struktur
organisasinya menjadi beberapa grup yang memiliki tanggung
jawab dan fungsi yang berbeda, dan setiap grup memiliki
departemen yang bekerja untuk mencapai tujuan masing-masing
yang dikepalai oleh seorang kepala departemen.
2. Sistem wewenang dan prosedur otorisasi, pada kantor pusat BPJS
Kesehatan wewenang otorisasi diberikan kepada kepala grup dan
kepala departemen, setiap transaksi yang terjadi/dilakukan oleh
BPJS Kesehatan harus mendapat persetujuan dari kepala grup dan
kepala departemen, jika tidak ada persetujuan dari salah satu
pemegang wewenang ini maka transaksi belum bisa dilakukan.
3. Praktik yang sehat telah diterapkan dengan cara melakukan rotasi
dan mutasi pegawai secara berkala, dan setiap transaksi yang
dilakukan selalu melewati beberapa departemen , hal ini dilakukan
untuk menghindari kecurangan dan manipulasi data oleh karyawan.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab juga sudah
diterapkan oleh pihak BPJS Kesehatan, dalam penerimaan
karyawan, perusahaan telah melakukan tes dan seleksi yang ketat,
dan perusahaan juga telah mengembangkan mutu karyawannya
dengan menyekolahkan karyawannya, contohnya karyawan
berprestasi yang hanya lulusan D3 akan dibiayai untuk melanjutkan
pendidikan S1. Selain itu juga kepala grup dan kepala departemen
umumnya berpendidikan S1 atau S2, sedangkan para staf
umumnya berpendidikan D3 dan S1.

5 SIMPULAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
dilaksanakan oleh penulis pada BPJS Kesehatan Pusat, maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembayaran Fasilitas Kesehatan (klaim) berguna untuk meringankan beban
peserta dalam pembayaran rumah sakit, klinik kesehatan maupun yang
lainnya. Peserta yang dimaksud dalam penerima klaim adalah setiap orang,
27

termasuk orang asing yang bekerja paling lambat 6 (enam) bulan di Indonesia
yang telah membayar iuran. Iuran yang dibayarkan peserta sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Para penerima Fasilitas Kesehatan (klaim)
ada 2 tingkatan yaitu FKTP (Fasilitas kesehatan tingkat pertama) dan FKTL
(Fasilitas kesehatan tingkat lanjutan)
2. Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem pembayaran fasilitas kesehatan
(klaim) pada BPJS Kesehatan yaitu, Fungsi Kantor Wilayah, Staf Manajemen
Kas DJS, Analisis Manajemen Kas DJS, Asisten Deputi Manajemen Kas
DJS, Bank, Kasir, Deputi Direksi Ttreasury dan Investasi, Direktur
Keuangan dan Investasi, dan Direktur Utama.
3. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembayaran fasilitas
kesehatan ( klaim ) pada BPJS Kesehatan meliputi, Data CFC (Cash
Forecasting) dari kantor cabang, Surat Pemberitahuan Limit, Proyeksi
Penerimaan, Usulan Cash Budget, Surat Pemindahan Dana, Cek / Bilyet Giro,
dan Bukti Transaksi.
4. Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembayaran fasilitas kesehatan
(klaim) pada BPJS Kesehatan meliputi Prosedur Penetapan Penyusunan Kas
(Setting Limit), Prosedur Penyusunan Cash Budget, dan Prosedur
Pemindahan Dana.
5. Sistem pengendalian internal dalam sistem pembayaran fasilitas kesehatan
(klaim) sudah dirancang dan diterapkan dengan baik oleh perusahaan. Hal ini
terlihat dari adanya pemisahan tanggung jawab dan wewenang, prosedur
otorisasi yang dilakukan hanya oleh Kepala Departemen dan Kepala Grup,
dan praktik yang sehat dibutkikan dengan adanya rotasi pegawai dan mutasi
pegawai hingga pemilihan calon pegawai yang kompeten dibidangnya
masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Edisi ke-4. Jakarta (ID): Salemba Empat.
BPJS Kesehatan Pusat. 2018. File Struktur Organisasi BPJS Kesehatan
Pusat.Jakarta (ID): BPJS Kesehatan Pusat.
Faiz Zamzami dkk. 2016. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta (ID): Gadjah
Mada University Press.
Sujarweni VW. 2015. Sistem Akuntansi. Yogyakarta (ID): Pustaka Baru Press.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi Utama Pada BPJS Kesehatan Pusat

Lampiran 2 Skema Pengelolaan Dana Jaminan Kesehatan


Lampiran 3 Tugas dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi
Lampiran 4 Tugas dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi (Lanjutan)
Lampiran 5 Data CFC (Case Forecasting) Kantor Cabang
Lampiran 6 Usulan Cash Budget
Lampiran 7 Surat Pemberitahuan Limit
Lampiran 8 Limit Dana Aset DJS
Lampiran 9 Limit Dana Aset DJS (lanjutan)
Lampiran 10 Surat Pemindahan Dana
Lampiran 11 Cek
Lampiran 12 Bukti Transaksi
RIWAYAT HIDUP

MIFTAHUL RIDHO RAMADHONI, dilahirkan di


Paykumbuh pada tanggal 15 Januari 1997 merupakan anak
pertama dari 4 (empat) bersaudara, dari pasangan Nurmasdi M
dan Zulfa Rina. Riwayat pendidikan diawali dari Pendidikan
Taman Kanak – Kanak (TK) di TK Bundo Kanduang dan
melanjutkan Sekolah Dasar (SD) di SD N 10 Tujuah Koto
Talago hilannga lulus pada tahun 2003.
Menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di MTsN Padang
Japang, Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2012. Setelah itu penulis
melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA N 01 Kec.
Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2012 dan menyelesaikannya pada
tahun 2015. Tahun 2014 penulis pun melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di
Program Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur undangan di
Program Keahlian Akuntansi.
Selain aktif dalam perkuliahan, penulis juga aktif beberapa organisasi seperti
Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa Minang dan Wakil Ketua Ikatan Keluarga
Mahasiswa Payakumbuh, Himpunan Mahasiswa, Selama tiga tahun menjalani
kuliah sebagai mahasiswa Akuntansi, penulis mendapat kesempatan untuk
melakukan Praktik Kerja Lapangan di BPJS Kesehatan Pusat, yang bertempat di
Jalan Letjen Suprapto Kav.20 No.14, Cempaka Putih, Jakarta Pusat dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir Program Diploma IPB yang berjudul “ Sistem
Pembayaran Fasilitas Kesehatan (Klaim) pada BPJS Kesehatan Pusat “ pada
bulan Februari hingga April 2018.

You might also like