Professional Documents
Culture Documents
Skrining farmakologi terhadap suatu obat atau senyawa obat baru ditujukan
untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai aktivitas farmakologi dari obat
atau senyawa tersebut. Skrining obat meliputi proses scanning dan evaluasi. Scanning
ini meliputi suatu uji atau serangkaian uji yang akan mendeteksi aktivitas fisiologi
obat tersebut. Uji-uji yang dijelaskan pada skrining ini dibuat untuk mendeteksi
secara cepat aktivitas obat. Untuk aktivitas yang spesifik, diperlukan uji yang lebih
spesifik untuk aktivitas tertentu. Terdapat tiga macam prosedur skrining aktivitas
biologi yaitu skrining sederhana (simple screening) atau skrining umum (general
screening), skrining buta (blind screening), serta skrining terprogram (programmed
screening) atau skrining spesifik (specific screening). Pemilihan macam skrining
tergantung berdasarkan kepada tujuan yang ingin dicapai.
Skrining sederhana adalah suatu prosedur pengujian obat dasar yang meliputi
satu atau dua pengujian yang sama untuk mendeteksi apakah suatu senyawa memiliki
aktivitas farmakologi. Skrining sederhana memiliki prosedur yang sederhana dan
tidak memerlukan sederetan pengujian yang interpretasi hasil suatu pengujiannya
tergantung kepada pengujian lain. Misalnya jika injeksi suatu senyawa uji
menyebabkan hewan percobaan kehilangan kesadaran, kemungkinan senyawa
tersebut bersifat depresan sistem saraf pusat. Skrining buta adalah program skrining
yang dilakukan terhadap senyawa baru tanpa informasi apapun mengenai aktivitas
farmakologinya. Hasil dari skrining buta adalah paling sedikit dapat diketahui ada
atau tidaknya aktivitas farmakologi obat dan dapat memberikan arahan untuk indikasi
aktivitas farmakologi tersebut pada manusia. Skrining terprogram terbatas dilakukan
terhadap senyawa yang telah diperkirakan khasiatnya. Pada skrining buta dilakukan
pengujian neurofarmakologi, toksisitas (LD50), kemudian pengujian terhadap organ
yang diisolasi serta pengujian lain yang dianggap penting.
Kafein merupakan senyawa yang dapat menstimulan sistem saraf dan meningkatkan
metabolisme. Kafein menghambat kerja dari enzim fosfodiesterase, menyekat
reseptor adenosin yang mana adenosin merupakan neurotransmitter yang menekan
kerja dari sistem saraf pusat sebagai penyebab bronkokonstriksi, penghambat
pelepasan renin, dan sebagai pengurang agregasi trombosit. Struktur dari adenosin
dan kafein mirip sehingga kafein dapat menggantikan posisi adenosin untuk berikatan
dengan reseptor di otak.
Sedangkan diazepam ialah senyawa obat golongan sedatif yang bekerja pada reseptor
GABA dengan memperkuat fungsi hambatan neuron GABA.