Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
Infeksi cacing parasit (helminthic infection) merupakan salah satu beban kesehatan
dunia, seperti halnya malaria dan tuberkulosis.1 Diperkirakan 1/3 dari masyarakat dunia
mengalami infeksi cacing, dimana 300 juta diantaranya mengalami infeksi berat. Adapun
angka kematian akibat infeksi cacing, khususnya Soil Transmitted Helminth (STH) mencapai
150 ribu per tahunnya. Di Indonesia, prevalensi kejadian cacingan pada anak usia sekolah
dasar adalah 35,5% dengan infeksi terbanyak berturut-turut disebabkan oleh Tricuris triciura
(20,5%), Ascaris lumbricoides (17,4%), dan hookworm (2,3%).2 Meski merupakan masalah
kesehatan yang sangat besar, perhatian terhadap kecacingan masih rendah, sehingga infeksi
ini sering disebut sebagai Negleted Tropical Disease (NTD).1
Etiologi
Epidemiologi
Diperkirakan ada 1,4 miliar orang yang mengalami askariasis. Adapun distribusinya
sebagai berikut:
Siklus Hidup
Siklus hidup Ascaris lumbricoides diawali dengan cacing dewasa yang hidup di usus
halus. Cacing betina dapat menghasilkan sekitar 200 ribu telur cacing perharinya dan
dikeluarkan melalui feses (tahap 1). Telur yang dikeluarkan dapat telah dibuahi atau belum.
Telur yang belum dibuahi tidak akan mengalami perkembangan, sehingga meskipun tertelan
tidak akan menimbulkan askariasis (tahap 2). Telur yang dibuahi akan mengalami proses
pematangan sebelum akhirnya bersifat infektif, tahapan ini berlangsung selama 18 hari
hingga beberapa minggu tergantung kondisi lingkungan (tahap 3). Telur infektif ini kemudian
tertelan (tahap 4) dan kemudian menetes menjadi larva di lambung (tahap 5). Larva kemudian
masuk ke intestinal, menembus mukosa usus, melalui hepatic portal vein, dan menuju paru
(tahap 6). Larva berkembang diparu selama 10-14 hari sebelum kemudian mempenetrasi
alveolus, naik ke bronkus, sampai ke kerongkongan dan akhirnya kembali tertelan (tahap 7).
Cacing ini kemudian sampai di usus halus dan telah mencadi cacing Ascaris lumbricoides
dewasa dan siap menghasilkan ribuan telur lainnya. Siklus ini berlangsung selama 2-3 bulan.6
Patofisiologi
Cacing dewasa dapat bermigrasi pada berbagai saluran atau celah pada jalur
gastrointestinal misalnya saluran empedu, pankreas, appendix, dan mackel divertikulum.
Keberadaan cacing ini pada saluran tersebut menyebabkan penyumbatan yang berujung pada
kerusakan. Jika cacing ini mati maka akan terjadi respon inflamasi, nekrosis, infeksi, dan
dapat membentuk abses. Keberadaan cacing juga dapat memicu terjadinya granulomatous
peritonitis. Selama proses migrasi, larva Ascaris lumbricoides dapat terdeposit pada otak,
ginjal, medulla spinalis, dan organ lainnya menyebabkan terbentuknya granuloma, inflamasi,
dan infeksi. Jalinan Ascaris lumbricoides juga dapat memperangkap bolus dan menyebabkan
sumbatan pada saluran gastrointestinal. Kondisi ini paling sering terjadi di ileum.4
Manifestasi Klinis
Penutup
Ascaris lumbricoides merupakan cacing parasit golongan cacing intestinal atau yang
dikenal sebagai Soil Transmitted Helminth (STH). Cacing ini merupakan jenis STH yang
paling banyak menginfeksi populasi dunia dan merupakan cacing terbesar di golongan
tersebut. Fase infektif dari Ascaris lumbricoides adalah telur matang yang terdapat di tanah
terkontaminasi feses yang mengandung telur Ascaris lumbricoides. Umumnya, infeksi parasit
ini tidak menimbulkan efek serius, hanya sebagaan kecil saja yang berdampak fatal, berupa
kerusakan intestinal dan saluran empedu. Selain itu, infeksi Ascaris lumbricoides juga
berdampak negatif terhadap status gizi dan tinggi badan seorang anak.
Daftar Pustaka
1. Hotez PJ, Brindley PJ, Bethony JM, King CH, Pearce EJ, et al. Helminth infection:
the great neglected tropical disease. J Clin Invest. 2008;118(4):1311-21.
2. Rahayu N, Ramdani M. Faktor resiko terjadinya kecacingan di SDN Tebing Tinggi di
kabupaten Balangan, provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit
Bersumber Binatang. 2013;4(3):150-4.
3. Subahar R. Penuntun Praktikum Parasitologi. Jakarta: Departemen Parasitologi FKUI.
2015.
4. Shoff WH, Pediatric Ascariasis [internet]. [cited 2015 Oct 4]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/996482-overview
5. Chandra G. Ascaris: the round worm [internet]. [cited 2015 Oct 4]. Available from:
http://www.iaszoology.com/ascaris/.
6. Center for Disease Control and Prevention. Parasites: ascariasis [internet]. [cited 2015
Oct 4]. Available from: http://www.cdc.gov/parasites/ascariasis/epi.html.
7. Yu S, Lin HT, Shui SZ, Ying DC, Yi CY, et al. stunting and soil transmitted helminth
infection among school age pupils in rural areas of southern China. Parasite and
Vector. 2010;3(97)