You are on page 1of 16

Analisa Kinerja Keuangan

PT Mayora Indah Tbk


Periode Tahun 2014-2018

` OLEH :

Nama : Vinny Alfianti Rukmana

Nim : 17404376

Jenjang Studi : Strata Satu (S1)

Program Studi/ Sem : Akuntansi/ IV

Dosen : Adi Irawan

Asisten Dosen : Ruth Tridianty, SE, M.Ak

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

SULTAN AGUNG

PEMATANG SIANTAR

2019
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan tahun 1977 dengan
pabrik pertama berlokasi di Tangerang. Menjadi perusahaan publik pada
tahun 1990. Sesuai Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha Perseroan
diantaranya adalah dalam bidang industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk.
memproduksi dan memiliki 6 (enam) divisi yang masing-masing
menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi,

Divisi Merek Dagang


Biskuit Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch
Better, Slai O’lai, Sari Gandum, Sari Gandum
Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress
Kembang Gula Kopiko, Kopiko Milko, Kopiko Cappucino, Kis,
Tamarin, Juizy Milk
Wafer Beng Beng, Beng Beng Maxx, Astor, Astor
Skinny Roll, Roma Wafer Coklat, Roma Zuperr
Keju
Coklat Choki-Choki
Kopi Torabika Duo, Torabika Duo Susu, Torabika Jahe
Susu, Torabika Moka, Torabika 3 in One,
Torabika Cappucino, Kopiko Brown Coffee,
Kopiko White Mocca
Makanan Eenergen Cereal, Energen Oatmilk, Energen Go
Kesehatan Fruit
Selain dikenal karena memproduksi minuman dan makanan, PT.
Mayora Indah Tbk. (Perseroan) juga dikenal sebagai Market Leader yang
sukses meghasilkan produk-produk yang menjadi pelopor pada kategoriya
masing-masing.Produk-produk hasil inovasi Perseroan tersebut
diantaranya :

Permen Kopiko, pelopor permen kopi


Astor, pelopor wafer stick
Beng Beng, pelopor wafer caramel berlapis coklat
Choki-Choki, pelopor coklat pasta
Energen, pelopor minuman cereal
Kopi Torabika Duo dan Duo Susu, pelopor coffee mix

Hingga saat ini, Perseroan tetap konsisten pada kegiatan


utamanya, yaitu dibidang makanan dan minuman. Sesuai dengan
tujuannya, Perseroan bertekad akan terus menerus berupaya
meningkatkan segala cara dan upaya untuk mencapai hasil yang terbaik
bagi kepentingan seluruh pekerja, mitra usaha, pemegang saham,dan
para konsumennya.

Nama Entitas Anak

1. PT. Sinar Pangan Barat, bergerak dalam bidang penyewaan kantor


dan gudang
2. PT.Sinar Pangan Timur,. Bergerak dalam bidang penyewaan kantor
dan gudang
3. PT. Torabika Eka Semesta, bergerak dalam bidang pengolahan kopi
dan sereal
4. PT. Kakao Mas Gemilang, bergerak dalam bidang pengolahan coklat
5. Mayora Nederland BV, bergerak dalam bidang keuangan
Analisis Rasio Keuangan

1. Analisis Rasio Likuiditas


Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
suatu perusahaan untuk melunasi semua hutang jangka
pendeknya. Rasio likuiditas yang umum digunakan untuk mengukur
tingkat likuiditas suatu perusahaan antara lain :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

CR = Aset Lancar
Liabilitas Lancar

Contoh :
PT Mayora Indah, untuk tahun 2014 sebagai berikut :

CR = 6.508.768.623.440
3.114.337.601.361
= 2.08 kali

Tahun Aset Lancar Liabilitas Lancar CR


2014 6.508.768.623.440 3.114.337.601.361 2,08 kali
2015 7.454.347.029.087 3.151.495.162.694 2,36 kali
2016 8.739.782.750.141 3.884.051.319.005 2,25 kali
2017 10.674.199.571.313 4.473.628.322.956 2,38 kali
2018 12.647.858.727.872 4.764.510.387.113 2,65 kali

Current Ratio
3
2,36 2,38
2,65
2 2,25
2,08

1 current ratio

0
2014 2015 2016 2017 2018
Dari hasil analisis, terlihat bahwa angka Current Ratio dari tahun
2014 - 2018 berfluktuasi lebih dari 2,0 kali. Hal ini menujukkan bahwa
perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam melunasi utangnya.
Karena perbandingan aset lancar lebih besar daripada liabilitas yang
dimiliki perusahaan.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

QR = Aset Lancar – Persediaan


Liabilitas Lancar

Contoh :
PT Mayora Indah, untuk tahun 2014 sebagai berikut :

QR = 6.508.768.623.440 – 1.966.800.644.217
3.114.337.601.361
= 1,45 kali

Tahun Aset Lancar Persediaan Liabilitas Lancar QR


2014 6.508.768.623.440 1.966.800.644.217 3.114.337.601.361 1,45 kali
2015 7.454.347.029.087 1.763.233.048.130 3.151.495.162.694 1,80 kali
2016 8.739.782.750.141 2.123.676.041.546 3.884.051.319.005 1,70 kali
2017 10.674.199.571.313 1.825.267.160.976 4.473.628.322.956 1,97 kali
2018 12.647.858.727.872 3.351.796.321.991 4.764.510.387.113 1,95 kali

Quick Ratio
2.5

2 1,80
1,97 1,95
1.5 1,70
1,45
1 Quick Ratio
0.5

0
2014 2015 2016 2017 2018
Dari hasil analisis, terlihat bahwa angka Quick Ratio dari tahun 2014 -
2018 berfluktuasi lebih dari 1,0 kali. Hal ini menujukkan bahwa
perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi
kewajibannya.

2. Analisis Rasio Solvabilitas


Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban jangka
panjangnya. Rasio solvabilitas yang umum digunakan untuk
mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan antara lain :

a. Rasio Total Liabilitas Terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)

DAR = Total Liabilitas


Total Aset

Contoh :
PT Mayora Indah, untuk tahun 2014 sebagai berikut :

DAR = 6.220.960.735.713
10.297.997.020.540
= 0,60

Tahun Total Liabilitas Total Aset DAR


2014 6.220.960.735.713 10.297.997.020.540 0,60
2015 6.148.255.759.034 11.342.715.686.221 0,54
2016 6.657.165.872.077 12.922.421.859.142 0,51
2017 7.561.503.434.179 14.915.849.800.251 0,50
2018 9.049.161.944.940 17.591.706.426.634 0,51
Debt to Asset Ratio
0.8
0,54 0,50
0.6
0,60
0,51 0,51
0.4
Debt to Asset Ratio
0.2

0
2014 2015 2016 2017 2018

Dari hasil analisis, terlihat bahwa angka Debt to Asset Ratio pada
tahun 2014 adalah 0,60 atau 60 %, ini menunjukkan bahwa kreditor
mendanai perusahaan sebesar 60% dari total aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan. Pada tahun 2015 adalah 0,54 atau 54%, ini menunjukkan
bahwa kreditor mendanai perusahaan sebesar 54% dari total aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan. Pada tahun 2016 adalah 0,51 atau 51%, ini
menunjukkan bahwa kreditor mendanai perusahaan sebesar 51% dari
total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pada tahun 2017 adalah 0,50
atau 50%, ini menunjukkan bahwa kreditor mendanai perusahaan sebesar
50% dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pada tahun 2018
adalah 0,51 atau 51%, ini menunjukkan bahwa kreditor mendanai
perusahaan sebesar 51% dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

b. Rasio Total LiabilitasTerhadap Total Ekuitas(Total Debt to


Equity Ratio)

DER = Total Liabilitas


Ekuitas

Contoh :
PT Mayora Indah, untuk tahun 2014 sebagai berikut :
DER = 6.220.960.735.713
4.077.036.284.827
= 1,52

Tahun Total Liabilitas Ekuitas DER


2014 6.220.960.735.713 4.077.036.284.827 1,52
2015 6.148.255.759.034 5.194.459.927.187 1,18
2016 6.657.165.872.077 6.265.255.987.065 1,06
2017 7.561.503.434.179 7.354.346.366.072 1,02
2018 9.049.161.944.940 8.542.544.481.694 1,06

Debt to Equity Ratio


2
1.5 1,18
1,52 1,02
1 Debt to Equity
1,06 1,06
0.5 Ratio

0
1.52 1.18 1.06 1.02

Dari hasil analisis, terlihat bahwa angka Debt to Equity Ratio pada
tahun 2014 adalah 1,52 atau 152 %, ini menunjukkan bahwa perusahaan
dibiayai oleh utang yang nilainya 152 % dari total ekuitas . Pada tahun
2015 adalah 1,18 atau 118 %, ini menunjukkan bahwa perusahaan
dibiayai oleh utang yang nilainya 118 % dari total ekuitas. Pada tahun
2016 adalah 1,06 atau 106 %, ini menunjukkan bahwa perusahaan
dibiayai oleh utang yang nilainya 106 % dari total ekuitas. Pada tahun
2017 adalah 1,02 atau 102 %, ini menunjukkan bahwa perusahaan
dibiayai oleh utang yang nilainya 102 % dari total ekuitas. Pada tahun
2018 adalah 1,06 atau 106 %, ini menunjukkan bahwa perusahaan
dibiayai oleh utang yang nilainya 106 % dari total ekuitas.
3. Analisis Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur
seberapa efektif perusahaan memanfaatkan aset mereka untuk
menghasilkan pendapatan. Rasio aktivitas yang umum digunakan
untuk mengukur tingkat aktivitas suatu perusahaan antara lain :

a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)

ITO = Penjualan
Persediaan

Contoh :
PT Mayora Indah, untuk tahun 2014 sebagai berikut :

ITO = 14.169.088.278.238
1.966.800.644.217
= 7,20

Tahun Penjualan Persediaan ITO


2014 14.169.088.278.238 1.966.800.644.217 7,20
2015 14.818.730.635.847 1.763.233.048.130 8,40
2016 18.349.959.898.358 2.123.676.041.546 8,64
2017 20.816.673.946.473 1.825.267.160.976 11,40
2018 24.060.802.395.725 3.351.796.321.991 7,17

Inventory Turnover Ratio


15 11,40
10 8,40
8,64 Inventory
5 7,20 7,17
Turnover Ratio
0
2014 2015 2016 2017 2018
Dari hasil analisis, terlihat bahwa angka Inventory Turnover Ratio
mulai dari tahun 2014 – 2017 mengalami peningkatan. Hal ini
menunjukkan bahwa bertambahnya keefisien dan keefektifan perusahaan
dalam mengolah perusahaannya . Sedangkan untuk tahun 2018
mengalami penurunan yang cukup jauh dari tahun sebelumnnya , ini
berarti kemampuan perusahaan dalam mengolah persediaan kurang
efektif dan efisien.

b. Rasio Perputaran Total Aset (Total AssetsTurnover Ratio)

TATO = Penjualan
Total Aset

Contoh :
PT Mayora Indah, untuk tahun 2014 sebagai berikut :

TATO = 14.169.088.278.238
10.297.997.020.540
= 1,37

Tahun Penjualan Total Aset TATO


2014 14.169.088.278.238 10.297.997.020.540 1,37
2015 14.818.730.635.847 11.342.715.686.221 1,31
2016 18.349.959.898.358 12.922.421.859.142 1,42
2017 20.816.673.946.473 14.915.849.800.251 1,39
2018 24.060.802.395.725 17.591.706.426.634 1,36
Total Assets Turnover Ratio
1.45 1,42
1,39
1.4
Total Assets
1.35 1,37 1,36 Turnover Ratio
1.3 1,31

1.25
2014 2015 2016 2017 2018

Dari hasil analisis, terlihat bahwa angka Total AssetsTurnover Ratio


pada tahun 2014 adalah 1,37 yang menunjukkan bahwa perusahaan
memperoleh penjualan yang nilainya 1,37 kali dari keseluruhan aset yang
dimilikinya. Pada tahun 2015 adalah 1,31 yang menunjukkan bahwa
perusahaan memperoleh penjualan yang nilainya 1,31 kali dari
keseluruhan aset yang dimilikinya. Pada tahun 2016 adalah 1,42 yang
menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh penjualan yang nilainya
1,42 kali dari keseluruhan aset yang dimilikinya. Pada tahun 2017 adalah
1,39 yang menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh penjualan yang
nilainya 1,39 kali dari keseluruhan aset yang dimilikinya. Pada tahun 2018
adalah 1,36 yang menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh
penjualan yang nilainya 1,36 kali dari keseluruhan aset yang dimilikinya

4. Analisis Rasio Profitabilitas


Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya
laba yang diperoleh sebuaah perusahaan dalam periode tertentu.
Rasio aktivitas yang umum digunakan untuk mengukur tingkat
aktivitas suatu perusahaan antara lain :

a. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)

ROA = Laba Bersih


Total Aset
Contoh :
PT Mayora Indah, untuk tahun 2014 sebagai berikut :

ROA = 406.618.689.484
10.297.997.020.540
= 0,03

Tahun Laba Bersih Total Aset ROA


2014 406.618.689.484 10.297.997.020.540 0,03
2015 1.250.233.128.560 11.342.715.686.221 0.11
2016 1.388.676.127.665 12.922.421.859.142 0,10
2017 1.630.953.830.893 14.915.849.800.251 0,10
2018 1.760.434.280.304 17.591.706.426.634 0,10

Return on Assets Ratio


0.12 0,10
0.1 0,10
0,10
0.08
0.06 Return on
0.04 Assets Ratio
0.02 0,03 0,11
0
2014 2015 2016 2017 2018

Dari hasil analisis, terlihat bahwa angka Return on Assets pada


tahun 2015 lebih besar dibandingkan tahun – tahun yang lain yaitu
sebesar 0,11 atau 11%. Hal ini mununjukkan bahwa kemampuan
perusahaan dalam hal pengembalian laba terhadap total aset terbilang
baik .
b. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)

ROE = Laba Bersih


Total Ekuitas

Contoh :
PT Mayora Indah, untuk tahun 2014 sebagai berikut :

ROE = 406.618.689.484
4.077.036.284.827
= 0,09

Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE


2014 406.618.689.484 4.077.036.284.827 0,09
2015 1.250.233.128.560 5.194.459.927.187 0,24
2016 1.388.676.127.665 6.265.255.987.065 0,82
2017 1.630.953.830.893 7.354.346.366.072 0,22
2018 1.760.434.280.304 8.542.544.481.694 0,20

Return on Equity Ratio


1
0.8
0,82
0.6
0.4
0,20 Return on
0.2 0,09
Equity Ratio
0,24 0,22
0
2014 2015 2016 2017 2018

Dari hasil analisis, terlihat bahwa angka Return on Equity Ratio pada
tahun 2016 lebih besar dibandingkan tahun – tahun yang lain yaitu
sebesar 0,82 atau 82%. Hal ini mununjukkan bahwa kemampuan
perusahaan dalam hal pengembalian laba terhadap total ekuitas sangat
baik. ROE yang tinggi akan menyebabkan posisi pemilik modal
perusahaan semakin kuat .
5. Analisis Rasio Nilai Pasar
Rasio ini merupakan indikator untuk mengukur mahal murahnya
suatu saham, digunakan untuk membantu investor dalam mencari
saham yang memiliki potensi keuntungan dividen yang besar
sebelum melakukan penanaman modal berupa saham.

a. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio)

PER = Harga Pasar Per Saham


Laba Per Saham

Contoh :
PT Mayora Indah, untuk tahun 2014 sebagai berikut :

PER = 500
451
= 1,10

Tahun Harga Pasar Per Saham Laba Per Saham PER


2014 500 451 1,10
2015 500 1.364 0,36
2016 500 61 8,19
2017 500 71 7,04
2018 500 77 6,49

10
Price Earning Ratio
6,49
8,19
7,04
5 Price Earning
1,10 0,36 Ratio

0
2014 2015 2016 2017 2018
Dari hasil analisis, terlihat bahwa angka Price Earning Ratio pada
tahun 2016 sebesar 8,19. Angka ini lebih besar dari tahun yang lain, ini
berarti harga saham paling tinggi bberada pada tahun 2016 dan hal ini
mencerminkan ekspektasi investor yang lebih tinggi pada saham tersebut.

b. Rasio Nilai Buku (Price Book Value Ratio)

PBV = Harga Pasar per saham


Nilai Buku Per Saham

Contoh :
PT Mayora Indah, untuk tahun 2014 sebagai berikut :

PBV = 500
4800,19
= 0,10

Tahun Harga Pasar per Nilai Buku Per PBV


saham Saham
2014 500 4800,19 0,10
2015 500 6115,82 0,08
2016 500 280,21 1,78
2017 500 8658,81 0,05
2018 500 382,06 1,30
Price Book Value Ratio
2
1,78
1.8
1.6
1.4 1,30

1.2
1 Price Book Value
0.8 Ratio
0.6
0.4
0,10 0,08 0,05
0.2
0
2014 2015 2016 2017 2018

Dari hasil analisis, terlihat bahwa angka Price Book Value Ratio
pada tahun 2016 dan tahun 2018 lebih dari 1 yaitu 1,78 dan 1,30 . Hal ini
menunjukkan bahwa saham sudah diperdagangkan dengan harga yang
mahal saat ini lebih dari nilai wajarnya.

You might also like