You are on page 1of 15

Nama: Elmira Rachma Ashari

NPM: 260110170027

1. Sebutkan masing-masing organ yang ada di modul 1

Anterior
Posterior

Superior
Posterior

Inferior

Anterior
Caudal

(Atmodjo dan Pratama, 2011)


(Atmodjo dan pratama, 2011)
(Atmodjo dan Pratama, 2011)
Cranial Cavity

Vetebral cavity

Pericardial

Mediastinum
Pleura Cavity

Abdominal Cavity
Pelvic Cavity
(Paulsen ,2011)

Brain

Spinal Cord

kidneys

Bladder, Ovaries, testes


(Strasinger dan Lorenzo, 2011)
1. Rongga Mulut 17. Spenoid Sinus

2. Epiglotis 18. Nasal Cavity

3. Laring 19. Faring

4. Trakea 20. Tonsil

5. Bronkus 21. Pankal Tenggorokan

6. Paru-paru 22. Esofagus

7. Kantung Hati 23. Diafragma

8. Empedu 24. Pibrus

9. Duodenum 25. Lambung

10. Jejunum 26. Pankreas

11. Usus Besar 27. Limpa

12. Usus 12 jari 28. Transuerse Colon

13. Usus Buntu 29. Descending Colon

14. Appendix 30. Ilem

15. Rectum 31. Sigmoid Colon

16. Kelenjar Air mata

(Balaban dan James, 2014)


a.
1. Internal Jugural Vein 9.Paru - paru kanan

2. Carotid Artery 10.Hati

3. Esofagus 11.Kelenjar Adrenalin

4. trakea 12.Ginjal

5. Aorta 13.Ureter

6. Arteri Pulmonalis 14.Kandung Kemih

7. Pericardium 15. Abdominal Aorta

8. Paru -paru kiri 16.Inferior Vena Cava

(Balaban dan James, 2014)


2. Gambarkan dan jelaskan secara rnci metode penanganan tikus dan mencit!

a. Cara perlakuan mencit

Ujung ekor mecit diangkat menggunakan tangan kanan, taruh mencit ditempat yang tidak
licin seperti kasa, ram kawat, jika mencit ditarik maka tikus akan mencengkram. Kulit
tengkuk mecit dipegang dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri dan ekor mencit dipegang
dengan tangan kanan. Setelah itu tubuh mencit dibalikkan menjadi perut menghadap
pemegang dan ejari manis dan kelingking tangan kiri menjepitkan ekor

(Malole, 1989)

b. Cara pemberian obat ke mencit

Cara pemberian obat dengan cara oral, oral merupakan alat suntik yang sudah lengkap
dengan kanula, cara pemasukan oral dengan cara perlahan-lahan sehingga melalui tepi
langit-langit. Subkutan merupakan pemberian obat denga cara diberikan di bawah kulit
tengkuk. Intravena merupakan pemberian obat dengan cara diberikan melewati vena ekor.
Intramuskular merupakan pemberian obat dengan caa disuntikkan di otot paha posterior.
Intra peritoneal merupakan pemberian obat dengan cara disuntikan melawati abdomen
(Goodman, 2003).

c. Cara anastesi ke mencit

Kapas diberi eter diatasnya dan memasukan ke dalam wadah tertutup. mencit ditaruh
kedalam wadah dan ditutup. Praktikan menggunakan masker agar menghindari
penghirupan eter. Ketika mencit pingsan, mencit dikeluarkan dan siap bedah.
Penambahan anastesi dengan cara menaruh eter di atas kapas (Stevani, 2016).

d. Dislokasi ke mencit

Tangan memegang ekor mencit dan ditaruh di tempat yang permukaannya terjangkau.
Setelah itu mencit akan merenggangkan tubuhnya. Saat itu gunakan pensil atay batang
logam yang dipegang dengan tangan kiri. Tangan kanan menarik ekor dengan keras, dan
lehernya akan dislokasi dan mencit mati (Malole, 1989).

e. Cara perlakuan ke tikus


Tikus dipegang secara baik supaya tikus tidak terancam dan takut pada manusia. Sarung
tangan dipakai supaya tikus tidak terancam, tidak menyebabkan alergi dan menghindari
dari paparan feromone dan dan senyawa kimia lain yang dapat menyebabkan tikus gugup.
Hewan diangkat dengan tangan pada bagian dada atas tikus, jangan meremasnya.
Mengangkat hewan dengan menempatkan tangan di dada bagian atas, tanpa meremas.
Bawah rahang tikus dipegang oleh ibu jari supaya tidak digigit oleh tikus, namun tida ada
tekanan pada tenggorakkan. Perut tikus dipijat dengan lembut supaya tikus santai, namun
tetap menahan bagian belakangnya (Stevani,2016).

f. Cara pemberian obat ke tikus

Cara pemberian obat dengan cara oral, oral merupakan alat suntik yang sudah lengkap
dengan kanula, cara pemasukan oral dengan cara perlahan-lahan sehingga melalui tepi
langit-langit. Subkutan merupakan pemberian obat denga cara diberikan di bawah kulit
tengkuk. Intravena merupakan pemberian obat dengan cara diberikan melewati vena ekor.
Intramuskular merupakan pemberian obat dengan caa disuntikkan di otot paha posterior.
Intra peritoneal merupakan pemberian obat dengan cara disuntikan melawati abdomen
(Goodman, 2003).
g. Cara meanastesi tikus

Kapas diberi eter diatasnya dan memasukan ke dalam wadah tertutup. Tikus ditaruh
kedalam wadah dan ditutup. Praktikan menggunakan masker agar menghindari
penghirupan eter. Ketika tikus pingsan, tikus dikeluarkan dan siap bedah. Penambahan
anastesi dengan cara menaruh eter di atas kapas (Stevani, 2016).

h. Diskolasi tikus

Tikus diletakkan di atas kain dan dibungkus. Lalu pukul bagian telingan dengan tongkat.
Tikus diposisikan perutnya menghadap atas, lalu dipukul bagian belakang kepala kepada
benda keras. Ekor tikus dipegang, lalu diayunkan sehingga benda keras mengenai
tengkuknya (Stevani,2016).
3. Obat A 500mg yang biasanya diberikan pada manusia dengan berat badan 70kg,
diberikan pada

a. Tikus dengan berat badan 220gr


b. Mencit dengan berat badan 25gr
Berapa dosis yag diberikan pada tikus dan mencit tersebut?
Dicari
Diketahui 20 g 200 g 400 g 1,5 kg 2 kg 4 kg 12 kg 70 kg
Mencit Tikus Marmot Kelinci Kucing Kera Anjing Manusia
20 g
1,0 7,0 12,29 27,8 23,7 64,1 124,2 387,9
Mencit
200 g
0,14 1,0 1,74 3,3 4,2 9,2 17,8 56,0
Tikus
400 g
0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
Marmot
1,5 kg
0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2
Kelinci
2 kg
0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
Kucing

4 kg
0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
Kera

12 kg
0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
Anjing

70 kg
0,0026 0,018 0,031 0,07 0,13 0,16 0,32 1,0
Manusia

(Laurence dan Bacharach, 1964)

a. Jika tikus dengan berat 220gr maka massa absolut 200gr


220𝑔𝑟
= 200𝑔𝑟 x 500mg x 0,018 = 9,9mg

b. Jika mencit dengan berat 25gr maka massa absolut 20gr


25
= 20 x 500mg x 0,0026 = 1,625m
Daftar Pustaka

Atmodjo, W. dan Arvan Pratama .2011. Struktur Dasar Anatomi Manusia. Jakarta :
Sagung Seto.

Balaban, N.E. dan James E.B. 2014. Seri Ilmu Pengetahuan Anatomi dan Fisiologi.
Jakarta: PT. Indeks.

Goodman& Gilman. 2003. Dasar Farmakologi Terapi Vol 1. Jakarta: EGC

Laurence, D dan A.L.Bacharach. 1964. Evaluation of Drug Activities :


Pharmacometris. New York : Academic Press.

Malole, M.M.B, Pramono. 1989. Penggunaan Hewan – Hewan Percobaan


Laboratorium. Bogor : IPB. DitJen Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas
Bioteknologi.

Malole, M.B.M. 1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan diLaboratorium.


Bogor : PAU Pangan dan Gizi.

Paulus, F. 2011. Sobotta. Jakarta : EGC

Strasinger, S.K. dan M.S. Lorenzo. 2011. The Phlebotomy Textbook. Philadelphia :
F.A. Davis Company.

Stevani, H. 2016. Praktikum Farmakologi. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.

Stevani, Hendra. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi. Jakarta: Kemenkes
University Press.

You might also like