Professional Documents
Culture Documents
Kelompok II
Rizki Safitry (NH0116203)
Herman
Irdayeni
Wafri
1
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN ..............................................................................
B. SARAN ...........................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah bekam berasal dari bahasa melayu (yang diadaptasi juga dalam Bahasa
Indonesia), yang berarti melepas (membuang) darah kotor (toksin) dan / atau
angin dari badan.
“ Tidaklah aku melalui satu dari langit-langit yang ada melainkan para
Malaikat mengatakan, “Hai Muhammad, perintahkan umatmu untuk berbekam.
Karena sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam,
al-kist (cendana india) dan syuniz (jintan hitam)”.
Hal yang perlu dicermati, adalah bahwa Rasulullah SAW (dalam berbagai
rekaman hasdistnya) tidak pernah menanyakan balik tentang apa dan bagaimana
melakukan bekam tersebut, sehingga dapat diartikan bahwa bekam sudah
merupakan jenis pengobatan yang lazim (tidak asing) pada masa itu. Menurut
data sejarah, pada 1550 SM, masyarakat mesir kuno sudah mengenal bekam.
Demikian pula dengan Yunani Kuno (413 SM). Rasulullah SAW memberikan
kesempurnaan pada bekam dengan menunjukkan titik-titik yang sangat efektif
dan efisien untuk pengobatan, yang kemudian dikenal sebagai titik-titik hijamah.
3
B. Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui terapi
bekam menurut ilmu kedokteran barat dan timur .
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
pump juga dapat disesuaikan dengan daya tahan pasien. Dalam rangka menjaga
kebersihan dan menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan maka dianjurkan
untuk pasien yang ingin dibekam agar memiliki alat bekam sendiri, sehingga pasien
dapat mengontrol dan menjaga kebersihan alat bekam yang dimilikinya.
6
6. Penyembuhan terdapat dalam tiga hal, yakni meminum madu, sayatan alat
bekam, dan sundutan dengan api. Dan aku melarang umatku berobat
dengan sundutan api. (HR. Bukhori)
7. Dari Uqbah bin Amir RA, Rasulullah SAW bersabda: “ Ada 3 hal yang jika
pada sesuatu ada kesembuhan, maka kesembuhan itu ada pada sayatan alat
bekam atau minum madu atau membakar bagian yang sakit. Dan aku membenci
pembakaran (sundutan api) dan tidak juga menyukainya.” (HR. Ahmad dalam
Musnad-nya)
8. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Jika ada suatu kesembuhan
pada obat-obat kalian maka hal itu ada pada sayatan alat bekam.” Beliau
bersabda: “Atau tegukkan madu.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil
Bazar,karya al-Haitsami, III/388)
9. Dari Ibnu Abbas RA, Nabi SAW bersabda: “Orang yang paling baik adalah
seorang tukang bekam (Al Hajjam) karena ia mengeluarkan darah kotor,
meringankan otot kaku dan mempertajam pandangan mata orang yang
dibekamnya.” (HR. Tirmidzi, hasan gharib).
10. Jika pada sesuatu yang kalian pergunakan untuk berobat itu terdapat kebaikan,
maka hal itu adalah berbekam (Shahih Sunan Ibnu Majah, karya Syaikh Al-
Albani (II/259), Shahih Sunan Abu Dawud, karya Syaikh Al-Albani (II/731)).
11. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: “Kalian harus berbekam
dan menggunakan al-qusthul bahri.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan an-
Nasai dalam kitab as-Sunan al-Kubra no. 7581).
12. Dari Abdullah bin Mas’ud RA, dia berkata: “Rasulullah SAW pernah
menyampaikan sebuah hadits tentang malam dimana beliau diperjalankan bahwa
beliau tidak melewati sejumlah malaikat melainkan mereka semua menyuruh
beliau SAW dengan mengatakan: ‘Perintahkanlah umatmu untuk berbekam’.”
(Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/20), hasan gharib).
13. Pada malam aku di-isra’kan, aku tidak melewati sekumpulan malaikat
melainkan mereka berkata: “Wahai Muhammad suruhlah umatmu melakukan
bekam.” (HR Sunan Abu Daud, Ibnu Majah, Shahih Jami’us Shaghir 2/731)
7
14. Dari Ibnu ‘Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku berjalan
melewati segolongan malaikat pada malam aku diisra’kan, melainkan mereka
semua mengatakan kepadaku: ‘Wahai Muhammad, engkau harus berbekam’.”
(Shahih Sunan Ibnu Majah, Syaikh al-Albani (II/259))
15. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku melewati satu
dari langit-langit yang ada melainkan para malaikat mengatakan: ‘Hai
Muhammad, perintahkan ummatmu untuk berbekam, karena sebaik-baik sarana
yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam, al-kist, dan syuniz
semacam tumbuh-tumbuhan’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar,
karya al-Haitsami, III/388)
16. Dari Jabir al-Muqni RA, dia bercerita: “Aku tidak akan merasa sehat sehingga
berbekam, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW
bersabda: ‘Sesungguhnya pada bekam itu terdapat kesembuhan’.” (Shahih Ibnu
Hibban (III/440))
17. Dari Anas RA, dia bercerita: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Jika terjadi panas
memuncak, maka netralkanlah dengan bekam sehingga tidak terjadi hipertensi
pada salah seorang diantara kalian yang akan membunuhnya’.” (diriwayatkan
oleh al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak, dari Anas RA secara marfu’, beliau
mensyahihkannya yang diakui pula oleh adz-Dzahabi (IV/212))
Bekam merupakan bentuk pengobatan yang sangat tua sekali sehingga tidak
ada data yang pasti berkaitan dengan asal muasal bekam, siapa atau bangsa apa
yang pertama melakukan bekam dan dimana bekam itu dilakukan serta bagaimana
alat dan cara melakukan bekam. Ada beberapa data atau beberapa buku yang
sedikit banyak menggambarkan asal muasal bekam itu pertama kali dilakukan
sehingga bisa memberikan informasi bagaimana bekam itu dilakukan dan kapan
8
dilakukannya. Namun antara sumber yang satu dengan sumber yang lainnya
banyak bertentangan mengenai awal mula ditemukannya bekam.
Awal mula bekam di Barat dan Timur Tengah pertama kali di lakukan oleh
bangsa Mesir. Dimana di dalam The Ebers Papyrus yang ditulis sekitar tahun 1550
SM mengatakan bahwa bangsa Mesir melakukan terapi pengobatan bekam untuk
mengobati semua gangguan penyakit. Namun dari buku yang lain mengatakan
bahwa sebelum bekam dilakukan oleh bangsa Mesir, pengobatan bekam telah
dilakukan lebih dahulu oleh bangsa Sumeria sekitar 4000 SM yang kemudian
berkembang ke Babilonia, Saba', Persia dan termasuk berkembang ke Mesir. Di
Mesir, bekam sudah ada sejak zaman kekuasaan Firaun, sekitar tahun 2500 SM.
Pada masa Raja Ramses II, sekitar tahun 1200 SM bekam berkembang di Mesir
dengan cara melempari batu kepada orang yang lewat kemudian setelah terjadi
lebam dikeluarkan darahnya. Di sisi lain ada yang mengatakan bahwa metode
bekam dengan melakukan lemparan batu dengan kasar sudah lebih dulu terjadi
pada saat zamannya Nabi Luth yaitu sekitar sebelum tahun 1800 SM.
Di Persia Kuno yang hidup tahun 3.000 SM, pengobatan bekam berkembang
pesat dengan pengobatan lainnya yaitu pengobatan dengan menggunakan herbal
(tumbuhan dan laut) dan terapi fisik lainnya seperti kay dan fashid.
9
pesat dilakukan oleh bangsa Arab Quraisy. Kemudian pengobatan bekam
dikukuhkan lagi oleh Rasulullah bahwa pengobatan bekam baik untuk pengobatan
penyakit. Dari sini sebenarnya, kita mendapat pelajaran bahwa adanya hadist
Rasulullah yang mengatakan kebaikan bekam, sebenarnya untuk lebih
mengukuhkan bagi bangsa Arab dan Islam khususnya bahwa bekam sangat baik
dijadikan sebagai sarana pengobatan diantara pengobatan yang lainnya.
10
bekam berdasarkan ilmu dan yang tidak berdasarkan ilmu. Tidak seperti
pengobatan bekam pada masa awal-awal yang melakukan bekam hanya di
kalangan kerajaan.
Namun pada zaman sekarang karena mudahnya akses informasi dan mobilitas,
banyak orang melakukan terapi pengobatan bekam hanya melalui buku tanpa
petunjuk praktisi atau belajar bekam dengan seorang instruktur. Mereka sudah
merasa cukup denga ilmu yang ada, apalagi sudah merasa mendapatkan pasien.
Ironis memang, sebab kalau kita kaji konsep pengobatan bekam mempunyai
banyak dimensi dan keilmuan. Dimana untuk melakukan tindakan bekam selain
mengetahui unsur kesehatan medis dan tradisional dan konsep keilmuannya, dalam
menentukan titik bekam kita juga harus mengetahui beberapa titik bekam
rekomendasi Nabi, titik bekam akupoin, titik bekam sen, titik bekam menurut
anatomi fisiologi dan sebagainya dan harus bijak dalam menempatkan atau
mengaplikasikan titik tersebut kepada pasien.
I. Jenis-Jenis Bekam
Berikut adalah jenis-jenis pengobatan bekam:
1. Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah)
Bekam kering dilakukan dengan menghisap permukaan kulit dan memijat
tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering baik bagi orang
11
yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan
tampak merah kehitam-hitaman selama 3 hari atau akan kelihatan memar selama 1
atau 2 pekan. Kulit sebaiknya diolesi minyak habbah sauda’ atau minyak zaitun
untuk menghilangkan tanda lebam pada kulit yang selesai dibekam. Bekam ini
sedotannya hanya sekali dan dibiarkan selama 5 – 10 menit.
Bekam kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau
digunakan untuk meringankan kenyerian urat-urat punggung karena sakit
rheumatik, juga penyakit-penyakit penyebab kenyerian punggung. Bekam kering
bermanfaat juga untuk terapi penyakit paru-paru, radang ginjal, pembengkakan
liver/radang selaput jantung, radang urat syaraf, radang sumsum tulang belakang,
nyeri punggung, rematik, masuk angin, wasir, dan lain-lain.
Terdapat dua teknik bekam kering yang dapat dipraktekkan untuk tempat
tertentu yaitu bekam luncur dan bekam tarik.
- Bekam luncur, caranya dengan meng-kop pada bagian tubuh tertentu dan
meluncurkan ke arah bagian tubuh yang lain. Teknik bekam ini biasa digunakan
untuk pemanasan pasien, berfungsi untuk melancarkan peredaran darah,
pelemasan otot, dan menyehatkan kulit.
- Bekam tarik, dilakukan seperti ditarik-tarik. Dibekam hanya beberapa detik
kemudian ditarik dan ditempelkan lagi hingga kulit yang dibekam menjadi
merah.
2. Bekam basah (Hijamah Rothbah)
Pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan
kulit dengan jarum tajam (lancet) atau sayatan pisau steril (surgical blade), lalu di
sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan
darah kotor dari dalam tubuh. Lamanya setiap hisapan 3 sampai 5 menit, dan
maksimal 9 menit, lalu dibuang darah kotornya. Penghisapan tidak lebih dari 7 kali
hisapan. Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih. Bekasnya (kulit yang
lebam) akan hilang 3 hari kemudian setelah diolesi minyak habbah sauda’ atau
minyak zaitun. Dan selama 3 jam setelah dibekam, kulit yang lebam itu tidak
12
boleh disiram air. Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat yang sama adalah
4 minggu.
Bekam basah berkhasiat untuk berbagai penyakit, terutama penyakit yang
terkait dengan terganggunya sistem peredaran darah di tubuh. Kalau bekam kering
dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ringan, maka bekam basah dapat
menyembuhkan penyakit-penyakti yang lebih berat, akut, kronis ataupun yang
degeneratif, seperti darah tinggi, kanker, asam urat, diabetes mellitus (kencing
manis), kolesterol, dan osteoporosis.
Darah bekam yang keluar melalui proses bekam dilihat dari hasil penelitian
laboratorium darah memperlihatkan hal-hal sebagai berikut :
a. Bahwa darah bekam mengandung sepersepuluh kadar sel darah putih (lekosit) yang
ada di dalam darah biasa. Hal tersebut terlihat dalam seluruh kasus yang diteliti,
tanpa ada pengecualian. Fakta ini menunjukkan bahwa terapi bekam tetap
melindungi dan sekaligus menguatkan unsur-unsur sistem kekebalan tubuh.
13
b. Adapun eritrosit (sel darah merah), semua sel darah merah memiliki bentuk yang
tidak normal, artinya sel-sel tersebut tidak mampu melakukan aktivitas, disamping
juga menghambat sel-sel lain yang masih muda dan aktif. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa proses bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak
dan darah yang tidak dibutuhkan lagi dengan tetap mempertahankan sel-sel darah
putih di dalam tubuh.
Kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (550-1.100), satu hal
yang menunjukkan bahwa bekam mempertahankan zat besi yang ada di dalam tubuh
tidak ikut keluar bersama darah yang dikeluarkan dengan bekam sebagai awal
penggunaan zat besi tersebut dalam pembentukan sel-sel muda yang baru.
Sudah banyak penelitian di luar negeri tentang cara kerja dan manfaat dari terapi
bekam, seperti yang dilakukan oleh Dr. Amir Muhammad Sholih (Dosen Tamu di
Universitas Chicago, peraih penghargaan di Amerika bidang pengobatan natural dan
anggota Organisasi Pengobatan Alternatif di Amerika). Amir mengemukakan manfaat
bekam dari sisi ilmiah dalam majalah Arab Al – Ahrom edisi 218 – 2001. Menurut
Amir, pengobatan dengan bekam telah dipelajari dalam kurikulum kedokteran di
Amerika. Pengobatan bekam terbukti bermanfaat karena orang yang melakukan
pengobatan dengan bekam dirangsang pada titik saraf tubuh seperti halnya pengobatan
akupuntur. Tetapi dalam akupuntur yang dihasilkan hanya perangsangan, sedangkan
bekam selain dirangsang juga terjadi pergerakan aliran darah.
Hasil percobaan yang pernah dilakukan Amir pada pasien terinfeksi virus hepatitis
C dan memiliki kadar besi cukup tinggi dalam darahnya. Setelah pasien diterapi bekam
dan diberi obat Interferon dan Riboviron memiliki reaksi positif dan kekebalan
meningkat. Padahal sebelum dibekam reaksi terhadap obat tersebut hampir tidak
bereaksi.
Menurut Aiman (2004) mekanisme kerja terapi bekam terjadi di bawah kulit dan
otot yang terdapat banyak titik saraf. Titik-titik ini saling berhubungan antara organ
14
tubuh satu dengan lainnya sehigga bekam dilakukan tidak selalu pada bagian tubuh
yang sakit namun pada titik simpul saraf terkait. Pembekaman biasanya dilakukan pada
permukaan kulit (kutis), jaringan bawah kulit (sub kutis) jaringan ini akan “rusak”.
Kerusakan disertai keluarnya darah akibat bekam akan ikut serta keluar beberapa zat
berbahaya seperti serotonin, bistamin, bradikinin dan zat-zat berbahaya lainnya. Bekam
juga menjadikan mikrosirkulasi pembuluh darah sehingga timbul efek relaksasi pada
otot sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Sutomo, 2008).
15
sumsum tulang belakang, pembengkakan liver, radang ginjal dan wasir (Fatahillah,
2007).
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bekam adalah teknik pengobatan warisan Rasulullah saw dengan cara menghisap
darah dan mengeluarkannya dari permukaan kulit, yang kemudian ditampung di dalam
gelas bekam, yang menyebabkan pemusatan dan penarikan darah sehingga
menimbulkan bendungan lokal di permukaan kulit dengan tujuan agar sirkulasi energi
meningkat, menimbulkan efek analgetik, anti bengkak, mengusir patogen angin dingin
maupun angin lembap, mengeluarkan racun, serta oksidan dalam tubuh. Beberapa
manfaat bekam atau al-hijamah dikaji dari ilmu kedokteran barat dan timur yaitu: dapat
mengatasi penyakit vaskular seperti hipertensi, meredakan nyeri sendi dan kepala,
penyakit inflamasi (peradangan), meningkatkan fertilitas (kesuburan), relaksasi fisik dan
mental, varises vena serta meningkatkan sistem imunitas tubuh
B. Saran
Banyak ilmuwan serta peneliti Barat dan Timur yang telah meneliti manfaat dari
bekam. Semoga dengan membaca makalah terapi bekam ini teman-teman bisa
memahami man faat dari terapi bekam menurut ilmu kedokteran.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., Farhadi, K., Schwebel, D., Saeb, M., Choubsaz, M., Mohammadi, R.
(2009). The effectiveness of wet-cupping for nonspecific low back pain in Iran:
A randomized Controlled Trial. Journal of Complementary Therapies in
Medicine, 17, 9-15
El Sayed SM, Mahmoud HS, Nabo MMH (2013) Medical and Scientific Bases of Wet
Cupping Therapy (Al-hijamah): in Light of Modern Medicine and Prophetic
Medicine. Altern Integ Med 2:122
https://books.google.co.id/books?id=jKozBgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=peneli
tian+darah+bekam+menurut+medis&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjfoLmvp5vhAhUK
Y48KHe1CBdUQ6AEIPjAE#v=onepage&q=penelitian%20darah%20bekam%20menur
ut%20medis&f=true
18
Nashr, MM,(2005), Bekam, Cara Pengobatan Menurut Nabi, cetakan I, Jakarta :
Pustaka Imam As Syafi’i.
Subiyanto, I., Mulyati, Leli.(2008) Bekam (Cara Terapi Nabi) sebagai Alternatif
Pengobatan dan Intervensi Keperawatan. Terdapat dalam ners.fk.unair.ac.id
Ullah, K., Younis,A., Wali, M. (2007) An investigation into the effect of Cupping
Therapy as a treatment for Anterior Knee Pain and its potential role in Health
Promotion. The Internet Journal of Alternative Medicine. 4(1):626-8
19