Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Laporan Akhir ini disusun sebagaimana yang diisyaratkan dalam Kerangka Acuan
Kerja (Term Of Reference) maupun dalam Surat Perjanjian/Kontrak antara Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Propinsi Papua Satuan Kerja
Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman dengan CV.
Monumental untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis Drainase
Lingkungan Kabupaten Merauke.
Pendahuluan
Analisa Hidrologi
Rencana Desain
Prioritas Penanganan
Penutup
Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan untuk menjadi bahan evaluasi dan
pemantauan pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis Drainase Lingkungan
Kabupaten Merauke.
Team Leader
i
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................................... iv
ii
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
iii
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Luas Wilayah Menurut Distrik di Kabupaten Merauke Tahun 2015 ................. 2-1
Tabel 2. 2 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara di Kabupaten Merauke Tahun 2015 2-3
Tabel 2. 4 Jumlah Hari Hujan dan Jumlah Curah Hujan Menurut Bulan di Kabupaten
Merauke Tahun 2015 ............................................................................................................. 2-5
Tabel 2. 6 Presentase Penduduk Usia 7-24 Tahun Menurut Jenis Kelamin, Kelompok
Umur Sekolah, dan Partisipasi Sekolah di Kabupaten Merauke Tahun 2015 2-8
Tabel 2. 7 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama Yang Dianut di Kabupaten
Merauke Tahun 2015 ............................................................................................................. 2-9
Tabel 4. 1. Hujan Harian Maksimum Tahunan Stasiun Meteorologi Mopah Merauke...... 4-1
Tabel 4. 3. Hasil Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Meteorologi Mopah Merauke Metode
RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)......................................................................... 4-3
Tabel 4. 6. Uji Persistensi Tahunan dengan Korelasi Peringkat Metode Spearman Stasiun
Meteorologi Mopah Merauke.............................................................................................. 4-7
Tabel 4. 8. Uji Distribusi Smirnov Kolmogorof Metode Log Pearson Type III ................... 4-12
Tabel 4. 9. Perhitungan Uji Chi Square Metode Log Pearson Type III .................................. 4-14
iv
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Tabel 4. 13. Koefisien Limpasan Rata-rata untuk daerah Perkotaan ...................................... 4-17
Tabel 4. 14. Debit Banjir Rencana Titik Genangan Jl. Pendidikan ............................................. 4-18
Tabel 4. 15. Debit Banjir Rencana Titik Genangan Jl. Prajurit .................................................... 4-19
Tabel 4. 16. Debit Banjir Rencana Titik Genangan Jl. Nusa Barong – Jl. Ternate ................ 4-20
Tabel 5. 2. Dimensi Saluran pada Titik Genangan Jl. Prajurit ...................................................... 5-4
Tabel 5. 3. Dimensi Saluran pada Titik Genangan Jl. Nusa Barong – Jl. Ternate .................. 5-6
Tabel 6. 3. Penilaian Parameter Gangguan Sosial dan Fasilitas Pemerintah .................... 6-3
Tabel 6. 6. Penilaian Parameter Kerugian Hak Milik Pribadi/Rumah Tangga ................ 6-4
v
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Prosentase Luas Kabupaten Merauke Menurut Distrik Tahun 2015................. 2-2
vi
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
BAB 1.PENDAHULUAN
Saat ini begitu banyak permasalahan lingkungan yang terjadi, diantaranya adalah
banjir. Kini banjir sudah umum terjadi di kawasan pedesaan dan perkotaan. Persoalan
ini diakibatkan oleh beberapa hal, salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian
dalam mengelola sistem drainase. Sistem drainase sendiri terdiri dari empat macam,
yaitu sistem drainase primer,sistem drainase sekunder, sistem drainase tersier dan
sistem drainase kuarter. Sistem drainase ini memiliki peran dan fungsinya masing-
masing. Sudah seharusnya bahwa fungsi drainase ini tidak dialih fungsikan atau
berfungsi ganda sebagai saluran irigasi, yang kini marak terjadi. Alih fungsi ini tidak
hanya menimbulkan satu permasalahan saja, tetapi nantinya akan timbulnya
kekacauan dalam penanganan sistem drainase pula. Permasalahan-permasalahan ini
terjadi akibat adanya peningkatan debit pada saluran drainase. Penyebab lainnya
adalah karena peningkatan jumlah penduduk, amblesan tanah, penyempitan dan
pendangkalan saluran, serta sampah di saluran drainase.
Pertama perlu dipahami bahwa masalah banjir adalah bukan masalah parsial, tetapi
masalah yang terintegrasi. Begitu juga penanganannya harusdilakukan secara
terintegrasi. Masalah banjir erat sekali kaitannya dengansystem drainase yang kita
terapkan, dimana dalam system drainase seluruh komponen masyarakat pasti terlibat.
Di dalam mendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur drainase permukiman
seperti yang diharapkan, diperlukan suatu perencanaan detail yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan masyarakat yang tinggal di Kawasan & Permukiman dimaksud.
1-1
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Tujuan dari pekerjaan ini adalah tersedianya perencanaan dasar sistem drainase di
lingkungan yang menyeluruh untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
1.3. SASARAN
1-2
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
1.6. PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN melalui DIPA TA. 2017 pada Satuan Kerja
Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Papua.
Lingkup kegiatan secara umum yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana
adalah melakukan koordinasi secaran intensif dan mensinkronisasikan perencanaan
teknis drainase lingkungan berdasarkan Master Plan/ Outline Plan yang telah ada,
berkoordinasi dengan instansi terkait khususnya Pemerintah Daerah agar nantinya
perencanaan yang sudah dibuat dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
1-3
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
- Menyusun kondisi sistem drainase seperti pola aliran, dimensi saluran, gambar
dan bentuk penampang saluran, permasalahan utama yang terjadi pada masing-
masing saluran.
- Membuat peta genangan termasuk didalamnya penyebab, besaran
kerusakan/kerugian, luas, tinggi, lama, frekuensi dan waktu kejadian genangan,
melakukan analisa kondisi terhadap sistem drainase.
- Memberikan rekomendasi baik secara struktural dan non struktural yang
mendetail dan dapat dipertanggung jawabkan.
1-4
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
3. Desk Study
4. Menyusun format pendataan
5. Survey lapangan
6. Diskusi
Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan tenaga ahli yang harus memiliki sertifikat
keahlian dan menyertakan bukti referensi pengalaman kerja dari pengguna jasa,
adapun kebutuhan tenaga ahlinya, yaitu :
1. Team Leader, adalah Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimal 5
tahun dan memiliki pengalaman bidang drainase perkotaan minimal 3 tahun serta
pernah menjadi Team Leader. Tugas Tim Leader adalah mengkoordinasikan seluruh
kegiatan dan berkoordinasi dengan baik dengan Tenaga Ahli, tim teknis dan instansi
terkait seperti dalam hal pengambilan data, penyelidikan dan pengukuran.
2. Ahli Drainase, adalah Sarjana Teknik Sipil/Teknik Lingkungan dengan pengalaman
minimal 3 tahun dalam bidang drainase. Tugas Ahli Drainase adalah ikut membantu
Tim Leader dalam hal penyediaan data primer dan sekunder terkait dengan kondisi
eksisting drainase dan memberikan hasil analisa dan usulan penanganan drainase.
3. Ahli Hidrologi, adalah Sarjana Teknik Sipil/Lingkungan dengan pengalaman
minimal 3 tahun dalam bidang drainase. Tugas Ahli Hidrologi adalah ikut membantu
Tim Leader dalam hal penyediaan data primer dan sekunder terhadap data
hidrologi dan memberikan hasil analisa hidrologi.
4. Ahli Struktur dan Bangunan Air, adalah Sarjana Teknik Sipil yang mempunyai
pengalaman minimal 3 tahun dalam Sistem Drainase dan perhitungan konstruksi
bangunan. Tugas Ahli Struktur dan Bangunan Air adalah ikut membantu Tim Leader
dalam hal penyediaan data primer dan sekunder terhadap bangunan air dan
pelengkapnya dan memberikan masukan pada pembuatan rencana rancangan
drainase yang diusulkan.
Sebagai hasil produk kegiatan konsultan, akan dituangkan dalam laporan, yang harus
diserahkan secara berurutan sesuai dengan tahapan dan jadwal pelaksanaan. Laporan
kegiatan pekerjaan Perencanaan Teknis Drainase Lingkungan Kabupaten Merauke
yang harus diserahkan konsultan terdiri dari :
1-5
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
1-6
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Kabupaten ini adalah kabupaten terluas 46.791,63 km2 sekaligus paling timur di
Indonesia. Kabupaten Merauke berada antara 13 - 141 BT dan 5 - 9 LS. Kabupaten
Merauke terletak paling timur wilayah nusantara dengan batas-batas sebagai berikut :
2-1
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
2-2
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
2.2. HIDROKLIMATOLOGI
Pada Tahun 2015, suhu udara rata-rata di Kabupaten Merauke adalah sebesar 26,36 C.
Suhu terendah 20,1 C terjadi pada Bulan Agustus, sedangkan suhu tertinggi mencapai
33,4 C pada bulan Desember. Kelembaban relatif 81,67% dengan kondisi terlembab
terjadi pada bulan Januari dan Pebruari hingga 87%.
Pada Tahun 2015 rata-rata tekanan udara sebesar 1.010,58 mb. Rata-rata kecepatan
angina di Tahun 2015 adalah sebesar 8,67 Knot. Secara total selama Tahun 2015,
jumlah hari hujan di Kabupaten Merauke adalah 129 hari. Curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan Pebruari sebesar 327,0 mm. Sebaliknya curah hujan terendah terjadi pada
bulan Oktober, karena tidak ada hujan sama sekali.
2-3
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
2-4
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Tabel 2. 4 Jumlah Hari Hujan dan Jumlah Curah Hujan Menurut Bulan di
Kabupaten Merauke Tahun 2015
2.3. KEPENDUDUKAN
Tahun 2015 jumlah penduduk Kabupaten Merauke sebanyak 216.585 orang dengan
luas yang mencapai 46.791,63 km2, sehingga kepadatan penduduk di Kabupaten
Merauke sebesar 4,63 orang/km2. Tahun 2015 laju pertumbuhan penduduk di
Kabupaten Merauke mencapai hingga 1,45% per tahun.
Jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin, rasio jenis kelamin di Kabupaten Merauke
sebesar 107,47. Hal ini menunjukkan jumlah penduduk laki-laki masih lebih tinggi jika
dibandingkan dengan penduduk perempuan. Secara lanjut, jumlah rumah tangga di
Kabupaten Merauke pada Tahun 2015 sebanyak 50.960 rumah tangga, sehingga secara
rata-rata anggota rumah tangga di masing-masing rumah tangga di Kabupaten
Merauke yaitu sebesar 4,25.
2-5
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
2-6
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Kesehatan tercatat pada Tahun 2015 sebanyak 27.348 pasien rawat jalan di RSUD,
dari jumlah tersebut, sebanyak 1.410 orang adalah pasien berumur dibawah satu
tahun. Pada Tahun 2015 terdapat sebanyak 285 kasus kekerasan terhadap perempuan
dan anak di Kabupaten Merauke sebanyak 76 kasus tercatat di Pokres Kabupaten
Merauke, 55 kasus tercatat di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana, 31 kasus tercatat di Pengadilan, 14 kasus tercatat di Kejaksaan, dan 109
kasus tercatat di RSUD.
Agama sebagian besar penduduk Kabupaten Merauke adalah pemeluk agama Islam
(41,18%) dan Katolik (39,65%). Dengan proporsi seperti ini maka dapat ditemui ada
sebanyak 135 Masjid, 191 Gereja Katolik, dan 165 Gereja Protestan di Kabupaten
Merauke.
2-7
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
2-8
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
2-9
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Survey pada studi ini dilakukan pada kawasan Merauke, Kabupaten Merauke. Secara
umum, kondisi saluran drainase di Merauke ini masih kurang memadai dikarenakan
saluran kotor dan banyak saluran yang tidak ada lanjutan atau terputus dan
mengakibatkan genangan di saluran drainase tersebut. Adapun hasil pengamatan
adalah sebagai berikut :
3-1
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
3-2
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Survey alur drainase dan batas catchment area dilakukan dengan cara penelusuran
setiap saluran drainase mulai dari sistem drainase minor yaitu selokan di -depan
rumah, saluran tepi jalan, saluran tersier hingga sistem drainase makro yaitu saluran
sekunder, saluran primer dan badan air penerima. Maksud dilakukan survey ini adalah
untuk menentukan arah aliran air sehingga dapat menentukan batas daerah
pematusannya (cathment area).
3-3
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Ruas Jalan Prajurit dan sekitarnya 20 - 50 cm ± 10.0 ha 6 - 12 jam setiap hujan besar belum terdapat saluran drainase
Ruas Jalan Ermasu 20 - 50 cm ± 8.5 ha 6 - 12 jam setiap hujan besar belum terdapat saluran drainase
Ruas Jalan Parakomando dan sekitarnya 20 - 50 cm ± 3.5 ha 3 - 6 jam setiap hujan besar dimensi saluran tidak cukup besar &
masih saluran alami tanah
Ruas Jalan Pendidikan dan sekitarnya 20 - 50 cm ± 10.5 ha 6 - 12 jam setiap hujan besar sebagian besar belum terdapat
saluran drainase, sisanya berupa
saluran alami tanah yang tidak
terkoneksi dengan saluran
pengumpul
Ruas Jalan Biak dan sekitarnya 20 - 50 cm ± 6.0 ha 3 - 6 jam setiap hujan besar sebagian belum terdapat saluran
drainase, sebagian berupa saluran
dengan pasangan bata yang tidak
terkoneksi dengan saluran
pengumpul
Ruas Jalan Gang Radio 20 - 50 cm ± 13.5 ha 6 - 12 jam setiap hujan besar sebagian besar terdapat saluran
drainase berupa saluran alami tanah
yang tidak terkoneksi dengan
saluran pengumpul, sisanya belum
terdapat saluran drainase
3-4
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
3-5
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
3-6
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Sebagian besar genangan yang terjadi disebabkan penyempitan pada hilir saluran dan
terjadi diakibatkan kegagalan tingkat 1 yaitu pada drainase minor, kebanyakan saluran
drainase depan rumah buntu, banyak sampah, saluran oleh sampah dan akar pohon
yang berada ditepi jalan, inlet dari jalan ke saluran tepi kondisinya kurang berfungsi,
saluran tepi lebih tinggi posisinya dari sekitanya, dan kondisi jalan yang mempunyai
beda tinggi yang cukup besar. Pada wilayah permukiman yang belum tersedia saluran
drainase, tersier maupun sekunder, akan direncanakan saluran yang mampu meng-
cover seluruh wilayah permukiman, dimana hilir saluran akan dikoneksikan ke saluran
primer terdekat. Pada wilayah permukiman yang sudah tersedia saluran tersier
ataupun sekunder, namun belum beroperasi secara maksimal karena dimensi yang
kurang besar ataupun belum terkoneksi ke saluran primer, akan di desain ulang serta
hilir saluran akan dikoneksikan ke saluran primer terdekat. Seluruh saluran hasil
desain akan dilapisi pasangan beton karena memiliki permukaan lebih halus sehingga
koefisien manning lebih kecil daripada pasangan batu, dengan kecepatan aliran yang
lebih besar, proses pembuangan air ke saluran primer lebih cepat.
Pada wilayah permukiman yang belum tersedia saluran drainase, tersier maupun
sekunder, akan direncanakan saluran yang mampu meng-cover seluruh wilayah
3-7
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
permukiman, dimana hilir saluran akan dikoneksikan ke saluran primer terdekat. Pada
wilayah permukiman sudah tersedia saluran tersier ataupun sekunder, namun belum
beroperasi secara maksimal karena dimensi yang kurang besar ataupun belum
terkoneksi ke saluran primer, akan di desain ulang serta hilir saluran akan
dikoneksikan ke saluran primer terdekat. Seluruh saluran hasil desain akan dilapisi
pasangan beton karena memiliki permukaan lebih halus sehingga koefisien manning
lebih kecil daripada pasangan batu, dengan kecepatan aliran yang lebih besar, proses
pembuangan air ke saluran primer lebih cepat. Selain itu juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor lainnya, seperti :
A. Kondisi alam
a. Topografi
Topografi yang landai, cekung tanpa outlet untuk mengalirkan air.
b. Curah Hujan
Adanya fenomena curah hujan saat ini yang cenderung tinggi dan juga adanya
fenomena perubahan iklim yang mengakibatkan waktu musim hujan berubah,
lama dan intensitas hujan cenderung tinggi.
c. Tataguna Lahan
Dengan adanya perubahan lahan yang cukup besar dari daerah terbuka hijau,
cekungan menjadi daerah terbangun untuk berbagai fasilitas seperti
perumahan, industri, perdagangan dan sebagainya yang dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan mengakibatkan peningkatan koefisien pengaliran
yang berarti debit banjir semakin besar.
3-8
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Data hujan yang digunakan untuk analisa hidrologi dalam pekerjaan ini adalah dari
Stasiun Meteorologi Mopah Merauke, Merauke. Data hujan yang dipergunakan yaitu
data curah hujan maksimal dari Stasiun Meteorologi Mopah Merauke dalam 11
(Sebelas) tahun terakhir yaitu periode tahun 2006-2016.
Rekapitulasi data curah hujan maksimal dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Sebelum digunakan untuk analisa hidrologi, data hujan dari stasiun tersebut diatas
haruslah diuji secara statistik untuk mendapatkan data hujan yang layak untuk
digunakan dalam analisa selanjutnya. Menurut CD Soemarto (1987) data yang akan
digunakan dalam analisa hidrologi harus bersifat acak, tidak mempunyai trend dan
homogen. Sedangkan menurut Soewarno (1995) data hidrologi yang akan
digunakan harus bersifat konsisten dan homogen. Analisa statistik yang digunakan
untuk memastikan bahwa data hujan tersebut layak digunakan untuk analisa
selanjutnya meliputi :
4-1
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Uji konsistensi pada analisa ini akan menggunakan metode statistik RAPS
(Rescaled Adjusted Partial Sums) (Buishand,1982). Pengujian konsistensi
dengan menggunakan data dari stasiun itu sendiri yaitu pengujian dengan
komulatif penyimpangan terhadap nilai rata-rata dibagi dengan akar
komulatif rerata penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya.
Q/n0.5 R/n0.5
n
90 99
95% 90% 95% 99%
% %
10 1.05 1.14 1.29 1.21 1.28 1.38
4-2
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
4-3
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
n= 11
Dy = 521.90
4-4
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Peringkat Peringkat
No Tahun X dt dt2
Tahun X Rt
1 2006 2732.70 2010 2,857.10 5 4 16
2 2007 1991.40 2006 2,732.70 1 -1 1
3 2008 1358.40 2013 2,470.10 8 5 25
4 2009 1912.80 2011 2,166.10 6 2 4
5 2010 2857.10 2012 2,050.50 7 2 4
6 2011 2166.10 2007 1,991.40 2 -4 16
7 2012 2050.50 2009 1,912.80 4 -3 9
8 2013 2470.10 2014 1,529.60 9 1 1
9 2014 1529.60 2015 1,388.60 10 1 1
10 2015 1388.60 2008 1,358.40 3 -7 49
11 2016 1319.00 2016 1,319.00 11 0 0
Jumlah 126
n 11
KP 0.427
t 1.418
dk 9 α5%
tc 1.833
tc > thitung OK
Data Tidak Memiliki Trend, Berasal dari populasi yang sama
Dari perhitungan maka nilai Tc > Thitung. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data hujan periode tahun 2006 – 2016 yang tercatat pada Stasiun
Mopah tidak terdapat trend dan berasal dari populasi yang sama, sehingga
data hujan yang tersedia dapat digunakan untuk analisa peluang dan simulasi.
C. Uji Stasioner
Pengujian nilai varian dari deret berkala dapat dilakukan dengan Uji-F. Data
deret berkala dibagi menjadi dua kelompok atau lebih, setiap dua kelompok
atau lebih, setiap dua kelompok diuji menggunakan Uji-F. Apabila hasil
pengujian hipotesis nol ditolak, berarti nilai varian tidak stabil atau tidak
homogen berarti deret berkala yang nilai variannya tidak homogen berate
deret berkala tersebut tidak stasioner, dan tidak perlu melakukan pengujian
lanjutan.
Akan tetapi bila hipotesis nol untuk nilai varian tersebut menunjukan
stasioner, maka pengujian selanjutnya adalah menguji kestabilan nilai rata-
4-5
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
ratanya. Untuk rata-rata deret berkala bila datanya dianggap sebuah populasi
maka dapat dilakukan pengujian menggunakan Uji-t.
1 2006 2732.70
2 2007 1991.40
3 2008 1358.40
4 2009 1912.80
5 2010 2857.10 2170.48 621.59
6 2011 2166.10
7 2012 2050.50
8 2013 2470.10
9 2014 1529.60
10 2015 1388.60
11 2016 1319.00 1820.65 472.65
F 1.230
dk1 4 α5%
dk2 5
Fcr 5.19
Fhitung < Fcr, Diterima, nilai variannya stabil
Dari perhitungan maka nilai Fcr diperoleh nilai 5,19, dan Fhitung diperoleh nilai
1,23, sehingga Fhitung < Fcr . Oleh karena itu tidak dapat menolak hipotesis nol
pada derajat kepercayaan 5%, atau dapat dikatakan dua seri data adalah
stabil.
D. Uji Presistensi
Anggapan bahwa data berasal dari sampel acak (random) haruslah diuji, yang
umumnya merupakan persyaratan dalam analisis distribusi peluang.
Persistensi (persistence) adalah ketidaktergantungan dari setiap nilai dalam
seret berkala. Untuk melaksanakan pengujian persistensi harus dihitung
besarnya koefisien korelasi serial. Salah satu metode untuk menentukan
koefisien korelasi serial metode Spearman.
4-6
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Peringkat Peringkat
No Tahun X di di2
Tahun X Rt
1 2006 2732.70 2010 2,857.10 5.00 0 0
2 2007 1991.40 2006 2733 1.00 4 16
3 2008 1358.40 2013 2470 8.00 -7 49
4 2009 1912.80 2011 2166 6.00 2 4
5 2010 2857.10 2012 2051 7.00 -1 1
6 2011 2166.10 2007 1991 2.00 5 25
7 2012 2050.50 2009 1913 4.00 -2 4
8 2013 2470.10 2014 1530 9.00 -5 25
9 2014 1529.60 2015 1389 10.00 -1 1
10 2015 1388.60 2008 1358 3.00 7 49
11 2016 1319.00 2016 1319 11.00 -8 64
Jumlah 238
n 11
m 10
KS -0.442
t -1.395
dk 8 α5%
tc 1.86
tc < thitung Data bersifat acak
Berdasarkan uji dua sisi, pada derajat kepercayaan 5% hipotesis nol (H0)
ditolak apabila t > t 0,95 atau t < - t 0,95. Dengan derajat kebebasan m-2 = 10-2 =
8, maka t 0,95 = 1,86 dan –t 0,95 = -1,85. Oleh karena t = -1,395 ternyata lebih
kecil dari t 0,95 = 1,86 maka H0 diterima pada derajat kepercayaan 5%. Atau
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa 95% data adalah tidak independent
atau menunjukkan adanya persistensi (Data bersifat acak).
4-7
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
banjir, biasanya tidak ada sebesar atau lebih besar dari pada variate yang besarnya
diperkirakan sebelumnya. Karena itu suatu ekstrapolasi secara tepat hanya
mungkin jika persamaan matematis dari lengkungannya diketahui. Analisis
frekuensi dilakukan untuk mengetahui distribusi yang sesuai dengan rentetan data
hujan ekstrim yang ada.
Perhitungan parameter tersebut didasarkan pada data catatan tinggi hujan harian
maksimum 11 tahun terakhir dan untuk memudahkan perhitungan maka proses
analisisnya dilakukan secara matriks dengan menggunakan tabel. Sementara untuk
memperoleh harga parameter statistik dilakukan perhitungan dengan rumus dasar
sebagai berikut.
X bar = X
n
(X – X bar)2
n–1
Sd =
Cv = Sd
X bar
Cs =
1
n
X X bar 3 n2
.
1n X X bar 2
3
2 n 1n 2
1
n
X X bar 4 n2
Ck =
1n X X bar
.
2 2
n 1n 2n 3
dengan,
4-8
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Sd = simpangan baku
Cv = koefisien variasi
Cs = koefisien kemiringan
Ck = koefisien kurtosis
Lima parameter statistik di atas akan menentukan jenis agihan yang akan
digunakan dalam analisis frekuensi.
R
Rrt
n
Sd
( R Rrt ) 1/ 2
n 1
n
n ( R Rrt )3
Cs i 1
(n 1)( n 2).Sd 3
2 Cs
3
Cs
Zp Z 1 1
Cs 6 6
4-9
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Sd = Standar deviasi
Cs = Koefisien kepencengan
G = Faktor frekuensi
Zp = Hujan rencana
No. Tahun Xi (mm) P (%) Log Xi Log Xi-Log X (Log Xi-Log X)3
1 2008 89.500 8.333 1.952 -0.173 -0.005184
2 2012 91.300 16.667 1.960 -0.164 -0.004445
3 2016 94.400 25.000 1.975 -0.150 -0.003370
4 2009 104.300 33.333 2.018 -0.107 -0.001212
5 2007 110.500 41.667 2.043 -0.082 -0.000542
6 2011 124.200 50.000 2.094 -0.031 -0.000029
7 2006 141.200 58.333 2.150 0.025 0.000016
8 2015 155.000 66.667 2.190 0.065 0.000280
9 2014 184.500 75.000 2.266 0.141 0.002809
10 2010 198.900 83.333 2.299 0.174 0.005244
11 2013 266.700 91.667 2.426 0.301 0.027305
4-10
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Uji kesesuaian Smirnov Kolmogorov, sering juga disebut uji kecocokan non
parametrik (non parametric test), karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi
distribusi tertentu. (Soewarno, 1995 : 198).
1. Mengurutkan data (dari besar ke kecil atau sebaliknya) dan juga besarnya
peluang dari masing-masing data tersebut
2. Menentukan nilai masing-masing peluang teoritis dari hasil penggambaran data
(persamaan distribusinya)
3. Dari kedua nilai peluang ditentukan selisih terbesarnya antara peluang
pengamatan dengan peluang teoritis
4. Berdasarkan tabel nilai kritis Smirnov Kolmogorov Test, bisa ditentukan harga
Do
4-11
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Apabila D lebih kecil dari Do maka distribusi teoritis yang digunakan untuk
menentukan persamaan distribusi dapat diterima, apabila D lebih besar dari Do
maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi
tidak dapat diterima.
Tabel 4. 8. Uji Distribusi Smirnov Kolmogorof Metode Log Pearson Type III
karena Dkritis > Dmax maka distribusi yang digunakan dapat diterima
4-12
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
X 2 Ef Of 2
Ef
Dimana :
X2 = harga Chi-Kuadrat
Ef = frekuensi (banyaknya pengamatan) yang diharapkan, sesuai dengan
pembagian kelasnya
Of = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama
Nilai X2 yang terhitung ini harus lebih kecil dari harga X2cr (dari tabel)
DK = K – (h + 1)
dengan :
DK = derajat kebebasan
K = banyaknya kelas
h = banyaknya keterikatan atau sama dengan banyaknya parameter,
yang untuk sebaran Chi-Kuadrat adalah sama dengan 2 (dua)
Dari hasil perhitungan uji kesesuaian distribusi Chi-Kuadrat untuk metode Log
Pearson Type III diperoleh hasil:
4-13
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Tabel 4. 9. Perhitungan Uji Chi Square Metode Log Pearson Type III
Keterangan :
[1] = Nomor [6] = batas kelas sesuai dengan nilai X
[2] = Probabilitas yang terjadi [7] = jumlah data sesuai dengan batas kelas
[3] = interpolasi berdasarkan nilai Pr [8]
dan=SOi/n,
Cs dimana n = jumlah subgrup
[4] = Log X + G.SlogX [9] = ([7]-[8])2/[8]
[5] = antilog [4]
Dari berbagai distribusi yang telah dihitung, dipilih distribusi Log Pearson Type III
karena memberikan simpangan terkecil. Berikut adalah Hujan Rancangan yang
terpilih.
4-14
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Intensitas hujan adalah besarnya curah hujan rerata yang terjadi di suatu daerah
dalam suatu satuan waktu tertentu yang sesuai dengan waktu konsentrasi dan
periode ulang tertentu. Lama konsentrasi untuk berbagai daerah akan berbeda-
beda. Intensitas hujan yang terjadi dalam selang waktu hujan tertentu tergantung
pada besarnya kala ulang yang diambil. Dalam perencanaan drainase kota, maka
curah hujan rancangan yang diambil adalah curah hujan dengan kala ulang 5 tahun.
2
R t 3
I .
t T
dengan:
4-15
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Q = C.I.A
dengan:
C = koefisien pengaliran/limpasan
Pada persamaan ini, nilai koefisien pengaliran ( C) tergantung pada luas coverage
area berupa tata guna lahan. Tabel berikut merupakan table nilai koefisien aliran
terhadap jenis tata guna lahan.
Bila daerah pengaliran terdiri dari beberapa tipe kondisi permukaan yang
mempunyai nilai C yang berbeda, harga C ekivalen ditentukan dengan persamaan:
4-16
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
C1 . A1 C2 . A2 C3 . A3 ...
C
A1 A2 A3 ...
dengan :
Koefisien Koefisien
Diskripsi daerah Sifat permukaan tanah
limpasan limpasan
4-17
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
4-18
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
4-19
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Tabel 4. 16. Debit Banjir Rencana Titik Genangan Jl. Nusa Barong – Jl.
Ternate
Kategori Panjang Kemiringan Waktu Intensitas Debit
Luas Tangkapan (A) R24
Kode Lokasi Saluran Saluran (L) Saluran (S) Konsentrasi (Tc) Hujan (I) C (Q)
(m2) (km2) (m) (jam) (mm) (mm/jam) (m3/dt)
C1 Jl. Nusa Barong, Gg 1, Kanan Tersier 5162.36 0.0052 200.0 0.0025 0.19 177.34 97.59 0.53 0.0749
C2 Jl. Nusa Barong, Gg 1, Kiri Tersier 4650.76 0.0047 200.0 0.0025 0.19 177.34 97.59 0.53 0.0675
C3 Jl. Tidore, Kanan (P 43.50 - P 1M) Tersier 4918.23 0.0049 200.0 0.0025 0.19 177.34 97.59 0.53 0.0713
C4 Jl. Tidore, Kiri (P 43.50 - P 1M) Tersier 5879.94 0.0059 200.0 0.0025 0.19 177.34 97.59 0.53 0.0853
C5 Jl. Nusa Barong, Kanan (P 1M - P 26.00) Sekunder 4980.94 0.0050 200.0 0.0025 0.19 177.34 97.59 0.53 0.0723
C6 Jl. Nusa Barong, Kanan (P 26.00 - P 28.50) Sekunder 21383.64 0.0214 250.0 0.0025 0.23 177.34 97.59 0.53 0.3102
C7 Jl. Nusa Barong, Kanan (P 28.50 - P 29.85) Sekunder 3639.82 0.0036 135.0 0.0025 0.14 177.34 97.59 0.53 0.0528
C8 Jl. Nusa Barong, Kiri Sekunder 27391.30 0.0274 585.0 0.0025 0.44 177.34 97.59 0.53 0.3973
C9 Jl. Tidore, Kanan (P 51.00 - P 43.50) Sekunder 35403.32 0.0354 750.0 0.0025 0.53 177.34 97.59 0.53 0.5136
C10 Jl. Tidore, Kiri (P 51.00 - P 43.50) Sekunder 36489.77 0.0365 750.0 0.0025 0.53 177.34 97.59 0.53 0.5293
C11 Jl. Kaban Velubun, Kanan (P 1M - P 38.00) Sekunder 17476.50 0.0175 400.0 0.0025 0.33 177.34 97.59 0.53 0.2535
C12 Jl. Kaban Velubun, Kiri (P 1M - P 35.50) Sekunder 4011.23 0.0040 150.0 0.0025 0.15 177.34 97.59 0.53 0.0582
C13 Jl. Kaban Velubun, Kiri (P 35.50 - P 38.00) Sekunder 17806.02 0.0178 250.0 0.0025 0.23 177.34 97.59 0.53 0.2583
C14 Jl. Kaban Velubun, Kanan (P 38.00 - P 39.50)Sekunder 4821.26 0.0048 150.0 0.0025 0.15 177.34 97.59 0.53 0.0699
C15 Jl. Kaban Velubun, Kiri (P 38.00 - P 39.50) Sekunder 3649.22 0.0036 150.0 0.0025 0.15 177.34 97.59 0.53 0.0529
C16 Jl. Okaba 2, Kiri (P 56.50 - P 54.50) Tersier 8812.02 0.0088 200.0 0.0025 0.19 177.34 97.59 0.53 0.1278
C17 Jl. Okaba 2, Kiri (P 54.50 - P 1M) Tersier 3705.27 0.0037 200.0 0.0025 0.19 177.34 97.59 0.53 0.0537
C18 Jl. Okaba 2, Kanan (P 56.50 - P 1M) Tersier 18591.75 0.0186 400.0 0.0025 0.33 177.34 97.59 0.53 0.2697
C19 Jl. Mudita, Kanan Tersier 5950.28 0.0060 247.0 0.0025 0.23 177.34 97.59 0.53 0.0863
C20 Jl. Mudita, Kiri Tersier 6248.79 0.0062 247.0 0.0025 0.23 177.34 97.59 0.53 0.0906
C21 Jl. Evadukai, Kanan Sekunder 23114.31 0.0231 486.0 0.0025 0.38 177.34 97.59 0.53 0.3353
C22 Jl. Evadukai, Kiri Sekunder 22392.68 0.0224 486.0 0.0025 0.38 177.34 97.59 0.53 0.3248
C23 Jl. Natuna, Kanan Sekunder 30824.28 0.0308 650.0 0.0025 0.48 177.34 97.59 0.53 0.4471
C24 Jl. Natuna, Kiri Sekunder 30693.53 0.0307 650.0 0.0025 0.48 177.34 97.59 0.53 0.4452
C25 Jl. Ternate, Kanan (P 00.00 - 09.50) Sekunder 21759.69 0.0218 950.0 0.0025 0.64 177.34 97.59 0.53 0.3156
C26 Jl. Ternate, Kiri (P 00.00 - 03.00) Sekunder 12342.76 0.0123 300.0 0.0025 0.26 177.34 97.59 0.53 0.1790
C27 Jl. Ternate, Kiri (P 03.00 - 03.50) Sekunder 779.40 0.0008 50.0 0.0025 0.07 177.34 97.59 0.53 0.0113
C28 Jl. Ternate, Kiri (P 03.50 - 09.50) Sekunder 26057.85 0.0261 600.0 0.0025 0.45 177.34 97.59 0.53 0.3780
C29 Jl. Ternate, Kanan (P 09.50 - 11.50) Sekunder 14080.67 0.0141 200.0 0.0025 0.19 177.34 97.59 0.53 0.2043
C30 Jl. Ternate, Kanan (P 11.50 - 15.00) Sekunder 15052.71 0.0151 350.0 0.0025 0.30 177.34 97.59 0.53 0.2184
C31 Jl. Ternate, Kanan (P 15.00 - 17.78) Sekunder 10180.37 0.0102 278.0 0.0025 0.25 177.34 97.59 0.53 0.1477
C32 Jl. Ternate, Kiri (P 09.50 - 17.78) Sekunder 20071.39 0.0201 828.0 0.0025 0.58 177.34 97.59 0.53 0.2912
4-20
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Penggunaan Metode Manning dengan anggapan aliran tetap (steady flow) dilakukan
pada saluran tersier, saluran sekunder dan pada saluran primer. Konsep dari aliran
tetap ini adalah kemiringan garis energi sama dengan kemiringan permukaan air
dan sama pula dengan kemiringan dasar saluran. Kondisi ini hanya dapat terjadi
pada kondisi dimana debit tidak berubah terhadap jarak dan kedalaman air tidak
berubah terhadap waktu. Kenyataannya bahwa dalam peristiwa banjir kondisi tadi
sering tidak dapat dipenuhi. Namun untuk kondisi banjir yang berubah relatif cukup
lambat seperti kondisi pada saluran tersier, maka rumus-rumus aliran seragam
masih dapat digunakan. Adapun perumusan yang digunakan adalah perumusan
Manning.
Q = A*v
Dimana :
Secara umum bentuk saluran harus diusahakan sedemikian rupa agar dapat dicapai
radius hidraulik yang seoptimal mungkin. Dalam hal ini penampang yang memenuhi
syarat (ideal) untuk debit rendah maupun besar dalam rangka mempertahankan
kecepatan aliran dan debit yang maksimal adalah bentuk penampang setengah
lingkaran atau elips, namun kondisi ini tidak selalu dapat direalisasikan mengingat
keterbatasan lahan. Agar tetap bisa efektif, pendekatan yang terbaik untuk saluran
terbuka adalah berbentuk trapesium untuk daerah yang tersedia lahannya, atau
5-1
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
bentuk tanggul tegak untuk daerah yang tidak memungkinkan untuk pembebasan
lahan.
5-2
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
5-3
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
5-4
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
5-5
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Tabel 5. 3. Dimensi Saluran pada Titik Genangan Jl. Nusa Barong – Jl. Ternate
5-6
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
5-7
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
1. Parameter genangan
2. Parameter kerugian ekonomi
3. Parameter gangguan sosial dan fasilitas pemerintah
4. Parameter kerugian dan gangguan transportasi
5. Parameter kerugian pada daerah perumahan
6. Parameter kerugian hak milik pribadi/rumah tangga
Nilai Parameter genangan yang didasarkan pada kedalaman genangan, lama
genangan dan luas genangan dapat dilihat pada Tabel 6.1.
6-1
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
D. Frekuensi Genangan 20
Sangat sering (10 kali/tahun) 100
Sering (6 kali/tahun) 75
Kurang Sering (3 kali/tahun) 50
Jarang (1 kali/tahun) 25
Tidak pernah 0
Sumber : Sistem Drainase Perkotaan Jilid I yang dikeluarkan oleh Kementrian PU
6-2
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
6-3
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Pengaruh/
No. Parameter Nilai
Kerugian
1. Jika genangan air/banjir terjadi pada Tinggi 100
perumahan padat sekali
2. Jika genangan air/banjir terjadi pada Sedang 65
perumahan yang kurang padat
3. Jika genangan air/banjir mempengaruhi atau Kecil 30
terjadi di daerah yang hanya pada beberapa
bangunan perumahan
6-4
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Dari harga dasar yang ada di Merauke Kabupaten Merauke dilakukan Analisa Harga
Satuan Pekerjaan terutama pekerjaan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
ini.
7-1
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
7-2
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
7-3
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
F. BAHAN KERAMIK
1 Ubin Abu-Abu 20 x 20 Cm MF.1 Buah 2,640.00 0.00% 110.00 2,750.00 412.00 3,162.00
2 Ubin Abu-Abu 30 x 30 Cm MF.2 Buah 6,166.00 0.00% 190.00 6,356.00 953.00 7,309.00
3 Ubin Abu-Abu 40 x 40 Cm MF.3 Buah 14,145.00 0.00% 340.00 14,485.00 2,172.00 16,657.00
4 Ubin Warna 20 x 20 Cm MF.4 Buah 2,633.00 0.00% 110.00 2,743.00 411.00 3,154.00
5 Ubin Warna 30 x 30 Cm MF.5 Buah 6,159.00 0.00% 190.00 6,349.00 952.00 7,301.00
6 Ubin Warna 40 x 40 Cm MF.6 Buah 13,888.00 0.00% 340.00 14,228.00 2,134.00 16,362.00
7 Ubin Teraso Ukuran 30 x 30 cm MF.7 Buah 6,318.00 0.00% 190.00 6,508.00 976.00 7,484.00
8 Ubin Teraso Ukuran 40 x 40 cm MF.8 Buah 13,666.00 0.00% 340.00 14,006.00 2,100.00 16,106.00
9 Ubin Granito Ukuran 30 x 30 cm MF.9 Buah 6,113.00 0.00% 190.00 6,303.00 945.00 7,248.00
10 Ubin Granito Ukuran 40 x 40 cm MF.10 Buah 12,166.00 0.00% 340.00 12,506.00 1,875.00 14,381.00
11 Ubin Teralux Kerang Ukuran 30 x 30 cm MF.11 Buah 6,704.00 0.00% 190.00 6,894.00 1,034.00 7,928.00
12 Ubin Teralux Kerang Ukuran 40 x 40 cm MF.12 Buah 13,958.00 0.00% 340.00 14,298.00 2,144.00 16,442.00
13 Ubin Teralux Marmer Ukuran 30 x 30 cm MF.13 Buah 8,750.00 0.00% 190.00 8,940.00 1,341.00 10,281.00
14 Ubin Teralux Marmer Ukuran 40 x 40 cm MF.14 Buah 21,458.00 0.00% 340.00 21,798.00 3,269.00 25,067.00
15 Ubin Teralux Marmer Ukuran 60 x 60 cm MF.15 Buah 66,222.00 0.00% 1,320.00 67,542.00 10,131.00 77,673.00
16 Keramik Artistik 10x20; 15x15 cm MF.16 Buah 1,175.00 0.00% 90.00 1,265.00 189.00 1,454.00
17 Keramik Artistik 10x10 atau 5x20 cm MF.17 Buah 650.00 0.00% 90.00 740.00 111.00 851.00
18 Keramik Lantai 20 x 20 cm MF.18 Buah 2,765.00 0.00% 110.00 2,875.00 431.00 3,306.00
19 Keramik Lantai 20 x 30 cm MF.19 Buah 4,062.00 0.00% 150.00 4,212.00 631.00 4,843.00
20 Keramik Lantai 30 x 30 cm MF.20 Buah 6,500.00 0.00% 190.00 6,690.00 1,003.00 7,693.00
21 Keramik Lantai 30 x 30 berglasir MF.21 Buah 5,909.00 0.00% 190.00 6,099.00 914.00 7,013.00
22 Keramik Lantai 30 x 30 berglasir (Mozaik) MF.22 Buah 6,659.00 0.00% 190.00 6,849.00 1,027.00 7,876.00
23 Keramik Lantai 40 x 40 cm MF.23 Buah 12,916.00 0.00% 340.00 13,256.00 1,988.00 15,244.00
24 Keramik Lantai 50 x 50 cm MF.24 Buah 23,700.00 0.00% 670.00 24,370.00 3,655.00 28,025.00
25 Keramik Lantai 60 x 60 cm MF.25 Buah 55,666.00 0.00% 1,320.00 56,986.00 8,547.00 65,533.00
26 Keramik Dinding 10 x 20 cm MF.26 Buah 1,250.00 0.00% 90.00 1,340.00 201.00 1,541.00
27 Keramik Dinding 20x20 atau 20x25 cm MF.27 Buah 3,004.00 0.00% 110.00 3,114.00 467.00 3,581.00
28 Ubin Dinding Porselin 11 x 11 MF.28 Buah 670.00 0.00% 90.00 760.00 114.00 874.00
29 Ubin Dinding Porselin 10 x 20 cm MF.29 Buah 853.00 0.00% 90.00 943.00 141.00 1,084.00
30 Ubin Dinding Porselin 20 x 20 MF.30 Buah 2,650.00 0.00% 110.00 2,760.00 414.00 3,174.00
31 Plint Ubin Abu-Abu 15 x 20 cm MF.31 Buah 12,500.00 0.00% 150.00 12,650.00 1,897.00 14,547.00
32 Plint Ubin Abu-Abu 10 x 30 cm MF.32 Buah 10,000.00 0.00% 150.00 10,150.00 1,522.00 11,672.00
33 Plint Ubin Abu-Abu 10 x 40 cm MF.33 Buah 11,500.00 0.00% 150.00 11,650.00 1,747.00 13,397.00
34 Plint Ubin Warna 10 x 20 cm MF.34 Buah 5,000.00 0.00% 90.00 5,090.00 763.00 5,853.00
35 Plint Ubin Warna 10 x 30 cm MF.35 Buah 7,500.00 0.00% 150.00 7,650.00 1,147.00 8,797.00
36 Plint Ubin Warna 10 x 40 cm MF.36 Buah 7,500.00 0.00% 150.00 7,650.00 1,147.00 8,797.00
37 Plint Ubin Teraso 10 x 30 cm MF.37 Buah 7,500.00 0.00% 150.00 7,650.00 1,147.00 8,797.00
38 Plint Ubin Teraso 10 x 40 cm MF.38 Buah 12,500.00 0.00% 150.00 12,650.00 1,897.00 14,547.00
39 Plint Ubin Granito 10 x 40 cm MF.39 Buah 12,500.00 0.00% 150.00 12,650.00 1,897.00 14,547.00
40 Plint Ubin Granito 10 x 30 cm MF.40 Buah 7,500.00 0.00% 150.00 7,650.00 1,147.00 8,797.00
41 Plint Ubin Teralux Kerang 10 x 40 cm MF.41 Buah 7,500.00 0.00% 150.00 7,650.00 1,147.00 8,797.00
42 Plint Ubin Teralux Kerang 10 x 30 cm MF.42 Buah 7,500.00 0.00% 150.00 7,650.00 1,147.00 8,797.00
43 Plint Ubin Teralux Marmer 10 x 60 cm MF.43 Buah 15,000.00 0.00% 160.00 15,160.00 2,274.00 17,434.00
44 Plint Ubin Teralux Marmer 10 x 40 cm MF.44 Buah 10,000.00 0.00% 150.00 10,150.00 1,522.00 11,672.00
45 Plint Ubin Teralux Marmer 10 x 30 cm MF.45 Buah 7,500.00 0.00% 150.00 7,650.00 1,147.00 8,797.00
46 Plint Keramik Artistik 10 x 20 cm MF.46 Buah 4,750.00 0.00% 90.00 4,840.00 726.00 5,566.00
47 Plint Keramik Artistik 10 x 10 cm MF.47 Buah 4,500.00 0.00% 90.00 4,590.00 688.00 5,278.00
48 Plint Keramik Artistik 5 x 20 cm MF.48 Buah 4,000.00 0.00% 90.00 4,090.00 613.00 4,703.00
49 Plint Keramik Artistik 10 x 30 cm MF.49 Buah 7,500.00 0.00% 150.00 7,650.00 1,147.00 8,797.00
50 Marmer Ukuran 100 x 100 cm MF.50 Buah 350,000.00 0.00% 7,350.00 357,350.00 53,602.00 410,952.00
51 Wall paper (Lebar 50 cm) MF.51 M2 155,000.00 0.00% 307.00 155,307.00 23,296.00 178,603.00
52 Batu Paras MF.52 Buah 22,272.00 0.00% 190.00 22,462.00 3,369.00 25,831.00
53 Batu Tempel Hitam MF.53 Buah 27,727.00 0.00% 190.00 27,917.00 4,187.00 32,104.00
7-4
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
G. BAHAN KACA
1 Kaca Polos 3 mm MG.1 M2 150,000.00 0.00% 1,700.00 151,700.00 22,755.00 174,455.00
2 Kaca Polos 5 mm MG.2 M2 180,200.00 0.00% 2,390.00 182,590.00 27,388.00 209,978.00
3 Kaca Buram 3 mm MG.3 M2 100,000.00 0.00% 1,700.00 101,700.00 15,255.00 116,955.00
4 Kaca Buram 4 mm MG.4 M2 150,000.00 0.00% 2,050.00 152,050.00 22,807.00 174,857.00
5 Kaca Buram 5 mm MG.5 M2 213,000.00 0.00% 2,390.00 215,390.00 32,308.00 247,698.00
6 Kaca Naco / Louver - 7 Clips (polos) MG.6 Buah 128,000.00 0.00% 2,610.00 130,610.00 19,591.00 150,201.00
7 Kaca Naco / Louver - 8 Clips (polos) MG.7 Buah 146,000.00 0.00% 2,940.00 148,940.00 22,341.00 171,281.00
8 Kaca Naco / Louver - 9 Clips (polos) MG.8 Buah 161,750.00 0.00% 3,270.00 165,020.00 24,753.00 189,773.00
9 Kaca Naco / Louver - 10 Clips (polos) MG.9 Buah 201,500.00 0.00% 3,620.00 205,120.00 30,768.00 235,888.00
10 Kaca Rayban 25 % - tebal 5 mm MG.10 M2 12,000.00 0.00% 2,390.00 14,390.00 2,158.00 16,548.00
11 Kaca Acrylic (Kaca Plastik) - 5 mm MG.11 Lembar 1,000,000.00 0.00% 2,330.00 1,002,330.00 150,349.00 1,152,679.00
H. BAHAN/ALAT PENGGANTUNG
1 Kunci Tanam (Setara Cap Kuda Terbang) MH.1 Set 73,875.00 0.00% 290.00 74,165.00 11,124.00 85,289.00
2 Kunci Tanam - 2 Slaagh MH.2 Set 125,750.00 0.00% 290.00 126,040.00 18,906.00 144,946.00
3 Kunci Tanam - 1 Slaagh MH.3 Set 56,500.00 0.00% 290.00 56,790.00 8,518.00 65,308.00
4 Kunci Tanam (Setara Cap Anchor / Yale) MH.4 Set 89,000.00 0.00% 290.00 89,290.00 13,393.00 102,683.00
5 Kunci Gembok 1" MH.5 Set 55,500.00 0.00% 140.00 55,640.00 8,346.00 63,986.00
6 Engsel 4" Kuningan (Untuk Pintu) MH.6 Pasang 27,000.00 0.00% 140.00 27,140.00 4,071.00 31,211.00
7 Engsel 3" Kuningan (Untuk Jendela) MH.7 Pasang 20,428.00 0.00% 140.00 20,568.00 3,085.00 23,653.00
8 Engsel Kupu-Kupu T MH.8 Pasang 15,714.00 0.00% 140.00 15,854.00 2,378.00 18,232.00
9 Engsel Nylon Kuningan 4" MH.9 Pasang 11,500.00 0.00% 140.00 11,640.00 1,746.00 13,386.00
10 Engsel Biasa 3" (Untuk Jendela) MH.10 Pasang 12,916.00 0.00% 140.00 13,056.00 1,958.00 15,014.00
11 Hak Angin / Kait Angin MH.11 Buah 10,142.00 0.00% 140.00 10,282.00 1,542.00 11,824.00
12 Espagnolet MH.12 Set 65,000.00 0.00% 140.00 65,140.00 9,771.00 74,911.00
13 Grendel Tanam (Pintu) MH.13 Buah 65,000.00 0.00% 140.00 65,140.00 9,771.00 74,911.00
14 Grendel Besar / Kecil MH.14 Buah 9,000.00 0.00% 140.00 9,140.00 1,371.00 10,511.00
15 Tarikan Pintu MH.15 Buah 100,250.00 0.00% 140.00 100,390.00 15,058.00 115,448.00
16 Tarikan Jendela MH.16 Buah 13,500.00 0.00% 140.00 13,640.00 2,046.00 15,686.00
I. BAHAN CAT
1 Amplas Kertas (Amplas Kayu) MI.1 Lembar 4,312.00 0.00% 15.00 4,327.00 649.00 4,976.00
2 Amplas Besi MI.2 Lembar 4,250.00 0.00% 15.00 4,265.00 639.00 4,904.00
3 Dempul Kayu MI.3 Kg 31,571.00 0.00% 270.00 31,841.00 4,776.00 36,617.00
4 Cat Meny Kayu MI.4 Kg 30,825.00 0.00% 270.00 31,095.00 4,664.00 35,759.00
5 Cat Meny Besi MI.5 Kg 31,312.00 0.00% 270.00 31,582.00 4,737.00 36,319.00
6 Cat Kayu MI.6 Kg 55,500.00 0.00% 270.00 55,770.00 8,365.00 64,135.00
7 Cat Besi MI.7 Kg 58,375.00 0.00% 270.00 58,645.00 8,796.00 67,441.00
8 Cat Kilat LN MI.8 Kg 56,000.00 0.00% 270.00 56,270.00 8,440.00 64,710.00
9 Minyak Cat / Thinner (Setara Lauguer) MI.9 Kg 29,833.00 0.00% 270.00 30,103.00 4,515.00 34,618.00
10 Minyak Cat / Thinner (Biasa) Afduner MI.10 Kg 27,800.00 0.00% 270.00 28,070.00 4,210.00 32,280.00
11 Palmur Tembok MI.11 Zak 186,700.00 0.00% 7,500.00 194,200.00 29,130.00 223,330.00
12 Cat Tembok (1 Klg @ 5 Kg) MI.12 Kaleng 89,125.00 0.00% 1,540.00 90,665.00 13,599.00 104,264.00
13 Cat Besi Crom MI.13 Kg 45,428.00 0.00% 270.00 45,698.00 6,854.00 52,552.00
14 Cat Besi (Setara Nippon Paint) MI.14 Kg 65,400.00 0.00% 270.00 65,670.00 9,850.00 75,520.00
15 Politur Kaleng (Setara Apache) MI.15 Kg 58,142.00 0.00% 270.00 58,412.00 8,761.00 67,173.00
16 Floor Hardener MI.16 KG 60,000.00 0.00% 270.00 60,270.00 9,040.00 69,310.00
7-5
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
7-6
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
27 Wastafel Porselin MK.27 Buah 483,000.00 0.00% 2,520.00 485,520.00 72,828.00 558,348.00
28 Bak Air / Fiber Glass 1 M3 MK.28 Buah 495,000.00 0.00% 3,150.00 498,150.00 74,722.00 572,872.00
29 Bak Air / Fiber Glass 1/2 M3 MK.29 Buah 250,000.00 0.00% 2,520.00 252,520.00 37,878.00 290,398.00
30 Bak Air / Fiber Glass 1/4 M3 MK.30 Buah 277,500.00 0.00% 2,100.00 279,600.00 41,940.00 321,540.00
31 Tangki Air / Fiber Glass 1 M3 MK.31 Buah 1,842,500.00 0.00% 6,310.00 1,848,810.00 277,321.00 2,126,131.00
32 Kran Air 3/4" MK.32 Buah 21,571.00 0.00% 140.00 21,711.00 3,256.00 24,967.00
33 Kran Air 1/2" MK.33 Buah 16,785.00 0.00% 140.00 16,925.00 2,538.00 19,463.00
34 Kran Air 1" MK.34 Buah 18,000.00 0.00% 140.00 18,140.00 2,721.00 20,861.00
35 Stop Kran 1/2" MK.35 Buah 17,500.00 0.00% 140.00 17,640.00 2,646.00 20,286.00
36 Doble Neple GIP 1/2" MK.36 Buah 23,166.00 0.00% 140.00 23,306.00 3,495.00 26,801.00
37 Soccet 1/2" MK.37 Buah 6,250.00 0.00% 140.00 6,390.00 958.00 7,348.00
38 Elbow GIP 90º x 1/2" ( PE ) MK.38 Buah 7,750.00 0.00% 140.00 7,890.00 1,183.00 9,073.00
39 Tee 1/2" x 1/2" MK.39 Buah 9,000.00 0.00% 140.00 9,140.00 1,371.00 10,511.00
40 Hand Kran 1/2" Besi MK.40 Buah 41,500.00 0.00% 140.00 41,640.00 6,246.00 47,886.00
41 Dop GIP 1/2" MK.41 Buah 6,500.00 0.00% 140.00 6,640.00 996.00 7,636.00
42 Water Meter 1/2" MK.42 Buah 450,000.00 0.00% 1,050.00 451,050.00 67,657.00 518,707.00
43 Clamp Sadle 2" mm x 1/2" ( PE ) MK.43 Buah 80,000.00 0.00% 1,050.00 81,050.00 12,157.00 93,207.00
44 Pengaman Box Meter MK.44 Buah 250,000.00 0.00% 1,050.00 251,050.00 37,657.00 288,707.00
45 Pipa HDPE Ø 150 mm MK.45 M 398,000.00 0.00% 1,830.00 399,830.00 59,974.00 459,804.00
46 Pipa HDPE Ø 100 mm MK.46 M 196,000.00 0.00% 700.00 196,700.00 29,505.00 226,205.00
47 Pipa HDPE Ø 75 mm MK.47 M 107,000.00 0.00% 320.00 107,320.00 16,098.00 123,418.00
48 Pipa HDPE Ø 50-63 mm MK.48 M 60,000.00 0.00% 130.00 60,130.00 9,019.00 69,149.00
49 Tee All Flange Ø 50 x 50 mm (HDPE) MK.49 Buah 450,000.00 0.00% 4,860.00 454,860.00 68,229.00 523,089.00
50 Tee All Flange Ø 75 x 50 mm (HDPE) MK.50 Buah 475,000.00 0.00% 4,950.00 479,950.00 71,992.00 551,942.00
51 Tee All Flange Ø 75 x 75 mm (HDPE) MK.51 Buah 500,000.00 0.00% 5,020.00 505,020.00 75,753.00 580,773.00
52 Tee All Flange Ø 100 x 75 mm (HDPE) MK.52 Buah 650,000.00 0.00% 5,110.00 655,110.00 98,266.00 753,376.00
53 Bend 90 All Flange Ø 50 mm (HDPE) MK.53 Buah 210,000.00 0.00% 1,330.00 211,330.00 31,699.00 243,029.00
54 Bend 90 All Flange Ø 75 mm (HDPE) MK.54 Buah 335,000.00 0.00% 4,380.00 339,380.00 50,907.00 390,287.00
55 Bend 90 All Flange Ø 100 mm (HDPE) MK.55 Buah 50,000.00 0.00% 4,520.00 54,520.00 8,178.00 62,698.00
56 Gate Valve Flange Ø 50 mm MK.56 Buah 1,850,000.00 0.00% 11,380.00 1,861,380.00 279,207.00 2,140,587.00
57 Gate Valve Flange Ø 75 mm MK.57 Buah 2,350,000.00 0.00% 12,000.00 2,362,000.00 354,300.00 2,716,300.00
58 Gate Valve Flange Ø 1/2" MK.58 Buah 200,000.00 0.00% 150.00 200,150.00 30,022.00 230,172.00
59 Stub Flange Ø 50 mm MK.59 Buah 200,000.00 0.00% 940.00 200,940.00 30,141.00 231,081.00
60 Stub Flange Ø 75 mm MK.60 Buah 600,000.00 0.00% 1,830.00 601,830.00 90,274.00 692,104.00
61 Stub Flange Ø 100 mm MK.61 Buah 840,000.00 0.00% 2,280.00 842,280.00 126,342.00 968,622.00
62 End Cap (Dop) Ø 50 mm (HDPE) MK.62 Buah 37,009.00 0.00% 230.00 37,239.00 5,585.00 42,824.00
63 End Cap (Dop) Ø 75 mm (HDPE) MK.63 Buah 86,873.00 0.00% 940.00 87,813.00 13,171.00 100,984.00
64 Stop Cock (PIT Kran) 1/2" MK.64 Buah 950,000.00 0.00% 340.00 950,340.00 142,551.00 1,092,891.00
65 Reducer All Flange Ø 75 x 75 mm (HDPE) MK.65 Buah 525,000.00 0.00% 3,390.00 528,390.00 79,258.00 607,648.00
66 Reducer All Flange Ø 75 x 50 mm (HDPE) MK.66 Buah 500,000.00 0.00% 3,340.00 503,340.00 75,501.00 578,841.00
67 Quil Elbow HDPE (adaptor) Ø 15 mm (1/2") MK.67 Buah 48,000.00 0.00% 1,330.00 49,330.00 7,399.00 56,729.00
68 Pipa Input HDPE Ø 1/2" MK.68 Buah 38,400.00 0.00% 1,330.00 39,730.00 5,959.00 45,689.00
M. BETON PRACETAK
1 Dwiker Sumur/Gorong2 Ø 1 m, H 60 cm MM.1 Buah 412,500.00 0.00% 39,310.00 451,810.00 67,771.00 519,581.00
2 Dwiker Sumur/Gorong2 Ø 0,8 m, H 60 cm MM.2 Buah 362,500.00 0.00% 32,690.00 395,190.00 59,278.00 454,468.00
3 Dwiker Sumur/Gorong2 Ø 0,6 m, H 80 cm MM.3 Buah 357,500.00 0.00% 34,430.00 391,930.00 58,789.00 450,719.00
4 Dwiker Sumur/Gorong2 Ø 0,4 m, H 80 cm MM.4 Buah 332,500.00 0.00% 25,880.00 358,380.00 53,757.00 412,137.00
7-7
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
7-8
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
7-9
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
7-10
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
27 1 M3 Beton mutu f’'c = 7,4 MPa (K 100), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,87 2,734,492.00
28 1 M3 Beton mutu f’ = 9,8 MPa (K 125), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,78 2,778,453.00
29 1 M3 Beton mutu f’'c = 12,2 MPa (K 150), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,72 2,811,325.00
30 1 M3 Lantai kerja Beton mutu f’'c = 7,4 MPa (K 100), slump (3-6) cm w/c = 0,87 2,666,199.00
31 1 M3 Beton mutu f’'c = 14,5 MPa (K 175), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,66 2,851,357.00
32 1 M3 Beton mutu f’'c = 16,9 MPa (K 200), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,61 2,888,451.00
33 1 M3 Beton mutu f’'c = 19,3 MPa (K 225), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 2,918,931.00
34 1 M3 Beton mutu f’'c = 21,7 MPa (K 250), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,56 2,936,529.00
35 1 M3 Beton mutu f’'c = 24,0 MPa (K 275), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,53 2,968,918.00
36 1 M3 Beton mutu f’'c = 26,4 MPa (K 300), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,52 2,977,916.00
37 1 M3 Beton mutu f’'c = 28,8 MPa (K 325), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,49 3,092,680.00
38 1 M3 Beton mutu f’'c = 31,2 MPa (K 350), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,48 3,105,503.00
39 1 KG Pembesian Besi polos/ulir Ø. 6 mm SNI 17,627.00
40 1 KG Pembesian Besi polos/ulir Ø. 8 mm SNI 16,280.00
41 1 KG Pembesian Besi polos/ulir Ø. 10 mm SNI 16,393.00
42 1 KG Pembesian Besi polos/ulir Ø. 12 mm SNI 16,660.00
43 1 KG Pembesian Besi polos/ulir Ø. 14 mm SNI 14,491.00
44 1 KG Pembesian Besi polos/ulir Ø. 16 mm SNI 16,077.00
45 1 KG Pembesian Besi polos/ulir Ø. 19 mm SNI 15,555.00
46 1 KG Pembesian Besi polos/ulir Ø. 22 mm SNI 15,118.00
47 1 M2 Bekisting untuk Pondasi 252,392.00
48 1 M2 Bekisting untuk Sloof 268,040.00
49 1 M2 Bekisting untuk Kolom 502,600.00
50 1 M2 Bekisting untuk Balok 514,937.00
51 1 M2 Bekisting untuk Pelat Lantai 577,396.00
52 1 M2 Bekisting untuk Pelat Dinding 590,564.00
53 1 M2 Bekisting untuk Tangga 471,255.00
54 1 M2 Pasang Jembatan untuk Pengecoran Beton 132,784.00
55 1 M2 Cetakan Beton / Begisting Memakai Papan 299,282.00
56 1 M2 Cetakan Beton / Begisting Memakai Multiplek 305,032.00
57 1 M3 Membongkar cetakan / Bekisting Beton 5,244.00
58 1 Set Stutwerk utk 1 M3 Beton, h = 3 - 4 m (memakai kayu dolken) 2,978,017.00
59 1 Set Stutwerk utk 1 M3 Beton, h = 3 - 4 m (memakai Scafolding) 1,606,241.00
ANALISA PU-CK.D.60 s/d PU-CK.D.67 UNTUK GAMBAR RENCANA YANG BELUM MEMPUNYAI GAMBAR DETAIL
60 1 M3 Pondasi beton bertulang (150 kg besi + bekisting) 6,637,326.00
61 1 M3 Sloof beton bertulang (200 kg besi + bekisting) 7,739,439.00
62 1 M3 Kolom beton bertulang (300 kg besi + bekisting) 12,091,477.00
63 1 M3 Balok beton bertulang (200 kg besi + bekisting) 9,839,911.00
64 1 M3 Plat beton bertulang (150 kg besi + bekisting) 9,073,678.00
65 1 M3 Dinding beton bertulang (150 kg besi + bekisting) 8,831,095.00
66 1 M3 Dinding beton bertulang (200 kg besi + bekisting) 9,219,968.00
67 1 M3 Tangga beton bertulang (150 kg besi + bekisting) 9,118,859.00
68 1 M' Kolom penguat/praktis beton bertulang (11 x 11) cm 113,343.00
69 1 M' Sloof/Ring balok beton bertulang (10 x 15) cm 164,305.00
70 1 M' Kolom 15 x 15 (1PC : 3PS) - Pasir Import 204,195.00
71 1 M' Kolom 15 x 15 (1PC : 3PS) - Pasir Lokal 190,303.00
72 1 M' Balok 15 x 15 (1PC : 3PS) - Pasir Import 204,195.00
73 1 M' Balok 15 x 15 (1PC : 3PS) - Pasir Lokal 190,303.00
74 1 Btg Tiang Pancang Beton 20x20; L=5 M (1PC : 2PS : 3KR) 4,230,206.00
75 1 M' Bantalan Pelat Beton (1PC : 3PS) - Pasir Import 817,090.00
76 1 M' Bantalan Pelat Beton (1PC : 3PS) - Pasir Lokal 742,997.00
7-11
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
F. PEKERJAAN PLESTERAN
1 1 M2 Plesteran 1PC : 1PS, Tebal 15 mm - Pasir Import 129,318.00
2 1 M2 Plesteran 1PC : 2PS, Tebal 15 mm - Pasir Import 121,918.00
3 1 M2 Plesteran 1PC : 3PS, Tebal 15 mm - Pasir Import 120,023.00
4 1 M2 Plesteran 1PC : 4PS, Tebal 15 mm - Pasir Import 117,651.00
5 1 M2 Plesteran 1PC : 5PS, Tebal 15 mm - Pasir Import 117,780.00
6 1 M2 Plesteran 1PC : 1PS, Tebal 15 mm - Pasir Lokal 122,602.00
7 1 M2 Plesteran 1PC : 2PS, Tebal 15 mm - Pasir Lokal 113,523.00
8 1 M2 Plesteran 1PC : 3PS, Tebal 15 mm - Pasir Lokal 110,369.00
9 1 M2 Plesteran 1PC : 4PS, Tebal 15 mm - Pasir Lokal 107,577.00
10 1 M2 Plesteran 1PC : 5PS, Tebal 15 mm - Pasir Lokal 106,866.00
11 1 M2 Plesteran 1PC : 6PS, Tebal 15 mm - Pasir Lokal 105,931.00
12 1 M2 Plesteran 1PC : 7PS, Tebal 15 mm - Pasir Lokal 105,691.00
13 1 M2 Plesteran 1PC : 8PS, Tebal 15 mm - Pasir Lokal 105,452.00
14 1 M2 Plesteran 1PC : 2PS, Tebal 20 mm - Pasir Import 163,414.00
15 1 M2 Plesteran 1PC : 3PS, Tebal 20 mm - Pasir Import 160,887.00
16 1 M2 Plesteran 1PC : 4PS, Tebal 20 mm - Pasir Import 157,277.00
17 1 M2 Plesteran 1PC : 5PS, Tebal 20 mm - Pasir Import 157,896.00
18 1 M2 Plesteran 1PC : 2PS, Tebal 20 mm - Pasir Lokal 152,081.00
19 1 M2 Plesteran 1PC : 3PS, Tebal 20 mm - Pasir Lokal 147,875.00
20 1 M2 Plesteran 1PC : 4PS, Tebal 20 mm - Pasir Lokal 143,846.00
21 1 M2 Plesteran 1PC : 5PS, Tebal 20 mm - Pasir Lokal 143,205.00
22 1 M2 Plesteran 1PC : 6PS, Tebal 20 mm - Pasir Lokal 141,651.00
23 1 M2 Plesteran 1PC : 2PS, Tebal 25 mm - Pasir Import 134,107.00
24 1 M2 Plesteran 1PC : 3PS, Tebal 25 mm - Pasir Import 154,637.00
25 1 M2 Plesteran 1PC : 4PS, Tebal 25 mm - Pasir Import 153,172.00
26 1 M2 Plesteran 1PC : 5PS, Tebal 25 mm - Pasir Import 150,790.00
27 1 M2 Plesteran 1PC : 2PS, Tebal 25 mm - Pasir Lokal 128,651.00
28 1 M2 Plesteran 1PC : 3PS, Tebal 25 mm - Pasir Lokal 139,946.00
29 1 M2 Plesteran 1PC : 4PS, Tebal 25 mm - Pasir Lokal 137,222.00
7-12
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
G. PEKERJAAN KAYU
1 1 M3 Kusen Pintu dan Jendela Kayu Kelas I 14,058,698.00
2 1 M3 Kusen Pintu dan Jendela Kayu Kelas II 9,208,869.00
3 1 M3 Kusen Pintu dan Jendela Kayu Kelas III 8,029,558.00
4 1 M2 Pintu Klamp Standar Kayu Kelas II 414,724.00
5 1 M2 Pintu Klamp Sederhana Kayu Kelas III 371,580.00
6 1 M2 Daun Pintu Panel Kayu Kelas I 1,077,157.00
7 1 M2 Daun Pintu Panel Kayu Kelas II 892,179.00
8 1 M2 Pintu, Jendela dan Ventilasi Kaca Bingkai Kayu Kelas I 1,034,246.00
9 1 M2 Pintu, Jendela dan Ventilasi Kaca Bingkai Kayu Kelas II 923,259.00
10 1 M2 Pintu dan Jendela Jalusi, Kayu Kelas I 1,289,141.00
11 1 M2 Pintu dan Jendela Jalusi, Kayu Kelas II 993,177.00
12 1 M2 Daun Pintu Kayu Lapis (Plywood) Rangkap, Rangka Tertutup 921,794.00
Kayu Kelas II (Lebar Sampai 90 cm)
13 1 M2 Pintu Plywood Rangkap Rangka Expose, Kayu Kelas I 902,451.00
14 1 M2 Pintu Plywood Rangkap Rangka Expose, Kayu Kelas II 784,065.00
15 1 M2 Jalusi Kusen, Kayu Kelas I 1,062,206.00
16 1 M2 Jalusi Kusen, Kayu Kelas II 784,740.00
17 1 M2 Teakwood Rangkap Rangka Expose, Kayu Kelas I 943,276.00
18 1 M2 Teakwood Rangkap Lapis Formika Rangka Expose, Kayu Kelas II 1,162,254.00
19 1 M3 Konstruksi Kuda-Kuda Konvensional, Kayu Kelas I 12,132,778.00
20 1 M3 Konstruksi Kuda-Kuda Konvensional, Kayu Kelas II 7,572,978.00
21 1 M3 Konstruksi Kuda-Kuda Konvensional, Kayu Kelas III 6,491,943.00
22 1 M3 Konstruksi Kuda-Kuda Expose, Kayu Kelas I 14,851,974.00
23 1 M3 Konstruksi Gordeng - Kayu Kelas II 6,406,845.00
24 1 M3 Konstruksi Gordeng - Kayu Kelas III 5,325,810.00
25 1 M2 Rangka Atap Genteng Keramik, Kayu Kelas II 138,305.00
26 1 M2 Rangka Atap Genteng Beton, Kayu Kelas II 181,999.00
27 1 M2 Rangka Atap Genteng Sirap, Kayu Kelas II 721,296.00
28 1 M2 Rangka Plafond (50 x 100), Kayu Kelas II 157,734.00
29 1 M2 Rangka Plafond (50 x 100), Kayu Kelas III 142,599.00
30 1 M2 Rangka Plafond (60 x 60), Kayu Kelas II 155,533.00
31 1 M2 Rangka Plafond (60 x 60), Kayu Kelas III 139,514.00
32 1 M2 Rangka Plafond (100 x 100), Kayu Kelas II 132,723.00
33 1 M2 Rangka Plafond (100 x 100), Kayu Kelas III 107,113.00
34 1 M2 Rangka Plafond (60 x 120), Kayu Kelas II 129,917.00
35 1 M2 Rangka Plafond (60 x 120), Kayu Kelas III 117,141.00
36 1 M' Lisplank Ukuran (3 x 20) cm, Kayu Kelas I 148,551.00
37 1 M' Lisplank Ukuran (3 x 20) cm, Kayu Kelas II 98,607.00
38 1 M' Lisplank Ukuran (3 x 30) cm, Kayu Kelas I 149,470.00
39 1 M' Lisplank Ukuran (3 x 30) cm, Kayu Kelas II 98,601.00
40 1 M' Lisplank Ukuran (2 x 20) cm, Kayu Kelas I 74,446.00
7-13
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
7-14
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
H. PEKERJAAN ATAP
1 1 M2 Penutup Atap Seng Gelombang BJLS 0,30 81,490.00
2 1 M2 Penutup Atap Seng Gelombang BJLS 0,22 77,014.00
3 1 M2 Penutup Atap Seng Gelombang BJLS 0,20 63,926.00
4 1 M' Bubungan/Nok Atap Seng Gelombang BJLS 0,30 96,516.00
5 1 M' Bubungan/Nok Atap Seng Gelombang BJLS 0,20 98,680.00
6 1 M2 Penutup Atap Fiberglass Gelombang 93,698.00
7 1 M' Bubungan/Nok Atap Fiberglass Gelombang 98,680.00
8 1 M2 Penutup Atap Genteng Metal - Multiroof 115,536.00
9 1 M' Bubungan/Nok Atap Genteng Metal - Multiroof 117,031.00
10 1 M2 Penutup Atap Alumunium Gelombang 116,414.00
11 1 M' Bubungan/Nok Atap Alumunium Gelombang 107,856.00
12 1 M' Talang Datar / Jurai Seng BJLS Lebar 90 cm 208,927.00
13 1 M' Talang ½ Lingkaran D-15 cm, Seng Plat BJLS 30 45 cm 93,807.00
7-15
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
7-16
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
7-17
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
P. PEKERJAAN ASPAL
1 1 M2 Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) - Manual 24,907.00
2 1 M2 Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) - Mekanis 22,142.00
3 1 M2 Lapis Perekat (Tack Coat) - Manual 27,408.00
4 1 M2 Lapis Perekat (Tack Coat) - Mekanis 25,229.00
5 1 M2 Latasir (SS) Kelas B (Pasir Import) tebal 2 cm 226,944.00
6 1 M2 Latasir (SS) Kelas B (Pasir lokal) tebal 2 cm 212,654.00
7 1 M2 Latasir (SS) Kelas B (Pasir Import) tebal 1,5 cm 180,848.00
8 1 M2 Latasir (SS) Kelas B (Pasir lokal) tebal 1,5 cm 173,652.00
9 1 M2 Lapis Permukaan Lataston (Tebal 4 CM) 432,918.00
7-18
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
Volume pekerjaan adalah perhitungan besarnya volume pekerjaan fisik yang akan
dilaksanakan. Perhitungan volume pekerjaan (BOQ) merupakan salah satu bagian
dari estimasi Rencana Anggaran Biaya suatu proyek. Analisa BOQ akan
menghasilkan besarnya volume dari suatu bangunan. Output analisa BOQ akan
digunakan sebagai dasar dari perhitungan RAB suatu proyek, dimana akan
dihasilkan biaya modal (Investment Cost).
II Pekerjaan Tanah
2.1. Pembersihan Lapangan m2 19,033.00
2.2. Galian Tanah Biasa sedalam 1 m m3 2,020.55
3
2.3. Galian Tanah Biasa sedalam 2 m m 18,317.27
3
2.4. Timbunan Tanah Kembali sedalam 1 - 2 m m 4,477.11
2.5. Timbunan Pasir Bawah Pondasi m3 807.23
7-19
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
tiga puluh tujuh milyar dua ratus tujuh juta tiga ratus enam puluh ribu
Total Rencana Anggaran Biaya untuk pekerjaan ini adalah sebesar Rp.
37.207.360.000,- (Tiga Puluh Tujuh Milyar Dua Ratus Tujuh Juta Tiga
Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah).
7-20
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
BAB 8. PENUTUP
8.1. KESIMPULAN
8-1
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN TEKNIS DRAINASE LINGKUNGAN
KABUPATEN MERAUKE
8.2. SARAN
8-2