You are on page 1of 20

STUDY KASUS

“PATENT DUCTUS ARTERIOSUS”

KELOMPOK 3

FRANSISKA FEBRIANA 2117020


NURUL MAGFIRA 2117026
KRITINA MALO 2117031
MARTEN BILLI 2117023
ANDERIAS P. BULU 2117005
WAHYUNI SYAMSUDIN 2117039
DORKAS DINA INA 2117009
RISKA NURFADILLAH 2117019
IKHSAN POU 2117012
RISKA BOLIO 2117002

PROGRAM STUDI SARJAN KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2019
FGD

Sistem Kardiovaskular pada anak

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS

KASUS :

Urip, anak laki-laki berusia 18 bulan, berat badan 7400 gram, panjang badan 69 cm,
dibawa oleh ayah dan ibunya ke RSUP A sebagai rujukan dari RSUP B. Saat datang ke RS
anak tampak kurang aktif, bibir dan sekitar mulut sianosis. Berdasarkan penuturan dari ibu,
Urip sebenarnya juga megalami kesulitan minum, tetapi berkurang setelah dirawat di rumah
sakit sebelum dirujuk. Tetapi, dua hari belakangan menjadi agak kebiruan terutama di bibir
dan sekitar mulut. Riwayat lahir normal ditolong petugas kesehatan di Puskesmas terdekat.
Menurut keterangan ayahnya, sejak usia sekitar 2 bulan, Urip mengalami kesulitan saat
minum, kelelahan, berkeringat. Urip juga sering mengalami batuk pilek yang disertai demam.
Urip ini berbeda dengan kakaknya yang pada usia kurang dari 1 tahun sudah bisa berjalan,
sedangkan anak ini baru bisa duduk dan itupun tidak bisa lama.

Pada usia 10 bulan, Urip sempat dirawat dan dari catatan medik, didapatkan
takikardi dan takipnea. Murmur sistolik pada tepi atas sternum kiri dan mid-diastolik daerah
apeks. Orang tua Urip mengatakan hanya mengetahui bahwa selama ini Urip mengalami
kebocoran jantung tanpa tahu apa sebenarnya nama penyakitnya. Orang tua Urip bekerja
sehari-hari sebagai pedagang di pasar. Dokter sudah pernah menyarankan agar Urip
segera dioperasi, namun keluarga terkendala biaya.

Pada pemeriksaan fisik, saat ini tampak bentuk dada kiri nampak menonjol. BJ I normal
terdengar keras, BJ II terdengar keras dengan split yang tidak begitu jelas. HR 124x/menit,
RR 32x/menit, terdengar murmur sistolik pada tepi kiri sternum atas dan tampak clubbing of
finger. Dari pemeriksaan lebih lanjut didapatkan bahwa anak mengalami hambatan
penutupan ductus arteriosus dengan pirau yang cukup besar dan sudah menimbulkan
sindroma Eisenmenger.

Learning Objektive :

1. Jelaskan komplikasi PDA : Sindroma Eissenmeinger yang terjadi pada pasien anak
tersebut
2. Identifikasi tanda dan gejala yang ditimbulkan sebagai akibat kelainan jantung pada
anak dengan PDA
3. Jelaskan mekanisme timbulnya tanda dan gejala tersebut (Patofisiologi setiap tanda
dan gejala yang muncul sesuai dengan kasus)
4. Pengkajian fokus yang diperlukan untuk melengkapi data yang ada pada klien
dengan kelainan jantung congenital
5. Buat analisa data dan data fokus berdasarkan kasus
6. Simpulkan rumusan diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan kasus
7. Pilihan intervensi keperawatan (termasuk terapi medis) yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah klien dan mampu menjelaskan alasan logis pemilihannya
(rasional tindakan)

***************************
JAWABAN

1. Sindrom Einsenmenger merupakan komplikasi yang cukup serius akibat


kelainan jantung bawaan, di mana jantung akan memompa darah yang miskin
oksigen ke seluruh tubuh. Jantung manusia dibagi menjadi 4 sekat, dua di
kanan dan dua di kiri. Jantung kanan berfungsi memompa darah menuju
paru. Di paru-paru, darah tersebut akan diperkaya oleh oksigen, yang
kemudian akan dialirkan ke jantung sebelah kiri. Jantung sebelah kiri inilah
yang nantinya bertugas memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh
melalui pembuluh darah aorta.Ketika terjadi kelainan, misalnya terdapat
lubang di antara jantung kanan dan kiri, darah dari jantung kiri akan ikut
mengalir masuk ke jantung kanan. Hal ini dikarenakan jantung kiri memiliki
tekanan yang lebih tinggi dibandingkan jantung kanan. Pada akhirnya, darah
akan menumpuk di dalam paru-paru dan merusak pembuluh darah di
dalamnya.Tumpukan darah di paru-paru ini lama kelamaan akan
menyebabkan peningkatan tekanan di paru, sehingga aliran darah akan
berbalik dari jantung kanan menuju jantung kiri. Akibatnya, darah yang kaya
oksigen akan bercampur dengan darah kotor (darah yang belum masuk ke
paru-paru) untuk kemudian dipompa ke seluruh tubuh. Pada akhirnya, organ
dan jaringan tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup dan hal ini akan
mengakibatkan suatu kondisi yang mengancam nyawa.Kelainan sindrom
Eisenmenger biasanya sudah mulai terlihat saat penderita berumur 2 tahun
atau lebih. Namun gejala tidak selalu muncul sepenuhnya dan mungkin akan
memerlukan waktu bertahun-tahun hingga dirasakan penderita. Umumnya,
penderita mulai merasakannya pada saat beranjak remaja atau dewasa.
Sindrom Eisenmenger juga berisiko dialami oleh pasien yang menjalani
operasi kelainan jantung atau oleh orang-orang yang memiliki penyakit yang
berkaitan dengan jantung yang tidak dipantau dan ditangani dengan tepat.

Penyebab Sindrom Eisenmenger


1. Ventricular septal defect. Lubang di antara serambi kanan dan kiri
jantung (ventrikel) menjadi kasus paling sering menjadi penyebab sindrom
Eisenmenger.
2. Atrial septal defect. Lubang di antara bilik jantung kanan dan kiri atas
(atrium).
3. Duktus arteriosus. Lubang di antara aorta (pembuluh darah yang
memasok darah ke seluruh tubuh) dan arteri pulmonalis (pembuluh darah
yang memasok darah ke paru-paru).
4. Atrioventricular canal defect. Lubang yang dalam di antara atrium (sekat
jantung atas) dan ventrikel (sekat jantung bawah). Dalam kasus ini,
sebagian katup jantung tidak bekerja dengan baik.

Dikarenakan penyebab utama sindrom Eisenmenger adalah kelainan


jantung saat lahir, maka sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan
dini. Selain itu, pemeriksaan juga dianjurkan jika Anda memiliki anggota
keluarga dengan kasus yang sama atau dengan kelainan jantung lainnya.

Gejala Sindrom Eisenmenger

Melihat adanya risiko yang lebih besar pada bayi, para orang tua harus
lebih waspada jika anak mereka lahir dengan kelainan jantung atau memiliki
risiko diturunkan dari genetika keluarga. Segera temui dokter jika anak Anda
mengalami gejala sindrom Eisenmenger, seperti warna kulit yang membiru
atau pucat, nafsu makan menurun, sering berkeringat tanpa sebab yang jelas,
pertumbuhan lambat, atau infeksi paru-paru.

Selain itu, adapun serangkaian gejala yang mungkin akan dirasakan atau
terlihat setelah beberapa kurun waktu, seperti:

 Jari tangan atau kaki membesar dan mengepal (clubbing).


 Irama jantung tidak teratur atau berdebar-debar (palpitasi).
 Cepat merasa lelah saat melakukan aktivitas.
 Napas tersengal-sengal saat beristirahat.
 Dada terasa sesak atau
 Batuk darah.
 Pusing.
 Sakit kepala.
 Pingsan.
 Merasakan sensasi geli atau mati rasa pada jari kaki atau tangan.
 Perut membengkak.
 Berat badan meningkat.

2. Tanda dan Gejala


a. Sesak nafas
b. Jantung berdetak cepat
c. Mudah lelah
d. Tidak nafsu makan
e. Berkeringat saat makan atau menangis
f. Gangguan pertumbuhan

3. Patofisiologi tanda dan gejala

Pertumbuhan dan perkembangan yang lambat di sebabkan oleh effect dari


penyakit PDA itu sendiri yang menyebabkan pasien kesulitan makan dan
minum sehingga asupan nutrisinya sangat sedikit dan menyebabkan berat
badan dan tinggi badan tidak memuaskan. Pasien sulit makan dan minum di
karenakan pasien sangat mudah kelelahan bahkan saat minum sekalipun,
pasien mudah berkringat, dan mengalami mual muntah, demam, batuk pilek
sehingga pasien lebih terlihat kurang aktif karena kelelahan. Batuk pilek
sendiri di sebabkan karena sistem pernapasan yang tidak efektif yang terjadi
pada paru-paru tempat pertukaran CO2 dan O2. Tidak keefektifan paru-paru
di sebabkan oleh proses kerja jantung yang sudah abnormal karena suplai
darah kekurangan O2 sehingga mengakibatkan sianosis di sekitar mulut dan
jari pasien, sianosis sendiri adalah tanda dan gejala yang paling terlihat pada
pasien PDA. Pada PDA besar juga muncul dengan tekanan arteri pulmonal
sama dengan teknan aorta. Aliran darah pintas seperti ini akan menyebabkan
gagal jantung kiri yang menyebabkan tanda gejala yang terlihat seperti
pembesaran pada dada sebelah kiri atau lebih terlihat menonjol.
4. PENGKAJIAN FOKUS PENYAKIT KONGENITAL PADA ANAK

a. Identitas klien
Nama, jenis kelamin, umur, agama, suku, No RM, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, diagnose medis, alamat, penanggung jawab.
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien pada umumnya mengeluh sesak nafas dan merasa cepat
lelah. Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda
respiratory distress, dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi
dada dan hiposekmia

2. Riwayat kesehatan masa lalu


Kaji Riwayat Kesehatan Ibu sewaktu mengandung Gaya hidup (diet,
latihan, olah raga, kebiasaan merokok, alcohol, Stress, Mengkonsumsi
obat-obatan dan jamu, serta riwayat penyakit kardiovaskuler), Perlu
ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari
rubella.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Faktor kesehatan keluarga mencakup penyakit jantung congenital, di


dalam keluarga apakah ada yang mempunyai riwayat penyakit
genetik/penyakit yang serupa terutama pada klien PDA karena PDA juga
bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita penyakit
jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom. Namun pada
kilen penyakit ASD dan VSD ini bukan penyakit herediter atau keturunan
melainkan penyakit congenital atau bawaan maka dari itu biasanya di
dalam keluarga jarang yang mengalami penyakit yang sama dengan
klien.

4. Riwayat kehamilan
Kaji faktor resiko prenatal antara lain ibu pengguna obat-obatan, riwayat
merokok, dan alcohol; ibu terpajan oleh radiasi; penyakit virus maternal
(mis:, influenza, gondongan atau rubella) atau usia ibu di atas 40 tahun

5. Riwayat tumbuh

Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan


karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai
akibat dari kondisi penyakit. Serta keterbatasan dalam aktivitas
mempengaruhi perkembanganya.

6. Riwayat psikososial/perkembangan

a) Kemungkinan mengalami masalah perkembangan


b) Mekanisme koping anak/ keluarga
c) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya

d) Tugas perasaan anak terhadap penyakitnya

e) Bagaimana perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan


terhadap dirinya

f) Kebiasaan anak

g) Respon keluarga terhadap penyakit anak,

h) Koping keluarga/anak dan penyesuaian keluarga/anak terhadap


stress

7. Riwayat Aktifitas Bermain


Kaji juga pola aktifitas bermain dan pergerakkan pada bayi dan
anak-anak , karena pada penderita kelainan jantung kongenital akan
lebih terbatas aktifitas bermainnya dikarenakan kondisi tubuh yang
tidak stabil serta mudah lelah sehingga pergerakkan bermain anak pun
akan terganggu

c. Pengkajian fisik (ROS : Review of System)


Pernafasan B1 (Breath)

Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur


),adanyan otot bantu nafas saat inspirasi, retraksi.

Kardiovaskuler B2 ( Blood)

Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah


sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis.

Persyarafan B3 ( Brain)

Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.

Perkemihan B4 (Bladder)

Produksi urin menurun (oliguria).

Pencernaan B5 (Bowel)

Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.

Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)

Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.

d. Pengkajian kardiovaskuler:

a) Nadi

 Denyut apikal (frekuensi, irama, dan kualitas)

 Nadi perifer (ada atau tidak ada, jika ada, frekuensi, irama, kulaitas dan
kesimetrisan, perbedaan antar ekstremitas)

 Tekanan darah (semua ekstremitas)

b) Pemeriksaan toraks dan hasil auskultasi

 Lingkar dada

 Adanya deformitas dada

 Bunyi jantung (murmur)

 Titik impuls maksimum


c) Tampilan umum

 Tingkat aktivitas

 Tinggi dan berat badan

 Perilaku (atau ketakutan)

 Jari tubuh (clubbing) pada tangan dan/atau kaki

d) Kulit

 Pucat

 Sianosis (membran mukosa, ekstremitas, dasar kuku)

 Diaforesis

 Suhu abnormal

e) Edema
Periorbital dan ekstremitas

d. Pengkajian Respirasi

a) Bernapas

 Frekuensi pernapasan, kedalaman, dan kesimetrisan

 Pola napas (apnea atau takipnea)

 Retraksi (suprasternal, interkostal, subkostal, dan supraklavikular)

 Pernapasan cuping hidung

 Posisi yang nyaman

b) Hasil auskultasi toraks

 Bunyi napas merata

 Bunyi napas abnormal (bising, ronki, mengi)


 Fase inspirasi dan ekspirasi memanjang

 Serak, batuk, dan stridor

c) Hasil pemeriksaan toraks


Lingkar dada dan bentuk dada

d) Tampilan umum

 Warna (merah muda, pucat, sianosis, akrosianosis)

 Tingkat aktivitas

 Perilaku (apatis, tidak aktif, gelisah, dan/atau ketakutan)

 Tinggi dan berat badan

 Kaji status hidrasi

Biasanya anak dengan kelainan jantung mudah berkeringat dan banyak


keringat

 Kaji nyeri pascaoperasi:

Biasanya anak akan merasa sangat nyeri di sekitar luka operasi

 Kaji strategi koping anak dan keluarga

Pada anak tidak selalu bisa mempertahankan dirinya, kelurga sulit


menerima kenyataan, anak dan orang tua merasa sedih
5. ANALISA DATA DAN DATA FOKUS
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
DS : Tubuh Kekurangan Keterlambatan pertumbuhan
1. Ibu pasien mengatakan oksigen dan perkembangan
anaknya mengalami kesulitan
makan dan minum Peningkatan asam laktat
2. Ayah pasien mengatkan riwayat
kesehatan di usia 2 bulan Patique, nyeri otot, sakit
anaknya pernah mengalami perut dan mual muntah
kesulitan saat minum, kelelahan
dan berkeringat Kekurangan nutrisi
3. Ibu pasien mengatakan
pertumbuhan pasien lebih
lambat daripada kakaknya Keterlambatan
DO : - pertumbuhan
DS : Kekuragan o2 Penurunan curah jantung
1. Ibu paien mengatakan 2 hari
yang lalu sebelum ke RS agak Tekanan darah rendah
kebiruan di bibir dan di sekitar
mulut Nadi cepat
DO :
1. Bibir dan sekitar mulut sianosis Sianosis
2. Dan tampak clubbing of finger
Penurunan curah jantung

DS: Fatique Ketidakefektifan pola napas


1. Ibu pasien mengatakan pada
usia 10 bulan, pasien pernah Nyeri
dirawat di RS dan dari catatatan
medis pasien di dapatkan Ketidakefektifan pola
takikardi dan takipnu, murmur, nafas
sistolik pada tepi atas sternum
kiri dan mid diastolic daerah
apeks
2. Ibu pasien mengatakan
anaknya sering mengalami
batuk pilek yang disertai demam

DO:
1. Bentuk dada pasien :
dada kiri tampak
menonjol
2. Terdengar murmur
sistolik pada tepi kiri
sternum atas
3. tampak kurang aktif

6. Diagnosa Keperawatan
1. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak
adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan fungsi jantung
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan adanya kelebihan cairan pada
paru

NO Diagnosa Kriteria hasil Tujuan Rasional


keperawatan
1. Keterlambatan Kriteria hasil : Terapi nutrisi 1. untuk data
pertumbuhan dan Setelah di lakukan Definisi :pemberian pengkajian
perkembangan tindakan makanan dam cairam yang lebih
berhubungan keperawatan 2 x 24 untuk membantu proses jelas tentang
dengan tidak jam keterlambatan metabolic pada pasien nutrisi
adekuatnya suplai pertumbuhan dan malnutrisi atau pasien 2. agar pasien
oksigen dan zat perkembangan pada yang beresiko tinggi dapat
nutrisi ke jaringan pasien dapat teratasi. mengalami mall nutrisi asupan
Definisi : 1006 berat badan Aktivitas-aktivitas : nutrisi yang
penyimpangan massa tubuh 1. lengkapi sesuai
kelainan dari aturan definisi : pengkajian
kelompok usia 1. tingkatan nutrisi sesuai
dimana berat kebutuhan
badan, otot, 2. pilih suplemen
dan lemak nutrisi sesui
kongruen kebutuhan 3. agar pasien
dengan tinggi, 3. kaji kebutuhan tidak meras
tulang, jenis nutrisi parenteral kesepian
kelamin dan 4. ciptakan dan merasa
usia lingkungan yang tenang dan
2. berat badan membawa nyaman
dari skala 1 suasana yang
(deviasi berat menyenangkan
dari kisaran dan
normal ) di menenangkan
tingkatkan 5. berikan nutrisi
menjadi skala enteral sesui
4 ( deviasi kebutuhan
ringan dari 6. berikan
kisaran perawatan mulut
normal) sebelum makan
3. persentil sesui kebutuhan
lingkar kepala 7. rujuk untuk
anak dari mendapatakan 4. agar pasien
skala 1 di pendidikan bias
tingkatkan kesehatan terkait melakukan
menjadi skala diet dan tindakan
4 perencanaan mandiridi
4. persentil tinggi diet sesui rumah
dari skala 1di kebutuhan
tingkatkan 8. berikan pasien
menjadi skala dan keluarga
4 contoh tertulis
5. persentil berat mengenai diet
badan dari yang di anjurkan
skala 1 di
tingkatkan
menjadi skala
4
2. Penurunan curah Kriteria hasil : Perawatan jantung : 1. untuk
jantung Setelah di lakukan Definisi : keterbatasan menghindari
berhubungan tindakan dan komplikasi sebagai cidera fisik
dengan malformasi keperawatan 2 x 24 hasil dari maupun
jantung jam Penurunan curah ketidakseimbangan psikologis
Definisi : jantung pada pasien antara suplai oksigen yang lebih
ketidakadekuatan dapat teratasi. pada otot jantung dan parah
darah yang di Keefektifan pompa kebutuhan seorang 2. agar proses
pompa oleh jantung jantung pasien yang memiliki kerja
untuk memenuhi Definisi : kecukupan gejala gangguan fungsi jantung bisa
kebutuhan metabolic volume darah yang di jantung membaik
tubuh pompakan dari 1. secara rutin secara
ventrikel mendukung mengecek perlahan
tekanan perfusi pasien baik
sistemik secara fisik dan
1. denyut psikologis sesuai
jantung apical dengan
dari skala 1( kebijakan tiap
deviasi berat agen/ penyedia
dari kisaran layanan
normal ) di 2. pastikan tingkat
tingkatkan aktivitas pasien
menjadi 3 yang tidak
2. indeks jantung membahayakan
dari skala 1 di curah jantung
tingkatkan atau
menjadi skala memprovokasi
3 serangan
3. suara jantung jantung
abnormal dari 3. lakukan
skala 1 di penilaian
tingkatka komperhensif
menjadi skala pada sirkulasi
3 pitmia jantung,
4. denyut nadi termasuk
perifer dari gangguan ritem
skala 1 di perifer (misalnya
tingkatkan cek nadi perifer ,
menjadi skala edema,
3 pangisian ulang
5. suara jantung kapiler, warna
abnormal dari dan sushu
skala 1 di ekstremitas)
tingkatkan secara rutin 3. untuk
menjadi skala sesuai kebijakan mengtahui
3 agen kondisi
6. intoleransi 4. monitor tanda- umum yang
aktivitas dari tanda vital meningkat
skala 1 secara rutin atau
menjadi skala 5. monitor menurun
3 disritmeia
jantung,
termasuk 4. untuk
gangguan ritme mengetahui
dan konduksi manifestasi
jantung dan
6. catat tanda dan melakukan
gejala intevensi
penurunan curah selanjutnya
jantung
7. monitorstatus
pernapasan
terkait dengan
adanya gejala
gagal jantung
ketidakefektifan pola Kriteria hasil : Terapi oksigen 1. Agar pola
napas berhubungan Setelah di lakukan Definisi : pemberian nafas pasien
dengan adanya tindakan oksigen dan dapat
kelebihan cairan keperawatan 2 x 24 pemantauan mengenai terkontrol
pada paru jam ketidakefektifan evektifitasnya 2. Untuk lebih
Definisi : Inspirasi pola napas pada 1. pertahankan mengoptima
atau ekspirasi yang pasien dapat teratasi. kepatenan jalan lkan jalan
tidak memberi Definisi : proses napas napas
ventilasi adekuat keluar masuknya 2. berikan oksigen
udara ke paru-paru tambahan
serta pertukaran seperti yang di
karbondioksida perintahkan
1. frekensi 3. monitor aliran
pernafasan oksigen
dari skala 1 ( hipoventilasi
deviasi berat induksi oksigen
dari kisaran 4. konsultasi
normal) di dengan tenaga
tingkatkan kesehatan lain
menjadi skala mengenai
4 (deviasi penggunaan
ringan dari oksigen
kisaran tambahan
normal ) selama kegiatan
2. kepatenan dan atau tidur
jalan napas
dari skala 1 di Monitor pernapasan
tingkatkan Definisi : sekumpulan
menjadi skala data dan analisi
4 keadaan pasien untuk
3. saturasi memastikan kepatenan
oksigen dari jalan nafas dan
skala 1 di kecukupan pertukaran
tingkatkan gas.
menjadi skala 1. Monitor 1. Untuk lebih
4 kecepatan,irama mengatahui
4. tes faal paru kedalaman, dan lebih dalam
dari skala 1 di kesulitan penyebab
tingkatkan bernafas. dan
menjadi skala 2. Monitor suara tindakan
4 nafas tambahan selanjutnya
seperti ngorok yang akan di
atau mengi. lakukan
3. Monitor pola
nafas (misalnya
bradipneu,
takipneu,
hiperventilasi,
dan lain-lain)
4. Monitor saturasi
oksigen pada
pasien yang
tersedasi(seperti
SaO2, SvO2,
SpO2) sesuai
portokol yang
ada.
5. Catat perubahan
pada saturasi
oksigen, volume
tidal akhir
karbondioksida,
dan perubahan
nilai analisa gas
darah dengan
tepat.
6. Berikan bantuan
resusitasi jika
diperlukan..

You might also like