Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Cancer is a disease that is feared by society because it often causes death. Every 11 minutes
there is one person in the world who died of cancer, every 3 minutes there is one new cancer
patients. While in women, the order of the top five are cervical cancer, breast cancer,
ovarian cancer / ovary, skin cancer and rectal cancer. Breast cancer is a malignant tumor
that grows in the breast tissue. information of cancer cases with the highest incidence in
women with breast cancer, it is necessary to early detection of breast cancer / tumor in the
Midwifery students, because at this level students are young women who are at risk of
developing breast cancer.
This study aims to determine the ratio of health promotion to knowledge about breast
cancer and breast cancer early detection skill (SADARI) in adolescent girls at Jatiling
Poltekkes Jambi Year 2016. This type of research is quasi experimental with non-randomized
pre- test-post-test group design.Instruments used are Instruments test knowledge about
breast cancer and test instruments BSE skills. Data analysis was performed multivariate
(MANOVA) and paired sample T-Test and independet sample T-Test.
The results of the study were (1) there was a difference of knowledge about breast cancer
between the groups that were given health promotion using leaflet with the group that was
given health promotion using video, video media better and gave more dominant influence
to the knowledge aspect of breast cancer. Differences in breast cancer early detection skills
(BSE) between health-promoted groups used leaflets with health-promoted groups using
better video video media and more dominant influence on aspect of girls' breast self-
examination.
Based on the results of the study, it was concluded that the use of video as a media of
health promotion is better than the use of leaflets to increase knowledge about breast
cancer and girls skills in early detection of breast cancer, so educators can make the video as
an alternative tool in providing learning to students, especially for motor skills.
PENDAHULUAN
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker tersebut bisa mulai tumbuh didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat payudara (Azis et al., 2013:16).
Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X
pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat bantu atau media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan (Notoatmodjo, 2010:284).
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator. Promosi kesehatan
tidak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan-pesan yang disampaikan
dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat lebih mempelajari pesan
tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsi perilaku yang positif.
Banyak media promosi kesehatan yang dapat digunakan, salah satunya audio visual.
Media audio visual merupakan jenis media yang selain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video,
berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2010:70). Salah
satu media promosi kesehatan lainnya adalah leaflet. Leaflet adalah bentuk
penyampaian informasi atau pesan – pesan kesehatan melalui lembaran yang
dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi
(Notoatmodjo, 2007:69). Informasi melalui media leaflet merupakan bagian dari
media pendidikan kesehatan yaitu suatu usaha untuk membantu individu,
kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilaku) nya untuk
mencapai kesehatan optimal.
Promosi kesehatan di sekolah atau institusi pendidikan ditambah dengan metode
promosi yang tepat dalam pelaksanaan dan penyerapannya merupakan langkah
yang strategis dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat hal ini
didasari pemikiran bahwa sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan untuk
membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik fisik mental
maupun spiritual. Sekolah atau institusi pendidikan juga merupakan wadah untuk
mendapatkan informasi dan konseling tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
METODE
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental) dengan rancangan
non-randomized pre-test-post-test group design (Creswel.JW: 242).
Pada penelitian ini komposisi remaja putri atau mahasiswa pada kedua kelompok
yang telah dipilih dalam penelitian tidak memungkinkan untuk dirubah, dimana
peneliti menggunakan kelas yang telah ada, sehingga penelitian ini disebut sebagai
penelitian eksperimen semu (quasi) atau disebut juga Quasi-experiments.
Keterangan:
Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan remaja putri /mahasiswa dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dengan melakukan pembagian koesioner, sedangkan instrumen atau alat
ukur untuk mengukur keterampilan remaja putri/mahasiswa dalam pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) digunakan instrumen /alat ukur yang berupa check list
untuk menilai sikap dan unjuk kerja mahasiswa. Dilakukan analisis multivariat
(MANOVA) dan uji paired sample T-Test serta independet sample T-Test untuk
mengetahui perbedaan promosi kesehatan dengan menggunakan media video dan
leaflet serta perubahan terhadap pengetahuan tentang kanker payudara dan
keterampilan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Sebelumnya dilakukan
asumsi klasik dengan cara melakukan uji normalitas dan homogenitas dengan
bantuan SPSS.
HASIL
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Hasil pre-test dan postest dari kelas I dan kelas II untuk aspek pengetahuan
dapat dilihat seperti pada Tabel.1.
Tabel 1 Rata-Rata Pretest dan Postest Pengetahuan terhadap Kanker Payudara
Jumlah Rata-rata
Kelas Media
Mahasiswa Pretest Postest
I Leaflet 30 56,0 66,7
II Video 30 54,0 75,7
Hasil rata-rata pretest dan postest untuk keterampilan SADARI dapat dilihat
seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Rata-Rata Pretest dan Postest Keterampilan SADARI
Jumlah Rata-rata
Kelas Media
Mahasiswa Pretest Postest
I Leaflet 30 6,9 67,0
II Video 30 6,6 74,7
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Levene’s Test of Equality
of Error Variances dengan bantuan SPSS 21. Adapun hasil uji homogenitas dapat
dilihat pada Tabel 4.
PEMBAHASAN
1. Perbedaan Pengetahuan tentang Kanker Payudara antara Mahasiswa yang
Menggunakan Media Leaflet dengan Video.
Selain dilihat dari selisih rata-rata, perbedaan juga dapat dilihat melalui nilai thitung
untuk aspek pengetahuan, yaitu nilai thitung adalah 2,730. Nilai tersebut lebih
besar dari nilai ttabel untuk df = 30 + 30 – 2 = 58 yaitu 2,002 sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara penggunaan media video
dengan penggunaan media leaflet. Karena nilai thitung positif, maka pengaruh lebih
mengarah ke media video, atau dengan kata lain media video lebih baik dan
memberikan pengaruh yang lebih dominan terhadap aspek pengetahuan terhadap
kanker payudara mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Kanayana (2001) yang menyatakan bahwa promosi
kesehatan menggunakan media video (VCD) dapat mempengaruhi pengetahuan
terhadap gejala penyakit dan cara mendeteksinya. Media video dikarenakan media
video dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada penontonnya
(mahasiswa) karena menyajikan hal-hal yang tidak bisa kita lihat pada umumnya.
Media promosi melalui video merupakan cara pemberian informasi yang sangat
baik karena media video mampu diakses lebih dari satu indera manusia, khususnya
pendengaran dan penglihatan. Karena semakin banyak indera yang berperan dalam
proses penerimaan pesan, maka penerimaan pesan semakin cepat dan mudah
ditangkap. Selain itu menurut Susilana & Riyana (2011:9) media seperti video dapat
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Melalui media video, mahasiswa dapat
diajak melihat pergerakan sel kanker, atau mendengar penjelasan dari narasumber
secara langsung mengenai pengetahuan tentang kanker payudara. Efek gambar
yang bergerak tentu saja akan memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya
dibanding hanya melalui gambar diam seperti pada leaflet. Dengan adanya media
video dalam promosi kesehatan, maka mahasiswa akan cepat memahami tentang
kanker payudara. Selain itu, media video juga bisa membuat mahasiswa fokus
dengan materi promosi karena adanya gerakan yang membuat mata menjadi fokus
untuk melihat ke arah gerakan dibanding hanya gambar diam yang cenderung
monoton.
Perbedaan keterampilan terlihat dari rata-rata postest yang dilakukan untuk kelas I
(menggunakan media leaflet) memiliki rata-rata 67,0 untuk aspek keterampilan
SADARI. Sementara itu, untuk kelas II (menggunakan media video) memiliki rata-
rata 74,7. Secara langsung dapat diketahui bahwa rata-rata kelas II jauh lebih tinggi
dibanding kelas I, yaitu untuk aspek keterampilan remaja putri mengenai SADARI,
diperoleh selisih rata-rata kelas II terhadap kelas I sebesar 7,7 atau naik sebesar
11,5%.
Selain dilihat dari selisih rata-rata, perbedaan juga dapat dilihat melalui nilai thitung
pada aspek keterampilan SADARI saat uji t sampel independen dengan nilai thitung
sebesar 2,133. Nilai tersebut lebih besar dari nilai ttabel untuk df = 30 + 30 – 2 = 58
yaitu 2,002 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rata-rata
antara penggunaan media video dengan penggunaan media leaflet dari aspek
keterampilan. Karena nilai thitung positif, maka pengaruh lebih mengarah ke media
video dibanding media leaflet, atau dengan kata lain media video lebih baik dan
memberikan pengaruh yang lebih dominan terhadap aspek keterampilan SADARI
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Siburian (2015) yang
mengatakan bahwa terdapat perbedaan keterampilan mendeteksi kanker payudara
antara yang diberi media promosi berupa leaflet dengan yang diberi media promosi
video. Dalam penelitiannya Siburian memaparkan bahwa media video lebih efektif
dalam mempengaruhi aspek keterampilan remaja putri daripada media leaflet.
Siburian (2015:43) mengatakan bahwa penggunaan media leaflet tidak mampu
mengoptimalkan keterampilan remaja putri dalam deteksi kanker payudara karena
keterbatasan informasi dan hanya dapat diakses oleh satu indera, yaitu penglihatan.
Sedangkan pada media video memuat informasi yang lebih detail dan dijelaskan
dengan contoh dalam bentuk gambar bergerak yang bisa dipahami mahasiswa yang
mengikuti promosi.
Media leaflet memiliki beberapa kekurangan jika dibandingkan dengan media video,
salah satunya adalah media leaflet hanya memuat gambar sedangkan pada video
memuat gambar bergerak. Perbedaan ini bisa memberikan informasi yang berbeda
pula bagi sebagian orang terlebih pada bagian pemaparan langkah-langkah deteksi
dini/SADARI. Pada gambar di leaflet, hanya ditunjukkan langkah dengan panduan
berupa gambar yang terkadang sulit untuk dipahami audiens. Namun hal ini
menjadi mudah dipahami jika menggunakan media video karena dalam video
dicontohkan secara langsung sehingga audiens langsung mengerti. Susilana &
Riyana (2011:10) mengatakan bahwa fungsi media lainnya adalah sebagai alat
realisasi suatu fenomena/peristiwa yang tidak bisa dilihat secara langsung karena
keterbatasan tertentu. Kegiatan seperti pemeriksaan dini payudara/SADARI lebih
mudah dipahami jika langsung melihat prakteknya dibanding hanya melihat
potongan-potongan gambar saja.
Media video juga lebih fleksibel dalam memberikan penjelasan mengenai konsep
materi dan detail keterampilan tertentu karena video biasanya langsung
menggambarkan informasi melalui ilustrasi. Selain itu media video juga bisa
menghadirkan narasumber yang memang mengerti tentang materi dan
keterampilan tertentu sehingga penjelasan dari narasumber bisa langsung dipahami
oleh audiens. Penjelasan yang disajikan di video lebih berisi dan lengkap dibanding
pada leaflet mengingat pada leaflet terdapat keterbatasan ruang dan banyaknya
gambar yang membuat teks/tulisan menjadi lebih sedikit. Secara keseluruhan media
video bisa memberikan pengalaman belajar yang lebih baik daripada media leaflet.
Namun bukan berarti media leaflet tidak bisa memberikan pengaruh terhadap
pengetahuan dan keterampilan SADARI. Berbagai media memiliki kelebihan-
kelebihannya sendiri sehingga baik untuk digunakan selama sesuai dengan konteks
dan kondisi di lapangan.
dominan dan lebih baik terhadap aspek keterampilan deteksi dini kanker
payudara (SADARI) remaja putri di Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan
Kebidanan.
REFERENSI
Azis, M. Farid et al, 2013. Buku Acuan Untuk Dokter dan Bidan Untuk Gerakan
Nasional
Bensley. RJ & Fisher. JB, 2009. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Jakarta:
EGC
Dalimartha, S. 2005. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Anti Kanker, Jakarta: Penebar
Swadaya.
Fimela 2012, Video Step By Step Pemeriksaan Payudara Sendiri (Rekaman Video)
Mangan. Y, 2009. Solusi Sehat Mencegah Dan Mengatasi Kanker, Jakarta: Agro
Media Pustaka
Mubarak, IM, et.al. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu
12 Studi Perbandingan Promosi Kesehatan Antara Leaflet
Dengan Video Terhadap Pengetahuan Tentang Kanker
Payudara Dan Keterampilan Deteksi Dini Kanker Payudara (Sadari)
Pada Remaja Putri Di Jurusan Kebidanan Poltekkes Jambi Tahun 2016
Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta
Norwitz.E & Schorge.J, 2007.At a Glance Obstetri & Ginekologi, Jakarta: Erlangga
Rasyidi. I, 2009. Deteksi Dini dam Pencegahan Kanker pada Wanita, Jakarta: Sagung
Seto
Setiati, E., 2009. Waspadai Empat Kanker Ganas Pembunuh Wanita, Yogyakarta :
Andi
Offset.
Siburian, U.D. 2015. Pengaruh Media Leaflet dan Media Video terhadap
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa dalam Upaya Deteksi Dini Kanker
Payudara di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara
tahun 2015. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.