You are on page 1of 14

Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2.

September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

STUDI PERBANDINGAN PROMOSI KESEHATAN ANTARA LEAFLET


DENGAN VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KANKER
PAYUDARA DAN KETERAMPILAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
(SADARI) PADA REMAJA PUTRI DI JURUSAN
KEBIDANAN POLTEKKES JAMBI
TAHUN 2016
Netti Herawati1, Damris M2, Jefri Marshal2
1
Poltekkes Jambi, 2Universitas Jambi

ABSTRACT
Cancer is a disease that is feared by society because it often causes death. Every 11 minutes
there is one person in the world who died of cancer, every 3 minutes there is one new cancer
patients. While in women, the order of the top five are cervical cancer, breast cancer,
ovarian cancer / ovary, skin cancer and rectal cancer. Breast cancer is a malignant tumor
that grows in the breast tissue. information of cancer cases with the highest incidence in
women with breast cancer, it is necessary to early detection of breast cancer / tumor in the
Midwifery students, because at this level students are young women who are at risk of
developing breast cancer.
This study aims to determine the ratio of health promotion to knowledge about breast
cancer and breast cancer early detection skill (SADARI) in adolescent girls at Jatiling
Poltekkes Jambi Year 2016. This type of research is quasi experimental with non-randomized
pre- test-post-test group design.Instruments used are Instruments test knowledge about
breast cancer and test instruments BSE skills. Data analysis was performed multivariate
(MANOVA) and paired sample T-Test and independet sample T-Test.
The results of the study were (1) there was a difference of knowledge about breast cancer
between the groups that were given health promotion using leaflet with the group that was
given health promotion using video, video media better and gave more dominant influence
to the knowledge aspect of breast cancer. Differences in breast cancer early detection skills
(BSE) between health-promoted groups used leaflets with health-promoted groups using
better video video media and more dominant influence on aspect of girls' breast self-
examination.
Based on the results of the study, it was concluded that the use of video as a media of
health promotion is better than the use of leaflets to increase knowledge about breast
cancer and girls skills in early detection of breast cancer, so educators can make the video as
an alternative tool in providing learning to students, especially for motor skills.

Keywords : Health Promotion, Knowledge, Skills.

PENDAHULUAN
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker tersebut bisa mulai tumbuh didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat payudara (Azis et al., 2013:16).
Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

Kanker adalah penyakit yang sangat ditakuti masyarakat karena sering


menyebabkan kematian. Setiap 11 menit ada satu orang penduduk dunia yang
meninggal karena kanker, setiap 3 menit ada satu penderita kanker baru. Satu dari
sembilan wanita dinegara-negara maju menderita kanker. Data pemeriksaan
histopatologi di Indonesia tahun 1999 menyatakan urutan lima besar kanker adalah
kanker leher rahim, kanker payudara, kanker kelenjar getah bening, kanker kulit dan
kanker rektum. Sedangkan pada wanita, urutan lima besar adalah kanker leher
rahim, kanker payudara, kanker indung telur/ovarium, kanker kulit dan kanker
rektum (Rasyidi, 2009: 1). Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
2005 urutan penderita kanker 1 di Indonesia adalah kanker payudara (28,4%) dan
urutan ke-2 adalah kanker leher rahim (18%) sedangkan SIRS 2007 urutan penderita
kanker 1 masih kanker payudara (21,69%) dan urutan ke-2 adalah kanker leher
rahim (17%) (Rasyidi, 2009: 2).
Tingginya tingkat kematian akibat kanker /tumor payudara terutama diIndonesia
disebabkan antara antara lain rendahnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya
kanker, tanda-tanda dini dari kanker, faktor-faktor resiko terkena kanker, cara
penanggulangannya secara benar serta membiasakan diri dengan pola hidup sehat.
Tidak sedikit dari mereka yang terkena kanker, datang berobat ke tempat yang
salah dan baru memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan ketika
stadiumnya sudah lanjut sehingga biaya pengobatan lebih mahal. Melihat data
tersebut, maka tatalaksana yang kompehensif termasuk pencegahan primer dan
deteksi dini harus dilaksanakan dengan baik maka perlu upaya pendeteksian dini
tumor/kanker payudara.
Data yang dihimpun Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta menyebutkan banyak
penderita kanker payudara pada usia relatif muda dan tumor payudara menyerang
tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun (Sistem Informasi Rumah Sakit,
2007).
Menurut Aziz et al. (2009:19) mengatakan pada dasarnya, kanker payudara dapat
ditemukan secara dini dengan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). SADARI
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada payudara untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada payudara itu sendiri. Tujuan dari pemeriksaan
payudara sendiri adalah mendeteksi dini apabila terdapat benjolan pada payudara,
terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan angka kematian.
SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat karena hampir 86% benjolan
di payudara ditemukan oleh penderita sendiri.
Cara ini perlu dikuasai dan dilakukan oleh remaja putri agar dapat melakukan
deteksi dini kanker payudara. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan SADARI remaja adalah melalui latihan SADARI, dalam hal ini
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) efektif untuk dilakukan pada tahap remaja,
karena pada batasan usia tersebut merupakan saat yang tepat untuk memulai
melakukan usaha preventif deteksi dini terjadinya penyakit Fibroadenoma Mammae
(FAM) dan Cancer Mammae. Promosi kesehatan di sekolah ditambah dengan
2 Studi Perbandingan Promosi Kesehatan Antara Leaflet
Dengan Video Terhadap Pengetahuan Tentang Kanker
Payudara Dan Keterampilan Deteksi Dini Kanker Payudara (Sadari)
Pada Remaja Putri Di Jurusan Kebidanan Poltekkes Jambi Tahun 2016
Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

metode promosi yang tepat dalam pelaksanaan dan penyerapannya merupakan


langkah yang strategis dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat hal
ini didasari pemikiran bahwa sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan
untuk membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik fisik mental
maupun spiritual.
Terbatasnya akses informasi yang akurat diyakini menjadi salah satu penyebab
tingginya kasus kanker payudara di Indonesia. Penyebab lain tingginya kasus kanker
payudara adalah karena minimnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini.
Akibatnya, sebagian besar kasus kanker payudara yang ditemukan sudah masuk
pada stadium lanjut dan dapat menyebabkan kematian.
Hal ini didukung pula oleh studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal
19 Maret 2015. Penulis mendapatkan hasil dari tanya jawab terhadap 10 orang
mahasiswi semester 2 yaitu 7 diantaranya mengatakan belum pernah mendengar
tentang SADARI, 3 orang lagi mengatakan pernah mendengar tapi tidak mengetahui
bagaimana cara yang benar dalam melakukan SADARI tersebut, dan saat
diwawancarai tidak seorangpun dari 10 mahasiswi pernah mendapatkan
penyuluhan tentang kanker payudara dan SADARI sebagai deteksi dini kanker
payudara sebelumnya.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran wanita agar lebih berperan aktif mengikuti program skrining kanker
payudara. Salah satunya adalah dengan pemberian informasi dengan promosi
kesehatan tentang bahaya kanker payudara dan pentingnya skrining bagi wanita
khususnya remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara. Dengan adanya
upaya tersebut diharapkan pengetahuan dan kesadaran remaja putri dapat
meningkat dan dapat berpartisipasi aktif dalam program skrining kanker payudara
untuk diri sendiri dan juga untuk masyarakat luas.
Berdasarkan informasi kasus kanker dengan insiden tertinggi pada perempuan
dengan kanker payudara, maka perlu adanya upaya pendeteksian dini
kanker/tumor payudara pada mahasiswa Jurusan Kebidanan. Pada tingkatan ini
mahasiswa merupakan remaja putri yang beresiko terkena kanker payudara.
Promosi kesehatan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu,
dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat,
kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang
lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh
terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut,
diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku dari sasaran.
Promosi kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Dalam suatu proses pendidikan kesehatan
yang menuju tercapainya tujuan promosi, yakni perubahan perilaku, dipengaruhi
oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping
faktor masukannya sendiri juga faktor metode, faktor materi atau pesannya,

Netti Herawati, Damris M, Jefri Marzal 3


Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat bantu atau media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan (Notoatmodjo, 2010:284).
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator. Promosi kesehatan
tidak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan-pesan yang disampaikan
dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat lebih mempelajari pesan
tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsi perilaku yang positif.
Banyak media promosi kesehatan yang dapat digunakan, salah satunya audio visual.
Media audio visual merupakan jenis media yang selain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video,
berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2010:70). Salah
satu media promosi kesehatan lainnya adalah leaflet. Leaflet adalah bentuk
penyampaian informasi atau pesan – pesan kesehatan melalui lembaran yang
dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi
(Notoatmodjo, 2007:69). Informasi melalui media leaflet merupakan bagian dari
media pendidikan kesehatan yaitu suatu usaha untuk membantu individu,
kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilaku) nya untuk
mencapai kesehatan optimal.
Promosi kesehatan di sekolah atau institusi pendidikan ditambah dengan metode
promosi yang tepat dalam pelaksanaan dan penyerapannya merupakan langkah
yang strategis dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat hal ini
didasari pemikiran bahwa sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan untuk
membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik fisik mental
maupun spiritual. Sekolah atau institusi pendidikan juga merupakan wadah untuk
mendapatkan informasi dan konseling tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).

METODE
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental) dengan rancangan
non-randomized pre-test-post-test group design (Creswel.JW: 242).

Pada penelitian ini komposisi remaja putri atau mahasiswa pada kedua kelompok
yang telah dipilih dalam penelitian tidak memungkinkan untuk dirubah, dimana
peneliti menggunakan kelas yang telah ada, sehingga penelitian ini disebut sebagai
penelitian eksperimen semu (quasi) atau disebut juga Quasi-experiments.

Model rancangan penelitian ini adalah:

Kelompok / Kelas I (leaflet ) 01 -------X1------02-------03

Kelompok /Kelas II (video ) 04 -------X2------05-------06

Keterangan:

4 Studi Perbandingan Promosi Kesehatan Antara Leaflet


Dengan Video Terhadap Pengetahuan Tentang Kanker
Payudara Dan Keterampilan Deteksi Dini Kanker Payudara (Sadari)
Pada Remaja Putri Di Jurusan Kebidanan Poltekkes Jambi Tahun 2016
Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

01 :Pengukuran pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara


sebelum perlakukan (pre-test) pada kelompok yang diberi promosi
kesehatan dengan leaflet.
X1 :Perlakuan dengan memberikan pomosi kesehatan m e n g gunakan
media leaflet tentang kanker payudara.
02 :Pengukuran pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara
dua minggu setelah pre-test (post-test) pada kelompok yang
diberi promosi kesehatan dengan leaflet.
03 :Penilaian keterampilan SADARI pada kelompok yang diberi
promosi kesehatan dengan leaflet.
04 :Pengukuran pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara
sebelum promosi kesehatan dengan video.
X2 : Perlakuan dengan memberikan promosi kesehatan dengan video
tentang kanker payudara
05 :Pengukuran pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara
dua minggu setelah pre-test (post-test) pada kelompok yang
diberi promosi kesehatan dengan video.
06 :Penilaian keterampilan SADARI pada kelompok yang diberi
promosi kesehatan dengan video.

Metode pemilihan sampling dalam penelitian menggunakan total sampling yaitu


metode pemilihan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampling.
Terdapat dua kelas mahasiswa semester II di Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan
Kebidanan. Kedua kelas tersebut dipilih sebagai sampel penelitian tanpa melihat
apakah jumlahnya sama atau berbeda. Adapun yang menjadi sampel ini adalah
seluruh mahasiswa semester II Poltekkes Kemenkes Jurusan Kebidanan tahun
ajaran 2015/2016 yang berjumlah 60 orang.

Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan remaja putri /mahasiswa dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dengan melakukan pembagian koesioner, sedangkan instrumen atau alat
ukur untuk mengukur keterampilan remaja putri/mahasiswa dalam pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) digunakan instrumen /alat ukur yang berupa check list
untuk menilai sikap dan unjuk kerja mahasiswa. Dilakukan analisis multivariat
(MANOVA) dan uji paired sample T-Test serta independet sample T-Test untuk
mengetahui perbedaan promosi kesehatan dengan menggunakan media video dan
leaflet serta perubahan terhadap pengetahuan tentang kanker payudara dan
keterampilan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Sebelumnya dilakukan
asumsi klasik dengan cara melakukan uji normalitas dan homogenitas dengan
bantuan SPSS.

Netti Herawati, Damris M, Jefri Marzal 5


Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

HASIL
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Hasil pre-test dan postest dari kelas I dan kelas II untuk aspek pengetahuan
dapat dilihat seperti pada Tabel.1.
Tabel 1 Rata-Rata Pretest dan Postest Pengetahuan terhadap Kanker Payudara
Jumlah Rata-rata
Kelas Media
Mahasiswa Pretest Postest
I Leaflet 30 56,0 66,7
II Video 30 54,0 75,7

Hasil rata-rata pretest dan postest untuk keterampilan SADARI dapat dilihat
seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Rata-Rata Pretest dan Postest Keterampilan SADARI
Jumlah Rata-rata
Kelas Media
Mahasiswa Pretest Postest
I Leaflet 30 6,9 67,0
II Video 30 6,6 74,7

1. Uji Normalitas Hasil penelitian

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji 1 Sample Kolmogorov-


Smirnov dengan bantuan SPSS 21. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut:

Tabel 3 Normalitas Data Pengetahuan dan Keterampilan SADARI


Nilai Signifikansi
Jumlah Pengetahuan Keterampilan
Kelas Media
Mahasiswa SADARI
Pretest Postest Pretest Postest
I Leaflet 30 0,187 0,774 0,280 0,165
II Video 30 0,565 0,580 0,080 0,653
Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa baik dikelas I maupun II memiliki nilai
signifikansi penilaian pengetahuan dan keterampilan SADARI yang > 0,05. Artinya,
seluruh data yang diambil sudah berdistribusi normal dan bisa digunakan untuk
keperluan uji statistik

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Levene’s Test of Equality
of Error Variances dengan bantuan SPSS 21. Adapun hasil uji homogenitas dapat
dilihat pada Tabel 4.

6 Studi Perbandingan Promosi Kesehatan Antara Leaflet


Dengan Video Terhadap Pengetahuan Tentang Kanker
Payudara Dan Keterampilan Deteksi Dini Kanker Payudara (Sadari)
Pada Remaja Putri Di Jurusan Kebidanan Poltekkes Jambi Tahun 2016
Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

Tabel 4. Uji Homogenitas


Ftabel
Variabel Fhitung Signifikansi
(df1 = 1; df2 = 58)
Pengetahuan 2,883 0,095
4,007
Keterampilan SADARI 2,563 0,115
Diketahui bahwa Fhitung untuk kedua variabel < Ftabel sehingga variabel
pengetahuan dan keterampilan SADARI adalah homogen. Hal ini juga terlihat dari
nilai signifikansi kedua variabel yang lebih besar dari 0,05 (sig. > 0,05) sehingga
kedua variabel homogen.

3. Uji Paired Samples T-Test (Uji Perbedaan Rata-Rata Pretest-Postest)

Uji perbedaan rata-rata pretest-postest dalam penelitian ini menggunakan uji


Paired Samples T-Test dengan bantuan SPSS 21. Adapun hasil uji perbedaan rata-
rata pretest-postest untuk kelas I dan Kelas II dari aspek pengetahuan dan
keterampilan SADARI dapat dilihat seperti pada Tabel 5.
Tabel 5 Uji Perbedaan Rata-Rata Pretest-Postest
Variabel/Media thitung ttabel (df = 29) Signifikansi
Pengetahuan/Leaflet 2,936 0,006
Pengetahuan/Video 8,344 0,000
2,045
Keterampilan SADARI/Leaflet 21,465 0,000
Keterampilan SADARI/Video 24,737 0,000

Berdasarkan uji perbedaan rata-rata pretest-postest diketahui bahwa


terdapat perbedaan rata-rata antara sebelum dan sesudah penggunaan media
leaflet dan video terhadap pengetahuan dan keterampilan SADARI. Hal ini terlihat
dari nilai thitung masing-masing variabel dan kelas yang lebih besar dari nilai ttabel (df =
30-1 = 29) yaitu sebesar 2,045. Adanya perbedaan ini juga dapat dilihat dari nilai
signifikansi masing-masing variabel dan kelas yang kurang dari 0,05 (sig. < 0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing kelas, terdapat pengaruh
penggunaan media baik leaflet dan video terhadap hasil belajar mahasiswa
(pengetahuan dan keterampilan SADARI).

4. Uji Multivariat (MANOVA)

Uji ini dilakukan dengan MANOVA (Multivariate Analysis of Variance)


menggunakan SPSS 21. Adapun hasil uji multivariat dipaparkan dalam Tabel 6.
Tabel 6 Uji Multivariat
Variabel Nilai Signifikansi
Pengetahuan 0,008
Keterampilan SADARI 0,037
Berdasarkan uji Multivariat pada Tabel 6, diketahui bahwa terdapat
pengaruh antara penggunaan media terhadap pengetahuan dan keterampilan

Netti Herawati, Damris M, Jefri Marzal 7


Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

SADARI yang dibuktikan dengan nilai signifikansi variabel pengetahuan (Y 1) sebesar


0,008 dan variabel keterampilan SADARI (Y2) sebesar 0,037. Karena kedua nilai
signifikansi < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan media terhadap pengetahuan kanker dan keterampilan SADARI pada
remaja putri di Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan.

5. Uji-t Sampel Independen


Untuk mengetahui jenis media yang mana yang memliliki pengaruh yang
lebih baik terhadap pengetahuan dan keterampilan SADARI, maka perlu dilakukan
uji t untuk sampel independen (kelas I dan II). Adapun hasil uji t untuk sampel
independen dapat dilihat seperti pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7 Uji-t Sampel Independen
Rata-rata
ttabel (df =
Variabel Video Leaflet thitung Signifikansi
58)
(Kelas II) (Kelas I)
Pengetahuan 75,7 66,7 2,730 0,008
Keterampilan 2,002 0,037
74,7 67,0 2,133
SADARI
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.7 tampak bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara kelas II
yang menggunakan video dan kelas I yang menggunakan leaflet dari masing-masing
variabel, baik pengetahuan dan keterampilan SADARI dimana rata-rata untuk kelas
II adalah 75,7 sedangkan kelas I hanya 66,7 (variabel pengetahuan) serta rata-rata
74,7 untuk kelas II dan 67,0 untuk kelas I (variabel keterampilan SADARI). Taraf
signifikansi dari aspek pengetahuan dan keterampilan yaitu berturut-turut 0,008
dan 0,037 (signifikansi < 0,05) yang membuktikan bahwa kedua perlakuan media
memberikan perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa. Dari tabel di atas, membuktikan bahwa rata-rata pengetahuan dan
keterampilan mahasiswa jauh lebih tinggi jika menggunakan media video sebagai
alat bantu belajar. Selain itu, dari nilai thitung yang diperoleh untuk variabel
pengetahuan 2,730 dan keterampilan 2,133 (thitung> ttabel) yang membuktikan bahwa
media video memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap pengetahuan dan
keterampilan SADARI.

PEMBAHASAN
1. Perbedaan Pengetahuan tentang Kanker Payudara antara Mahasiswa yang
Menggunakan Media Leaflet dengan Video.

Adanya perbedaan antara pemberian promosi kesehatan dengan menggunakan


media leaflet dengan yang menggunakan media video diketahui melalui uji t untuk
kelas I dan II (independent sample t test) setelah sebelumnya dilakukan uji Manova
dan terlihat bahwa media mempengaruhi pengetahuan mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan. Dari hasil uji t sampel independen diketahui
8 Studi Perbandingan Promosi Kesehatan Antara Leaflet
Dengan Video Terhadap Pengetahuan Tentang Kanker
Payudara Dan Keterampilan Deteksi Dini Kanker Payudara (Sadari)
Pada Remaja Putri Di Jurusan Kebidanan Poltekkes Jambi Tahun 2016
Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

bahwa terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan mahasiswa yang diajar


menggunakan media leaflet dengan yang menggunakan media video dengan
signifikansi sebesar 0,008 (< 0,05). Dari rata-rata diketahui bahwa postest yang
dilakukan untuk kelas I (menggunakan media leaflet) memiliki rata-rata 66,7 untuk
aspek pengetahuan terhadap kanker payudara. Sementara itu, untuk kelas II
(menggunakan media video) memiliki rata-rata 75,7. Secara langsung dapat
diketahui bahwa rata-rata kelas II jauh lebih tinggi dibanding kelas I, yaitu untuk
aspek pengetahuan tentang kanker payudara dengan selisih rata-rata kelas II
terhadap kelas I sebesar 9 atau naik sebesar 13,5%.

Selain dilihat dari selisih rata-rata, perbedaan juga dapat dilihat melalui nilai thitung
untuk aspek pengetahuan, yaitu nilai thitung adalah 2,730. Nilai tersebut lebih
besar dari nilai ttabel untuk df = 30 + 30 – 2 = 58 yaitu 2,002 sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara penggunaan media video
dengan penggunaan media leaflet. Karena nilai thitung positif, maka pengaruh lebih
mengarah ke media video, atau dengan kata lain media video lebih baik dan
memberikan pengaruh yang lebih dominan terhadap aspek pengetahuan terhadap
kanker payudara mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Kanayana (2001) yang menyatakan bahwa promosi
kesehatan menggunakan media video (VCD) dapat mempengaruhi pengetahuan
terhadap gejala penyakit dan cara mendeteksinya. Media video dikarenakan media
video dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada penontonnya
(mahasiswa) karena menyajikan hal-hal yang tidak bisa kita lihat pada umumnya.

Media promosi melalui video merupakan cara pemberian informasi yang sangat
baik karena media video mampu diakses lebih dari satu indera manusia, khususnya
pendengaran dan penglihatan. Karena semakin banyak indera yang berperan dalam
proses penerimaan pesan, maka penerimaan pesan semakin cepat dan mudah
ditangkap. Selain itu menurut Susilana & Riyana (2011:9) media seperti video dapat
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Melalui media video, mahasiswa dapat
diajak melihat pergerakan sel kanker, atau mendengar penjelasan dari narasumber
secara langsung mengenai pengetahuan tentang kanker payudara. Efek gambar
yang bergerak tentu saja akan memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya
dibanding hanya melalui gambar diam seperti pada leaflet. Dengan adanya media
video dalam promosi kesehatan, maka mahasiswa akan cepat memahami tentang
kanker payudara. Selain itu, media video juga bisa membuat mahasiswa fokus
dengan materi promosi karena adanya gerakan yang membuat mata menjadi fokus
untuk melihat ke arah gerakan dibanding hanya gambar diam yang cenderung
monoton.

2. Perbedaan Keterampilan dalam Deteksi Dini Kanker Payudara antara Mahasiswa


yang Menggunakan Media Leaflet dengan Video

Perbedaan keterampilan terlihat dari rata-rata postest yang dilakukan untuk kelas I
(menggunakan media leaflet) memiliki rata-rata 67,0 untuk aspek keterampilan

Netti Herawati, Damris M, Jefri Marzal 9


Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

SADARI. Sementara itu, untuk kelas II (menggunakan media video) memiliki rata-
rata 74,7. Secara langsung dapat diketahui bahwa rata-rata kelas II jauh lebih tinggi
dibanding kelas I, yaitu untuk aspek keterampilan remaja putri mengenai SADARI,
diperoleh selisih rata-rata kelas II terhadap kelas I sebesar 7,7 atau naik sebesar
11,5%.

Selain dilihat dari selisih rata-rata, perbedaan juga dapat dilihat melalui nilai thitung
pada aspek keterampilan SADARI saat uji t sampel independen dengan nilai thitung
sebesar 2,133. Nilai tersebut lebih besar dari nilai ttabel untuk df = 30 + 30 – 2 = 58
yaitu 2,002 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rata-rata
antara penggunaan media video dengan penggunaan media leaflet dari aspek
keterampilan. Karena nilai thitung positif, maka pengaruh lebih mengarah ke media
video dibanding media leaflet, atau dengan kata lain media video lebih baik dan
memberikan pengaruh yang lebih dominan terhadap aspek keterampilan SADARI
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Siburian (2015) yang
mengatakan bahwa terdapat perbedaan keterampilan mendeteksi kanker payudara
antara yang diberi media promosi berupa leaflet dengan yang diberi media promosi
video. Dalam penelitiannya Siburian memaparkan bahwa media video lebih efektif
dalam mempengaruhi aspek keterampilan remaja putri daripada media leaflet.
Siburian (2015:43) mengatakan bahwa penggunaan media leaflet tidak mampu
mengoptimalkan keterampilan remaja putri dalam deteksi kanker payudara karena
keterbatasan informasi dan hanya dapat diakses oleh satu indera, yaitu penglihatan.
Sedangkan pada media video memuat informasi yang lebih detail dan dijelaskan
dengan contoh dalam bentuk gambar bergerak yang bisa dipahami mahasiswa yang
mengikuti promosi.

Media promosi kesehatan memiliki keunggulan dalam mengajak dan memberi


informasi kepada responden (mahasiswa/remaja putri) mengenai kanker payudara
dan cara mendeteksinya sejak dini. Media seperti leaflet dan video bisa
mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan mendeteksi kanker payudara karena
media-media tersebut berfungsi memperlancar pesan yang disampaikan
guru/promotor kesehatan agar tersampaikan dengan lebih jelas. Tanpa penggunaan
media, maka promosi kesehatan menjadi membosankan dan berakibat audiens
tidak fokus sehingga tidak bisa mendapatkan informasi secara menyeluruh jika
hanya disampaikan secara verbal. Susilana & Riyana (2011:9) memaparkan bahwa
kegunaan media adalah sebagai alat bantu untuk menyampaikan informasi
sehingga lebih jelas dipahami, mengatasi keterbatasan indera manusia, serta
menyajikan informasi dengan lebih menarik dibandingkan hanya melalui bahasa
verbal saja sehingga diharapkan audiens lebih fokus dan tertarik dengan pemaparan
informasi yang diberikan.

10 Studi Perbandingan Promosi Kesehatan Antara Leaflet


Dengan Video Terhadap Pengetahuan Tentang Kanker
Payudara Dan Keterampilan Deteksi Dini Kanker Payudara (Sadari)
Pada Remaja Putri Di Jurusan Kebidanan Poltekkes Jambi Tahun 2016
Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

Media leaflet memiliki beberapa kekurangan jika dibandingkan dengan media video,
salah satunya adalah media leaflet hanya memuat gambar sedangkan pada video
memuat gambar bergerak. Perbedaan ini bisa memberikan informasi yang berbeda
pula bagi sebagian orang terlebih pada bagian pemaparan langkah-langkah deteksi
dini/SADARI. Pada gambar di leaflet, hanya ditunjukkan langkah dengan panduan
berupa gambar yang terkadang sulit untuk dipahami audiens. Namun hal ini
menjadi mudah dipahami jika menggunakan media video karena dalam video
dicontohkan secara langsung sehingga audiens langsung mengerti. Susilana &
Riyana (2011:10) mengatakan bahwa fungsi media lainnya adalah sebagai alat
realisasi suatu fenomena/peristiwa yang tidak bisa dilihat secara langsung karena
keterbatasan tertentu. Kegiatan seperti pemeriksaan dini payudara/SADARI lebih
mudah dipahami jika langsung melihat prakteknya dibanding hanya melihat
potongan-potongan gambar saja.

Media video juga lebih fleksibel dalam memberikan penjelasan mengenai konsep
materi dan detail keterampilan tertentu karena video biasanya langsung
menggambarkan informasi melalui ilustrasi. Selain itu media video juga bisa
menghadirkan narasumber yang memang mengerti tentang materi dan
keterampilan tertentu sehingga penjelasan dari narasumber bisa langsung dipahami
oleh audiens. Penjelasan yang disajikan di video lebih berisi dan lengkap dibanding
pada leaflet mengingat pada leaflet terdapat keterbatasan ruang dan banyaknya
gambar yang membuat teks/tulisan menjadi lebih sedikit. Secara keseluruhan media
video bisa memberikan pengalaman belajar yang lebih baik daripada media leaflet.
Namun bukan berarti media leaflet tidak bisa memberikan pengaruh terhadap
pengetahuan dan keterampilan SADARI. Berbagai media memiliki kelebihan-
kelebihannya sendiri sehingga baik untuk digunakan selama sesuai dengan konteks
dan kondisi di lapangan.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan secara umum bahwa:

1. Terdapat perbedaan pengetahuan tentang kanker payudara pada mahasiswa


yang diberi promosi kesehatan menggunakan media leaflet dibandingkan
dengan yang menggunakan media video dimana rata- rata nilai mahasiswa
yang menggunakan media video lebih tinggi. Dengan demikian dapat
diinterpretasikan, bahwa media video memberikan pengaruh yang lebih
dominan dan lebih baik terhadap aspek pengetahuan terhadap kanker
payudara pada remaja putri di Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan.

2. Terdapat perbedaan keterampilan deteksi dini kanker payudara (SADARI) pada


mahasiswa yang diberi promosi kesehatan menggunakan media leaflet
dibandingkan dengan yang menggunakan media video dimana rata- rata nilai
mahasiswa yang menggunakan media video lebih tinggi. Dengan demikian
dapat diinterpretasikan, bahwa media video memberikan pengaruh yang lebih

Netti Herawati, Damris M, Jefri Marzal 11


Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

dominan dan lebih baik terhadap aspek keterampilan deteksi dini kanker
payudara (SADARI) remaja putri di Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan
Kebidanan.

REFERENSI

Andrews. G, 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: EGC

Arikunto. S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka


Cipta

Asyar. R, 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta: Referensi


Jakarta

Azis, M. Farid et al, 2013. Buku Acuan Untuk Dokter dan Bidan Untuk Gerakan
Nasional

Peduli dan Cegah Kanker Serviks, Jakarta

Bensley. RJ & Fisher. JB, 2009. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Jakarta:
EGC

Dalimartha, S. 2005. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Anti Kanker, Jakarta: Penebar

Swadaya.

Fimela 2012, Video Step By Step Pemeriksaan Payudara Sendiri (Rekaman Video)

http://www.fimela.com (diunduh 25 Maret 2015)

Fuad,Toha , 2010,Periksa Payudara Sendiri By Kelompok Tutorial 2 FK UNRAM


(Rekaman

Video) https://www.youtube.com/watch?v=tY4IFEEHyMw (diunduh 25


Maret 2015)

Mangan. Y, 2009. Solusi Sehat Mencegah Dan Mengatasi Kanker, Jakarta: Agro
Media Pustaka

Maulana, HDJ, 2009. Promosi Kesehatan, Jakarta: EGC

Mubarak, IM, et.al. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu
12 Studi Perbandingan Promosi Kesehatan Antara Leaflet
Dengan Video Terhadap Pengetahuan Tentang Kanker
Payudara Dan Keterampilan Deteksi Dini Kanker Payudara (Sadari)
Pada Remaja Putri Di Jurusan Kebidanan Poltekkes Jambi Tahun 2016
Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta

_______2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta: Rineka Cipta

Norwitz.E & Schorge.J, 2007.At a Glance Obstetri & Ginekologi, Jakarta: Erlangga

Rasyidi. I, 2009. Deteksi Dini dam Pencegahan Kanker pada Wanita, Jakarta: Sagung
Seto

¬¬______ 2010. Epidemiologi Kanker Pada Wanita, Jakarta: Sagung Seto

Rekam Medik RSUD Raden Mattaher 2014

Setiati, E., 2009. Waspadai Empat Kanker Ganas Pembunuh Wanita, Yogyakarta :
Andi

Offset.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R &D, Bandung: CV


Alfabeta

Sukardja. I. DG, 2006. Onkologi Klinik, Surabaya: Airlangga University Press

Syafrudin, Fratidhita.Y, 2009. Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan,


Jakarta: Trans Info Medika

Syafrudin et.al . 2011. Himpunan Penyuluhan Kesehatan pada Renaja, Keluarga,


Lansia dan Masyarakat, Jakarta: Trans Info Medika

Shorea.R,Agrina,Woferst.R, 2013.Efektifitas Promosi Kesehatan Melalui Audio Visual


Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Terhadap
PeningkatanPengetahuan Remaja Putri,
http://download.portalgaruda.org/article. ( diunduh 25 Maret 2015)

Siburian, U.D. 2015. Pengaruh Media Leaflet dan Media Video terhadap
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa dalam Upaya Deteksi Dini Kanker
Payudara di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara
tahun 2015. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.

Sulastri ,Thaha.RM ,Russeng.SS,2012. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan


Menggunakan Video Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Terhadap
Perubahan

Netti Herawati, Damris M, Jefri Marzal 13


Tekno-Pedagogi Vol. 7 No. 2. September 2017 : 1-14 ISSN 2088-205X

Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Di Sman 9 Balikpapan Tahun 2012,


http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/97d470addf806c90c1ec6e04d850297f.
pdf ( diunduh 23 Maret 2015)

Susilana, R., Riyana, C. 2011. Media Pembelajaran. Hakikat, Pegembangan,


Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.

14 Studi Perbandingan Promosi Kesehatan Antara Leaflet


Dengan Video Terhadap Pengetahuan Tentang Kanker
Payudara Dan Keterampilan Deteksi Dini Kanker Payudara (Sadari)
Pada Remaja Putri Di Jurusan Kebidanan Poltekkes Jambi Tahun 2016

You might also like