You are on page 1of 28

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PROMOSI KESEHATAN IMUNISASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN Imunisasi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Imunisasi

Pokok bahasan :Imunisasi untuk balita

Target /sasaran : Orang tua serta pengasuh anak di Desa Ingin Jaya

Hari / Tanggal : agustus 2011

Waktu : 30 menit

Tempat :Desa Ingin Jaya

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu diharapkan dapat


memotivasi keluarga untuk membawa anak balitanya ke posyandu guna mebdapatkan
imunisasi lengkap.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


1. Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu dapat :

2. Menjelaskan pengertian imunisasi / vaksinasi.

3. Menjelaskan tujuan imunisasi.

4. Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.

5. Menjelaskan jenis-jenis imunisasi.

6. Mnejelaskan jadwal pemberian imunisasi.

7. Menjelaskan cara pemebrian imunisasi.

8. Menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.

9. Menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.

10. Menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.

III. MATERI PELAJARAN

1. Pengertian imunisasi

2. Tujuan imunisasi

3. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

4. Jenis-Jenis imunisasi.

5. Sasaran imunisasi.

6. Jadwal pemberian imunisasi.


7. Cara pemeberian imunisasi.

8. Kapan imunisasi tidak boleh diberikan.

9. Keadaan yang timbul setelah imunisasi.

10. Tempat pelayanan imunisasi.

11. Perawatan yang diberikan setelah imunisasi.

IV. PESERTA

1. orang tua, balita dan

2.ibu hamil

V. METODE

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Demonstrasi

VI. MEDIA

1. Poster

2. Leaflet
3. Flip Chart

VII. EVALUASI

1. Ibu-ibu dapat menyebutkan pengertian imunisasi.

2. Ibu-ibu dapat menyebutkan tujuan imunisasi.

3. Ibu-ibu dapat menyebutkan jenis-jenis imunisasi.

4. Ibu-ibu dapat menyebutkan sasaran imunisasi.

5. Ibu-ibu dapat menyebutkan jadwal pemberian imunisasi.

6. Ibu-ibu dapat menjelaskan cara pemberian imunisasi.

7. Ibu-ibu dapat menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.

8. Ibu-ibu dapat menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.

9. Ibu-ibu dapat menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.

10. Ibu – ibu dapat melakukan perawatan setelah pemberian imunisasi.

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA


1 5 Menit Pembukaan:

1. Memperkenalkan diri – Menyambut sa lam dan


men- dengarkan

– Mendengarkan

2. Menjelaskan tujuan dari


penyuluhan. – Mendengarkan

3. Melakukan kontrak waktu. – Mendengarkan

4. Menyebutkan materi pe-


nyuluhan ya ng akan diberi kan

2 15 Menit Pelaksanaan : Memperhatikan

1. Menjelaskan tentang peng


ertian Imunisasi
Memperhatikan
2. Memberikan kesempatan
pada ibu untuk bertanya

3. Menjelaskan tentang tuju an Memperhatikan


pemberian imunisasi

4. Memberikan kesempatan
pada ibu untuk bertanya
Memperhatikan

5. Menjelaskan tentang Jad-wal


pemberian imunisasi
6. Memberikan kesempatan Memperhatikan
pada ibu unutk bertanya

7. Menjelaskan tentang je-nis


imunisasi yang harus diberikan.

8. Memberikan kesempatan Memperhatikan


pada ibu untuk bertanya

9. Menjelaskan tentang efek


samping imunisasi

10. Memberi kesempatan pa-da


ibu bertanya.

3 5 Menit Evaluasi :

– Menanyakan pada ibu te ntang – Menjawab&


materi yang dibe-rikan dan menjelaskan pertanyaan
reinforcement kepada ibu bila dpt
men- jawab & menjelas kan kem
bali pertanyaan/materi

4 5 Menit Teriminasi :

1. Mengucapkan terimaka-sih
kepada ibu-ibu Mendengarkan dan
membalas salam
2. Mengucapkan salam

IX. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS

1. Protokol / Pembawa acara

Uraian tugas :

a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.

b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.

c. Menutup acara penyuluhan.

2. Penyuluh / Pengajar

Uraian tugas :

a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.

b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.

c. Memotivasi peserta untuk bertanya.


3. Fasilitator

Uraian tugas :

a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.

b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.

c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.

d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi


peserta.

4. Observer

Uraian tugas :

a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga

memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.

b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.

c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.

d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.

e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai


dengan rencana penyuluhan.
Refrensi

1. Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Pelaksanaan Imunisasi Modul Latihan


Petugas Imunisasi, Jakarta, (1985

2. Departemen Kesehatan, Bercakap Dengan Ibu-Ibu-Petunjuk Bagi Kader Dalam


Rangka Promosi Posyandu, Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, 1988

3. Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, Buku petunjuk Untuk Latihan Kader, Jakarta,
1988.

Materi Imunisasi

I. Pengertian

Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan anak
serta ibu hamil terhadappenyakit tertentu.

II. Tujuan Imunisasi

Membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi/anak terhndar dari penyakit tertentu
dan kalau terkena penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau kematian.

III. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


1. Penyakit TBC

Penyakit TBC sangat menular dan menyerang semua umur. Banyak terdapat pada
masyarakat dengan ekonomi rendah, kurang gizi dan pada daerah perumahan padat.
Ditandai dengan :

– Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur


darah.

– Nafsu makan menurun, BB menurun.

– Berkeringat malam tanpa aktifitas.

* Tes Mantoux : untuk menguji apakah pernah terinfeksi kuman TBC.

2. Penyakit Difteri

Difteri merupakan penyakit menular, teutama menyerang anak kecil. Ditandai


dengan :

– Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu dikerongkongan dan hidung


sehingga menyumbat jalan napas.

– Anak gelisah karena sesak napas yang makin berat.

– Anak tekak dan amandel membengkak dan merah.

3. Penyakit Batuk Rejan / Batuk Seratus Hari

Batuk Rejan adalah penyakit menular yang menyerang anak-anak. Ditandai dengan :

– Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7 – 14 hari. Kemudian diikuti
batuk hebat yaitu lebih keras dan menyambung terus 10 – 30 kali disertai tarikan
napas dan berbunyi, kemudian muntah, muka merah sampai biru dan mata berair.
– Batuk batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang. Penyakit ini dapat
menyebabkan radang apru-paru dan terjadi kerusakan otak sehingga dapat
menyebabkan kejang, pingsan sampai terjadi kematian.

4. Penyakit Tetanus

Penyakit Tetanus menyerang semua umur, yang menyebabkan masalah yang cukup
besar di Indonesia karena banayk bai yang baru lahir mati akibat penyakit tersebut.
Ditandai dengan :

– Kejang / kaku seluruh tubuh.

– Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung.

– Kejang dirasakan sangat sakit.

– Pada bayi yang baru lahir (5 – 28 hari) mendadak tidak dapat menetek karena
mulutnya kaku dan mencucu seperti mulut ikan.

5. Penyakit Polimielitis

Polimielitis sanagt cepat menular di daerah perumahan padat dan lingkungan kumuh.
Ditandai dengan :

– Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher kaku, sakit kepala, otot
badan dan kaki terasa kaku.

– Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi.

Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot menelan yang dapat
menyebabkan kematian.
6. Penyakit Campak

Penyakit ini sangat menular dan menyerang hampir semua bayi.

Tanda-tanda campak :

– Badan panas, batuk, pilek, mata merah dan berair.

– Mulut dan bibir kering serta merah.

– Beberapa hari kemudian keluar bercak-bercak di kulit dimulai di belakang telinga,


leher muka, dahi dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit ini adalah radang
telinga sampai tuli,radang mata sampai terjadi kebutaan, diare dan menyebabkan
radang paru-paru serta radang otak yang dapat menyebabkan kematian.

7. Hepatitis Virus B

Penyakit ini adalah penyakit menular yang menyerang semua umur.

Tanda-tanda :

– Mual, muntah serta nafsu makan menurun.

– Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas.

IV. Jenis-Jenis Imunisasi

1. BCG : memberi kekebalan pada penyakit TBC

2. DPT : memberi kekbalan pada penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus.
3. Polio : memberi kekebalan pada penyakit poliomielitis.

4. Campak: memberi kekebalan pada penyakit campak.

5. H B : memberi kekbalan pada penyakit hapatitis B

6. TT : memberi kekebalan pada penyakit tetanus

7. DT : memberi kekebalan pada penyakit difteri dan tetanus.

V. Sasaran Imunisasi

1. Bayi 0 – 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB, dan campak.

2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.

3. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.

VI. Jadwal Pemberian Imunisasi

Jenis Imunisasi Waktu pemberian Keterangan


1. BCG, Polio I, DPT I umur 2 bulan

2. HB I, Polio II, DPT II umur 3 bulan

3. HB II, Polio III, DPT umur 4 bulan


III
umur 9 bulan
4. HB III, Polio IV,
Campak untuk SD kelas I khusus wanita

5. DT untuk SD kelas VI

6. TT untuk Catin 2x bila saat Catin hanya 1x

untuk Bumil

VII. Cara Pemberian Imunisasi

Pemberian imunisasi dapat diberikan secara suntikan maupun diteteskan ke dalam


mulut.

1. BCG : dengan suntikan ke dalam kulit pada lengan atas sebelah dalam.

2. DPT : suntikan ke dalam otot di pangkal paha.


3. Campak : suntikan ke bawah kulit di lengan kiri atas.

4. HB : suntikan pada lengan.

5. DT / TT: suntikan ke dalam otot pada lengan, paha ataupun punggung.

VIII. Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan

Keadaan-keadaan di mana imunisasi tidak dianjurkan :

1. BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang sakit TBC
dan panas tinggi.

2. DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang.

3. Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah.

4. Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi.

IX. Keadaan-Keadaan Yang Timbul Setelah Imunisasi

Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing


imunisasi, seperti yang diuraikan di bawah ini.

1. BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di
tempat suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.

2. DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi,
tetapi akan turun dalam 1 – 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta
sakit, walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.
3. Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 – 10 hari setelah
penyuntikan.

X. Tempat Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi dapat diperoleh pada :

1. Posyandu

2. Puskesmas

3. Bidan / dokter praktek

4. Rumah bersalin

5. Rumah sakit

XI. Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi

1. BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak
anjurkan ke puskesmas;

2. DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan
berikan kempres dingin.

3. Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.
Satuan Acara penyuluhan (SAP) Imunisasi

Topik : Pentingnya imunisasi pada anak

Target dan Sasaran : Para ibu-ibu di desa Marong Jamaq

Hari/Tanggal : Selasa 20 November 2010

Waktu : Pukul 09.00 – 09.30 WITA

Tempat : Balai Desa Marong Jamaq

A. LATAR BELAKANG
Penyakit cacar (smalpox) sendiri telah dinyatakan hilang sejak tahun 1979 berkat
vaksinasi. “Vaksinasi adalah penemuan terbesar dalam ilmu kedokteran dan
kesehatan umum,” demikian seperti ditulis dalam laporan.

Berdasarkan data dari departemen kesehatan AS, statistik menunjukkan penurunan


penyakit dan kematian. Misalnya saja pada tahun 1936-1945 lebih dari 21.000 orang
terinfeksi difteri dan menelan korban jiwa 1.800 orang tiap tahunnya. Namun kasus
penyakit ini sudah tidak ditemukan lagi pada tahun 2006.

Antara tahun 1953 dan 1962, lebih dari 500.000 orang menderita cacar air tiap
tahunnya dan 440 orang meninggal karenanya. Di tahun 2006 hanya ada 55 kasus
penyakit cacar air ditemukan.

Penurunan kasus penyakit gondong mencapai 95,9 persen, tetanus 92,9 persen, dan
penyakit pertusis turun 92,2 persen. Kematian akibat tetanus dan pertusis menurun
hingga 99 persen. “Keberhasilan tersebut terjadi karena program imunisasi untuk
anak dan balita yang dicanangkan pemerintah berhasil,”.

Di Indonesia sendiri pemerintah mewajibkan setiap bayi dan anak mendapat


imunusisasi tuberkolosis (BCG), DPT, imunisasi polio, campak, dan hepatitis B. Selain
itu masih ada beberapa imunisasi yang dianjurkan untuk diberikan, yakni imunusiasi
Tipa untuk demam tifoid dan paratifoid, imunisasi hepatitis A, imunisasi varisela
untuk penyakit cacar air, imunisasi HiB untuk mencagah kuman Haemophylus
influenzae penyebab meningitis (radang selaput otak)

B. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentangpentingnya imunisasi pada


anak, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya imunisasi
pada anak sehingga angka kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
pada anak dapat ditekan.

2. Tujuan Intuksional Khusus


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu
menjelaskan kembali :

a. Definisi imunisasi

b. Tujuan imunisasi

c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

d. Jenis imunisasi

e. Cara kerja imunisasi melawan penyakit

3. GARIS BESAR MATERI

a. Definisi imunisasi

b. Tujuan imunisasi

c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

d. Jenis imunisasi

e. Cara kerja imunisasi melawan penyakit

4. PELAKSANAAN KEGIATAN

Acara

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1 2 menit Pembukaan
o Penyampaian salam

o Perkenalan a. Membalas salam

o Menjelaskan topik b. Memperhatikan


penyuluhan
c. Memperhatikan
o Menjelaskan tujuan
d. Memperhatikan
o Kontrak waktu
e. Memperhatikan

2 13 menit Pelaksanaan

o Penyampaianmateri Memperhatikan penjelasan dan


mengenai : mencermati materi

o Definisi imunisasi

o Tujuan imunisasi

o Penyakit yang dapat dicegah


dengan imunisasi

o Jenis imunisasi

o Cara kerja imunisasi


melawan penyakit

o Sesi Tanya jawab

3 3 menit Evaluasi
o Memberikan pertanyaan
lisan (menanyakan kembali)
Partisipasi aktif

3 2 menit Terminasi Memperhatikan

o Menyimpulkan hasil Menjawab salam


penyuluhan

o Mengakhiri dengan salam

5. METODE

a. Ceramah

b. Tanya jawab

6. MEDIA

a. Leaflet

b. Laptop

c. LCD (Power Point)

7. PENGORGANISASIAN

Penyaji : Muhamad Reza Pahlevi

8. RENCANA EVALUASI (Evaluasi Struktur, Proses, dan Hasil)

a. Evaluasi Struktur
Persiapan Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam
penyuluhan yaitu :

o Leaflet

o LCD (Power Point)

o Laptop

Evaluasi Proses

o Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan


memahami materi penyuluhan yang diberikan.

o Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.

o Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan


sasaran.

o Kehadiran peserta diharapkan 80% dari kapasitas ruangan yang tersedia dan
tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan
berlangsung.

Evaluasi Hasil

1) Jangka Pendek

Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria
mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan diberikan oleh penyuluh.
Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan :

o Sebutkan apa itu imunisasi!


o Sebutkan tujuan imunisasi!

o Sebutkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi!

o Sebutkan jenis-jenis imunisasi!

2) Jangka Panjang

Meningkatkan pengetahuan orang tua serta pengasuh anak peserta penyuluhan


sehingga dapat menurunkanangka kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.

MATERI PEMBERIAN IMUNISASI

A. PENGERTIAN IMUNISASI

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang
dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh
melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin
polio.

B. TUJUAN IMUNISASI

Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan meningkatkan derajat


imunitas, memberikan proteksi imun dengan menginduksi respons memori terhadap
patogen tertentu / toksin dengan menggunakan preparat antigen non-virulen/non-
toksik. Kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya
terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen
yang disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi, mengingat efektif dan
tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung dari faktor yang mempengaruhinya
sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak.
C. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

Hingga saat ini terdapat sepuluh jenis vaksinasi yang dapat mencegah terjadinya
infeksi pada anak, yaitu :

a. Polio f. Tetanus

b. Campak g. Batuk rejan (Pertusis)

c. Gondongan h. Meningitis

d. Rubella (campak Jerman) i. Cacar air

e. Difteria j. Hepatitis B

D. JENIS IMUNISASI

1. Imunisasi Aktif

Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan
menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga
apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons.
Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya
antara lain :

a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarisa, toksoid
atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan

b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan
c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari
tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.

d. Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan
imunogenitas antigen.

2. Imunisasi Pasif

Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui
suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang
digunakan untuk mngatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi.

Dalam pemberian imunisasi pada anak dapat dilakukan dengan beberapa imunisasi
yang dianjurkan antara lain :

a. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit TBC yang berat
sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun
sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat
seperti TBC pada selaput otak, TBC Milier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC
tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah
dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu
pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan (umumnya 2 bulan), akan tetapi pada
umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan, kemudian cara pemberian
imuniasi BCG melalui intradermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada
daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi panas.

b. Imunisasi DPT ( Diphteri, Pertusis, dan Tetanus )

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


difteri.Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri
yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang
pembentukan zat antibody (toksoid). Frekwensi pemberian imunisasi DPT adalah 3
kali,dengan maksud pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit
(tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat
zat anti,kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Waktu pemberian
imunisasi DPT antara umur 2 – 11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian
imunisasi DPT melalui intramuskuler. Efek samping pada DPT mempunyai efek
ringan dan efek berat,efek ringan seperti pembengkakan dan nyeri pada tempat
penyuntikan,demam sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang
lebih empat jam,kesadaran menurun,terjadi kejang, enselopati, dan shock.

c. Imunisai Polio

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.Kandungan vaksin ini
adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah
empat kali.Waktu pemberian imunisasi polio pada umur 0-11 bulan dengan interval
pemberian 4 minggu. Cara pemberian imunisasi polio melalui oral.

d. Imunisasi Campak

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak


pada anak karena penyakit ini sangat menular.Kandungan vaksin ini adalah virus yang
dilemahkan.Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah
satu kali.Waktu pemberian imunisasi campak melalui subkutan kemudian efek
sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempa suntikan dan panas.

e. Imunisasi Hepatitis B

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis


yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi
hepatitis tiga kali. Waktu pemberian imunisasi hepatitis B pada umur 0 – 11 bulan.
Cara pemberian imunisasi hepatitis ini adalah intramukular.

f. Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, dan Rubela )


Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah terjainya
penyakit campak (measles), gondong, parotis epidemika (mumps) dan rubella (campak
jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah virus campak strain
Edmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3 dan virus gondong. Vaksin
ini tidak dianjurkan pada bayi usia di bawah 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi
interferensi dengan antibody maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemic
sebaiknya diberikan imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4- 6 bulan
atau 9-11 bulan dan boster dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.

g. Imunisasi Tiphus Abdominalis

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tifus


abdominalis, dalam persendiannya khususnya di Indonesia terdapat tiga jenis vaksin
tifus abdominalis di antaranya kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan
( vivotif,berna) dan antigen capsular Vi polysaccharide ( Typhim Vi, Pasteur
Meriux ). Pada vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi 6-12 bulan
adalah 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun adalah 0,5 ml, pada imunisasi awal
dapat diberikan sebanyak 2 kali dengan interval empat minggu kemudian penguat
setelah satu tahun kemudian. Pada vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan
dalam bentuk capsul enteric coated sebelum makan pada hari 1,2,5, pada anak di
atas usia 6 tahun dan pada antigen capsular diberikan pada usia di atas dua tahun
dan dapat diulang tiap 3 tahun.

h. Imunisasi Varicella

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit varicella


(cacar air).Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zoozter strain OKA yang
dilemahkan. Pemberian vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia
12 tahun di daerah tropic dan bila di atas usia 13 tahun dapat diberikan dua kali
suntikan dengan interval 4-8 minggu.

i. Imunisasi Hepatitis A

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis


A. Pemberian imunisasi ini dapat diberikan pada usia diatas dua tahun. Untuk
imunisasi awal dengan menggunakan vaksin Havrix (isinya virus hepatitis A strain
HM175 yang inactivated) dengan 2 suntikan dengan interval 4 minggu dan boster
pada enam bulan kemudian dan apabila menggunakan vaksin MSD dapat dilakukan
tiga kali suntikan pada usia 0,6 dan 12 bulan.

j. Imunisasi HiB (Haemophilus Influenzae Tipe B)

Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza


tipe b. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi (PRP : purified capsular
polysaccharide) kuman H. Influenzae tipe B. Antigen dalam vaksin tersebut dapat
dikonjugasi dengan protein-protein lain seperti toksoid tetanus (PRP-T),toksoid
dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau dengan kuman menongokokus (PRP-OMPC). Pada
pemberian imunisasi awal dengan PRP-T dilakukan dengan tiga suntikan dengan
interval 2 bulan kemudian vaksin PRP OMPC dilakukan dengan 2 suntikan dengan
interval 2 bulan kemudian bosternya dapat diberikan pada usia 18 bulan.

E. CARA KERJA IMUNISASI MELAWAN PENYAKIT

Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap


mikroorganisme tertentu tanpa menyebabkan seseorang sakit terlebih dahulu.
Vaksinasi, zat yang digunakan untuk membentuk imunitas tubuh, terbuat dari
mikroorganisme ataupun bagian dari mikroorganisme penyebab infeksi yang telah
dimatikan atau dilemahkan, sehingga tidak akan membuat penderita jatuh sakit.
Vaksin kemudian dimasukan kedalam tubuh yang biasanya melalui suntikan. Sistem
pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi terhadap vaksin yang dimasukan ke dalam
tubuh tersebut sama seperti apabila mikroorganisme menyerang tubuh dengan cara
membentuk antibodi. Antibodi kemudian akan membunuh vaksin tersebut layaknya
membunuh mikroorganisme yang menyerang tubuh. Kemudian antibodi akan terus
berada di peredaran darah membentuk imunitas. Ketika suatu saat tubuh diserang
oleh mikororganisme yang sama dengan yang terdapat di dalam vaksin, maka
antibodi akan melindungi tubuh dan mencegah terjadinya infeksi.

You might also like