Professional Documents
Culture Documents
OLEH
NI LUH AYU WIDIAWATI SETIARI
16.321.2500
OLEH
NI LUH GEDE UTARI APRILIA NITA DEWI
16.321.2503
(2) Mata
a. Inspeksi
Bagian – bagian yang perlu diamati adalah bola mata, kelopak
mata, konjungtiva, sclera dan pupil
b. Palpasi
Palpasi pada mata bertujuan untuk mengetahui tekanan bola mata
akibat yang di gunakan yaitu tunometri dan untuk mengetahui
adanya nyeri tekan
Palpasi untuk mengetahui tekan bola mata dapat dilakukan dengan
cara :
a) Anjurkan klien untuk duduk
b) Anjurkan klien untuk memejamkan mata
c) Lakukan palpasi pada ke dua mata
(3) Telinga
a. Inspeksi
Amati telinga secara menyeluruh, periksa terhadap ukuran,
bentuk, warna, cariran, lessi
b. Palpasi
Palpasi kartilago telinga luar secara sistematis yaitu dari jaringan
lunak, jaringan keras dan cacat apabila adanya nyeri
(4) Hidung dan sinus
Tujuan : mengetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung dimulai dari
bagian luar, bagian dalam, dan sinus – sinusnya
a. Inspeksi
Amati kulit terhadap bentuk tulang, kesimetrisan lubang hidung,
warna, pembengkakan, dan adanya cairan
b. Palpasi
Lakukan palpasi pada hidung luar, catat bila ada ke abnormalan
kulit dan tulang hidung
(5) Mulut dan faring
Pengkajian mulut dan faring siapkan pencahayaannya yang baik mulai
dengan mengamati bibir, gigi, gusi, lidah, selaput lender, pipi bagian
dalam, lantai dasar mulut, kemudian faring.
a. Inspeksi
Amati adanya kelainan pada bibir, gigi, gusi, lidah, selaput lender,
pipi bagian dalam, lantai dasar mulut, kemudian faring amati
terhadap kesimetrisan ovula
b. Palpasi
Palpasi meliputi pipi, dasar mulut,langit – langit mulut dan lidah
(6) Leher
a. Insfeksi
a) Perhatikan leher
b) Bandingkan kiri dan kanan
c) Perhatikan posisi kepala terhadap leher
d) Adanya pembengkakan atau pembesaran
b. Palpasi
a) Lakukan palpasi secara sistematis
b) Mulailah dari daerah subementalis
c) Lakukan palpasi
c. Auskultasi
a) Letakkan stetoskop pada daerah laring tepat di atas tepi sternum
b) Cobalah mendengarkan adanya suara vesikuler yang
menunjukkan adanya kelainan di kelenjar tiroid
c) Kemudian letakkan stetoskop pada tempat pulsasi arteri karotis
komunis dan dengarkan adanya bising
(7) Dada
a. Inspeksi
a) Perhatikan bentuk dada
b) Cari adanya lessi
c) Perhatikan ruangan intercostal, mencekung atau adanya
retraksi pada saat inspirasi
d) Cari adanya pulsasi
e) Cari adanya bendongan venusa
b. Palpasi
a) Letakkan kedua telapak tangan pada bagian dada depan
b) Penderita diminta menarik nafas
c) Rasakan gerakan, bandingkan kanan dan kiri
d) Dokter berdiri di belakang penderita letakkan telapak tangan
seperti rasakan dan bandingkan gerakan nafas kanan dan kiri
e) Penderita diminta untuk mengatakan angka 88
c. Perkusi
Tehknik perkusi dapat dilatih pada permukaan apa saja prinsipnya
adalah : hiperekstensikan jari tangan kiri, tekan sendi
interfalangeal pada permukaan yang diperkusi. Dengan kuat dan
tajam dengan gerakan pergelangan yang santai, ketuklah ujung jari
tengah kiri dengan ujung jari tengah kanan. Gunakan ujung jari
dengan posisi yang sedapat mungkin tegak lurus dengan jari yang
anda ketok. Sesudah mengetuk cepat angkat lagi tangan anda, agar
tidak mengganggu getaran yang anda ciptakan.
d. Auskultasi
Auskultasi paru
a) Penderita diminta tarik nafas pelan – pelan dengan mulut
terbuka
b) Lakukan auskultasi dengan cara sistematis
c) Bandingkan kanan dan kiri
d) Setelah mendengarkan daerah ini teruskan auskultasi ke sisi –
sisi dinding
e) Perhatikan apabila ada perubahan suara
d. Palpasi
Palpasi ringan berguna untuk mengetahui adanya ketegangan otot
nyeri tekan abdomen dan beberapa organ dan masa supenicial
(9) Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Inspeksi
Perhatikan : postur tubuh, status gizi
b. Palpasi
Perhatikan adanya deviasi : adanya tonjolan prosesus atau tidak
adanya prosesus, adanya rasa sakit pada penekanan
Ekstremitas bawah
a. Inspeksi
Perhatikan : postur kolumna vl, keadaan kulit, adanya inflamasi
bekas luka, dislokasi, pembesaran tonjolan tulang atau adanya
pembengkakan
b. Palpasi
Lakukan palpasi menyeluruh secara sistematis, perhatikan
temperature, struktur, konsistensi, ukuran tulang – tulang,
hubungan antara tulang. Perhatikan : keadaan pembuluh darah,
adanya pembengkakan dan penonjolan
10. PEMERIKSAAN DIGNOSTIK DHF (DENGUE HAEMORRHAGIC
FEVER)
(1) Trombositpeni (100.000/mm3)
(2) Hb dan PCV meningkat (20%)
(3) Leukopeni (mungkin normal atau lekositosis)
(4) Isolasi virus
(5) Serologi ( uji H ) : respon antibody sekunder
(6) Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali (setiap jam
atau 4 jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan), faal
hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN, creatinine serum.
mata.
Perawat: istirahat baring, makanan lunak (bila belum ada nafsu
sekunder
(2) Derajat II
Peningkatan kerja jantung adanya epitaxsis melena dan
hemaesis.
Perawat: bila terjadi epitaxsis darah dibersihkan dan pasang
berikan transfusi atas izin dokter, bila penderita tidak sadar diatur
kering.
3. INTERVENSI
No. Nama Tujuan Dan Intervensi Rasional
Diagnosa Kriteria Hasil
1. Hipertermia Setelah 1. Monitor suhu 1. Untuk
dilakukan tubuh mengetahui
tindakan perkembang
keperawatan …. 2. Monitor kadar an suhu
x 24 jam elektrolit pasien
2. Untuk
diharapkan
mengetahui
hipertermia klien 3. Tutup klien
keseimbanga
teratasi dengan dengan
n cairan
kriteria hasil: selimut atau
1. Suhu tubuh tubuh
pakaian ringan
3. Untuk
dalam batas
memberikan
normal
kehangatan
(36,5-37,50
sehingga
C)
2. Kulit tidak hipotalamus
4. Berikan cairan
merah memberikan
oral
3. Takikardi (-) respon
4. Kejang (-)
dingin pada
5.
suhu tubuh
4. Untuk
mencegah
5. Lembabkan
klien
bibir dan
dehidrasi
mukosa
karena
hidung yang
kehilangan
kering
cairan tanpa
disadari
6. Anjurkan tirah
baring 5. Untuk
membantu
7. Kolaborasi agar bibir
pemberian tetap lembar
cairan dan tidak
intravena pecah-pecah
(antipiretik)
6. Untuk
meningkatka
n
pemenuhan
istirahat
7. Untuk
membantu
penurunan
suhu tubuh
klien
2. Pola nafas Setelah 1. Monitor pola 1. Untuk
tidak efektif dilakukan nafas mengetahui
tindakan (frekuensi, perkembang
keperawatan …. kedalaman, an nafas
x 24 jam uasaha nafas) klien
2. Monitor 2. Untuk
diharapkan pola
bunyi nafas mengetahui
nafas kembali
tambahan adanya
efektif dengan
bunyi nafas
kriteria hasil:
1. Frekuensi tambahan
3. Posisikan 3. Untuk
nafas normal
semi-fowler mengurangi
16-20x /
sesak
menit 4. Beri minum
4. Untuk
2. Tidak ada
air hangat
melebarkan
pernafasan
pembuluh
cuping
5. Berikan
darah
hidung
oksigen 5. Untuk
3. Tidak ada
mengurangi
penggunaan
sesak dan
otot bantu
membantu
nafas
pemenuhan
6. Anjurkan
oksigen
asupan cairan
pada tubuh
2000 ml/hari 6. Untuk
7. Anjurkan
menghindar
teknik batuk
i dehidrasi
efektif 7. Untuk
membantu
mengeluark
8. Kolaborasi
an sputum
pemberian
apabila ada
bronkodilator 8. Untuk
, ekspektoran, mengurangi
mukolitik sesak
3 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk
. tindakan lokasi, mengetahui
keperawatan …. x karakteristik, lokasi,
24 jam diharapkan durasi, karakteristi
nyeri akut dapat frekuensi, k, durasi,
teratasi dengan kualitas, frekuensi,
kriteria hasil: intensitas kualitas,
1. Keluhan nyeri
nyeri intensitas
menurun skala 1
nyeri
(1-10)
2. Meringis (-) 2. Untuk
2. Identifikasi
3. Gelisah (-)
mengetahui
skala nyeri
skala nyeri
yang
3. Berikan
dialami
teknik
3. Untuk
nonfarmakolo
mengurang
gis untuk
i
mengurangi
penggunaa
nyeri
n obat
4. Control farmakolog
lingkungan i
4. Untuk
yang
membantu
memperberat
mengurang
rasa nyeri
5. Pertimbangka i rasa nyeri
5. Untuk
n jenis dan
memaksim
sumber nyeri
alkan
dalam dalam
pemulihan
pemilihan
strategi nyeri
meredakan
nyeri 6. Untuk
6. Jelaskan
lebih
penyebab,
memahami
periode, dan
mengenai
pemicu nyeri
nyeri
7. Jelaskan
7. Untuk
strategi
mengetahui
meredakan
strategi
nyeri
mengurang
i nyeri
8. Untuk
8. Anjurkan
membantu
menggunakan
mengurang
analgetik
i nyeri
secara tepat 9. Agar klien
9. Ajarkan
mampu
teknik
mengurang
nonfarmakolo
i rasa nyeri
gis untuk
dengan
mengurangi
mandiri
rasa nyeri 10. Untuk
membantu
10. Kolaborasi
mengurang
pemberian
i nyeri
analgetik
yang
dialami
4 Deficit Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk
. nutrisi tindakan status nutrisi mengetahui
keperawatan …. x status
24 jam diharapkan 2. Identifikasi nutrisi
Deficit nutrisi
alergi dan klien
teratasi dengan 2. Untuk
intoleransi
kriteria hasil: mengetahui
makanan
1. Bising usus
alergi dan
normal (5-35x /
intoleransi
3. Identifikasi
menit)
makanan
2. Frekuensi makan kebutuhan
klien
terpenuhi kalori dan
3. Untuk
3. Nafsu makan
jenis nutrien
mengetahui
normal
kebutuhan
4. Lakukan oral
kalori dan
hygiene
jenis
sebelum
nutrient
makan 4. Untuk
membantu
5. Beri makanan meningkatk
tinggi serat an nafsu
untuk makan
mencegah klien
5. Untuk
konstipasi
mencegah
konstipasi
6. Berikan
apabila
makanan
klien
tinggi kalori
kekurangan
dan protein
serat
7. Ajarkan diet 6. Untuk
yang meningkatk
diprogramkan an
pemenuhan
nutrisi
klien
8. Kolaborasi
7. Untuk
dengan ahli
membantu
gizi untuk
patuh diet
menentukan
dalam
jumlah kalori
pemenuhan
dan jenis
nutrisi
nutrient yang 8. Untuk
dibutuhkan membantu
pemenuhan
nutrisi
klien
5 Hypovolemi Setelah dilakukan 1. Periksa tanda 1. Untuk
. a tindakan dan gejala mengetahu
keperawatan …. x hypovolemia i tanda dan
24 jam diharapkan gejala
hypovolemia 2. Monitor hypovolem
teratasi dengan intake dan ia
2. Untuk
kriteria hasil: output cairan
1. Tanda vital mengetahu
dalam batas i
normal 3. Hitung keseimban
2. Membrane
kebutuhan gan cairan
mukosa
cairan tubuh klien
lembab 3. Untuk
3. Turgor kulit
mengetahu
4. Berikan
elastis
i status
asupan cairan
cairan
oral
tubuh
4. Untuk
5. Anjurkan
mencegah
memperbany hypovolem
ak asupan ia berat
5. Untuk
cairan oral
membantu
6. Kolaborasi
memenuhi
pemberian
kebutuhan
cairan IV
cairan
isotonis,
tubuh
hipotonis dan 6. Untuk
koloid membantu
meningkat
kan cairan
tubuh klien
6 Gangguan Setelah 1. Identifikasi 1. Untuk
. mobilitas dilakukan adanya nyeri mengetahui
fisik tindakan atau keluhan penyebab
keperawatan fisik lainnya gangguan
…. x 24 jam mobilitas fisik
diharapkan 2. Monitoring klien
2. Untuk
gangguan kondisi umum
mengetahui
mobilitas fisik selama
kondisi klien
teratasi melakukan
saat
dengan mobilitas
melakukan
kriteria hasil:
3. Fasilitasi
1. Nyeri saat mobilisasi
aktivitas 3. Untuk
bergerak
mobilisasi membantu
(-)
2. Gerakan dengan alat mobilisasi
terbatas bantu klien apabila
(-) tidak dapat
3. Kekuatan
melakukan
otot (+)
mobilisasi
4. Fasilitasi
mandiri
melakukan
4. Untuk
pergerakan
membantu
5. Libatkan pergerakan
keluarga untuk klien
5. Untuk
membantu
mendukung
pasien dalam
dan membantu
meningkatkan
mobilisasi
pergerakan
6. Jelaskan tujuan klien
dan prosedur
6. Untuk
mobilisasi mengetahui
pemahan klien
akan
pentingnya
mobilisasi
untuk
7. Ajarkan
kekuatan otot
mobilisasi
dan kekakuan
sederhana yang
sendi
harus dilakukan
7. Untuk
mencegah
terjadinya
kekakuan
sendi pada
klien apabila
tidak
melakukan
pergerakan
sama sekali
7 Resiko Setelah 1. Monitoring 1. Untuk
. syok dilakukan kardiopulmonal mengetahui
hypovolem tindakan status
ia keperawatan kardiopulmon
2. Monitoring
…. x 24 jam al klien
oksigenasi 2. Untuk
diharapkan
mengetahui
resiko syok
status
hypovolemia
3. Monitoring status
okgesigen
teratasi
cairan
klien
dengan
3. Untuk
kriteria hasil:
4. Monitoring mengetahui
1. Tanda
vital tingkat kesadaran status cairan
normal tubuh klien
2. Saturasi 4. Untuk
oksigen memantau
5. Berikan oksigen
normal tingkat
3. Akral untuk
kesadaran
hangat mempetahankan
yang dialami
4. Tingkat
saturasi oksigen
klien
kesadaran
>94% 5. Untuk
compos 6. Pasang jalur IV
memantau
mentis
tingkat
saturasi dalam
7. Anjurkan batas normal
6. Untuk
melaporkan jika
membantu
menemukan/
asupan cairan
merasakan tandan
dan terapi
dan gejala awal
klien
syok
7. Untuk
8. Anjurkan
mencegah
memperbanyak
terjadinya
asupan cairan oral
syok lebih
berat
9. Kolaborasi
8. Untuk
pemberian IV
membantu
pemenuhan
kebutuhan
cairan tubuh
klien
9. untuk
membantu
pemenuhan
cairan dan
terapi klien
8 Resiko Setelah 1. Monitoring tanda 1. Untuk
perdarahan dilakukan dan gejala memantau
tindakan perdarahan tanda dan
2. Monitoring
keperawatan gejala
hematocrit/hemo
…. x 24 jam perdarahan
globin sebelum 2. Untuk
diharapkan
dan setelah mengetahui
resiko syok
kehilangan darah kadar
teratasi
3. Pertahankan bed
hematocrit/he
dengan
rest selama
moglin klien
kriteria hasil:
perdarahan 3. Untuk
1. Tanda
4. Jelaskan tanda
mencegah
vital
dan gejala
perdarahan
normal
perdarahan
2. Membran lebih berat
5. Anjurkan segera
4. Untuk
e mukosa
melaporkan jika
mengetahui
lembab
terjadi
3. Kulit pemahaman
perdarahan
elastis tanda dan
6. Kolaborasi
4. Perdaraha
gejala
pemberian obat
n (-)
perdarahan
pengontrol
yang klien
perdarahan
alami
5. Untuk
mencegah
perdarahan
yang lebih
berat
6. Untuk
membantu
pencegahan
perdarahan
pada klien
4. IMPLEMENTASI
Setelah intervensi tersusun, selanjutnya diterapkam dalam tindakan
yang nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan. Tindakan harus bersifat
khusus agar semua perawat dapat menjalankan dengan baik, dalam waktu
yang telah ditentukan. Dalam implementasi keperawatan perawat
langsung melaksanakan atau dapat memdelegasikan kepada perawat lain
yang dipercaya.
5. EVALUASI
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan yang dilakukan dengan format SOAP.
Daftar Pustaka
Huda, amin nurarif. 2016. Asuhan keperawatan Praktis. Edisi revisi jilid 1
Jogjakarta : Mediaction
Huda, amin nurarif. Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi revisi jilid 1.
Jogjakarta : Mediaction
Tim Pogja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis keperawatan Indonesia. Jakarta
: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pogja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pogja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Moorhead, Sue, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi ke-5.
Singapore: Elservier
Bulechek, Gloria M, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi
Ke-6. Singapore : Elservier