Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan:
Latar belakang tentang perkembangan lingkungan strategis nasional dan
global, perlu diantisipasi oleh Kepolisian. Hal ini juga berlaku bagi
perkembangan dalam setiap aspek kehidupan yang terus terjadi, saling kait
mengkait, saling mempengaruhi dan meluas melewati sekat-sekat budaya
dan Negara. Bagi Kepolisian perkembangan situasi global tidak hanya
membawa dampak positif, tetapi sekaligus juga dampak negative terhadap
keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), tentu dengan jenis dan
sifat ancamannya yang khas. Perkembangan teknologi elektronika (misalnya
teknologi internet dan komputerisasi) akan memunculkan kejahatan
perbankkan dengan menggunakan teknologi elektronika. Demikian pun
untuk banyak aspek, misalnya ekonomi, perdagangan, industri dan
sebagainya. Saling keterpengaruhan dan akhirnya saling ketergantungan
yang terjadi di hampir diseluruh aspek kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, akhirnya akan menuju pula pada pencarian standar nilai yang
bisa diterima dalam pergaulan masyarakat Internasional. Bahkan standart
internasional menjadi faktor persaingan internasional dan regional yang
semakin penting.
Mengingat bahwa satpam berasal dari dua sumber, yaitu satpam organik
perusahan (in house security) dan satpam yang berasal dari badan usaha di
bidang jasa pengamanan (out source), maka hal ini akan membawa implikasi
yang berbeda pula dalam sifat hubungan kerja dengan manajemen
perusahan. Satpam organik perusahaan sifat hubungannya adalah hubungan
tenaga kerja industrial yang terikat oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan
(UU No. 13 Tahun 2003), sedangkan hubungan satpam out source dengan
perusahaan user bersifat kontraktual atau perjanjian, yaitu perjanjian
kerjasama antara perusahaan user dengan BUJP sumber satpam out source.
Meskipun berbeda sumber asalnya, namun setiap satpam harus memiliki
kompetensi sebagaimana dikehendaki oleh Peraturan Kapolri Nomor 18
Tahun 2006 tentang Pelatihan dan Kurikulum Satuan Pengamanan. Dalam
pelaksanaan tugasnya, seorang satpam juga harus senantiasa mematuhi
Kode Etik Satpam dan Prinsip Penuntun Satpam. Hal-hal tersebut harus
menjadi “sikap dan perilaku yang menjiwa” (security mindedness) bagi
seorang satpam. Kepolisian ikut bertanggung jawab dalam rangka
meningkatkan dan memelihara kualitas satpam agar memenuhi standar
internasional, oleh karena itu maka terhadap sumber-sumber satpam, yaitu
in house/ menejer dan BUJP, Kepolisian menjalin hubungan kerja yang
bersifat pembinaan, supervise dan koordinasi, khususnya dalam
pembentukan satpam dan pelatihan-pelatihan terstruktur lainnya guna
keperluan sertifikasi. Untuk memelihara kualitas dan kompetensi satpam,
maka setiap manajer satpam atau BUJP wajib menyelenggarakan program-
program penyegaran secara terjadwal secara mandiri atau meminta bantuan
pembinaan dari Kepolisian.
Skema di bawah ini menunjukkan pola hubungan antara Polri, satpam, user
satpam, BUJP, Badan audit, dan asosiasi-asosiasi pengelola jasa satpam,
kaitannya dengan peningkatan kualitas satpam.
V. Implementasi
1. pengamanan
2. penegakan aturan
3. pemeriksaan, dan
Ukuran lain bagi pelanggan/ user dalam menentukan mitra kerja BUJP
adalah; Pertama, apakah BUJP tersebut telah melalui audit rekomendasi dan
memiliki ijin operasional dari Kepolisian. Kedua, apakah terhadap BUJP
tersebut telah dilakukan audit SMP (sistem menejemen pengamanan) oleh
badan audit yang resmi ditunjuk oleh kepolisian (misalnya sucopindo).
Ketiga, apakah BUJP tersebut telah memenuhi standar internasional
menejemen pengamanan (misalnya mendapatkan ISO). Jadi kinerja satpam
dan BUJP tertentu adalah sebuah citra, yang pada saatnya dijadikan
pertimbangan untuk bekerjasama.
Pelaksanaan audit pada pokoknya dimaksudkan untuk melakukan
pencocokan dipenuhinya semua ketentuan regulasi tentang standart security
management system dengan fakta-fakta dilapangan yang mampu di
tunjukkan oleh BUJP. Dengan dilakukan audit berarti obyek akan
mendapatkan kriteria atau nilai, dan dari nilai inilah buyers atau pelanggaan
akan mampu memprediksi resiko. Hal yang sama, (yaitu audit rekomendasi
dan audit SMP) tidak dapat diberlakukan secara utuh terhadap satpam dan
menejemen pengamanan yang dirancang oleh manajemen atau menejer in
house. Namun terhadap manajemen in house dapat pula dilakukan auditing
SMP oleh Kepolisian (atau melalui badan audit publik yang ditunjuk oleh
kepolisian) sepanjang manajemen in house bersungguh-sungguh untuk
memenuhi standar internasional pengamanan, yang artinya bahwa
berpeluang pula untuk mendapat ISO.
Penutup