You are on page 1of 14

Asuhan Kebidanan Komunitas

ANTENATAL CARE

Dosen Pembimbing : Kharisma K, M.Keb

Nama kelompok 4:

1. Dela Alhady Afisha (01)


2. Fitria Nur Alifah (02)
3. Elsa Alfince (03)
4. Finena Khasnah sari (04)
5. Dedek Sridewi (05)
6. Nabila Ramadhani (06)
7. Eny Sujiastutik (07)
8. Arini Faradila (08)
9. Dwie Noer S (09)

Poltekkes Kemenkes Surabaya Prodi D III Kebidanan Bangkalan

Jalan Soekarno-Hatta No. 32, Bangkalan

Tahun 2016
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang
mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk
mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit
komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya
kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan
yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care
diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya
disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk
itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan
tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan
neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memeberikan pelayanan sesuai
dengan standart yang diterapkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari ANC (Ante Natal Care)?
2. Apakah tujuan dari ANC?
3. Bagaimana Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)?
4. Bagaimana Penatalaksanaan Ante Natal Care (ANC)?
5. Faktor-Faktor Apa Sajakah Yang Mempengaruhi Ante Natal Care (ANC)?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ANC (Ante Natal Care)
2. Untuk Mengetahui Tujuan ANC
3. Untuk Mengetahui Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)
4. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Ante Natal Care (ANC)
5. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ante Natal Care (ANC)
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASUHAN ANTENATAL

Pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin
yang dilakukan secara berkala. Tiap hasil pemeriksaan di ikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan. Pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim .

B. TUJUAN ASUHAN ANTENATAL


1. Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang sesuai dengan
kebutuhan, sehingga kehamilan dapat berjalan secara normal dan bayi dapat lahir
dengan sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan
perkembangan bayi
b. Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin
c. Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan
d. Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi
e. Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI Ekslusif

C. STANDAR PELAYANAN ANTENATAL DI KOMUNITAS


Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan bagian dari ruang
lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 – standar 8. Standar tersebut meliputi :

1. Standar 3 : identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat


secara berkala untuk penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya
agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara dini dan secara
teratur.
Hasil yang diharapkan adalah :

1) Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.


2) Ibu, suami, anggota masyarakat meyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara
dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil.
3) Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16
minggu.
2. Standar 4 : pemeriksaan dan pematauan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan


meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan
risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV;
memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas
terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus dapat mencatat data
yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

Hasil yang diharapkan adalah :

1) Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4x selama kehamilan.


2) Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
3) Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
4) Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan
dan tahu apa yang harus dilakukan.
5) Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.

3. Standar 5 : palpasi abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan


palpasi untuk meperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah, msuknya kepala ke dalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

Hasil yang diharapkan adalah :

1. Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.


2. Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
3. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya sesuai
dengan kebutuhan.

4. Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan/atau


rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Hasil yang diharapkan adalah :

1) Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.


2) Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.
3) Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR

5. Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilandan
mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknya.

Hasil yang diharapkan adalah :

1) Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang memadai dan tepat
waktu.
2) Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklamsia.

6. Standar 8 : persiapan persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/keluarganya


pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.
Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk
hal ini.

Hasil yang diharapkan adalah :


1) Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang
bersih dan aman.
2) Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan pertolongan
bidan terampil.
3) Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika perlu.
4) Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.

D. STANDAR MINIMAL ASUHAN ANTENATAL 7T

1. Timbang berat badan


Timbang Berat Badan, Ukur Tekanan Darah, dan Tinggi Fundus Uteri. Salah
satu indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin adalah dengan mengukur
berat badan, tekanan darah,dan tinggi fundus uteri ibu setiap kali kunjungan.
Kunjungan dilakukan :

a. Sampai 28 minggu: 4 minggu sekali


b. 28-36 minggu : 2 minggu sekali
c. Diatas 36 minggu: satu minggu sekali

2. Ukur tekanan darah


Mengukur tekanan darah untuk deteksi dini seperti adanya preeklamsi dan eklamsi

3. Ukur tinggi fundus uteri


Untuk memantau perkembangan janin

4. Imunisasi TT
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka
kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh tetanus TT1 diberikan saat ANC
pertama, dilanjutkan TT 2 setelah 4 minggu dari TT1 Diharapkan bayi yang
dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum ( 3 tahun ) Dengan pemberian
imunisasi TT diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus
neonatorum dalam kurun waktu 3 tahun.
Dalam memberikan imunisasi TT, harus dikaji tentang status imunisasi TT ibu
yaitu :

a. Usia/tahun kelahiran WUS (mencari riwayat imunisasi bayi)


b. Umur dibawah 20 tahun (lahir setelah 1987)
Seorang WUS muda sebagian besar diperkirakan telah mendapat imunisasi lengkap
pada waktu bayi dan sekolah, sehingga sudah memiliki status TT lengkap 5 dosis.
c. Umur antara 20-30 tahun (lahir antara 1987-1997)
Tanyakan imunisasi yang pernah diterima pada saat bayi, anak sekolah, calon
pengantin, dan kehamilan sebelumnya. Bila tidak mempunyai catatan/kartu imunisasi
saat bayi maka abaikan pertanyaan imunisasi saat bayi.
d. Umur diatas 30 tahun (lahir diatas 1997) pasti tidak mendapat imunisasi BIAS.

Imunisasi Anak Sekolah


1) Apakah lulus kelas 6 SD ? (bila ya, pertanyaan selanjutnya, bila tidak langsung ke
pertanyaan 3)
2) Berapa kali? Dengan interval berapa bulan?
Imunisasi calon pengantin
3) Apakah saat calon pengantin mendapat suntikan imunisasi di lengan? (bila ya, ke
pertanyaan selanjutnya, bila tidak langsung ke pertanyaan 4)
4) Berapa kali? Dengan interval berapa bulan?
Imunisasi masa kehamilan
5) Apakah sudah pernah hamil sebelumnya? (bila ya, ke pertanyaan selanjutnya, bila
tidak langsung ke pertanyaan 5)
6) Pada kehamilan sebelumnya apakah mendapat imunisasi TT? Berapa kali? (bila ya, ke
pertanyaan selanjutnya, bila tidak langsung ke pertanyaan 5)
7) Berapa jarak (interval) dari imunisasi TT yang didapat saat catin dengan imunisasi
saat hamil?
Imunisasi kegiatan akselerasi MNTE
8) Apakah pernah mendapat suntikan imunisasi di lengan selain pada saat calon
pengantin, dan masa kehamilan? Berapa kali? Kapan?

5. Tablet Besi
Diberikan untuk mencegah anemia dalam kehamilan. Setiap tablet mengandung
FeSO4 320mg (zat besi 60mg) dan asam folat 500µg. Pemberian dimulai dengan dosis
satu tablet sehari pada saat ibu tidak merasa mual, dan pemberian selama kehamilan
minimal sebanyak 90 tablet.
6. Tes terhadap PMS
Ibu hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS. Melakukan
pemeriksaan konfirmatif dengan tujuan untuk mengetahui etiologi yang pasti tentang ada
atau tidaknya penyakit menular seksual yang diderita ibu hamil, sangat penting karena
PMS dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas baik kepada ibu maupun bayi yang
dikandung/dilahirkan. Upaya diagnosis yang dilakukan adalah dengan melakukan
diagnosis pendekatan gejala, memberikan terapi sesuai dengan gejala yang muncul, dan
memberikan konseling untuk rujukan.

7. Temu Wicara Dalam Rangka Proses Rujukan


Ditujukan untuk ibu hamil dengan msalah kesehatan atau komplikasi yang
memerlukan rujukan., yang dimaksudkan untuk memberikan konsuultasi atau melakukan
kerja sama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan adalah :

a. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan yang tepat
untuk konsultasi.
b. Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil beserta surat rujukan.
c. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan.
d. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.
e. Memberikan layanan atau asuhan antenatal.
f. Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan di rumah.
g. Menyepakati di antara pengambil keputusan dalam keluarga tentang rencana
kelahiran.
h. Persiapan atau pengaturan transpportasi dan biaya untuk ke tempat persalinan.
E. STANDAR ALAT ANTENATAL
Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi perlatan steril dan tidak steril,
bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan obat-obatan.

F. MANAJEMEN ASUHAN ANTENATAL

Manajemen asuhan antenatal di komunitas merupakan langkah-langkah alamiah


sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujun untuk mempersiapkan kehamilan dan
persalinan yang sehat berdasarkan standar yang berlaku. Dalam manajemen asuahan
antenatal di komunitas, bidan harus melakukan kerja sama dengan ibu, keluarga, dan
masyarakat megenai persiapan recana kelahiran, penolong persalinan, tempat bersalinan,
tabung untuk bersalinan, dan mempersiapkan recana apabila terjadi komplikasi.

Tidak menutup kemungkinan di dalam masyarakat, bidan akan menemui ibu


hamil yang tidak melakukan pemeriksaan selama kehamilan atau antenatal care (ANC)
diantaranya adalah ibu sakit, tidak ada transportasi, tidak ada yang menjaga anak yang
lain, kurangnya motivasi, dan takut atau tidak mau ke pelayanan kesehatan. Upaya yang
harus dilakukan bidan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan:

1. Melakukan kunjungan rumah;


2. Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan pemeriksaan;
3. Apabila ada masalah, coba untuk membuat ibu dalam mencari pemencahannya;
4. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.

1. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :

1. Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke -14


2. Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara trimester ke-14 sampai minggu ke -
28
3. Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai minggu ke-36
dan setelah minggu ke-36
2. Kunjungan ideal selama kehamilan:
1. Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1 bulan
2. Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan
3. Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan
4. Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9 bulan
5. Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan

3. Pelaksanaan Asuhan Antenatal di Rumah


Bidan dapat melakukan beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan antenatal di rumah.

1. Bidan harus mempunyai data ibu hamil diwilayah kerjanya


2. Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan
dengan teratur
3. Bidan harus melakukan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak merasakan
kehamilannya
4. Sebelum melakukan suhan dirumah, lakukan kontrak tentang waktu, tanggal, hari, dan
jam yang disepakati bersama ibu hamil agar tidak mengganggu aktifitas ibu serta
keluarga
5. Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan sesuai dengan standar,
kemudian identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai rencana melahirkan
dirumah

4. Pemilihan Tempat Persalinan


Pemilihan tempat persalinan dimasyarakat dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan
kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini, pengalaman melahirkan sebelumnya,
serta ketersediaan tempat tidur, kondisi rumah, sehingga dapat memilih tempat persalinan
hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan dilakukan pada ibu sendiri
atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter
2. Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan percaya terhadap
orang yang menolong
Tempat persalinan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari adanya
rujukan secara estafet. Bidan harus melakukan skrining antenatal pada semua ibu hamil
atau penapisan dini pada ibu hamil yang berpotensi mempunyai masalah atau faktor
resiko. Skrining antenatal dilakukan dengan menggunakan prinsip 4T yaitu Temu muka,
Temu wicara, Temu faktor resiko, dan Temu keluarga.

Langkah-langkah dalam pelaksanaan managemen asuhan antenatal di komunitas adalah


sebagai berikut:

a. Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah
mungkin dan membuatnya merasa nyaman
b. Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip mendengarkan
efektif
c. Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan kebidanan
d. Melakukan peeriksaan seperlunya
e. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (misalnya albumin, Hb)
f. Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan
darurat
g. Memberikan konseling sesuai kebutuhan
h. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman dirumah.
i. Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada tanda-tanda
seperti perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari biasanya, gangguan penglihatan,
pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri abdomen, janin tidak bergerak seperti
biasanya
j. Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai saat usia kehamilan 20 minggu
k. Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc
l. Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
m. Mendokumentasikan hasil kunjungan.
BAB III

KESIMPULAN

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan unruk


ibu selama masa kehamilannya. Dilaksanakan sesuai dengan standar pelaynan antenatal care
yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan

Pelayanan antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar


pelaynan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku standart pelyanan kebidanan.
Pelyanan antenatal sesuai standar meliputi anmnesis, pemeriksaan fisik ( umum dan kebidnan
), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus . dalam
penerapannya terdiri atas timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah,
ukur tinggi fundus uteri, skriing, status imunisasi tetanus dan berikan tetanus toksoit bila
diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (
rutin dan khusus ) tata laksanakan kasus, temu wicara ( konseling )
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Ayu Rai. 2008. Skrining TT WUS Eliminasi Tetanus Maternal – Neonatal. Bali:
Dinas Kesehatan Provinsi.
Henderson, Christine dan Kathleen Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Kusmiyati, Yeni dkk. . Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Syahlan, J.H. 1996. Kebidanan komunitas. Yayasan bina sumber kesehatan
Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta:
Salemba Medika.

You might also like