Professional Documents
Culture Documents
MOTIVASI BELAJAR
OLEH :
MADE YUDANA
A221 13 015
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
peserta didik atau pembaca. Makalah ini juga menjadi bahan ajar bagi guru dan
peserta didik dan untuk menggali ilmu secara mandiri, mencari untuk menemukan
aspirasi, motivasi dan dapat berkarya sehingga bermamfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PEMBAHASAN
2.1 Motivasi dan Pentingnya Motivasi
1. Pengertian motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata bahasa Latin movere yang berarti
”menggerakan”. Berdasarkan pengertian ini makna motivasi menjadi berkembang.
Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan
ketahanan (persistence pada tingkah laku tersebut.
Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai ”tujuan yang ingin dicapai melalui
perilaku tertentu”(Cropley, 1985 ). Dalam konsep ini, siswa akan berusaha
mencapai suatu tujuan karena dirangsang oleh manfaat atau keuntungan yang
akan diperoleh. Motivasi siswa tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah
patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang berbagai kesulitan. Motivasi
juga ditunjukan melalui intensitas untuk kerja dalam melakukan suatu tugas.
Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak
peristiwa. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Pada
peristiwa pertama, motivasi siswa yang rendah menjadi lebih baik setelah siswa
memperoleh informasi yang benar. Pada kedua peristiwa tersebut, peranan guru
mempertinggi motivasi belajar siswa sangat berarti. Pada peristiwa ketiga,
motivasi diri siswa tergolong tinggi. Sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan
seperti:
Dari segi tujuan, maka tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Jika
tujuan trercapai maka kebutuhan terpenuhi untuk “sementara”. Jika kebuthan
trepenuhi, maka orang menjadi puas, dan dorongan mental untuk berbuat “terhenti
sementara”.
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya
motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1. Jenis Motivasi
2. Sifat Motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri, yang terkenal
sebagai motivasi internal, dan dari luar seseorang yang dikenal sebagai motivasi
eksternal.
Di samping itu, juga bisa membedakan motivasi instrinsik dan karena
orang tersebut senang melakukannya. Sebagai ilustrasi, seorang siswa membaca
sebuah buku, karena ia ingin mengetahu kisah tokoh, bukan karena tugas sekolah.
Motivasi memang mendorong terus, dan memberi energi pada tingkah laku.
Setelah siswa tersebut menamatkan sebuah buku, maka ia mencari buku lain,
dalam hal ini, motivasi instrinsik tersebut telah mengarah pada timbulnya
motivasi berprestasi. Menurut Monks motivasi berprestasi telah muncul pada saat
anak berusia balita. Hal ini berarti motivasi instrinsik perlu diperhatikan, sebab
disiplin diri merupakan kunci keberhasilan belajar. (Monks, Knoers, Siti Rahayu,
1989; 161-164).
Pada tempatnya diketahui bahwa para ahli ilmu jiwa memberi tekanan
yang berbeda-beda pada motivasi. Akibatnya saran tentang pembelajaran juga
berbeda-beda. McDougall dan Freud menekankan pentingnya motivasi instrinsik.
Skinner dan Bandura menekankan pentingnya motivasi ekstrinsik. Maslow dan
Rogers menunjukkan bahwa kedua motivasi tersebut sama pentingnya.
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan
belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dan lain
sebagainya. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan
bergiat, bahkan dikemudian hari cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita
dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai
kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.
b) Kemampuan siswa
Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar memberi
kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar
Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada
perilaku belajar; pada tingkat ini guru memberlakukan upaya “belajar merupakan
aktualisasi diri siswa”
Guru merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa ia
dapat mengatasi segala hambatan
c) Optomalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa
Guru adalah “penggerak” perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak, maka
guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Sebagai
fasilitator belajar, guru diharapkan memantau tingkat kesukaran pengalaman
belajar, dan segera membantu mengatasi kesukaran belajar. “bantuan mengatasi
kesukaran belajar” perlu diberikan sebelum siswa putus asa. Guru wajib
menggunakan pengalaman belajar dan kemapuan siswa dalam mengelola siswa
belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat
dilakukan sebagai berikut:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Mc. Clelland, Atkinson, Clark & Lowell. (1953). The Achievment Motive. New
York: Halsted Press.
Nisriyana, Ela. (2007). Hubungan interaksi sosial dalam kelompok Teman sebaya
dengan motivasi belajar siswa. Semarang