You are on page 1of 3

Program Rabies

No. Dokumen

No. Revisi

Tanggal
Kerangka Acuan Kerja ( KAK )
Program Rabies

A.Pendahuluan
Rabies yang disebut juga penyakit anjing gila yang merupakan suatu penyakit infeksi akut
pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik yaitu
penyakit dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui gigitaan hewan penular Rabies.
Penyakit ini telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan merupakan penyakit yang
menakutkan bagi manusia karena penyakit ini selalu diakhiri dengan kematian. Penyakit ini
menyebabkan penderita tersiksa oleh rasa haus namun sekaligus merasa takut terhadap air.
Rabies bersifat fatal baik pada hewan maupun manusia, hampir seluruh pasien yang
menunjukkan gejala-gejala klinis Rabies akan diakhiri dengan kematian.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif dalam menyembuhkan Rabies, namun
penyakit ini dapat dicegah melalui penanganan kasus paparan Hewan Penular Rabies ( HPR )
sedini mungkin.
B. Latar Belakang
Di Indonesia penyakit ini telah lama dikenal, pertama dilaporkan pada tahun 1884 oleh
Schrool pada seekor kuda, tahun 1889 W.J. Esser menemukan pada seekor kerbau, tahun 1890
Pennwig melaporkan pada anjing dan pada manusia oleh E.V.De Haan tahun 1894, semua itu
terjadi di Jawa Barat.
Sebelum tahun 1998 Rabies tersebar di 17 Provinsi, dengan masuknya Rabies di pulau Flores
Nusa Tenggara Timur maka daerah tertular Rabies bertambah menjadi 18 Provinsi.
Upaya penanggulangan Rabies di Indonesia telah didukung dengan perundang-undangan,
antara lain Undang Undang no. 6 tahun 1967 tentang ketentuan pokok peternakan dan keshatan
hewan.
Berdasarkan data Kemenkes dalam lima tahun terakhir ( 2009 – 2013 ) jumlah rata-rata
kasus gigitan hewan penular Rabies pertahun adalah 79.299 kasus dan rata-rata sebanyak 66.744
kasus mendapatkan vaksin anti Rabies ( VAR ).
C.Tujuan
Tujuan Umum :
Menurunkan Angka kesakitan yang disebabkan oleh gigitan hewan.
Tujuan khusus :
 Menangani kasus gigitan hewan.
 Melakukan perawatan luka.
 Memberikan Vaksin Anti Rabies ( VAR )
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan pokok :
Penatalaksanaan kasus gigitan Hewan Penular Rabies ( HPR )
2. Rincian kegiatan :
 Menangani kasus gigitan hewan
 Melakukan perawatan luka
 Memberikan Vaksin Anti Rabies ( VAR )
 Pencatatan dan pelaporan

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


NO Kegiatan Pokok Sasaran Rincian Kegiatan Sasaran Cara melakukan
Umum Kegiatan
1 Penatalaksanaan Semua gigitan - Menangani kasus - Masyarakat - Mencuci luka
kasus gigitan penular Rabies gigitan hewan gigitan dengan
Hewan Penular air mengalir dan
Rabies ( HPR ) sabun selama 10
menit
- Melakukan - Pasie - Sesuai SOP
perawatan luka n
- Memberikan - Kolaborasi
Vaksin Anti - Pasie dengan Rumah
Rabies ( VAR ) n Sakit, Pasien di
Rujuk

Sasaran
1. Masyarakat
2. Pasien
F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

NO Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Menangani kasus gigitan hewan X X X X X X X X X X X X
2 Melakukan perawatan luka X X X X X X X X X X X X
3 Memberikan Vaksin Anti Rabies X X X X X X X X X X X X

G. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dilaksanakan pada saat proses kegiatan sedang berjalan untuk melihat
kekurangan yang ada agar segera dapat diatasi.
Pelaporan dilakukan setelah selesai melakukan kegiatan.

H. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


- Pencatatan kegiatan dilaksanakan oleh pemegang program dalam buku register.
- Pelaporan kegiatan dubuat oleh pemegang program dan diserahkan kepada kepala
Puskesmas awal bulan , terus dikirim ke Dinas Kesehatan kota Denpasar.
- Evaluasi kegiatan dilaksanakan berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan.

You might also like