You are on page 1of 18

PENINGKATAN COPING KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN GANGGUAN JIWA

MELALUI TERAPI SPIRITUAL DIRECTION, OBEDIENCE, DAN ACCEPTANCE (DOA)


(The Improvement of Family Coping in Taking Care of Patient Mental Disorder with Spiritual
Therapy; Direction, Obedience and Acceptance (DOA))

Ah. Yusuf*, Suhartono Taat Putra**, Yusti Probowati***


* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya,
E-mail: yusuf_fkp_unair@yahoo.co.id
** Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
*** Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

ABSTRACT
Introduction: Mental disorder remains a stigma in society, even until now. A family who have a
member with mental disorder, will experience continues objective and subjective burden, experience
serious stress for a lifetime, which may cause ineffective coping. Method: Design used in this study
was experimental (pre post test control group design). The population was every family of patient with
mental disorder in Menur Mental Hospital along the year of 2010, has been taking care there twice,
in minimum, lived in Surabaya. The samples were chosen by allocation simple random. Samples were
13 persons in each treatment and control group. The intervention was given in 60–120 minute in 8
times meeting with average interval about 1 week. Data analysis was done using paired t-test and
independent t-test. Result: Results in this study showed that there was significant change in total of
family coping (p = 0.040), maintaining family integration, cooperation and an optimistic definition
of the stuation (p = 0.009), maintaining social support, self esteem, and psychological stability
(p = 0.230), understanding the medical situations through communication with other parents and
concultation with medical staff (p = 0.025). Discussion: The provision of family therapy with spiritual
approach (DOA) can increase family coping in taking care of patient with mental disorder.

Keywords: family coping, spiritualtherapy DOA, mental disorder

PENDAHULUAN menyebabkan stres keluarga tinggi, koping


Gangguan jiwa adalah suatu keadaan keluarga tidak efektif, dan menimbulkan
kegagalan keluarga dalam merawat pasien
di mana seseorang mengalami kehilangan
gangguan jiwa di rumah (Hamid, 2009; Keliat,
kemampuan untuk mengadakan relasi dan
2006; McCubbin, 1991).
limitasi dalam hubungannya dengan orang
Seseorang yang mengalami stres berat
lain, waktu, tempat, dan lingkungan (Maramis,
akan mencari kenyamanan dan kekuatan dari
1998). Pasien tidak mampu menjalin hubungan,
Tuhan. Proses pemilihan pendekatan spiritual
membatasi hubungan dengan dirinya sendiri,
terdiri atas tiga tahapan yaitu mengidentifikasi
orang lain dan lingkungan. Pasien menjadi
faktor yang berkontribusi terhadap stresor,
berperilaku menarik diri, agresif, mencederai
mengeksplorasi sumber dan strategi spiritual,
orang lain atau merusak lingkungan. Keluarga
serta hidup dengan pilihannya (Ahmadi,
dengan salah satu anggota keluarga mengalami
2006; Chiu, 2005). Inti dari semua nilai
gangguan jiwa dapat menimbulkan konflik
spiritualitas manusia adalah doa, karena doa
yang tinggi, menjadi beban obyektif dan
mengandung komponen direction, obedience,
subyektif, saling menyalahkan, keterlibatan
dan acceptance (Hartanto, 2010; Sentanu,
dalam permusuhan antar anggota keluarga
2010; Putra, 2011), tetapi sejauh ini model
(Pharoah, 2010; Fitryasari, 2009).Berbagai
spiritual yang paling tepat sesuai karakteristik
dampak negatif yang dihadapi keluarga

196
Peningkatan Coping Keluarga (Ah. Yusuf, dkk)

masyarakat Indonesia untuk mengubah koping yang telah diperoleh dari pengobatan yang
keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa dilakukan. Dengan demikian, keyakinan
di rumah belum ditemukan. dan kepercayaan menjadi lebih kuat,
Keliat (1996) mengidentifikasi faktor persepsi keluarga lebih positif, pola interaksi
penyebab kekambuhan adalah pengetahuan, dalam keluarga berkembang lebih baik dan
sikap, dan tindakan keluarga dalam terbentuklah dukungan keluarga terhadap
merawat pasien gangguan jiwa. Keluarga salah satu anggota keluarga yang mengalami
perlu mempunyai sikap menerima pasien, gangguan jiwa, sehingga koping keluarga
memberikan respons positif, menghargai pasien menjadi lebih efektif, keluarga dapat menerima
sebagai anggota keluarga dan menumbuhkan keadaan salah satu anggota keluarga yang
sikap tanggung jawab kepada pasien, sehingga mengalami gangguan jiwa dengan apa adanya,
keseimbangan hidup dalam keluarga dapat dan memperlakukan pasien dengan lebih
terjadi (Hamid, 2009; Mohr, 2006; Keliat, baik.
1996). Berbagai intervensi keluarga telah
dikembangkan sejak tahun 1945. Bowen
mengembangkan model psikodinamik, Virinia BAHAN DAN METODE
Satir dengan eksperiensial, Jacobson dengan Penelitian ini dirancang dengan
model kognitif behavior, Jay Haley dengan penelitian eksperimental ( pre-post test
strategic dinamic model (Pharoah, 2010; Mohr, control group design) dengan tujuan untuk
2006; Gladding, 2002), tetapi hasilnya belum membuktikan pengaruh pemberian terapi
memuaskan. Dossey (2005) mengembangkan keluarga dengan pendekatan spiritual
paradigma holistik dalam keperawatan, bahwa direction, obedience, acceptance (DOA)
body-mind-spirit adalah sesuatu yang saling terhadap peningkatan koping keluarga dalam
ketergantungan, saling memperkuat satu sama merawat pasien gangguan jiwa.
lain, keberadaannya sangat diperlukan dalam Populasi dalam penelitian ini adalah
proses penyembuhan (healing). Paradigma seluruh keluarga pasien yang salah satu
ini memberikan sugesti secara alamiah anggota keluarganya dirawat di Rumah
bahwa proses penyembuhan merupakan Sakit Jiwa Menur Surabaya pada tahun 2010.
proses spiritual yang mencerminkan totalitas Kriteria: alamat di Surabaya, tinggal serumah
manusia. Totalitas spiritual manusia tampak dengan pasien, memberikan asuhan langsung
pada domain spiritual, berupa; mistery, kepada pasien (care giver), pasien telah
love, suffering, hope, forgiveness, peace and didiagnosis gangguan jiwa minimal 1 tahun,
peacemaking, grace, and prayer (Hamid, pernah dirawat di rumah sakit jiwa minimal
2009; Tanyi, 2006; Chiu, 2005; Dossey, 2005; 2 kali.
Sullivan, 2004; Bown, 1993). Besar sampel ditentukan dengan rumus
Koping adalah cara individu dalam hypothesis testing for two population means
menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri (two-side test) dari sample size determination
dengan keinginan, dan merupakan respons in health studies WHO software. Hasil
terhadap situasi yang mengancam. Keluarga penelitian sebelumnya tentang pola koping
dengan salah satu anggota keluarga mengalami Ibu yang salah satu anggota keluarganya
gangguan jiwa, akan merasakan beban objektif menderita Cerebral Palsy (McCubbin, 1991)
dan subjektif secara terus-menerus, menjadi diperoleh nilai = 8.0, = 13.7, = 24,0. Jika
stressor yang berat bagi keluarga, sehingga dalam penelitian ini menggunakan α = 5% dan
koping tidak efektif. Koping keluarga dalam β = 10%, maka setelah dimasukkan software
penelitian dibentuk dengan memperbaiki diperoleh besar sampel 13. Dengan demikian,
model keyakinan dalam kesehatan, melalui besar sampel dalam penelitian ini adalah 13
perbaikan persepsi keluarga tentang tanda orang, untuk setiap kelompok.
dan gejala gangguan jiwa, tingkat keparahan, Variabel independen dalam penelitian
kemungkinan bisa disembuhkan, dan hasil ini adalah terapi keluarga dengan pendekatan
spiritual direction, obedience, dan acceptance

197
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 196–202

(DOA). Variabel dependen dalam penelitian mengembangkan pola interaksi antar anggota
ini adalah koping keluarga dalam merawat keluarga dan memberikan dukungan keluarga
pasien gangguan jiwa, meliputi kemampuan dengan baik. Fase acceptance dilakukan untuk
memelihara integritas keluarga, kerja sama, mengembangkan sikap bisa menerima apapun
dan memandang situasi dengan positif, yang terjadi akibat gangguan jiwa dengan
kemampuan memeliharan dukungan sosial, pendekatan nilai spiritual agama Islam (sabar,
harga diri, dan stabilitas psikologis, serta ikhlas, syukur), sehingga keluarga dapat
kemampuan memahami situasi medis, mengambil hikmah atas segala kejadian yang
komunikasi dengan orang lain, dan konsultasi dialami keluarga. Untuk kegiatan ini diberikan
dengan petugas kesehatan (McCubbin, 1991). beberapa motivasi melalui penerapan nilai
Pengumpulan data diawali dengan spritual agama Islam dan buku modul
mengajukan ijin peneltian kepada Direktur penelitian.
Rumah Sakit Jiwa Menu r Su rabaya. Intervensi keperawatan ini dilakukan
Intervensi keperawatan dilakukan di rumah selama dua bulan, kemudian diukur kembali
keluarga pasien, dengan memberikan terapi koping keluarga dalam merawat pasien
keluarga dengan pendekatan spiritual DOA, gangguan jiwa setelah mendapat intervensi
terdiri dari fase direction, obedience, dan keperawatan dengan pos test. Pengumpulan
acceptance sesuai panduan dalam satuan acara data keseluruhan dilaksanakan selama 8
kegiatan (SAK) yang telah direncanakan. kali pertemuan. Pertemuan pertama untuk
Fase, direction untuk mengembangkan menjelaskan maksud, tujuan penelitian,
kepercayaan kesehatan (health belief ) keluarga dan pre test, minggu ke 2 dan 3 untuk fase
terhadap gangguan jiwa, obedience untuk direction, minggu 4 dan 5 fase obedience,
mengembangkan keyakinan keluarga bahwa minggu 6 dan 7 fase acceptance, minggu 8
pasien dapat dilatih hidup lebih mandiri untuk terminasi dan post test.
sesuai kemampuan, sehingga keluarga dapat

HASIL
Tabel 1. Hasil pengaruh terapi keluarga degan pendekatan spiritual DOA terhadap koping keluarga
dalam merawat pasien skizofrenia
Independent
No. Variabel Uji Perlakuan Kontrol
t-test
1 Memelihara integritas Pre test (x ± SD) (x ± SD) t = 1,076
keluarga, kerja sama, 60,53 ± 7,25 57,38 ± 7,68 p = 0,293
dan memandang situasi Post test (x ± SD) (x ± SD) t = 2,842
dengan positif 63,69 ± 5,25 57,00 ± 6,67 p = 0,009
Paired t test t = -2,473 t = 0,672
p = 0,029 p = 0,515
2 Memelihara dukungan Pre test (x ± SD) (x ± SD) t = 0,479
sosial, harga diri, dan 52,76 ± 13,27 50,30 ± 12,93 p = 0,636
stabilitas psikologis Post test (x ± SD) (x ± SD) t = 1,215
56,00 ± 9,82 50,69 ± 12,30 p = 0,230
Paired t test t = -1,819 t = -0,672
p = 0,094 p = 0,514
∆ pre post 3,24 0,39 p = 0,140
3 Memahami situasi medis, Pre test (x ± SD) (x ± SD) t = 0,353
komunikasi dengan orang 23,84 ± 6,86 23,00 ± 5,24 p = 0,727
lain, konsultasi dengan Post test (x ± SD) (x ± SD) t = 2,391
petugas kesehatan 27,07 ± 4,60 22,84 ± 4,41 p = 0,025
Paired t test t = -3,228 t = 0,257
p = 0,007 p = 0,801

198
Peningkatan Coping Keluarga (Ah. Yusuf, dkk)

Lanjutan Tabel 1.
Independent
No. Variabel Uji Perlakuan Kontrol
t-test
4 Koping Total Pre test (x ± SD) (x ± SD) t = 0,705
137,15 ± 24,65 130,69 ± 22,03 p = 0,488
Post test (x ± SD) (x ± SD) t = 2,167
146,92 ± 17,69 130,53 ± 20,73 p = 0,040
Paired t test t = -2,829 t = 0,176
p = 0,015 p = 0,864

PEMBAHASAN adalah merupakan adanya perubahan kognitif


Terdapat perbedaan signifikan (p=0,040) dari responden, meskipun belum diikuti
perubahan konsisten pada aspek perilaku
total koping keluarga dalam merawat pasien
pemberian dukungan sosial, harga diri, dan
gangguan jiwa antara sebelum dan sesudah
stabilitas psikologis pasien.
diberikan terapi keluarga dengan pendekatan
Keluarga menganggap pasien tidak
spiritual direction, obedience, acceptance
mempunyai cukup waktu dan tenaga dalam
(DOA). Perbedaan utama tampak pada
bekerja (makan tapi tidak mau bekerja), tidak
kemampuan keluarga dalam memelihara
dapat terlibat dalam aktifitas sosial dengan
integritas, kerja sama dan memandang
teman sebayanya. Kenyataan ini menyebabkan
situasi yang dilami dengan positif (p=0,029).
keluarga kurang termotivasi untuk melibatkan
Kemampuan keluarga dalam memahami
pasien dalam berbagai aktivitas harian di
situasi medis, komunikasi dengan orang lain,
rumah, keluarga lebih memilih membiarkan
dan konsultasi dengan petugas kesehatan juga
pasien melakukan aktifitas yang disukai,
mengalami perubahan signifikan (p=0,007).
asal tidak marah atau tersinggung. Keluarga
Tidak ada perubahan signifikan pada aspek
memberi kebebasan pasien untuk memilih
kemampuan keluarga dalam memberikan
kegiatan yang dilakukan setiap hari, tetapi
dukungan sosial, harga diri, dan stabilitas
tidak memberi stimulasi, dukungan harga diri,
psikologis bagi pasien gangguan jiwa
dan stabilitas psikologis kepada pasien.
(p=0,094), tetapi terdapat peningkatan selisih
Intervensi yang diberikan dalam terapi
rerata pada kelompok perlakuan sebesar 3,24
keluarga untuk mengatasi masalah ini adalah
dan pada kelompok kontrol juga meningkat
memfokuskan diskusi pada peningkatan
sebesar 0,39. Jadi sebenarnya terdapat
harga diri dan stabilitas psikologis pasien.
perbedaan antara sebelum dan sesudah
Filosofi yang digunakan adalah falsafah dalam
intervensi, tetapi perbedaan ini tidak bermakna
keperawatan jiwa (Hamid, 1999; Stuart, 1995),
secara statistik.
bahwa, setiap individu memiliki harkat dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
martabat, sehingga setiap individu perlu
bahwa koping adalah cara individu untuk
dihargai, yang kedua tujuan individu meliputi
beradaptasi terhadap masalah, merupakan
tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri,
sebuah proses perubahan kognitif dan perilaku
yang ketiga setiap individu mempunyai potensi
secara konstan dalam upaya mengatasi
untuk berubah, yang keempat manusia adalah
tuntutan internal dan atau eksternal yang
mahluk holistik, berinteraksi dan bereaksi
melelahkan (Stuart, 1998). Mekanisme koping
dengan lingkungan sebagai manusia yang
adalah cara yang dilakukan individu dalam
utuh, yang kelima setiap orang memiliki
menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri
kebutuhan dasar sama, yang keenam
dengan perubahan, serta respons terhadap
semua perilaku individu adalah bermakna,
situasi yang mengancam (Keliat, 2009; Hamid,
yang ketujuh perilaku individu meliputi
1999; Stuart, 1998). Perbedaan kemampuan
persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan,
keluarga dalam memelihara integritas, kerja
yang kedelapan individu memiliki kapasitas
sama dan memandang situasi dengan positif
koping yang bervariasi, dipengaruhi oleh

199
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 196–202

kondisi genetik, lingkungan, kondisi stres, dan hubungan inter personal antar anggota
sumber yang tersedia, yang kesembilan sakit keluarga dan masyarakat, termasuk hubungan
dapat menumbuhkan dan mengembangkan emosional, harga diri, dan jejaring social. Teori
psikologis bagi individu, yang kesepuluh setiap stress keluarga di mana mengandung persepsi
orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan keluarga dalam mengelola keadaan stress
kesehatan yang sama, yang kesebelas kesehatan yang lama, teori psikologi koping individu
mental adalah komponen kritikal dan penting di mana difokuskan pada kondisi psikologis
dari pelayanan kesehatan komprehensif, yang aktif dan pasif dalam mengelola peningkatan
ke duabelas individu mempunyai hak untuk emosi dan kecemasan, dan peran keluarga
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dalam memberikan pelayanan atau bantuan
untuk kesehatan fisik dan mentalnya, yang terhadap pasien, termasuk komunikasi
ketigabelas tujuan keperawatan adalah keluarga dengan team petugas kesehatan dan
meningkatkan kesejahteraan, memaksimalkan orang lain yang mempunyai masalah sama.
fungsi (meminimalkan kecacatan atau Semua item ini digunakan untuk memprediksi
ketidak mampuan) dan meningkatkan dan mendiskripsikan bagaimana keluarga
aktialisasi diri, yang keempatbelas hubungan beradaptasi terhadap situasi stress kronis,
interpersonal dapat menghasilkan perubahan yang dalam beberapa keadaan disebut coping
dan pertumbuhan pada individu. Diskusi behavior.
mendalam tentang falsafah keperawatan jiwa Lipowski membagi coping menjadi
ini diharapkan dapat meningkatkan peran coping style dan coping strategy. Coping style
keluarga dalam memberikan dukungan harga adalah mekanisme adaptasi individu meliputi
diri dan stabilitas psikologis pasien, sehingga aspek psikologis, kognitif, dan persepsi.
koping keluarga dalam merawat pasien Coping strategy merupakan koping yang
gangguan jiwa (Skizofrenia) di rumah dapat dilakukan secara sadar dan terarah dalam
lebih baik. mengatasi rasa sakit atau menghadapi stressor.
Koping keluarga dalam merawat pasien Dua strategi koping yang biasa digunakan
gangguan jiwa adalah merupakan kemampuan individu dalam mengatasi permasalahan adalah
adaptasi keluarga dalam menghadapi stressor problem-solving focused coping, di mana
berat dan lama (kronis) akibat salah satu individu secara aktif mencari penyelesaian
anggota keluarga mengalami gangguan dari masalah untuk menghilangkan kondisi
jiwa. McCubbin (2001) mengidentifikasi atau situasi yang menimbulkan stres, dan
instrumen yang dapat digunakan mengukur emotion-focused coping di mana individu
koping keluarga dalam mengatasi stressor melibatkan berbagai upaya untuk mengatur
kronis adalah dengan coping health inventory emosinya dalam rangka menyesuaikan diri
for parents (CHIP), meliputi, kemampuan dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh
memelihara integritas keluarga, kerja sama, kondisi atau situasi yang penuh tekanan.
dan memandang situasi dengan positif, Seseorang cenderung menggunakan problem-
kemampuan keluarga memelihara dukungan solving focused coping dalam menghadapi
sosial, harga diri, dan stabilitas psikologis, masalah yang menurutnya bisa dikontrol
kemampuan keluarga memahami situasi seperti masalah yang berhubungan dengan
medis, komunikasi dengan orang lain, dan sekolah atau pekerjaan, seseorang cenderung
konsultasi dengan petugas kesehatan. menggunakan strategi emotion-focused coping
McCubbin (2001) mengembangkan ketika dihadapkan pada masalah yang sulit
instrumen evaluasi diri berbentuk check list: dikontrol seperti masalah yang berhubungan
coping health inventory for parents (CHIP) dengan penyakit yang tergolong berat dan
tentang perilaku spesifik dalam menghadapi kronis seperti kanker, AIDS dan gangguan
stres kronis yang dialami keluarga. Struktur jiwa.
kuesioner CHIP didasarkan pada perilaku Menurut McCubbin (2001), ketika salah
penting dari keluarga dalam berespons satu anggota keluarga mengalami penyakit
terhadap stress (McCubbin, 1991), termasuk kronis, kecacatan, termasuk gangguan jiwa,

200
Peningkatan Coping Keluarga (Ah. Yusuf, dkk)

keluarga harus memberikan perawatan Chiu L., Morrow, Marina, Ganesan, S.,
dalam waktu yang panjang, dan harus tetap dan Clark, N., 2005. Spirituality and
mendukung agar pasien dapat menjalankan Treatment Choices by South and East
kegiatan rutin harian. Harapan seluruh anggota Asian Women Serious Mental Illnes,
keluarga diperlukan untuk bisa melihat (Online), http://tps.sagepub.com.,
dampak keluarga dalam memberikan bantuan diakses tgl 6 November 2009.
adaptasi pasien. Oleh karena itu, pengukuran Dossey, A.M., Keegan, L., Guzzetta, C.E.,
koping keluarga dalam penelitian ini diukur 2005. Holistic Nursing a Handbook for
Practice, Fourth Edition. Massachusetts:
melalui tiga sub variabel yang dikembangkan
Jones and Bartlet Publisher Inc.
oleh McCubbi n , yait u , kema mpu a n
Fitryasari, P.K.R., Nihayati, H.E., Yusuf, A.,
memelihara integritas keluarga, kerja sama, 2009. Pengalaman Keluarga Selama
dan memandang situasi dengan positif, Merawat Anggota Keluarga yang
kemampuan keluarga memelihara dukungan Mengalami Gangguan Jiwa di Ruang
sosial, harga diri, dan stabilitas psikologis, Jiwa C RSU Dr. Soetomo Surabaya.
dan kemampuan keluarga memahami situasi Laporan Hasil Penelitian FKP Unair,
medis, komunikasi dengan orang lain, dan tidak di publikasikan. Surabaya:
konsultasi dengan petugas kesehatan. Universitas Airlangga.
Gladding, S.T., 2002. Family Therapy; Hystory,
Theory, and Practice (3rd Edition).
SIMPULAN DAN SARAN London: Perason Education Inc.
Simpulan Hamid, A.Y., 1999. Aspek Spiritual dalam
Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
Koping keluarga mengalami perubahan
Hartanto, I., 2010. 4 Kekuatan Mahadahsyat;
pada aspek memelihara integritas keluarga, Ikhlas, Sabar, Syukur, Do'a, Syura
kerjasama, memandang situasi dengan positif, Yogjakarta: Media Utama.
dan memahami situasi medis, komunikasi Keliat, B.A., Nancy, P., Windarwati, H.D.,
dengan orang lain, serta konsultasi dengan 2009. Pengelolaan Consultation Liaison
petugas kesehatan. Tidak terdapat perbedaan Mental Health Nursing (CLMHN) Pada
pada aspek memelihara dukungan sosial, Pelayanan Umum, Makalah disajikan
harga diri dan stabilitas psikologis, meskipun dalam Seminar dan Workshop. Malang.
demikian terdapat perbedaan selisih nilai rerata Maramis, 2006. Mengurangi Resiko Gangguan
antara kelompok perlakuan dan kelompok Jiwa, (Online), (http://www.suarakarya-
kontrol. online.com /news.ht ml.id=157830,
diakses tanggal 25 Oktober 2009).
Saran Maramis, W.F., 1998. Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa. Surabaya: Airlangga University
Harga diri keluarga yang salah satu
Press.
anggota keluarganya mengalami gangguan McCubbin, H.I. dan Thompson, A.I., 1991.
jiwa perlu ditingkatkan agar stabilitas Family Assessment Inventories for
psikologis pasien dapat berkembang baik Research and Practice, Madison:
dalam keluarga. University of Wisconsin.
Mohr, W.K., 2006. Psychiatric Mental
Health Nursing. (6th ed.), Philadhelpia:
KEPUSTAKAAN
Lippincott Williams Wilkins.
Ahmadi, F., 2006. Culture, Religion and Pharoah, F., Mar i, J., Rathbone, J.,
Spirituality in Coping. Sweden: Uppsala Wong, W., 2010, Family Intervention for
University Library. Schizophrenia (Review), The Cocrane
Bown, J. dan Williams, S., 1993. Spirituality Collaboration, Wiley publishers.
in nursing: A review of the literatur. Putra, S.T., 2011. Psikonuroimunologi
Journal of Advances in Health and Kedokteran , Edisi 2, Surabaya:
Nursing Care, 2(4): 41–66. Airlangga University Press.

201
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 196–202

Sentanu, E., 2010, Quantum Ikhlas; Teknologi Prostate Cancer: A Grounded Theory
Aktivasi Kekuatan Hati, the Power of Stud, Journal of Holistic Nursing. 133–
Positive Feeling. Jakarta: PT. Elex 151, (Online), (http://jhn.sagepub.com,
Media Komputindo. diakses tgl 6 November 2010).
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J., 1995. Principles Tanyi, R.A., 2006. Spirituality and Family
and Practice of Psychiatric Nursing, Nursing; Spiritual Assessment and
St. Louise: Mosby Year Book. Interventions for Family. Journal
Sullivan, N. dan Walton, J., 2004. Men of Compilation; Blackwall Publishing Ltd.
prayer: Spirituality of Men with

202
INDEKS PENULIS
VOLUME 7

Abdul Muhith, 47, 116 Krisnawati, 107


Abdul Wahab, 161 Kuntoro, 1
Adijani al-Alabij, 81 Kusnanto, 99
Agus Rachmadi, 24 Linda Prasetyaning, 116
Ah. Yusuf, 196 Luluk Widarti, 1, 107
Alpha Fardah Athiyyah, 153 Minarti, 56
Andy Cahyadi, 148 Mira Irmawati, Irwanto, 148
Andy Darma, 153 Moh. Hasan Mahfoed, 1, 13
Arina Setyaningtyas, 94, 131 Mohammad Hakimi, 161
AV. Sri Suhardingsih, 13 Neurinda Permata Kusumastuti, 94, 131
Chriswardani Suryawati, 71 Ni Ketut Alit Armini, 121
Dini Kurniawati, 31 Nursalam, 13, 47, 116, 177
Dominicus Husada, 136 Praba Diyan Rachmawati, 64
Dwiyanti Puspitasari, 136 Rahmat Hargono, 13
Dyah Widodo, 37 Rekawati Susilaningrum, 71
Eka Mishbahatul Mar’ah Has, 121, 177 Reza Ranuh, 153
Ekowati Retnaningtyas, 37 Satrio Wibowo, 142
Endang Sri P Ningsih, 24 Septo Pawelas Arso, 71
Erna Supatmini, 136 Sirajudin Noor, 71
Florentina Sustini, 121 Siti Nur Kholifah, 56
Hammad, 24 Subijanto, 153
Heny Desyi Rubiyana, 81 Suhartono Taat Putra, 196
Heny Ferdiana, 64 Tinok Ayu Putri W, 177
Hilmi Yumni, 56 Uswatun Khasanah, 186
Ibnu Fajar, 37 Winarsih Nur Ambarwati, 170
Ilya Krisnana, 64 Yuni Sufyanti Arief, 64
Imam Susilo, 88 Yusti Probowati, 196
Ira Dharmawati, 94, 131 Zubaidah, 161
Ketut Sudiana, 1
INDEKS SUBJEK
Volume 7 Nomor 1 April 2012 dan Volume 7 Nomor 2 Oktober 2012

A H
adaptive conservation model (ACM), 56 hallusination, 81
anxiety and depression, 1, 107 HbA1C, 99
anxiety, 31 health promotion model, 121
hemodyalysa, 24
B histopathological grading, 88
HIV/AIDS, 116, 142
biological responses, 1
holistic home care, 1, 107
blood glucose level, 99
I
C
immune supression, 142
cancer children, 148
independency, 99
child, 94 infiltrating ductal carcinoma, 88
children, 136, 153 injecting drugs, 116
chronic renal failure, 24 intoxication, 94
clinical profile, 94, 136 ischemic stroke, 13
colonoscopy, 153
compliance, 24
K
kinesthetic development, 64
D
delivering women, 161
M
determinant factors of Performance, 47
development integrated management of maternal morbidity, 161
childhood illness, 71 medication compliance, 56
diabetes mellitus, 37 men acceptor, 170
diarrhea, 142 mental disorder, 196
diphtheria, 136 methods of partisipatif and rewards, 81
discharge planning, 177 mortality, 131, 136
mother’s behavior on nutrition, 116
E
educative playing instrument, 64
N
emergency department, 131 nurse student, 186
endoscopy, 153 nursing (nurse and midwife), 71
ER expression, 88 nursing service quality, 47
error, 186 nursing, 153
esophagoduodenoscopy, 153
O
F orem’s self-care theory, 177
family coping, 196 outcome, 94
family support, 56
fractured-patient, 31
P
G pediatric, 131
gastrointestinal, 153 pedsQL 3.0 cancer module, 148
physical, 170
preschool aged children, 116 self-care deficit, 13
preschool, 64 self-concept, 31
prisoners, 116 social support, 31
profession education, 186 social, 170
psychological, 170 speech development, 64
public health center, 71 spiritual therapy DOA, 196
pulmonary TB, 56 stroke, 107

Q T
quality of live, 148 teenagers, 37
quality of referral process, 161 the nursing care of self-care regulation
model, 13
R type 2 DM, 99
risk factor, 37
V
S vasectomy, 170
Satisfaction, 47 VCT, 116
self care management, 99
self personal hygiene, 81 W
self-care agency, 13 wound care independence, 177
UCAPAN TERIMA KASIH

Dewan redaksi Jurnal Ners mengucapkan terima kasih kepada para Mitra Bestari atas apresiasi
dan penilaian terhadap artikel pada Jurnal Ners Volume 7 Nomor 1 April 2012 dan Volume 7 Nomor
2 Oktober 2012

Jurnal Vol. 7 No. 1:


1. Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, dr., MS (Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya)
2. Prof. Achir Yani S.Hamid, DNSc., RN (Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia)
3. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., M.N (Universitas Diponegoro Semarang)
4. Joko Pitoyo, S.Kp., M.Kep (Poltekkes Malang)
5. Joko Suwito, S.Kp., M.Kes. (Poltekkes Kemenkes Surabaya)
6. Sri Utami, S.Kp., M.Kes (Poltekkes Soetomo Prodi Kebidanan Surabaya)

Jurnal Vol. 7 No. 2:


1. Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, dr., MS (Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya)
2. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., M.N (Universitas Diponegoro Semarang)
3. Sri Utami, S.Kp., M.Kes (Prodi Kebidanan Poltekkes Surabaya)
4. Joko Suwito, S.Kp., M.Kes. (Poltekkes Kemenkes Surabaya)
5. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat (Universitas Muhammadiyah Malang)
6. Hj. Henny Suzana Mediani, S.Kp., M.Ng (Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran
Bandung)
PANDUAN UNTUK PENULIS NASKAH
JURNAL NERS

Jurnal Ners hanya menerima naskah asli yang belum diterbitkan di dalam maupun
di luar negeri. Naskah dapat berupa hasil penelitian, konsep-konsep pemikiran inovatif
hasil tinjauan pustaka yang bermanfaat untuk menunjang kemajuan ilmu, pendidikan dan
praktik keperawatan profesional. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris
dalam bentuk narasi dengan gaya bahasa yang efektif dan akademis. Naskah hasil penelitian
hendaknya disusun menurut sistematika sebagai berikut:
1. Judul
a. Menggambarkan isi pokok tulisan secara ringkas dan jelas, ditulis tidak lebih dari 12
kata
b. Ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, judul dalam bahasa Indonesia dicetak
dengan huruf besar di tengah-tengah menggunakan font 12 Times New Roman. Judul
dalam bahasa Inggris dicetak miring dan tidak semua diketik dengan huruf besar, hanya
disetiap awal kata kecuali kata penghubung.
c. Judul artikel dicetak dengan huruf besar di tengah-tengah menggunakan font 12 Times
New Roman.
2. Nama penulis
Diketik tanpa gelar dan konsisten dalam ejaan nama.
3. Alamat
berupa instansi tempat penulis bekerja atau alamat pribadi dilengkapi dengan alamat pos
lengkap dan alamat E-mail (untuk penulis korespondensi).
4. Abstrak
a. Diketik dalam bahasa Inggris dan merupakan intisari seluruh tulisan, meliputi: masalah,
tujuan, metode, hasil dan simpulan (IMRAD: Introduction, Method, Result, and
Discussion).
b. Abstrak diketik dengan kalimat penuh. Di bawah abstrak disertakan 3-5 kata-kata kunci
(keywords).
5. Pendahuluan
a. Meliputi latar belakang masalah
b. Panjang tidak lebih dari dua halaman ketik.
6. Bahan dan Metode
a. Berisi penjelasan tentang rancangan, populasi, sampel, variabel, alat-alat yang digunakan,
waktu, tempat, dan teknik.
b. Metode harus dijelaskan selengkap mungkin agar peneliti lain dapat melakukan uji coba
ulang.
c. Acuan (kepustakaan) diberikan pada metode yang kurang jelas.
7. Hasil
a. Dikemukakan dengan jelas dalam bentuk narasi dan data yang dimasukkan berkaitan
dengan tujuan penelitian, bila perlu disertai dengan ilustrasi (lukisan, gambar, grafik,
diagram), tabel atau foto yang mendukung data,
b. Sederhana dan tidak terlalu besar.
c. Hasil yang telah dijelaskan dengan tabel atau ilustrasi tidak perlu dijelaskan panjang
lebar dalam teks.
8. Pembahasan
Menerangkan arti hasil penelitian yang meliputi: fakta, teori dan opini.
9. Simpulan dan Saran
Berupa kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk narasi tidak diperinci dalam poin-poin
yang mengacu pada tujuan penelitian.
10. Pengutipan
Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama, tahun). Contoh:
(Kusnanto, 2009).
11. Kepustakaan
a. Sumber rujukan (kepustakaan) sedapat mungkin merupakan pustaka terbitan 10 tahun
terakhir diutamakan adalah hasil laporan penelitian (skripsi, thesis dan disertasi) dan
artikel ilmiah dalam jurnal/majalah ilmiah.
b. Kepustakaan disusun menurut Harvard System, dengan contoh sebagai berikut:
Jurnal:
Nursalam, Haryanto dan Dira, 2006. The Effect of Kegel Management of Urine Elimination
Problems For Elderly. Folia Medica Indonesiana, 42(2), 102-106.
artikel dalam jurnal online
Adyasaputra, A. S., 2007. Patterns and prevalence of nosocomial bacterial infection
from intensive care unit patients. The Indonesian Journal of Medical Science. 2(2),
(Online), (http://www.medicalscience/aa2.htm., diakses tanggal 20 Maret 2008,
jam 13.00 WIB).
Buku:
Buku dengan satu penulis:
Corwin, E. J., 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Wong, D., 2004. Pedoman Klinis Kepererawatan Pediatri. Ed.4. Jakarta: EGC
Buku dengan dengan dua, tiga atau empat penulis:
Potter dan Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep , Proses, dan
Praktik. Ed. 4. Jakarta: EGC
Buku dengan lebih dari empat penulis:
Grace, B. et al., 1988. A history of the world. Princeton, NJ: Princeton University
Press.
Beberapa judul buku dengan nama penulis sama
Nursalam, 2003a. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, 2003b. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Buku terjemahan:
Smet, B., 1994. Psikologi Kesehatan. Alih bahasa oleh Kunta. Jakarta: Anggota
IKAPI
Skripsi/Tesis/Desertasi:
Yusuf, A., 2003. Pengaruh Pemberian Motivasi Terhadap Perubahan Sikap Perawat Dalam
Memberikan Perawatan Pasien Gangguan Jiwa. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas
Airlangga.
Internet (karya individu):
George, M., 1997. Significance of Animal Behaviour Research, (Online), (http://www.csun.
edu/~vcpsy00h/valueofa.htm., diakses tanggal 20 Maret 2006, jam 09.00 WIB).
Makalah seminar:
Brown, J., 2005. Evaluating surveys of transparent governance. In: UNDESA (United
Nations Department of Economic and Social Affairs), 6th Global forum on reinventing
government: towards participatory and transparent governance. Seoul, Republic of
Korea 24-27 May 2005. New York: United Nations.
12. Persamaan Matematis
dikemukakan dengan jelas. Angka Desimal ditandai dengan koma untuk bahasa Indonesia
dan titik untuk bahasa Inggris.
13. Tabel
a. Sesederhana mungkin, dikirim dalam format MS Word.
b. Tabel diberi nomor dan diacu berurutan dalam teks,
c. Penomoran tabel diikuti dengan tanda titik (.)
d. Judul di tulis di bagian atas tabel, harap ditulis dengan singkat dan jelas dan diawali
dengan huruf besar yang hanya diawal judul tabel.
e. Catatan atau keterangan bila diperlukan (di bagian bawah tabel, untuk menjelaskan
singkatan-singkatan dalam tabel).
f. Semua singkatan pada tabel harap dijelaskan pada catatan kaki.
g. Garis-garis pada tabel hanya menggunakan garis horisontal tidak menggunakan garis
vertikal.
h. Tabel harus diacu dalam pembahasan.
14. Ilustrasi,
a. Berupa lukisan, gambar, grafik atau diagram diberi nomor dan diacu berurutan pada
teks.
b. Judul diberikan dengan singkat dan jelas dibawah ilustrasi (tidak di dalam
ilustrasinya).
c. Keterangan Pada ilustrasi atau foto dibuat tanpa menggunakan border.
15. Foto hitam-putih/berwarna,
Kontras, tajam, jelas dan sebaiknya diambil dalam format JPEG, atau format digital lain
yang bisa diedit.

Contoh outline artikel (2 kolom) sebagai berikut

JUDUL

Nama Pengarang/Peneliti*
* alamat instansi/ korespondensi, E-mail :.................

ABSTRACT
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

PENDAHULUAN Tabel 1. aaaaaaaaaaaaaaaaaaa


Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa No. Pengetahuan Sikap Tindakan
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Resp. (%) (%) (%)
aaaaaaaaaaa. 1 35 25 45
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa 2 30 35 40
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa dst
aaaaaaaaaaaa Total

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
BAHAN DAN METODE aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (lihat gambar 1.)
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaa
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaa

HASIL
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (lihat tabel. Gambar 1. aaaaaaaaa
1)
PEMBAHASAN
Idem

SIMPULAN & SARAN


Idem

KEPUSTAKAAN
Penulis:
a. Naskah yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dalam CD, disertai cetakan pada kertas
HVS dengan salah satu program pengolah data MS Word, ukuran A4 (210 x 297 mm) dengan
jarak 1 spasi, font 11 Times New Romans, batas kertas 3 cm dari tepi kiri, 2,5 cm dari tepi
bawah, kanan dan atas.
b. Menandatangani pernyataan bahwa artikel merupakan hasil karya dari penulis dan belum
pernah dipublikasikan dan pernyataan kesepakatan dengan anggota penulis lain.
c. Mengirimkan artikel ke Redaksi Jurnal Ners di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia atau dikirim ke alamat email jurnal ners
jurnalners_fkp@ymail.com.
d. Penulis yang artikel dimuat wajib membayar kontribusi biaya cetak sebesar Rp.500.000,00
(lima ratus ribu rupiah) dan penulis akan mendapatkan cetak lepas.

Redaksi:
Naskah akan diedit oleh dewan redaksi tanpa mengubah isinya untuk disesuaikan dengan
format penulisan yang telah ditetapkan oleh Jurnal Ners. Semua naskah ditelaah oleh mitra
bestari (reviewers) yang ditunjuk oleh penyunting menurut kepakaran. Penulis artikel diberi
kesempatan untuk melakukan perbaikan naskah berdasar saran/masukan dari mitra bestari
atau penyunting. Kepastian pemuatan dan penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis
kepada penulis.
Naskah yang telah diterima beserta semua ilustrasi yang menyertainya menjadi milik sah
redaksi. Semua data, pendapat atau pernyataan yang terdapat pada naskah adalah merupakan
tanggung jawab dari penulis. Oleh karena itu penerbit, dewan redaksi dan seluruh staf Jurnal
Ners tidak bertangggung jawab atau tidak bersedia menerima kesulitan maupun masalah
apapun sehubungan dengan plagiatisme, konsekuensi dari ketidakakuratan, kesalahan data,
pendapat maupun pernyataan tersebut.
Kepada
Redaksi Jurnal Ners
Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya
Telp/Fax: (031) 5913257

Fakultas Keperawatan Unair

Langganan per tahun (belum termasuk


ongkos kirim) Rp80.000,00/tahun

Harap dikirim........................... eksemplar Jurnal Ners


Mulai edisi ……………………. No ……………..

Nama : ...............................................................
Asal Institusi : ...............................................................
Alamat : ...............................................................
Telp/Fax : ...............................................................

Uang sejumlah Rp. ……………….... (…… ……………………………………………….)


telah kami transfer ke Bank Mandiri No. Rek. 1410011917366 atas nama Hanik Endang
Nihayati
Bukti transfer mohon untuk di fax ke nomor: (031) 5913257 sebagai bukti
berlangganan
Ongkos kirim per eksemplar Rp15.000,00

You might also like