You are on page 1of 4

Konflik, Contoh Kasus, Dan Solusinya

Disusun Oleh :

Nama : AHMAT THOHA


NPM : 173841043
Konsentrasi : MSDM

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2019

A. Pengertian Konflik
Konflik adalah suatu permasalahan sosial yang umumnya dipicu karena
tidak adanya rasa saling mengerti dan toleransi terhadap kebutuhan dari masing-
masing individu. Pengertian konflik menurut para ahli salah satunya dikemukakan
oleh Robbins yaitu suatu proses dimana ada satu pihak yang merasa dirugikan.
Dimana pihak tersebut sudah memberikan dampak yang negatif terhadap pihak
lainnya.
Alabaness sendiri berpendapat bahwa Konflik adalah suatu kondisi dimana
ada pihak-pihak yang bermasalah kemudian tidak mencapai kesepakatan dan
tujuan yang sama. Dampaknya, antar pihak saling mencampuri urusannya masing-
masing. Dari penjelasan para ahli tersebut, bisa diketahui bahwa pada dasarnya
konflik adalah suatu masalah atau keadaan yang dicampuri dengan banyak
kepentingan dan membutuhkan penyelesaian yang konkrit untuk menyamakan
pandangan dan persepsi agar tidak timbul permasalahan yang lebih parah.

B. JENIS-JENIS KONFLIK
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik
yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan
kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.
1) Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.
Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan
yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2) Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain
karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara
dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik
interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam
perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa
peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan
mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3) Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-
tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh
kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang
individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat
mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
4) Konflik interorganisasi
Konflik intergrup merupakan hal yang tidak asing lagi bagi organisasi
manapun, dan konflik ini meyebabkan sulitnya koordinasi dan integrasi dari
kegiatan yang berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan. Dalam setiap
kasus, hubungan integrup harus di manage sebaik mungkin untuk
mempertahankan kolaborasi dan menghindari semua
konsekuensidisfungsional dari setiap konflik yang mungkin timbul.
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara
lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan
persaingan. Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan
timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis
baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
C. PENYEBAB TIMBULNYA KONFLIK
Penyebab timbulnya konflik kerja:
1. Komunikasi : salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa
yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap,
serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2. Struktur : pertarungan kekuasaaan antar departemen dengan kepentingan–
kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk
memperebutkan sumber daya–sumber daya yang terbatas, atau saling
ketergantungan dua atau lebih kelompok– kelompok kegiatan kerja untuk
mencapai tujuan mereka.
3. Pribadi : ketidaksesuaian tujuan atau nilai–nilai sosial pribadi karyawan
dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan
dalam nilai – nilai persepsi.

Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, antara lain :


a. Koordinasi kerja yang tidak dilakukan.
b. Ketergantungan dalam pelaksanaan tugas.
c. Tugas yang tidak jelas ( tidak ada deskripsi jabatan )
d. Perbedaan dalam otorisasi pekerjaan.
e. Perbedaan dalam memahami tujuan organisasi.
f. Perbedaan persepsi.
g. Sistem kompetensi insentif ( reward )
h. Strategi pemotivasian tidak tepat.

D. CONTOH KASUS DAN PENYELESAIANNYA


Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil dan
Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) ‘menyerbu’ Kantor
Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) mereka menuntut pemerintah
mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka
karena mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR). Ratusan buruh PT. X
menggelar orasi yang diwarnai aneka macam poster yang mengecam usaha
perusahaan menahan THR mereka. Padahal THR merupakan kewajiban
perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR. Demonstrasi ke Kantor Nakertrans bukan
yang pertama, sebelumnya ratusan buruh ini juga mengadukan nasibnya karena
perusahan bertindak sewenang-wenang pada karyawan. Bahkan ada beberapa
buruh yang diberhentikan pihak perusahaan karena dinilai terlalu vokal.
Akibatnya, kasus konflik antar buruh dan manajemen dilanjutkan ke Pengadilan
Hubungan Industrial. Karena itu, pihak manajemen mengancam tidak akan
memberikan THR kepada pekerjanya.

Penyelesaiannya :
Menurut saya solusi atau cara untuk menyelesaikan konflik ini. Pertama
kali yaitu Adakan pertemuan antar kedua belah pihak (Pihak Perusahaan dengan
Pihak Buruh), lalu Cari solusi yang saling menguntungkan antar kedua belah
pihak dan Tanyakan pendapat atau keinginan dari masing-masing pihak. Dan
apabila dengan solusi itu tidak dapat terselesaikan barulah perlu adanya proses
hukum karena pemilik telah melanggar hak seseorang dan telah melanggar hukum
yang berlaku tentang pemberian THR kepada tenaga kerja. Mungkin ini adalah
salah satu solusi yang mungkin bisa menyelesaikan konflik dalam perusahaan
seperti ini dan sebaiknya para pengusaha memperlakukan bawahannya dengan
sebaik-baiknya dengan memberikan hak sesuai dengan kewajiban mereka di
perusahaan.

You might also like