Professional Documents
Culture Documents
1. Defenisi
Fase ini terjadi perubahan (involusi) utery kembali ke keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup cairan dan
makanan, ibu menyusui dengan baik.
2. Pengkajian/Pemeriksaam Fisik
a. Sistem Pernafasan
Kembalinya posisi dada setelah melahirkan bayi akibat penurunan tekanan pada
diafragma. Sistem pernafasan kembali ke keadaan sebelum hamil pada akhir periode
nifas.
Kaji tingkat pernafasan : setiap 15 menit pada jam pertama, setiap 30 menit
pada jam kedua,setiap 4 jam selama 22 jam berikutnya dan setiap shift setelah 24 jam
pertama.
b. Sistem kardiovaskuler
Melahirkan melalui vagina kehilangan darah rata–rata 400 sampai 500 ml. Ini
memiliki efek yang minimal karena pada waktu hamil terjadi hypervolemia. Ada
peningkatan curah jantung selama beberapa jam pertama setelah melahirkan karena
darah yang masuk melalui uteroplasenta kembali ke sistem maternal. Curah jantung
akan kembali ke keadaan sebelum dalam waktu 48 jam. Sel darah putih akan
meningkat menjadi 25000/ml dalam beberapa jam setelah melahirkan dan kembali
normal dalam 7 hari. Ibu yang melahirkan berisiko trombosis terkait dengan
peningkatan sirkulasi faktor pembekuan selama kehamilan. Faktor pembekuan lambat
laun menurun setelah plasenta lahir dan kembali ke rentang normal 2 minggu nifas.
Pengkajian:
Tindakan Keperawatan:
Sistem reproduksi meliputi rahim, leher rahim, vagina dan perineum mengalami
perubahan selama 6 minggu setelah melahirkan. Pada masa ini beresiko perdarahan
dan infeksi, pengkajian dan intervensi keperawatan bertujuan untuk mengurangi
resiko ini.
a. Uterus
Kontraksi uterus keras atau lembut, jika kontraksi uterus kurang baik lakukan:
a) Pijat fundus dengan telapak tangan.
b) Berikan oksitosin sesuai anjuran medis.
3) Tentukan posisi rahim, sebelumnya ibu dianjurkan untuk BAK.
4) Ukur jarak antara fundus dan umbilikus dengan menggunakan jari (setiap luasnya
jari tangan sama dengan 1 cm).
5) Simpulkan keadaan tinggi fundus uteri, segera setelah plasenta lahir fundus berada
setinggi pusat dan 24 jam setelah plasenta lahir fundus berada 1 cm di bawah
umbilikus.
b. Endometrium
Endometrium selaput lendir yang melapisi rahim, mengalami regenerasi setelah
plasenta lahir, melalui proses nekrosis lapisan superfisial dari desidua basalis menjadi
jaringan endometrium. Lochia yang keluar dari rahim mengalami perubahan dari
waktu ke waktu mencerminkan tahap penyembuhan. Kontraksi uterus menyempitkan
pembuluh sekitar lokasi plasenta dan membantu mengurangi jumlah kehilangan
darah.
Pengkajian
Kaji lochia setiap kali memeriksa tinggi fundus uteri.
1) Lihat pembalut yang digunakan dan tentukan jumlah lochia yang keluar.
2) Banyaknya lochia pada pembalut ditentukan setelah 1 jam, dinilai apakah: sangat
sedikit, sedikit, sedang atau banyak. Lochia mengandung bekuan terjadi karena lochia
telah bersatu di segmen bawah rahim.
3) Gumpalan kecil harus dicatat dalam status klien dan gumpalan besar dapat
menganggu kontraksi uterus, dan harus dilakukan observasi (10 gram gumpalan sama
dengan 10 ml kehilangan darah).
Tindakan Keperawatan
Jika pasien perdarahan segera konsul ke tim medis yang menangani dan berikan
pendidikan kesehatan : Ajarkan memeriksa tinggi fundus uteri, normalnya proses
involusi, cara memijat rahim, informasikan mengenai ʺAfterpainʺ (kram uterus
karena kontraksi dan relaksasi penurunan ukuran). Afterpain terjadi pada hari pertama
dan 36 jam terakhir, lebih sering terjadi pada multipara. Kondisi ini mungkin
meningkat bila menyusui dalam hari–hari pertama setelah melahirkan. Bila kandung
kemih penuh dapat meningkatkan afterpain, agar klien merasa nyaman: Kosongkan
kandung kemih, selimuti daerah perut, analgesia dan tehnik relaksasi. Berikan
informasi tahapan lochia, aliran lokia dapat meningkat ketika bangun tidur pagi hari
atau bangun dari duduk untuk jangka waktu yang lama. Lochia yang banyak tanda
adanya perdarahan nifas, kaji kontraksi uterus jika kontraksinya lembek, pijat uterus,
jika pembalut sudah diganti ,lihat lagi jumlahnya dalam 15 menit. Anjurkan
memberitahu perawat atau dokter, jika mengalami: adanya peningkatan mendadak
dalam jumlah lochia, perdarahan merah terang setelah lochia rubra, bau busuk,
berikan informasi untuk mengurangi resiko anjurkan pasien untuk sering mengganti
pembalut, karena lochia merupakan media untuk pertumbuhan bakteri
d. Payudara
Selama kehamilan, payudara mengalami perubahan dalam persiapan untuk menyusui.
Sekitar hari ke 3 postpartum semua ibu menyusui maupun tidak menyusui mengalami
pembengkakan payudara, payudara menjadi lebih besar, tegas, hangat, lembut, dan
merasakan nyeri. Kolostrum cairan kekuningan mendahului produksi ASI,
mengandung lebih tinggi protein dan rendah karbohidrat serta mengandung
imunoglobulin G dan A yang memberikan perlindungan bagi bayi baru lahir selama
beberapa minggu awal kehidupannya.
d. Sistem kekebalan
Ibu nifas umumnya mengalami peningkatan suhu tubuh selama 24 jam pertama
setelah melahirkan. Hal ini berkaitan dengan ibu banyak menggunakan tenaga ketika
melahirkan bayi kemudian mengalami kelelahan, dehidrasi dan perubahan hormonal.
Apabila suhu lebih dari 38°C setelah 24 jam pertama melahirkan, kemungkinan ada
indikasi infeksi postpartum dan memerlukan pengkajian lebih lanjut.
e. Sistem pencernaan
Adanya penurunan tonus otot gastrointestinal dan motilitas usus setelah melahirkan
dan fungsinya akan normal kembali dua minggu setelah melahirkan. Konstipasi, ibu
postpartum beresiko sembelit karena:
1) Penurunan motilitas GI.
2) Penurunan aktivitas fisik.
3) Banyak mengeluarkan cairan pada waktu melahirkan.
4) Nyeri pada perineum dan trauma.
5) Wasir akan berkurang namun nyeri.
Setelah melahirkan ibu akan merasa lapar berikan diet biasa/makanan ringan, kecuali
ibu mengalami penyakit tertentu seperti diabetes. Penurunan berat badan terjadi
dalam 2 sampai 3 minggu nifas.
Pengkajian dan Tindakan keperawatan :
1) Menilai bising usus pada setiap shift, bila bising usus tidak terdengar harus diberi
tindakan.
2) Kaji konstipasi, tanyakan keadaan kondisi usus, berikan pendidikan kesehatan
tentang nutrisi dan cairan. Ibu yang menyusui membutuhkan asupan 500 kalori per
hari dan membutuhkan cairan sekitar 2 liter per hari. Melakukan kegiatan dan latihan
senam, untuk mengurangi konstipasi, meningkatkan sirkulasi dan kenyamanan.
Istirahat dan kenyamanan sangat penting untuk mempercepat penyembuhan dan
meningkatkan produksi ASI. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui
kondisi ibu. Gunakan cara mengatasi konstipasi ketika waktu hamil, apabila
menggunakan obat–obat untuk memudahkan BAB harus sesuai aturan.
3) Kaji hemoroid dengan cara pasien tidur miring kemudian memisahkan pantat
untuk melihat anus, bila hemoroid nyeri: Anjurkan meningkatkan asupan cairan dan
serat, menghindari duduk yang terlalu lama, sitz bath, untuk membantu dalam
meningkatkan sirkulasi dan mengurangi nyeri.
4) Kaji nafsu makan, jumlah makanan yang dimakan. Tanyakan apakah lapar, adakah
mual atau muntah.
5) Berikan pendidikan kesehatan :
a) Anjurkan meningkatkan asupan cairan, serat untuk mengurangi konstipasi.
b) Makanan bergizi untuk ibu menyusui.
c) Ambulasi untuk meningkatkan motilitas GI dan mengurangi gas dalam usus.
d) Anjurkan asupan cairan 8 gelas per hari.
f. Sistem perkemihan
g. Sistem Endokrin
Setelah plasenta lahir terjadi perubahan pada sistem endokrin. Estrogen, progesterone
dan prolaktin menurun. Estrogen mulai meningkat setelah minggu pertama setelah
melahirkan.
Ibu yang tidak menyusui kadar proklaktin terus menurun pada 3 minggu pertama
postpartum, menstruasi dimulai 6 sampai 10 minggu setelah melahirkan. Menstruasi
pertama biasanya anovulasi dan ovulasi biasanya terjadi siklus keempat. Sedangkan
untuk ibu yang menyusui kadar prolaktin meningkat untuk produksi ASI. Laktasi
menekan menstruasi, kembalinya menstruasi tergantung lamanya dan jumlah
menyusui. Ovulasi akan kembali dalam waktu yang lebih lama dibandingkan ibu
yang tidak menyusui. Diaforesis terjadi pada minggu pertama postpartum karena
kadar estogen menurun.Berkeringat banyak pada malam hari, untuk membuang
cairan dalam tubuh karena peningkatan cairan yang terakumulasi selama kehamilan.
Setelah melahirkan otot–otot perut mengalami kekenduran dan perut tampak lembut
dan lembek. Beberapa wanita mengalami diastasis recti abdominnis.
Pemeriksaam Fisik
A. TTV
1. Suhu rentang normal
2. Nadi brakikardi atau normal
3. Tekanan darah rentang normal
4. Pernafasan rentang normal
B. PAYUDARA
1. Konsistensi mengeras , membesar hangat
2. Puting dapat mengalami luka yang memeras
3. Laktasi asi ke dua sampai hari keempat
C. ABDOMEN
: lembek, tendur ,kontraksi
D. INFOLUSI
1. Uterus : tinggi fundus dari 1-2 cm dibawah umbilikus
2. Lochia : rubra sampai serosa, jumlah sedang bau amis atau tidak berbau
E. PERINEUM
: edema berkurang , bersih
F. TUNGKAI
: edema minimal, tanda humanegatif
G. ELIMINASI
1. Berkemih : jumlah banyak berkurang
2. Devekasi : devekasi 2 -3 hari
H. POLA TIDUR