You are on page 1of 20

KUMPULAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI

PELAKSANAAN DENGAN PASIEN GANGGUAN JIWA


DI PEMERINTAH POVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh :

IGA KUSUMANINGSIH

SK116024

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

APRIL 2019
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
ISOLASI SOSIAL

A. Pengertian
Isolasi Sosial adalah kesepian yang dialami oleh individu dan
dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan
negatif atau mengancam (NANDA, 2012). Townsend, M.C. (2006)
menjelaskan isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh
seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan
mengancam dirinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi aktivitas
kelompok sosialisasi (TAKS) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
baik verbal dan nonverbal pada klien yang menarik diri di Rumah Sakit Dr.
Marzoeki Mahdi Bogor dan RSJP Jakarta (Keliat dkk, 2008).

B. Tanda dan Gejala


1. Subyektif
a. Tidak berminat
b. Perasaan berbeda dengan orang lain
c. Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
d. Merasa sendirian
e. Menolak interaksi dengan orang lain
f. Mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat
g. Merasa tidak diterima
2. Obyektif
a. Tidak ada dukungan orang yang dianggap penting
b. Afek tumpul
c. Adanya kecacatan (misal fisik, mental)
d. Tindakan tidak berarti
e. Tidak ada kontak mata
f. Menyendiri atau menarik diri
g. Tindakan berulang
h. Afek sedih , Tidak komunikatif
C. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
Harga diri rendah

D. Pohon Masalah
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial: menarik diri


Core problem

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

E. Masalah Keperawatan yang Perlu dikaji


1. Isolasi social
Data Obyektif :
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar,
banyak diam.
Data Subyektif :
a. Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak
jelas.
2. Harga diri rendah
Data subyektif
a. Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
Data obyektif
a. Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup,
Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun,
Posisi janin pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang
memperhatikan kebersihan
F. Rencana dan Tindakan keperawatan
Diagnosa 1: Isolasi social
Tindakan Keperawatan (Pasien)
1. Tujuan : Klien mampu
a. Mengenal masalah isolasi sosial
b. Berkenalan dengan perawat atau klien lain
c. Bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan harian.
d. Berbicara sosial : meminta sesuatu, berbelanja dan sebagainya.
2. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan)
a. SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien
mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal
keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan
1) Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi
sosial
2) Mendiskusikan keuntungan memiliki teman, kerugian tidak
memiliki teman.
b. SP 2 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien berkenalan (klien-
perawat lain)
1) Menjelaskan cara berkenalan
2) Mendemostrasikan cara berkenalan
3) Melatih klien berkenalan dengan 1 orang (klien-perawat lain)
c. SP 3 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien berkenalan (klien-
perawat-klien lain)
1) Menjelaskan cara berkenalan
2) Mendemostrasikan cara berkenalan
3) Melatih klien berkenalan dengan 1 orang (klien-perawat-klien lain)
d. SP 4 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan sehari-hari.
Tindakan keperawatan generalis pada keluarga klien isolasi sosial
1. Tujuan : Keluarga mampu
a. Mengenal masalah klien Isolasi sosial
b. Mengambil keputusan untuk merawat klien Isolasi sosial
c. Merawat klien Isolasi sosial
d. Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien Isolasi sosial
2. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) pada keluarga
a. SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah keluarga dalam merawat
pasien dengan isolasi sosial.
b. SP 2 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang
masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat
pasien dengan isolasi sosial
1) Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien Isolasi
sosial
2) Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya
Isolasi sosial.
c. SP 3 Keluarga : Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat
klien Isolasi sosial
1) Menjelaskan cara melatih klien berkenalan
2) Menjelaskan cara melatih klien bercakap-cakap saat melakukan
kegiatan sehari-hari.
3) Menjelaskan cara melatih klien berbicara sosial : meinta sesuatu,
berbelanja dan sebagainya.
4) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk latihan berkenalan.
5) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk latihan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-
hari.
6) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk latihan berbicara sosial.
d. SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
Diagnosa II: HDR
Tindakan Keperawatan Pasien
1. Tujuan : Klien mampu
a. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya dan
akibat Harga diri rendah, mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
b. Menilai kemampuan yang dapat digunakan, menetapkan/memilih
kegiatan yang sesuai kemampuan
c. Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan
d. Melakukan kegiatan yang sudah dilatih
2. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan)
a. SP 1 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
masih dimiliki klien.
1) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah,
dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan
terdekat pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
b. SP 2 pasien: Membantu klien menilai kemampuan yang dapat
digunakan, Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang
akan dilatih
1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini.
2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
3) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
4) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan
sehari-hari.
c. SP 3 Pasien : Melatih kemampuan yang dipilih klien
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan pertama
yang dipilih
2) Melatih kemampuan pertama yang dipilih
3) Berikan dukungan dan pujian pada klien dengan latihan yang
dilakukan
d. SP 4 Pasien : Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian
Tindakan Keperawatan pada keluarga (Strategi Pelaksanaan)
1. Tujuan : Keluarga Mampu
a. Mengenal masalah harga diri rendah kronik
b. Mengambil keputusan dalam merawat harga diri rendah kronik
c. Merawat klien dengan harga diri rendah kronik
d. Menciptakan lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri
klien
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up dan
mencegah kekambuhan
2. Tindakan Keperawatan pada keluarga klien harga diri rendah
a. SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
pasien
b. SP 2 Keluarga : Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses
terjadinya harga diri rendah dan mengambil keputusan merawat pasien
c. SP 3 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien dengan harga
diri rendah dan berikan pujian
d. SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
G. Strategi Pelaksanaan
1. Strategi Pelaksanaan Pasien
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien
mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan
mengajarkan pasien berkenalan
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi ”
“Saya Iga Kusumaningsih Saya senang dipanggil Iga, Saya mahasiswa STIKES
Kendal yang akan merawat Bapak.”
“Kalau boleh tahu Siapa nama Bapak? Senang dipanggil siapa?”
Validasi
“Bagaimana keadaan Bapak hari ini?” Bagaimana kalau kita ngobrol tentang
keluarga dan teman-teman bapak? Mau dimana kita ngobrol? Bagaimana kalau
di ruang tamu? Mau berapa lama, Bapak? Bagaimana kalau 15 menit??”
KERJA:
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan Bapak?
Siapa yang jarang ngobrol dengan Bapak? Apa yang membuat Bapak jarang
ngobrol dengannya?”
(Jika pasien sudah lama dirawat)
”Apa yang Bapak rasakan selama Bapak dirawat disini? O.. Bapak merasa
sendirian? Siapa saja yang Bapak kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa Bapak lakukan dengan teman yang Bapak
kenal?”
“Apa yang menghambat Bapak dalam berteman atau ngobrol dengan pasien
yang lain?”
”Menurut Bapak apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah
benar, ada teman ngobrol. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan
beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya Bapak? Ya,
apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga
ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah Bapak ? belajar bergaul
dengan orang lain ?
”Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho Bapak ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu
nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama
Saya A, senang dipanggil A. Asal saya dari Semarang, hobi bermain sepak bola”
“Selanjutnya Bapak menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari
mana dan Hobinya apa?”
“Ayo Bapak dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan Bapak. Coba berkenalan
dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah bapak berkenalan dengan orang tersebut Bapak bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan Bapak bicarakan. Misalnya
tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
TERMINASI:
Evaluasi
”Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan berkenalan?”
” Bapak tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”
RTL
”Selanjutnya Bapak dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama
saya tidak ada. Sehingga Bapak lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain.
Mau jam berapa mencobanya? Mari kita masukkan pada jadwal kegiadan
hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak Bapak berkenalan
dengan teman saya, perawat I. Bagaimana, Bapak mau kan?”
”Baiklah, sampai jumpa.”
SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap berkenalan
(klien-perawat lain)
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bapak!”Masih ingat dengan saya? Iya betul pak saya perawat Iga.
Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini?
“Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan. Coba sebutkan lagi
sambil bersalaman dengan perawat !”
“Bagus sekali, Bapak masih ingat.”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Nah seperti janji saya, saya akan mengajak Bapak mencoba berkenalan
dengan teman saya perawat I. Tidak lama kok, sekitar 10 menit”
“Ayo kita temui perawat I disana”
KERJA :
( Bersama-sama klien saudara mendekati perawat N)
“Selamat pagi perawat I, ini ingin berkenalan dengan A”
“Baiklah Bapak, Bapak bisa berkenalan dengan perawat I seperti yang kita
praktekkan kemarin”
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat I: memberi salam,
menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)
“Ada lagi yang Bapak ingin tanyakan kepada perawat I. coba tanyakan tentang
keluarga perawat I”
“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Bapak bisa sudahi perkenalan ini.
Lalu bapak bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat I, misalnya jam 1 siang
nanti”
“Baiklah perawat I, karena Bapak sudah selesai berkenalan, saya dan Bapak
akan kembali ke ruangan Bapak. Selamat pagi”
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat I untuk melakukan
terminasi dengan klien di tempat lain)
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berkenalan dengan perawat I”
“Bapak tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”
”Pertahankan terus apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk
menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan
keluarga, hobi, dan sebagainya.
“Bagaimana, mau coba dengan perawat lain. Mari kita masukkan pada
jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik nanti Bapak
coba sendiri.”
RTL
”Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok.”

SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap Berkenalan


(klien-perawat-klien lain)
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak! Masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat Iga.”
Validasi
Bagaimana keadaanya hari ini, Apakah tidur nyenyak semalam?
”Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap dengan perawat I kemarin
siang”
”Bagus sekali bapak menjadi senang karena punya teman lagi”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
”Kalau begitu bapak ingin punya banyak teman lagi?”
”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu
Tn.G.”seperti biasa kira-kira 10 menit.”Mari kita temui dia di ruang makan”
KERJA
( Bersama-sama klien mendekati Tn.G)
“Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin berkenalan”.
“Baiklah Pak, Bapak sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah
Bapak lakukan sebelumnya”.
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama,
nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama).
“Ada lagi yang Bapak ingin tanyakan kepada Tn. G”
“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Bapak bisa sudahi perkenalan ini.
Lalu bapak bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti”
“Baiklah, karena bapak sudah selesai berkenalan, saya dan klien akan kembali ke
ruangan. Selamat pagi “
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan Tn.G untuk melakukan terminasi)
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah berkenalan dengan Tn.G?”
”pertahankan apa yang sudah Bapak lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu
kembali dengan Tn.G jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan
orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari bapak dapat
berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1
siang dan jam 8 malam, Selanjutnya Bapak bisa berkenalan dengan orang lain
lagi secara bertahap. Bagaimana Bapak, setuju kan?”
RTL
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
sehari-hari. Pada jam yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok.”

SP 4 pasien : Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat


melakukan kegiatan sehari-hari.
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak! Masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat Iga.”
Validasi
Bagaimana keadaannya hari ini?
”Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap dengan Tn.G kemarin
siang”
”Bagus sekali bapak menjadi senang karena punya teman lagi”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
”Kalau begitu bapak ingin punya banyak teman lagi?”
”Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap lagi dengan orang lain, yaitu
Tn.E. ”seperti biasa kira-kira 10 menit.”Mari kita temui dia di ruang makan”
KERJA
(Bersama-sama klien mendekati Tn.E)
“Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin bebincang-bincang”
“Baiklah Pak, Bapak sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah
Bapak lakukan sebelumnya”.
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama,
nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama).
Selanjutnya bapak bisa berbincang-bincang dengan Tn.E, seperti menanyakan
tentang keluarga atau pengalamnya”.
“Ada lagi yang Bapak ingin tanyakan kepada Tn.E”
“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Bapak bisa sudahi perbincangan
ini. Lalu bapak bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore
nanti”
“Baiklah, karena bapak sudah selesai berbincang, saya dan klien akan kembali
ke ruangan. Selamat pagi”
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan Tn.E untuk melakukan terminasi)
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang dengan Tn.E?”
”pertahankan apa yang sudah Bapak lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu
kembali dengan Tn.E jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan bercakap-cakap dengan orang lain kita
tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari bapak dapat berbincang-bincang
dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam,
Selanjutnya Bapak bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap.
Bagaimana Bapak, setuju kan?”
RTL
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
sehari-hari. Pada jam yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok.”

2. Strategi Pelaksanaan Keluarga


SP 1 Keluarga: Mendiskusikan masalah keluarga dalam merawat pasien
dengan isolasi sosial
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu. Saya Iga, perawat yang merawat Tn.A.”
Validasi
“Bagaimana perasaan hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Tn.A?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tendang apa masalah yang bapak/ibu alami dalam
merawat Tn A.”
“Kita mau diskusi di mana Bu? Bagaimana kalau diruang tamu? Berapa lama
waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang menjadi masalah bapak/ibu dalam merawat Tn.A? ooh jadi ibu/bapak
tidak tau apa penyakit Tn.A sehingga ibu/bapak tidak tau bagaimana cara
merawat Tn.A. Ibu/bapak juga takut ketika melihat Tn.A bicara sendiri dan
tertawa sendiri.
“Jangan takut bu penyakit yang dialami Tn.A adalah penyakit isolasi sosial yaitu
sering menyendiri dan tidak mau bersosialisasi dengan orang lain”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi?”

RTL
“Baiklah besok kita akan bertemu lagi untuk membahas apa sebenarnya penyakit
isolasi sosial itu ya bu”. ”Jam berapa kita bertemu?”bagaimana jika jam 10.00.”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi
SP 2 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tendang masalah
isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan
isolasi sosial

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu. Masih ingat dengan saya? Iya benar saya perawat Iga”.
Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Sesuai kontrak hari ini kita akan berbincang-bincang tentang masalah Tn.A dan
cara perawatannya”.
“Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Ibu punya waktu? Bagaimana kalau
30 menit?”
KERJA:
”kira-kira Ibu tahu apa yang terjadi dengan Tn.A? Apa yang sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami oleh Tn.S disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu
gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”.
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung
diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan
saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau
berpisah dengan orang–orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami
halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak
ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Ibu dan anggota keluarga lainnya
harus sabar menghadapi Tn.A dan untuk merawat Tn.A, keluarga perlu
melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling
percaya dengan Tn.A yang caranya adalah bersikap peduli dengan Tn.A dan
jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan
kepada Tn.A untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain.
Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien.”
“Selanjutnya jangan biarkan Tn.A sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-
cakap dengan anak bapak. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi
bersama, melakukan kegiadan rumah dangga bersama.”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”
”Begini contoh komunikasinya, Bu : Ibu lihat sekarang kamu sudah bisa
bercakap-cakap dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Ibu
senang sekali melihat perkembangan kamu, Pak. Coba kamu bincang-bincang
dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat
berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di
rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung.
Bagiamana bu, kamu mau coba kan, ?”
”Nah coba sekarang Ibu peragakan cara komunikasi seperti yang saya
contohkan”
”Bagus, bu. Ibu telah memperagakan dengan baik sekali”
”Sampai sini ada yang ditanyakan?”
TERMINASI:
Evaluasi
“Baiklah bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan tadi?”
“Coba ibu ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda
orang yang mengalami isolasi sosial”
“Selanjutnya bisa Ibu sebutkan kembali cara-cara merawat Tn.A yang mengalami
masalah isolasi sosial”
“ Bagus sekali bu, Ibu bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut”
“Nanti kalau ketemu Tn.A coba Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua
keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama”.

RTL
“Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada
Tn.S ?”
“Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang sama”
SP 3 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu” masih ingat dengan saya? Iya saya perawat Iga”.
”Bagaimana perasaan ibu hari ini?”
Validasi
”ibu masih ingat latihan merawat Tn.A seperti yang kita pelajari berberapa hari
yang lalu?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Mari praktekkan langsung ke Tn.A! Berapa lama waktu yang Ibu butuhkan. Baik
kita akan coba 30 menit.”
”Sekarang mari kita temui Tn. A.”
KERJA
”Selamat pagi Tn.S. Bagaimana perasaan Tn. A hari ini?”
”istri Tn.Ahari ini besuk. Beri salam! Bagus. Tolong Tn.A tunjukkan jadwal
kegiatannya!” (kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah bu, sekarang Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti
yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan Tn.A setelah berbincang-bincang dengan istri Tn.A?”
”Baiklah, sekarang saya dan istri Tn.A ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga)
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan tadi? Ibu sudah bagus.”
“Mulai sekarang Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Tn.A”
RTL
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang Pak”
“Sampai jumpa”
SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat Iga.”
Validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini? Sudah bisa kan melakukan perawatan Tn.A?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
”Karena rencana Tn.A mau pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan
lanjutan di rumah.”
”Bagaimana kalau kita membicarakan perawatan lanjutan tersebut disini saja”
”Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA:
”Bu, ini jadwal Tn.A yang sudah dibuat. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan?
Di rumah Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik
jadwal kegiadan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh Tn.A selama di rumah. Misalnya kalau Tn.A terus menerus tidak mau
bergaul dengan orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera lapor ke rumah sakit atau
bawa Tn.A ke rumah sakit”
TERMINASI:
Evaluasi
”Bagaimana bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiadan harian Tn.A.

RTL
Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
DAFTAR PUSTAKA

Jumaini, Keliat, B.A, Hastono, S.P (2010). Pengaruh Cognitive Behavior Social
Skill Tarining (BCSST) terhadap peningkatan kemampuan sosialisasi klien
isolasi sosial di BLU RS. Marzoeki Mahdi Bogor. Tesis FIK-UI. Tidak
dipublikasikan.
Keliat, B.A, Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa :Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta : EGC
Keliat, B.A, Akemat, Daulina, N.H.C, Nurhaeni, H. (2011). Keperawatan
Kesehatan Jiwa : CMHN (Basic Course). Jakarta : EGC
Keliat, B.A., Wiyono, A. P., Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan
Jiwa CMHN (Intermediate Course). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
NANDA, (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Cetakan 2012. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nyumirah, S., Hamid, A.Y., Mustika sari. (2012). Pengaruh Terapi Perilaku
Kognitif terhadap kemampuan interaksi sosial klien isolasi sosial di RSJ Dr.
Amino Gonhutomo Semarang. Tesis FIK-UI. Tidak dipublikasikan.
Renidayati, Keliat, B., A., & Sabri., L. (2008). Pengaruh Social Skills Training
Pada Klien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof HB Saanin Padang
Sumatera Barat. FIK UI : Depok
Sukma, Keliat, B., A., Mustikasari. (2015). Pengaruh Cognitive Behaviour
Therapy dan Cognitive Behavioural Social Skills Training terhadap Gejala
Klien Halusinasi dan Isolasi Sosial di Rumah Sakit. FIK UI : Depok
Surtiningrum. A., Hamid, A., Y., Waluyo, A. (2011). Pengaruh terapi suportif
terhadap kemampuan bersosialisasi klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang. FIK UI : Depok

You might also like