Professional Documents
Culture Documents
1, Januari-Juni 2017
61
Analisa Faktor – Faktor …
ABSTRAK
Kata Kunci: Sebagai upaya untuk pertumbuhan perekonomian negara
Pertimbangan setelah terjadinya finansial krisis di seluruh perekonomian
investasi, Risiko, dunia, dan sebagai upaya untuk menunjang kebijakan yang
Pendapatan, Motivasi,
dilakukan oleh pemerintah, diperlukannya investor untuk
Pengetahuan,
Persepsi, Belajar memberikan perannya melalui pasar modal. Sebagai
perkembangan pasar modal untuk mengurangi ketidak pastian
dan peran pasar modal dalam segi riil, terbentuklah pasar
modal syariah yang bertujuan untuk menampung investor baik
dari Muslim maupun non muslim. Sebagai upaya
perkembangan investor dalam perannya di pasar modal
syariah, diperlukannya analisa untuk investor agar berminat
untuk menanamkan modal mereka di pasar modal syariah.
Dalam tujuannya tersebut, dilakukanlah penelitian ini dengan
menganalisa faktor – faktor yang mempengaruhi minat investor
melalui bursa galeri investasi UISI berupa faktor risiko, level
pendapatan, motivasi, pengetahuan, persepsi, dan belajar
dalam berinvestasi di pasar modal syariah. Dari hasil penelitian
yang dilakukan menghasilkan model Y = 0,011 + 0,386 X1 +
0,380 X2 + 0,290 X3 – 0,016 X4 – 0,045 X5 – 0,005 X6. Dari
model tersebut yang menjadi peran signifikan adalah dari
variabel risiko, pendapatan dan motivasi yang penting untuk
diperhatikan terhadap responden atau investor di BGIU (Bursa
Galeri Investasi UISI) dibanding yang lain karena variabel
tersebut berregresi positif.
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi global berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
Setelah mengalami krisis yang cukup berat, perekonomian Amerika Serikat (AS) pada
pertengahan tahun 2014 mulai membaik Perbaikan kinerja negara maju ditopang oleh
kebijakan dalam memicu konsumsi dan investasi di Amerika Serikat, perbaikan ekonomi
di Eropa yang ditandai dengan perbaikan di sisi permintaan domestic serta perbaikan
dalam investasi yang menopang pertumbuhan di jepang (Departemen Keuangan
Indonesia, 2016). Namun demikian perekonomian dibeberapa negara maju lainnya
belum menunjukkan perbaikan secara menyeluruh. Pemulihan kawasan eropa masih
62
Malik | Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2017
lambat begitu juga dengan perekonomian Indonesia yang mana dihadapkan pada makin
sulitnya likuiditas dunia sejalan dengan kebijakan pengurangan pembelian obligasi yang
dilakukan oleh Bank Sentral AS.
Sejalan dengan pergerakan pergerakan perekonomian global, pertumbuhan
ekonomi nasional pada tahun 2014 melambat menjadi 5,1 persen (Bappenas, 2016).
Walaupun demikian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 diatas angka
pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,3 persen. Sinyal ini menunjukkan bahwa kinerja
dan daya tahan ekonomi Indonesia masih mencapai diatas rata-rata. Dalam upaya
peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah mengeluarkan serangkaian
paket – paket kebijakan yang mendorong kinerja seluruh pasar saham. Kemajuan pasar
modal di suatu negara dijadikan tolak ukur untuk melihat kegairahan atau
perkembangan dinamisnya bisnis dalam suatu negara yang dapat memberikan nilai
tambah pada pendapatan negara yang berkaitan dengan keibjakan yang ditetapkan
pemerintah. Untuk mendorong perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,
yang mana majoritas penduduk Indonesia adalah muslim dan terbesar didunia,
kemajuan pasar modal syariah telah muncul dengan perkembangan pasar modal syariah
melalui diterbitkannya reksa dana syariah oleh PT. Danareksa Investment Management
pada 3 Jui 1997, Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT. Dana reksa
Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli
2000, ditopang oleh fatwa mengenai pasar modal syariah pada tanggal 18 April 2001
oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI) (Mansur, D.P, et al,
2016), serta obligasi syariah efektif mulai 30 Oktober 2002 (Dewi, A., 2014).
Munculnya pasar saham syariah adalah kunci untuk mengurangi risiko ketidak
pastian dalam pasar modal konvensional dan juga mengurangai skandal keuangan di
pasar modal internasional seperti kasus Enron, WorldCom, AOL, Walt Disney, dan banyak
yang lainnya (Muhsinhar, 2011), tidak hanya itu, pasar saham syariah menampung
masyarakat (muslim dan non muslim) dalam kegiatan memperoleh keuntungan dan
risikonya, meningkatkan performa, kinerja dan sustainable dari perusahaan yang
termasuk dalam bursa saham syariah sesuai dengan harga saham, serta mengurangi
terjadinya spekulasi di pasar modal (Komariah, N., 2014).
63
Analisa Faktor – Faktor …
Gambar 1:
Statistika Saham Syariah, OJK *per November 2015
Sumber Data : OJK, 2015
Dilihat dari grafik diatas, saham syairah dari tahun 2007 sampai November 2015
mengalamai kenaikan yang significant meskipun kenaikan dari tahun 2014 ketahun 2015
tidak tinggi. Indikasi tersebut masih menunjukkan perkembangan berinvestasi terutama
dalam perusahaan yang terjamin sesuai prinsip syariah yang mana sudah terseleksi oleh
DSN – MUI (dewan syariah nasional – majelis ulama Indonesia)dan OJK (otoritas jasa
keuangan) tentang proses, karakter dan perusahaan yang memenuhi syarat saham
syariah yang disebut business screening dan juga penyeleksiaan pendapatan perusahaan
yang disebut financial screening.
Dalam praktiknya sistem keuangan Islam sudah menyiapkan tempat untuk umat
yang berkeinginan berinvestasi dalam bentuk pasar investasi keuangan yang bisa
memberikan jaminan kehalalannya. Penjaminan tersebut diatur dalam dasar hokum
pasar modal syariah di Indonesia yang mengacu pada peraturan otoritas jasa keuangan
yang terdiri dari POJK Nomor 15/POJK.04/2015 tentang penerapan prinsip syariah di
pasar modal, POJK Nomor 16/POJK.04/2015 tentang ahli syariah pasar modal, POJK
Nomor 17/POJK.04/2015 tentang penerbitan dan persyaratan efek syariah berupa
saham oleh emiten syariah atau perusahaan publik syariah, POJK Nomor
18/POJK.04/2015 tentang penerbitan dan persyaratan sukuk, POJK Nomor
19/POJK.04/2015 tentang penerbitan dan persyaratan reksa dana syariah dan POJK
Nomor 20/POJK.04/2015 tentang penerbitan dan persyaratan efek beragun asset
syariah. Juga didukung oleh fatwa DSN MUI nomer 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
pedoman pelaksanaan investasi untuk reksa dana syariah beserta penyempurnaan
64
Malik | Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2017
peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A. 13 tentang penerbitan efek syariah dan II.K.1
tentang kriteria dan penerbitan daftar efek syariah (OJK, 2016).
Sebagai upaya untuk pengembangan perekonomian Indonesia sangat
diperlukannya peran investor yang mana Penelitian tentang peningkatan minat
berinvestasi di pasar modal syariah telah ditelaah oleh Bapepam LK pada tahun 2011
yang mana faktor yang mempengaruhi minat berinvestasi dikelompokkan menjadi dua
faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kehalalan investasi,
diversifikasi investasi, return investasi, dan pengetahuan investor, sedangkan faktor
eksternal meliputi regulasi, dan kondisi ekonomi atau sosial faktor ekonomi. Kajian dari
penelitian Adik Putri Sarah (2014) berupa faktor risiko investasi, penerapan prinsip
syariah, informasi produk, dan kepuasan investorKajian oleh Dede Puad M et al (2016)
mengenai factor perbedaan gender, level pendapatan serta banyaknya kegiatan
sosialisasi yang diterima mahasiswa terhadap minat berinvestasi di pasar modal syariah.
Diikuti juga oleh faktor lain berupa motivasi dan pengetahuan tentang investasi
(Kusmawati, 2011).
Kajian oleh Chambali M (2010) berupa faktor objective dan subjective. Faktor
objective meliputi teknologi, harga, faktor produksi, dan permintaan akan barang pada
masa datang, sedangkan faktor subjective yaitu pengalaman yang dialami investor baik
positif maupun negative.kajian oleh Diah Lukita Sari (2008) berupa faktor usia, tingkat
ekonomi dan peran kelompok referensi terhadap minat berinvestasi di pasar modal
syariah khususnya pada reksa dana syariah yang mana didasarkan pada teori model
hierarchy of effects dan teori dair Kotler tentang kotak hitam pembeli yaitu faktor –
faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembeli dari kebudayaan, social, invidu dan
psikologi. Kajian oleh Fikri Indra Silmy (2011) berupa faktor persepsi, motivasi dan
belajar terhadap keputusan investasi saham syariah. Kajian oleh Ani Dewi (2014) tentang
faktor kebijakan dividen, suku bunga SBI dan nilai kurs terhadap investasi di Jakarta
Islamic Index (JII). Dan juga kajian oleh Eka sri wahyuni (2015) tentang faktor teknikal
yaitu berupa harga saham dan faktor fundamental berupa analisa suku bunga berkaitan
dengan keputusan investor untuk berinvestasi di saham syariah Indonesia.
Penelitian mencoba untuk menganalisa permasalahan yang berkaitan dengan
“ANALISA FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MASYARAKAT
BERINVESTASI DI PASAR MODAL SYARIAH MELALUI BURSA GALERI INVESTASI UISI”.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat lebih dalam mengenai faktor – faktor yang paling
berpengaruh terhadap minat investasi berupa risiko berinvestasi, tingkat pendapatan
(modal), motivasi, pengetahuan tentang investasi, persepsi, dan belajar di pasar modal
syariah untuk investor yang melakukan transaksi di galeri investasi bursa saham investasi
universitas internasional semen Indonesia.
65
Analisa Faktor – Faktor …
Adapun beberapa permasalahan yang akan dibahas adalah; Bagaimana pengaruh risiko
terhadap minat investor berinvestasi di pasar modal syariah melalui galeri investasi
bursa saham investasi universitas internasional semen Indonesia?; pertanyaan ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh risiko terhadap minat investor berinvestasi di
pasar modal syariah melalui galeri investasi bursa saham investasi universitas
internasional semen Indonesia. Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh tingkat
pendapatan terhadap minat investor berinvestasi di pasar modal syariah melalui galeri
investasi bursa saham investasi universitas internasional semen Indonesia maka
permasalahan yang diajukan adalah bagaimana pengaruh tingkat pendapatan terhadap
minat investor berinvestasi di pasar modal syariah melalui galeri investasi bursa saham
investasi universitas internasional semen Indonesia?;
Mengetahui pengaruh motivasi terhadap minat investor berinvestasi di pasar
modal syariah melalui galeri investasi bursa saham investasi universitas internasional
semen Indonesia maka pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana pengaruh motivasi
terhadap minat investor berinvestasi di pasar modal syariah melalui galeri investasi
bursa saham investasi universitas internasional semen Indonesia?;
Selanjutnya adalah bagaimana pengaruh pengetahuan tentang investasi terhadap minat
investor berinvestasi di pasar modal syariah melalui galeri investasi bursa saham
investasi universitas internasional semen Indonesia? Hal ini dipertanyakan untuk
mengetahui pengaruh pengetahuan tentang investasi terhadap minat investor
berinvestasi di pasar modal syariah melalui galeri investasi bursa saham investasi
universitas internasional semen Indonesia.
Bagimana pengaruh persepsi terhadap minat investor berinvestasi di pasar modal
syariah melalui galeri investasi bursa saham investasi universitas internasional semen
Indonesia?; Mengetahui pengaruh persepsi terhadap minat investor berinvestasi di pasar
modal syariah melalui galeri investasi bursa saham investasi universitas internasional
semen Indonesia. Bagimana pengaruh belajar terhadap minat investor berinvestasi di
pasar modal syariah melalui galeri investasi bursa saham investasi universitas
internasional semen Indonesia? Berjutuan untuk Mengetahui pengaruh belajar terhadap
minat investor berinvestasi di pasar modal syariah melalui galeri investasi bursa saham
investasi universitas internasional semen Indonesia
LANDASAN TEORI
Investasi
Investasi didefinisikan sebagai saham penukaran uang dengan bentuk bentuk
kekayaan lain seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan
selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan. Pada umumnya,
66
Malik | Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2017
investasi dibedakan menjadi dua yaitu investasi pada financial asset dan investasi pada
real asset. Investasi financial asset dilakukan di pasar uang berupa sertifikat deposito,
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan juga di pasar modal. Sedangkan investasi real
asset dilakukan dengan membeli asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan
pertambangan, dan lainnya (Salim, H.S dan Sutrisno, B., 2008).
Investasi bisa dilakukan secara langsung dengan membeli langsung active
keuangan yang dapat diperjual belikan di pasar uang, pasar modal atau pasar turunan.
Sedangkan investasi yang tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari
perusahaan investasi yang mempunyai portfolio aktiva keuangan dari perusahaan yang
terdaftar di bursa efek Indonesia.
Orang yang melakukan investasi disebut investor, investor ada dua jenis yaitu
investor individual dan investor institutional. Investor individual terdiri dari individu –
individu yang melakukan investasi sedangkan investor institutional terdiri dari
perusahaan – perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan semisal bank, lembaga
simpan pinjam dan lembaga dana pension (Siahaan, N.M, 2011).
Dalam Islam, kegiatan berinvestasi termasuk kegiatan muamalah yang mana
hukum asal dari kegiatan muamalah adalah mubah (boleh), sehingga berinvestasi
dikatakan mubah (boleh) kecuali ada hukum akan larangan yang mengikutinya (haram).
Kegiatan berinvestasi dalam Islam oleh Dadan Muttaqien (2009) merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh pemilik harta (investor) terhadap pemilik usaha (emiten) untuk
memberdayakan pemilik usaha dalam melakukan kegiatannya, dimana pemilik harta
(investor) berharap untuk memperoleh manfaat tertentu yang mana kegiatan
pembiayaan dan investasi keuangan berdasarkan prinsip yang sama dengan kegiatan
usaha lainnya yaitu memelihara prinsip kehalalan dan keadilan. Berinvestasi dengan
menggunakan norma syariah, merupakan sebuah dari ilmu dan amal, oleh karena itu,
investasi sangat dianjurkan bagi muslim. Hal tersebut dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat
al-hasyr ayat 18 sebagai berikut:
َ ُ َ َ َ َّ َّ َ َّ ُ َّ َ ْ َّ َ ُ َ ْ َ َ َّ
ٌ نظ ْر َن ْف ُ َّ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
إَّلل خ ِب ر ٌي ِِ ََا ت ْع ََلون س َّما قد َمت ِلغ ٍد َوإتقوإ إَّلل ِؤن آمنوإ إتقوإ إَّلل ولت يا أيها إل ِذين
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Dari ayat diatas, penafsiran dari “hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)” yaitu melakukan investasi akhirat dengan
melakukan amal sholeh sejak dini untuk bekal di akhirat kelak. Tidak terbatas oleh
perihal tersebut, investasi membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi pelakunya
terutama untuk keturunannya yang mana sepeninggalnya untuk ahli waris keturunannya
67
Analisa Faktor – Faktor …
tidak ditinggalkan dalam keadaan miskin melainkan dalam keadaan lebih baik (kaya)
sebagaimana dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 9:
ً ً َ ْ ُ ُ ْ َّ ُ َّ ْ َ ََ ْ ُ َ ً ً ُ ْ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ ْ َ ْ َ
إَّلل َول َيقولوإ ق ْوال َس ِديدإ ين ل ْو ت َركوإ ِم ْن خل ِف ِه ْم ذ ِّر َّية ِض َعافا خافوإ عل ْي ِه ْم فل َيتقوإ وليخش إل ِذ
Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Dari ayat diatas, dijelaskan bahwa pelarangan untuk meninggalkan keturunan
dalam keadaan lemah (miskin). Penggunaan investasi tidak hanya untuk kepentingan diri
sendiri melainkan untuk kemaslahatan (kesejahteraan) bersama, sebagaimana
peringatan dari Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 85:
َ َ ُ ُ َ َ َ َ ْ ُّ ِّ َ ُ ّ ُ ُ َ َّ ْ ُ ُ َ ْ َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ َ ْ ْ ُ َ َ
إَّلل أن ُي َعذ َِ ُهم ِِ َها ِ يف إلدن َيا َوت ْزهق أنف ُس ُه ْم َوه ْم ك ِاف ُرون وال تع ِجبك أموإلهم وأوالدهم ِؤنَا ي ِريد
Artinya: Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu.
Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta
dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka, dalam keadaan kafir.
Peringatan dari ayat diatas diperuntukkan untuk investor yang hanya mencari
keuntungan pribadi semata. Peringatan tersebut untuk menelaah tujuan investasi yang
diharapkan bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tidak melanggar rambu-rambu
syariah berupa terbebas dari unsur riba, gharar (ketidak pastian / spekulasi), maysir
(judi), haram, subhat (diragukan), transaksi memberi nilai manfaat dan menghindari
transaksi yang zalim, uang sebagai alat pertukaran bukan komoditas perdagangan,
transaksi yang transparan yang tidak menimbulkan kerugian atau unsur penipuan, risiko
yang harus dikelola sehingga tidak melebihi kemampuan penanggung risiko dan
diperuntukkan untuk kemaslahatan (kesejahteraan) bersama bagi investor dan penerima
modal yang jika ditelaah lagi membantu mengurangi jumlah pengangguran dan
perekonomian negara.
69
Analisa Faktor – Faktor …
Perilaku Investor
Banyak faktoryang mempengarui investor untuk berinvestasi. Dalam penilitian
ini, yang menjadi factor investor untuk berinvestasi berupa risiko, level pendapatan,
motivasi, pengetahuan tentang investasi, persepsi, motivasi, dan belajar.
Risiko
Dalam berinvestasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak
mengetahui dengan pasti hasil dari investasi yang dilakukannya. Dalam kondisi tersebut,
investor dikatakan mengalami risiko. Dalam kondisi tersebut, investor tidak hanya
mengharapkan keuntungan semata. Apabila investor mengharapkan keuntungan yang
tinggi, maka investor harus siap menanggung risiko yang tinggi pula. Kemudahan dari
berinvestasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portfolio investasi
yaitu dapat melakukan difersifikasi investasi (pemilihan lebih dari satu investasi) pada
berbagai kesempatan investasi (Asba, M.Y.A., 2013).
Dalam investasi syariah, risiko tidaklah serupa dengan ketidakpastian
(uncertainty). Keduanya merupakan istilah yang serupa tapi tidak sama. Keserupaan
keduanya terletak pada pengertian mengenai adanya suatu kejadian yang belum pasti di
masa yang akan datang. Untuk istilah uncertainty, ketidakpastian tersebut merujuk pada
kejadian-kejadian yang tidak diharapkan yang tidak diperkirakan (unexpected risk),
sedangkan risiko dalam hal ini dimaksudkan sebagi sesuatu yang dapat diperkirakan
(expected risk). Selanjutnya, perbedaan keduanya terletak pada estimasi atas
ketidakpastian tersebut. Unexpected risk dalam uncertainty kemungkinan muncul lebih
70
Malik | Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2017
dari satu, namun probabilitas kemunculannya tidak dapat diketahui secara kuantitatif,
sedangkan risiko tingkat ketidakpastiannya dapat diukur secara kuantitatif.
Pengukuran risiko investasi secara kuantitatif dalam hal ini dapat dilakukan dalam
kondisi tersedianya informasi, sehingga perbedaan tersebut mengerucut pada
ketersediaan informasi. Dalam kajian fiqih muamalah, istilah untuk menyebut
ketidakpastian adalah gharar dan tadlis. Sepertihalnya uncertainty dan risk. Seringkali
kedua kata tersebut dipertukarkan sehingga dikatakan uncertainty dan risk adalah
gharar. Padahal keduanya terdapat perbedaan yang mendasar sepertihalnya
pembahasan diatas yaitu tentang penyediaan informasi. Dalam gharar kurangnya
pengetahuan informasi dialami oleh kedua pihak yang berakad, sedangkan dalam tadlis
hanya dialami oleh salah satu pihak.
Ketidakjelasan terkait objek akad menjadi dilarangnya akad menurut ulama yaitu
meliputi 1) jenis, 2) spesifikasi, 3) atribut, 4) kuantitas, 5) esensi, dan 6) waktu
penyerahan. Yang mana risiko tersebut membuat garis besar pembagian investor
(Irkhami, N., 2010).
Ada tiga jenis investor yang jika dikaitkan dengan preferensinya yaitu 1) investor
yang menyukai risiko (risk seeker), 2) investor yang netral terhadap risiko (risk neutral),
dan 3) investor yang tidak menyukai risiko (risk averse) (Halim, 2005). Tindakan minimal
yang dilakukan untuk memanfaatkan kelebihan dananya adalah menabung atau
mendepositokan. Tindakan minimal ini dilakukan oleh orang yang tergolong takut risiko
(risk averse). Berbeda halnya dengan orang yang tergolong penantang risiko (risk taker),
mereka cenderung untuk menginvestasikan dananya pada bentuk – bentuk investasi
yang memberikan keuntungan yang lebih besar meskipun risiko yang dihadapi juga
besar, seperti investasi pada saham (Kusmawati, 2011).
Dalam kaitannya dengan investasi, terdapat korelasi langsung antara
pengembalian dengan risiko, yaitu semakin tinggi pengembalian, semakin tinggi risiko.
Oleh karena itu, investor harus menjaga tingkat risiko dengan pengembalian yang
seimbang (Siahaan, N.M, 2011).
Dari penilaian investasi model Markowitz menjelaskan bahwa risiko investasi
saham terdiri dari risiko tidak sistematis dan risiko sistematis. Risiko tidak sistematis
adalah risiko yang terkait dengan fluktuasi dan siklus bisnis dari industry tertentu. Setiap
industry memiliki karakteristik risiko khusus yang dipengaruhi variable – variable
ekonomi secara specific. Sehingga perusahaan – perusahaan yang jenis usahanya sama
akan mendapatkan risiko tidak sistematis yang sama. Risiko ini juga biasa disebut dengan
risiko bisnis. Risiko bisnis dapat dikurangi dengan diversifikasi. Sedangkan risiko
sistematis merupakan risiko eksternal dari sebuah bisnis seperti inflasi, keadaan ekonomi
global dan sebagainya. risiko tersebut dapat diklasifikasikan menjadi empat hal:
a. Tidak mendapatkan dividen
71
Analisa Faktor – Faktor …
Level Pendapatan
MYA Asba (2013) menyebutkan faktor yang mempengaruhi konsumen (investor)
adalah faktor kepribadian yaitu keadaan ekonomi investor (level pendapatan). Investasi
pada pokoknya didasarkan atas teori produktivitas batas (marginal productive) dari
faktor produksi modal (capital). Dalam teori ini, besarnya modal yang akan diinvestasikan
dalam proses produksi ditentukan oleh produktivitas marginalnya (perusahaan).
Sehingga investor akan terus meningkatkan investasinya bilamana produktivitas batas
dari investasi masih lebih tinggi dari pada tingkat bunga yang akan diterima (Pratama,
D.I., 2013). Dalam kaitannya, jika produktivitas perusahaan terbuka atau eminten
meningkat dan mendapatkan hasil yang maksimal sehingga menjadikan peningkatan
pembagian dividen ke investor, secara tidak langsung, pendapatan investor akan
meningkat.
Peningkatan produktivitas penerima modal akan meningkatkan nilai harga saham
sehingga bagi investor yang menyukai resiko tinggi untuk mendapatkan return yang
tinggi akan menambah jumlah investasinya kepada emiten atau perusahaan terbuka
tersebut. Yang dalam kaitannya, pendapatan investor akan berhubungan significant
positive terhadap minat berinvestasi diiringi dengan peningkatan produktivitas penerima
modal teruntuk investor risk seeker. Di lain sisi, bagi investor risk averse dan risk neutral
mungkin akan berbeda kondisi. Oleh Karena itu, dalam penelitian ini akan mengupas
72
Malik | Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2017
hubungan tersebut. Faktor lain yang berkaitan dengan minat investor berinvestasi
adalah motivasi.
Motivasi
Motivasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana individu mengenal
kebutuhannya dan mengambil tindakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Dalam
kandungannya bahwa motivasi merupakan suatu proses dan proses ini dapat
menjelaskan perbedaan dalam intensitas perilaku konsumen (investor). Kandungan
lainnya dari definisi tersebut bahwa motivasi merupakan dorongan, yaitu dorongan bagi
manusia untuk mengambil tindakan tertentu dalam upaya memuaskan kebutuhannya.
David MecClelland mengembangkan teori motivasi yang dikenal dengan McClelland’s
theory of learned needs. Teori ini menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang
memotivasi seseorang individu untuk berperilaku yaitu 1) kebutuhan untuk sukses, 2)
kebutuhan untuk afiliasi (membina hubungan sesame), 3) kebutuhan kekuasaan (2013).
Dalam kaitan teori tersebut dalam investasi, investor termotivasi untuk
berinvestasi dalam pemenuhan kebutuhan diri (kesuksesan dan return) juga membantu
perkembangan perekonomian dalam afiliasi dengan eminen atau perusahaan terbuka,
dan juga untuk kebutuhan kekuasaan yang terkait dengan menjaga keterpenuhan
kebutuhan diri atau keluarga dalam jangka waktu yang lama (keturunan) dan bisa juga
ditafsirkan untuk pengembangan kekuasaan dalam investasi dalam rangka menjaga
kestabilan perekonomian dengan menjadi majoritas pemegang saham.
Di lain teori, berdasarkan teori Hull dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi
seseorang sangat ditentukan oleh kebutuhan dalam dirinya dan faktor kebiasaan dari
pengalaman belajar sebelumnya. Sepertihalnya pengalaman investor yang menjadikan
kekuatan motivasinya untuk berinvestasi di pasar modal. Berdasarkan teori lapangan
dari kurt lewin, teori tersebut mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan
fungsi dari seseorang terhadap lingkungannya. Dalam kaitannya dengan investasi,
investor dipengaruhi oleh lingkungan investasi dan lingkungan pengembangan
berinvestasi sehingga termotivasi untuk berinvestasi (Silmy, F.I., 2011). Dalam
pengembangan motivasi tersebut, diperlukan faktor lain yang mempengaruhi investor
berinvestasi yaitu pengetahun tentang investasi.
Pengetahuan
Dalam proses keputusan berinvestasi, diperlukannya pengetahuan tentang
pengembalian, resiko, tipe produk investasi, untuk mendapatakan investasi yang lengkap
(Siahaan, N.M, 2011). Menurut Fikri (2011) dalam berinvestasi pada level basic, para
investor harus mengenal istilah – istilah dalam pasar modal seperti saham, obligasi,
reksadana dan sebaginya. Kemudian di level intermediate, dituntut untuk pengetahuan
73
Analisa Faktor – Faktor …
tentang analisis teknikal dan fundamental saham yang mana juga dilakukan simulasi
perdagangan dalam bursa efek sehingga lebih teknis mengetahui perdagangan dalam
bursa efek.
Di level advance, investor sudah memiliki rekening efek yang langsung bergerak
dalam pasar modal syariah, obligasi, dan perkembangan pasar. Menurut Kusmawati
(2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa untuk melakukan investasi di pasar
modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk
menganalisis efek – efek mana saja yang akan dibeli. Pengetahuan yang memadai sangat
diperlukan, seperti pada instumen investasi saham, hal – hal yang sangat penting untuk
diketahui adalah bagaimana menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan untuk
beberapa tahun belakangan. Pengetahuan investasi sangat diperlukan untuk
menghindari terjadinya kerugian saat berinvestasi di pasar modal. Pengetahuan investasi
juga sangat diperlukan untuk memperoleh return yang maksimal dari investasi yang
dilakukan. Untuk mengembangkan lebih luas lagi minat investor selain pengetahuan,
faktor persepsi investor terhadap pasar modal syariah.
Persepsi
Preferensi diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka seseorang terhadap
suatu produk barang atau jasa yang digunakan. Dalam arti yang lain, persepsi merupakan
seperangkat objek yang dinilai sesuai atau mendekati kesesuaian dengan persyaratan
yang dikehendaki oleh konsumen (investor). Dalam teori persepsi dapat digunakan untuk
menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen (investor) dalam kaitannya minat investor
untuk berinvestasi. Menurut willian j. staton persepsi adalah pertalian investor
berdasarkan pengalaman lalu melalui stimulasi yang diterima indra (Mustofa, 2015).
Rangsangan yang kuatlah yang dapat memikat persepsi orang. Sehingga untuk menarik
persepsi orang, dibutuhkan pesan yang menonjol dibandingkan dengan produk lainnya.
Diperlukannya rangsangan untuk investor bukan hanya promosi akan tetapi segala yang
dibutuhkan investor. Image atau gambaran suatu produk sangat penting di mata
konsumen (investor).
Sebagaimana halnya dengan image label “syariah” dapat menimbulkan menarik
konsumen untuk menggunakan barang atau jasa tersebut sepertihalnya perkembangan
produk syariah dibidang perbankan, pasar modal dan lain sebaginya. Dalam penelitian
Fikri (2011), menghasilkan persepsi bahwa perkembangan saham syariah sangat pesat,
saham syariah diperuntukkan untuk semua pihak, peningkatan investor berinvestasi di
saham syariah, pergerakan sasham syariah sama dengan saham lainnya, dan terdapat
segi keuntungan dan resiko dalam saham syariah. Dengan kata lain, persepsi tentang
pasar saham syariah atau pasar modal syariah menghasilkan hubungan postif dengan
74
Malik | Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2017
Belajar
Belajar adalah perubahan muatan dan organisasi dalam memori jangka panjang
yang mana belajar merupakan hasil dari informasi yang telah didapatkan sebelumnya.
Factor belajar dipengaruhi oleh beberapa pengaruh yaitu 1) pengaruh keadaan yang
mana mengacu pada pembelajaran berbasi gabungan stimulus atau rangsangan, 2)
pengaruh classical yaitu terbentuknya respond dan stimulus yang dipelajari investor
bukanlah informasi melainkan emosi atau respon afektif, 3) importance yaitu semakin
penting individu ingin mempelajari, semakin efektif dan efisien individu tersebut dalam
proses pembelajaran, 4) reinforcement yaitu sesuatu yang meningkatkan kemungkinan
bahwa suatu respon akan diulangi diwaktu yang akan datang sebagi penguat, 5)
punishment (hukuman) yang mana menurunkan kemungkinan akan pengulangan respon
dimasa yang akan datang, punishment dilakukan untuk mengetahui hal penting dari
pengalaman yang dilakukan dengan dibantu kekuatan pendorong, jika tidak akan
mengurangi minat investor untuk berinvestasi terutama bagi investor averse. 6)
repetition yaitu peningkatan kekuatan dan kecepatan pembelajaran semakin banyak
waktu yang tertuang untuk mendapatkan informasi, semakin besar kemungkinan untuk
mempelajari investasi lebih baik dan dalam serta effektif dan efficient (2011).
Pengaruh dari belajar tersebut akan meningkatkan kualitas investor untuk
menganalisa lebih baik dan tajam tentang pasar modal terutama didalam perkembangan
pasar modal syariah, sehingga dapat membedakan dengan baik antara pasar modal
syariah dengan konvensional yang mana investor akan mendapatkan ketenangan dari
berinvestasi baik dari informasi yang akurat dan lengkap serta minat untuk berinvestasi
di pasar modal syariah.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang berkonsentrasi dalam pengujian teori – teori melalui variable
penelitian dalam bentuk angka dan kemudian melakukan analisa data dengan proses
statistika baik manual maupun dengan peranti lunak computer. Pada penelitian
kuantitatif, teori atau paradigm teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan
75
Analisa Faktor – Faktor …
76
Malik | Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2017
dua macam pengujian yaitu test of validity (uji keabsahan) dan test of reliability (uji
kehandalan) guna menguji kesungguhan jawaban responden.
77
Analisa Faktor – Faktor …
Uji Reliabilitas
Tabel 4.1
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,899 31
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel 4.1 diatas menjelaskan tentang uji relibilitas antara indikator yang
mendukung penelitian. Dari nilai reliabilitas tersebut dengan menggunakan metode
cronbach’s alpha memberikan nilai 0,899 atau 89,9% yang menandakan kekuatan
realibilitas antar indikator kuat dan tinggi.
78
Malik | Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2017
Model Regresi
Tabel 4.3
79
Analisa Faktor – Faktor …
SIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara signifikan
implementasi belajar, motivasi, pendapatan, persepsi, risiko, dan pengetahuan terhadap
pertimbangan investasi saham syariah di BGIU (Bursa Galeri Investasi UISI). Dari hasil
pengujian yang dilakukan terhadap 133 responden peserta pelatihan pasar modal
tanggal 20 Juni 2016 dan investor yang bertransaksi di BGIU diperoleh hasil sebagai
berikut:
Hasil pengujian variabel risiko sesuai model regresi berbanding positif terhadap
dependen variabel yaitu minat berinvestasi saham syariah yang mana semakin tinggi
risiko semakin banyak atau meningkat peminat investasi disarkan pada indikator
pernyataan yang valid yaitu bahwa investor atau responden membeli saham lebih dari
satu untuk mengurangi risiko lebih, memilih perusahaan yang liquiditasnya tinggi, saham
yang produktif, dan kebijakan yang tepat.
Untuk variabel pendapatan dan motivasi juga berbanding positif terhadap
pertimbangan investasi saham syariah. Untuk variabel pendapatan berdasarkan
80
Malik | Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA
Alqur’an Al-Karim
Asba, M.Y.A., 2013, Pengaruh Pengetahuan Tentang Efek Syari’ah Terhadap Motivasi
Berinvestasi di Pasar Modal Syariah (Studi Kasus di Fakultas Syari’ah dan Ekonomi
Islam IAIN Walisongo Semarang), eprints, Walisongo, h.12, 41, dan 48.
http://eprints.walisongo.ac.id/1803/3/092411092_Bab2.pdf, diakses pada
tanggal 1 Maret 2016.
Bappenas, Kerangka Ekonomi Makro, h.3-1, http://www.bappenas.go.id/files/rkp/rkp-
2016/Narasi%20Per%20Bab/BAB%203%20PERPRES%20RKP%202016.pdf, diakses
pada tanggal 1 Maret 2016.
81
Analisa Faktor – Faktor …
Chambali, M., 2010, Analisa Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat
Berinvestasi Sukuk Melalui Agen Bank Syariah, IAIN Walisongo, Semarang.
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl-mochchamba-
6006-1-skripsi-p.pdf, diakses pada tanggal 1 Maret 2016.
Departemen Keuangan Indonesia, Buku II Nota Keuangan Beserta Rancangan Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Jakarta, Indonesia, h.I-4,
http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/NKRAPBN2016.pdf, diakses
pada tanggal 1 Maret 2016.
Dewi, A., 2014, Analisis Pengaruh Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Nilai Kurs Terhadap Risiko
Investasi di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2005 – 2009.Universitas Lampung
(Unila) http://digilib.unila.ac.id/5765/1/BAB%20I.pdf, diakses pada tanggal 1
Maret 2016.
Halim, 2005, Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Konvensional dan Reksadana
Syariah, etheses, Universitas Islam Negeri Malang, h.1, http://etheses.uin-
malang.ac.id/1540/5/11510032_Bab_1.pdf, diakses pada tanggal 1 Maret 2016.
Irkhami, N., 2010, Analisis Risiko Dalam Investasi Islam, Salatiga, h.9,
http://www.muqtasid.iainsalatiga.ac.id/index.php/muqtasid/article/download/1
0/5, diakses pada tanggal 1 Maret 2016.
Komariah, N., 2014, Analisis Perubahan Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham
Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Listing di Jakarta Islamic
Indeks, IAIN Walisongo, Semarang.
http://eprints.walisongo.ac.id/3671/3/102411108_Bab2.pdf, diakses pada
tanggal 1 Maret 2016.
Kusmawati, 2011, Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal
Dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variable Moderat, Jurnal
Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS), Vol,.1 No.2 Mei 2011, h.108
http://news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/KUSMAWATI-
JE01022011.pdf, diakses pada tanggal 1 Maret 2016.
Makaryanawati, 2016, Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan
Terhadap Risiko Investasi Saham Yang Terdaftar Pada Jakarta Islamic Index,
Malang, h.50, http://fe.um.ac.id/wp-
content/uploads/2010/01/makaryanawati_7.pdf, diakses pada tanggal 1 Maret
2016.
Mansur, D.P, et al, 2016, Minat Berinvestasi di Pasar Modal Syariah: Aplikasi Theory of
Planned Behaviour Serta Implikasinya Terhadap Strategi Targetting Program
Promosi Pasar Modal Syariah di Kalangan Mahasiswa. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia,
82
Malik | Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2017
https://www.academia.edu/9586780/Minat_Berinvestasi_Di_Pasar_Modal_Syari
ah_Aplikasi_Theory_Of_Planned_Behaviour_Serta_Implikasinya_Terhadap_Strat
egi_Targetting_Program_Promosi_Pasar_Modal_Syariah_di_Kalangan_Mahasisw
a, diakses pada tanggal 1 Maret 2016.
Muhsinhar, 2011, Telaah Kritis Pasar Modal Syariah, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/telaah-kritis-pasar-modal-syariah/,
diakses pada tanggal 1 Maret 2016.
Mustofa, 2015, Preferensi Dosen IAIN Sultan Amai Gorontalo Terhadap Perbankan
Syariah di Gorontalo, Al-Buhuts, IAIN Sultan Amai Gorontalo, h.33,
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=55&cad=
rja&uact=8&ved=0ahUKEwi4oaOxoL_LAhXDkZQKHYXxCZg4MhAWCC4wBA&url=h
ttp%3A%2F%2Fwww.journal.iaingorontalo.ac.id%2Findex.php%2Fab%2Farticle%
2Fview%2F325%2F243&usg=AFQjCNGWnTRQgKovgdeJWp4_A4Mkh4cx3Q&sig2=
0W0PMG2e0-QkWE4N8V1ncA&bvm=bv.116573086,bs.1,d.dGY, diakses pada
tanggal 1 Maret 2016.
Muttaqien, D., 2009, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syari’ah, Safitri Insania Perss,
Yogyakarta, op.cit, h.51,
http://eprints.walisongo.ac.id/1803/3/092411092_Bab2.pdf, diakses pada
tanggal 1 Maret 2016.
OJK, 2015, Statistika Saham Syariah November 2015, Jakarta,
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/saham-
syariah/Documents/Pages/Statistik-Saham-Syariah-November-
2015/Statistik%20Saham-November.pdf, diakses pada tanggal 1 Maret 2016.
OJK, 2016, Pasar Modal Syariah, Jakarta, http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-
syariah/pages/pasar-modal-syariah.aspx, diakses pada tanggal 1 Maret 2016.
Pratama, D.I., 2013, Investasi, Universitas Lampung (Unila), h.18,
http://digilib.unila.ac.id/978/8/BAB%20II.pdf, diakses pada tanggal 1 Maret 2016.
Bungin, B, 2008, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik, Serta Ilmu – ilmu Sosial lainnya, Jakarta h.25 di Silmy, F.I., 2011, Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi Pertimbangan Investasi Saham Syariah, Jakarta. h.50,
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4748/1/FIKRI%20IND
RA%20SILMY-FSH.pdf, diakses pada tanggal 1 Maret 2016.
Salim, H.S dan Sutrisno, B., 2008, Hukum Investasi di Indonesia, op.cit, PT Rajagrafindo
Persada, Jakarta, h.37,
http://eprints.walisongo.ac.id/1803/3/092411092_Bab2.pdf, diakses pada
tanggal 1 Maret 2016.
Sarah, A.P, 2014, Faktor Yang Mempengaruhi Minat Investor Terhadap Sukuk Negara
Ritel, Jurnal Ekonomi Islam Republika, Iqtishodia, Institut Pertanian Bogor,
83
Analisa Faktor – Faktor …
84