You are on page 1of 39

http://www.mediafire.com/?

nyoys1zhmne
http://www.mediafire.com/?l4oeemukdmy

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--"Tidak (sempurna) iman seseorang yang tidak amanah dan


tidak (sempurna) agama orang-orang yang tidak menunaikan janji." (HR. Ahmad). Amanah
memiliki dua perspektif makna.

Ditinjau dari aspek yang lebih sempit, amanah diartikan sebagai memelihara titipan yang akan
dikembalikan dalam bentuknya seperti sediakala. Dalam tinjauan yang diperluas, amanah
mempunyai cakupan yang lebih luas, seperti memelihara amanah orang lain, menjaga
kehormatan orang lain, atau menjaga kehormatannya.

Dalam konteks bernegara, amanah yang dibebankan kepada para pemegang amanah (pejabat
negara) harus dipikul dengan sebaik-baiknya karena memiiki dua perspektif
pertanggungjawaban: horizontal (habluminannas) dan vertikal (habluminallah). Setiap
pemimpin, baik di lingkup pemerintahan pusat maupun daerah, wajib menegakkan amanah
jabatannya sebagaimana yang pernah dicontohkan Rasulullah.

Dalam surah Al-Ahzab [33]: 21, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat serta dia banyak menyebut Allah."

Rasulullah pantaslah menjadi sosok panutan bagi para leader karena empat hal fundamental
yang melekat dalam dirinya, yaitu sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Meskipun susah untuk
mengikuti jejak keteladanan Nabi SAW secara komprehensif, paling tidak kita bisa mendekati
apa yang pernah Nabi Muhammad lakukan dalam menegakkan amanah sebagai pemimpin
agama dan negara ketika itu.

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS
an-Nisaa [4]: 58).

Kemudian, Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang kami angkat menjadi karyawan untuk
mengerjakan sesuatu dan kami beri upah yang semestinya, maka sesuatu yang diambilnya
sesudah itu (selain upah) namanya korupsi." (HR Abu Dawud).

Rasulullah pernah menegur Ibnu Luthbiyah dengan keras karena mengambil hadiah ketika
sedang menjalankan tugasnya sebagai pengumpul zakat. Rasulullah menegurnya dengan
bersabda, "Dengan wewenang yang diberikan Allah kepadaku, aku mengangkat seseorang di
antara kalian untuk melaksanakan tugas, (tetapi) dia datang melapor. Jika ia duduk saja di
rumah bapak dan ibunya, apakah hadiah itu datang sendiri kepadanya kalau barang itu memang
sebagai hadiah?

Demi Allah, seseorang tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya, melainkan ia menghadap
Allah nanti pada hari kiamat dengan membawa beban yang berat dari benda itu." (HR
Mutafaqun 'Alaihi).Semoga para pemimpin kita bisa menunaikan amanah jabatannya dengan
baik sehingga  bangsa ini bisa maju dalam berbagai bidang.
-------
Doa Agar Dikabulkan Maksudnya:

Allahumma innaka ta’lamu sirri wa ‘allaniyati faqbal ma’zirati.

Artinya: “Ya Allah, Engkau mengetahui apa yang aku sembunyikan dan yang aku lahirkan
maka terimalah uzurku (niatku).”

Doa Diberi Akhlak Yang Baik :

Allahummahdini liahsanil akhlaqi fa innahu la yahdi liahsaniha illa anta, wasrif ‘anni sayyiaha
fa innahu la yasrifu sayyiaha illa anta.

Artinya: “Ya Allah, tunjukkanlah aku pada akhlak yang paling baik, karena sesungguhnya
tidak ada yang bisa menunjukkan kepadanya selain Engkau, dan jauhkanlah aku dari keburukan
akhlak karena sesungguhnya tidak ada yang bisa menjauhkannya melainkan Engkau.”

Doa Agar Ditambah Ilmu:

Rabbi zidni ‘ilman.


Artinya: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”

Doa Keselamatan dan Keluarga :


Rabbi najjini wa ahli mimma ya’maluna.

Artinya: “Wahai Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari perbuatan mereka.”

Doa Terhindar dari Ajakan Orang Berbuat Jahat:

Rabbis sijni ahabbu ilayya mimma yad’unani ilaihi wa illa tasrif ‘anni  kaidahunna asabu
ilaihinna wa akum minal jahilina.

Artinya: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka
kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan aku dari tipu-daya mereka, tentu aku akan
cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang
bodoh.”

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Persepsi tentang mati memang berbeda pada setiap orang.


Ada yang merasa sudah mati ketika kehilangan kekasihnya. Ada yang merasa mati ketika ludes
harta bendanya. Dan, ada yang menganggap hidupnya tak berarti saat dirundung kegagalan dan
kedukaan akibat musibah.

Mati bukan hanya ketika seseorang telah mengembuskan napas terakhir, matanya terpejam,
detak jantung terhenti, dan jasad tak bergerak. Itu semua hanya mati biologis. Kematiannya
masih bermanfaat karena menjadi pelajaran bagi yang hidup. Rasulullah SAW bersabda,
"Cukuplah kematian menjadi pelajaran, dan cukuplah keyakinan sebagai kekayaan." (HR At-
Thabrani dari Ammar RA).

Alangkah banyak manusia sudah mati, tapi masih memberikan manfaat bagi yang hidup, yakni
masjid atau madrasah yang mereka bangun, buku yang mereka tulis, anak saleh yang
ditinggalkan, dan ilmu bermanfaat yang telah diajarkan. Meraka mati jasad, tapi pahala terus
hidup (lihat QS al-Baqarah [2]: 154).

Sesungguhnya yang perlu diwaspadai adalah mati hakiki, yakni matinya hati pada orang yang
masih hidup. Tak ada yang bisa diharapkan dari manusia yang hatinya telah mati. Boleh jadi dia
hanya menambah jumlah bilangan penduduk dalam sensus. Hanya ikut membuat macet jalanan
dan mengurangi jatah hidup manusia lain. Itu pun kalau tak merugikan orang lain. Bagaimana
halnya dengan koruptor, orang yang merusak, dan menebar kejahatan di muka bumi?

Tanda manusia yang hatinya telah mati, antara lain, kurang berinteraksi dengan kebaikan,
kurang kasih sayang kepada orang lain, mendahulukan dunia daripada akhirat, tak mengingkari
kemungkaran, menuruti syahwat, lalai, dan senang berbuat maksiat.

Ada tiga hal yang bila kita tinggalkan akan menyebabkan kematian hati. Pertama, bila shalat
ditinggalkan, itu akan membuat jiwa kalut. Kita akan terjerumus ke dalam perbuatan keji,
terseret ke lembah kemungkaran dan kesesatan (QS al-Ankabut [29]: 45 dan QS Maryam [19]:
59), dan bisa menyusahkan serta merugikan orang lain.

Kedua, meninggalkan sedekah. Itu berarti kita egois, individualis, dan enggan berbuat baik.
Kepedulian sosial seperti sedekah adalah bukti keimanan. Orang yang suka bersedekah hatinya
lapang dan dijauhkan dari penyakit, khususnya kekikiran, sedangkan para dermawan selalu
menebar kebajikan sehingga dekat dengan manusia, Allah, dan surga.

Ketiga, meninggalkan zikrullah adalah awal kematian hati. Hatinya akan membatu sehingga tak
bisa menerima nasihat dan ajaran agama. Zikir akan menimbulkan ketenangan hati (QS Ar-Ra'd
[13]: 28). Orang yang tenang hatinya akan berperilaku positif dan tak mau berbuat jahat.

Mukmin yang selalu shalat, senang bersedekah, dan memperbanyak zikrullah akan menjadi
orang yang paling baik, memiliki hati yang hidup, dan menebar kebaikan kepada sesama. Bila
kita merasa rajin shalat, sedekah, dan zikir, tetapi hatinya mati, kemungkinan besar shalat,
sedekah, dan zikirnya cenderung formalitas tanpa jiwa.

Red: Budi Raharjo


Rep: Oleh Prof Dr Achmad Satori Ismail

Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Hikmah


Agar Allah tak Membuka Aib Kita
Ahad, 28 November 2010, 18:27 WIB
   

Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Suatu hari Rasulullah SAW naik ke atas mimbar dan
menyeru dengan suara yang tinggi, "Janganlah kalian menyakiti kaum Muslim, janganlah
menjelekkan mereka, janganlah mencari-cari aurat mereka. Karena orang yang suka mencari-
cari aurat saudara sesama Muslim, Allah akan mencari-cari auratnya. Dan, siapa yang dicari-
cari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walaupun ia berada di tengah
tempat tinggalnya." (dari Abdullah bin 'Umar)

Syekh Mahmud al-Mishri dalam kitabnya Mausu'ah min Akhlaqir-Rasul  mengungkapkan, di


zaman sekarang ini sulit untuk menemukan orang yang dapat dipercaya dalam menjaga rahasia.
Kebanyakan manusia-kecuali manusia yang mendapat pertolongan Allah-tak dapat menjaga
rahasia orang lain. Padahal, membuka aib orang lain termasuk bagian dari khianat.
  
Dalam hadis di atas, Rasulullah menegaskan bahwa menutupi aib dan menjaga rahasia
termasuk keutamaan. Nabi SAW menganjurkan agar umatnya senantiasa saling memelihara
rahasia dan menutupi aib saudaranya agar dapat hidup bermasyarakat dalam ketenangan,
kedamaian, juah dari keresahan, kedengkian, serta balas dendam.

Namun, kita sering melalaikan peringatan ini. Kita kerap kali bermain-main dengan aib. Kita
lupa kalau suatu saat Allah SWT pun akan membukakan aib kita tanpa bisa ditolak.
Sesungguhnya, ketika membuka aib orang lain, sama dengan memberitahukan aib kita sendiri.
Padahal, dengan menutup aib orang lain, Allah akan menutup aib kita, baik di dunia maupun
akhirat. Rasulullah bersabda, "Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia, melainkan
nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya".

Aib merupakan sesuatu yang diasosiasikan buruk, tidak terpuji, dan negatif. Manusia tidak bisa
lari dengan menutup diri terhadap kekurangannya. Manusia harus berintrospeksi dan
menghisab diri sendiri untuk memperbaikinya. Umar bin Khattab berpesan, "Hisablah dirimu
sebelum diri kamu sendiri dihisab, dan timbanglah amal perbuatanmu sebelum perbuatanmu
ditimbang."

Dalam hidup, kita terkadang terlupakan dengan aib-aib sendiri yang begitu menggunung karena
begitu seringnya memikirkan  aib orang lain. Kita juga sering lupa untuk bersyukur bahwa
Allah telah menjaga aib-aib kita. Sesungguhnya, manusia bukanlah apa-apa jika semua aibnya
dibukakan di depan mata orang lain.

Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Hikmah


Mengasah Ketajaman Mata Hati
Jumat, 26 November 2010, 10:56 WIB
   

Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--"Katakanlah, 'Inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah (argumentasi) yang nyata, Maha
Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik'". (QS Yusuf [12]: 108).

Ayat di atas merupakan ajakan untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya dengan berbasis hujah,
atau argumentasi. Sebuah ayat untuk menegaskan bahwa kehidupan keberagamaan seseorang
harus dibangun berdasarkan argumentasi yang kuat, melalui ketajaman mata hati, atau basirah.

Semakin luas dan tajam basirah seseorang, semakin serius pula amaliah dan praktik
keberagamaannya. Keikhlasan dan keistikamahan akan lahir dengan sendirinya. Dalam ayat di
atas, Allah mendampingkan proses kewajiban dakwah dengan basirah sebagai sebuah
kewajiban syari yang dituntut oleh Islam.

Ibnu Katsir mengidentifikasi basirah sebagai sebuah keyakinan yang berlandaskan argumentasi
syari dan aqli yang kokoh, serta tidak taklid buta. Menurut Syaukani, basirah adalah
pengetahuan yang mampu memilah yang hak dari yang batil, benar dari salah, dan begitu
seterusnya.

Untuk mendapati ketajaman basirah, banyak amaliah yang harus dipenuhi. Pertama, adanya
sebuah kesadaran niat yang benar. Karena, niat yang salah akan turut mempengaruhi kinerja
dan mengakibatkan kerja yang asal-asalan. Terlebih, ibadah dan amaliah ketaatan cenderung
naik turun. Inilah rahasianya mengapa setiap amal dalam Islam harus didasari niat yang benar
dan tulus karena Allah.

Kedua, untuk menajamkan basirah, mutlak seseorang harus tobat secara sungguh-sungguh.
(QS At-Tahrim [66]: 8). Ketiga, menyisihkan hasrat dunia dengan tak tebersit untuk menabung
banyak dosa dan maksiat. (QS Al-Hujurat [49]: 11). Keempat, serius menjaga amalan wajib
dan menghidupkan yang sunah (QS Thoha [20]: 90).

Kelima, menghidupkan waktu terutama di malam hari dengan banyak berzikir dan
bermuhasabah. Siang banyak berbuat kebajikan dan malam tidak dihabiskan dengan tidur.
"Sesungguhnya, mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat dengan ihsan.
Di dunia, mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam. Dan, selalu memohonkan ampunan di
waktu pagi sebelum fajar". (QS Adz-Dzariyat [51]: 16-18).

Hal lain adalah menumbuhkan rasa takut terhadap hisab akhirat. Selain itu, perlu melatih
ketekunan, kesabaran, dan kokoh terhadap gempuran godaan. Dari titik inilah, seseorang secara
perlahan akan memiliki ketajaman mata hati (basirah) sehingga amaliah dakwahnya akan
senantiasa dinamis dan cerdas mencari kreativitas baru dalam berdakwah.

Contoh sosok yang memiliki basirah mengagumkan adalah Nabi Nuh AS. Di tengah penolakan
kaumnya, ia tetap mencari terobosan baru dalam berdakwah. Ia tetap komit dan tegar, bahkan
mencari alternatif sarana dakwah yang beragam sesuai dengan kondisi dan tuntutan kaumnya.

Red: Budi Raharjo


Rep: Oleh Ustaz Muhammad Arifin Ilham

Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Hikmah


Keluarga Teladan yang Dicintai Allah
Rabu, 24 November 2010, 09:59 WIB
   
Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dua ibadah utama yang terjadi pada setiap bulan
Dzulhijah-ibadah haji (QS Ali Imran [3]: 97) dan Idul Adha yang disertai penyembelihan
hewan kurban pada 10-13 Dzulhijah (hari-hari tasyrik)-merupakan bentuk ketundukan kepada
ketentuan Allah SWT dan rasul-Nya serta pengingat terhadap kisah keluarga Nabi Ibrahim AS.

Beliau dengan istrinya, Siti Hajar, dan anaknya (Ismail)-di samping istri yang kedua Siti Sarah
dan anaknya Ishaq-adalah contoh keluarga yang berhasil membangun kehidupan atas dasar
keyakinan kepada Allah SWT. Mereka juga dapat membangun idealisme dan cita-cita yang
sangat tinggi disertai dengan pengorbanan yang tanpa mengenal pamrih, kecuali hanya
mengharap ridha Allah SWT.

Pilar-pilar yang dibangun oleh keluarga teladan ini diungkapkan oleh Allah SWT secara perinci
pada QS ash-Shaffat [37]: 99-112. Pertama, memiliki visi dan misi yang jelas, yaitu saling
menjaga dan saling memelihara dalam ketaatan kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim sebagai sang
ayah pergi berdakwah ke berbagai pelosok untuk menyebarkan risalah Allah SWT. Siti Hajar,
sang istri, dengan ikhlas mendukung kegiatan ini sekaligus memberikan dorongan dan doa
restunya agar perjalanan suaminya mendapatkan keberkahan Allah SWT.

Kedua, selalu berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar mendapatkan anak dan keturunan
yang saleh dan salehah sebagai pewaris dan penerus perjuangan orang tuanya. Tentu, mereka
diharapkan juga mampu mendirikan shalat dengan sebaik-baiknya.

Ketiga, membangun keyakinan terhadap turunnya pertolongan Allah SWT yang dilandasi
dengan kegigihan berusaha dan berikhtiar. Sebagai contoh, ketika mencari air untuk memenuhi
kebutuhan anaknya yang masih kecil (Ismail), Siti Hajar berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan
Bukit Marwah. Dengan izin-Nya, akhirnya keluarlah mata air yang tidak pernah diduga
sebelumnya, yaitu air zamzam.
 
Keempat, membudayakan diskusi dan musyawarah antara sesama anggota keluarga sehingga
timbul pemahaman dan pengertian yang baik. Sebagai contoh, ketika bermimpi untuk
menyembelih anaknya (yang diyakininya sebagai perintah Allah SWT), Nabi Ibrahim dalam
implementasinya tetap berdialog dan berkomunikasi dengan anaknya. Lalu, keduanya
melaksanakan ketentuan Allah SWT ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Kelima, membangun semangat berkorban untuk menumbuhkan kecintaan kepada Allah SWT
dan kecintaan kepada sesama manusia. Inilah beberapa pilar utama dalam membangun keluarga
yang kuat yang telah dicontohkan oleh keluarga Nabi Ibrahim AS untuk dijadikan pelajaran dan
suri teladan orang-orang yang beriman yang menginginkan keluarganya bahagia dan sejahtera
atas dasar ketundukan dan kepatuhan kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam QS al-Mumtahanah [60]: 4, "Sesungguhnya telah ada suri teladan
yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia." Wallahu a'lam.

Red: Budi Raharjo


Rep: Oleh KH Didin Hafidhuddin

Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Hikmah


Hanya Surga, Balasan Bagi Haji Mabrur
Kamis, 25 November 2010, 10:11 WIB
   
Antara

Masjidil Haram
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rasulullah bersabda, "Barang siapa berhaji di Baitullah,
kemudian dia tidak berkata-kata kotor atau berbuat dosa, ia kembali dari haji seperti bayi yang
baru dilahirkan oleh ibunya." (HR Bukhari dari Abu Hurairah).

Rangkaian ibadah haji di Tanah Suci sudah usai. Para jamaah akan pulang dari Tanah Suci ke
negara masing-masing dengan membawa label 'telah berhaji'. Kaum Muslim Indonesia
biasanya mencantumkan label 'haji', yang disingkat dengan 'H' (bagi laki-laki), atau 'hajah', yang
disingkat 'Hj' (bagi wanita), di depan namanya.

Sebuah bukti sekaligus kebanggaan dan rasa syukur bahwa ia telah menyempurnakan rukun
Islam yang kelima. Bagi yang pertama kali berhaji tentu saja.

Secara formal, rangkaian-rangkaian ibadah haji mulai dari ihram sampai tahalul sudah
sempurna dilakukan. Tapi, sesungguhnya ibadah haji tidak hanya pemenuhan formal saja. Pada
hadis di atas, Rasulullah mengisyaratkan sisi informal haji yang juga harus dipenuhi, yakni
larangan untuk tidak berkata-kata kotor atau berbuat dosa.

Sisi informal ini berlaku, atau hal yang mesti disertakan pada setiap rangkaian ibadah formal
haji. Jika dua sisi ini dilakukan, seperti disebutkan oleh beliau, orang tersebut akan kembali
tanpa dosa, seperti bayi baru terlahir. Itulah yang disebut dengan haji mabrur, yang balasannya
adalah surga. "Haji mabrur itu tidak ada balasan lain, kecuali surga." (HR Nasai dari Abu
Hurairah).

Tidak ada oleh-oleh yang paling berharga dari Tanah Suci, selain haji mabrur. Inilah aset yang
akan ditukar dengan surga, sekaligus investasi paling berharga di akhirat. Dan, memang hanya
surgalah yang disiapkan oleh Allah bagi orang-orang yang hajinya mabrur.

Sebagai sebuah aset, orang-orang yang hajinya mabrur berkewajiban untuk menjaganya baik-
baik agar tidak kotor, apalagi sampai rusak. Tidak sedikit orang yang berhaji dan pulang
membawa haji mabrur. Tapi setelah haji, ia kembali berkata-kata kotor dan berbuat dosa.

Label haji atau hajah yang disematkan di depan nama orang yang pulang dari haji sebenarnya
adalah label pengingat bahwa ia sudah berhaji dan dituntut untuk menjaga kehajian atau
kehajahannya sampai akhir hayat dengan menjaga lisan atau menjaga diri dari perbuatan dosa.

Secara formal, ibadah haji waktunya terbatas, bentuk-bentuk manasiknya juga sudah
ditentukan. Tapi, secara informal, nilai-nilai ibadah haji akan terus menyertai orang yang
berhaji, bahkan hingga ketika haji formal itu sudah usai.

Tidak ada haji di bulan selain Dzulhijah, tapi nilai-nilai yang terkandung di dalam seluruh
rangkaian ibadah haji itu akan terus bersama orang yang telah berhaji, kapan pun dan di
manapun. Orang yang telah berhaji dituntut untuk mengimplementasikan nilai-nilai itu
sepanjang hayat. Wallahu a'lam.

Red: Budi Raharjo


Rep: Oleh Fajar Kurnianto

Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Hikmah


Pemimpin yang Dicintai Rakyatnya
Selasa, 23 November 2010, 09:48 WIB
   
Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sepulang dari pembebasan Yaman, tentara Muslim
membawa sejumlah ghanimah (rampasan perang) ke Madinah dan langsung menyerahkannya
kepada Khalifah Umar bin al-Khattab. Umar lalu membagikan sehelai pakaian hasil rampasan
perang itu kepada setiap penduduk Madinah.

Setelah dibagi rata, Umar kebagian sehelai pakaian. Karena kekecilan, pakaian itu hanya sampai
menutupi pahanya. Ia kemudian meminta putranya, Abdullah, untuk memberikan pakaian
jatahnya. Umar pun memermak kedua pakaian itu, hingga menutup di atas mata kakinya.

Ia lalu naik mimbar, "Wahai kalian semua, dengarlah apa yang akan kusampaikan .…" Tiba-
tiba, Salman al-Farisi menginterupsi, "Wahai Amirul Mukminin, aku tidak akan mendengar dan
mematuhi kata-katamu!" Umar bertanya, "Mengapa begitu?"

"Engkau mengenakan dua helai pakaian, sementara kami hanya satu pakaian; di mana letak
keadilan? Anda telah berlaku zalim kepada rakyatmu?" ujar Salman protes. Mendengar kritik
Salman, Umar tak marah. Ia hanya tersenyum simpul. "Hai Abdullah, berdirilah dan jelaskan
duduk persoalannya kepada mereka," ungkap Umar.

Abdullah lalu berkata, "Postur tubuh ayahku itu tinggi. Pakaian jatahnya tidak cukup, lalu
jatahku kuberikan kepadanya. Ia lalu menyambungkannya agar bisa menutupi auratnya."
Semua sahabat terdiam. Salman kembali berkata, "Kalau begitu, sampaikanlah pesan-pesanmu
wahai Amirul Mukminin, kami akan mendengarnya. Instruksimu akan kami laksanakan."

Kisah tentang keteladanan seorang pemimpin juga pernah dicontohkan Khalifah Umar bin
Abdul Aziz. Suatu ketika, Umar bin Abdul Aziz berada di suatu majelis. Ketika tiba siang hari,
ia gelisah dan merasa bosan. Ia lalu berkata kepada yang hadir, "Kalian tetap di tempat sampai
saya kembali."

Ia lantas masuk ke peraduannya untuk beristirahat. Tiba-tiba anaknya, Abdul Malik,


mengingatkannya, "Wahai Amirul Mukminin, apa yang menyebabkan engkau masuk kamar?"
Khalifah menjawab, "Saya ingin beristirahat sejenak."

Putranya kemudian bertanya lagi, "Yakinkah engkau bahwa setiap kematian akan datang,
sedangkan rakyatmu menunggu di depan pintumu, sementara engkau tidak melayani mereka?"
Sang Khalifah pun terkejut. "Engkau benar, wahai anakku." Ia lalu bangun dan menemui rakyat
yang sedang menunggunya.

Kisah kepemimpinan dua Umar di atas telah membuktikan kepada sejarah bahwa pemimpin
yang dicintai rakyatnya adalah yang mampu mengesampingkan egoisme pribadi serta
kelompoknya. Hati nurani rakyat dan nurani dirilah yang menjadi "pengawal"
kepemimpinannya.

Hanya pemimpin berhati nurani yang mau "mewakafkan" jiwa dan raganya untuk berdedikasi
demi kemajuan, keadilan, dan kesejahteraan umat serta bangsanya. Pemimpin berhati nurani
dan tulus akan selalu memberi layanan prima bagi rakyatnya. Nabi SAW pernah bersabda,
"Mintalah fatwa kepada hati nuranimu." (HR Muslim). Termasuk, dalam memimpin dan
mengambil kebijakan.

Red: Budi Raharjo


Rep: Oleh Muhbib Abdul Wahab

Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Hikmah


Mari Singkirkan Sampah Kehidupan
Senin, 22 November 2010, 12:03 WIB
   

Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Agama Islam sangat menekankan kebersihan, baik
kebersihan fisik maupun batin. Cinta Allah, antara lain, dialamatkan kepada orang yang bersih
dan menyucikan diri. (QS Al-Baqarah [2]: 222).  Setiap Muslim tentu sudah sangat maklum,
hadis Nabi yang menyatakan, "Al-Thuhur-u syathr-u al-Iman." (Kebersihan adalah separuh
dari iman). (HR Muslim dari Abi Malik al-Anshari).

Untuk bisa hidup bersih dan sehat, kita harus membuang dan membersihkan apa yang
dinamakan 'sampah kehidupan' (life garbage). Sampah kehidupan itu banyak sekali, baik dalam
diri maupun lingkungan kita. Namun, ada empat yang terpenting.

Pertama, sampah berupa kolesterol atau lemak-lemak tak berguna dalam tubuh kita. Sampah ini
timbul karena pola makan yang kurang baik, dan bisa berkembang menjadi toksin (racun) yang
dapat mengganggu kesehatan kita. Sampah ini bisa dibersihkan, antara lain, melalui puasa
sunah, puasa Senin-Kamis, atau puasa hari-hari terang (Ayyam al-Baydh).

Kedua, sampah pikiran, yaitu pikiran negatif (negative thinking) yang dapat mengganggu
kesehatan dan kemajuan kita. Pikiran kumuh, pesimistis, dan pandangan atau kepercayaan yang
cenderung melemahkan diri sendiri (limiting believe) tergolong sampah pikiran.

Sampah yang satu ini sangat berbahaya, karena tak ada sesuatu yang paling membelenggu
manusia selain pikirannya sendiri. Sampah ini harus dibersihkan, antara lain, dengan cara
membangun pikiran baru (mindset) yang positif dan optimistis (husn al-zhann), serta fokus
pada kemajuan, bukan pada kemunduran.

Ketiga, sampah relasi sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia perlu berkomunikasi dengan
orang lain. Namun, dalam berkomunikasi, manusia memerlukan keterampilan  tersendiri agar
terhindar dari akibat buruk. Ingat, dalam komunikasi itu timbul saling memengaruhi. Emosi
negatif bisa memancarkan emosi dan energi negatif pula melalui apa yang disebut 'vibrasi
emosi'.

Itu sebabnya, Islam menyuruh agar kita bergaul dan berteman dengan orang-orang baik
(shuhbat al-shalihin). Bahkan, sufi terkemuka, Ibnu Athaillah al-Sakandari, dalam bukunya
yang sangat kesohor, al-Hikam, melarang kita berteman dengan orang-orang yang tidak
inspiratif. Katanya, "La tashhah man la yunhidhuka qauluh-u wa fi`luh-u."

Kempat, sampah berupa dosa-dosa kita. Dosa dan maksiat adalah sampah yang mengotori jiwa
dan hati kita. Para sufi sudah sejak lama memandang dosa ibarat polusi atau awan tebal yang
menutupi hati-nurani kita. Sampah ini harus dibersihkan dengan tobat, yaitu meninggalkan
dosa-dosa, baik besar maupun kecil, dan kembali ke jalan Tuhan. "Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri." (QS.
Al-Baqarah [2]: 222). Wallahu a`lam.

Red: Budi Raharjo


Rep: Oleh Dr A Ilyas Ismail

Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Hikmah


Inilah Kurban yang Diterima Allah
Ahad, 21 November 2010, 18:20 WIB
   

Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Allah SWT telah memilih empat hari yang istimewa.
Pertama, Jumat karena di dalamnya ada waktu dikabulkannya doa. Siapa saja yang berdoa
kepada Allah, baik mengenai urusan dunia maupun akhirat, Allah pasti akan mengabulkannya.

Kedua, hari Arafah. Allah berfirman kepada malaikat, "Lihatlah hamba-hamba-Ku yang datang
dari berbagai penjuru dunia dengan berlumuran debu. Mereka telah menafkahkan hartanya dan
melelahkan badannya. Saksikanlah bahwa Aku telah mengampuni mereka."

Ketiga, hari Idul Fitri. Ketika kaum Muslimin berpuasa pada bulan Ramadhan, mereka
mengakhirinya dengan merayakan hari raya Idul Fitri dan melaksanakan salat Id. Keempat, hari
Idul Adha. Inilah hari keempat yang dipilih Sang Khalik. Pada hari itu, seorang hamba
berkurban kepada Allah SWT.

Setiap tetes darah dari hewan kurban yang disembelihnya adalah penghapus dosa-dosanya.
Allah berfirman kepada para malaikat, "Setiap orang yang beramal pasti mengharapkan balasan.
Oleh karena itu, saksikanlah bahwa Aku telah mengampuni mereka semua."  Para malaikat
berseru, "Wahai umat Muhammad, pulanglah karena Allah telah mengganti keburukan kalian
dengan kebaikan."

Riwayat yang disarikan dari buku Menyingkap hati, Menghampiri Ilahi: Ziarah Ruhani
Bersama Imam al-Ghazali itu menjelaskan bahwa Idul Kurban adalah hari yang istimewa di sisi
Allah. Setiap Muslim yang memiliki keluasan rezeki disunahkan untuk menyembelih hewan
kurban sebagai upaya untuk mendekatkan diri dengan Sang Maha Pencipta.

Sesungguhnya, ada dua tipe manusia yang berkurban. Dalam Alquran dijelaskan, ada
seseorang yang berkurban dengan tulus sehingga kurbannya diterima Allah SWT. Ada pula
yang berkurban dengan setengah hati sehingga kurbannya sia-sia, tanpa mendapatkan ridha
Allah.

Tipe pertama diwakili oleh Habil anak Nabi Adam yang mengorbankan harta miliknya yang
paling berharga, yaitu kambing yang gemuk dan besar. Ia mempersembahkannya kepada Allah
dengan tulus ikhlas untuk mendapatkan ridha Sang Khalik.

Tipe kedua adalah Qobil anak Nabi Adam yang lain. Meski ia  seorang petani kaya, Qabil
berkurban dengan segenggam gandum yang kering dengan niat setengah-setengah.

Hasilnya, Allah menerima kurban Habil dan menolak persembahan Qabil. Kisahnya dijelaskan
dalam surah  al-Maidah [5] ayat 27. Mudah-mudahan ibadah kurban kita pada Idul Kurban
1431 H ini,  termasuk pada tipe Habil yang berkurban dengan ikhlas dan tulus untuk
mendapatkan ridha Allah SWT. Semoga.

Red: Budi Raharjo


Rep: Oleh Prof Nanat Fatah Natsir

Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Hikmah


Ibadah Kurban, Memupuk Rasa Kebersamaan Umat
Jumat, 19 November 2010, 10:50 WIB
   

Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seperti dikisahkan Alquran, peristiwa kurban bermula dari
drama kenabian yang sangat tak masuk akal. Seorang Ibrahim diminta menyembelih anaknya
sendiri, Ismail. Sebuah dialog yang sangat humanis-edukatif pun berlangsung antara ayah dan
anak untuk memastikan kebenaran perintah itu.

Setelah diyakini bahwa itu merupakan perintah Tuhan, meskipun sangat irasional, Ibrahim pun
melakukannya dengan diiringi sikap pasrah Ismail. Inilah jejak kenabian yang terus kita warisi
dengan kesanggupan yang tulus untuk bekurban dengan melepaskan semua yang kita cintai
sekalipun.

Kisah yang sarat hikmah itu terus dilakukan setiap kali datang Idul Adha. Setiap Muslim ikut
merayakannya. Di tengah gemuruh takbir menjelang Idul Adha itu tumbuh rasa keadilan untuk
saling menyapa kebersamaan sambil menelusuri jejak hikmah dari perjalanan sejarah Ibrahim
dan Ismail. Takbir inilah yang kemudian membuka pintu kurban.

Dalam konteks pelaksanaan rukun Islam yang kelima, Idul Adha merupakan haflah umat untuk
mengapresiasi saudara-saudaranya yang tengah berkumpul di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Pertemuan raksasa di Padang Arafah itu memancarkan semangat kebersamaan yang hakiki.

Itu kebersamaan yang senantiasa dirindukan. Wujud kebersamaan yang mungkin sudah sangat
sulit ditemukan dalam perjalanan hidup sehari-hari. Kebersamaan yang kini telah terikat pada
ukuran-ukuran pragmatisme dalam kalkulasi untung dan rugi.

Untuk mewujudkan spirit Idul Adha, hal terpenting adalah menumbuhkan kembali semangat
Arafah. Semangat itu hendaknya tetap mengikat kebersamaan umat. Di tengah cobaan
kebersamaan yang saat ini tengah melilit bangsa, pada momentum Idul Kurban kali ini kita
berharap dapat jujur mengakui kekeliruan serta mengikatkan kembali tali solidaritas.

Terlebih, saat ini saudara kita tengah menangis di bawah guyuran debu Merapi, sisa guncangan
gempa dan tsunami Mentawai, atau kelelahan menghadapi banjir bandang. Karena itu, pada
Idul Kurban ini kita perlu bermuhasabah dengan tulus dan penuh kejujuran.

Mengapa kepekaan dan kesantunan sikap terasa semakin pudar, padahal kita telah merintis dan
membinanya selama berabad-abad. Dan, mengapa jarak antara kaum kaya dan kaum papa kian
lebar menganga.

Rasulullah pernah bersabda, "Bila masyarakat sudah membenci orang-orang miskin dan
menonjol-nonjolkan kehidupan dunia, serta rakus dalam menimbun harta, sungguh mereka
akan ditimpa empat bencana: zaman yang berat, pemimpin yang lalim, penegak hukum yang
khianat, dan musuh yang mengancam," (HR Al-Dailami).

Kita sesungguhnya hendak menjawab, "Tidak!" Tapi, sudahkah perjalanan ibadah kurban itu
berdampak dalam membentuk karakter pribadi dan masyarakat? Jika bekurban mengisyaratkan
sikap peduli melalui simbolisasi pembagian daging hewan, apakah kepedulian itu juga telah
menjadi watak yang berperan fungsional, bukan saja pada saat kurban dilaksanakan, tapi juga
dalam keseluruhan perjalanan hidup?

Red: Budi Raharjo


Rep: Oleh Prof Asep S Muhtadi

Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Hikmah


Ibrahim, Bapak Monoteisme
Kamis, 18 November 2010, 11:01 WIB
   

Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nabi Ibrahim AS, selain dikenal sebagai bapak nabi-nabi,
ia juga dikenal sebagai bapak monoteisme. Keagamaan Ibrahim dicapai tak melulu melalui
iman, tetapi juga melalui penyelidikan ilmiah terhadap fenomena alam yang mengantarnya
sampai kepada kesimpulan tauhid (QS al-An'am [6]: 79).

Berkali-kali Allah SWT menguji Ibrahim dengan cobaan yang berat. Hebatnya, ia selalu lulus
dan mampu melewati berbagai ujian itu dengan sukses. Karena itu, ia layak dan pantas
dinobatkan sebagai imam dan pemimpin umat. "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya
dengan beberapa kalimat, lalu Ibrahim menunaikan dengan sebaik-baiknya." (QS al-Baqarah
[2]: 124).

Ada banyak tafsir tentang makna pada ayat di atas. Pakar tafsir Ibnu Katsir memahaminya
sebagai syariat dari Allah berupa sejumlah perintah (al-awamir) dan sejumlah  larangan (al-
nawahi). Selain bermakna syariat, kalimat itu, menurut al-Alusi, juga bermakna ujian dan
cobaan. Al-Alusi mengungkapkan, ada tujuh macam cobaan yang dihadapi Ibrahim. Namun,
ada yang menyebut 13 hingga 30 cobaan.

Dari semua ujian dan cobaan yang dihadapinya, ada empat ujian yang sungguh berat. Pertama,
ia pernah dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud. Kedua, ia diminta melakukan khitan pada
usia tua. Ketiga, ia tidak diberi keturunan sampai usia senja, tetapi ia tidak berhenti berdoa. "Ya,
Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh." (QS al-
Shaffat [37]: 100).

Keempat, setelah mendapat anak (Ismail), ia diminta menyembelihnya. Ujian yang mahaberat
itu pun ditunaikan Ibrahim dengan penuh ketaatan. Ia memenuhi semua perintah Allah (QS al-
Najm [53]: 37) dan membuktikan kebenaran mimpinya. "Sungguh, engkau telah membenarkan
mimpi itu. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik." (QS al-Shaffat [37]: 105).
  
Sebagai muwahid sejati dan bapak monoteisme, Ibrahim memberikan apa saja yang diminta
oleh Allah, termasuk Ismail, "aset" paling berharga yang dimilikinya. Menurut Doktor Ali
Syari'ati, Ismail adalah simbol dari sesuatu yang paling dicintai oleh manusia. Setiap orang
tentu memiliki "Ismail"-nya dalam bentuk dan rupa yang berbeda-beda.

Tauhid pada hakikatnya mengandung makna ketundukan manusia secara total kepada Allah
SWT. Hal ini dilakukan dengan menunjukkan cintanya hanya kepada Allah SWT. Nabi
Ibrahim adalah contoh par-excellent dalam soal ini. Itu sebabnya namanya disebut dan
diabadikan oleh Allah dalam semua kitab suci dan terutama dalam kitab suci Alquran.

Nabi Muhammad SAW dan seluruh kaum beriman disuruh mengikuti agama (millah) Ibrahim.
Dikatakan, hanya orang-orang "dungu" yang membenci dan menolak agama bapak monoteisme
ini. "Dan, tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh
dirinya sendiri."(QS al-Baqarah [2]: 130). Wallahu a'lam.

Red: Budi Raharjo


Rep: Oleh Dr A Ilyas Ismail

Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Hikmah


Memahami Makna Idul Kurban
Rabu, 17 November 2010, 08:20 WIB
   
Antara

Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Merupakan kehendak Allah SWT, semua bentuk ibadah
dalam Islam memiliki hikmah dan landasan filosofis. Hari raya senantiasa tiba seusai umat
Islam melaksanakan ibadah  cukup berat.
Idul Fitri datang setelah ibadah puasa Ramadhan. Idul Kurban tiba setelah umat Islam beramal
saleh selama 10 pertama Dzulhijjah dan puasa Arafah. Esensi hari raya hanyalah peristirahatan
sebentar setelah perjalanan ibadah yang berat atau hadiah kemenangan dari Allah untuk kaum
Mukminin yang telah sukses melawan godaan setan.

Hari raya bukanlah peristiwa tahunan untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan ketaatan
sebagaimana yang sering disalahpahami sejumlah orang. Setiap insan hanyalah sebagai hamba
Allah dalam segala ucapan dan perbuatannya. Agama tidak menginginkan seorang hamba
kehilangan hubungannya dengan Allah walau sekejap.
 
Kehidupan Muslim bagaikan perjalanan panjang yang ditempuhnya, sekali-sekali istirahat
sebentar untuk kemudian melanjutkan perjalanan perjuangan spiritual dan kehidupannya yang
lurus dan bersih. Istirahat sebentar itu adalah hari raya, yang di dalamnya diperbolehkan
bergembira ria dengan berbagai hiburan yang mubah (dibolehkan).

Itulah sebabnya, dalam bahasa Arab disebut dengan 'id' yang artinya senantiasa kembali dengan
membawa kebahagiaan, kegembiraan, dan kelapangan.  

Hari raya dalam perspektif Islam harus diisi dengan berbagai nasihat, syiar, dan ibadah yang
mengandung nilai-nilai sosial, di samping merupakan kesempatan untuk membahagiakan 
setiap insan di muka bumi. Allah SWT telah mengaitkan Idul Adha ini dengan nilai sosial yang
abadi dalam bentuk pengorbanan.

Pengorbanan artinya menyerahkan sesuatu yang dimilikinya kepada orang yang


membutuhkannya. Pada hari raya ini dan hari-hari tasyrik, Allah mensyariatkan bagi yang
mampu untuk menyembelih hewan kurban yang dibagikan kepada fakir miskin, karib kerabat,
dan sebagian untuk keluarganya sebagai upaya menebar kebahagiaan di muka bumi.

Dalam syariat kurban terkandung makna pengokohan ikatan sosial yang dilandasi kasih
sayang, pengorbanan untuk kebahagiaan orang lain, ketulusikhlasan, dan amalan baik lainnya
yang mencerminkan ketakwaan.
 
Kilasan esensi ini diungkap Allah dalam surah al-Hajj ayat 37, "Daging-daging unta dan
darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan daripada
kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu
supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar
gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."

Di antara nilai sosial yang harus menghiasi setiap Muslim pada hari raya adalah menghilangkan
berbagai bentuk kedengkian dan iri hati dalam diri, melupakan macam-macam permusuhan dan
pertentangan, serta kita tingkatkan kepedulian kepada saudara-saudara kita yang tertimpa
musibah.
 
Mari bersama mengorbankan hawa nafsu, membuang sikap individualistis dan fanatis
mekelompok, demi ukhuwah insaniyah. Dengan Idul Kurban, kita teladani Ibrahim dan Ismail
AS, serta bersama menebar kasih sayang.

Red: Budi Raharjo


Rep: Prof Dr Ahmad Satori Ismail
Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Nama Islami
Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'M'
Rabu, 04 Februari 2009, 20:14 WIB
   
Nama        Arti

Laki-laki   

Ma'amar        Kemakmuran
Ma'arif        Kecantikan, pengetahuan
Mabruk        Yang diberkati
Ma'asyir        Pandai bergaul
Mabrur        Membuat kebajikan
Majad        Kemuliaan
Makmun        Beramanah
Mahasin        Kebaikan
Majid        Dihormati
Majdi        Kemulianku
Mahamid        Pujian, terpuji
Mahdi        Yang mendapat hidayah
Mahbub        Yang dikasihi
Mahadhir    Menulis kebaikan   
Mahfuz        Terpelihara   
Madani        Kemajuan   
Makhluf        Maju ke hadapan   
Mahmud        Terpuji   
Makhlad        Yang kekal   
Mahzuz        Bernasib baik   
Maisur        Yang senang   
Makarim        Kemulian   
Mahran        Kebijaksanaan   
Malazi        Tempat perlindungan   
Mamduh        Terpuji   
Mahir        Pakar   
Manaf        Ketinggian, kenaikan   
Manan        Pemurah   
Mansur        Pemenang (yang mendapat pertolongan)           
Manzur        Yang boleh diterima, dipersetujui
Maqbul        Diterima, dipersetujui
Marjan        Batu karang
Marzuq        Yang mendapat rezeki
Marzuqi        Rezekiku
Marwan        Bermaruah
Masrur        Yang riang, suka
Masykur        Yang bersyukur
Mas'ud        Bertuah
Masyhad        kesaksian
Masyahadi    Persaksianku, tuntutanku
Masyruh        Lapang dada
Masun        Yang terpelihara
Mathlub        Cita-cita
Maula        Tuan besar
Maulawi        Yang berzuhud (Maulana)
Mawardi        Nisbah, bunga mawarku
Mazhud        Yang zuhud
Maziz        Mulia
Mikyad        Yang bertaubat
Miftah        Pembuka, perintis
Mirza        Anak yang baik
Minhaj        Acara, biasa
Mikbad        Ibadah
Mifzal        Teramat mulia
Mikdam        Berani
Misbah        Pelita, cahaya
Mizwar        Rajin berkunjung
Muammar        Panjang umur
Muawiyah    Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Muadz        Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Muayyad        Kuat, menang
Muazhzham        Dihormati, disanjungi
Mubarrak        Yang diberkati
Mubin        Lut sinar, jernih
Mubasyir    Pembawa petanda yang baik
Mughis        Penolong
Muhaimin    Yang memelihara dan mengawal
Muqtadir    Yang berkemampuan
Muhammad    Yang terpuji, dirahmati
Muharram    Bulan Muharram
Muhazzab    Yang terdidik
Muhajir        Yang berhijrah
Muhsin        Yang membuat kebaikan
Muhib        Kekasih, peminat
Muqri        Ahli ibadat
Muhibbuddin    Pengasih agama
Muhtadi        Beroleh hidayah
Mujahid        Pejuang Islam
Mujib        Penyahut
Mujibuddin    Penyahut agama
Mujibur Rahman        Penyahut seruan Allah Yang Maha Pengasih
Mulhim        Pemberi inspirasi
Mu'inuddin    Pembela agama
Muntasir    Yang menang
Muizzuddin    Penyokong agama
Mu'tasim    Terjaga
Mukhtar        Yang terpilih
Mukthi        Pemberani
Munawwar    Berkilau
Munawwir    Bersinar
Munir        Yang menerangi
Munabbih    Pemberi peringatan
Mundzir        Yang memberi amaran
Muntazhar    Yang diawasi
Murad        Keinginan, cita
Mursyid        Pemimbing, guru
Mursil        Wakil
Muradi        Harapanku
Mus'ab        Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Musa        Nama nabi
Mus'ad        Yang bahagia
Musaid        Penolong
Musawi        Yang adil
Muslih        Yang membaiki
Muslihin    Yang memulihkan
Muslihuddin    Pemulih agama
Muslim        Yang menyerah diri kepada Allah
Musayyad    Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Mushthafa        Yang terpilih
Mustaqim    Yang lurus
Musyrif        Tinggi, pengawas
Muthalib        Yang menuntut dari masa ke semasa
Muzaffar    Kemenangan

Wanita

Maghfirah    Pengampunan
Mahbubah    Disenangi - dicintai
Mahdiyah    Yang mendapat hidayah
Mahfudzah    Terpelihara
Mahirah        Pandai - cakap
Maimanah    Keberkahan
Maimunah    Yang diberkahi Allah
Maisaroh    Ketenangan
Maisun        Berwajah dan bertubuh cantik
Majidah        Mulia
Maknunah    Menutup muka karena malu
Malihah        Cantik
Mani'ah        Mulia - Kuat
Maqbulah    Diterima permintaannya
Mardhiyah    Mendapat keridhoan Allah
Mariah        Istri Rasulullah Saw
Marwa        Berhati-hati dalam memikirkan
Marwah        Bukit Marwah di Masjidilharam
Maryam        Ibunda nabi Isa As
Maryana        Nama Orang
Masarrah    Kesenangan
Ma'shumah    Bebas dari dosa
Masikah    Nama wanita sahabat Nabi SAW
Masyithoh    (1) Penyisir rambut (2) Yang mati syahid oleh Firaun
Mawaddah    Cinta kasih
Muazarah    Bantuan, Pertolongan
Mudhiah        Menyinari
Mudrikah    Dapat memahami
Mufidah        Memberi manfaat
Muhajirah    Yang berhijrah
Mukhbitah    Tunduk patuh
Mu'minah    Beriman
Mumtazah        Istimewa
Muna        Cita-cita
Munibah        Berinabah (Taubat)
Munifah        Kedudukan yang tinggi - menonjol
Muniroh        Bercahaya
Mu'nisah    Teman yang menyenangkan
Muqsithoh    Yang berbuat adil
Muslimah    Beragama Islam
Mustajabah    Terkabul Do'anya
Muthi'ah    Yang taat
Muthmainnah    Tenang - Tentram
Muznah        Berdandan bagus
Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Nama Islami
Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'U'
Rabu, 04 Februari 2009, 20:06 WIB
   
Nama        Arti

Laki-laki

Ubbad        Banyak ibadat


Ubaid        Hamba, sahabat nabi Muhammad SAW
Ubaidan        Penyembahan
Ubaidullah    Hamba Allah
Ubadah        Sahabat nabi Muhammad SAW
Ukasyah        Sahabat nabi Muhammad SAW
Ukail        Pintar, pandai
Umair        Maju
Umar        Yang memakmurkan
Ulwan        Ketinggian, jelas
Urwah        Singa
Umaiyah        Sahabat nabi Muhammad SAW
Usaimin        Dari Uthman
Usaid        Berani, singa
Usyair        Kawan, suami
Uthman        Rajin dan gigih
Utbah        Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Umran        Kemakmuran
Utaibah        Persimpangan lembah
Uwais        Pemberian
Uzair        Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Uzzam        Singa

Wanita   

Umamah        Cucu Rasulullah Saw. dari zainab


Ummu Kultsum    Putri Rasulullah Saw
Uzdah        Ada unsur kelebihannya
Umaimah        Dari kata Umumah (keibuan)
Umniati        Cita-citaku
Ulfah        Persahabatan
Umniah        Cita-cita
Umairah        Nama wanita dahulu
Ufairah        Pemberani
Unaizah        Kambing betina
Urwatul wutsqo    Buhul tali yang kuat
Urjuwanah    Pohon yang kemerah-merahan
   
Nama              Arti

Lelaki-laki

Habbab        Yang mengasihi   


Habibur Rahman      Kekasih Allah Yang Maha Pengasih
-Habiburrahman (el-Syirazy)
 
 
Novelis Muslim kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976 ini adalah sarjana
Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ia dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Karya-
karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga seperti
Malaysia, Singapura dan Brunei. Ayat-ayat Cinta (ACC) adalah karya monumentalnya yang
telah memberikan wajah baru bagi dunia sastra Indonesia. Karean wajar jika baru-baru ini
Republika memberikan kepadanya penghargaan sebagai tokoh Perubahan.
 
 
Habri         Kegembiraanku   
Hadi        Yang membari petunjuk, pemimpin   
Hadwan        Ketenangan   
Hadrami        Nisbah   
Hadari        Maju, bertamadun, penduduk bandar   
Haddad        Lautan   
Hadif        Yang mempunyai matlamat   
Hafizh        Penjaga, pelindung   
Hafuza        Pemberi semangat   
Hafizhuddin    Pemelihara agama   
Hail        Yang disegani   
Hajib        Pendinding
Hajim        Pelindung
Hajid        Yang salat malam (tahajud)
Hakam        Pengadil
Hakim        Bijaksana
Hakmani        Pengadil
Hajaj        Pelawat
Hamad        Terpuji
Hamas        Berani
Hamdan        Terpuji
Hamdawi        Yang memuji
Hamdi        Pujianku
Hamdun        Terpuji
Hamid        Yang memuji
Hamud        Yang banyak memuji
Hamiduddin    Pujian agama
Haiman        Menguasai   
Hamim        Teman karib   
Hamimi        Teman karibku   
Hamlan        Berdiri sendiri   
Hamiz        Cerdik, kuat, tampan   
Hamsyari    Anak jati watan   
Hamizan        Cerdik, kuat, tampan   
Hammani        Pemberi semangat   
Hamzah        Kebijaksanaan               
Hamzi        Ketegasanku   
Hanafi        Kelurusanku   
Hanania        Dikasihi Allah   
Haitham        Yang mudah   
Hanif        Yang lurus   
Hanin        Kesayangan   
Hanis        Berani, warak   
Hanun        Kesayangan
Haidar        Berani, singa
Haikal        Pokok yang besar dan subur
Haiman        Yang cinta, asyik
Hariri       [1] Suteraku, [2] Nisbah
Harraz        Yang amat warak
Haris        Pengawal, pelindung
Harits        Kuat, berusaha
Hariz        Pemelihara
Harzan        Penjagaan
Harun        Nama nabi
Hasan        Lawa, segak
Hassan        Sangat baik
Hasbi        Yang memadai bagiku
Hasbullah    Jaminan Allah
Hasib        Berketurunan mulia
Hasnawi        Kecantikan
Hasif        Kemas, rapi
Hasnun        Yang baik
Hasyim        Pemurah, yang suka menjamu orang
Hasanain    Dua kebaikan
Hatadi        Keaslianku
Hatim        Pemutus, penentu
Hawwari        Penolong, bersih
Haiyan        Yang hidup
Hawwas        Yang bersemangat
Hadziq        Cerdik, pandai
Hazim        Tegas, cermat, bijak
Hazmi        Ketegasanku
Hayyun        Hidup
Hazwan        Pemberianku   
Hibatullah    Kurnia   
Hidayat        Petunjuk   
Hidawi        Pemberian   
Hidayatullah    Petunjuk Allah   
Hijazi        Kebersihanku   
Hikmat        Hikmat   
Hilal        Bulan sabit   
Hilman        Kesopanan, kesabaran   
Helmi        Kesopananku, kesabaranku   
Himmat        Cita-cita   
Hisyam        Murah hati   
Hisyamuddin    Kemurahan agama   
Hiwayat        Yang disukai   
Hubaib        Kekasih   
Hulaif        Yang setia   
Hulawi        Yang manis/menarik
Humaidi        Kepujianku
Humdi        Yang memuji
Husain        Elok, cantik
Husaini        Kebaikanku
Husnayan    Kemenangan, syahid
Huzaifah    Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Huzaiman    Nama sahabat nabi Muhammad SAW

Wanita   

Habibah        Kesayangan


Hadiah        Pemberian (hadiah) - Pemberi petunjuk
Hafidah        (1) Pembantu (2) Cucu
Hafidhah    (1) Pemelihara (2) Penghafal   
Hafidhah    Pemelihara   
Hafshah        Istri Rasulullah Saw   
Haibah        Wibawa   
Haifa'        Sangat dahaga   
Haija'        Peperangan   
Hailah        Mengeruk tanah   
Hajar        Istri Nabi Ibrahim As   
Hajidah        Senang shalat tahajjud   
Hakimah        Arif bijaksana   
Halifah        (1) Sangat dahaga (2) Berpinggang langsing   
Halilah        Wanita keluarga   
Halimah        Sabar dan berakal   
Hamamah        Burung merpati   
Hamidah        Selalu memuji Allah
Hana'        Rezki tanpa kepayahan   
Hanan        (1) Kasihan (2) rezki (3) Berkah
Haniah        Yang mengucap selamat
Hanifah        (1) Lurus (2) Muslimah yang teguh
Hanunah        Yang amat mengasihani
Hasanah        Kebaikan
Hashinah    Benteng yang kuat
Hasibah        Dari keturunan yang terhormat
Hasna'        Cantik
Hauda'        Burung kasuari
Hawa'        Istri Nabi Adam As
Hayat        Kehidupan
Hazimah        Wanita yang sangat teliti
Hibah        Pelimpahan
Hidayah        Petunjuk
Hilalah        Bulan sabit
Hindun        Sahabat Wanita Nabi SAW
Hisanah        Cantik   
Huda        Petunjuk   
Hulwah        Manis   
Humaimah    Nama perempuan   
Humaira'    Yang berpipi merah   
Huriyah        (1) Bermata elok (2) Pengikut setia   
Husna        Kebaikan   
Husniah        Indah   
Husnul Khatimah    Kesudahan yang baik   
Huwaida        Lemah lembut
Red: Republika Newsroom
Nama        Arti

Laki-laki

Labib        Cerdik, munasabah


Labid        Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Lamani        Kegemilanganku
Lamin        Kepercayaan
Lathif        Lembut, bersopan
Lazim        Tetap
Lazman        Tetap
Lais        Berani
Lujaini        Keputihan, perak
Liaqat        Kebolehan, keupayaan
Liwaun Nashari    Panji kemenangan
Liwauddin     Panji agama
Luthfi        Kehalusanku
Lizam        Yang mendiami
Lubaid        Yang kaya
Luqman        Nama nabi, bijaksana
Lubawi        Yang pintar
Luth        Nama nabi
Luzman        Tetap
Luthfan        Lemah lembut
Lutfillah    Taufik Allah
Lutfir Rahman    Pertolongan Allah
Lutfil Hadi    Taufik Allah Yang Maha Memberi Petunjuk

Wanita

Labibah        Sehat akal dan cerdik


Laela        Malam yang gelap
Laimun        Buah jeruk yang manis
Lam'a'        Berkilau
Lathifah    Lemah lembut
Layanah        Kehalusan - Kelemasan
Lubna        Buah kenitu
Lujmah        Bukit yang datar
Lu'lu'        Permata - Mutiara
Lum'ah        Kilauan
Luqyana        Perjumpaan kita
Luthfiyah    Lemah lembut
Nama        Arti

Laki-laki

Sa'adan        Kebahagian


Sa'ad        Bahagia
Sa'aduddin    Agama yang membahagiakan
Sa'adi        Kebahagianku
Sa'dun        Kebahagian
Sabahi        Ketua pejuang
Sabiq        Yang mendahului
Sabil        Jalan
Sabit        Yang baik, pemurah
Sabir        Yang sabar
Sabqi        Keutamaanku
Sabhran        Kesabaran
Sabhri        Kesabaranku
Sadad        Kejujuranku
Sadat        Pimpinan
Sadiq        Yang benar
Shadruddin    Pemimpin agama
Safaraz        Dihormati
Shafiy        Yang bersih dan jujur
Shafiuddin    Kesucian agama
Safir        Wakil, duta besar
Safwan        Bersih, ikhlas
Saghir        Yang mengikut
Sahil        Mudah, senang
Sahlan        Mudah, senang
Sahnan        Kehalusan
Sahli        Kemudahanku
Sajid        Orang yang sujud
Said        Yang bahagia
Saidun        Yang berbahagia
Saifuddin    Pedang agama
Saiful Islam    Pedang Islam
Saifullah    Pedang Allah
Sakhawi        Kemurahan hati
Shalahuddin    Kebaikan agama
Salam        Kesejahteraan
Samran        Pertolongan
Sama'an        Yang patuh
Salamat        Kesejahteraan
Soleh        Yang baik
Solihin        Yang baik
Solihan        Yang baik
Salim        Selamat, terkawal
Saliman        Kesejahteraan
Salman        Selamat, terkawal
Sarhan        Kemudahan
Shamad        Serba baik
Samih        Pemaaf, pemurah
Samir        Penghibur
Sattar        Menutup cela, aib
Shubhi        Subuh
Sufyan        Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Suhaib        Kemerah-merahan
Suhail        Senang, mudah
Suhaili        Kemudahanku
Sulaim        Sejahtera
Sulaiman    Nama nabi, sejahtera
Sulhidar    Bersenjata
Sulaimi        Kesejahteraanku
Sulwan        Kepuasan
Suwadi        Rahsiaku
Sya'ban        Bulan Sya'ban
Sya'rani    Nisbah
Suhaid        Lembut, tampan
Syabil        Bintang
Syaddad        Yang perkasa
Syukri        Kesyukuran
Syafaat        Pembelaan, pertolongan
Saud        Yang bahagia
Siddiq        Yang membenarkan
Sidqi        Kebenaranku
Silmi        Kedamaianku
Sinwan        Kembar
Siraj        Pelita
Sirajuddin    Pelita agama
Sirhan        Berani, singa
Sirin        Nama seorang tabi'i
Sufi        Ahli tasawuf
Syafi        Yang menyembuhkan
Syafiq        Penyayang
Syahmi        Mulia, berani, bijak
Syahir        Terkenal
Syahiran    Terkenal
Syahin        Tiang neraca
Syakir        Pengenang budi
Syamini        Keharuman yang tinggi
Sam'un        Pendengaran
Syukran        Kesyukuran
Sanad        Tempat bergantung
Sanim        Yang darjatnya tinggi
Syamsul Bahri    Matahari lautan
Syamsuddin    Matahari agama
Syamsuz Zaman    Matahari masa
Syamsi        Matahariku
Syamsir        Pedang
Syaraf        Kemuliaan
Syarafat    Harga diri, maruah
Syarifuddin    Kemuliaan agama
Syarif        Dipuji, mulia
Syarafuddin    Yang mulia agamanya
Syaukat        Kekuasaan
Syahabuddin    Bintang agama
Syawal        Bulan syawal
Syazani        Kecergasanku
Syazwan        Haruman kasturi
Syazwi        Keharumanku
Syubli        anak singa
Syihabuddin    Bintang agama
Syuaib        Nama nabi
Syu'bah        Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Syukur        Kesyukuran
Syukri        Kesyukuran
Syuwari        Kecantikanku

Wanita   

Syaza         Keharuman


Sa'adah        Kebahagian
Sarah        Istri Nabi Ibrahim As
Sabikah        Wanita sahabat Nabi Saw
Sadidah        Jitu - Tepat sasaran - Benar
Sa'diyah    Berbahagia
Safanah        (1) Membuat kapal (2) Angin agak keras
Safinatun Najah    Kapal Penyelamat
Saidah        Berbahagia
Saifanah    Lenjang seperti pedang terhunus
Sajidah        Bersujud
Sakinah        Ketenangan - ketentraman
Salimah        Selamat
Salma        Selamat
Salsabila    Mata air disurga
Salwa        Burung puyuh
Samihah        Lemah lembut
Samirah        Teman ngobrol
Samiyah        Kedudukan Tinggi
Sana'        Kenaikan Tingkat derajat
Saninah        Promosi - Kenaikan tingkat
Satirah        Wanita yang menutup-nutupi aib dan dosanya
Sausan        Bunga Lili
Sayyidah    Pemimpin
Shiddiqah    Pembenar
Shidqiyah    Benar - jujur
Shifwah        Sahabat yang akrab
Shoba        Berkelakuan anak muda
Shobah        Pagi hari
Shobiroh    Bersabar
Shoda        Gema
Shodiqoh    Benar - jujur
Shofa        Bukit Sofa di Masjidilharam
Shofa'        Kejernihan
Shofhah        (1) Pemaafan (2) Halaman buku
Shofiyah    Jernih
Shofiyyah    Kawan tulus ikhlas
Shofwah        Keiklasan dalam cinta
Shohwah        Kebangkitan
Shohwatul Islam    Kebangkitan Islam
Sholehah    Baik
Shubhiyah    Pagi
Siham        Anak panah
Sirin        Wanita sahabat Nabi Saw
Slamah        Keselamatan
Su'ad        Bahagia
Su'da        Bahagia
Suhailah    (1) Mudah (2) Suka mengalah
Suhaimah    Keberuntungan
Sukainah    Tenang - tentram
Sulaimah    Selamat
Sulthanah    Penguasa Wanita
Sumayyah    Kebanggaan
Sunbulah    (1)Nama Bintang (2) Tangkai yang berbuah
Sundus        Sutra
Sunniyah    Penganut ahlussunnah
Syadiyah    (1) Pandai menyanyi (2) Menyamakan
Syafiqoh    Belas kasih
Syafiyah    Sembuh sehat
Syahidah    Mati syahid
Syahirah    Terkenal - Ternama
Syahrazad    Nama wanita dahulu
Syaikhoh    (1) Gelar Kehormatan (2) Lanjut Usia
Sya'irah    (1) Pandai Menyusun Syair (2) Perasa
Syakirah    Mensyukuri
Syakurah    Mensyukuri
Syam'ah        Lilin
Syamiyah    Tahi lalat pada wajah
Syamsiyah    Berdasar hitungan matahari
Syarifah    Mulia
Syauqiyah    Rindu
Syifa'        Penawar - Penyembuh
Syirin        Nama wanita dahulu
Syukriyah    Bersyukur
Syu'lah        Pelita - Obor
Nama        Arti

Laki-laki

Qabil        Yang menjamin


Qa'id        Pemimpin
Qabus        Lelaki rupawan
Qadin        Hakim
Qaim        Yang berdiri
Qais        Perbandingan, kekuatan, ketegasan
Qaishar        Raja, Kaisar
Qamaruddin    Bulan agama
Qasim        Pembagi, rupawan, yang lurus
Qayyim        Yang lurus
Quraish        Nama Suku di Arab

Wanita   

Qatrunnada    Tetesan embun


Qa'idah        Pemimpin
Qomar        Bulan
Qomariah    Berdasar bulan
Qoni'ah        Merasa puas dan rela
Qonitah        (1) Taat - Berbakti (2) Shalat lama berdiri
Qoriah        Pembaca
Qoribah        Dekat
Qorirah        Pandangan yang sejuk
Qorri aina    Penyejuk hati
Qosamah        Keindahan dan kecantikan
Qurratu'ain    Sedap dipandang mata
Nama        Arti

Laki-laki 

Ka'ab        Kemuliaan


Kabir        Agung, besar
Kailani        Nisbah
Kafil        Penjamin
Kalim        Orator
kamal        Kesempurnaan
kamaluddin    Kesempurnaan agama
Kamil        Yang sempurna
Karami        Kemuliaanku
Karim        Yang mulia
Karman        Kemuliaan
Kasir        Melimpah, banyak
Katib        Juru tulis
Kazim        Penyabar
Khair        Kebaikan
Khaizuran    Ketua, pemimpin
Khairuddin    Kebaikan agama
Khan        Ketua, pemimpin
Khadim        Sukarelawan
Khalifah    Pengganti, wakil
Khalid (Abd)    Yang kekal
Khaldun        Kekal
Khalis        Suci, ikhlas
Kariman        Haji dan jihad
Khattab        Pengkhutbah
Khatib        Petah berpidato
Khayam        Pembuat khemah
Khazin        Bendahara
Khazindar    Penjaga kekayaan
Khilfi        Pengganti
Khidir        Nama nabi
Khumaini    Pandangan yang jauh
Khuwailid    kekal
Khuarizmi    Nisbah
Khudari        Nisbah
Khabir        Pakar, berpengalaman
Khursyid    Matahari
Khairan        Kebaikan
Khairin        Kebaikan
Khairani    Kebaikanku
Khairul Anwar    Cahaya yang baik
Khairuddin    Sebaik-baik agama
Khairul Anam    Sebaik-baik manusia
Khairun Nas    Sebaik-baik manusia
Khairuzzaman    Sebaik-baik masa
Khairul Amirin    Sebaik-baik pembina
Khairul Harisin    Sebaik-baik pengawal
Khairul Ikhwan    Persaudaraan yang baik
Khalas        Yang selamat
Khallad        Yang kekal
Khalil        Sahabat
Khuwailid    Yang kekal
Khalili        Sahabat
Kiram        Mulia

Wanita   

Kadhimah    Yang dapat menahan diri


Kalilah        Lemah
Kamilah        Sempurna
Kamilia        Pepohonan yang selalu hijau
Karimah        Mulia
Kauthar        Kenikmatan yang banyak
Kawakib        Bintang-bintang
Khadijah    Istri Rasulullah Saw
Khairiyah    Kebaikan
Khairunnisa'    Sebaik-baik wanita
Khaizuran    Rotan
Khalda'        Langgeng
Khalidah    Langgeng
Khalifah    Pengganti
Khalilah    Kesayangan
Khalishah    Murni
Khansa'        Seorang pejuang Muslimah
Kharidah    (1) Anak gadis (2) Mutiara yang belum dilubangi
Khaulah        (1) Sahabat Wanita terkenal (2) Rusa betina
Khayyirah    Baik hati
Khazinah    Harta yang tersimpan
Khotibah    Ahli pidato
Khotimah    Penutup - Pengakhiran
Khulaidah    Langgeng
Khuzaimah    Tali kendali
Nama        Arti

Laki-laki

Za'farani    Harum, wangi


Zabdan        Pemberian
Zabad        Keharuman kasturi
Zabadi        Keharumanku
Zabidi        Yang memberi
Zabir        Pintar, kuat
Zabran        Kuat, mampu
Zahab        Emas
Zahabi        Keemasan
Zahar        Sangat bergemerlapan
Zahid        Yang menjauhkan diri dari kemewahan
Zahidi        Yang menjauhkan diri dari kemewahan
Zahi        Yang cantik, berseri
Zahir        Yang cantik, berseri
Zahiruddin    Pembela agama
Zahirul Haq    Pendukung Hak
Zahil        Yang tenang
Zahin        Yang cerdik
Zahwan        Sedap dipandang
Za'far        Kemenangan/kejayaan
Zafir        Yang berjasa
Zafran        Kejayaan
Zafri        Kemenanganku
Zahran        Yang cantik, berseri
Zaid        Pertambahan, kelebihan
Zaidan        Pertambahan, kelebihan
Zaidun        Pertambahan, kelebihan
Zaidi        Pertambahanku, kelebihanku
Zaiyani        Hiasanku
Zaim        Pemimpin
Zain        Perhiasan
Zaini        Perhiasanku
Zakaria        Nama nabi
Zaki        Yang cerdik, yang harum, yang suci
Zakir        Yang mengenang, yang berzikir
Zakur        Yang kuat ingatan
Zakwan        Yang cerdik, yang harum
Zainuddin    Perhiasan agama
Zainul Abidin    Perhiasan orang beribadat
Zainul Ariffin    Perhiasan orang arif
Zainun        Perhiasan
Zamil        Teman, kawan
Zamir        Suara hati
Zamri        Kecantikanku
Zaman        Nasib
Zamanat        Yang dijamin
Zamzam        Air zamzam
Zar'ah        Tanaman
Zarif        Periang, berjenaka
Zawawi        Himpunan kebaikan
Zawwar        Banyak ziarah
Zawir        Ketua, pemimpin
Zayan        Yang cantik
Zayani        Kecantikanku
Zayyad        Semakin bertambah
Zihni        Kefahamanku, kekuatan akalku
Zikri        Ingatanku, kenanganku
Zimam        Yang utama, pemimpin
Ziyad        Pertambahan, kelebihan
Zubaidi        Pilihanku yang terbaik
Zubari        Gagah perkasa, pintar
Zuhair        Yang tenang
Zuhairi        Yang berseri
Zuhdi        Zuhud
Zuhri        Kecantikanku
Zuhaily        Yang tenang
Zuhnun        Yang cerdik
Zulfadhli    Yang mempunyai kelebihan
Zulfaqar    Nama pedang nabi Muhammad SAW
Zulfan        Taman
Zulhilmi    Yang sabar dan sopan
Zulhusni    Yang mempunyai kebaikan dan kecantikan
Zuljalal    Mempunyai kebesaran
Zuljamal    Yang mempunyai kecantikan
Zulkarnain    Nama seorang raja
Zulkifli    Nama seorang nabi
Zulmajid    Mempunyai kemuliaan
Zunnur        Yang bercahaya
Zunnurain    Yang mempunyai dua cahaya

wanita

Zahidah        Rendah hati - tidak rakus dunia


Zahirah        Berkilau
Zahiyah        Elok
Zahrah        Bunga
Zaidah        Suatu kelebihan
Za'imah        Pemimpin
Zainab        (1) Putri Rasulullah Saw (2) Pokok yang indah dan wangi
Zaitun        Buah Zaitun
Zakhruf        (1) Emas (2) Keindahan sesuatu
Zakiyah        (1) Tumbuh dengan baik (2) Bersih
Zalfa'        Kulit mutiara
Zamzam        Air Zamzam
Zanirah        (1) Kecil dan lembut (2) tali
Zarinah        Nama wanita dahulu
Zubaidah    Tokoh wanita kerajaan Abbasiyah
Zuhriyah    Bunga
Zuhur        Bunga-bunga
Zulal        Tawar (air Tawar)
Zulfa        Kedudukan yang dekat
Zurarah        Nama burung
Nama        Arti

Laki-laki

Ya'la        Kemuliaan, tinggi


Ya'qub        Nama nabi
Yafiq        Mulia, dihormati
Yahya        [1] Nama nabi, [2] Yang hidup
Yamin        Yang berkat
Yakut        Permata
Yaslam        Yang selamat, berserah
Yatim        Yang sangat berharga, tiadak bandingannya
Yasir        Yang senang
Yassar        Kekayaan, kemewahan
Yaqzan        Yang berwaspada
Yaqin        Penuh keyakinan
Yasin        Nama nabi
Yawar        Pengawal peribadi
Yazdan        Belas kasihan
Yazid        Berkat
Yunan        Nama ulama
Yunus        Nama nabi
Yusuf        Nama nabi
Yusri        Kesenanganku

Wanita

Yaqut        Permata Yakut


Yasmin        Bunga Yasmin
Yamamah        Burung tekukur
Yumna        kanan
Yasirah        (1) Mudah (2) Sedikit
Yusriyah    Mudah
Nama        Arti

Laki-laki

Wazir        Mentri
Wa'adi        Janjiku
Wabil        Pemurah
Wadud        Penyayang
Wadihan        Cantik, lawa
Wadi        Aman, tenteram
Wafid        Tamu
Wafiy        Setia, jujur
Wafiuddin    Setia pada agama
Wafri        Kekayaanku, keluasanku
Wafiq        Berjaya
Wahib        Pemberi
Wahab        Pemberian
Wahid        Tunggal
Wahiduddin    Terulung pada agamanya
Wahiduz Zaman    Terulung pada zamannya
Wahnan        Mudah, senang
Wail        Perteduhan, perlindungan
Waiz        Penasihat, mubaligh
Wajdi        Kesayanganku
Wajihuddin    Yang terkemuka dalam agama
Wali         Kekasih, pelindung
Walid        Kelahiran, yang dilahirkan
Waliuddin    Pembela dan pemelihara agama
Waqar        Ketenangan dan sopan santun
Waqur        Ketenangan dan kesopanan
Waqqas        Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Waqiuddin    Pemelihara agama
Wardi        Bunga mawarku
Warid        Berani
Warits        Pewaris
Wasim        Rupawan
Wasil        Penghubung silatur rahim
Wazif        Yang tekun, gigih
Wathiq        Yang berkeyakinan
Wazin        Pendapat yang kukuh
Wazni        Yang menimbang secara adil
Waldan        Anak baik
Wazir        Menteri, yang berkuasa
Widad        Cinta, cita-cita
Wijdan        Sanubari, hati
Wisam        Petanda

Wanita   

Wada'ah        Lemah lembut


Wadhiah        Yang bagus dan bersih
Wadi'ah        Titipan
Wafa'        (1) Kesempurnaan (2) Merpati
Wafiyyah    (1) Merpati (2) Sempurna - Lengkap
Wahidah        Tunggal
Wajihah        Orang yang berkedudukan
Wardah        Bunga mawar
Washfa        Yang punya sifat tertentu
Washifah    Anak atau pelayan perempuan dibawah umur
Wasilah        (1) Pendekatan diri kepada Allah (2) Kedudukan
Wasimah        Rupawan
Wazirah        Menteri  (pr)
Wiam        Harmonis
Widad        Kasih sayang
Wifaq        Kerukunan

You might also like