You are on page 1of 10

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BADUT PELUK
(BABADOTAN UNTUK PENYEMBUH LUKA)

BIDANG KEGIATAN:

PKM GAGASAN TERTULIS

DIUSULKAN oleh:

ENDAH KENCANA MEI W (J210140039)

MUTIA CHANDRA P.S (J210140010)

RIZKA EKA ARYANTI (J210140012)

ARBA’ANI (J210140038)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : BADUT PELUK (Babadotan untuk


Penyembuh Luka)
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT Bidang Kesehatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Endah Kencana Mei Wulan
b. NIM : J210140039
c. Jurusan : Keperawatan S1
d. Universitas : Universitas Muhammadiyah Surakarta
e. Alamat Rumah dan no.HP : Rt.2 Rw.01 Ds. Purwareja Kec. Sematu Jaya
Kab. Lamandau Kalimantan Tengah
f. Alamat e-mail : kencanaendah@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Fahrun Nur Rosyid, S.Kep,Ns.,M.Kes
b. NIP : 197510092005011001
c. Alamat Rumah dan no.HP :

Surakarta, 18 Oktober 2017

Ketua Pelaksana Kegiatan Dosen Pendamping

Endah Kencana Mei Wulan Fahrun Nur Rosyid, S.Kep,Ns.,M.Kes

(J210140039) (197510092005011001)
PRAKATA

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat, nikmat,
dan karunia-Nya sehingga memberikan kekuatan bagi Penulis untuk dapat menyelesaikan
penulisan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) ini. Judul yang
dipilih dalam penulisan PKM-GT ini adalah BADUT PELUK (Babadotan untuk Penyembuh
Luka)

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Fahrun Nur Rosyid selaku
pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi Penulis.
Ungkapan terima kasih terdalam juga Penulis sampaikan pada kedua orang tua, Kakak, dan
Adik, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan.

Penulis menyadari bahwa selalu ada kekurangan dalam segala sesuatu termasuk
dalam penulisan PKM-GT ini. Penulis ingin meminta maaf bila dalam penulisan PKM-GT ini
masih terdapat banyak kekurangan dalam segi penyajian maupun isinya. Akhir kata, penulis
berharap tulisan ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi kemajuan ilmu
pengetahuan.

Surakarta, 18 Oktober 2017

Penulis
RINGKASAN

Indonesia yang merupakan negara berkembang, saat ini dalam situasi kondisi
perekonomian yang kurang menguntungkan dewasa ini, khususnya di bidang pemeliharaan
kesehatan, memaksa kita untuk menengok kembali potensi alam nabati Indonesia dalam
upaya menanggulangi berbagai penyakit / gangguan kesehatan yang mungkin timbul. Ada
berbagai cara pengobatan tradisional yang telah berkembang di Indonesia. Salah satu
diantaranya ialah memanfaatkan hasil alam nabati aneka ragam tumbuhan yang ada di
Indonesia yang merupakan anugrah Tuhan YME.

Dari berbagai macam tumbuhan salah satunya tumbuhan Bandotan ( Ageratum


conyzoides L. ) banyak di temukan di daerah seperti pulau Jawa, Sulawesi, Madura, Sunda
dan Sumatra. Bandotan merupakan suatu tumbuhan yang mempunyai banyak manfaat dan
kadungan untuk mengobati suatu penyakit, salah satunya untuk mengobati luka luar dan
memar seperti terkena sayatan maupun goresan.

Tanaman ini bisa menjadi pengobatan alternatif karena tanaman ini mudah ditemukan
dan bisa tumbuh dimana-mana. Dahulu tanaman Babadotan ini biasa digunakan oleh orang
pedalaman sebagai obat luka, namun sekarang banyak orang menjadikan tanaman ini sebagai
pakan ternak karena tanaman ini merupakan salah satu tanaman jenis gulma. Karena orang
sekarang menganggap tanaman ini gulma maka kebanyakan mindset orang tidak akan
percaya tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman obat. Maka dari itu tanaman
Babadotan ini bisa dirubah menjadi gel untuk penyembuh luka. Selain kandungan ekstrak
tanaman Babadotan yang dipercaya mempercepat penyembuhan luka dan memar, gel yang
memiliki sifat lembab dan dingin membuat rasa nyaman dan mengurangi nyeri di sekitar
luka.
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masyarakat Indonesia dalam situasi kondisi perekonomian yang kurang


menguntungkan dewasa ini, khususnya di bidang pemeliharaan kesehatan, memaksa kita
untuk menengok kembali potensi alam nabati Indonesia dalam upaya menanggulangi
bebrabagi penyakit / gangguan kesehatan yang mungkin timbul. Ada berbagai cara
pengobatan tradisional yang telah berkembang di Indonesia. Salah satu diantaranya ialah
memanfaatkan hasil alam nabati aneka ragam tumbuhan yang ada di Indonesia yang
merupakan anugrah Tuhan YME.

Dari berbagai macam tumbuhan salah satunya tumbuhan Bandotan ( Ageratum


conyzoides L. ) banyak di temukan di daerah seperti pulau Jawa, Sulawesi, Madura, Sunda
dan Sumatra. Bandotan merupakan suatu tumbuhan yang mempunyai banyak manfaat dan
kadungan untuk mengobati suatu penyakit, salah satunya untuk mengobati luka luar dan
memar seperti terkena sayatan maupun goresan.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat gel penyembuh luka ringan dan memar
dengan memanfaatkan ekstrak tanaman Babadotan.

Manfaat

a. Bagi Perguruan Tinggi


Penulisan ini diharapkan memberikan ide kreatif bagi kemajuan ilmu pengetahuan
serta solusi bagi masalah kesehatan dan pangan. Selain itu penulisan ini diharapkan
dapat memberikan sumbangsih positif bagi perguruan tinggi dan civitas akademik
lainnya.
b. Bagi Mahasiswa
Penulisan ini diharapkan menyalurkan ide kreatif mahasiswa, melatih untuk berpikir
sistematis dalam menyikapi masalah, dan bersikap solid sesama anggota kelompok.
Bagi mahasiswa lain motivasi untuk ikut berperan aktif menyikapi masalah
masyarakat terutama masalah kesehatan dan pangan. Selian itu memberikan
mahasiswa lain pengetahuan akan cara alternatif menyembuhkan luka ringan dan
memar dengan menggunakan gel ekstrak daun herbal.
c. Bagi Masyarakat
Penulisan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan bagi masyarakat akan
luasnya pemanfaatan daun herbal khususnya Babadotan yang diketahui masyarakat
luas merupakan salah satu tanaman gulma sebagai obat alternatif penyembuh luka
ringan dan memar. Manfaat lain yang hendak dicapai adalah memberikan informasi
bagi masyarakat bahwa bahnyak tanaman di sekitar kita yang berpotensi sebagai obat
alternatif yang aman yang minim produk kimia. Membuka lapangan pekerjaan baru
dengan membuka lahan budidaya tanaman Babadotan, pabrik untuk memproduksi gel
ekstrak tanaman Babadotan.
d. Bagi Negara
Penulisan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi pemerintah
dalam usaha membuka lapangan pekerjaan pembuatan gel ekstrak daun Babadotan.

GAGASAN

Kulit

Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh kita yang berfungsi sebagai pelindung untuk
menjaga jaringan internal dari trauma, bahaya radiasi ultraviolet, temperatur yang ekstrim,
toksin, dan bakteri. Kulit yang merupakan perlindungan awal tubuh memiliki beberapa
lapisan antara lain

a. Epidermis
Merupakan lapisan bagian luar kulit, setiap orang memiliki ketebalan epidermis yang
berbeda-beda. Pada epidermis terdapat melanocytes yang membuat melanin dan
memberikan warna pada kulit. Fungsi dari epidermis adalah melindungi dari
masuknya bakteri dan toksin, dan mengatur pengeluaran cairan.
b. Dermis
Lapisan ini lebih tebal daripada epidermis. Dalam dermis terdapat kolagen, sel mast,
ujung saraf dan limpatik. Fungsi dari dermis adalah untuk keseimbangan cairan,
termoregulasi dan sebagai faktor pertumbuhan dan perbaikan dermal.
c. Lapisan subkutaneus
Jaringan subkutan merupakan jaringan lemak dan jaringan ikat yang banyak terdapat
pembuluh darah dan saraf. Lapisan ini penting untuk pengatur temperatur kulit serta
sebagai tempat penyimpanan bahan bakar

Fisiologi Penyembuhan Luka

Tubuh jika terluka akan dengan sendirinya menyembuhkan luka tersebut dengan melibatkan
banyak sel dalam tubuh. Dalam penyembuhan luka memiliki fase-fase yaitu:

a. Fase inflamasi
Pada saat cidera segera terjadi vasokontriksi ini merupakan cara tubuh mengontrol
pendarahan. Setelah terjadi vasokontriksi, trombosit berkumpul dsn mrnumpuk fibrin
untuk membentuk bekuan. Vasokontriksi menahan luka untuk merapat dan trombosit
dengan formasi bekuan fibrinnya menyumbat lubang. Fagositosis terjadi untuk
menghancurkan bakteria yang mungkin ada dan untuk menghilangkan debris seluler
luka. Secara keseluruhan fase inflamasi diperkirakan terjadi selam 4-6 hari.
b. Fase poliferasi
Faktor pertumbuhan menstimulus fibroblas untuk menghasilkan kolagen. Kolagen
bersamaan dengan pembuluh darah yang baru dan jaringan ikat, menghasilkan
jaringan granulasi. Langkah terakhir dalam fase poliferasi adalah epitelialisasi yang
menghasilkan jaringan parut. Perkiraan fase ini adalah 4 sampai 24 hari.
c. Fase maturasi
Selama fase ini kolagen mengalami remodeling. Tujuannya adalah meningkatkan
daya regang jaringan parut. Diperkirakan hanya sekitar 70% sampai 80% kekuatan
alami kulit yang dapat dipertahankan saat luka telah sembuh. Fase maturasi dapat
memanjang dari 21 hari sampai 2 tahun.

Babadotan (Ageratum Conyzoides L)

Bandotan ( Ageratum conyzoides L. ) banyak di temukan di daerah seperti pulau Jawa,


Sulawesi, Madura, Sunda dan Sumatra. Tanaman bandotan umumnya digunakan oleh
masyarakat untuk obat luka dan gangguna pencernaan. Khasiat herba bandotan antara lain
untuk pengobatan luka, menghilangkan pembengkakakn, melancarkan haid, memudahkan
buang air kecil, menghentikan pendarahan, melancarkan pencernaan, gatal-gatal, flu, demam,
diare, radang usus, dan rematik. Penggunaan daun tanaman ini pada luka dipercaya dapat
menghentikan pendarahan dan mempercepat proses penyembuhan dan mempercepat proses
penyembuhan pada luka adalah dengan mencegah terjadinya infeksi yang disebabkan oleh
bakteri.

Kandungan tanaman Babadotan antara lain adalah asam amino, organacid, pectic substance,
minyak asiri kumarin, friedelin, B-siatosterol, stigmasterol, tannin sulfur, potassium klorida.

Perawatan Luka

Tujuan perawatan luka adalah penutupan luka dan pengembalian integritas kulit. Penutupan
luka dapat dipercepat dengan berbagai cara baik secara medis maupun herbal. Penutupan luka
yang biasa dilakukan di medis adalah dengan menggunakan jahitan, steples, perekat luka.
Sedangkan dengan herbal yaitu dengan membubuhkan tanaman herbal yang telah diracik
keatas luka. Tujuannya sama-sama untuk melindungi luka dari infeksi dan mempercepat
penyembuhan luka tersebut.

Namun pada perawatan luka di rumah sakit biasanya juga menambahkan seperti salep
ataupun obat lainnya yang sifatnya mempercepat granulasi sehingga luka cepat menutup.
Dalam perawatan luka kelembapan luka harus benar dijaga karena luka lebih cepat sembuh di
kondisi yang lembab, yaitu tidak basah dan juga tidak kering. Resiko infeksi juga lebih
meningkat dilingkungan yang lembab maka perawatan luka bukan hanya sekedar
memberikan obat pada luka namun juga membersihakan luka tersebut. Mengganti balutan
luka dan memberikan obat adalah satu kesatuan dalam perawatan luka.
Kini orang-orang tak perlu khawatir lagi jika mengalami luka ringan ataupun bengkak dan
lebam karena terbentur benda keras karena ada tanaman herbal yang sangta mudah ditemukan
dan tidak membutuhkan biaya mahal untuk mendapatkannya. “BADUT PELUK (Babadotan
untuk penyembuh luka)” bahan dasar dari daun babadotan yang tumbuh liar dan mudah
didapatkan.

Babadotan akan dibuat ekstrak menjadi gel, bahan bakunya dalah daun babadotan dan
gliserin. Tumbuhan Babadotan mudah ditemukan di pulai Jawa, Sulawesi, Sumatra dan
Madura, tanaman ini mengandung asam amino, organacid, pectic substance, minyak asiri
kumarin, friedelin, B-siatosterol, stigmasterol, tannin sulfur, potassium klorida yang
bermanfaat untuk menghentikan pendarahan dan pembekakan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengimplemantasikan gagasan


sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai

Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan adalah menjadikan gel ekstrak Babadotan ini
produk yang diproduksi dan dikonsumsi masyarakat. Tentunya dengan penggunakan bahan
baku yang berkualitas, proses produksi yang sesuai standart, serta melalui uji ktoksisitas, uji
organoleptik, sistem jaminan halal, sertifikat departemen kesehatan, sertifikat obat dan
makanan, dan lain-lain, agar gel ekstrak Babadotan ini layak dikonsumsu dan diterima
masyarakat luas.

Bagan Produksi

Produksi gel ekstrak Babadotan terdiri dari pembuatan ekstrak daun dan mengubahnya
menjadi gel.

Daun Babadotan dicuci


bersih

Daun Babadotan ditumbuk


sampai halus

Pisahkan air dengan sari


pati daun Babadotan

Didihkan hingga mengembang

Gelatin direbus bersama


air sari daun babadotan
Dalam wadah tertutup

Campurkan saripati daun


Babadotan dengan gliserin yang
masih panas

Gambar 1. Bagan pembuatan gel ekstrak daun Babadotan

Membukan usaha home industri yang menjadi awalan produksi gel ekstrak daun Babadotan.
Selain dapat membuka lapangan kerja baru. Memperoleh dukungan dan kontribusi positif
dari mahasiswa, perguruan tinggi, masyarakat, industri, organisasi atau forum gerakan herbal
Indonesia, dan pemerintah juga penting untuk keberlanjutan gel ini agar tetap menjadi pilihan
masyarakat.

Untuk langkah strategis jangka panjang adalah menjadikan perusahan gel ekstrak daun
Babadotan yang memiliki brand, serta melakukan diversifikasi produk.

KESIMPULAN

Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan banyak sel,
dimana penyembuhan luka melalui 3 proses fase yang setiap orang berbeda lama proses
setiap fasenya. Karena banyaknya obat luka pasaran yang mengandung bahan kimia dan
kebanyakan masyarakat merasa repot melakukan perawatan luka yang sulit maka
digunakannlah herbal daun babadotan untuk menyembuhkan luka dan lebam. Daun
babadotan untuk penyembuh luka dirubah menjadi gel, sehingga bukan hanya mengehentikan
pendarahan dan mengurangi lebam gel ini juga membuat luka menjadi lembab yang cocok
untuk proses penyembuhan luka.

Daftar Pustaka

Morton,G,P.,dkk. 2012. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta: EGC

Sugara,H.T. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Etil Asetat Daun Tanaman Bandotan
(Ageratum conyzoides L). Jurnal Ilmiah Ibnu Sina.

Suparni,I,. Wulandari, A. 2012. Herbal Nusantara: 1001 Ramuan Tradisional Asli Indonesia.
Yogyakarta: Penerbit ANDI
Suriadi. 2004. Perawatan Luka. Jakarta: Sagung Seto

Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: EKG

You might also like