Professional Documents
Culture Documents
TIM
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH
I. PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi yang penuh persaingan saat ini khususnya dalam dunia
pelayanan kesehatan, maka upaya pengendalian mutu, penjagaan mutu, penjaminan mutu dan
peningkatan mutu adalah merupakan suatu keniscayaan. Oleh karenanya RSUD Kabupaten
Bengkayang secara umum dan secara khusus ruang Instalasi Bedah Sentral pun tidak lepas
dari keharusan melakukan upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan tumah
sakit.Upaya pengendalian dan peningkatan mutu ini tidak dapat dilakukan secara parsial saja
karena upaya pengendalian dan peningkayan mutu mrupakan rangkaian kegiatan yang
meliputi seluruh episode pelayanan pasien sejak dia masuk ke rumah sakit sampai dia pulang
kerumah, bahkan bukan tidak mungkin juga berpengaruh pada kondisi pasien setelah berada
dirumahnya.
Pelayanan bedah di rumah sakit yang secara garis besar terdiri dari 3 macam pelayanan
yaitu ; pelayanan medis, pelayanan keperawatan, maka upaya pengendalian dan penjagaan
mutu juga akan melibatkan tiga komponen yang memberikan pelayanan tersebut yaitu staf
medis, dan staf keperawatan.
Masing masing profesi pemberi pelayanan di ruang Instalasi Bedah Sentral Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Bengkayang telah mempunyai badan yang membuat regulasi
dan melakukan supervisi atas mutu pelayanan mereka. Untuk profesi dokter ada komite medis,
untuk perawat ada komite keperawatan, penghargaan mutu pelayanannya biasanya langsung
dilakukan organisasi profesinya.
Berbicara tentang mutu Instalasi Bedah Sentral maka kita akan selalu diingatkan pada
7 (tujuh) indikaror mutu peayanan bedah dan 8 (delapan) indicator resiko. Oleh karena itu
didalam pelayanan perlu pelaksanaan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan Rumah
Sakit. Sehingga dari bergagai indikatortersebut tidak menunjukkan hasil evaluasi dengan
penilaian yang signifikan jelek atau nilai lebih dari nilai SPM (standar penilaian minimal)
Agar mutu dari pelayanan anestesi dan bedah benar-benar baik sesuai yang diharapkan
masyarakat.
II. TUJUAN
1. Tujuan umum :
Tujuan dari program pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan adalah
mengupayakan tercapainya pelayanan prima di Instalasi Bedah Sentral
2. Tujuan khusus :
Mengupayakan terwujudnya :
1) Indicator mutu pelayanan Kamar Operasi
2) Pelaksanaan pelayanan sesuai Standar Prosedur Operasional
3) Kepuasan pelanggan
4) Pelaksanaan konsep keselamatan pasien di Instalasi Bedah Sentral
II. Sasaran
3 Meningkatan k x x x x Pelaksanaan
pelayanan Setia pely.sesuai
p3 standart :cuci
sesuai SPO bulan tangan, waktu
tunggu op. tidak
lama
4 Meningkatkan Setia x x x x operasi tepat
p 3 waktu, jml
kepuasan bulan penundaan px
pelanggan pre op sedikit
V. Anggaran
Kegiatan penjagaan dan peningkatan mutu ini akan dibiayai dari anggaran
ruangan dan belanja rutin rumah sakit.
VI. PELAPORAN
Pelaporan rincian kegiatan dalam program kerja Instalsi Bedah Sentral dibuat
dibuat enam bulan sekali dan Secara keseluruan dibuat satu tahun sekali dan dilaporkan
oleh kepala ruang atau kepala instalasi kepada direktur Rumah Sakit
VII. EVALUASI
Evaluasi program akan dilakukan setiap semester dan tahunan
Pelaksanaan Program penendalian dan peningkatan mutu pelayanan ini hasilnya
akan dievaluasi dan disempurnakan secara berkala untuk menjamin tercapainya
tujuan program.
Evaluasi meliputi :
a. Evaluasi terhadap tingkat realisasi pelaksanaan kegiatan .
b. Evaluasi terhadap pencapaian tujuan program
c. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan berupa hambatan dan kesulitan yang
dihadapi.
VIII. PENUTUP
Demikian program kerja Instalsi Bedah Sentral ini di buat agar memudahkan
dalam penyelenggaraan maupun evaluasi kegiatan pelayanan di IBS, sehingga apa
yang menjadi tujuan serta sasaran dapat tercapai dengan baik.
TIM
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKAYANG
DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA
UPTD-RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN BENGKAYANG
Jln. Sanggau Ledo No 20 Telp (0562) 441618, Email: bkyrsud@gmail.com
BENGKAYANG 79211
DAFTAR ISI
I. Latar Belakang
Pelayanan bedah di rumah sakit yang secara garis besar terdiri dari 3 macam
pelayanan yaitu ; pelayanan medis, pelayanan keperawatan, maka upaya pengendalian
dan penjagaan mutu juga akan melibatkan tiga komponen yang memberikan pelayanan
tersebut yaitu staf medis, dan staf keperawatan.
Didalam pelaksanaan untuk meningkatkan pelayanan anestesi dan bedah,perlu
disusun suatu indikator mutu untuk menilai hasil dari pelayanan yang diberikan sataf
instalasi bedah sentral.Dari masing masing indicator mutu maupun indicator resiko
dilakukan evaluasi setiap enam bulan atau tahunan. Apabila didapatkan suatu hasil
yang signifikan tinggi atau melebihi dari standar yang ditentukan pada standar minimal
dilakukan tindak lanjut untuk disampaikan kepada wadir pelayanan Rumah Sakit atau
direktur Rumah Sakit
Adapun mutu Instalasi Bedah Sentral ada 7 (tujuh) indikaror mutu
pelayanan bedah antara lain ; cuci tangan sesuai standart OK, insiden konsultasi
durante operasi, keterlambatan waktu operasi, penundaan operasi elektif, waktu
tunggu operasi elektif, ketidaklengkapan laporan operasi, ketidaklengkapan
laporan anastesi. Dan 8 (delapan) indicator resiko, antara lain; pemakaian alat
cauter tanpa pemasangan pad yang benar, insiden kesalahan identifikasi pasien,
inform consent pembedahan yang tidak lengkap, tidak dilakukan penandaan
pada pembedahan dengan lokasi yang mempunyai 2 sisi, kesalahan lokasi
operasi, tertinggalnya benda asing, kejadian kematian dimeja operasi, kejadian
operasi salah orang. Oleh karena itu didalam pelayanan perlu pelaksanaan
pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan Rumah Sakit. Sehingga dari
bergagai indikatortersebut tidak menunjukkan hasil evaluasi dengan penilaian
yang signifikan jelek atau nilai lebih dari nilai SPM (standar penilaian minimal)
Agar mutu dari pelayanan anestesi dan bedah benar-benar baik sesuai yang
diharapkan masyarakat.
II. Tujuan :
Mengupayakan terwujudnya :
1) Indicator mutu pelayanan Kamar Operasi
2) Pelaksanaan pelayanan sesuai Standar Prosedur Operasional
3) Kepuasan pelanggan
4) Pelaksanaan konsep keselamatan pasien di Instalasi Bedah Sentral
III. Sasaran
TINDAK LANJUT
Karena sistem flor stok dirasa kurang memadai, sebaiknya pengguna (IBS) melakukan
permohonan mengenai pengadaan depo farmasi khusus di kamar operasi