You are on page 1of 10

Kasus kelompok 4

Kasus Tn . j, usia 57 tahun di rawat di icu pasca operasi craniotomy hari ke 2.pasien terpasang
ventilator mode sim v,volume tidal 350 ml,peep 8 mmhg ,fio2 50 % ,spo2 100%,frekuensi
napas 15x/m ,terdengar suara gurgling ,terdengar suara ronchi di seluruh lapangan paru
,tekanan darah 180/100 mmhg,frekuensi nadi 115x/m ,suhu 38,gcs E1M4VET,terlihat cairan
residu berwarna hitam pada selang ngt . hasil pemeriksaan BGA : ph 7,32 ,paCO2 48 mmhg
,HCO3 28mmol/L,Pa02 80 mmhg,BE -3,AoD02 300,Sa02 94%.keluarga mengatakan pasien
memiliki riwayat hipertensi .hasil CT scan menunjukkan ada nya intracranial
hemoragik,tampak tanda – tanda peningkatan TIK. Hasil foto thorax menunjukkan ada nya
kardiomegali suspek LVH dan gambaran oedema pulmo.terpasang oropharingeal.

A. KASUS YANG DI KEMBANGKAN

 Tn. J usia 57 tahun di rawat di icu pasca operasi craniotomy hari ke 2,tirah baring
dengan posisi head up 30 , terpasang drain pada luka post op
 pasien terpasang ventilator dengan mode SIM V.
 volume tidal 350 ml, trigger : 2. I:E 1:2 .
 PEEP 8 mmhg,FiO2 50%,SPO2 100%
 Frekuensi napas 15x/m .
 terdengar suara gurgling,terdengar suara ronchi di seluruh lapang paru.
 tekanan darah 180/100 mmhg.frekuensi nadi 115x/m,suhu 38 derajat.
 GCS E1M4VET. Pupil kanan : 3mm dan pupil kiri : 2mm
 terlihat cairan residu berwarna hitam pada selang NGT,terpasang
oropharingeal,terpasang ETT
 hasil pemeriksaan BGA : ph 7,32, Paco2 48 mmhg,HCO3 28 mmol/L,Pa02 80 MMHG
,BE -3,AaDO2 300,Sao2 94 %
 keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat hipertensi;
 hasil CT scan menunjukkan ada nya intracranial hemoragik,tampak tanda – tanda
peningkatan TIK .hasil foto thorak menunjukkan ada nya kardiomegali suspek LVH (
left ventrikel hipertrophi )dan gambaran oedema pulmo.
 Terpasang infus manitol 20cc/ 6 jam , infus aminofusin 20 cc/jam, syringe pump
morphin 10 mg di jalankan dengan 1 cc/jam, syringepump midazolam 1cc/jam ,
syringepump lanzoprazole 2 cc/jam .
 Terpasang central vena cateter pada vena subklavia bagian kiri dengan hasil
pengukuran cvp : 13

B.Istilah – istilah dalam kasus

 SIM V : synchronized intermiteten mandatory ventilation arti nya mode ini


terdapat pada bagian mesin ventilator. Suatu bentuk ventilasi dengan bantuan
tekanan, memberikan pernapasan ventilator mandatory pada level tekanan jalan
napas positif yang sudah di atur.yang arti nya mensinkronkan pola penapasan
dari pasien dan mesin. Mode ini di gunakan untuk ventilasi dengan tekanan
udara rendah ,otot tidak begitu lelah dan efek barotrauma minimal.
 Volume tidal : jumlah udara yang masuk dalam satu kali inspirasi dan jumlah
udara yang keluar dalam satu kali ekspirasi . 350 ml di dapatkan dari berat
badan pasien dengan nilai baku volume tidal 5 – 10 cc/kgbb ,jika berat badan
50 kg kalikan nilai volume tidal 7 ,50x 7 = 350 ml
 PEEP : positive end expiratory pressure ,tekanan ekspirasi - akhir positif
.meningkatkan oksigenasi dengan meningkatkan residual fungsional agar
alveoli tetap mengembang setelah ekspirasi .mode ini di pakai untuk mencegah
atelectasis.
 Fi02 : fraksi inspirasi oksigen adalah kosentrasi oksigen pada ventilator dapat
lebih pasti ditentukan jumlah nya mulai dari 21- 100 %
 SP02 : pulse oxymetri blood oxygen saturation = saturasi oksigen darah dari
hasil pemeriksaan oksimetri nadi
 Sao2 : arterial blood oxygen saturation = saturasi oksigen darah arteri
 BGA :blood gas analisis
 GCS : Glasgow coma scale
 Pa02: tekanan partial o2 dalam alveolus
 AaD02 :arteri alveolar delivery oksigen
 Paco2 :tekanan partial c02 dalam arteri
C. Data pengkajian yang perlu di lengkapi pada kasus ini :

1.identitas

Nama : Tn.j

Umur : 57 tahun

Agama : islam
Jenis kelamin : laki – laki
Pendidikan : SI
Pekerjaan saat ini : guru
Riwayat pekerjaan : kepala sekolah sma
Alamat : jl.banjar sari gg .tirto sari no 125

2. Riwayat kesehatan

a. keluhan utama : pasca operasi hari kedua ,penurunan kesadaran


b. riwayat kesehatan sekarang :pasien terpasang ventilator,terdengar suara gurgling,ronchi
di seluruh lapangan paru.
c. Riwayat kesehatan masa lalu : keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat
hipertensi . sesekali pergi ke dokter bila mengeluh rasa pusing,minum obat tidak teratur

3. Pemeriksaan fisik

1. Oksigenasi : terpasang ventilator mode sim v , peep 8, fio2 50 % , spo2 tertera pada
monitor bed side : 100%, rr : 15x/m,bunyi suara gurgling,ronchi pada seluruh
lapangan paru.tekanan positif yang berlebihan dapat menyebabkan pneumothoraks
spontan akibat trauma pada alveoli.

2. Sirkulasi : vital sign t :180/100 mmhg, suhu 38 ,n 115 x/m ,spo2 100 %, riwayat
hipertensi ,hasil thorax adanya kardimegali dengan susp LVH. Perubahan dalam
curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif ,tekanan
intrathoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung, CVP 13, pupil
kanan 3 mm dan kiri 2 mm

3. Nutrisi : cairan residu warna kehitaman pada ngt


4. Eliminasi : terpasang kateter no 16 keluar urin warna kuning pekat .
5. Aktifitas dan istrahat : pasca cranitomi pasien di beri therapy oleh dokter dengan
pemberian sedasi saat ini gcs E1M4VET, terdapat tanda – tanda TIK.
6. Integritas kulit : pada bagian kepala ada luka post craniotomy , kulit teraba hangat
,suhu : 38. Mukosa bibir kering, kulit lembab . tidak ada cyanosis,pengisian crt < 2
detik.
7. Rasa / senses : E1, M6 ,V ET, pasien masih ada pergerakan fleksi pada bagian
kaki dan tangan ,penglihatan tidak ada respon cahaya pada saat pemeriksaan pupil , pupil
kanan 3 mm dan pupil kiri 2 mm.
8. Cairan dan elektrolit : terpasang infus manitol / 6 jam dengan kec 20 cc/jam
tersambung dengan pemasangan cvc , terpasang infus aminofusin dengan kec 20
cc/jam . terpasang sedasi midazolam per syiringe pump dengan kec 1 cc/jam.morphin
10 mg dengan kec 1 cc/jam . terpasang syringe pump lanzoprazol 40 mg dengan kec
2 cc/jam .
9. Fungsi neurologis : pada system limbic dan hipotalamus mengalami gangguan akibat
intracranial hemoragic hasil pemeriksaan CT SCAN
10.Fungsi endokrin : Pengeluaran hormon kortisol pada cedera kepala yang memicu
vasospasme kapiler serebral merupakan petunjuk adanya kerusakan pada sel-sel otak.

4.Pemeriksaan penunjang lain nya post op craniotomy :

1.Darah lengkap :

Hb di temukan 10,8 gr%

Elektrolit :

Na : 131 mmol/L

Clorida : 108mEq/L

Kalium : 3,36 mEq /L

Albumin 3,1mg/dl
Total protein : 6,0 mg/dl

Creatinine : 1,1.

Thorax : Kardiomegali suspek LVH

CT –scan : intracranial hemoragik.

D. KASUS YANG MUNGKIN TERJADI


 Asidosis respiratorik
Perdarahan intracranial menyebabkan peningkatan tekanan sistemik sehingga
terjadi spasme pembuluh darah yang menyebabkan aneurisma dan terjadi
perdarahan pada arachnoid/ventrikel menyebar ke seluruh otak dan medulla
spinalis bersama cairan cerebrospinalis,medulla spinalis dan kemosensitif
perifer akan terstimulus dan mengirim impuls pada nervus glossopharyngeal
dan nervus vagus muncul gejala hiperventilasi nyeri kepala ,mual,muntah,tanda
kaku kuduk dan tanda kernig,oudema papil,perdarahan retina sehingga pola
napas tidak efektif.
 Kardiomegali suspek LVH dan oedema pulmo akan menyebabkan aritmia
,infark miokard, payah jantung.

 Intracranial hemoragik menyebabkan kematian

 Efek samping pemasangan ventilator menyebabkan venous return


ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA TN. S
POST CRANIOTOMY
DENGAN PEMASANGAN VENTILATOR MEKANIK

Dosen Pembimbing : NS.Ahmad Pujianto ,S.Kep.,M.Kep

KELOMPOK 4
Kelas B18
Yeyen Veronika (22020118183001)
Bayu Rizki F (22020118183010)
Dicky Zulfikar (22020118183019)
Nanang Apriyanto (22020118183026)
Ireneus Pape No Mbeong (22020118183030)
Rofinus Saverius Kila (22020118183031)
Benediktus A Buu (22020118183032)
Siti mariyam I (22020118183033)

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
ANALISA DATA
1. DS : keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat hipertensi
DO: terpasang ventilator post craniotomy hari ke 2 dengan mode sim v, peep 8, volume
tidal 350 ml, fio2 : 50%. I : E 1:2 , Triger 2. Takhikardi ,hr : 115x/m, hasil CT scan
menunjukkan intracranial hemoragik, TIK meningkat GCS E1M4VET. Pupil kanan :
3mm dan pupil kiri : 4mm,CVP 13

2. DS :
DO : terdengar suara gurgling,snoring pada seluruh lapangan paru ,terpasang ETT no 7,5
,terpasang oropharingeal hasil ro, thoraks ada oedema pulmo dan kardiomegali.

3. DS :
DO: hasil pemeriksaan BGA : ph 7,32, Paco2 48 mmhg,HCO3 28 mmol/L,Pa02 80mmhg
,BE -3,AaDO2 300,Sao2 94 %, residu pada ngt warna kehitaman, terpasang syringe
pump lanzoprazole kec 2 cc/jam.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. PENURUNAN PERFUSI JARINGAN CEREBRAL BERHUBUNGAN DENGAN


VENOUS RETURN DARI KEPALA MENURUN
NOC :
- Penurunan kesadaran : gcs mencapai 8 -12,tidak agitasi, Refleks pupil +,TIK
menurun,tidak ada muntah proyektil
NIC :
- Monitor status neurologis : pantau ukuran pupil,bentuk,kesimetrisan
- Monitor tingkat kesadaran vital sign,status pernapasan pulse
oksimetri,kedalaman,pola,laju/tingkat dan usaha bernapas
- Sesuaikan kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan perfusi cerebral
- Monitor balutan drainase post op craniotomy untuk melihat perdarahan
- Monitor residu ngt ,intake dan output balance cairan dan haluan urine
- Letakkan kepala dan leher pasien dalam posisi netral ,hindari fleksi pinggang yang
berlebihan.
- Menghindari kegiatan dan beri jarak yang bisa meningkatkan tekanan intracranial
- Monitor respon chushing,Babinski dan kekuatan otot.
- Monitor status hemodinamik ( CVP,MAP)
- Pertahan kan ventilator mekanik dan monitor efek samping (distensi
lambung,deviasi tracheal,barotrauma)
- Kolaborasi pemberian injeksi seperti morphin mencegah TIK meningkat .

2. KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAPAS BERHUBUNGAN DENGAN MUKUS


BERLEBIHAN
NOC : kepatenan jalan napas : tidak terdengar bunyi suara napas tambahan

NIC :
- pertahankan posisi kepala lebih tinggi di tempat tidur
- melakukan universal precautions dan tehnik aseptic,asianosis,atraumatik saat
melakukan suction.
- Memberikan OPA untuk mencegah tergigit nya selang endotrakeal
- Melakukan suction pada endotrakeal jika di perlukan
- Monitor perubahan ET kemungkinan ada pergeseran
- Lakukan auskultasi suara paru kanan dan kiri setelah suction
- monitor tingkat kesadaran, gag refleks,refleks batuk,menelan.
- Monitor warna ,jumlah dan konsistensi mucus
- Melakukan perawatan oral hiegene
- Monitor sirkuit ventilator seperti humidifier, water trap,alarm ventilator, ETT.
- Kolaborasi pemberian inhalasi dan pelumpuh otot seperti midazolam.

3. GANGGUAN PERTUKARAN GAS BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN


MEMBRAN ALVEOLAR
NOC : status pernapasan : tidak ada dyspnea/orthopnea
NIC :
- Monitor penyebab terjadi nya asidosis respiratorik( penyakit paru kronis, ARDS,
pneumothoraks, gagal jantung,depresi ventilasi
- Monitor pola pernapasan dan kerja pernapasan( misal nya : kecepatan,irama
,kedalaman, Rr,Hr,penggunaan otot- otot pernapasan,diaphoresis)
- Monitor fungsi dan distensi gastrointestinal
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Pengaturan intervensi keperawatan yang di atur sesuai waktu
- Membatasi pengunjung
- Monitor hasil pemeriksaan ventilasi mekanik, catat peningkatan tekanan inspirasi
dan penurunan volume tidal.
- Kolaborasi dengan gizi untuk pemberian rendah karbohidrat dan tinggi lemak untuk
mengurangi produksi C02 jika gastrointestinal membaik.
- Kolaborasi untuk pemberian oksigen yang sesuai .
EVIDENCE BASED PRACTICE

You might also like