You are on page 1of 15

BAB III

TINJAUAN RESEP

A. Resep

dr. Fahmi Lubis, SpA

SIP No. 512/IPD/0017/KPPT/2012

Jl. Bambang Utoyo No. 209 Palembang

Telp. (0711) 356171

ASKES Palembang, 5 Agustus 2014

R/ Rhinofed Syr I

S 3 d d Cth 1/2

R/ Salbutamol 0,65

Mucopect tab 2/5

Mf.pulv dtd XV

S 3 d d pulv I

081368222859

IN HEALTH

Nama Pasien : M. Habiburahman

Nomor Kartu Peserta : 1041001681072

Nama Institusi : MDP


B. Copy Resep

Apotek Simulasi Farmasi

Jl. Ismail Marzuki No.5341/171

0711-352071,Palembang

Tanggal Resep : 05 Agustus 2014

Nama Dokter : Fahmi Lubis, SpA

No : 01

Pro / Umur : M. Habiburahman

R/ Rhinofed Syr I

S 3 d d Cth ½ det

R/ Salbutamol 0,65

Mucopect tab 2/5

Mf.pulv dtd XV

S 3 d d pulv I det

Palembang, 17 November 2014


CAP

Pcc
C. Monografi Bahan
1. Rhinofed Syrup
a. Komposisi Rhinofed :
Setiap 5 ml sirup mengandung : Pseudophedrine HCL ----- 15 mg
Terfenadine -------------- 20 mg
b. Indikasi:
Rinitis Alegika dan Rinitis Vasomotor.

c. Kemasan : Suspensi 60 ml

(Wikipedia) Rinitis adalah radang selaput hidung . Rinitis alergi ditandai


dengan gejala kompleks yang terdiri dari kombinasi dari: Bersin, hidung tersumbat,
gatal hidung, dan Rhinorrhea . Mata, telinga, sinus, dan tenggorokan juga dapat
terlibat. Rhinitis alergi adalah penyebab paling umum dari rhinitis. Ini adalah
kondisi yang sangat umum, mempengaruhi sekitar 20% dari populasi. Dan Dexa
Medica memproduksi obat untuk rinitis tersebut, dan diberi label Rhinofed.
Meskipun rinitis alergi bukan kondisi yang mengancam jiwa, komplikasi
dapat terjadi dan kondisi secara signifikan dapat mengganggu kualitas hidup, yang
mengarah pada sejumlah biaya tidak langsung.

d. Farmakologi :
Terfenadine adalah suatu antihistamin baru yang bekerja secara spesifik
dan selektif pada reseptor H1, tanpa menimbulkan aktivitas depresi pada saluran
saraf pusat. Pseudophedrine(d-isoefedrine ) adalah suatu stereo isomer efedrin.
Bekerja sebagai "sympathomimemic agent" secara langsung merangsang reseptor
adrenergik. Dalam klinis terfenadine menghilangkan gejala rinitis alergika seperti :
bersin, rinore, rasa gatal disekitar hidung dan mata, sedangkan gejala hidung
tersumbat diatasi oleh pseudoephedrine.

e. Kontraindikasi :
 Pemakaian obat simpatomimetik dikontraindikasikan pada penderita dengan
penyakit kardiovaskular seperti : insufisiensi koroner, aritmia dan hipertensi
berat.
 Wanita hamil, menyusui dan penderita sedang terapi dengan penghambat
monoamin oksidase (MAO).
 Hipersensitivitas terhadap psuedoephedrine dan atau terfenadine.
 Pemberian bersama ketokonazol dan derivat azol yang lain atau obat golongan
makrolid.
 Penderita dengan gangguan fungsi hati.

f. Dosis :
Anak berusia kurang dari 12 tahun : 3 kali sehari 1 sendok teh.

g. Kelebihan Dosis ( Over Dosis ) :


Beberapa kasus kelebihan dosis telah dilaporkan, gejalaya bisa berupa
aritmia jantung termasuk takikardi ventrikular atau fibrilasi atau torsade de
pointes yang terjadi pada dosis berlebih pada dosis 360 mg. Pada dosis 300 mg 2
kali sehari selama 7 hari terjadi perubahan pada EKG yaitu perubahan morfologi
gelombang T dan timbulnya gelombang U. Pada kasus kelebihan dosis monitoring
EKG harus dilakukan secara intensif. Hemodialisis tidak efektif atau tidak
mempengaruhi berdihan terfenadine atau metabolitnya dari darah.

h. Peringan dan Perhatian :


 Hati-hati digunakan pada penderita narrow angle glaucoma, hipertensi,
diabetes militus dan hipertiroid.
 Kehamilan dan wanita menyusui.
 Jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
 Karena terfenadine dimetabolisme secara ekstensif di hati, maka penggunaan
terfenadine pada pasien dengan gangguan fungsi hati harus dihindari.
 Pasien yang diketahui mempunyai kecenderungan QT memanjang mungkin
pada pemakainan terfenadine akan menyebabkan QT memanjang dan atau
aritmia ventrikular. Oleh karena itu dianjurkan untuk menghindari penggunaan
terfenadine pada pasien dengan congenital QT syndrome dan pada pasien yang
sedang meminum obat yang dapat memperpanjang inteval QT seperti
antiaritma, astemizol dan eritromisin atau pasien dengan hipokalemia yang
tidak terkontrol.

i. Efek Samping :
 Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, sakit perut dan mulut
kering.
 Gangguan susunan saraf pusat : insomnia, gelisah dan ansietas.
 Kardiovaskular : palpitasi, takikardi dan ekstrasistol.
 Terfenadine jangan menimbulkan efek samping sedasi atau antikolinegik.
 Efek samping lain yang pernah dilaporkan adalah nyeri abdomen dan dispepsia,
alopesia, reaksi anafilaksis, angioedema, aritmia jantung, bronkospasme,
gangguan mood, konvulsi, depresi, pusing, sakit kepala, insomnia, ikterus,
gangguan fungsi hati termasuk peningkatan transaminasi, gangguan haid, nyeri
muskuloskeletal, nightmare, ruam, keringat dingin, tremor dan gangguan
visual.

j. Interaksi Obat :
 Pemberian obat simpatomimetik pada penderita yang menerima obat
penghambat monoamin oksidase dapat menimbulkan krisis hipertensi.
 Antasida dapat menimbulkan kecepatan absorpsi pseudoephedrine tetapi
sebaliknya kaolin menurunkannya.
 Ketokonazol dan derivat azol yang lain serta antibiotik makrolid akan
menghambat metabolisme terfenadine sehingga tidak boleh diberikan
bersamaan (kontraindikasi ).

k. Harga : Rp. 22.990


l. Pabrik : Dexa Medica
m. Keteranagn : HARUS DENGAN RESEP DOKTER

2. Salbutamol Tablet
a. Deskripsi Salbutamol

Nama & Struktur Kimia : 2Hydroxy 4-1-cl Hydroxy - 2tert-Butylamino-1-(4-


hydroxy-3-hydroxymethylphenyl)ethanol. (1) C13H21NO3 –

Sifat Fisikokimia : Serbuk berbentuk kristal, berwarna putih atau hampir putih.
Larut dalam alkohol, sedikit larut dalam air. Terlindung dari cahaya

Salbutamol merupakan agen beta adrenergik yang digunakan sebagai


bronkodilator yang efektif untuk meringankan gejala asma akut dan
bronkokonstriksi. Salbutamol juga merupakan salah satu bronkodilator yang
paling aman dan paling efektif. Tidak salah jika obat ini banyak digunakan untuk
pengobatan asma. Selain untuk membuka saluran pernafasan yang menyempit,
obat ini juga efektif untuk mencegah timbulnya exercise- induced broncospasm
(penyempitan saluran pernafasan akibat olahraga). Secara umum sifat fisikokimia
dari salbutamol adalah serbuk berbentuk kristal, berwarna putih atau hampir putih.
Larut dalam alkohol, sedikit larut dalam air. Terlindung dari cahaya. Salbutamol
termasuk dalam golongan Antiasma dan obat untuk penyakit paru obstruktif
kronik

b. Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Salbutamol

Anak di bawah 6 tahun: 0,3 mg/kg/hari dibagi menjadi 3 kali pemberian setiap 8
jam, maksimal 6 mg/hari.

Anak 6 – 12 tahun: 2 mg sebanyak 3 – 4 kali per hari, maksimal 24 mg/hari.

Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 2 – 4 mg sebanyak 3 – 4 kali per hari,


maksimal 32 mg/hari.

c. Mekanisma Kerja

Mekanisme kerjanya melalui stimulasi reseptor B2 di bronki yang


menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase. Enzim ini memperkuat perubahan
adenosintrifosfat (ATP) yang kaya energi menjadi cAMP dengan pembebasan
energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. Salbutamol digunakan
untuk meringankan bronkospasm yang berhubungan dengan asma

d. Mekanisme Aksi

Salbutamol merupakan sympathomimetic amine termasuk golongan beta-


adrenergic agonist yang memiliki efek secara khusus terhadap reseptor beta(2)-
adrenergic yang terdapat didalam adenyl cyclase. Adenyl cyclase merupakan
katalis dalam proses perubahan adenosine triphosphate (ATP) menjadi cyclic-3',
5'-adenosine monophosphate (cyclic AMP). Mekanisme ini meningkatkan jumlah
cyclic AMP yang berdampak pada relaksasi otot polos bronkial serta menghambat
pelepasan mediator penyebab reaksi hipersensitivitas dari mast cells
e. Penggunaan Salbutamol / Indikasi Obat

Indikasi :

 Asma bronchial
 Bronchitis cronis
 Empisema

Pengobatan dan pencegahan asma serta pencegahan timbulnya asma akibat olah
tubuh.

Asma merupakan penyakit kronik saluran pernafasan yang dapat


menjangkiti semua usia. Gejala-gejala yang menyertai asma menimbulkan
gangguan aktivitas sehari-hari. Pasien asma memiliki kepekaan saluran
pernafasan yang berlebih (hipersensitif) sehingga mudah bereaksi pada zat yang
masuk ke saluran napas. Reaksi terhadap benda asing berupa penyempitan atau
pemblokan saluran napas, ditandai dengan nafas berbunyi, batuk, tersengal, dan
penyempitan rongga dada. Kondisi yang memicu asma adalah, inflamasi (iritasi
atau peradangan) atau bronchoconstriction (penciutan atau kontraksi otot di
saluran pernafasan) (farmacia, 2006)

Pada terapi pengobatan gangguan pernafasan obat salbutamol sudah tidak


asing lagi dipergunakan. Salbutamol merupakan salah satu bronkodilator yang
paling aman dan paling efektif. Tidak salah jika obat ini banyak digunakan untuk
pengobatan asma. Selain untuk membuka saluran pernafasan yang menyempit,
obat ini juga efektif untuk mencegah timbulnya exercise-induced broncospasm
(penyempitan saluran pernafasan akibat olahraga).

f. Kontraindikasi Salbutamol

Pada hipertiroid, insufisiensi miokardial, aritmia, rentan terhadap


perpanjangan interval QT, hipertensi, kehamilan (dosis tinggi sebaiknya diberikan
melalui inhalasi karena pemberian melalui pembuluh darah dapat mempengaruhi
miometrium dan dapat mengakibatkan gangguan jantung), menyusui; diabetes
mellitus, terutama pemberian melalui pembuluh darah (pantau kadar gula darah,
dilaporkan ketoasidosis) .Untuk asma jika dosis tinggi diperlukan selama
kehamilan maka sebaiknya diberikan dengan inhalasi kaerna pemberian intravena
dapat mempengaruhi miometrium. Mungkin muncul di ASI; pabrik menyarankan
untuk dihindari kecuali manfaat jauh lebih besar dari risiko- jumlah dari obat yang
diinhalasi pada ASI mungkin terlalu kecil untuk membahayakan.

g. Efek Samping

Efek samping yang mungkin timbul karena pamakaian salbutamol, antara


lain:

gangguan sistem saraf (gelisah, gemetar, pusing, sakit kepala, kejang, insomnia);

nyeri dada, mual, muntah, diare, anorexia, mulut kering, iritasi tenggorokan, batuk

gatal, tachicardia, dan ruam pada kulit (skin rush).

h. Merk Dagang / Obat Paten

Saat ini, salbutamol telah banyak beredar di pasaran dengan berbagai merk
dagang, antara lain:

Asmacare, Bronchosal, Buventol Easyhaler, Glisend (konimex), Ventolin,


Volmax, Suprasma (Dexa Medica), Ventide ( Glaxo Welcome), Ventab
(Ikapharmindo Putramas k), Venesma ( Hexpharm), Respolin ( Darya varia),
Salvasma ( First Medipharma), Salbron ( Dankos), Lasal ( Lapi ), Librentin (
Westmont ), Grafalin ( Graha Farma), Fartolin ( Fahrenheit )

i. Sediaan Tablet
Tablet 2 mg, 4 mg, dan 8 mg.

Salbutamol juga telah tersedia dalam berbagai bentuk sediaan mulai dari
sediaan oral (tablet, sirup, kapsul), inhalasi aerosol, inhalasi cair sampai injeksi.
Albuterol atau salbutamol, direkomendasikan sebagai pengobatan untuk semua
pasien asma dalam terapi asma akut.

j. Interaksi Obat
 Beta blockers
Pasien dengan asma bisa menyebabkan bronkospasm hebat
 Digoxin
Salbutamol menurunkan level serum digoxin
 Diuretik
Salbutamol akan memperburuk kondisi penderita hipokalemia

Interaksi Dengan Obat Lain :Peningkatan efek / toksisitas :Peningkatan


durasi efek bronkodilasi mungkin terjadi jika salbutamol digunakan bersama
Ipratropium inhalasi. Peningkatan efek pada kardiovaskular dengan penggunaan
MAO Inhibitor, Antidepresan Trisiklik, serta obat-obat sympathomimetic
(misalnya: Amfetamin, Dopamin, Dobutamin) secara bersamaan. Peningkatkan
risiko terjadinya malignant arrhythmia jika salbutamol digunakan bersamaan
dengan inhaled anesthetic (contohnya: enflurane, halothane). Penurunan efek:
Penggunaan bersama dengan Beta-Adrenergic Blocker (contohnya: Propranolol)
dapat menurunkan efek Salbutamol. Level/efek Salbutamol dapat turun bersama
dengan penggunaan: Aminoglutethimide, Carbamazepine, Nafcillin, Nevirapine,
Phenobarbital, Phenytoin, Rifamycins dan obat lain yang dapat menginduksi
CYP3A4.

Dengan Makanan :Batasi penggunaan Caffein (dapat menyebabkan stimulasi


CNS).

k. Pengaruh Obat

Terhadap Anak-anak : Lihat leaflet dari pabrik mengenai keamanan penggunaan


pada anak-anak. Pabrik produsen Ventolin menyatakan penggunaan inhalasi
aerosol pada anak-anak perlu dilakukan dengan supervisi orang dewasa.

Terhadap Hasil Laboratorium : Meningkatkan renin, meningkatkan aldosterone.

l. Hal Yang Harus Diwaspadai


 Memiliki riwayat alergi terhadap salbutamol atau bahan-bahan lain yang
terkandung di dalamnya. Untuk sediaan oral, sebaiknya diminum 1 jam
sebelum atau 2 jam sesudah makan.
 Telan tablet salbutamol dan jangan memecah maupun mengunyahnya.
 Sebaiknya berkumur setiap kali sehabis mengkonsumsi salbutamol supaya
tenggorokan dan mulut tidak kering.
 Jika dibutuhkan lebih dari 1 hisapan dalam sekali pemakaian, maka beri jarak
waktu minimal 1 menit untuk setiap hisapan.
 Jika ada dosis yang terlewat, segera minum salbutamol yang terlewat. Namun
jika waktu yang ada hampir mendekati waktu pengonsumsian selanjutnya,
lewati pengonsumsian yang tertinggal kemudian lanjutkan mengkonsumsi
salbutamol seperti biasa. Jangan pernah mengkonsumsi 2 dosis dalam sekali
pemakaian.
 Obat-obat golongan beta blocker, seperti: propanolol, metoprolol, atenolol,
dll bisa menurunkan efek salbutamol.
 Penggunaan salbutamol dosis tinggi bersamaan dengan kortikosteroid dosis
tinggi akan meningkatkan resiko hipokalemia.
 Asetazolamid, diuretik kuat dan thiazida dosis tinggi akan meningkatkan
resiko hipokalemia jika diberikan bersamaan dengan salbutamol dosis tinggi
pula.
 Penggunaan salbutamol bersama dengan obat golongan MAO-inhibitor
(misal: isocarboxazid, phenelzine) bisa menimbulkan reaksi yang serius.
 Hindari pemakaian obat-obat golongan ini 2 minggu sebelum, selama
maupun sesudah konsumsi salbutamol.

3. Mucopect Tablet
Tiap tablet mengandung Ambroxol HCl 30 mg.

a. Golongan : K Merah
b. Obat Generik : Ambroxol HCl / Ambroksol

c. Obat Bermerek

Ambril, Brommer 30, Bronchopront, Broncozol, Broxal, Epexol,


Extropect, Interpec, Lapimuc, Limoxin, Molapect, Mucera, Mucopect, Mucos,
Mucoxol, Mukinol, Nufanibrox, Roverton, Silopect, Sohopect, Sohopect Forte,
Transbroncho, Transmuco.

d. Farmakologi (Cara Kerja Obat)

Ambroxol adalah obat mukolitik, yang dapat melancarkan sekresi/


pengeluaran lendir yang kental di saluran pernapasan.

e. Indikasi / Kegunaan

Indikasi Ambroxol (ambroksol) adalah sebagai terapi mukolitik/pengencer dahak


pada penyakit saluran pernapasan akut dan kronik terutama pada keadaan
bronkitis kronik eksaserbasi dan bronkitis asmatis dan asma bronkial.

f. Kontraindikasi

Ambroksol jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitif atau


alergi terhadap ambroksol.

g. Dosis Dan Aturan Pakai

Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet, 2 – 3 kali sehari.

Anak 6 – 12 tahun : ½ tablet 2 – 3 kali sehari.

Mucopect Sirup 30 mg/5 ml

h. Peringatan Dan Perhatian

Ambroksol dapat diberikan selama kehamilan (khususnya pada kehamilan


trimester pertama) dan menyusui hanya apabila sudah dilakukan pengkajian oleh
dokter mengenai risiko dan manfaatnya. Pemberian Ambroksol pada wanita hamil
dan menyusui masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Ambroksol sebaiknya
tidak digunakan untuk terapi jangka panjang tanpa kecuali berdasarkan
anjuran/konsultasi dokter. Pada kasus gangguan ginjal tertentu, akumulasi
metabolit ambroksol terjadi di hati.
i. Efek Samping :
 Meskipun jarang, reaksi intoleransi setelah pemberian ambroxol pernah
dilaporkan.
 Gangguan saluran pencernaan ringan.
 Reaksi alergi dapat terjadi meskipun jarang, seperti : kulit kemerahan,
bengkak di wajah, sesak napas, dan demam.
 Tidak diketahui apakah ambroksol mempengaruhi kemampuan mengemudi
atau mengoperasikan mesin.

j. Interaksi Obat

Pemberian ambroksol bersamaan dengan antibiotic (amoksisilin,


sefuroksim, eritromisin, dan doksisiklin) berpotensi meningkatkan konsentrasi
antibiotik dalam jaringan paru.

k. Kemasan

Mucopect tablet, kotak, 10 strip x 10 tablet.

l. Keterangan

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Simpan di tempat kering dan sejuk, terlindung dari cahaya. Jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
D. Perhitungan Dosis

E. Pembuatan
1. Siapkan lumpang bersih
2. Gerus tablet Salbutamol sampai halus
3. Gerus tablet Mucopect sampai halus
4. Campur kedua bahan, gerus homogen
5. Serbuk yang homogen dibagi menjadi 3 bagian
6. Tiap bagian dibagi menjadi 5 bungkus, lakukan pembungkusan
7. Masukkan ke dalam plastik obat
8. Beri etiket putih
F. Etiket obat

APOTEK SIMULASI
JL.ISMAIL MARZUKI No.5341/171
0711-352071, PALEMBANG

No: 01 Tgl: 17 nov 2014


Nama : M. Habiburahman

…………….......……Rhinofed Syr 60 ml……………...………..


Tablet Sdk teh
.…3….. X……1……. Sirup Sdk Makan
Puyer Tetes

Semoga Lekas sembuh

APOTEK SIMULASI
JL.ISMAIL MARZUKI No.5341/171
0711-352071, PALEMBANG

No: 01 Tgl: 17 nov 2014


Nama : M. Habiburahman

…………….......…................Salbutamol………………...………..
…………….......…..........Mucopect………………...………......

Tablet Sdk teh


.…3….. X……1……. Sirup Sdk Makan
Puyer Tetes

Semoga Lekas sembuh


Daftar Pustaka

• http://www.scribd.com/doc/29094726/makalah-tentang-salbutamol

• http://www.drugs.com/ppa/albuterol.html

• http://www.medscape.com/medline/abstract/17276051

• http://www.drugs.com/ppa/albuterol.html

• http://www.medscape.com/viewarticle/406101

• http://www.drugs.com/pro/albuterol.html

You might also like