Professional Documents
Culture Documents
1610311026
15C
MODUL 3
SKENARIO 3: Penyuluhan kecacingan dan imunisasi massal di SD Sukahati
Pada hari ini, SDN Sukahati terlihat ramai dengan kehadiran orang tua dan tim dari
Puskesmas sehubungan akan adanya penyuluhan dan pengobatan kecacingan
sekaligus peresmian UKS di sekolah ini. Kegiatan ini dilaksanakan sehubungan
dengan hasil skrining pemeriksaan tinja yang menunjukkan tingginya kejadian
askariasis, trikuriasis dan infeksi cacing tambang. Keadaan ini cukup mengherankan
karena pihak puskesmas telah memberikan pengobatan kecacingan setiap 6 bulan.
Faktor geografis berupa adanya sungai kecil dekat pemukiman, disokong oleh
kelembaban tanah yang sesuai dan perilaku masyarakat yang menggunakan sungai
sebagai MCK membuat daerah ini endemik dengan penyakit kecacingan. Pada saat
penyuluhan, narasumber menerangkan dengan panjang lebar mengenai penyakit
kecacingan, hubungan penyakit tersebut dengan kebiasaan kontak dengan tanah, serta
gejala dan tanda anak yang mengalami kecacingan dan akibatnya terhadap tubuh.
Pada saat yang bersamaan, tim puskesmas juga melaksanakan program pemberian
imunisasi TT untuk murid Sekolah Sukahati. Pada saat itu, kepala sekolah
menjelaskan tujuan suntikan TT adalah untuk mencegah penyakit tetanus dan bahaya
penyakit tetanus sehingga murid yang tadinya ingin melarikan diri karena takut jadi
mengurungkan niatnya.
Bagaimanakah saudara menjelaskan masalah kesehatan yang ada di daerah ini dan
penatalaksanaannya?
STEP 1
TERMINOLOGI
1. Penyuluhan : kegiatan penambahan pengetahuan yang diperutukkan bagi
masyarakat melalui penyebaran pesan. Tujuan kegiatan penyuluhan
kesehatan yaitu untuk mencapai tujuan hidup sehat dengan cara mempengaruhi
prilaku masyarakat baik itu secara individu atau pun kelompok dengan
menyampaian pesan.
2. Kecacingan :Definisi infeksi kecacingan menurut WHO (2011) adalah sebagai
infestasi satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda
usus.
3. UKS : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya membina dan
mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui
program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta
usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan
kesehatan di lingkungan sekolah.
4. Tinja : feses atau dalam bahasa kasarnya disebut tahi adalah produk buangan
saluran pencernaan hewan yang dikeluarkan melalui anus atau kloaka. Menurut
KBBI tinja adalah kotoran atau hasil buangan yang dikeluarkan dari alat
pencernaan ke luar tubuh melalui dubur, mengandung zat-zat makanan yang tidak
dapat dicernakan dan zat-zat yang tidak berasal dari makanan, misalnya jaringan
yang aus, mikroba yang mati; feses; kotoran
STEP 2 DAN 3
IDENTIFIKASI MASALAH DAN BRAINSTORMING
1. Apa pengobatan terhadap kecacingan?
Pirantel pamoat dosis tunggal 10mg/kgbb sekali 6 bulan untuk golongan beresiko
tinggi seperti anak-anak, tapi dapat diberikan sekali setahun jika kebersihan terjaga.
Mebendazol 100mg, 2x sehari selama 3 hari
Albendazol 400mg sehari selama 5 hari
6. Mengapa sebuah daerah prevalensi infeksi cacing nya tetap tinggi meski telah
diberikan pengobatan kecacingan setiap 6 bulan?
Tergantung dari faktor diatas
Tetanus yang juga dikenal sebagai lockjaw (kejang mulut), merupakan infeksi
termediasi-eksotoksin akut yang disebabkan oleh basilus anaerobik pembentuk spora,
Clostridium tetani. Tetanus bersifat fatal pada hampir 60% orang yang tidak terimunisasi,
biasanya dalam 10 hari setelah serangan. Komplikasinya antara lain atelektasis, pneumonia,
emboli pulmoner, ulser gastrik akut, kontraktur fleksi dan aritmia kardiak. Jika gejala
berkembang dalam waktu 3 hari setelah paparan, prognosisnya buruk. Setelah masuk ke
tubuh, Clostridium tetani menyebabkan infeksi lokal dan nekrosis jaringan. Clostridium
tetani memproduksi toksin yang menyebar menuju jaringan sistem saraf pusat. (Tim Indeks,
2011). tetanus dapat menyerang berbagai usia namun sering menyerang bayi dikarenakan
persalinan yang tidak bersih.
Jika trismusnya semakin berat, tentu prognosisnya semakin buruk. Tanda dan gejala
klinis lainnya yang dapat menjadi faktor penentu prognosis tetanus adalah suhu,
tekanan darah, spasme, kekakuan otot, disfagia, opistotonus, risus sardonikus, rigiditas
leher, heart rate, suhu badan, frekuensi napas, dysarthria, dan adanya hipotonia umum.
Rata- rata pasien tetanus akan dirawat di ICU. Kematian penderita tetanus disebabkan
karena komplikasinya. Derajat baik atau buruk respons seseorang terhadap neurotoksin
tetanus akan terlihat di komplikasinya. Karena jika sudah sampai komplikasi, maka
prognosisnya semakin buruk. Adapun komplikasi yang dimaksud adalah gangguan
sistem kardiovaskuler, kegagalan napas, infeksi nosokomial, disfungsi otonom, dan
pneumonia.