Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh :
Kelompok 3
Tiara 1714201110064
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh virus
atau mikroorganisme lain yang nonpurulen. Penyebab tersering dari ensefalitis adalah virus
kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovirus, mumps, dan
adenovirus. Ensefalitis bisa juga terjadi pasca infeksi campak, influenza, varicella, dan pasca
vaksinasi pertusis.
Klasifikasi ensefalitis didasarkan pada factor penyebabnya. Ensefalitis suparatif akut dengan
Mycobacterium, dan T.Pallidium. Sedangkan ensefalitis virus penyebab adalah virus RNA (Virus
Parotitis), virus morbili, virus rabies, virus Rubela, virus dengue, virus polio, cockscakie A dan B,
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing,
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh
virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen. Penyebab tersering dari ensefalitis adalah virus
kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovarius, mumps, dan
adenovirus. Ensefalitis bias juga terjadi pascainfeksi campak, influenza, varicella, dan
pascavaksinasi pertusis.
Ensefalitis adalah infeksi jaringan perenkim otak oleh berbagai macam mikroorganisme.
Pada encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput pembungkus
otak sampai dengan medula spinalis (Smeltzer, 2012). Encephalitis adalah infeksi yang mengenai
CNS yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang menyebabkan infliltrasi
limfositik yang kuat pada jaringa otak dan leptomeningen menyebabkan edema serebral,
degenarasi sel ganglion otak dan kehancuran sel saraf difusi (Anania, 2012).
B. ETIOLOGI
protozoa, cacing, jamur, spiroxhaeta dan virus. Penyebab terpenting dan paling sering adalah
virus. Infeksi dapat terjadi karena virus langsung ke otak atau reaksi radang akut karena infeksi
C. PATOFISIOLOGI
Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas dan saluran cerna, setelah masuk
kedalam tubuh, virus akan menyebar keseluruh tubuh dengan secara lokal: aliran virus terbatas
menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ tertentu, penyebaran hematogen primer : virus
masuk kedalam darah, kemudian menyebar keorgan dan berkembang biak diorgan tersebut dan
menyebar melalui saraf : virus berkembang biak dipermukaan selaput lendir dan menyebar
Setelah terjadi penyebaran keotak, timbul manifestasi klinis ensefalitis, Masa Prodromal
berlangsung selama 1 – 4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, sulit mengunyah, suhu badan
D. KLASIFIKASI
b. Golongan virus Arbo : Western equine encephalitis, St. Louis encephalitis, Eastern
2. Infeksi virus yang bersifat sporadik : Rabies, Herpes simpleks, Herpes zoster,
b. Sakit kepala.
c. Muntah-muntah lethargi.
F. PENATALAKSANAAN
Penderita baru dengan kemungkinan ensefalitis harus dirawat inap sampai menghilangnya
mengusahakan jalan nafas tetap terbuka, pemberian makanan enteral atau parenteral, menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit dan koreksi gangguan asam basa darah (Arif, 2010). Tata
a. Mengatasi kejang adalah tindakan vital, karena kejang pada ensefalitis biasanya berat.
Pemberian Fenobarbital 5-8 mg/kgBB/24 jam. Jika kejang sering terjadi, perlu diberikan
c. Mengurangi edema serebri serta mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh anoksia serebri
dengan dosis 1,5-2,0 g/kgBB selama 30-60 menit. Pemberian dapat diulang setiap 8-12
jam. Dapat juga dengan Gliserol, melalui pipa nasogastrik, 0,5-1,0 ml/kgbb diencerkan
dengan dua bagian sari jeruk. Bahan ini tidak toksik dan dapat diulangi setiap 6 jam untuk
waktu lama.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Biakan
b. Pemeriksaan serologis
c. Pemeriksaan darah
d. Punksi lumbal
e. EEG
f. CT scan
H. KOMPLIKASI
a. Retardasi mental
b. Iritabel
c. Gangguan motorik
d. Epilepsi
f. Sulit tidur
g. Halusinasi
h. Enuresis
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan utama
Mula-mula anak rewel , gelisah , muntah-muntah , panas badan meningkat kurang lebih
Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita
Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh: Herpes
f. Imunisasi
1) Kebiasaan
Sumber air yang dipergunakan dari PAM atau sumur , kebiasaan buang air besar
2) Status Ekonomi
4) Pola Eliminasi
Biasanya pola tidur dan istirahat pada pasien Ensefalitis biasanya tidak dapat
6) Pola Aktivitas
b) Kebutuhan gerak dan latihan : bila terjadi kelemahan maka latihan gerak
dilakukan latihan positif. Upaya pergerakan sendi : bila terjadi atropi otot pada
px gizi buruk maka dilakukan latihan pasif sesuai ROM Kekuatan otot
Interaksi dengan keluarga / orang lain biasanya pada klien dengan Ensefalitis
kurang karena kesadaran klien menurun mulai dari apatis sampai koma.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
d. Nyeri b/d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis, gelisah.
e. Gangguan mobilitas b/d penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan ROM Terbatas.
f. Gangguan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.
K. INTERVENSI
1. Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh terhadap infeksi turun
Kriteria hasil:Masa penyembuhan tepat waktu tanpa bukti penyebaran infeksi endogen
Intervensi:
a. Pertahanan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat baik petugas atau
infeksi, mencegah pemajaran pada individu yang mengalami nfeksi saluran nafas
atas.
Meningkosamia .
R/. Obat yang dipilih tergantung tipe infeksi dan sensitivitas individu.
sakit kepala.
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda vital sesuai
R/. Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan potensi adanya resiko herniasi
c. Pantau tanda vital, seperti tekanan darah. Catat serangan dari/hipertensi sistolik yang
konstan sebagai dampak adanya fluktuasi pada tekanan darah sistemik. Kehilangan
fungsi autoregulasi mungkin mengikuti kerusakan vaskuler serebral local atau difus
menimbulkan pengaruh trelaksasi pada beberapa pasien dan mungkin akan dapat
menurunkan TIK.
menggunakan manitol.
Intervensi :
tetapn terpasang dan berikan pengganjal pada mulut, jalan nafas tetap bebas.
R/. Melindungi px jika terjadi kejang , pengganjal mulut agak lidah tidak tergigit.
R/. Deteksi diri terjadi kejang agak dapat dilakukan tindakan lanjutan.
4. Nyeri b/d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis, gelisah.
Intervensi :
a. Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai dengan indikasi
R/. Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitifitas pada cahaya dan
meningkatkan istirahat/rileksasi
meningitis
e. Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara tepat dan masase otot daerah leher dan
bahu.
R/. Dapat membatu merelaksasikan ketegangan otot yang meningkatkan reduksi nyeri
R/. Mungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat, catatan : narkotik
pemeriksaaan neurologis
5. Gangguan mobilitas b/d penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan ROM terbatas.
kekuatan dan fungsi umum. Mempertahankan integritas kulit, fungsi kandung kemih dan
usus.
Intervensi :
R/. Pasien mampu mandiri (nilai 0), atau memerlukan bantuan peralatan yang minimal
memerlukan bantuan/ peralatan yang terus-menerus dan alat khusus (nilai 3);
b. Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan.
Ubah posisi pasien secara teratur dan buat sedikit perubahan posisi antara waktu
meningkatkan sirkulasi pada seluruh bagian tubuh. Jika ada paralysis atau
keterbatasan kognitif, pasien harus diubah posisinya secara teratur dan posisi dari
daerah yang sakit hanya dalam jangka waktu yang sangat terbatas.
meningkatkan arus balik vena untuk menurunkan risiko terjadinya trauma jaringan.
6. Gangguan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.
Tujuan : klien akan menunjukkan pemenuhan nutrisi adekuat dengan Kriteria : BB dalam
Intervensi :
R/. Diet TKTP mineral dan vitamin dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi klien
d. Tingkatkan frekuensi makan. Berikan diet halus, rendah serat. Hindari makan
pedas/terlalu asam
R/. Bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi tipe makanan yang dapat ditoleransi klien
e. Berikan anti jamur/pencuci mulut, anestetik jika diperlukan
R/. Stomatitis biasanya ada pada PEM, untuk meningkatkan penyembuhan jaringan
PENUTUP
Kesimpulan
Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme. Pada encephalitis
terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput pembungkus otak dan medula
spinalis.
Etiologi : Virus, Bakteri, dan Jamur. Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan
Ensefalitis, misalnya bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab
Inti dari sindrom Ensefalitis adalah adanya demam akut, dengan kombinasi tanda dan gejala :
kejang, delirium, bingung, stupor atau koma, aphasia, hemiparesis dengan asimetri refleks tendon
dan tanda Babinski, gerakan involunter, ataxia, nystagmus, kelemahan otot-otot wajah.
Patofisiologi : Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas, dan saluran cerna. Setelah
Manifestasi klinis : Masa prodromal berlangsung antara 1-4 hari, ditandai dengan demam, sakit
kepala, pusing muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas, dan pucat. Kemudian di
ikuti tanda ensefalitis yang berat ringannya tergantung dari ditribusi dan luas lesi pada neuron.
Komplikasi pada ensefalitis berupa : Retardasi mental, Iritabel, Gangguan motorik, Epilepsi,