You are on page 1of 2

COMMUNITY PHARMACISTS PERCEPTIONS ABOUT

PHARMACEUTICAL SERVICE OF OVER-THE-COUNTER TRADITIONAL


CHINESE MEDICINE: A SURVEY STUDY IN HARBIN OF CHINA

Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki persepsi apoteker


komunitas mengenai penyediaan layanan obat tradisional Tiongkok yang dijual
bebas; berfokus pada bidang sikap mereka, praktik umum, hambatan yang dirasakan
dan perbaikan yang disarankan.

Metode: Survei kuesioner yang menargetkan apoteker komunitas di Harbin Cina


diterapkan dalam penelitian ini. Kuisioner dibagikan dan dikumpulkan di apotek
komunitas. Data dianalisis dengan menggabungkan analisis deskriptif dan Chi-test.

Hasil: 280 kuesioner yang valid dikumpulkan, memberikan tingkat respons 78%.
Responden umumnya menunjukkan sikap positif terhadap layanan farmasi OTC
TCM. Namun, mereka tidak yakin tentang apakah layanan farmasi tersebut harus
dianggap sebagai tanggung jawab utama mereka. Responden menunjukkan bahwa
mereka bertindak secara proaktif untuk mengetahui semua obat yang diminum oleh
pasien mereka dan untuk mengingatkan konsumen akan kemungkinan reaksi
merugikan OTC TCM. Namun, mereka kurang tertarik untuk merekomendasikan atau
mengarahkan kembali konsumen ke OTC TCM yang sesuai. Tiga hambatan utama
yang menghambat penyediaan layanan farmasi OTC TCM yang diidentifikasi dalam
penelitian ini adalah "pengetahuan profesional yang tidak memadai" (54,6%),
"ambiguitas peran profesional apoteker" (54,6%) dan "kurangnya bukti ilmiah OTC
TCM" (45,4%). Tiga tindakan utama yang dianggap paling relevan untuk
meningkatkan layanan farmasi OTC TCM adalah "merumuskan atau
menyempurnakan undang-undang untuk memperjelas peran hukum dan profesional
apoteker sehubungan dengan TCM" (60,7%), "memperkuat pelatihan apoteker
sehubungan dengan TCM" ( 57,9%), dan "mempromosikan kesadaran publik tentang
peran apoteker" (53,6%). Menurut hasil Chi-test, persepsi responden tentang sikap,
praktik, hambatan yang dirasakan, dan saran peningkatan secara signifikan berbeda
tergantung pada tingkat pendidikan, jenis sertifikat, dan beban kerja obat barat.

Kesimpulan: Apoteker komunitas di Harbin, Cina positif tentang penyediaan layanan


farmasi OTC TCM. Namun, mereka kurang yakin tentang mengambil tugas ini
sebagai tanggung jawab utama mereka. Kurangnya pengetahuan dan kurangnya
definisi peran dalam bidang OTC TCM ditemukan menjadi faktor utama yang
menghambat penyediaan layanan farmasi pada OTC TCM oleh apoteker komunitas.
STUDI IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN OBAT BERDASARKAN
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK SEJATI FARMA
MAKASSAR

Telah dilakukan penelitian mengenai Studi Implementasi Sistem Penyimpanan Obat


Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Sejati Farma Makassar pada
bulan Pebruari 2018. Penelitian ini ber tujuan untuk mengetahui seberapa besar
implementasi sistem penyimpanan obat berdasarkan standar pelayanan kefarmasian
di Apotek Sejati Farma Makassar. Penelitian ini dilakukan dengan cara
mengobservasi langsung sistem penyimpanan di Apotek tersebut. Observasi langsung
dilakukan dengan sistem check list menggunakan tabel pengamatan, kemudian
dihitung persentase implementasi sistem penyimpanan berdasarkan standar pelayanan
kefarmasian di apotek tersebut (Permenkes RI Nomor 35 tahun 2014). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari sembilan parameter penilaian sistem
penyimpanan berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di apotek, 7 parameter telah
sesuai dengan persyaratan sistem penyimpanan obat yang baik (persentase penilaian
100%). Yaitu meliputi obat disimpan sistem First in Firts Out (FIFO), obat disimpan
dengan sistem First Expired First Out (FEFO), disimpan sesuai bentuk sediaan,
disimpan secara alfabetis, obat narkotika dan psikotropika disimpan terpisah dalam
lemari khusus. 2 parameter yang tidak sesuai dengan persyaratan sistem penyimpanan
obat yang baik (persentase penilaian 0%), meliputi penyimpanan sediaan farmasi
yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA) masih ditempatkan berdekatan
dan petugas tidak memperhatikan tanggal kadaluarsa obat. Berdasarkan hasil
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi sistem penyimpanan obat
yang baik di Apotek Sejati Farma Makassar adalah sebesar 77,78% dan berada
dalam kategori baik (61-80%).

You might also like