You are on page 1of 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELITUS

Pokok Bahasan : Diabetes Melitus


Sub Pokok Bahasan : Senam kaki pada penderita Diabetes Melitus
Hari/ tanggal : Jumat, 12 April 2019
Waktu : 40 menit
Tempat : Balai Desa Kalisapu
Sasaran : Kader Desa Kalisapu
Pengajar : Mahasiswa Stikes Bhamada Slawi

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kader desa mampu menjelaskan tentang Diabetes Melitus
2. Tujuan Khusus
a. Kader desa mampu menjelaskan pengertian Diabetes Melitus
b. Kader desa mampu menyebutkan gejala Diabetes Melitus
c. Kader desa mampu menyebutkan klasifikasi Diabetes Melitus
d. Kader desa mampu menyebutkan pengendalian Diabetes Melitus
B. Pokok-pokok Materi :
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Gejala Diabetes Melitus
3. Klasifikasi Diabetes Melitus
4. Pengendalian Diabetes Melitus

C. Media
1. Vidio
2. Power point
3. Set sound
E. Setting Tempat

1 1 1
2

1 1 1

KEGIATAN
TAHAP Waktu
PENGAJAR PESERTA
Pembukaan 1 Mengucapkan salam 1. Menjawabsalam 5 menit
2 Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3 Menjelaskan judul materi dan 3. Memperhatikan
tujuan yang ingin dicapai oleh
peserta.
4 Menjelaskan kontrak waktu
5 Menanyakan seberapa luas penge-
tahuan klien tentang Diabetes
Melitus
Proses 1 Menjelaskan tentang pengertian 1. Mendengarkan 30 menit
Diabetes Melitus
2 Menjelaskan gejala Diabetes 2. Mendengarkan
Melitus 3. Mendengarkan
3 Menjelaskan klasifikasi diabetes
4 Menjelaskan pengendalian 4. Mendengarkan
Diabetes Melitus
5 Mendemonstrasikan senam kaki 5. Mengikuti instruksi pelatih
pada penderita Diabetes Melitus 6. Bertanya
6 Memberikan kesempatan klien
untuk bertanya 7. Mendengarkan
7 Menyimpulkan materi
Penutup Mengucapkan terima kasih dan salam
- Menjawab salam 5 menit
penutup

D. Evaluasi
Soal
1. Apa pengertian Diabetes Melitus ?
2. Apa gejala Diabetes Melitus ?
3. Apa saja klasifikasi Diabetes Melitus ?
4. Bagaimana pengendalian Diabetes Melitus ?

Jawaban
1. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan kelainan kronis defisiensi atau resistensi


insulin yang absolut atau relatif. Diabetes melitus dapat ditandai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak (Saputra, 2014).

Diabetes melitus atau kencing manis adalah penyakit gangguan


metabolisme gula darah yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin
sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah dengan segala akibatnya.

2. Gejala Diabetes Melitus


a. Polydipsia (haus terus – menerus)
b. Polyfagia (lapar terus – menerus)
c. Polyuria (sering kencing)
d. Badan lemas
3. Klasifikasi Diabetes Melitus
a. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel
beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas,
dan bersifat idiopatik. Diabetes melitus dengan patogenesis jelas,
seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada
penggolongan ini.
b. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali
disertai dengan sindrom resistansi insulin
c. Diabetes Tipe Spesifik lain yang meliputi defek genetik fungsi sel beta
pankreas, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati, pengaruh obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang
jarang, dan sindrom genetik lain yang berhubungan dengan diabetes
mellitus.
d. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance,
GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM.
4. Pengendalian Diabetes Melitus
Ada 4 pilar Pengendalian penyakit diabetes:

a. Edukasi, pasien harus tahu bahwa penyakit diabetes tidak dapat


disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan dan pengendalian harus dilakukan
seumur hidup
b. Makanan, jika input/masukan buruk, maka output/hasil akan buruk,
demikian pula bila makan melebihi diet yang ditentukan, maka kadar gula
darah akan meningkat
c. Olahraga, diperlukan untuk membakar kadar gula berlebih yang ada dalam
darah
d. Obat, hanya jika diperlukan, tetapi bila kadar gula darah telah turun dengan
meminum obat, bukan berarti telah sembuh, tetapi harus konsultasi dengan
dokter apakah tetap meminum obat dengan kadar yang tetap atau meminum
obat yang sama dengan kadar yang diturunkan atau minum obat yang lain.

E. Referensi
Tjokroprawiro, A. (2006). Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes
Melitus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

You might also like