You are on page 1of 12

PERBEDAAN SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN

SEDANG TERHADAP PERBAIKAN DISLIPIDEMIA


PADA WANITA MENOPAUSE

Dwi Rosella Komala Sari

Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani, Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura, Surakarta
E-mail: Dwi.Rosella@ums.ac.id

Abstract

Profil lipid can show normal or abnormal. Abnormal of lipid profil is called
dyslipidemia.Dyslipidemia is a disease where there is deviation fat content of one or more of lipid profil
and often of menopausal woman. This is because the role of the hormones estrogen decreases the
activation of the enzyme Lipoprotein Lipase and Hormone-sensitive Lipase so fat katabolism decreased.
The reduced aktivation of enzyme LPL and HSL hormone will cause increasing of total cholesterol, low-
density lipoprotein (LDL), trigliseride (TG) and decreased levels of High Density Lipoprotein (HDL).
A form of aerobic exercise can improve dyslipidemia. Aerobic Gymnastics can reactivate the
enzyme LPL and HSL hormone in capillary walls and muscles that will help improve fat katabolism. In
this study, 34 respondents provided a low-intensity aerobic exercise at 65% MHR of 60 minutes dura-
tions and 34 respondents provided moderate intensity aerobic exercise 75% MHR of 60 minutus dura-
tion. Exercise performed 3 times a week for 6 weeks. Data taken before doing aerobic exercises (pre
test) and 6 weeks later (post test). Cholesterol, LDL, TG and HDL obtained by blood sampling and
examination in the cliniclaboratory.Type of research is quasi experiment with pre and post test design
two groups design. Parametric statistical analysis using Paired Sample t-test with SPSS for windows,
shows that there is influence of lowand moderate intensity aerobic exercise against dyslipidemia of
menopausal woman with p values of each count (0.0001<0.05). Followed by the Independent Sample t-
test with the results of any difference between the effect of low anda moderate intensity aerobic exer-
cise. In the Low Density Lipoprotein by calculating p value (0.032 <0.05) and the value trigliseride with
p value (0.006 <0.05). And there is no difference between the effect of low and moderate intensity
aerobic exercise and being in total cholesterol values with p value (0.938> 0.005) and the High Density
Lipoprotein by p value (0.079> 0.05). This research is expected to be further research to improve
dyslipidemia of menopausal woman.

Keywords: Low and Moderate Intensity of Aerobic Exercise, Menopausal Woman

PENDAHULUAN penyakit jantung koroner (PJK) dan


Masalah kesehatan yang sangat kejadian patah tulang akibat Osteo-
penting pada perempuan menopause porosis serta penyakit vaskuler lannya.
adalah meningkatnya angka kejadian Apabila dilihat dari distribusi usia

Perbedaan Senam Aerobik Intensitas Ringan ... (Dwi Rosella Komala Sari) 187
kejadiannya, maka angka kesakitan Menurut Giada, et al., (1991)
dan kematian akibat PJK akan mening- hanya latihan aerobik yang mempunyai
kat sesuai usia baik pria maupun potensi berefek antiaterogenik atau
wanita. Puncak kejadian pada wanita aterosklerotik. Latihan aerobik adalah
selalu 1 dekade lebih tua, yaitu setelah latihan yang lebih dari 10 menit, se-
memasuki masa menopause. Penyebab hingga dalam proses metabolisme
kematian yang utama pada wanita sudah menggunakan proses aerob,
menopause adalah Penyakit Jantung kegiatan yang dilakukan dinamis dan
Koroner (PJK). melibatkan sekelompok otot besar.
Penyakit Jantung Koroner dapat American College of Sports Medicine
disebabkan oleh spasme, emboli atau (ACSM) merekomendasikan bahwa un-
kelainan bawaan pembuluh utama tuk perkembangan kapasitas aerobik,
jantung, penyebab tersering adalah intensitas latihan atau aktivitas harus
arteroskelorosis pembuluh darah mencapai 60-69 % dari Maximal Heart
(Kusumoto, 1995). Faktor-faktor resiko Rate.
arterosklerosis maupun PJK antara pria Berbagai penelitian yang telah
dan wanita sesungguhnya sama, yaitu dilakukan para ahli, bahwa latihan
hipertensi, merokok, diabetes militus, aerobik intensitas ringan dan sedang
obesitas dan dislipidemia yaitu kelain- secara teratur akan dapat meningkat-
an profil lipid dengan adanya pening- kan aktivitas enzim lipoprotein lipase
katan kadar kolesterol total di dalam (LPL) dan hormone sensitive lipase
darah dan penurunan kolesterol baik (HSL) dalam dinding kapiler dan otot
atau High Density Lipoprotein. Pada saat yang akan membantu meningkatkan
menopause, hormon estrogen menurun metabolisme lipid Sehingga disposisi
tajam dan peluang menderita penyakit lipid dalam pembuluh darah dapat
jantung semakin meningkat. Mekanis- dihindari dan mengurangi faktor resiko
me hormon estrogen di dalam melin- arterosklerotik (Szafran dan Korombel,
dungi jantung adalah karena efek pro- 1998). Pada saat wanita di masa pro-
teksi yang ditimbulkannya. Seperti duksi dimana kadar estrogen masih
dalam publikasinya Heart Fitness for Life aktif diproduksi, aktivitas enzim LPL
oleh Mitchell (1998) menuliskan juga dan HSL dipengaruhi oleh kadar
bahwa estrogen juga akan meningkat- hormone estrogen. Semakin tinggi
kan HDL (kolesterol baik) dan menu- kadar estrogen semakin tinggi pula
runkan LDL (kolesterol jahat). Koles- aktivitas enzim LPL dn HSL. Tetapi
terol LDL ini akan menimbulkan plugue setelah wanita masuk masa menopause
di dalam darah tetapi dengan kehadir- aktivitas enzim LPL dan HSL menurun
an HDL yang tinggi maka prosentase sehingga potensial terjadi penyimpang-
potensi PJK akan menurun. an metabolisme lipid sangat besar,

188 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 187-198
tetapi kedua enzim tersebut dapat jaringan serta organ-organ yang ber-
diaktifkan kembali dengan cara mela- hubungan dengan reproduksi, salah
kukan latihan atau aktivitas fisik yang satunya adalah untuk metabolisme
sifatnya aerobik secara teratur. dan distribusi lemak badan (Guyton
Dislipidemia adalah kelainan dan Hall, 1996). Di jaringan adiposa,
metabolisme lipid yang ditandai estrogen mempunyai efek langsung
dengan peningkatan maupun penurun- terhadap enzim lipoprotein lipase (LPL)
an fraksi lipid dalam plasma darah. dan hormon sensitive lipase, yaitu dengan
Kelainan fraksi lipid yang utama ada- meningkatkan aktivitasnya.
lah kenaikan kolesterol total (kol-total), Senam aerobik merupakan me-
kolesterol Low Densisty Lipoprotein rupakan latihan yang menggerakkan
(LDL), trigliseride (TG), serta penurun- seluruh otot secara berkesinambungan,
an kadar kolesterol High Density terutama otot besar dengan gerakan
Lipoprotein (HDL) (Hendromartono, secara terus menerus, berirama, maju
2009). Lemak didalam darah terikat dan berkelanjutan. Dalam senam
pada protein tertentu sehingga bisa aerobik dipilih gerakan yang mudah,
beredar dalam aliran darah.Gabungan menyenangkan dan bervariasi se-
antara lemak dan protein disebut hingga memungkinkan seseorang
lipoprotein. Lipoprotein adalah unsur untuk melakukannya secara teratur
sel lemak yang paling penting yang ter- dalam kurun waktu yang lama, oleh
dapat dalam membran sel (mitokondria karena itu diperlukan energi dari
dan sitoplasma) sebagai transport lipid proses oksidasi (Soekarno, et al., 1996).
dalam darah (Basile dan Borgia, 1996). Senam aerobik terdiri dari 3 fase yaitu
Lipoprotein adalah kombinasi molekul warming up yang dilakukan 8-10
lemak dan protein untuk mengangkut menit,inti 15-40 menit dan cooling
lipid plasma yang tidak dapat larut down yang dilakukan 5-10 menit
dalam air. Menurut Basile dan Borgia (Varady dan Peter, 2002). Senam aero-
(1996) ada empat jenis lipoprotein bik akan memperoleh hasil seperti yang
yaitu: Chylomicron (kilomikron), Very diharapkan apabila dilakukan dengan
Low Density Lipoprotein (VLDL), Low benar. Pollock dan Wilmore (1990)
Density Lipoprotein (LDL) dan High mengklasifikasikan intensitas latihan
Density Lipoprotein (HDL). berdasarkan pencapaian frekuensi
Pada wanita menopause sangat denyut jantung latihan. Kecukupan
potensial terjadi gangguan metabolis- frekuensi denyut jantung latihan
me lemak karena pengaruh berkurang- ditetapkan berdasarkan persentasenya
nya produksi hormon estrogen. Fungsi terhadap frekuensi denyut jantung
utama estrogen adalah menyebabkan maksimal atau Maximal Heart Rate
proliferasi selullar dan pertumbuhan (MHR) yaitu: 35 – 59 % disebut sangat

Perbedaan Senam Aerobik Intensitas Ringan ... (Dwi Rosella Komala Sari) 189
ringan, 60 – 69 % disebut ringan, 70 – hidrat akan diubah dalam bentuk
79 %disebut sedang, 80 – 89 % disebut glukosa dalam darah. Pada orang
tinggi dan lebih besar atau sama dewasa mengandung sekitar 4-5 mmol
dengan 90 % disebut sangat tinggi. (72,1 – 99,1 mg/100ml).
MHR dapat diukur dengan rumus 220 Seperti halnya aktivitas aerobik,
– umur dalam tahun (Wilmore dan energi yang dihasilkan utamanya dari
Costill, 1994). peristiwa glikolisis. Suatu proses piru-
Gerakan tubuh saat melakukan vat ditansport ke mitokondria melalui
olah raga atau aktivitas dapat terjadi pyruvate transport dan dioksidasi oleh
karena otot berkontraksi. Kontraksi otot decarboxilase menjadi acetyl CoA, yang
memerlukan energi dalam bentuk ATP mana akan masuk ke siklus citric acid.
(Adenosin Tri Phosphate). Olah raga Glikogen disintesis dari glukosa mela-
aerobik dan anaerobik, keduanya lui peristiwa glikogenesis, merupakan
memerlukan energi. Energi yang diper- proses komplit yang terjadi setelah
lukan itu didapat dari energi potensial beberapa jam karbohidrat masuk ke-
yaitu energi yang tersimpan dalam dalam tubuh. Setelah karbohidrat
makanan berupa energi kimia, dimana dicerna dan dapat segera digunakan
energi tersebut akan dilepaskan setelah dalam bentuk energi. Tetapi jika tidak
bahan makanan mengalami proses digunakan maka akan disimpan dalam
metabolisme dalam tubuh. Proses bentuk glikogen di dalam jaringan otot
metabolisme energi secara aerobik sebanyak 1000 gram (Kraemer dan
merupakan proses metabolisme yang Shen, 2002). Jika jumlah karbohidrat
terjadi di dalam mitokondria dan mem- yang dicerna dan disimpan terlalu
butuhkan kehadiran oksigen (O2) agar banyak melebihi batas penyimpanan
prosesnya dapat berjalan dengan glikogen maka sebagian lagi diubah
sempurna untuksmenghasilkan ATP. menjadi lemak melalui peristiwa
Pada saat berolahraga, kedua simpan- lipogenesis akan dihasilkan acylgliserol
an energi tubuh yaitu simpanan karbo- dan fatty acids dengan bantuan acetyl
hidrat (glukosa darah, glikogen otot CoA yang berasal dari kabohidrat.
dan hati) serta simpanan lemak dalam Artinya karbohidrat dapat berubah
bentuk trigeliserida akan memberikan menjadi cadangan energi yang sama
kontribusi terhadap laju produksi derajadnya dengan lemak. Dimana
energi secara aerobik di dalam tubuh. penyimpanan jumlah yang berlebihan
Aktivitas terjadi karena adanya sumber dalam jaringan adipose dan berbentuk
energi.Salah satunya dari karbohidrat trigliseride atau triasilgliserol. Alat
sebagai sumber energi utama. Karbo- angkut triasilgliserol berupa lipopro-
hidrat terdiri dari karbohidrat seder- tein yang berupa kilomikron,VLDL,
hana dan karbohidrat komplek. Karbo- LDL dan HDL. Sehingga dapat meng-

190 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 187-198
akibatkan peningkatan nilai kilomi- manahan berjumlah 165 orang. Besar
kron,VLDL, LDL dan penurunan HDL sampel dalam penelitian ini ditentukan
dalam darah. Dari uraian diatas dapat dengan menggunakan rumus hipotesis
dimengerti bagaimana salah satu cara 2 populasi 1 arah, :
memperbaiki dislipidemia dengan
 
menggunakan latihan atau aktivitas 2σ2(21-α + 21-ß)2
fisik bertujuan agar glikogen didalam n = (µ1 - µ2)2
hati diubah dan ditransport ke dalam
otot, sehingga pembakaran energi Untuk mencegah kekurangan
dapat dilakukan dengan segera dan sampel akibat gugur, maka ditambah
maksimal, serta tidak ada sebagian cadangan 10 % sehingga menjadi 34.
karbohidrat yang diubah menjadi fatty Penelitian ini menggunakan dua
acid dan acylgliserol. Selain itu dapat kelompok maka diperlukan sampel 68.
pula dilakukan pembentukan energi Teknik pengambilan sampel secara
yang berasal dari non karbohidrat random sampling
melalui proses glukoneogenesis dan Variabel bebas dalam penelitian
glikogenolis. ini adalah senam aerobik intensitas
ringan dan sedang. Sedangkan variabel
METODE PENELITIAN terikat adalah Dislipidemia : koles-
Metode yang digunakan dalam terol. High Density Lipoprotein, Low
penelitian ini adalah Quasi Ekspe- Density Lipoprotein dan Trigliseride.
rimen dengan desainpre and post testwith Penelitian ini dilakukan di
control group design. Terdiri dua kelomp- Senam Solo Sehat Indonesia di Surakarta
ok. Setiap kelompok diberikan perlaku- yang beralamat di jalan Adi Sucipto
an, dimana perlakuan 1 pada kelom- GOR Manahan Surakarta. Penelitian
pok I diberikan senam aerobik inten- dilaksanakan selama 6 minggu dan
sitas ringandan pada kelompok II dilakukan tiga kali seminggu yang
diberikan senam aerobik intensitas berlangsung dari tanggal 19 September
sedang diet rendah karbohidrat 2010 – 31 Oktober 2010.
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua anggota Senam Solo Sehat
Indonesia di Surakarta bertempat di GOR

Perbedaan Senam Aerobik Intensitas Ringan ... (Dwi Rosella Komala Sari) 191
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karkteristik subyek penelitian
Tabel 1. Karakteristik Subyek di Sanggar Senam Solo Sehat
Indonesia Surakarta
Rerata ± SD
Karakteristik Subyek p
KLP I (N=34) KLP 2 (N=34)
Umur (th) 56,35 ± 4,78 57,29 ± 3,55 0,637
BB (kg) 63,17 ± 4,28 62,52 ± 3,45 0,071
TB (cm) 152,58 ± 2,62 153,23 ± 1,93 0,061
Sistole (mmhg) 125,44 ± 8,82 124,41 ± 10,99 0,076
Diastole (mmhg) 82,35 ± 6,76 81,91 ± 5,50 0,081
IMT (kg/m2) 27,06 ± 1,31 26,63 ± 1,26 0,441
BMR (kkal) 1383,005 ± 51,92 1370,31 ± 34,13 0,067
TEE (kkal) 2207,52 ± 156,96 2125,92 ± 3,66 0,096
 
Tabel 2. Hasil Pengujian Pengaruh Modifikasi Senam Aerobik Intensitas
Ringan Dengan Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Profil Lipid
pada Wanita Menopause
Mean
Kelompok t p Keterangan
Difference
Kolesterol 1 & Kolesterol 2 26,64 6,836 0,000 Signifikan
LDL 1 & LDL 2 34,05 8,817 0,000 Signifikan
HDL 1 & HDL 2 -7,41 -3,397 0,000 Signifikan
Trigliseride 1 & Trigliseride 2 10,26 3,886 0,000 Signifikan
 

Tabel 2 menunjukkan hasil uji pengaruh yang sangat signifikan yaitu


dengan uji Paired Simple t-tes dengan perlakuan senam aerobik intensitas
nilai p < 0,05. menyatakan ada ringan terhadap dislipidemia

Tabel 3. Hasil Pengujian Pengaruh Senam Aerobik Intensitas Sedang


dengan Diet Rendah Karbohidrat terhadap Profil Lipid pada Wanita
Kelompok Mean Difference t p Keterangan
Kolesterol 1 & Kolesterol 2 33,67 11,648 0,000 Signifikan
LDL 1 & LDL 2 43,61 13,045 0,000 Signifikan
HDL 1 & HDL 2 -9,97 -8,547 0,000 Signifikan
Trigliseride 1 & Trigliseride 2 32,79 9,119 0,000 Signifikan

192 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 187-198
Tabel 3 menunjukkan hasil uji ruh yang sangat signifikan antara perla-
dengan uji Paired Simple t-tes dengan kuan senam aerobik intensitas sedang
nilai p < 0,05. menyatakan ada penga- terhadap dislipidemia

Tabel 4. Pengujian Perbedaan Pengaruh Modifikasi Senam Aerobik


Intensitas Ringan dan Sedang dengan Diet Rendah Karbohidrat terhadap
Profil Lipid pada Wanita Menopause
Mean
Kelompok t P Keterangan
Difference

Kolesterol 7,26 0,938 0,352 Tidak Signifikan


LDL 14,73 2,187 0,032 Signifikan
HDL -7,47 -1,783 0,079 Tidak Signifikan
Trigliseride -27,23 -2,855 0,006 Signifikan
 

Tabel 4 menggambarkan tentang Karakteristik umur responden


uji beda antara kelompok perlakuan pada penilitian ini rata-rata 56 tahun
aerobik intensitas ringan dan kelompok pada kelompok senam aerobik inten-
aerobik intensitas sedang. Hasil uji sitas ringan dan 57 tahun pada kelom-
dengan Uji Independent t-tes menunjuk- pok senam aerobik intensitas sedang.
kan bahwa ada beda pengaruh yanng Menopause akan berlangsung pada
signifikan antara pelakuan dan kontrol usia 50 – 60 tahun (Manuaba dan Gede,
dalam hal Low Density Lipoprotein dan 2008). Tingkat berat badan dan tinggi
Triglysereride. Sedangkan pada koles- badan akan mempengaruhi indeks
terol dan High Density Lipoprotein tidak massa tubuh (IMT) responden. Pada
ada beda pengaruh diantaranya kedua penelitian ini IMT berkisar antara 25-
kelompok. 30 kg/m2, berkategori overweight sam-
Penelitian ini dilakukan di Sang- pai obesitas. Pasien dengan obesitas
gar Senam Solo Sehat Indonesia di diindikasikan akan terjadi ketidak-
Surakarta, yakni di Jalan Adi Sucipto normalan profil lipid darah.
Manahan Surakarta yang merupakan Beberapa penelitian menunjuk-
sanggar senam yang sudah terorgani- kan senam aerobik intensitas sedang
sasi dan terstruktur dengan baik. Pene- lebih baik dalam memperbaiki dislipi-
litian ini diikuti 68 responden yanng demia. Pada penelitian ini dilakukan
terbagi menjadi dua kelompok. senam aerobik intensitas ringan dan
Masing-masing kelompok terdiri dari sedang. Suatu aktivitas membutuhkan
34 responden. tenaga dan tenaga dapat diperoleh dari

Perbedaan Senam Aerobik Intensitas Ringan ... (Dwi Rosella Komala Sari) 193
sumber tenaga karbohidrat, lemak dan dihasilkan asam amino. Agar dapat
protein dalam proses glikogenolisis, digunakan sebagai sember energi
lipogenesis dan glukoneogenesis. Proses maka asam amino harus ditransver
tersebut terangkum dalam proses menjadi asam piruvat dan pula akan
katabolisme yaitu memecah molekul diikuti sintesis kreatinin (Almatsier,
kompleks menjadi molekul yang lebih 2002).
sederhana dengan melepaskan energi Perbaikan dislipidemia dengan
yang dibutuhkan untuk mensintesis terapi senam aerobik mendapatkan
ATP. Karbohidrat merupakan sumber hasil yang memuaskan. Dalam peneliti-
energi utama karena mudah untuk an ini terdapat beberapa hasil yang
dioksidasi. Jika sember energi utama dapat dipaparkan. Pertama dalam hal
tidak mencukupi dalam menyediakan presentase hasil perbaikan nilai dislipi-
energi maka terjadi oksidasi lemak demia. Pada senam aerobik intensitas
bahkan protein untuk menyediakan ringan hasil yang didapat terjadi penu-
energi. Dalam menyediakan energi runan kolesterol sebesar 12,6 %, penu-
karbohidrat dibakar dalam siklus krebs runan LDL sebesar 20,8 %, kenaikan
dan menghasilkan asam piruvat. Asam HDL sebesar 20,2 % dan penurunan
piruvat merupakan asam yang paling trigliseride sebesar 8,8 %. Sedangkan
sederhana. Jika aktivitas berlebih dan pada senam aerobik intensitas sedang
membutuhkan energy yang lebih pula hasil yang didapat terjadi penurunan
maka akan terjadi oksidasi lemak dan kolesterol sebesar 16,5%, penurunan
diikuti sintesis kolesterol. LDL sebesar 28,05 %, kenaikan HDL
Lemak dimetabolisme akan sebesar 28,4 % dan penurunan trigli-
dihasilkan asam lemak utamanya. Agar seride sebesar 19,8 %. Dari hasil persen-
dapat digunakan sebagai sumber tase perbaikan profil lipid darah,
energi maka asam lemak harus diubah senam aerobik intensitas sedang mem-
menjadi asam piruvat dengan mele- berikan hasil yang lebih signifikan
paskan banyak atom C (Carbon ) dan dibanding senam erobik intensitas
H (Hidrogen) dan peristiwa tersebut ringan. Terdapat beberapa teori dan
akan diikuti sintesis kolesterol. Dengan penelitian yang mengkupas tentang
diet rendah lemak akan menjadikan perbandingan angka pada dislipi-
nilai koleterol juga akan rendah. demia. Menurut Basile dan Borgia
Pembentukan energi dari karbo- (1996), bahwa rasio kolesterol total
hidrat dan lemak yang tidak dapat dibanding HDL e” 5 menunjukkan
mencukupi kebutuhan energy dalam resiko tinggi menderita PJK, sedangkan
aktivitas, energi akan dibentuk dari rasio d”3 menunjukkan resiko rendah.
molekul protein dalam proses glukoneo- Dalam penelitian ini didapatkan hasil
genesis. Protein dimetabolisme dan bahwa 13 dari 34 responden beresiko

194 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 187-198
tinggi PJK pada kelompok senam aero- dengan nilai mean 32,79 dibanding
bik intensitas ringan, Setelah mendapat senam aerobik intensitas ringan dengan
perlakuan selama 6 minggu, frekuensi nilai mean 10,264.
yang beresiko menurun menjadi 5 Uraian hasil pertama sampai
responden. Sejumlah 8 responden dari dengan keempat antara senam aerobik
beresiko menjadi kategori baik atau intensitas ringan dan sedang,dapat
resiko rendah. Sedangkan pada kelom- dinyatakan bahwa senam aerobik
pok perlakuan senam aerobik intensitas intensitas sedang memberikan hasil
sedang sejumlah 11 responden dari 34 yang lebih baik terhadap perbaikan
beresiko PJK, setelah mendapatkan dislipidemia pada wanita menopause
perlakuan selama 6 minggu hasilnya dibanding senam aerobik intensitas
tidak ada satupun yang berisiko tinggi ringan. Hal ini dapat menjadikan
PJK. Data tersebut menunjukkan bahwa rekomendasi bagi wanita menopause
senam aerobik intensitas sedang mem- yang mengalami ketidaknormalan
berikan kontribusi yang lebih baik profil lipid darah agar dapat melaku-
dibanding senam aerobik intensitas kan intensitas sedang dan tidak perlu
ringan dalam hal kategori resiko PJK melakukan intensitas yang tinggi (high
bagi wanita menopause. impact) karena akan memberikan
Perlakuan pada masing-masing dampak negatif diantaranya fraktur
kelompok memberikan pengaruh yang maupun cedera jaringan lunak yang
signifikan terhadap perbaikan dislipi- lain. Hal ini dikarenakan usia meno-
demia. Uji analisis dalam penelitian ini pause adalah lansia yang telah menga-
didapatkan hasil ada perbedaan penga- lami degenerasi, dimana tulang sudah
ruh antara senam aerobik intensitas potensial terjadi pengeroposan dan
ringan dan sedang dalam perbaikan kualitas jaringan lunak sudah menu-
nilai Low Density Lipoprotein dan nilai run.
trigliseride. Nilai kolesterol dan High Faktor lain, wanita menopause
Density Lipoprotein tidak terdapat per- memang potensi terjadi ketidak-
bedaan pengaruh diantara keduanya. normalan profil lipid darah. Salah satu
Hasil ketiga, senam aerobik intensitas faktor penyebabnya peranan hormon
sedang lebih baik dalam memperbaiki estrogen menurun sehingga aktivitas
nilai Low Density Lipoprotein dengan enzim lipoprotein lipase dan homon
nilai mean 43,617 dibanding senam sensitive lipase menurun. Penurunan
aerobik intensitas ringan dengan nilai aktivitas enzim tersebut mengakibat-
mean 34,058. Hasil keempat, terhadap kan oksidasi lemak menurun, sehingga
perbaikan nilai trigliseride, senam dalam pemeriksaan darah laborato-
aerobik intensitas sedang juga lebih rium kemungkinan terjadi ketidak-
baik dalam memperbaiki trigliseride normalan profil lipid darah.

Perbedaan Senam Aerobik Intensitas Ringan ... (Dwi Rosella Komala Sari) 195
Walaupun dalam penelitian ini berkontraksi, sehingga energi yang
telah dilakukan modifikasi pada senam digunakan selama berkontraksi tetap
aerobik intensitas ringan yaitu dengan berasal dari karbohidrat. Begitu juga
perpanjangan waktu pada inti yang pada latihan dengan intensitas sedang.
bertujuan agar energi yang dikeluarkan Karena pada latihan ini sebagian latih-
pada senam aerobik intensitas ringan an berbentuk system anaerobik, maka
hampir sama dengan senam aerobik system kardiovaskuler dalam mencu-
sedang. Teori Pertama seperti yang kupi kebutuhan oksigen untuk otot
dipaparkan oleh Jansen (2001) menya- selama berkontraksi dengan meman-
takan bahwa selama latihan senam faatkan sumber energi tidak hanya dari
aerobik dilakukan pada zona inten- karbohidrat tetapi juga berasal dai
sitas ringan, latihan yang dilakukan lemak bahkan mungkin protein. Dalam
tetap berada pada zona aerobik, se- penelitian ini, masing-masing kelom-
hingga energi yang dikeluarkan tetap pok diberikan diet rendah karbohidrat
menggunakan oksigen dan pembakar- 10%, pada senam aerobik intensitas
an sumber energi utamanya berasal sedang akan mudah sekali terjadi
dari karbohidrat. Sedangkan, jika latih- peristiwa lipogenesis danglukoneogenesis
an dilakukan pada zona intensitas agar tidak terfadi kelelahan otot (fatique
sedang, maka zona latihan 90% aerobik /rugor otot) selama berkontraksi kare-
dan 10% anaerobik, sehingga untuk na respon kardiovaskuler tidak mam-
mencukupi kebutuhan energy anaero- pu mencukupi kebutuhan oksigen
bik tersebut, sumber energi yang selama latihan dan karena sebagian
digunakan tidak hanya berasal dari latihan berbentuk system anaerobik.
karbohidrat tetapi juga berasal dari Kedua perlakuan terdapat per-
lemak untuk mencukupi energi selama bedaan pengaruh pada nilai low density
aktivitas otot. lipoprotein dan trigliseride dan tidak
Teori Jansen (2001) diperkuat ada perbedaan dalam nilai kolesterol
oleh McArdlle, et al (1986), menyatakan dan high density lipoprotein. Hal ini
bahwa setiap latihan yang dilakukan dikarenakan karena kolesterol merupa-
akan terjadi ambang batas atau thre- kan molekul kompleks sehingga sulit
shold pada system kardioavaskuler. dalam penguraian. High density lipopro-
Dan jika latihan tersebut dilakukan tein merupakan produk akhir dari
secara berulang-ulang maka akan mun- pembakaran Low density lipoprotein dan
cul respon adaptasi kardiovaskuler. kolesterol melalui jalur penguraian
Selama kontraksi yang dilakukan pada asam lemak menjadi asam piruvat.
intensitas ringan maka respon kardio- Sedangkan Low density lipoprotein dan
vaskuler masih mampu mencukupi trigliseride adalah satu molekul yang
kebutuhan oksigen ke otot selama sama. Selain itu, HDL merupakan alat

196 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 187-198
transport trigliseride. Karbohidrat seba- 1. Senam aerobik intensitas ringan
gai sumber enrgi utama jika tidak pada zona 65% MHR, pelaksanaan
digunakan maka akan disimpan dalam 3 kali seminggu selama 6 minggu
bentuk very low density lipoprotein dalam dengan diet rendah karbohidrat 10%,
sel otot. Jika dibutuhkan akan dubah durasi 80 menit dapat memperbaiki
menjadi trigliseride dan diangkut oleh profil lipid pada wanita menopause
HDL ke dalam hati. ada suatu hukum, dengan p < 0,05
jika kadar trigliseride meningkat maka 2. Senam aerobik intensitas sedang-
HDL akan berkurang karena bertugas pada zona 75% MHR, pelaksanaan
semakin banyak dalam pengangkutan 3 kali seminggu selama 6 minggu
trigliseride. Tetapi jika trigliseride dengan diet rendah karbohidrat 50%,
turun, pengangkutan trigliseride ke durasi 60 menit dapat memperbaiki
hati akan berlangsung lama. HDL profil lipid pada wanita menopause
selalu bertugas dalam pengangkutan dengan p < 0,05
trigliseride. Karena kadar TG turun 3. Ada perbedaan pengaruh senam aero-
maka high life HDL menjadi lebih bik intensitas sedang dan ringan dalam
lama,tetapi sel tetap memproduksi memperbaiki profil lipid darah pada
HDL, sehingga terjadi peningkatan wanita menopause dalam hal low
HDL. density lipoprotein dan trygliseride

KESIMPULAN DAN SARAN B. Saran


A. Kesimpulan Perlu dilakukan penelitian
Dari hasil penelitian Senam lanjut yang lebih ketat dalam pola
Aerobik Intensitas Sedang Dengan Diet makan atau diet yang dilakukan oleh
Rendah Karbohidrat Memperbaiki responden. Sehingga akan memberikan
Dislipidemia Pada Wanita Menopause, pengaruh yang signifikan antara senam
berdasar pada hasil menujukkan, aerobik dengan perbaikan profil lipid
bahwa : pada wanita menopause.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Basile and Borgia. 1996. Lipoprotein in Heart Desease Perfussion.

Giada, Baldo, Enzi, Baiocchi, Zulliani, Vitale and Fellia. 1991. Specialized Physical
Training Programs ;Effects on Serum Lipoprotein Cholesterol,Apoprotein
A-1 and B and Lipolytic Enzymes Activities : J.Sports Med. Phys. Fitness.

Perbedaan Senam Aerobik Intensitas Ringan ... (Dwi Rosella Komala Sari) 197
Guyton and Hall. 1996. Textbook of Medical Physiology. Philadhelphia : W.B.Saunders
Co.

Hendromartono. 2009. Bridging The Gap in Dislipidemia. Division of Endocrinology


and Metabolism, Department of Internal Medicine Dr. Soetomo Teaching
Hospital – Airlangga University School of Medicine, Surabaya Sunday, 25
January 2009 14:15 Yoga Buana. http://www.lontar.ui.ac.id/
file?file=digital/125516-S09130fk...Bilbiografi.pdf. Diakses : 25 Januari 2010.

Jansen. 2001. Exercise Physiology. Lactate Threshold Trining, Philadhelphia :


W.B.Saunders Co.

Kraemer dan Shen, J., 2002. Lipids and Lipid Metabolism in the Body. Hormone-
Sensitive Lipase. Division of Endocrinology.Department of
Medicine.Stanford University. Stanford. CAVeterans Administration Palo
Alto Health Care System. Palo Alto.CA. Journal of Lipid Research.

Kusumoto. 1995. Cardiovascular desease. In. Mc Phee,S.J.Laingappa. V.R. Ganong. W.F.


and Large, J.D. eds. Pathophysiology of Desease. 1sted : Prentice-Hall Int.Inc
Conecticutt

Manuaba, dan Gede, IB., 2008. Mamahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan: Jakarta

Mitchell. 1998. The Physician and Sports Medicine. Controlling Blood Lipids: part I. A
Practical Role For Diet and Exercise. New York : McGraw Hill Co

Pollock & Wilmore. 1990. Exercise in Health and Desease Evaluation and Prescription for
Preventionand Rehabilitation, 2nd. Philadelphia : Ed. Sounders.

Soekarno, W., Kushartanti, B.M.W & Nurhadi, M. 1996. Dasar Latihan Senam Aerobik.
Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan IKIP Yogyakarta

Szafran & Smielak-Korombel. 1998. The Role oh Estrogens in Hormoal Regulations of


Lipid Metabolismin Women. Przegl. Lek

Varady, J., and Peter., 2002. Combination Diet and Exercise Intervenstion For The Treatment
of Dyslipidemia. An Effective Primanari Strategy To Lower Chlesterol. School
of Dietetics and Human Nutrition, McGill University. Ste Anne de
Bellevue.QC.Canada. http://jn.nutrition.org/cgi/reprint/135/8/1929.
Diakses:l 22 April 2010

Wilmore and Costill. 1994. Physiology Exercise. Physiology Heart rates and Pulse
Palpitation as A Means of Determining ExerciseIntensity in An Aerobic
Dance Class. Phyladhlephia : Sports Med.

198 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 187-198

You might also like